Minyak Diesel (IDO)
Minyak Diesel (IDO)
DISUSUN OLEH:
(1707165522)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVESTAS RIAU
2019
MINYAK DIESEL
Minyak diesel adalah bahan bakar jenis distilat yang mengandung fraksi-fraksi berat atau merupakan
campuran dari distilat fraksi ringan dan fraksi berat (residual fuel oil) dan berwarna hitam gelap, tetapi
tetap cair pada suhu rendah. Penggunaan minyak diesel ini pada umumnya untuk bahan bakar mesin
diesel dengan putaran sedang atau lambat (300–1.000 RPM) atau dapat juga dipergunakan sebagai bahan
bakar pembakaran langsung dalam dapur-dapur industri. Minyak diesel ini biasanya disebut juga
Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
BATASAN
METODE UJI
NO. KARAKTERISTIK SATUAN DIESEL 1 DIESEL 2
4 Titik Tuang o C - 18 - 21 D 97
- Motor Diesel
Menurut kecepatan putarannya, dikelompokkan menjadi 3 jenis :
• Motor diesel putaran tinggi : > 1000 rpm
• Motor diesel putaran sedang : 300 – 1000 rpm
• Motor diesel putaran rendah : < 300 rpm
- Sifat umum
Sifat umum ditentukan dengan pemeriksaan :
• Specific gravity, ASTM D 1298
• API Gravity
Kegunaan specific gravity untuk dapat menghitung massa minyak bila volumenya telah diketahui maupun
untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi sehingga mengubah besarnya specificgravity
API Gravity diperoleh setelah specific gravity diketahui, persamaannya adalah sebagai berikut :
141,5
API Gravity at 60 °F = ────────── - 131,5
SG at 60/60 ° F
- Sifat penguapan
Ditentukan melalui pemeriksaan :
• Distilasi, ASTM D 86
• Flash point, ASTM D 93
- Distilasi, ASTM D 86
Kecepatan penguapan (Volatility) merupakan sifat yang penting dari bahan bakar cair terutama dalam
pembentukan campuran bahan bakar dan udara.
Apabila bahan bakar terlalu mudah menguap → campuran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna
karena alasan-alasan sebagai berikut :
• Penguapan yang terlalu cepat dari butir-butir cairan dari bahan bakar akan menyebabkan jet dari injektor
mengandung udara uap hidrokarbon yang sangat tinggi, sehingga phase cairan dari bahan bakar yang
disemprotkan kedalam udara di ruang pembakaran akan sangat berkurang.
• Penguapan yang berlebihan didalam jet akan mengambil panas untuk penguapan dari udara sekelilingnya.
Sebaliknya bila campuran gemuk dengan fraksi-fraksi yang tidak mudah menguap maka campuran akan
memerlukan waktu penyalaan yang terlalu lama .Batasan minimum distilat yang tertampung pada 370 °
C adalah 95 % volume . Pada spec yang lama (1999), batasan minimum distilat yang tertampung pada
300 ° C adalah 40 % volume.
- Sifat pembakaran
Sifat pembakaran ditunjukkan oleh pemeriksaan :
• Angka Setana ( Cetane Number ), ASTM D 613
• Kalkulasi Indeks Setana, ASTM D 4737
- Kinematic Viscosity
Waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler karena gaya gravitasi
Viskositas sangat penting bagi bahan bakar minyak baik yang digunakan untuk bahan bakar motor diesel
maupun ketel-ketel uap, karena berpengaruh terhadap sistem pemompaan dan sistem injeksi artinya bahan
bakar harus mudah dipompakan dari tangki ke pompa injector .Selain itu bahan bakar harus mempunyai
sifat pelumasan yang juga tergantung pada viskositas .Untuk menjamin keadaan mekanik dari pompa
injektor dan nozzle dalam keadaan beroperasi atau berjalan..Batasan nilai viscositas pada bahan bakar
solar adalah 2,0 - 5,0 cst
Beberapa standard Viskositas :
• Kinematik diukur dalam centi Stoke
• Redwood I diukur dalam detik
• Saybolt Universal diukur dalam detik
• Engler diukur dalam oE (hasil bagi dari waktu mengalirnya minyak yang dimaksud dengan waktu
mengalirnya air 200 cc, pada suhu 20oC dengan Viscometer Engler).
- Sifat kebersihan
Sifat kebersihan bahan bakar solar ditunjukkan oleh pemeriksanaan :
• Warna, ASTM D 1500
• Kadar air, ASTM D 95 / D 1744
• Sediment, ASTM D 473
• Ash content, ASTM D 482
• Carbon Residue, ASTM D 189 / D4530
• Particulate Contaminant, ASTM D 2276
- Sifat pengkaratan
Sifat pengkaratan ditunjukkan oleh pemeriksaan :
• Strong Acid Number, ASTM D 974 / D 664
• Total Acid Number, ASTM D 974 / D 664
• Sulfur content, ASTM D 1552
• Copper Strip Corrosion, ASTM D 130
- Sifat Umum
Sifat umum ditunjukkan oleh pemeriksaan
Spesifik Gravity, ASTM D 1298.
Semakin berat Spesifik Gravity, maka kekentalannya semakin tinggi. Spesifik Gravity dibatasi
min. 0,84 dan max. 0,92
Tujuan pemeriksaan density :
• Untuk perhitungan penjualan
• Mengetahui secara cepat terjadinya kontaminasi
• Perhitungan material balance dalam pengolahan
• Menghitung nilai kalori secara kasar
- Sifat Pembakaran
Untuk mengetahui jumlah panas yang dihasilkan sejumlah bahan bakar. Dari nilai kalorinya
dapat diperkirakan jumlah bahan bakar yang diperlukan.Nilai kalori dipengaruhi oleh jenis
senyawa hidrokarbon.
Pengujian sifat pembakaran dilakukan melalui :
Heat of Combustion ASTM D 240 yaitu menggunakan Bomb Calorimeter, atau
Calculation Heating Value ASTM D 4868, dengan basis density, kadar air, sulfur dan
ashcontent.Ada 2 macam panas pembakaran, yaitu :
▪ Gross Heating Value
Gross panas pembakaran adalah panas yang dihasilkan pada pembakaan sejumlah tertentu bahan
bakar dalam volume tetap dimana semua air dikondensasikan dalam bentuk cair.
▪ Net Heating Value
Net panas pembakaran adalah panas yang dihasilkan pada pembakaran sejumlah berat tertentu
bahan bakar pada tekanan 1 atm semua air dalam bentuk uap.
- Sifat Pengaliran
Untuk mengetahui sifat mengalirnya dilakukan melalui pemeriksaan :
• Viskositas, ASTM D 445
• Pour point, ASTM D 97
- Viskositas
Viskositas sangat menentukan dalam pengkabutan. Apabila viscositas terlalu encer maka
pengkabutan akan sukar terjadi .Viscositas dibatasi min 35 dan max 45 sec Redwood I.
- Pour point
Pemeriksaan pour point, untuk menentukan temperatur terendah IDO dapat disimpan dan
dipompa tanpa terjadi pembekuan pada tanki atau pipa .Pour point dibatasi max. 65 °F
- Sifat Korosifitas
Sifat korosifitas untuk mengetahui kemungkinan dapat menimbulkan kerusakan pada alat, karena
proses pengkaratan dalam penyimpanan dan transportasi. Pemeriksaan korositas dilakukan
melalui :
• Sulfur Content, ASTM D 1552
• Strong Acid Number, ASTM D 974
- Sulfur Content
Sulfur content, untuk mengetahui kandungan sulfur. Semakin tinggi kandungan sulfur, maka
semakin besar pula kecenderungan terbentuknya SO2 dan SO3 .Kandungan sulfur dibatasi max.
1,5 % wt.
- Sifat Kebersihan
Kandungan kotoran selain dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan juga dapat
menimbulkan kebuntuan pada burner sehingga akan menganggu proses pembakaran.
Sifat kebersihan dilakukan dengan pengujian :
• Kadar air, ASTM D 95
• Residue Carbon Conradson, ASTM D 189
• Kadar endapan, ASTM D 473
- Kadar air
Dapat menyebabkan menurunnya kualitas pembakaran dan mempercepat proses pengkaratan,
karena selalu diikuti garam-garam yang dengan proses hidrolisa menyebabkan
pengkaratan.Kandungan air dibatasi max. 0,25 % vol.
- Kadar endapan
Endapan yang terjadi berupa sejumlah garam yang terlarut dan lumpur asphaltik. Endapan ini
mengakibatkan korosi dan kebuntuan pada burner .Kadar endapan dibatasi max. 0,02 % wt.
- Sifat Keamanan
Pengujian sifat keamanan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan timbulnya
kebakaran,sehingga dalam penanganannya tidak akan terjadi kebakaran pada keadaan dan
kondisi tertentu.Sifat keamanan dilakukan dengan pengujian : Flash point, ASTM D 93 dan Titik
nyala ( Flash point ) dibatasi min. 150 °F .
Sumber : SK. Peraturan Dirjen MIGAS No. 002/P/DM/1979, Tanggal 25 Mei 1979
3. Cara Pembuatan
Cara pengolahan minyak bumi hingga menghasilkan Diesel/Solar dengan Cara Destilasi
bertingkat:
Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu kalau sudah ketemu minyaknya dan
isinya cukup banyak, dilanjutkan dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya dipompa
saja, setelah itu masih perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur
yang sudah tua dan hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk mengambil
sisa-sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan. Teknologinya disebut Enhanched Oil
Recovery bisa dengan penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau bahan
kimia lain. Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang)untuk
dilakukan proses Destilasi Bertingkat.
Gambar 3.1. Minyak Bumi di Dalam Perut Bumi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran
pipa dalam furnace (tanur) sampai pada suhu kurang lebih 350°C. minyak mentah yang usdah
dipanaskan tersebut kemudian masuk ke dalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu dengan pemanasan dalam steam (uap air panas bertekanan
tinggi)
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya akan terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya
lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin keatas, suhu yang terdapat pada kolom fraksinasi tersebut semakin rendah,
sehingga setiap kali komponen pada titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen
yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya
sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum kemudian dicairkan dan disebut LPG
(Liquified Petroleum Gas)
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut:
1. Gas
Rentang rantai karbon: C1 Sampai C5
Trayek didih: 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang Rantai karbon: C6 sampai C11
Trayek didih: 50 sampai 85°C
4. Solar
Rentang rantai karbon: C21 Sampai C30
Trayek didih: 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang Rantai karbon: C31 sampai C40
Trayek didih: 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih: diatas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat,sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi
Cracking, Reforming, polimerisasi, dan Blending
Dibandingkan dengan engine bensin pada engine diesel mempunyai keuntungan dan
kerugian sebagai berikut:
Keuntungan :
1. Engine diesel mempunyai efesiensi panas yang lebih besar. Hal ini berarti bahwa
penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada engine bensin.
2. Mesin diesel bisa lebih lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini berarti bahwa
kemungkinan kesulitan lebih kecil daripada engine bensin.
3. Momen pada engine diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan yang luas. Hal ini
berarti bahwa engine diesel lebih fleksibel dan lebih mudah dioperasikan dari pada engine
bensin(Hal inilah sebabnya engine diesel digunakan pada kendaraan-kendaraan yang besar).
- Kerugian :
1. Tekanan pembakaran maksimum hampir dua engine bensin. Hal ini berarti bahwa suara dan
getaran engine diesel lebih besar.
2. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi, maka engine diesel harus dibuat dari bahan yang
tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang sangat. Hal ini berarti bahwa untuk
daya kuda yang sama, engine diesel jauh lebih berat dari pada engine bensin dan biaya
pembuatannya pun menjadi lebih mahal.
3. Engine diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi. Dan ini berarti bahwa
harganya lebih mahal dan memerlukan pemeliharaan yang lebih cermat dibanding dengan engine
bensin.
4. Engine diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dan membutuhkan gaya
yang lebih besar untuk memutarnya. Oleh karena itu engine diesel memerlukan alat pemutar
seperti motor stater dan baterai yang berkapasitas lebih besar.