Anda di halaman 1dari 9

1.

Komunikasi efektif dan terapeutik topik-topik yang nienimbulkan kepekaan dan


(Cara, hambatan, tahapan, faktor, berdampak secara emosional);
dasar)
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dilaksanakan
Komunikasi efektif adalah komunikasi dengan tujuan:
yang mampu untuk menghasilkan perubahan
sikap pada orang yang terlihat dalam 1) Membantu pasien untuk memperjelaskan
komunikasi.Tujuan komunikasi efektif dan mengurangi beban perasaan dan
adalah memberi kemudahan dalam memahami pikiran serta dapat mengambil tindakan
pesan yang disampaikan antara pemberi dan untuk mengubah situasi yang ada bila
penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pasien percaya pada hal-hal yang
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan diperlukan
melatih menggunakan bahasa non verbal 2) Mengurangi keraguan, membantu dalam
secara baik. hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
Komponen Dalam Komunikasi
1.Komunikator / Pengirim pesan 3) Mempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dan dirinya sendiri dalam hal
2. Komunikan / penerima pesan Penerima peningkatan derajat kesehatan
pesan mrp org yg menerima berita atau 4) Mempererat hubungan atau interaksi
lambang . antara klien dengan terapis (tenaga
kesehatan) secara professional dan
3. Pesan Berita yang disampaikan oleh proporsional dalam rangka membantu
pengirim pesan melalui lambang, pembicara, menyelesaikan masalah klien.
gerakan atau sikap.
Berikut adalah hal-hal yang perlu
4. Media Sarana atau saluran dari komunikasi.
diperhatikan terapis dalam
Dapat berupa media cetak, audio, visual, atau
membentuk hubungan terapeutik:
audio visual.
1. Memperhatikan semua komunikasi verbal
5. Umpan Balik Reaksi komunikan sebgai dan nonverbal pasien.
dampak atau pengaruh dari pesan yg 2. Mendengarkan dan menghadirkan diri, baik
disampaikan, baik secara lgs maupun tidak lgs secara fisik maupun emosional.
3. Menyadari perasaan dan peka terhadap
Faktor-faktor yg mempengaruhi proses situasi pasien.
komunikasi : 4. Membentuk hubungan interpersonal untuk
memfasilitasi penyelesaian masalah dan
1) budaya; 2) nilai (kepercayaan dan
perubahan perilaku yang diperlukan untuk
peraturan kehidupan masyarakat); 3) keadaan
fungsi adaptif pasien.
emosional (perasaan yang memengaruhi pola
komunikasi); 4) orientasi spiritual; 5)
Hambatan Komunikasi
pengalaman internal (misalnya dampak
1. Faktor yang bersifat teknis. Yaitu kurangnya
biologis dan psikologis pada bagaimana
penguasaan teknik komunikasi yang mencakup
seseorang menginterpretasikan situasi
unsur-unsur yang ada dalam komunikator
kehidupan); 6) kejadian-kejadian di luar
dalam mengungkapkan pesan, menyandi,
individu; 7) sosialisasi keluarga mengenai
lambang-lambang, kejelian dalam memilih
komunikasi; 8) bentuk hubungan; 9) konteks
media, dan metode penyampaian pesan.
hubungan saat ini; 10) isi pesan (misalnya
2. Faktor yang bersifat perilaku. Bentuk dari 1. Tetapkan alasan pasien untuk mencari
perilaku yang dimaksud adalah perilaku bantuan
komunikan yang bersifat sebagai berikut. 2. Bina hubungan sating percaya,
a. pandangan yang bersifat apriori, penerimaan, dan komunikasi terbuka.
b. prasangka yang didasarkan atas emosi, 3. Terapis mengkaji pasien. Eksplorasi
c. suasana yang otoriter, pikiran, perasaan, dan tindakan pasien.
d. ketidakmauan berubah walaupun salah, 4. Identifikasi masalah pasien berdasarkan
e. sifat yang egosentris. prioritas dan diagnosis.
5. Tetapkan tujuan bersama dengan pasien.
3. Faktor yang bersifat situasional yaitu 6. 6. Rumuskan bersama kontrak yang
kondisi dan situasi ekonomi, sosial, bersifat saling menguntungkan mencakup
politik, dan keamanan. Sedangkan nama, peran, tanggung jawab, harapan,
menurut Stuart dan Sundeen (1998) tujuan, tempat pertemuan, waktu
hambatan kemajuan hubungan terapeutik pertemuan, kondisi untuk terminasi, dan
terapis — pasien terdiri atas hal-hal kerahasiaan.
berikut:
a. Resisten. Resisten adalah upaya pasien Tahap 3: kerja.
untuk tetap tidak menyadari aspek 1. Terapis merencanakan intervensi dart hasil
penyebab ansietas yang dialaminya. yang akan dicapai.
Perilaku resisten ini biasanya ditujukan 2. Eksplorasi stresor yang relevan dengan cara
pasien pada fase kerja, karena pads fase memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan
ini banyak berisi proses penyelesaian masalah, pemikiran, dan perasaannya.
masalah.
b. Transferen. Transferen merupakan reaksi 3.Terapis menggunakan pendekatan
tidak sadar di mana pasien mengalami pemecahan masalah dalam bekerja sama
perasaan dan sikap terhadap terapis yang dengan meningkatkan pengembangan
pada dasarnya terkait dengan tokoh di penghayatan dari penggunaan mekanisme
dalam kehidupannya yang lalu. Ada dua koping pasien yang konstruktif.
jenis utama yaitu reaksi bermusuhan dan
4. Terapis mendorong dan mengajarkan
tergantung. koping kepada pasien.

Fase – fase dalam komunikasi 5. Terapis menganjurkan pasien untuk


terapeutik Terdapat empat tahap mempraktikkan perilaku adaptif dan
hubungan terapeutik antara terapis mengevaluasi efektivitas dari upaya tersebut.
dan pasien.
6. Bahas dan atasi perilaku yang resistan.
Tahap 1: prainteraksi.
1. Eksplorasi perasaan, fantasi, dan rasa
takut dalam diri. Tahap 4: terminasi.
2. Analisis kekuatan dan keterbatasan
profesional diri. 1. Bina realita tentang perpisahan dengan cara
3. Kaji data mengenai pasien jika mengekspresikan perasaan tentang terminasi.
memungkinkan.
2. Observasi kemajuan terapi dan pencapaian
4. Rencanakan jadwal untuk pertemuan
tujuan. Terapis mengevaluasi hasil, mengkaji
pertama dengan pasien.
ulang masalah, tujuan, dan intervensi.
Tahap 2: perkenalan atau orientasi
(pengkajian dan analisis).
3. Terapis mengobservasi klien terhadap 1) Memberi kesempatan untuk melakukan
adanya perilaku regresif. apa saja yang disenangi lansia asal tidak
membahayakan dirinya.
4. Terapis mengevaluasi keseluruhan
2) Menerima hasil kerja mereka apa adanya
hubungan terapis dengan pasien,
dan hindarkan sikap mencela.
mengeksplorasi secara timbal balik perasaan
3) Berkomunikasi atau berbicara kepada
penolakan, kehilangan, kesedilian dan
mereka dengan lembut, bila hasilnya kurang
kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya.
memuaskan.
http://digilib.uinsby.ac.id/1081/5/Bab%202.pdf
Menurut World Health Organization (1982),
pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
2. PSIKOLOGI KEDOKTERAN GIGI
Ø Menikmati hasil pembangunan (sharing the
psikologi (dari bahasa yunani kuno : benefits of social development)
psyche=jiwa dan logos=kata) Ø Masing-masing lansia mempunyai
dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang keunikan (individuality of aging persons)
mempelajari tentang jiwa mental secara Ø Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai
langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi hal (nondependence)
psikologi membatasi pada manifestasi dan Ø Lansia turut memilih kebijakan (choice)
ekspresi dari jiwa atau mental tersebut, yaitu Ø Memberikan perawatan di rumah (home
berupa tingkah laku dan proses atau care).
kegiatannya, sehingga psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang Dokter pun dapat mengubah cara mendekati
mempelajari tingkah laku dan proses mental. lansia yang sehat maupun yang sakit.melalui
Konseling,pengajaran dan membentuk
12
hubungan psikologi dengan kedokteran gigi hubungan terapis.
adalah jika secara general tentang bagaimana - saat bekerja dengan lansia, membicarakan
mahasiswa/i kedokteran mengalami proses kenangan merupakan pendekatan
pendidikan kedokteran itu sendiri, bagaimana menguntungkan yang dapat digunakan untuk
mereka berproses dalam ruang lingkup membentuk hubungan terapeutik.
kedokteran gigi tersebut. psikologi berbicara -ajak berbicara lansia tentang pengalaman
tentang jiwa dan mental sedangkan kedokteran mereka-perkawinan,anak,cucu,dan pekerjaan
gigi berbicara atau berkutat tentang dulu bagaimana.
pengetahuan mengenai gigi dan yang ada - untuk mengimbangi perubahan
keterkaitannya dengan gigi, dalam kedokteran penglihatan ,dokter harus melakukan
gigi juga mempelajari tentang psikologi pengajaran dalam lingkungan yang terang
pribadi mahasiswa/i kedokteran itu sendiri dan tetapi tidakmenyitaukan.
psikologi untuk pasien. - untuk mengimbangi hilangnya
pendengaran.hilangnya kebisingan yang tak
a. Anak ada hubungannya.
b. Remaja -untuk mengimbangi masalah otot
rangka,penurunan efisiensi sistem
c. Lansia kardiovaskuler dan penurunan fungsi
ginjal,lakukan sesi pengajaran yang singkat.
Penanganan atau tindakan yang harus
-untuk mengimbangi penurunan fungsi saraf
dilakukan perawat atau pemberi asuhan adalah:
pusat lalu metabolism luangkan lebih banyak
waktu untuk member dan menerima informasi.
- waspada terhadap efek obat-obatan dan Takut Pada Rasa Sakit atau Nyeri
tingkat energy pada konsentrasi. Setelah Perawatan.
- pastikan untuk menanyakan apa yang sudah
diketahui orang itu tentang permasalahan atau Rasa nyeri pasca pencabutan gigi
tidak perawatan kesehatan sebelum misalnya atau pasca penambalan
menjelaskan. mungkin saja dialami dan rasa sakit ini
- meyakinkan lansia tentang kegunaan dari apa yang menjadi faktor penyebab
yang sedang anda ajarkan hanyalah setengah ketakutan terjadi. Belum lagi rasa
ari perjuangan untuk memotifasi mereka. ngilu saat gigi dibur (pada proses
- jaga agar sesi pengajaran tetap singkat karena penambalan gigi), proses pencabutan
rentang perhatian yang memendek memelukan gigi menggunakan tang, dan ambang
penjadwalan serangkaian sesi. rasa sakit atau sensitivitas pada tiap
orang yang berbeda-beda. Untuk
hal yang perlu diketahui dokter gigi dalam menghindari rasa sakit ini maka orang
menangani pasien lansia. mungkin akan menunda kunjungannya
1. Komukasi : komunikasi baik verbal atau ke dokter gigi.
nonverbal harus dikuasai seorang dokter gigi
untuk mengambali simpati pasien lansia.13 Takut Pada Suara atau Aroma
2. Menghindari penalaran yang bersifat Ruang Praktek.
emosional
Banyak juga ditemui orang yang takut
Sumber-Sumber Rasa Takut Ke Dokter ke dokter gigi dikarenakan oleh faktor
Gigi ini. Pada umumnya mereka memiliki
pengalaman buruk sebelumnya dengan
Takut Pada Dokter Gigi. dokter gigi. Suara mesin bur gigi
adalah suara yang paling ditakuti
Rasa takut yang disebabkan oleh dokter gigi diantara semua suara yang ada. Aroma
itu sendiri yang mirip dengan dokter umum, obat di ruang praktek juga menjadi
atau petugas kesehatan lainnya yang sumber ketakutan, karena aroma itu
berkostum putih-putih misalnya pada selalu dihubungkan dengan ruang
kelompok anak-anak. Kelompok anak-anak praktek yang berwarna serba putih,
mungkin adalah kelompok usia yang paling alat-alat operasi, atau alat-alat lainnya
banyak takut ke dokter gigi. Kunjungan dokter yang pada akhirnya setelah keluar dari
gigi dalam program puskesmas ke sekolah ruang praktek maka orang akan
dasar bisa jadi momok yang begitu mengeluh atau mengerang sambil
menakutkan bagi mereka, hampir sama dengan memegang pipinya, sungguh ilustrasi
program “suntik massal” atau vaksinasi yang yang sangat menyiksa.
kerap kali dilakukan oleh petugas-petugas
puskesmas. Profesi dokter gigi dimata anak- Takut Pada Jarum Suntik.
anak mungkin dipersepsikan sebagai seorang Tidak sedikit orang yang tidak mau ke
yang dingin, tidak berperasaan, sadis, garang, dokter gigi hanya karena takut dengan
atau kejam, yang tanpa beban membuka mulut jarum suntik. Persepsi yang muncul
mereka lalu mengobrak-abrik isinya. Persepsi adalah rasa sakit yang begitu hebat
ini dapat muncul karena ambang rasa sakit setelah disuntik dengan jarum yang
anak-anak yang begitu sensitif, rasa takut ukurannya besar. Bahkan mereka
berlebihan, serta sikap manja dari anak itu kadang menanyakan “dok, apakah
sendiri. tidak ada jalan lain selain disuntik ? ”.
Ini merupakan redaksi kalimat a. Pahami Perasaan Remaja
pertanyaan yang sering ditemui.
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi
dengan remaja, yang disebabkan karena orang
tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
3.PENANGANAN PASIEN yang diajak bicara.Agar komunikasi dapat
lebih efektif orang tua perlu meningkatkan
a. Remaja kemampuannya dan mencoba memahami
perasaan anak sebagai lawan bicara.
Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis
Dengan Remaja b. Bagaimana memahami perasaan remaja

Hal yang sering orang tua lakukan dalam Untuk memahami perasaan remaja, orang tua
berkomunikasi.Dalam berkomunikasi, orang harus menerima dulu perasaan dan ungkapan
tua ingin segera membantu menyelesaikan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah remaja, ada hal-hal yang orang tua masalah, agar ia merasa nyaman dan mau
yang sering lakukan, seperti : melanjutkan pembicaraan dengan orang tua.
Orang tua akan lebih mengerti apa yang
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada sebenarnya dirasakan remaja.
mendengarkan,
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja, Orang Tua Saat

c. Cenderung memberi arahan dan nasihat, Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja
Menyelesaikan Masalah.
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa
yang sebenarnya terjadi dan yang dialami a. Pesan kamu dan pesan saya
remaja,
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah
e. Tidak memberikan kesempatan agar penyampaian akibat perilaku anak terhadap
remaja mengemukakan pendapat, orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan
f. Tidak mencoba menerima dahulu perilakunya sehingga membuat anak merasa
kenyataan yang dialami remaja dan disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
memahaminya,
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku
tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan anak sehingga anak belajar bahwa setiap
terhadap remaja. perilaku mempunyai akibat terhadap orang
lain. Melalui pesan saya akan mendorong
2. Kunci pokok berkomunikasi dengan semangat anak, mengembangkan
remaja keberaniannya, sehingga anak akan merasa
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua nyaman.
terhadap anaknya yang beranjak dewasa b. Menentukan masalah siapa
seperti :
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara, bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui
b. Menerima dahulu perasaan remaja, masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan
karena :
c. Bicara supaya didengar.
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan harus memecahkan semua masalah.
berubah dalam cara berbicara dan
caramendengar 2) Kita harus mengajarkan kepada remaja
rasa tanggung jawab dalam memecahkan
3. Mengenal Diri Remaja masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak (tuna netra)
ikut campur urusan orang lain.
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
4) Anak perlu belajar mandiri
· Pandang klien ketika sedang bicara
Setelah mengetahui masalah siapa maka
akibatnya siapa yang punya masalah harus · Pertahankan kontak mata yang memancarkan
bertanggung jawab untuk keinginan untuk mendengarkan
menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah
masalah remaja maka tekhnik yang digunakan · Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian
adalah mendengar aktif. dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan

· Hindarkan gerakan yang tidak perlu

· Anggukan kepala jika klien membicarakan


Komunikasi Terapeutik pada Remaja
hal penting atau memerlukan umpan balik
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku
peralihan dari anak ke dewasa · Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya 2. Menunjukkan penerimaan


dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang
keluarga dan terbuka terhadap perawat. menerima :
c. Menolak orang yang berusaha · Mendengarkan tanpa memutuskan
menjatuhkan harga dirinya pembicaraan
d. Beri support penuh perhatian · Memberikan umpan balik verbal yang
e. Jangan melakukan intrupsi menapakkan pengertian

f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran · Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok
dengan komunikasi verbal
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan
rasa malu (jaga privasi) · Menghindarkan untuk berdebat,
mengekspresikan keraguan, atau mencoba
untuk mengubah pikiran klien.

Teknik Komunikasi pada Remaja 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga Tujuan perawat bertanya adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik
2. Bercerita mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan
dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan
3. Memfasilitas gunakan kata-kata dalam konteks sosial
budaya klien. Selama pengkajian ajukan
4. Meminta untuk menyebutkan pertanyaan secara berurutan.
keinginan
4. Mengulang ucapan klien dengan
5. Pilihan pro dan kontra menggunakan kata-kata sendiri.
6. Menulis Dengan mengulang kembali ucapan klien,
perawat memberikan umpan balik sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti
PADA ORANG BERKEBUTUHAN dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
KHUSUS
5. Klarifikasi
tehnik berkomunikasi yang berbeda pula,
diantaranya adalah : Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat
perlu menghentikan pembicaraan untuk
mengklarifikasi dengan menyamakan Memberi salam pada klien dengan menyebut
pengertian, karena informasi sangat penting namanya, menunjukkan kesadaran tentang
dalam memberikan pelayanan keperawatan. perubahan yang terjadi menghargai klien
Agar pesan dapat sampai dengan benar, sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai
perawat perlu memberikan contoh yang hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri
konkrit dan mudah dimengerti klien. sebagai individu.

6. Memfokuskan 11. Menawarkan diri

Metode ini dilakukan dengan tujuan Klien mungkin belum siap untuk
membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
spesifik dan dimengerti. Perawat tidak atau klien tidak mampu untuk membuat
seharusnya memutus pembicaraan klien ketika dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya
menyampaikan masalah yang penting, kecuali menawarkan kehadirannya, rasa tertarik,
jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa
yang baru. pamrih.

7. Menawarkan informasi 12. Menganjurkan klien unutk menguraikan


persepsinya
Tambahan informasi ini memungkinkan
penghayatan yang lebih baik bagi klien Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia
terhadap keadaanya. Memberikan tambahan harus melihat segala sesungguhnya dari
informasi merupakan pendidikan kesehatan perspektif klien. Klien harus merasa bebas
bagi klien. Selain ini akan menambah rasa untuk menguraikan persepsinya kepada
percaya klien terhadap perawat. Apabila ada perawat. Ketika menceritakan pengalamannya,
informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perawat harus waspada akan timbulnya gejala
perlu mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak ansietas.
boleh memberikan nasehat kepada klien ketika
memberikan informasi, tetapi memfasilitasi
klien untuk membuat keputusan.
Tuna Rungu
8. Diam
Berikut adalah tehnik-tehnik komunikasi yang
Diam memberikan kesempatan kepada dapat digunakan klien dengan pendengaran :
perawat dan klien untuk mengorganisir 1. Orientasikan kehadiran diri anda dengan
pikirannya. Penggunaan metode diam
cara menyentuh klien atau memposisikan diri
memrlukan ketrampilan dan ketetapan waktu,
jika tidak maka akan menimbulkan perasaan di depan klien.
tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk 2. Usahakan menggunakan bahasa yang
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, sederhana dan bicaralah dengan perlahan
mengorganisir pikirannya, dan memproses untuk memudahkan klien membaca gerak bibir
informasi. Diam terutama berguna pada saat anda.
klien harus mengambil keputusan .
3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di
9. Meringkas depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan
mimik wajah yang lazim.
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang
4. Tunggu sampai Anda secara langsung di
telah dikomunikasikan secara singkat. Metode
ini bermanfaat untuk membantu topik yang depan orang, Anda memiliki perhatian
telah dibahas sebelum meneruskan pada individu tersebut dan Anda cukup dekat
pembicaraan berikutnya. Meringkas dengan orang sebelum Anda mulai berbicara;
pembicaraan membantu perawat mengulang 5. Pastikan bahwa individu melihat Anda
aspek penting dalam interaksinya, sehingga pendekatan, jika kehadiran Anda mungkin
dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik
terkejut orang tersebut;
yang berkaitan.

10. Memberikan penghargaan


6. Wajah-keras mendengar orang-langsung Teknik Komunikasi pada Lansia
dan berada di level yang sama dengan dia Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan
sebisa mungkin; anatara lain :
7. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda
1. Tehnik Asertif
sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan
atau permen karet. Asertif adalah sikap yang dapat menerima,
8. Jika Anda makan, mengunyah atau merokok memahami pasangan bicara dengan menunjukkan
sikap peduli, sabar mendengarkan dan
sambil berbicara, pidato Anda akan lebih sulit memperhatikan ketika pasangan bicara agar
untuk mengerti. maksud komunikasi atau pembicaraan dapat
9. Gunakan bahasa pantomim bila dimengerti.
memungkinkan dengan gerakan sederhana dan 2. Responsif
perlahan.
10. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang
terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian
bila anda bisa dan diperlukan. petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui
11. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien
dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan sekecil apapun hendaknya segera menanyakan atau
klarifikasi tentang perubahan tersebut, misalnya
dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol) dengan mengajukan pertanyaan, "Apa yang sedang
Bapak/Ibu pikirkan saat ini ? Apa yang bisa saya
bantu ?". Berespon berarti bersikap aktif, tidak
Tuna Wicara menunggu bantuan dari klien. Sikap aktif dari
petugas kesehatan ini akan menciptakan perasaan
Teknik dalam berkomunikasi dengan klien tenang bagi klien.
gangguan wicara :
1. Dengarkan dengan penuh perhatian, 3. Fokus
kessabaran, dan jagan menginterupsi Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
2. Ajukan pertanyaan sederhana yang hanya konsisten terhadap materi komunikasi yang
membutuhkan jawaban “ya” dan “tidak”. diinginkan. Ketika klien mengungkapkan
pernyataan-pernyataan diluar materi yang
3. Berikan waktu untuk terbentuknya diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan
pemahaman dan respon. maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan
4. Gunakan petunjuk visual ( kata-kata, karena umumnya klien lansia senang menceritakan
yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan
gambar, dan objek ) jika mungkin. petugas kesehatan
5. Hanya ijinkan satu orang untuk berbicara
pada satu waktu. 4. Supportif
6. Jangan berteriak atau berbicara terlalu keras, 5. Klarifikasi
Beritahu klien jika anda tidak mengerti.
Dengan berbagai perubahan yang terjadi dengan
7. Bekerja sama dengan ahli terapi bicara jika
lansia, sering proses komunikasi tidak berlangsung
dibutuhkan. dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan
Alat bantu yang digunakan untuk pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih
berkomunikasi dengan klien gangguan wicara : dari satu kali perlu dilakukan oleh perawat agar
maksud pembicaraan kita dapat diterima dan
1. Papan tulis dan spidol dipersepsikan sama oleh klien.
2. Papan komunikasi dengan kata, huruf, atau
gambar yang umum untuk menunjukkan 6. Sabar dan Ikhlas
kebutuhan dasar, alarm pemanggil, bahasa Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia
isyarat umunya mengalami perubahan-perubahan yang
3. Penggunaan kedipan mata atau gerakan jari terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan.
untuk respon sederhana ( “ya” dan “tidak” )

Hambatan Berkomunikasi Dengan Lansia


1. Agresif

- berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain


(lawanbicara)

- meremehkan orang lain

- mempertahankan haknya dengan menyerang


orang lain

- menonjolkan diri sendiri

- mempermalukan orang lain di depan umum, baik


dengan perkataan maupun tindakan

2. Non Asertif

- menarik diri bila diajak berbicara

- merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri

- merasa tidak berdaya

- tidak berani mengungkapkan keyakinan

- membiarkan orang lain membuat keputusan untuk


dirinya

- tampil diam atau pasif

- mengikuti kehendak orang lain

- mengorbankan kepentingan dirinya untuk


menjaga ghubungan baik dengan orang lain

Anda mungkin juga menyukai