Anda di halaman 1dari 3

IV.

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. KOMPAS DAN SUDUT AZIMUTH

4.1.1. Data Pengamatan


Adapun data pengamatan pada praktikum Kompas dan Sudut Azimuth
terdapat pada lampiran.

4.1.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dibahas tentang kompas dan sudut azimuth.
Untuk dapat memahami dan mengerti dengan baik apa itu kompas dan
sudut azimuth, sebelumnya kami melakukan pretest untuk menguji
pengetahuan kami seputar kompas dan sudut azimuth yang dipimpin oleh
kiyay Ahmad Asmara Kandi. Setelah itu asisten menjelaskan dan
memberitahu bagaimana cara pemakaian mengenai alat praktikum yang
telah dibawa yaitu beberapa kompas geologi. Kemudian mereka langsung
menggunakan kompas geologi tersebut dan mempraktikkannya
dihadapan kami, kami juga diperkenankan untuk mencoba menggunakan
alat tersebut dan beberapa dari kami ikut mencobanya.

Sebelum asisten dosen menjelaskan, kami diberi 3 pertanyaan untuk


menambah nilai keaktifan yang dipilih tercepat mengangkat tangan. Lalu,
kami sebagai praktikan diberi pengetahuan mengenai kompas sebagai
alat ukur arah termasuk dengan arah mata angin yang ada di dalamnya
oleh kiyay Jakasura Leandro Tarigan, setelah itu praktikan diberi
penjelasan tentang sudut azimuth yaitu sudut yang diukur searah jarum
jam dari sembarang acuan yang besar sudutnya dari 00 sampai 3600
sekaligus praktikan diajar untuk mencari sudutnya sesuai gambar pada
modul.
Kemudian kami praktikan beralih dari sudut azimuth ke sudut arah, yang
keduanya memiliki perbedaan cukup banyak, sudut arah diukur searah
jarum jam dan besar sudutnya tidak lebih besar (maksimum) 900. Pada
praktikum tersebut, praktikan mendapatkan cara membaca penulisan
sudut arah yang benar seperti contoh : N 450 E (diukur dari arah Utara
menuju ke arah Timur sejauh 450), S 600 W (diukur dari arah Selatan
menuju ke arah Barat sejauh 600) .

Adapun fungsi kompas geologi yang dikenal sebagai alat ukur arah pada
bidang kegeofisikaan antara lain untuk akuisi data pada pengukuran
strikedip karena melalui alat kompas geologi ini kita dapat mengukur
jurus bidang dan kemiringan lapisan, juga melalui lup dapat mengetahui
mineral dalam batuan. Dalam prakteknya, keilmuan geofisika sangat
berkaitan dengan data (gelombang, medan atau parameter observasi yang
lain) dan parameter fisis bawah permukaan yang relevan seperti densitas,
sifat kemagnetan, kecepatan rambat gelombang seismik, resistivitas dan
lain-lain).

Inklinasi adalah keadaan dimana jarum magnit tidak berada dalam


keadaan horizontal. Dan kalau diletakkan horizontal, maka ujung jarum
akan menyentuh kaca penutupnya, akibatnya pembaca akan terganggu
dan menyebabkan kesalahan yang dapat berakibat fatal saat digunakan.
Cara mengatasinya adalah dengan menggeser bobot pada tangan-tangan
jarum keujung atau ketengah. Untuk daerah di Lintang selatan Indonesia
pada arah utara tangan jarum yang ditunjuk dalam kompas.
Deklinasi : adalah besarnya sudut penyimpangan yang terbentuk antara
arah utara magnetis dengan arah utara sebenarnya (True North).
Besarnya sudut deklinasi untuk tiap-tiap daerah (local declination) selalu
berbeda. Untuk mengetahui dapat dilihat pada salah satu tepi dari peta.
Kompas yang digunakan harus disesuaikan dengan deklinasi setempat
dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas itu ke kiri atau ke
kanan sesuai dengan arah Magnetic North terhadap True North. Titik nol
disesuaikan terhadap “indeks pin” pada kompas berdasarkan besarnya
deklinasi.
Contoh : Diketahui deklinasi 5º sebelah barat dari True North. Sehingga
lingkaran berderajat harus diputar sampai indeks menunjukkan angka 5º
sebelah barat titik nol.

Dalam jurnal yang terlampir pada lampiran, dijelaskan mengenai


azimut matahari yang dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Azimut adalah arah titik yang satu dengan titik berikutnya,
membentuk sudut horisontal terhadap arah utara, dihitung dari 0°
searah jarum jam.
2. Ada beberapa cara untuk mendapatkan azimut : 1. Azimut dengan
kompas, dengan membaca sudut yang dibentuk oleh jarum magnet
dengan arah utara kompas. Pengukuran azimut ini dipengaruhi oleh
logam-logam (besi, nikel)yang berada di dekat pengukuran. 2.
Azimut dengan dua titik pengukuran yang sudah diketahui
koordinatnya atau XB-XA triangulasi misalnyatitik A clanB,
menggunakanrumus ; a AB = ------------ YB -YA 3. Azimut dengan
pengamatan matahari Pekerjaan topografi yang diawali dengan
pengukuran poligon sebaiknya dilakukan pengamatan arah matahari,
agar didapatkan azimut awal terhadap arah utara geografi. 58
Pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan alai theodolit
pada jam tertentu, yang paling baik pelaksanaannya adalah pagi
harijam 7.00 sid 9.00, sore hari pada jam 15.00 sid 17.00.

Kendala dalam praktikum ini adalah penggaris yang kurang cocok


dengan kebutuhan dalam pengukuran dan kuranng banyak, sehingga
kesulitan dalam mengukur sudutnya.

Anda mungkin juga menyukai