DENGAN STROKE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas
Dosen : Juliana,SST
Disusun Oleh :
1. Sri Pratiwi ( 2220111970 / 05)
2. Arum Tirta Ratnasari ( 2220111980 / 14)
3. Hendy Yulianto ( 2220111988 / 22)
4. Meyra Budyati ( 2220111996/ 29 )
5. Nadhifatuzzahrox ( 2220111998/ 31 )
6. Rida Nintami ( 2220112007/ 40 )
7. Vikna Dwi Ariyani ( 2220112014 / 47)
KELOMPOK 5
KELAS : 3C
2. Anatomi fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon.
(Satyanegara, 1998)
3. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan perjalanan penyakit atau stadiumnya:
1) Transtient Iskemia Attach (TIA)
Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit
sampai beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan
dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam
2) Stroke in evolution ( SIE)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap
3) Completeted stroke iskemic (CSI)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap
4) Reversible iscemic neurological defisit (RIND)
Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja
kelainan yang ada menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam
4. Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
1) Trombosis cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini
dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan
gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah
thrombosis.
2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli :
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.
(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3) Tumor otak
4) Hemorhagic
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.
5. Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu
50 ml/ menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang
mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi.
Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat menimbulkan
perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra
kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan
menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya. Darah yang
merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme arteri
hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga
timbul iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit
neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari
pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang
kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal
terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H.
Soedomo)
6. Manifestasi klinis
Gejala klinis stroke sangat tergantung kepada daerah otak yang terganggu
aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami gangguan aliran darah
tersebut. Manifestasi klinik pada umumnya adalah kelumpuhan sebelah badan,
gangguan perasaan sebelah badan, bicara terganggu bisa tidak dapat berbicara
atau tidak mengerti pembicaraan, gangguan menelan, mulut mencong, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan sampai kesadaran menurun, kemudian
pasca-stroke bisa terjadi antara lain epilepsi, demensia atau pelupa dan depresi
(Nasution,2007).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan
pada penyakit stroke adalah:
a. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/
ruptur.
b. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya
infark.
c. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau
serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau
perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang
mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.
e. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
f. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan
pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna
terdapat pada thrombosis serebral.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer &
Bare (2002) adalah:
a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah
adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat
diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan
intrvena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki
aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrim perlu dihindari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi
atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan
aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak
konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis
sebagai berikut:
1) Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital
2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai
kateter
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif
2. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat
dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin
intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi
ulcerasi alteroma
3. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral,
misalnya pada tindakan endarterectomy carotis.
b. Penatalaksanaan Di Rumah
1. Kelumpuhan/ kelemahan
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica
Ester. (2001). Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All.
2000. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen,
Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992
Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),
(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://
depkes.co.id/stroke.html)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIIT STROKE
A. Topik
Diet untuk penderita stroke
B. Sasaran :
Klien dan keluarga
C. Tujuan :
1. Umum
Klien dan keluarga mampu memahami jenis-jenis makanan yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita stroke.
2. Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 1x30 menit, klien mampu :
a. Menguraikan tujuan diet pada penderita stroke.
b. Menyebutkan syarat-syarat diet pada penderita stroke
c. Menyebutkan makanan yang boleh dikonsumsi untuk penderita stroke
d. Menyebutkan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
stroke
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian stroke
2. Penyebab stroke
3. Tujuan diit pada penderita stroke
4. Syarat-syarat diit pada penderita stroke
5. Diet atau pantangan makanan untuk penderita stroke
E. Metode
Diskusi dan tanya jawab tentang jenis-jenis diet untuk penderita stroke.
G. Waktu
Hari : Minggu, 23 September 2013
Jam : Pukul 10.00 – 10.30 WIB
H. Tempat
Ruang penyuluhan di Rumah klien
Setting tempat : di dalam ruangan terdapat tiga buah kursi dengan
sebuah meja. Perawat dan klien duduk berhadapan tersebut. Penyuluhan
menggunakan media lembar balik yang diletakkan di atas meja.
I. Rencana Evaluasi
Mengajukan beberapa pertanyaan lisan kepada klien segera setelah
penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh kepada klien selama 4 menit.
Aspek yang dievaluasi adalah aspek kognitif. Beberapa pertanyaan sebagai
berikut :
1. Jelaskan tujuan diet pada penderita stroke !
2. Sebutkan syarat-syarat diit pada penderita stroke !
3. Sebutkan makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita stroke !
4. Sebutkan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita stroke !
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Stroke
Stroke atau CVA (Cerebrovascular Accident) atau penyakit peredaran
darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh
darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau
pecah.
B. Penyebab Stroke
Pencetus penyakit stroke atau biasa kita sebut faktor resiko timbulnya
stroke yaitu hipertensi, penyakit jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia
(tingginya kadar lemak dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan
stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa, jenis kelamin, dan
kurangnya olahraga.
Usia memang merupakan faktor resiko stroke, semakin tua maka
resiko terkena stroke semakin besar, namun sekarang kaum usia produktif
perlu waspada terhadap ancaman stroke. Stroke dapat menyerang terutama
pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak. Generasi muda
seringkali menerapkan makan yang tidak sehat dengan serringnya
mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi
rendah serat. Oleh karena itu kita harus bisa menerapkan pola hidup sehat
dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
D. Syarat Diit
1. Tinggi kalium, rendah natrium
2. Kurangi lemak jenuh, utamakan asam lemak tak jenuh.
3. Tinggi serat, rendah karbohidrat
E. Jenis Diit
1. Makanan yang dianjurkan
- Makanan berserat tinggi : jagung, gandum, beras merah
- Banyak makan sayur-sayuran
- Menu seimbang diutamakan asam lemak tak jenuh dan protein nabati :
tempe, tahu, oncom
2. Makanan yang tidak dianjurkan
- Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak
(kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan)
- Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin,
ikan pindang, teri, udang kering, telur asin
- Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam
- Margarine , mentega
- Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, petis, tauco, saus tomat
- Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah,
sawi, lobak
- Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong,
nangka dan durian
- Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi, teh kental