PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. PENGENALAN SUTT/SUTET
1.1. Pendahuluan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit
ke Gardu Induk atau dari Gardu Induk ke Gardu Induk atau dari Gardu Induk ke
konsumen tegangan tinggi. Berdasarkan besaran tegangan yang saat ini masih
digunakan PLN, SUTT memiliki tegangan 70 kV dan 150 kV sedangkan SUTET
memiliki tegangan 500 kV. Pembangunan SUTT/SUTET adalah merupakan
rangkaian proses yang panjang yang dimulai dari survey jalur, pengadaan lahan,
pekerjaan pondasi, pengadaan material (tower, konduktor, isolator dan asesoris),
erection tower, pembebasan jalur dari tanaman dan tumbuhan (ROW) dan
pemasangan konduktor (stringing).
Penarikan Konduktor pada dasarnya adalah Kerja Tim yang melibatkan PLN
selaku pemilik proyek dan Kontraktor selaku pelaksana. Setiap individu didalam Tim
tersebut harus dapat bekerja sama secara sinergis untuk melaksanakan kegiatan
penarikan konduktor sesuai jadwal yang sudah disepakati bersama. Peran PLN
dalam Tim tersebut utamanya adalah :
Memastikan kebutuhan material (konduktor, GSW/OPGW, isolator, asesoris)
untuk stringing tersedia lengkap.
Memastikan bahwa proses pembayaran untuk ROW berjalan lancar.
Memastikan bahwa semua permasalahan sosial yang timbul dapat diselesaikan
dengan baik.
Memastikan koordinasi dengan pihak – pihak yang terkait untuk kelancaran
proses penarikan berjalan dengan baik.
1.2.1. Pondasi
Pondasi adalah suatu bangunan dibawah tanah sebagai titik tumpu berdirinya tower.
Bangunan pondasi harus kuat karena tower yang berdiri diatasnya memberikan 2
(dua) jenis gaya, yaitu :
- Gaya vertikal yang dihasilkan oleh beratnya tower
- Gaya transversal yang dihasilkan oleh adanya tiupan angin dan tarikan
konduktor
Kekuatan pondasi dipengaruhi oleh kondisi tanah dimana pondasi itu dibangun.
Luasan tanah yang diperlukan untuk membangun pondasi tower ditentukan
berdasarkan jenis tower yang akan dibangun. Pada umumnya kebutuhan luasan
tanah untuk lattice tower yang banyak dibangun PLN adalah sebagai berikut :
Adapun jenis – jenis tanah yang biasa dijumpai adalah : tanah normal, tanah
berlumpur, tanah berpasir dan tanah berbatu. Dengan demikian, jenis pondasi tower
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis tanahnya sebagai berikut :
a. Normal Fondation
Adalah jenis pondasi untuk tanah normal seperti gambar berikut ini :
Stub
Plinth Chimney
Slab
Pondasi Normal
b. Special Fondation
Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek. Pondasi ini tidak
perlu tinggi tapi harus lebar untuk menjaga agar tower tidak roboh (L x L = L 2).
c. Rock Fondation
Jenis pondasi ini dipergunakan pada tanah berbatuan dimana bearing capacity
tanahnya > 5 Kg/cm2. Semua pondasi di cor, chimney tidak perlu tinggi (30 – 50
cm) dan hanya untuk membungkus besi stub agar tidak karatan.
d. Raft Fondation
Jenis pondasi ini dipergunakan untuk daerah yang keadaan tanahnya sangat
lembek dan berair. Ketinggian pondasi kurang lebih 50 cm namun cukup luas
dan lebih besar dari pondasi spesial jadi seperti rakit dan seolah – olah
mengambang.
g. Special Pile
Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis special. Dibuat dengan
concrete cetakan dengan penampang bujur sangkar (30x30 cm atau 40x40 cm)
atau penampang lingkaran dengan diameter 30 – 40 cm.
1.2.2. Tower
Tower adalah struktur bangunan tinggi diatas pondasi yang berfungsi untuk memikul
beban konduktor dan kawat tanah. Tower listrik harus kuat terhadap beban yang
bekerja padanya, antara lain yaitu:
- Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan).
- Gaya tarik akibat rentangan kawat.
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.
b. Tower beton
Konstruksi tower beton sama seperti tower steel pole, hanya saja materialnya
terbuat dari beton.
Berdasarkan fungsinya ada dua jenis tower, yaitu tower penyanggah (suspension
tower) dengan sudut penyimpangan < 3 0 dan tower tarik (tension tower) dengan
sudut penympangan > 30. Tabel berikut memperlihatkan penamaan tipe tower
berdasarkan besaran sudut penyimpangan:
g. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi
yang berbeda tegangan operasinya.
Body Extension (+ 0, + 3, + 6, + 9)
Konduktor (kawat penghantar) berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Penghantar untuk saluran transmisi lewat udara
(Overhead Lines) adalah kawat-kawat tanpa isolasi (bare, telanjang) yang
bentuknya :
- padat (solid),
- berlilit (stranded) atau
- berongga (hollow),
dan terbuat dari logam biasa, logam campuran (alloy) atau logam paduan
(composite). Untuk tiap-tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun
sebagai kawat berkas (bundled conductors). Menurut jumlahnya ada berkas yang
terdiri dari dua, tiga atau empat kawat. Kawat berkas penggunaannya untuk
menyalurkan daya dalam jumlah besar. Beberapa SUTT terutama yang
diperhitungkan atau direncanakan untuk menyalurkan daya dalam jumlah yang
besar, kawat berkas digunakan dalam sistem tegangan ekstra tinggi.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki
sifat sifat sebagai berikut :
a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. tidak berat
d. biaya rendah
e. tidak mudah patah
Untuk memenuhi syarat ini biasa digunakan bahan aluminium atau tembaga.
Kawat yang dipasang tidak solid melainkan terdiri atas jalinan beberapa kawat
(stranded).
Tabel capacity penyaluran daya untuk berbagai jenis dan ukuran konduktor
dapat dilihat pada lampiran 1.
Kawat Tanah atau yang biasa disebut denga Ground Steel Wire (GSW)
biasanya terdiri dari lilitan kawat baja (St 35 atau St 50) yang ditempatkan diatas
kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung kawat penghantar terhadap
sambaran petir langsung. Selain GSW, kawat tanah lainnya yang banyak
digunakan adalah jenis OPGW (Optic Ground Wire).
Kawat Tanah jenis OPGW terdiri dari lilitan kawat aluminium baja (ACS :
Alluminium Clad Steel Wire) yang berintikan kawat aluminium berongga. Rongga
ini ditempati oleh saluran fiber optik yang digunakan untuk keperluan
telemetering, telekomunikasi, teleproteksi, teledata dan lain sebagainya.
Isolator dibuat dari bahan porselen, gelas atau polymer (composite) dan memiliki
kekuatan yang mampu untuk memikul beban mekanikal dan elektrikal.
Panjang jarak rayap isolator (creepage distance) adalah panjang jarak yang
diukur dari salah satu elektroda menyusuri bentuk permukaan isolator hingga
elektroda yang lain. Dengan demikian jarak rayap yang besar mempunyai tahanan
permukaan yang tinggi. Berdasarkan panjang jarak rayap ini kemudian ditentukan
jumlah renteng isolator untuk besaran tegangan yang digunakan sebagai berikut :
a. 70 kV = 5 piringan isolator
b. 150 kv = 12 piringan isolator
c. 500 kV = 30x2 = 60 piringan isolator (tergantung type tower)
Type Isolator :
a. Fog
b. Anti Fog
c. Special Fog
String set adalah perlengkapan untuk memegang konduktor agar tidak jatuh. String
set terdiri dari : Suspension dan tension
Suspension set terdiri dari:
- Shackle,
- Ball eye,
- Arcing horn,
- Insulator,
- Socket tongue,
- Suspension clamp,
- Armorod.
- Yoke plate,
- Ball clevis,
- Single racket,
- Arcing horn,
- Insulator,
- Sag adjuster,
- Dead end clamp.
- Terminal Jumper.
1.2.5. Asesoris
Asesoris adalah peralatan yang digunakan pada konduktor dan kawat tanah untuk
memenuhi ketentuan teknis yang dipersyaratkan. Beberapa asesoris yang
digunakan pada SUTT/SUTET adalah sebagai berikut :
b) Perentang (spacer)
Perentang (spacer) dipasang untuk kawat berkas agar konduktor dalam satu fasa
tidak mendekat atau bertumbukan karena adanya gaya elektromekanis atau angin.
Spacer dipasang di dekat tiang dengan jarak sesuai ketentuan yang berlaku dalam
kontrak, pada umumnya 15 – 40 meter untuk SUTT 150 kV dan 75 meter untuk
SUTET 500kV dan ditengah span (midspan).
Arching
horn
Armour rod
Damper
konduktor
d) Peredam (damper)
Peredam (damper) dipasang dekat pengapit (fitting clamp isolator) untuk
menghidarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibration).
e) Jumper terminal
Adalah terminal untuk pennyambung konduktor pada tiang tension.
f) Arcing Horn
Adalah tanduk api untuk menghindarkan terjadinya loncatan api listrik akibat
kelebihan muatan sehingga loncatan api listrik terjadi antar arcing horn bukan
antar konduktor dengan tiang melalui permukaan isolator.
g) Dead-end clamp
Adalah kompresion klem yang dipasang pada tiang tension untuk menjepit
konduktor.
h) Sag Adjuster
Adalah peralatan untuk memudahkan/mengatur andongan konduktor pada waktu
sagging .
i) Yoke Plate
Adalah peralatan transmisi yang digunakan untuk menggantungkan isolator
(suspension) dan memegang tarikan konduktor pada tiang tension.
j) Suspension Clamp
Adalah klem yang berfungsi untuk memegang konduktor pada tiang
penyangga(suspension tower).
Gambar selengkapnya dari aksesoris string set tersebut bisa dilihat pada
lampiran.
k) Protector tube
Adalah alat untuk mengamankan sambungan /Joint konduktor supaya tidak terjadi
kerusakan pada waktu konduktor ditarik melalui montage roll.
2. PERALATAN STRINGING DAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
d. Kondisi cuaca.
Gambar 3.1.
b) Lanyard
Contoh Lanyard dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2.
c) Safety Helmet
Contoh Safety Helmet dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3.
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benturan pada bagian keras dan
benda jatuh.
d) Safety Shoes
Contoh Safety Shoes dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4.
Berfungsi untuk melindungi kaki dari bahaya terbentur serta material
tajam.
e) Kacamata Pengaman
Contoh Kacamata Pengaman dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5.
Berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar ultra violet langsung
serta material kecil (debu )
Gambar 3.6.
g) Keyker / Teropong
Contoh Keyker / Teropong dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7.
h) Peralatan Komunikasi
Contoh Peralatan Komunikasi dapat dilihat pada gambar 3.8.
Gambar 3.8.
Berfungsi sebagai alat komunikasi 2 (dua) arah.
3.1.3 Prosedur keselamatan (Safety Procedure) dalam memanjat tower
Persyaratan personil yang akan memanjat tower :
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Mempunyai kompetensi dalam memanjat tower.
c. Ada pengawasan dalam setiap pemanjatan.
d. Memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan.
I. Tahap I Persiapan
Hal-hal yang harus dilakukan :
1) Pelajari rencana kerja (pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tower
harus direncanakan dengan sebaik-baiknya).
2) Pelajari dan pahami surat perintah kerja (SPK) / instruksi kerja (IK)
3) Pastikan kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan siap
4) Siapkan peralatan kerja dan material yang diperlukan.
5) Siapkan dan periksa alat pelindung diri (APD) yang diperlukan.
6) Pastikan sudah ada pembagian tugas yang harus dilakukan oleh para
pemanjat.
7) Pahami dan antisipasi tempat – tempat yang rawan bahaya.
8) Pastikan lokasi tower (nomor tower) yang akan dipanjat sudah betul
9) Pastikan kondisi tower dalam keadaan aman untuk dipanjat
10)Pastikan cuaca dalam keadaan baik
Gambar 3.9.
III.2.4 Simpul Sheet Bend
Seperti halnya simpul Reef Knot, Ikatan ini juga sebagai ikatan
penyambungan yang bersifat khusus yaitu jenis bahan tali yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Bagian yang elastis digunakan pada bagian yang menyilang.
Contoh Simpul Sheet Bend dapat dilihat pada gambar 3.10.
Bagian yang
menyilang
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
III.2.6 Simpul Clove Hitch
Simpul ini digambarkan sebagai Ikatan Kelopak Bunga Cengkeh. Simpul ini
sama dengan pola ikatan simpul pangkal. Penggunaan simpul ini adalah
untuk mengikat benda agar tidak bergeser pada media yang tidak berujung.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 3.17.
Gambar 3.18
.
Dalam kondisi yang demikian, segera salah seorang petugas memanjat ke
tiang / tower dengan membawa tambang dan memeriksa kondisi petugas
yang mengalami kecelakaan. Selanjutnya bila perlu segera berikan
pertolongan napas bantuan.
Gambar 3.19.
Bila kondisi darurat sudah dapat dilalui seperti yang tampak pada gambar
3.20. maka dilakukan persiapan tali dengan penempatan yang tepat agar
tidak membahayakan.
Gambar 3.20.
Gambar 3.21.
Selanjutnya perhatikan gambar 3.22. yang menyesuaikan penempatan tali
kelengkapan pelaksanaan Pole Top Rescue.
Letakkan simpul pada bagian dada korban dari sebelah kanan sehingga tidak
menghimpit jantung. Atur pula posisi badan dengan sedikit kekiri memberikan
bobot bagian atas dengan mambiarkan kepala terkulai kekiri, yang perlu diingat
adalah tetap tidak melepaskan Helm / topi pengaman agar memberikan
perlindungan terhadap benturan benda keras saat menggereknya ke bawah.
Gambar 3.22.
Sedangkan yang tampak pada gambar 3.23. adalah cara membuat simpul yang
di rekomendasikan untuk sampai pada tingkat aman dengan melebihkan bagian
ujung tali sedikitnya satu meter atau lebih.
Gambar 3.23.
Sedangkan pada gambar 3.26. adalah prosedur penurunan beban, namun pada
kedua gambar tersebut ada sedikit perbedaan dimana disarankan sebaiknya
diperhatikan gambar A yang menempatkan ujung sisi beban justru dibagian
dalam dan posisi penguncinya. Hal ini memungkinkan lebih meyakinkan dari
kemungkinan, akan bergeser dan terlepas keluar dari posisinya.
Gambar 3.26.
Gambar A Gambar B
Gambar 3.27.
4. PENCEGAHAN KECELAKAAN
DALAM PEMASANGAN KONDUKTOR SUTT / SUTET
Unsafe Action adalah Sikap atau tingkah laku manusia yang tidak aman
(berbahaya).
Contoh-contoh Unsafe Action diantaranya adalah :
- Lalai, ceroboh
- Bergurau di tempat kerja
- Bekerja dengan cara yang salah
- Menggunakan alat yang rusak
- Bekerja tanpa wewenang
- Tidak nenakai alat Pelindung diri (AD)
- Dan lain-lain.
Terhadap Karyawan :
a. Luka ringan , luka berat, cacat atau bahkan tewas.
b. Penderitaan dan kesedihan
c. Beban Masa Depan
d. Dan sebagainya.
On Becoming the Center of Excellence
39
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Terhadap Perusahaan
a. Kehilangan Jam Kerja
b. Timbulnya biaya pengobatan
c. Kerusakan Instalasi
d. Merusak nama baik perusahaan
e. Kelambatan produksi
f. Dan sebagainya.
Terhadap Masyarakan
a. Kerusakan Lingkungan
b. Kerusakan Harta Benda
c. Kehilangan jiwa
d. Dan Sebagainya.
langsung tancap gas. Sang tunas bangsa terlindas ban truk tanpa pernah
sempat bangun dari tidurnya serta meninggal dunia.
Ada masalah lain yang harus diperhatikan antara lain masalah koordinasi pihak
manajemen dengan pelaksana dilapangan, masalah perlunya pengawas K3
dilapangan, pengecekan ulang tentang aturan yang sudah menjadi
kesepakatan bersama serta menyusun petunjuk kerja berikut check list
sebagai senjata pengamanan.
Pihak manajemen :
a. Pihak Manajemen harus memberikan jaminan kerja yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku (misalkan jaminan Asuransi Tenaga Kerja dalam jangka
waktu serta lokasi kerja yang sesuai peruntukannya)
b. Pihak Manajemen selalu terus menerus memperhatikan dan melaksanakan
aturan K3 yang telah ada di lingkungan PT PLN (Persero)
c. Pihak manajemen harus selalu memonitor penggunaan dan kondisi peralatan K3
(alat pelindung diri) yang digunakan oleh pekerja.
d. Pihak Manajemen harus terbuka terhadap umpan balik kondisi peralatan K3 dari
pelaksana di lapangan serta mengambil langkah strategis sesuai bidang
tugasnya.
e. Buat surat pengumuman ke khalayak ramai terutama seluruh daerah yang akan
dilalui oleh SUTT / SUTET tentang hal-hal antisipasi yang harus diketahui oleh
warga masyarakat saat Pemasangan Konduktor berlangsung. Penjelasan dalam
surat pengumuman harus jelas, menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
mudah dipahami masyarakat luas.
Pihak pelaksana
a. Selalu memulai kegiatan dengan berdoa sesuai agama masing-masing.
b. Pelaksana pekerjaan Penarikan Konduktor harus selalu melakukan pengecekan
sebelum Peralatan Pengaman dan Pelindung Diri digunakan,
c. Gunakan Peralatan Pengaman dan Pelindung Diri dengan baik dan benar (sabuk
pengaman/body hardness, helm pengaman, kacamata ultra violet, masker anti
polusi udara, sepatu panjat)
d. Jangan sekali-kali menggunakan peralatan Pengaman dan Pelindung Diri yang
diperkirakan rusak atau berpotensi rusak saat digunakan sehingga
membahayakan penggunanya.
e. Gunakan peralatan Pengaman dan Pelindung diri yang memenuhi standar serta
telah teruji dengan baik (bila perlu lakukan pengujian langsung di lapangan).
f. Sebelum memasang grounding sementara ke konduktor, yakinkan bahwa
konduktor tersebut telah bebas tegangan antara lain dengan cara :
- Melakukan koordinasi dengan pengawas lapangan, operator GI, dispatcher,
Unit Pengelola Transmisi, bahwa SUTT / SUTET telah bebas tegangan dan
bukan padam karena ada gangguan sehingga tidak mungkin dilakukan
pemasukan kembali oleh operator GI di kedua sisi.
- Melakukan pengecekan tegangan dengan menggunakan Voltage Detector.
- Ada ijin kerja dari Pengawas Lapangan / Kepala regu sesuai ketentuan yang
ada di perusahaan.
g. Grounding stick harus standar dan dipasang sesuai urutan. Sebagai contoh bila
akan memasang grounding ke konduktor, maka yang terlebih dahulu harus
dipasang adalah kabel grounding yang dihubungkan ke body tower. Bila kabel
Hal - hal lain yang perlu mendapat perhatian untuk ketertiban dan keselamatan
a. Team Work
Penarikan konduktor adalah kerja beregu (team work). Artinya pelaksanaan
pekerjaan ini harus dilakukan bersama-sama dalam bentuk tim kerjasama yang
saling mendukung antara satu dan lainnya.
Pelaksanaan pekerjaan mengandung kerawanan terutama bila terjadi salah
komando penarikan. Untuk itu sebagai tambahan, perlu diberikan pengertian
pentingnya nilai kebersamaan (team work) kepada seluruh petugas.
Peran Kepala Regu sangat sentral. Selain mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, setiap malam Kepala Regu merencanakan kegiatan esok
harinya serta membagi tenaga kerjanya. Rencana ini dibahas bersama kepala
kelompok kerjanya.
Sebagai contoh dalam satu hari pekerjaan yang akan dilakukan adalah
persiapan maka langkah yang dilakukan sesuai jumlah SDM yang ada :
- memasang isolator dan montage roll
- memasang perancah
- mengatur lokasi mesin penegang
- mengatur lokasi mesin penarik
- mengatur kendaraan yang diperlukan lengkap dengan pengemudinya,
dan lain sebagainya.
papan pengumuman. Malam hari atau esok paginya petugas tinggal melihat
tugasnya apa langsung bersama regunya menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan serta menuju ke kendaraan yang akan membawanya ke lokasi yang
telah ditentukan.
Dengan demikian tidak terjadi kerancuan kerja karena semua telah sepakat
untuk bekerja sesuai target yang ditentukan.
b. Dapur Umum
Lokasi penarikan SUTT / SUTET umumnya terletak jauh dari pemukiman.
Akibatnya relatif tidak mudah untuk mendapatkan konsumsi yang diperlukan oleh
pekerja. Pekerjaan penarikan konduktor merupakan kerja berat yang
membutuhkan fisik prima sehingga perlu ditunjang oleh makanan dan minum
(terutama air putih) dalam jumlah yang cukup dan bergizi.
Selain itu kadang waktu makan siang tiba ketika petugas sedang berada di atas
tower. Turun untuk makan dan kembali lagi memanjat keatas merupakan satu
faktor yang berat. Kenyataannya banyak yang memilih makan diatas tower (tentu
saja sarana safety telah terpasang dengan baik).
Peran petugas masak juga diperlukan saat petugas pulang dari lapangan,
makanan sebaiknya juga sudah harus siap karena rata-rata petugas pulang
dengan kondisi lapar.
Pelaksanaan pengembalian ini harus cermat dan jangan sampai ada yang
tertinggal karena memang sifatnya harus dipertanggungjawabkan dengan pihak
penerima (petugas gudang peralatan dan petugas gudang material)
5. PROSEDUR STRINGING
(PEMASANGAN KONDUKTOR) SUTT / SUTET
Cross arm yang akan dibebani dengan gaya tarik yang berlebihan
juga harus dipasang temporary skur.
300 m2. Puller site biasa disebut dengan stringing car, reel winders
dan reel untuk messanger wire ditempatkan dengan susunan sesuai
gambar berikut :
Drum
c. Pemasangan Tensioner
Tensioner ditempatkan segaris dengan arah penarikan
konduktor dan berfungsi untuk memberikan tegangan
konstan pada penarikan. Bila konduktor ditarik dari tensioner
dengan sudut >50 terhadap horisontal maka didepan
tensioner harus dipasang snatch block yang berfungsi untuk
memperkecil sudut atau dapat juga dengan memasang
stringing sheaves (montage roll).
5.3.4. Pemasangan isolator dan montage roll konduktor serta montage roll
GSW di tower suspensi.
Untuk tower tension hanya dipasang montage roll, sedangkan
isolator di tower tension dipasang saat sagging.
wire (steel wire) 8 mm, yang biasa disebut dengan kawat pancingan,
dilakukan secara manual dari tower ke tower sepanjang stringing
section. Apabila stringing section tersebut melewati sungai yang
lebar, rawa – rawa, lembah atau daerah yang sulit untuk dilewati
dengan berjalan kaki ataupun tidak adanya moda transportasi yang
bisa digunakan, maka pilot wire digelar dengan menggunakan
messanger wire gun. Messenger wire gun ini mampu membawa
pilot wire dalam jarak + 300 m dengan pilot wire dari nylon rope,
yang nantinya akan diganti dengan steel wire.
b. Puller site
Setelah semua persiapan yang diperlukan siap maka konduktor
ditarik dengan stringing car melalui messenger wire yang
dilewatkan melalui capstan dan digulung pada reel yang
dipasang pada reel winder menurut arah penarikan. Tegangan
tarik maksimum yang diberikan pada konduktor selama
penarikan berlangsung dijaga agar < 1/3 tegangan sagging
maksimum konduktor atau dijaga agar konduktor tetap diatas
semua halangan – halangan yang terdapat ditanah. Untuk
mengetahui kuat tarikan konduktor/kawat tanah dapat diketahui
melalui Tension meter.
5.5.11. Clamping
Sekali konduktor telah ditarik dan diatur sesuai target, maka
konduktor harus di klem ke tension insulator string pada section
tower.
Untuk SUTT dengan twin konduktor dan SUTET Quaddrupple,
untuk meminimalkan perbedaan antara 2 (dua) sag sub
konduktor, maka come along salah satu sub konduktor dilengkapi
dengan tambahan lever block ditarik dan diatur untuk
menentukan posisi pemotongan konduktor untuk clamping.
Sag untuk konduktor twin dan konduktor Quaddruple dapat diatur
dengan sag adjuster.
5.6. Jumpering
Sebagai tindak lanjut proses clamping dan clipping in, pada kedua sisi
tension tower jumper dipasang diantara kedua tension clamp.
Pemasangan jumper ini untuk mendapatkan jarak bebas yang cukup antar
tower member dengan konduktor. Panjang konduktor untuk jumper untuk
setiap tower tension ditentukan dengan pengukuran langsung
menggunakan jumper buatan dalam bentuk busur. Jumper socket dari
tension clamp dipasang pada kedua ujung dari jumper konduktor dengan
menggunakan hydraulic compressor sesuai spesifikasi pabrikan. Jumper
untuk setiap phase harus dibentuk sama/identik. Khusus untuk twin
konduktor, jumper harus diatur pada level yang sama dan ditempatkan
seragam dengan jumper spacer.
Arah tarikan
sagging