Anda di halaman 1dari 21

ULIR(SCREWS)

pengertian
Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang baja / poros dengan ukuran
tertentu.Dalam teknik mesin ulir dibedakan atas dua kelompok besar menurut fungsinya yaitu ulir
pengikat (threaded fasteners) dan ulir daya (power screws). Ulir pengikat berfungsi untuk
menyambung atau mengikat antara dua elemen, contohnya berbagai macam baut dan mur. Ulir daya
berfungsi untuk mendapatkan keuntungan mekanik yang besar, biasanya diterapkan pada dongkrak
ulir, klem, mesin pres, ragum, dan sebagainya.

Ulir terjadi bila lembaran berbentuk segitiga digulungkan pada silinder.

Keterangan : α = sudut helik p = pitch d = diameter


Pengertian pitch berbeda dengan kisar (lead). Pitch adalah jarak antara puncak dengan puncak,
sedangkan kisar adalah jarak yang ditempuh mur bila ulir diputar satu putaran. Oleh karena itu
berdasarkan kisarnya ulir dibedakan atas :

1. Ulir tunggal kisar = p


p

2. Ulir ganda kisar = 2p


p

3. Ulir tripel P kisar = 3p

Perhitungan besarnya sudut helik mengacu pada kisar, bukan pada pitch, dan dirumuskan : kisar
tanα= ; dm = diameter rerata ulir

π.dm
Jenis Sambungan ulir
1. Through bolts. Seperti pada Gambar 6.9 (a) terlihat bahwa baut dan mur mengikat dua
bagian/plat secara bersamaan. Jenis baut ini banyak digunakan pada baut mesin, baut pembawa,
baut automobil dan lain-lain

2. Tap bolts. Seperti pada Gambar 6.9 (b), ulir dimasukkan ke lubang tap pada salah satu bagiannya
dikencangkan tanpa mur.
3. Stud. Seperti pada Gambar 6.9 (c), ulir ini pada kedua ujungnya berulir. Salah satu ujung ulir
dimasukkan ke lubang tap kemudian dikencangkan sementara ujung yang lain ditutup dengan mur.
4. Cap screws. Ulir ini sama jenisnya dengan tap bolts tetapi berukuran kecil dan variasi bentuk
kepala seperti pada Gambar 6.10.
Dimensi standar ulir
Dimensi desain ISO untuk ulir, baut dan mur dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut:
Tabel 6.1: Dimensi standar ISO untuk Ulir
1. ulir daya (power screws)

Berdasarkan jenis atau tipenya, ulir daya dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1. Ulir segi empat
2. Ulir trapesium
3. Ulir gigi gergaji
Dari ketiga jenis ulir daya di atas yang banyak digunakan adalah ulir trapesium. Hal
ini disebabkan disamping karena proses pembuatannya yang lebih mudah (tidak
membutuhkan ketelitian tinggi) juga kekuatannya terhadap tegangan geser lebih tinggi
untuk pitch yang sama. Namun demikian efisiensinya lebih rendah dibanding ulir segi
empat. Adapun profil dari tipe-tipe ulir di atas dapat dilihat pada gambar berikut

A.Parameter Perancangan Ulir Daya

Keterangan Gambar :
Rm = Radius rerata
Ro = Radius luar
Ri = Radius dalam
= Sudut profil
n = Sudut tekan, untuk ulir segi empat = 0
= Sudut helik
Hubungan antara θ, θn dan α :

tanα=(tanθ)(cosα)
Untuk perhitungan yang tidak teliti harga θn diambil sama dengan θ = 150.

B.Hubungan Antara Momen Puntir (Torsi) dan Gaya Aksial


Pada ulir daya yang digunakan untuk menjepit atau menaikkan beban, terdapat
hubungan antara gaya jepit atau gaya angkat dengan momen puntir (torsi) yang
dibutuhkannya. Hubungan tersebut dapat dicari menggunakan prinsip bidang miring. Hasil
akhir untuk ulir trapesium akan diperoleh rumus sebagai berikut :

Sedangkan untuk ulir segi empat diperoleh :

Dimana :
T = torsi yang digunakan untuk memutar ulir daya, Nm
W = gaya atau beban yang sejajar sumbu ulir, N
rm = jari-jari rerata ulir, m
rc = jari-jari rerata colar, m
µc = koefisien gesek pada colar
µs= koefisien gesek ulir dengan mur
= sudut helik, 0
= sudut tekan, 0
C.Efisiensi Mekanisme Ulir Daya
Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input. Dalam hal ini usaha
output dengan usaha input.

Perhitungan efisiensi dapat menggunakan salah satu rumus diatas.

D.Tegangan Pada Ulir


Tegangan pada ulir dihitung untuk seluruh panjang lilitan ulir yang telah direntangkan.
Pada umumnya yang dihitung adalah tegangan ulir dari tabung uliran, karena jumlah
lilitannya lebih sedikit dibandingkan jumlah lilitan ulir di batang ulir. Bila lilitan ulir dari tabung
uliran ulir trapesium direntangkan akan diperoleh gambar sebagai berikut.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat dihitung tegangannya sebagai


berikut :
1. Tegangan bengkok pada ulir.

2. Tegangan geser pada ulir.


3. Tekanan bidang pada ulir

E.Tegangan Pada Batang Ulir


Tegangan pada batang ulir, dapat berupa tegangan tarik, puntir, bengkok, atau
kombinasi dari dua atau ketiganya.

Contoh perhitungan sederhana pada ulir daya


Klem-C seperti pada gambar berikut ini mempunyai data sebagai berikut : Standard ISO
trapesium
Pitch = 1.75 mm
Kisar = tunggal
do = 12 mm
di = 9.853 mm
Luas batang inti ulir = 76.25 mm2
µ= 0.12
µc = 0.2 L
rc = 6 mm
gaya jepit = 4000 N
gaya pemutar diujung handel = 80 N
a. Hitung panjang lengan pemutar, L
b. Berapa dan dimana terjadinya tegangan
geser maksimum.
c. Berapa tekanan bidang pada ulir.

Penyelesaian :
2. ulir pengikat (sambungan mur dan baut)

ulir pengikat banyak dijumpai pada mur dan baut. Ulir yang digunakan pada mur baut pada
umumnya adalah ulir segitiga yaitu ulir yang mempunyai penampang dengan bentuk profil
segitiga . Jenis ulir segitiga yang standar terdiri atas :
o Ulir metris
o Ulir whitwort
o Ulir UNC dan UNF

A.Ulir metris
Pada baut baut atau mur yang mempunyai standar metris ,untuk menunjukan atau memberikan
tanda pada baut atau mur tersebut yaitu dengan huruf M sebagai simbol dari ulir metris kemudian diikuti
dengan angka yang menyatakan ukuran diameter luar dari ulir dan kisar ulir. Profil ulir metris (ISO Metric)
mempunyai bentuk profil segi tiga dengan sudut puincak 60o . Penampang dari sepasang profil ulir metris
yang terdiri dari mur dan baut atau ulir luar dan ulir dalam serta ukurannya dapat dilihat pada gambar
berikut:
Ukuran standar ulir metris
o H1 = 0,541266 p
o D1 = D – 1,082532 p
o D2 = D – 0,64951 p

Ukuran baut Metris


Ukuran dari kedalaman ulir pada baut adalah : d = 0,61. p
Ukuran diameter minor atau ukuran diameter terkecil pada baut menjadi :
md. = M D - 2.d = MD – 2(0,61).p = MD – 1,22.p

Ukuran tinggi ulir pada mur adalah h= 0,54. p (dibulatkan)


Ukuran diameter minor atau diameter terkecil dari mur menjadi :
md=M –2.h= MD – 2 (0,54) p = MD – 1,08.p (dibulatkan)
B. Ulir whitwort
Ulir whitwort adalah jenis ulir segi tiga dengan sudut puncak 55 derajat , ulir whitwort ini
mempunyai satuan inchi . Penunjukan ulir whitwort yaitu dengan 13 huruf W , kemudian diikuti
dengan dua angka , angka pertama menunjukan ukuran diameter luar dan angka yang kedua
menunjukan jumlah kisar tiap satu inchi
. Bentuk standar profil ulir whitwort (BSW) dapat dilihat pada gambar berikut :

C.Ulir UNC
Ulir UNC termasuk ulir segi tiga yang mempunyai satuan inchi seperti ulir Whitwort, hanya
sudut puncaknya mempunyai sudut 60 derajat dan profilnya sama dengan profil ulir metris . Penunjukan
ulir Uni diawali dengan angka yang menyatakan nomor ulir atau diameter ulir luar dan jumlah kisar tiap
inchi

Untuk menentukan ukuran utama ulir UNC dapat ditentukan dengan


menggunakan persamaan atau berdasarkan tabel standar :
Ukuran ukuran utama dari ulir UNC dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan – persamaan berikut :
Ukuran dari kedalaman ulir pada baut adalah
d = 0,61.p
Ukuran diameter minor atau ukuran diameter terkecil pada baut menjadi :
md.=M D - 2.d = MD – 2(0,61).p = MD – 1,22.p
p = pitch = 1/n , dan n = jumlah ulir tiap satuan inchi .

Gambar 1.10 Ukuran baut UNC

Ukuran tinggi ulir pada mur adalah


h= 0,54. p (dibulatkan)
Ukuran diameter minor atau diameter terkecil dari mur menjadi :
md=M –2.h= MD-2(0,54)p =MD – 1,08.p
Keterangan:
MD = Diameter ulir terbesar untuk mur dan baut
md. = Diameter terkecil untuk mur dan baut
p = Kisar atau pitch = 25,4/n [mm]
n = jumlah ulir tiap inchi .
d = dalam ulir pada baut
h = tinggi ulir pada mur

Gambar 1.11 Ukuran mur UNC


Untuk mengetahui ukuran ulir UNC selain dengan cara menghitung seperti di atas juga
ukurannya dapat ditentukan berdasarkan table standar , yaitu untuk menentukan ukuran dasar ,diameter
mayor , diameter minor dan jumlah ulir tiap inchi

Perhitungan Sambungan Baut/Ulir

Baut dan mur merupakan laat pengikat yang sangat penting, untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada mesin. Pemeilihan baut dan mur sebagai alat pengikat, harus disesuaikan dengan gaya yang mungkin
akan menimbulkan baut dan mur tersebut putus atau rusak. Dalam perencanaan baut dan murk,
kemungkinan kerusakan yang mengkin timbul yaitu :

a. Putus karena mendapat beban tarikan

b. Putus karena mendapat beban puntir

c. Putus karena mendapat beban geser

d. Ulir dari baut dan mur putus tergeser

maka beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :


a. Sifat gaya yang bekerja pada baut dan mur tersebut
b. Syarat kerjanya
c. Kekuatan bahannya
d. Kelas ketelitiannya

Kemungkinan gaya-gaya yang bekerja pada baut dan mur :


1. Beban statis aksial murni
2. Beban aksial, bersama dengan puntir
3. Beban geser
4. Beban tumbukan aksial

1. Tegangan tarik pada baut


Baut baut yang digunakan untuk sambungan dengan beban tarik atau beban aksial , dimana arah
gayanya searah dengan sumbu baut , dan daerah yang berbahaya yaitu kemungkinan baut itu putus adalah
pada penampang yang mempunyai ukuran diameter terkecil yaitu pada penampang x-x seperti terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 1.20 Beban tarik pada baut
Jika suatu baut mempunyai ukuran diameter dalam atau diameter terkecil d1 [mm] mendapatkan
gaya tarik akibat dari gaya aksial sebesar F [N] maka tegangan tarik pada baut dapat dihitung dengan
persamaan berikut :

Supaya baut tidak patah saat dibebani maksimum , hendaknya nilai tegangan tarik yang terjadi
sama atau lebih kecil dari tegangan tarik yang diizinkan.
Keterangan :
o d1 = Diameter ulir dalam [mm]
o F = Gaya tarik (aksial) [N]
o = Tegangan tarik putus dari bahan baut [N/mm2]
ot= Tegangan tarik yang di izinkan [N/mm2]

Gambar 1.21 Gaya aksial pada baut

2. Tegangan geser pada kepala baut

Lihat gambar di atas, gaya aksial pada baut , selain menyebabkan tegangan tarik pada
batang baut juga menyebabkan pula tegangan geser pada kepala baut . Jika gaya aksial yang
bekerja pada baut adlah F [ N ] , tinggi kepala baut mempunyai ukuran h [mm] dan diameter
baut d [ mm ] , tegangan geser pada kepala baut dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Tegangan geser adalah :
Keterangan :
o = Tegangan geser pada kepala baut dalam satuan [N/mm2 ] g

o A = Luas penampang yang tergeser dalam satuan [mm2 ]


o d = Diameter baut dalam satuan [mm]
o h = Tinggi kepala baut dalam satuan [mm]

Dalam menganalisa kemungkinan baut dan mur tersebut rusak atau putus berdasarkan jenis-jenis
pembebanan yang terjadi, maka pada konstruksi dibawah ini dimisalkan pemakaian baut dan mur seperti
terlihat pada gambar
Untuk penyelesaian analisis pada gambar diatas lihat pada gambar dibawah ini :
Contoh perhitungan pada gambar dibawah ini

Anda mungkin juga menyukai