LANDASAN TEORI
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti
mempelajari. Menurut Heruman (2008:1) “matematika merupakan suatu bahan kajian yang
memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas”. Sri
formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul yang mempelajari struktur abstrak dan pola
hubungan yang ada di dalam nya. Pembelajaran matematika merupakan ilmu untuk
mempelajari konsep-konsep dalam matematika sebagai rangkaian sebab akibat. Suatu konsep
disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi konsep dasar bagi
konsep-konsep selanjutnya”.
sifat-sifat, teori-teori, dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan,
aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di
bagian dari ilmu pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi”. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, yang
sistematis, logis, dan kritis dengan menggunakan bahasa matematika. Dengan matematika
9
10
ilmu pengetahuan lainnya dapat berkembang secara cepat karena matematika dapat
memasuki wilayah cabang ilmu lainnya dan seluruh segi kehidupan manusia.
sendiri, tetapi beradanya untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah “memberikan bekal yang cukup bagi siswa
(Prihandoko, 2006: 21) menguraikan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah melatih
dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta
Menurut BSNP (2009:10) mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
Selain itu, matematika mempunyai manfaat yaitu dapat membentuk pola pikir orang
yang mempelajarinya menjadi pola pikir sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan
(Sri Subarinah, 2006: 1). Sejalan dengan pendapat tersebut, Sujono (Prihandoko, 2006: 10)
mengemukakan bahwa nilai utama yang terkandung dalam matematika adalah nilai praktis,
nilai disiplin dan nilai budaya. Matematika dikatakan mempunyai nilai praktis karena
11
matematika merupakan suatu alat yang dapat langsung dipergunakan untuk menyelesaikan
belajar matematika akan melatih orang berlaku disiplin dalam pola pemikirannya.
Matematika mempunyai nilai budaya karena matematika muncul dari hasil budaya manusia
melatih dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten untuk
menghadapi materi-materi matematika pada tingkat lanjut, serta mengembangkan sikap gigih
dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah dan mempunyai nilai utama yang terkandung
(2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah “perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
12
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif
yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan
(C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif
adalah tes.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas
tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Berhasil atau
pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor
internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal).
Menurut Alisuf Sabri (2010:59) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor
internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya hasil
belajar peserta didik dipengaruhi banyak faktorfaktor yang ada, baik yang bersifat internal
belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga
Media pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan oleh guru untuk membantu
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Sedangkan Arsyad
pembelajaran”.
14
bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorang siswa belajar secara
cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme”. Selain pendapat tersebut,
Prihatin (2008:50) menerangkan bahwa “media pembelajaran adalah media yang dapat
digunakan untuk membantu siswa di dalam memahami dan memperoleh informasi yang
dapat didengar ataupun dilihat oleh panca indera sehingga pembelajaran dapat berhasil guna
menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang digunakan oleh guru
untuk menyampaikan materi kepada siswa guna merangsang siswa agar dapat belajar secara
cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
memiliki berbagai fungsi dan manfaat. Suprihatiningrum (2013: 320-321) menyatakan bahwa
manfaat.
menyimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah memudahkan guru
dalam proses pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pengalaman belajar pada diri
siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar yang efektif dan efisien. Media yang
ditampilkan diharapkan membuat siswa merasa tertarik terhadap materi yang diajarkan
Ada banyak media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga yang
kompleks dan rumit, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan
lebih dari satu indera. Dari yang murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan
perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar
adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-
visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran..
1) Benda sebenarnya
Benda sebenarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu obyek (object) dan
benda/barang contoh (speciment). Benda asli (object) adalah semua benda yang masih
dalam keadaan asli, alami seperti dimana ia hidup dan berada. Sedangkan
benda/barang contoh (speciment) adalah benda-benda asli yang digunakan sebagai
contoh.
2) Presentasi grafis
Presentasi grafis adalah suatu media yang disajikan dalam bentuk grafis, misalnya
grafik, chart, peta, diagram, lukisan, gambar.
3) Gambar diam (potret)
Media gambar dapat digunakan untuk mengungkapkan bentuk nyata maupun kreasi
khayalan belaka sesuai dengan bentuk yang pernah dilihat orang yang
menggambarkannya.
4) Gambar gerak
Media gambar gerak seperti Video Tape Recorder, VCD, film dan televisi.
5) Media Audio
Media Audio adalah media pembelajaran yang hanya memberikan rangsangan suara
atau isi pesan yang hanya dapat diterima oleh indra pendengaran.
6) Pengajaran terprogram
Pengajaran terprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan
media cetak yang memungkinkan siswa belajar secar individual sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan belajarnya.
7) Simulasi (peniruan situasi)
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja.
8) Komputer
Komputer merupakan suatu alat yang dapat membantu kelancaran tugas-tugas dalam
berbagai bidang kehidupan umat manusia.
Sedangkan menurut Sanaky (2011:50) beberapa jenis media yang sering digunakan
yaitu:
1) Media cetak
Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar.
Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur,
leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah.
2) Media pameran
Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat
dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda
17
reproduksi atau tiruan dari bendabenda asli. Media yang dapat diklasifikasikan
kedalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia dan model.
a) Realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan diruang kuliah untuk keperluan
proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan
konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium.
b) Model yaitu benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan realitas. Model
mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel.
3) Media yang diproyeksikan
Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu overhead
transparasi, slide suara dan dan film strip.
4) Rekaman audio
Rekaman audio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran bahasa asing, al-quran dan latihan –latihan yang bersifat verbal.
5) Video dan VCD
Video dan vcd dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan
mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Gambar bergerak yang disertai dengan
unsur suara dapat ditayangkan melalui media video dan vcd.
6) Komputer
Sebagai media pembelajaran, komputer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa
dan komputer mampu membuat proses belajar mengajar menjadi interaktif.
Dari pendapat para ahli di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa terdapat
berbagai jenis media pembelajaran baik media yang sangat sederhana dan mudah didapat
hingga media yang canggih dan mahal harganya. Dari berbagai macam jenis media
pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat memanfaatkan media yang diperlukan tersebut
dalam kegiatan pembelajaran dikelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Menurut Dwi Yuniarto (2012:23) “Kantong bilangan merupakan suatu alat sederhana
yang ditujukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung dalam
matematika”. Media ini berbentuk segi empat dengan beberapa kotak yang menempel atau
disebut kantong bilangan. Kantong bilangan tersebut digunakan untuk penentu nilai suatu
bilangan. Sedangkan sedotan pada media ini digunakan sebagai penentu jumlah suatu
bilangan. Apabila satu sedotan diletakkan pada kantong yang bernilai tempat ribuan, maka
nilai satu sedotan tersebut adalah seribu. Begitu juga apabila sedotan tersebut diletakkan pada
18
kantong nilai tempat ratusan maka sedotan tersebut bernilai seratus dan seterusnya. Media ini
bilangan merupakan media konkret berupa kantong-kantong yang diisi dengan lidi atau
sedotan, di mana untuk satuan sedotan tidak diikat, sedangkan untuk 1 puluhan terdiri dari 10
lidi/sedotan yang diikat menggunakan karet gelang. Kantong-kantong tersebut ditempel pada
sebuah bidang datar sesuai nilai tempat dan digunakan untuk mencari hasil penjumlahan
melalui peragaan”.
pada selembar kain atau kertas. Kantong tersebut menyimbolkan nilai tempat pada suatu
tersedia sebagai indikator jumlah bilangan yang akan dihitung. Kantong bilangan dirancang
adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk mengajarkan
materi penjumlahan yang berbentuk kantong. Dengan kata lain, katong bilangan adalah
nilai tempat suatu bilangan. Media dibuat dari bahan kertas atau kantong plastik transparan
dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai tempat. Kantong bilangan merupakan media
pembelajaran yang digunakan untuk penjumlahan secara bersusun baik dalam teknik
Kantong bilangan berfungsi sebagai penentu nilai tempat suatu bilangan, yaitu satuan,
puluhan, ratusan, dan ribuan. Dengan adanya pengelompokan nilai suatu bilangan, maka
sebagai berikut :
yaitu (1) Meningkatkan minat dan mendorong siswa lebih memperhatikan pelajaran, (2)
Lebih memusatkan perhatian siswa, (3) Memindahkan suatu pemikiran kedalam / situasi
yang nyata dan sesungguhnya. Dengan menggunakan alat media kantong bilangan serta
melalui penyampaian materi yang menarik dari guru, diharapkan siswa dapat lebih
termotivasi dalam proses belajar dan lebih jelas memberikan pelajaran sehingga tidak terjadi
“menkonkretkan konsep yang dipelajari. Kantong bilangan merupakan media 3 dimensi yang
memberikan gambaran proses konkret dalam pembelajaran, gambaran nyata ini diperoleh
dijadikan bentuk konkret dari simbol matematika”. Berdasarkan hal tersebut diharapkan anak
akan lebih mudah dalam memahami konsep. Media kantong bilangan dibuat berdasarkan
keefektifan media, salah satunya yaitu media kantong bilangan dibuat berdasarkan konsep
20
siswa mampu belajar dengan mudah dan cepat, untuk itu siswa diberikan media konkret, agar
sebagai berikut:
1) tidak bisa digunakan dalam pembelajaran operasi hitung yang melibatkan bilangan
negatif maupun desimal.
2) Media yang digurakan harus banyak atau mmencukupi seluruh siswa
3) Kondisi anak kelas satu yang masih individual sulit untuk bekerjasama dalam
kelompok.
4) Karakter anak kelas satu yang masih cenderung bermain, sehingga media kadang
langsung rusak.
sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng
ada didalamnya. Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang
antara lain, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis berdasarkan
perkembangan teknologi. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana
yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah
materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.
21
Menurut Rahardi (2003:6) “Desain Kantong Bilangan dibuat berbentuk kotak dengan
empat kantong yang menempel dibagian tengah kotak utama. Sedangkan sedotan sendiri
digunakan sebagai pengisi kantong-kantong yang tersedia sebagai indikator jumlah bilangan
yang akan dihitung”. Adapun desain media pembelajaran Kantong Bilangan dapat
Bahan dan alat yang digunakan dalam mendesain media pembelajaran Kantong
Bilangan adalah benda-benda yang mudah kita temui di lingkungan kita yaitu :
1. Letakkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, yaitu 1 sedotan pada kantong ribuan,
3 sedotan pada kantong ratusan, 4 sedotan pada kantong puluhan, dan 2 sedotan pada
kantong satuan.
22
2. Tambahkan sedotan pada kantong berdasarkan nilai tempatnya, yaitu 2 sedotan pada
kantong ratusan, 4 sedotan pada kantong puluhan, dan 5 sedotan pada kantong satuan.
3. Hitung sedotan yang ada pada masing-masing kantong.
4. Tulis hasil penghitungan sedotan ke dalam lembar jawab.
1) Siapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti kardus bekas, botol air mineral ukuran
gelas, kertas warna-warni, sedotan warna, spidol, gunting, lem kertas dan lem
plastik.
2) Potong kardus dengan ukuran sesuai yang diinginkan untuk digunakan sebagai
tempat menempelkan 4 buah botol plastik air mineral.
3) Lapisi kardus dengan kertas warna agar terlihat menarik.
4) Tempelkan 4 buah botol plastik air mineral ukuran gelas dengan menggunakan lem
khusus untuk bahan plastik.
5) Gunakan spidol untuk memberi tulisan sebagai pelengkap desain media pembelajaran
Kantong Bilangan.
dengan memasukkan sedotan sesuai dengan nilai angka yang akan kita hitung kemudian
masukkan atau ambil sedotan lagi sesuai dengan nilai angka yang digunakan sebagai angka
penambah, pengurang, pengali ataupun pembaginya. Agar lebih jelas lagi, prosedur
1) Persiapkan sedotan dan kantong bilangan yang akan digunakan untuk melakukan
operasi hitung.
2) Letakkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, misalnya 1312 berarti 2 sedotan
berada pada kantong satuan, 4 sedotan berada pada kantong puluhan, 3 sedotan
berada pada kantong ratusan, dan 1 sedotan berada pada kantong ribuan.
3) Lakukan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian)
dengan menambahkan sedotan ataupun mengurangi sedotan yang ada dalam kantong
sesuai dengan angka penjumlah atau pengurangnya.
4) Sedotan yang masih ada dalam kantong merupakan hasil operasi hitung yang
dilakukan.
5) Hitung jumlah sedotan yang masih ada dalam kantong bilangan sesuai dengan nilai
tempatnya.
6) Jika dalam satu kantong terdapat lebih dari sepuluh sedotan, maka ambil sepuluh
sedotan pada kantong tersebut, kemudian tambahkan satu sedotan pada kantong nilai
yang bernilai tempat lebih besar yang ada di sampingnya.
23
Dengan langkah penggunaan media kantong bilangan yang mudah, diharapkan dapat
membantu siswa dalam pembelajaran matematika khususnya materi Pecahan dan diharapkan
mampu memudahkan anak dalam memahami materi pembelajaran dan pada gilirannya dapat
Sebelum mempelajari materi tentang penjumlahan dan pengurangan tiga angka, mari
kita mempelajari nilai tempat bilangan tiga angka terlebih dahulu. Menurut Fajariyah
(2008:17) “Bilangan tiga angka memiliki tiga nilai tempat bilangan, nilai tiga tempat
bilangannya adalah ratusan, puluhan dan satuan. Penjumlahan bilangan tiga angka dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu Penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan
Pak Lurah membagiakn bibit tanaman penghijauan kepada warganya. Bibit yang
bibagikan terdiri atas 275 bibit rambutan dan 423 bibit mangga. Berapakah jumlah
seluruh bibit tanaman penghijauan yang dibagikan oleh pak lurah?
Untuk menghitung jumlah seluruh bibit tanaman yang dibagikan, dapat dilakukan
dengan cara penjumlahan.
Penyelesaian:
Penjumlahan itu dapat dituliskan 275 + 423.
Bagaimana cara penjumlahan bilangan tersebut?
275 + 423 dapat diselesaikan dengan cara penggunaan kantong bilangan sebagai berikut:
275 = 200 + 70 + 5
423 = 400 + 20 + 3
+
= (200 + 400) + (70 + 20) + (5 + 3)
= 600 + 90 + 8
= 698
24
275
200 70 5
423
400 20 3
Sumber: Rahardi (2003:12)
Dalam menjumlahkan bilangan, kita sering menjumpai hasi yang melibatikan nilai
tempat yang berbeda. Penjumlahan seperti ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
Selain cara bersusun panjang, ada cara penjumlahan yang lebih singkat. Cara ini
Tabel 2.2. Penjumlahan dengan cara bersusun pendek dengan menggunakan Kantong
Bilangan
2 5 6 2 5 6
+ + +
3 4 2 3 4 2
5 9 8 5 9 8
Sumber: Rahardi (2003:13)
Langkah penyelesaian:
1. Jumlahkan satuan dengan satuan. 6 satuan + 2 satuan = 8 satuan.
Pada tempat ratusan terdapat angka 5, pada tempat puluhan terdapat angka 9 dan pada
Pengurangan bilangan dapat dilakukan dengan dua cara. Caranya adalah bersusun
Bu Ida adalah seorang pengusaha pakaian. Bulan ini ia mendapat pesanan 876 potong
kain di gudangnya tersimpan 452 potong pakaian. Berapa potong pakaian lagi yang
harus diusahakan oleh Bu Ida?
Jawab:
876 = 800 + 70 + 6
452 = 400 + 50 + 2
= (800 – 400) + (70 – 50) + (6 – 2)
= 400 + 20 + 4
= 424
Tabel 2.3. Pengurangan dengan cara bersusun panjang dengan Kantong Bilangan
Pada gambar di atas terdapat 4 ratusan, 2 puluhan, dan 4 satuan. Dituliskan menjadi 424.
Jadi jumlah pakaian yang harus diusahakan oleh ibu Ida adalah 876 potong pakaian – 452
Bentuk pengurangan diatas dapat di ubah seperti pada tabel 2.4. berikut ini:
685 6 8 5
273 2 7 3
Dikurangkan (6 – 2) = 4 (8 – 7) = 1 (5 – 3) = 2
6 8 5
5–3 2 7 3
2
28
6 8 5
8–7 2 7 3
1 2
6 8 5
6–2 2 7 3
4 1 2