Skripsi Tanpa Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
HUBUNGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ASIANOTIK DENGAN
BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI BANGSAL
ALAMANDA RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
Judul Skripsi : HUBUNGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
ASIANOTIK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
PADA ANAK BALITA DI BANGSAL
ALAMANDA RUMAH SAKIT ABDUL
MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
MENYETUJUI
1. Tes Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. dr. H. Prambudi Rukmono, Sp.A(K) _________
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan
cara tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat
Universitas Lampung.
kepada saya.
15 Agustus 1997, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Untung
Sakti, Abung surakarta, Lampung Utara pada tahun 2003. Sekolah Dasar (SD)
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Hubungan
Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran
di Universitas Lampung.
1. Allah SWT yang selalu menuntun saya ke jalan yang mungkin terasa sulit
namun memberikan hasil yang teramat indah atas semuanya, terimakasih atas
iman yang masih Engkau berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini;
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
3. Bapak Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas
4. dr. Roro Rukmi Windi P., S. Ked. M. Kes. Sp. A., selaku Pembimbing Utama
baiknya, menuntun dan mengajari saya dalam banyak hal yang saya belum
skripsi ini;
5. dr. Mukhlis Imanto, S. Ked. M. Kes. Sp. THT-KL, selaku Pembimbing Kedua
saran serta masukan dan nasihat saat penulisan skripsi, terimakasih banyak
atas waktu yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik;
6. Dr. dr. H. Prambudi Rukmono, Sp.A(K) selaku Penguji Utama dan Pembahas
dalam skripsi ini. Terimakasih telah memberikan masukan, ilmu serta arahan
pada setiap hal yang belum saya ketahui sehingga skripsi ini dapat
penelitian ini;
10. Terimakasih kepada bu Damai dan pak Aswan yang sudah berkenan
11. Kepada ibu dan ayah tercinta, terkasih dan tersayang yang telah membesarkan
menjadi orang tua yang sangat luar biasa sabar dalam mendidik dan
menghadapi penulis, terimakasih untuk selalu terus mendukung hingga
ucapkan, tiada kata maupun tindakan yang dapat membalas jasa-jasa kalian.
Hanya doa yang bisa penulis panjatkan supaya ibu ayah selalu diberi
12. Teruntuk kakak yang sangat luar biasa hebat dan sangat penulis cintai Ani
semangat, doa dan memberikan saran ketika penulis sedang merasa sedih
skripsi ini, terimakasih sudah menjadi kakak yang sangat luar biasa untuk
penulis;
13. Teruntuk adik-adikku tercinta Aditya Prima Jaya dan Muhammad Khoiri yang
skripsi ini;
14. Teruntuk teman serumahku dan selalu menemani selama 5 tahun ini, Yola
menjadi tempat untuk menceritakan berbagai hal sedih maupun senang dan
15. Teruntuk teman-temanku yang sudah menemani mulai dari awal perkuliahan
hingga sekarang Puji Indah, Fadila Rahayu, Aliezsa Esthi, Maya Nurul, Nurul
sudah menjadi sahabat terbaik mulai dari pertama perkulihan dimulai hingga
16. Teruntuk teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
penulis;
17. Teruntuk teman satu bimbingan Neli Salsabila terimakasih sudah membantu
dari pertama penelitian ini akan dimulai hingga selesainya skripsi ini,
18. Teruntuk Arini Meronica, Nanda Salsabila Itsa serta Wulan Alawiyah teman
19. Teruntuk temanku Eka Susiyanti dan Nabila Ulfiani, terimakasih sudah
motivasi serta berbagi dalam suka maupun duka walaupun kita baru bersama
sudah di penghujung semester ini akan tetapi kalian sudah menjadi teman
Aksar, Kak Arieya, Diki, Ana, Dita, Risa serta Rona. Terimakasih sudah
22. Teruntuk Wibi, Ayu, Utami, Riska, Paul, Indah Diti A, serta teman-teman
SMA ku terimakasih untuk doa, semangat dan bantuan yang telah kalian
sekarang yang kebaikannya tidak dapat saya ucapkan satu-persatu yang sudah
banyak mendukung;
kedokteran.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Semoga segala
perhatian, kebaikan, dan keikhlasan yang diberikan selama ini mendapat balasan
Of
Oleh
Latar Belakang : Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyakit yang
sering terjadi kira-kira pada 10 dari 1000 anak yang lahir. Di Indonesia,
presentase cacat jantung bawaan berkisar antara 0,8% sampai 1% dari jumlah
kelahiran per tahun. Infeksi menjadi masalah pada penyakit jantung bawaan
asianotik khusunya infeksi saluran pernapasan bawah. Bronkopneumonia menjadi
predisposi penyakit pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 43 subyek anak dengan
penyakit jantung bawaan asianotik usia 0-60 bulan yang dirawat di bangsal
Alamanda Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2017-
Oktober 2018 dengan metode total sampling. Pengumpulan data dengan observasi
pada rekam medis. Analisis data secara univariat dan bivariat.
Hasil : Hasil analisis univariat 62,8 % subyek menderita bronkopneumonia
dengan penyakit jantung bawaan asianotik. Hasil analisis bivariat diperoleh hasil
yaitu tidak terdapat hubungan antara tipe penyakit jantung bawaan asianotik DSV
dengan bronkopneumonia (p=0,32) tetapi terdapat hubungan antara tipe penyakit
jantung bawaan asianotik DSA dan DAP dengan bronkopneumonia. (p=0,01)
untuk DSA dan (p=0,02) untuk DAP.
Kesimpulan : Terdapat hubungan penyakit jantung bawaan asianotik DSA dan
DAP dengan bronkopneumonia pada anak balita yang dirawat di bangsal
alamanda Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................ 5
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti Lain ................................................................ 6
1.4.3 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan ........................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit bawaan yang tersering pada
anak yang disebabkan adanya kelainan pada jantung berupa lubang atau
kerusakan pada sekat ruangan jantung dan sumbatan katup maupun pembuluh
darah (IDAI, 2014). Penyakit jantung bawaan (PJB) juga sering didapatkan
(Lalani, 2011).
Prevalensi penyakit jantung bawaan terjadi kira-kira pada 10 dari 1000 anak
yang lahir, insiden nya lebih tinggi dari anak anak yang lahir mati ataupun
bawaan berkisar antara 0,8% sampai 1% dari jumlah kelahiran per tahun.
Diperkirakan, bahwa ada 40.000 sampai 50.000 bayi lahir dengan cacat
jantung bawaan setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2012). Pada tahun 2017 di
Rumah sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung pasien anak yang menderita
jumlah kematian sebanyak 13 kasus dan pada tahun 2018 dari bulan Januari
sebanyak 4 kasus.
2
jantung bawaan dengan usia ≤ 5 tahun (Singh et al, 2017). Penyakit jantung
bawaan asianotik seperti defek septum ventrikel (DSV), defek septum atrium
penyerta yang membawa anak datang berobat dan penyakit jantung bawaan
Pneumonia merupakan salah satu infeksi saluran pernasan akut (ISPA) yang
terjadi pada jaringan paru dan sekitarnya yang dapat disebabkan oleh virus,
bakteri dan dapat juga disebabkan oleh sebab lain seperti aspirasi maupun
sebanyak 149.944 penderita dan usia 1-4 tahun sebanyak 297.487 penderita.
penderita berusia kurang dari 1 tahun dan 4.290 berusia 1-4 tahun
(Kemenkes RI, 2017). Pada tahun 2017, kasus bronkopneumonia yang ada di
ruang rawat inap Alamanda Rumah Sakit Abdul Moeloek sebanyak 384
pada bulan Desember 2017 yaitu sebanyak 41 kasus. Pada tahun 2018, dari
Penelitian yang dilakukan oleh Gabriela dkk, didapatkan hasil dari 149 anak
anak yang menderita penyakit jantung bawaan yaitu sebanyak 128 anak
bahwa pneumonia merupakan penyakit paru terbanyak yang ada pada pasien
dari 85 kasus penyakit jantung bawaan pada anak (Hermawan et al, 2018).
faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian pada balita yang menderita
dapat disebabkan karena pada penyakit jantung bawaan asianotik dapat terjadi
anak usia 0-5 tahun di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung, selain
Berdasarkan dari hasil uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
Lampung?"
Bandar Lampung.
Bandar Lampung.
Sirkulasi janin berbeda dengan sirkulasi pada orang dewasa dikarenakan pada
ovale yang menghubungkan antara atrium kanan dan atrium kiri, jantung juga
menuju hati dan masuk ke vena cava inferior menuju ke atrium kanan. Pada
saat janin, bagian jantung sebelah kanan memiliki tekanan yang lebih tinggi
yang masuk ke dalam atrium kanan akan masuk ke dalam atrium kiri melalui
Darah yang masuk ke dalam atrium kiri akan dialirkan ke dalam ventrikel kiri
dan akan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta, sedangkan darah yang
masuk dari vena cava superior akan dialirkan ke dalam atrium kanan dengan
kandungan oksigen yang kurang. Darah yang berasal dari vena kava superior
tersebut berasal dari regio kepala fetus, darah yang masuk tersebut akan
8
pulmonalis akan tetapi sebagian besar darah yang dipompa akan masuk ke
dalam aorta melalui duktus arteriosus. Total darah yang masuk ke dalam
paru-paru pada sirkulasi fetus sebesar 12%, 55% mengalir ke plasenta lagi
2.2.1 Definisi
2.2.2 Insidensi
Secara global penyakit jantung bawaan dapat terjadi sekitar 8 dari 1000
kelahiran hidup. Insiden biasanya lebih tinggi pada yang lahir mati
arteriuosus (PDA) pada bayi prematur serta katup aorta bikuspid. Pada
1. Penyakit jantung bawaan dengan pirau ke kiri dan kanan yang terdiri
2. Penyakit jantung bawaan tanpa pirau yang terdiri dari stenosis aorta,
menjadi 2 yaitu:
Pada bab ini hanya akan dibahas mengenai penyakit jantung bawaan
asianotik.
dan fungsi jantung pada saat lahir dan tidak menimbulkan sianosis pada
penyempitan jalur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa ada
suara khas bising pansistolik pada parasternalis kiri, keras, kasar, dan
septum atrium dan biasanya jarang tidak ada sekat sama sekali yang
dibagi menjadi defek septum atrium tipe primum, tipe sekundum dan
superior sekat atrium dan dapat meluas hingga vena kava superior
12
tidak menyebabkan gejala pada anak usia dini akan tetapi pada DSA
terdapat pada satu katup yang sama, selain itu dapat ditemukan
terkena infeksi saluran napas akan tetapi berat badan penderita dalam
besar biasanya terlihat saat usia 1-4 bulan dan sering terjadi gagal
jantung kongestif, infeksi paru, nadi akan teraba jelas dan keras.
dan bunyi jantung yang terdengar hanya fase sistolik. Bayi atau anak
yang menderita DAP tanpa gagal jantung dan tanpa gagal tumbuh,
operasi dapat dilakukan pada usia diatas 3-4 bulan apabila pasien
5. Stenosis Aorta
sistolik di kanan atas garis sternal, klik ejeksi sistolik di bagian apex
al, 2005). Selain itu dapat juga terjadi kardiomegali yang nyata
dengan kongesti vena pulmonalis berat seta nyeri dada maupun nyeri
14
6. Stenosis Pulmonal
kiri tetapi jika stenosis menjadi progresif maka klik dapat tidak
7. Koartasio Aorta
Pada koartasio aorta terjadi konstriksi didaerah aorta dan dapat juga
2.3 Bronkopneumonia
2.3.1 Definisi
2.3.2 Epidemiologi
kematian per tahun pada anak balita dengan angka insidensi di negara
anak per tahun pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun yang memiliki
risiko kematian yang lebih tinggi. Di negara maju angka kejadian pada
dengan angka 13% dari seluruh penyakit anak yang ada di Amerika.
(Latief, 2009).
2.3.3 Etiologi
a. Faktor infeksi
besar serta anak balita sedangkan pada anak yang lebih besar dan
b. Faktor non-infeksi
arang yang ringan dan bensin serta pneumonia lipoid yang sering
terjadi pada bayi yang lemah hal ini disebabkan adanya inflamasi
2015).
a. Usia balita
Pada anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah akan
2012).
f. Kepadatan rumah
itu juga infeksi akan mudah ditularkan lewat droplet maupun udara
g. Penyakit penyerta
resolusi. Jaringan paru yang tidak terkena infeksi akan tetap pada
anak dan balita dapat berbeda-beda hal ini disebabkan adanya beberapa
dari berat ringannya penyakit yang dialami, akan tetapi secara umum
al, 2010).
ekstrapulmoner.
Gejala ini dapat berupa batuk, sesak napas retraksi dada, takipnea,
predominan PMN
bronkopneumonia
saat fase akut. Semakin tinggi kadar CRP maka akan semakin berat
c. Uji serologis
d. Pemeriksaan mikrobiologis
2010).
2014):
1) Infiltrat alveolar
lesi tunggal besar, bentuk sferis, batas tidak terlalu tegas yang
2) Infiltrat interstisial
3) Bronkopneumonia
peribronkial.
Gambar 4. Bronkopneumonia
Sumber (O’Grady et al, 2014)
diklasifikasikan menjadi
a. Bronkopneumonia ringan
b. Bronkopneumonia berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal
berikut ini
26
- Kepala terangguk-angguk
- Napas cepat
yang naik turun dengan cepat atapun tertarik ke dalam saat menarik
2.3.9 Tatalaksana
a. Bronkopneumonia ringan
b. Bronkopneumonia berat
sebelum 48 jam atau terdapat keadaan yang berat tidak mau makan,
(Latief, 2009)
Penyakit jantung bawaan asianotik seperti DSV, DSA, DAP, DSAV menjadi
di dalam paru. Penumpukan cairan karena edema ini yang akan menjadi
faktor pencetus untuk terjadinya infeksi saluran napas, salah satu yang paling
Keterangan :
2.7 Hipotesis
desain cross sectional yaitu untuk mencari adanya hubungan antara variabel
bebas sebagai faktor risiko dan variabel terikat sebagai penyakit atau efek dari
faktor risiko tersebut dan dinilai dalam waktu yang bersamaan (Siswanto,
2010).
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih untuk dapat diteliti
a. Kriteria Inklusi
Oktober 2018
b. Kriteria Eksklusi
satu ke penelitian lainnya dan variabel itu sendiri juga dapat diartikan
dipengaruhi oleh variabel bebas dan menjadi akibat atau efek dari
cara untuk mengukur suatu variabel dan semacam untuk petunjuk untuk
A. Penyakit
jantung
bawaan
asianotik
maka peneliti tidak akan mendapatkan data sesuai standar data yang
ditetapkan (Siswanto, 2010). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder yaitu dari rekam medik. Dalam penelitian ini,
Pada penyakit jantung bawaan asianotik tipe DSV maka dapat diberi kode
“0” dan apabila tidak DSV dapat diberi kode “1”. Penyakit jantung
bawaan asianotik tipe DSA maka dapat diberi kode “0” dan apabila tidak
DSA dapat diberi kode “1” serta penyakit jantung bawaan asianotik tipe
DAP maka dapat diberi kode “0” dan apabila tidak DAP dapat diberi
kode “1”
2. Bronkopneumonia
Pada tidak bronkopneumonia maka dapat diberi kode “1” dan apabila
bagian Rumah Sakit Abdul Moeloek. Lalu peneliti meminta izin penelitian di
Rumah Sakit Abdul Moeloek kepada staf Direktur dan Diklat Rumah Sakit
Abdul Moeloek. Setelah disetujui oleh pihak Diklat maka surat pengantar
Abdul Moeloek untuk mengambil data yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti
mengambil seluruh data rekam medik anak yang menderita penyakit jantung
bawaan asianotik dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Setelah data dikumpulkan, dilihat anak yang terkena PJB asianotik tipe DSV,
DSA serta DAP. Kemudian anak yang menderita PJB asianotik tipe DSV,
atau tidak. Setelah didapatkan data, maka peniliti akan menguji data tersebut
dengan uji Chi Square dan menggunakan uji Fisher apabila syarat tidak
Seminar Proposal
BP BP BP BP BP BP
(+) (-) (-) (-) (+) (-)
2009):
a. Editing
b. Koding
penelitian berlangsung
c. Entri data
komputer
d. Cleaning
e. Output komputer
mengolah data yang diperoleh dilakukan dua macam analisis data, yaitu
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
variabel bebas dan variabel terikat. Pada analisis ini digunakan untuk
antara variabel terikat dengan variabel bebas dan jika p > 0,05 maka
Peneliti mendapatkan surat izin etika penelitian dari komisi etik Fakultas
persetujuan staf Direktur dan Diklat Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar
Lampung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Baaker RH, Abass AA, Kamel AA. 2008. Malnutrition and growth status in
patients with congenital heart disease. The Iraqi Postgraduate Medical
Journal. 7(2): 152-156
Dahlan MS. 2009. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ekure EN., et al. 2017. Congenital heart defect in Nigerian children: preliminary
data from the National pediatric cardiac registry. World Journal for
Pediatric and Congenital Heart Surgery. 8(6): 699-706
Guyton AC, Hall JE. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 12. Jakarta : EGC
Hariyanto D. 2012. Profil penyakit jantung bawaan di instalasi rawat inap anak
RSUP Dr.M.Djamil Padang Januari 2008 - Februari 2011. Sari Pediatri.
14(3): 152-7
57
Hidayat AA. 2009. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data.
Surabaya: Salemba Medika.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Mengenal kelainan jantung bawaan pada
anak [Online Article][diunduh 10 Juli 2018]. Tersedia dari
www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-kelainan-
jantung-bawaan-pada-anak.
Kiserud T. 2005. Physiology of the fetal circulation [seminars in fetal & neonatal
medicine]. Elsivier. 10: 493-503
Latief A. 2009. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit standar WHO. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
58
Maramis PP, Kaunang ED, Rompis J. 2014. Hubungan penyakit jantung bawaan
dengan status gizi pada anak di RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado tahun
2009-2013. Jurnal e-Clinic (eCI). 2(2)
Monita O, Yani FF, Lestari Y. 2015. Profil pasien pneumonia komunitas di bagian
anak RSUP DR.M.Djamil Padang Sumatera Barat. Jurnal Kesehtan
Andalas. 4(1): 218-26
O’Grady KA, Torzilo PJ, Frawley K, Chang AB. 2014. The Radiological
diagnosis pneumonia in children. Pneumonia. 5: 38-51
Rahajoe NN, Supriyanto B, Seyanto DB. 2010. Buku ajar respirologi anak. Edisi
ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Sari NK, Soetadji A, Kosim MS. 2014. Hubungan antara besarnya defek septum
ventrikel dengan fungsi paru. Sari Pediatri. 16 (3): 189-194
Singh PK, Chaudhuri PK, Chaudhary AK. 2017. Incidence of congenital heart
disease in children with recurrent respiratory tract infection in tertiary
hospital. IOSR Journal of Dental and Medical Science. 16(9): 42-4
Thompson E. 2013. Atrial septal defect. Journal of the America Academy of Pas
[Online Journal] [diunduh 6 September 2018]. Tersedia dari:
https://journals.lww.com/jaapa/fulltext/2013/06000/Atrial_septal_defect.1
6.aspx.
William WH, Myron JL, Judith MS, Robin RD. 2005. Current pediatric diagnosis
& treatment. New York: McGraw Hill.