Laporan Resmi Praktikum Pengenalan Pelarut Organik
Laporan Resmi Praktikum Pengenalan Pelarut Organik
Kelompok : 5
Kelas : 1A D4 TKI
Anggota Kelompok : 1. Gumawa Windu Manggada (1741420059)
2. Indira Inastiti Noor (1741420088)
3. Moch Farhein Ferdinal (1741420008)
I. DASAR TEORI
Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki atom karbon sebagai salah satu
unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Penggunaan
senyawa organik itu sendiri telah banyak digunakan dalam laboratorium, dan kehidupan sehari-
hari pun kerap dipakai untuk keperluan manusia. (Titin, 2013)
Pelarut organik merupakan salah satu jenis dari zat organic yang dapat melarutkan zat-zat
terlarut tertentu, selain itu pelarut organik juga memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah
menguap selain itu tiap jenis pelarut organic memiliki kelarutan yang berbeda-beda. Ada
beberapa faktor, diantaranya
1. Kepolaran senyawa
Kepolaran senyawa merupakan salah satu yang mempengaruhi larut tidaknya suatu
senyawa organic, karena senyawa organic sangat bergantung terhadap ada tidaknya interaksi
antara sesame pelarut maupun pelarut terhadap air seperti gaya van der walls, gaya london,
ikatan hidrogen, dan lain sebagainya
Faktor lain larut tidaknya senyawa organic bisa disebabkan karena terbentuk tidaknya
ikatan antara senyawa organik dengan air, apabila berhasil membentuk ikatan hydrogen dengan
air maka disebut bagian hidrofil sedangkan bila berupa kerangka hidrokarbon, maka disebut
bagian hidrofob
1
3. Kesamaan gugus fungsi
Kesamaan gugus fungsi merupakan faktor lain dalam kelarutan senyawa organik karena
pada dasarnya semua pelarut mengandung ikatan hidrokarbon sehingga jika keduanya memiliki
ikatan karon yang dominan maka kedua senyawa itu dapat larut
Gaya ini juga merupakan pengaruh kelarutan senyawa organic, karena apabila gaya
kohesi lebih besar dari adhesi maka cendrung sukar larut dkarenakan hanya bisa menarik partikel
sejenisnya, begitupun sebaliknya
2
B. Pelarut Organik dengan Pelarut Organik
1. Menyiapkan beberapa tabung reaksi kering dan rak tabung reaksi
2. Mengisi pelarut organik ke masing-masing tabung reaksi ±1ml
3. Mengisi dengan masing-masing pelarut organik sebanyak ±1 ml secara tetes menetes
sambil diamati perubahannya
4. Mengulangi langkah 3 dengan tabung reaksi berisi pelarut organik yang lain dan isikan
dengan pelarut organik yang berbeda
3
IV. DATA PENGAMATAN
Pengamatan
No Nama Pelarut Organik
Tetes-tetes Pertama Setelah volume sama
1 Benzena Larut Tidak Larut
2 Toluena Larut Tidak Larut
3 n-heksana Larut Larut
4 Sikloheksana Larut Tidak Laut
5 Etanol Larut Larut
6 Isopropil Alkohol Larut Larut
7 Kloroform Tidak Larut Tidak Larut
8 Aseton Larut Larut
sikloheksan Isopropyl
Benzena Toluena n-heksana etanol kloroform aseton
a alkohol
Benzena X larut Tidak larut larut larut larut larut larut
Toluena larut X Tidak larut larut larut Larut Larut larut
n-heksana Tidak larut Tidak larut X Tidak larut larut larut Tidak larut larut
Sikloheksan
larut larut Tidak larut X larut larut larut larut
a
Etanol larut larut larut larut X larut larut larut
Isopropil
larut larut larut larut larut X larut larut
Alkohol
Kloroform larut larut Tidak larut larut larut larut X larut
Aseton larut larut larut larut larut larut larut X
Kelompok : 5
Kelas : 1A D4 TKI
Nama : Moch Farhein Ferdinal (1741420008)
V. PEMBAHASAN
4
Dalam praktikum kali ini dilakukan praktikum pengenalan pelarut organic yaitu dengan
membandingkan kelarutan pelarut organic dengan air, Pelarut-pelarut yang digunakan adalah
1. Benzena
Benzena merupakan salah satu jenis senyawa organic yang memiliki bentuk aromatis,
pada saat benzena dimasukan kedalam aquades di tetes-tetes awal larut dan saat mulai diteteskan
pada tetes ke 4 mulai terlihat benzene tidak larut, penyebab ini diutamakan karena dari
kepolarannya saja sudah berbeda, yakni benzene bersifat tidak polar sedangkan aquades bersifat
polar, belum lagi seluruh bagian dari benzene bersifat hidrofob. Hal ini juga berlaku antara
benzene dengan pelarut lain, benzene mudah larut pada pelarut lai karena kepolaran tersebut,
kecuali pada n-heksana yang sifatnya berbeda dari pelarut lain sehingga tidak larut
2. Toluena
Sama seperti benzene, Toluena merupakan senyawa organic yang berbentuk aromatis,
saat pencampuran dengan aquades, hanya pada tetes tetes pertama saja larut, sedangkan setelah 3
tetes tidaklarut. Hal ini diseabkan oleh kepolaran senyawa toluene yang bersifat non polar,
sedangkan aquades bersifat polar. Kemudian struktur toluena bersifat hidrofob dan sama seperti
benzene, terhadap senyawa hidrokarbon lain larut dan hanya tidak larut dengan n-heksana karena
perbedaan struktur dan sifat kepolarannya itu sendiri
5
3. n-heksana
n-heksana merupakan sebuah senyawa karbon yang memiliki rantai lurus, dan bersifat
non-polar, Pada saat pencampuran dengan aquades, di tetes-tetes pertama, dapat larut sampai
hamper 1 ml masih tetap larut, hal ini tidak sesuai dengan literatur, karena aquades bersifat polar,
sedangkan n-heksana bersifat non polar sehingga hasil yang didapatkan. Begitupun pencampuran
dengan pelarut organik lain, senyawa-senyawa seperti benzena, toluena, kloroform, dan
sikloheksana seharusnya dapat larut oleh n-heksana, namun menurut pengamatan tidak dapat
larut. Banyak faktor penyebab peristiwa ini, diantaranya kurang telitinya pengamat terutama
penggunaan alat, terlebih percobaan n-heksana ini dilakukan terakhir sebelum selesai sehingga
pengamat kurang teliti dalam percobaan ini
4. Sikloheksana
Sikloheksana merupakan senyawa organik yang memiliki sifat non-polar, dan memiliki
bentuk segienam melingkar. Pada saat mulai diteteskan dengan aquades awalnya sikloheksana
dapat larut dengan air, namun setelah tetes ke 3 mulai terlihat perbedaan pada pengamatan antara
sikloheksana dan aquades yang tidak dapat bercampur. Selain itu juga teramati sikloheksana juga
dapat larut dengan seluruh pelarut organik lain kecuali n-heksana. Sikloheksana tidak bisa
6
bercampur dengan air dikarenakan sifat kepolarannya itu sendiri ditambah lagi tidak
terbentuknya ikatan senyawa organic dengan air. Namun pada pelarut lain, rata-rata bersifat larut
karena mayoritas pelarut organik bersifat non-polar
5. Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis gugus fungsi yang memiliki 2 atom karbon. Unsur ini
umumnya bisa larut di hampir semua jenis larutan dikarenakan etanol memiliki sifat yang mirip
dengan air. Ini terbukti saat diteteskan dengan air, etanol dapat larut dengan sempurna begitupun
dengan senyawa lain, etanol cenderung mudah bersatu karena gugus fungsi yang dimiliki oleh
senyawa etanol tersebut memiliki bentuk yang cukup mirip dengan gugus-gugus fungsi lainnya
6. Isopropil alkohol
Isopropil alcohol merupakan salah satu senyawa gugus alkohol . Sama seperti etanol,
isopropil alkohol juga memiliki sifat-sifat yan dimiliki oleh gugus alkohol yaitu cenderung
mudah larut di berbagai jenis senyawa organik serta mudah larut dalam air. Hal ini terbukti
dengan hasil pengamatan praktikum dimana semua pelarut isopropil dapat larut dengan seluruh
pelarut lain juga dengan air. Sama seperti etanol, ini bisa terjadi karena terdapat kesamaan gugus
7
fungsi dan sifat polaritas dari senyawa itu sendiri sehingga bisa larut dalam pelarut lain, maupun
dengan aquades
7. Kloroform
Kloroform merupakan salah satu pelarut organik yang memiliki ikatan dengan atom
chlor. Pada saat pencampuran dengan aquades, di tetes-tetes pertama, sudah terlihat tidak larut.
Inin dikarenakan sifat kloroform yang memiliki sifat yang sangat non polar sehingga tidak bisa
larut sama-sekali. Namun ketika dilarutkan dengan seluruh pelarut organik lain bisa larut semua
kecuali n-heksana. Peristiwa ini bisa terjadi karena sifat kloroform yan sangat tidak polar serta
mudah membentuk ikatan dengan atom hidrokarbon lain sehingga mudah larut
8. Aseton
Aseton merupakan salah satu pelarut organik dari gugus keton dan bersifat polar. Pada
saat dicampurkan dengan aquades, pada tetes-tetes awal aseton dapat larut, hingga setelah 1 ml
masih tetap larut. Begitupula dengan pelarut organik lain dapat larut dengan aseton karena sifat
senyawa hidrokarbon yang mudah larut karena kesamaan struktur atau gugusnya sehingga aseton
bisa larut ke seluruh senyawa organik lainnya
8
Tugas MSDS Bahan
Rumus
No Nama Bahan Bentuk Bahaya Aspek K3
Kimia
1 Benzena C6H6 Cairan Mudah terbakar Terhirup: pindahkan ke
Iritasi bila tempat yang berudara segar,
terkena mata dan jika tidak bernafas beri
kulit pernafasan buatan, bila
Bahaya bila kesulitan bernafas beri
terhiru dan tertelan oksigen. Segera beri tindakan
medis.
Terkena mata: segera
basuh dengan air yang
banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan air yang
banyak, segera beri tindakan
medis.
Tertelan: segera hubungi
dokter. Jangan paksakan
muntah kecuali tim medis
yang mengarahkan, jangan
beri apapun melalui mulut
jika korban tidak sadar.
2 Toluena C7H8 atau Cairan Mudah terbakar Terhirup: pindahkan ke
C5-H5- Iritasi bila tempat yang berudara segar,
CH3 terkena mata dan jika tidak bernafas beri
kulit pernafasan buatan, bila
Bahaya bila kesulitan bernafas beri
terhirup dan oksigen. Segera beri tindakan
tertelan medis.
Terkena mata: segera
basuh dengan air yang
banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan air yang
banyak, segera beri tindakan
medis.
9
Tertelan: segera hubungi
dokter. Jangan paksakan
muntah kecuali tim medis
yang mengarahkannya,
jangan beri apapun melalui
mulut jika korban tidak sadar.
10
dokter. Jangan paksakan
muntah kecuali tim medis
yang mengarahkannya,
jangan beri apapun melalui
mulut jika korban tidak sadar.
12
tindakan medis bila iritasi
berlangsung lama.
Tertelan: beri 2 gelas air
bila korban sadar. Jangan
paksakan muntah. Jika
korban tidak sadar jangan
beri apapun melalu mulut.
Segera panggil dokter.
13
dokter. Jangan paksakan
muntah kecuali tim medis
yang mengarahkannya,
jangan beri apapun melalui
mulut jika korban tidak sadar.
Kesimpulan :
- Bahwa Senyawa organik dapat larut dalam aquades bergantung terhadap sifat hidrofobik atau
hidrofilik dari senyawa itu sendiri
- Bahwa kelarutan senyawa organik sangat dipengaruhi oleh sifat polaritas larutan pelart organik
itu sendiri
- Bahwa Kemiripan Gugus Fungsi memiliki pengaruh dalam kelarutan terhadap sesame pelarut
14
Kelompok : 5
Kelas : 1A D4 TKI
Nama : Gumawa Windu Manggada (1741420059)
PEMBAHASAN
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut (cairan, padat atau gas yang berbeda
secara kimiawi), menghasilkan suatu larutan. Pelarut biasanya berupa cairan tetapi juga bisa
menjadi padat, gas, atau fluida superkritis. Kuantitas zat terlarut yang dapat larut dalam volume
pelarut tertentu bervariasi terhadap suhu.
Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang
juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut
pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap,
meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat
yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.
Pada percobaan pengenalan pelarut organic, ditujukan untuk mengetahui kelarutan zat
organik dalam beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya. Ada
beberapa zat organik yang akan kita uji diantaranya Acetone, Kloroform, Isopropil Alkohol,
Isopropil alkohol, Toluene, n-Hexane, Etanol , dan Benzene. Percobaan ini terdiri dari dua
percobaan, yakni pengujian kelarutan di dalam air dan pengujian kelarutan pelarut organic satu
terhadap lainnya.
Pada percobaan pertama kita menguji kelarutan air, dimana air di sini bertindak sebagai
penentu kepolaran suatu senyawa/ zat organik yang diuji. Pelarut organic yang larut dalam air
adalah Etanol, Isopropil Alkohol, Acetone, dan n-Hexane dikarenakan pelarut tersebut bersifat
hidrofilik , yakni dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air. Namun, pada n-Hexane
berdasarkan teori hendaknya tidak larut dalam air disebabkan kurang telitinya dalam percobaan,
ataupun kadar antara air dan n-Hexane tidak seimbang. Sedangkan Siklo-Hexane, Kloroform,
Benzene, dan Toluene tidak larut dalam air, karena kerangka hidrokarbonnya atau lebih dikenal
dengan hidrofob yang memiliki bagian cukup besar sehingga menyebabkan kelarutan pelarut
organic tersebut menjadi terbatas dalam air.
15
Pada percobaan kedua kita menguji kelarutan pelarut organic satu terhadap lainnya,
dimana pelarut organic yang digunakan adalah Toluene, Siklo-Hexane, Isopropil Alkohol,
Kloroform, Acetone, Etanol, Benzene, dan n-Hexane.
Toluene, dikenal sebagai metilbenzene ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak
berwarna dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzene. Toluene adalah
hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai
pelarut. Toluene tidak larut dalam n-Hexane, karena n- Hexane bersifat sangat non-polar dan
hidrokarbon. Namun toluene larut dalam pelarut organic seperti Siklohexane, Isopropil Alkohol,
Kloroform, Acetone, Etanol, dan Benzene. Selain itu Toluene bersifat nonpolar sehingga tidak
larut dalam air.
Isopropil Alkohol adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C 3H8O atau C3H7OH.
Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau menyengat.
Senyawa ini merupakan alkohol sekunder yang paling sederhana, di mana atom karbon yang
mengikat gugus alkohol juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer
struktur dari 1-propanol. Isopropil alcohol larut di dalam air dan semua pelarut organic yang
digunakan, yakni Acetone, Siklohexane, Kloroform, Toluene, n-Hexane, Etanol , dan Benzene.
Hal ini disebabkan karena Isopropil Alkohol merupakan senyawa polar yang dapat larut dalam
air dan pelarut lain.
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl 3). Kloroform dikenal karena
sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah
16
terbukti dapat merusak liver dan ginjal. Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap,
dan berbau khas. Kloroform larut di dalam Acetone, Isopropil Alkohol, Siklo-Hexane, Toluene,
Etanol , dan Benzene. Namun, kloroform tidak larut di dalam air karena Kloroform bersifat
nonpolar dan tidak larut dalam n-Hexane, karena n-Hexane bersifat sangat non-polar dan
hidrokarbon.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif
dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol sama halnya
dengan Acetone dan Isopropil alcohol yang merupakan senyawa polar yang dapat larut dalam air
dan pelarut lain. Sehingga Etanol dapat larut di dalam air dan semua pelarut organic yang
digunakan, yakni Kloroform, Acetone, Isopropil alkohol, Toluene, n-Hexane, Siklohexane, dan
Benzene.
Benzene, dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia
organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang
manis. Benzene terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen
berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzene merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik
siklik dengan ikatan pi yang tetap. Benzene adalah salah satu komponen dalam minyak bumi,
dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam
dunia industri. Benzene sama halnya dengan Toluene, Kloroform, dan Siklohexane, yakni tidak
larut dalam air dan n-Hexane, namun larut dalam pelarut organic seperti Siklohexane, Isopropil
Alkohol, Kloroform, Acetone, Etanol, dan Toluene.
17
n-Hexane adalah senyawa dengan rumus kimia C6H14 yang merupakan hidrokarbon
yang banyak digunakan sebagai pelarut organik dengan sifat mudah menguap. "n" pada n-hexane
mengandung arti normal yang artinya rantai hidrokarbonnya lurus atau linier yang dituliskan
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3. n-hexane yang merupakan pelarut yang sangat nonpolar dan
relatif aman karena tidak mengiritasi kulit dan tingkat toksisitasnya relatif rendah. Namun, n-
hexane akan mudah terbakar (flammable) jika n-hexane diletakkan di dekat api karena titik didih
n-hexane yang rendah yaitu 69 °C. n-Hexane dapat larut dalam pelarut Isopropil Alkohol,
Acetone, dan Etanol. Sedangkan tidak larut dalam pelarut Kloroform, Siklohexane, Toluene, dan
Benzene. n-Hexane larut dalam air, namun berdasarkan teori n-Hexane hendaknya tidak larut
dalam air. Kesalahan seperti ini disebabkan kurang telitinya dalam percobaan, ataupun kadar
antara air dan n-Hexane tidak seimbang. n-hexane bersifat sangat non-polar sehingga tidak larut
dalam air dan hanya larut dalam pelarut organik sesamanya yang bersifat hidrokarbon dan yang
bersifat polar.
Kesimpulan:
1. Pelarut organik yang kita gunakan pada praktikum kali ini adalah benzena, toluena, n-hexane,
siklohexane, aseton, kloroform, isopropil alkohol.
2. Sifat pelarut organik dalam air ada yang larut dan ada yang tidak tergantung dari bagan
hidrofil dan hidrofobnya.
3. Sfat pelarut organik satu dengan yang lainnya juga sama ada yang larut dan tidak. Rata-rata
saat dilarutkan dengan sesama pelarut organik semuanya larut kecuali klorofoam dengan n-
heksana tdak larut, lalu n-heksana dengan benzene tidak larut, n-heksana dengan toluene tidak
larut.
18
19
Kelompok : 5
Kelas : 1A D4 TKI
Nama : Indira Inastiti Noor (1741420088)
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang kelarutan pelarut organik dalam
air dan pelarut organik terhadap pelarut organik lainnya. Pada percobaan kali ini kita
menggunakan berbagai macam jenis pelarut yaitu: air, benzena, toluena, n-heksan,
sikloheksan, aseton, klorofoam, isopropil alkohol. Semua pelarut organik dan air di uji coba
satu persatu lalu damati apakah bisa larut atau tidak. Pertama kita melarutkan air dengan bahan
pelarut organk. Pada tetes pertama, semuanya larut kecuali klorofoam yang dari tetes pertama
sudah tidak larut dengan air. Sedangkan pada tetes akhir, aseton, isopropl alkohol, toluene
mengalami kelarutan. Sedangkan klorofoam, sikloheksana, toluena dan benzene tidak larut.
Pengaruh larut atau tidaknya pelarut organik dalam air dipengaruhi oleh faktor ada atau
tidaknya bagian molekul organik yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, yang lebih
dikenal dengan bagian hidrofil dan kerangka hidrokarbon yang merupakan penyebab ketidak
larutan atau lebih dikenal sebagai bagian hidrofob. Kedua faktor itu bersaing untuk menentukan
kelarutan pelarut organk di dalam air. Oleh sebab itu, maka ada pelarut yang larut dalam air dan
ada yang tidak larut dalam air.
lalu pelarut organik dilarutkan dengan pelarut organik yang lain. Rata-rata saat dilarutkan
dengan sesama pelarut organik semuanya larut kecuali klorofoam dengan n-heksana tdak larut,
lalu n-heksana dengan benzene tidak larut, n-heksana dengan toluene tidak larut. Larut atau
tidaknya pelarut organik di pengaruhi oleh beberapa faktor yatu oleh kesamaan gugus
fungsnya. Sesama hidroksida bisa larut. Pelarut hdrokarbon dapat larut. Pelarut hidrokarbon
dapat melarutkan pelarut organik yang kerangka hidrokarbonnya cukup dominan.
Kesimpulan
- Kelarutan senyawa organik sangat dipengaruhi oleh polar-tidaknya senyawa organik tersebut
20
Daftar Pustaka
21