Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik terowongan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang tentang
lubang bukaan yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi tambang beserta
teknik-tekniknya.
Pada teknik terowongan di pelajari juga tentang system penyanggaan.
System penyanggaan merupakan suatu system yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu prosedur dan material yang digunakan untuk meningkatkan
kemantapan dan menjaga kemampuan batuan untuk menahan beban di dekat batas
penggalian.

Pada suatu terowongan harus dilakukan penyanggan ketika batuan tidak dapat
untuk menahan atau menopang dirinya sendiri. Oleh karena itu pada makalah ini
akan membahas tentang system penyanggaan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah
Teknik terowongan.

Tujuan di tuliskannya makalah ini adalah:

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi system


penyanggaan.
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dari penyanggaan,
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis jenis material yang digunakan pada
system penyanggaan,
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang klasifikasi system penyanggaan
berdasarkan pada sifatnya.

1
BAB II
ISI

2.1 Definisi Sistem Penyanggaan


Istilah penyangga (support) telah digunakan secara luas untuk
menggambarkan suatu prosedur dan material yang digunakan untuk meningkatkan
kemantapan dan menjaga kemampuan batuan untuk menahan beban di dekat batas
penggalian. Apabila tujuan utama pemakaian penyangga adalah untuk
memobilisasikan dan meningkatkan kekuatan massa batuan itu sehingga dapat
menyangga dirinya sendiri, maka prosedur dan material yang digunakan dalam
kasusu ini lebih tepatnya didefinisikan sebagai penguatan (reinforcement). Istilah
penyangga dalam kasus, dimana massa batuan benar-benar disangga oleh elemen
struktur seluruhnya atau hanya sebagian, yaitu berat dari blok-blok batu individu
yang dibatasi oleh bidang-bidang diskontinyu atau oleh daerah batuan yang lepas.
Biasanya berdasarkan waktu pemakaiannya penyangga dibagi menjadi dua, yaitu
penyangga sementara (temporary support) dan penyangga permanent (permanent
support)
Penyangga sementara adalah penyangga atau penguatan yang dipasang untuk
menjaga agar kondisi kerja aman selama kegiatan penambangan Jika lubang
bukaan bawah tanah tersebut diperlukan untuk jangka waktu yang lebih lama,
maka penyangga permanen harus dipasang berikutnya. Seiring penyangga
sementara merupakan bagian dari penyangga permanen, atau seluruhnya
dipindahkan agar penyangga permanen dapat dipasang.

2.1 Fungsi Penyanggaan


Adapun fungsi dari penyangga ialah :
 Melindungi batuan yang tidak ditambang, seperti over budden dan semua
batuan yang berada di atas pempat penggalian.,
 Melindungi tempat kerja penambangan supaya aman dari runtuhan.,
 Melindungi para pekerja dari reruntuhan batuan yang ada di atas atau di
sampingnya.,
 Melindungi para pekerja bila terjadi banjir atau hal-hal yang tidak
diinginkan.,

2
 Tempat berpijak atau lantai para pekerja, terutama untuk stope yang sudah
tinggi.,
 Melindungi broken ore sebelum diangkut keluar tambang.,
 Memisahkan antara broken ore dan ore insitu terutama untuk endapan-
endapan yang bisa terkonsolidasi (kompaksi) kembali, misalnya untuk
bijih-bijih sulfida.

2.2 Material yang Digunakan


Material yang digunakan dalam pembuatan penyangga adalah diantaranya
adalah sebagai berikut :
 Pillar ;Terdiri dari batuan atau bijih, biasanya yang berkadar rendah
(barren rock)
 Kayu (timbering)
 Semen atau beton
 Besi
 Batubara
 Filling material
 Broken ore

2.3 Klasifikasi Sistem Penyanggaan


Pada dasarnya sistem penyangga tambang bawah tanah bertujuan
memberikan tekanan untuk menahan bebaban batuan yang berpotensi hancur atau
longsor sistem penyangga terbagi menjadi dua yaitu :
1. Penyangga Pasif
Penyangga pasif maksudnya yaitu penyangga yang mendukung batuan
yang akan runtuh dan membatasi gerakan batuan tersebut. Penyangga pasif ini
bersifat mendukung / menahan batuan yang akan runtuh dan tidak melakukan
reaksi langsung terhadap beban yang diterima (rigid).
- bahannya dapat dari kayu, baja, maupun beton
- bentuknya tapal kuda, three pieces set, five pieces set, cribing, square bset

3
 Penyangga Baja
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding penyangga kayu
menyebabkan penyangga kayu diganti dengan penyangga besi baja, terutama pada
lubang-lubang utama. Keuntungan dari penyangga ini antara lain :
 Dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan
 Mempunyai “modulus elastisitas E” yang besar, sehingga deformasi yang
diakibatkan oleh beban menjadi kecil.
 Relatif mudah dalam pelaksanaan.
Sedangkan kerugian dari penggunaan material baja sebagai bahan bangunan
adalah harganya relatif mahal.
Berikut adalah jenis-jenis dari penyangga baja :
 Continous Rib Type
Sering dibuat dalam dua bagian untuk memberikan kemudahan dalam
pemasangannya, tetapi kadang-kadang dalam dua atau tiga bagian. Jenis ini sering
dipakai untuk pembuatan terowongan dengan metode “full face”, “side drift” dan
“multiple drift”. Penyangga jenis ini digunakan untuk kondisi batuan yang tidak
rumit.
 Rib and Post Type
Digunakan pada batuan yang kondisi berblock dan banyak rekahan yang
berkembang.
 Rib and Post Wall Type
Digunakan pada batuan yang mempunyai struktur batuannya rumit dan
banyak hancuran.
 Rib Wall Plate and Post Type
Digunakan pada metode “side drift” pada terowongan yang besar dengan
kondisi batuannya yang jelek sedangkan untuk metode “full face” jenis penyangga
ini digunakan untuk batuan yang mudah mengembang.
 Full Cyrcle Rib Type
Digunakan pada terowongan dengan metode “full face” dengan kondisi
batuan “squeezing”, “swelling” dan batuan yang hancur.

4
Tabel 2.1 Nilai Kekuatan Baja

Gambar 2.1 Tahapan Pemasangan Penyanggaan

5
Gambar 2.2 Kondisi Pemasangan Arches

Gambar 2.3 Moll Arches and Wooden Support

6
 Penyangga Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang
ditambah CaCl2 (Calcium Chlorida) yang berfungsi mempercepat waktu
pengerasan (curing time).
Dalam bidang teknik, beton banyak digunakan karena antara lain :
 Mempunyai kuat tekan tinggi
 Mudah dalam pelaksanaan kontruksi
 Bahan-bahan mudah didapat
 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Relatif ekonomis
Sedangkan kelemahan dari beton adalah:
 Mempunyai kuat tarik rendah
 Dapat hancur tiba-tiba, tanpa menunjukkan tanda-tanda lebih dahulu
 Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi
Penyanggaan beton yang terkenal adalah metode tembak yaitu shotcrete
dengan mekanisme menembakkan material hasil campuran bahan-bahan beton
pada dinding-dinding terowongan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh beton
tembak adalah :
 Shotability ; yaitu kemampuan untuk dapat melekat diatas dengan
kemungkinan kecil untuk dapat lepas.
 Kekuatan awal (early strength) harus cukup kuat untuk menyediakan
penyanggaan dalam waktu kurang dari 4 -–8 jam.
 Harus mampu mencapai kekuatan 28 hari dengan komposisi pemercepat
(accelerator) yang dibutuhkan untuk mendapatkan kekuatan awal.
 Tahan lama terhadap pengaruh cuaca.
 Ekonomis.

7
Tabel 2.2 Data Pencampuran Untuk Bahan Shotcrete

(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Dry Mixing, (b) Wet Mixing

Gambar 2.5 Penyemprotan

8
 Penyangga Kayu
Penyangga kayu adalah 9ystem penyanggan dengan bahan material
sebagai penyangga menggunakan kayu. Umumnya dari penambangan yang masih
bersifat tradisional menggunakan bahan penyangga kayu. Keuntungan dari
penggunaan penyangga kayu ini antara lain :
 Ringan, mudah dibawa, dibentuk, dan dipasang.
 Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi.
 Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai pasak, material isian,
dan sebagainya.
Kerugian dari penggunaan penyangga kayu ini antara lain :
 Kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat alami.
 Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.
 Mudah lapuk.
 Mudah terbakar.

Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga kayu dibagi


menjadi beberapa macam, yaitu :
a) Cribbing
Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan di daerah yang
memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan perempatan
(junction).

Pada pemasangan di lubang produksi, susunan cribbing tersebut dikombinasikan


dengan batang besi yang dilepas yang disebut chock release.

9
Gambar 2.6 Penerapan Cribbing

b) Three Piece Set / Five Piece Set

Untuk penyangga three piece set digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk
persegi panjang dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian atas (cap), dan
bagian samping / tiang (post). Untuk five piece set sama seperti three piece set,
hanya saja terdiri dari 5 bagian utama.

(a) (b)
Gambar 2.7 (a)Three Piece Set & (b) Five Piece Set

10
c) Square Set
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal (raise / winze).

Gambar 2.8 Square Set

2. Penyangga Aktif
Penyangga aktif ini maksudnya yaitu penyangga yang bersifat
memperkuat batuan secara langsung. Penyangga aktif ini bersifat melakukan
reaksi langsung (yield) dan memperkuat batuan tersebut secara langsung
(reinforcement). Berikut macam-macam penyangga yang merupakan penyangga
secara aktif :
 Baut Batuan
Baut batuan termasuk penyangga aktif karena mempunyai sifat
memperkuat massa batuan secara langsung dimana penyangga dipasang
merupakan bagian dari massa batuan. Keuntungan dari penggunaan baut batuan
ini antara lain :
 Lebih fleksibel, dapat digunakan dalam bentuk geometri yang bervariasi.
 Penghematan biaya material.
 Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi, sehingga relatif
lebih cepat.
 Tahan terhadap korosi.

11
 Kerapatannya (jumlah baut batuan per satuan luas) dengan mudah dapat
disesuaikan dengan kondisi batuan lokal.
 Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti wire mesh dan
penyangga pasif.
Sedangkan kerugian dari penggunaan baut batuan ini antara lain :
 Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati, karena dapat
mempengaruhi kehandalan pemasangan baut batuan.
 Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan dan pengujian yang
khusus serta prosedur yang baik dan benar. Disamping baut batuan ada
penyangga lain yang dinamakan doweling. Prinsip kerjanya sama dengan
pemasangan baut batuan tetapi sifatnya hanya sementara dan umumnya
digunakan untuk lubang-lubang produksi.

(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Slot & Wedge Bolt, (b) Expansion Shell Bolt

12
(a) (b)
Gambar 2.10 (a) Grouted Rockbolt – Dywidag Steel, (b) Split Set

Gambar 2.11 Kombinasi : wire mesh

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan pada bab sebelumnya, dapat di simpulkan beberapa


kesimpulan berikut, yaitu:

 Istilah penyangga (support) telah digunakan secara luas untuk


menggambarkan suatu prosedur dan material yang digunakan untuk
meningkatkan kemantapan dan menjaga kemampuan batuan untuk
menahan beban di dekat batas penggalian.
 Ada beberapa fungsi dari penyanggaan, salah satunya untuk
meningkatkan kemantapan dan menjaga kemampuan batuan.
 Ada beberapa jenis material yang digunakan, salah satunya besi atau
baja.
 Pada klasifikasi system penyanggaan, ada 2 jenis klasifikasi yang
didasarkan pada sifatnya,yaitu penyangga aktif dan penyangga pasif.
 Penyangga pasif maksudnya yaitu penyangga yang mendukung batuan
yang akan runtuh dan membatasi gerakan batuan tersebut. Penyangga
pasif ini bersifat mendukung / menahan batuan yang akan runtuh dan
tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban yang diterima (rigid).
 Penyangga aktif ini maksudnya yaitu penyangga yang bersifat
memperkuat batuan secara langsung. Penyangga aktif ini bersifat
melakukan reaksi langsung (yield) dan memperkuat batuan tersebut
secara langsung (reinforcement).

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/307079992/Teknik-Terowongan

https://www.scribd.com/doc/299747900/Tugas-Sistem-Penyanggaan

15

Anda mungkin juga menyukai