Anda di halaman 1dari 93

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA

PALA (Myristica argentea Ware) SEBAGAI ALTERNATIF


KELOLA SOSIAL OLEH PT. ARFAK INDRA DI
KABUPATEN FAKFAK, PAPUA BARAT

ANGGI HAPSARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA
PALA (Myristica argentea Ware) SEBAGAI ALTERNATIF
KELOLA SOSIAL OLEH PT. ARFAK INDRA DI
KABUPATEN FAKFAK, PAPUA BARAT

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan pada Falkutas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

ANGGI HAPSARI
E14080099

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
RINGKASAN

ANGGI HAPSARI. Prospek Pengembangan Usaha Pala (Myristica argentea


Ware) Sebagai Alternatif Kelola Sosial oleh PT. Arfak Indra di Kabupaten
Fakfak Papua Barat. Dibimbing oleh BAHRUNI

Tanaman pala adalah tanaman multiguna karena setiap bagian tanaman


pala dapat dimanfaatkan. Salah satu daerah penghasil pala di Indonesia adalah
Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Sebagian besar masyarakat Fakfak
bergantung kepada penghasilan dari pala, tetapi penghasilan dari pala belum
mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Prospek pengembangan usaha pala
yang layak dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh IUPHHK-HA PT. Arfak
Indra dalam membuat program kelola sosial untuk menyejahterakan masyarakat
sekitar hutan.
Studi kelayakan dilakukan untuk menduga potensi produksi pala dan
menganalisis kelayakan finansial usaha pala pada masyarakat sekitar PT. Arfak
Indra di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas. Pengembangan usaha pala memberi
keuntungan sebesar Rp 13.856.000/ha/th. Analisis finansial menggunakan tiga
kriteria yaitu NPV, BCR dan IRR. NPV adalah nilai saat ini dari semua
keuntungan bersih yang terkait dengan proyek. BCR dihitung sebagai nilai
sekarang dari manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari biaya. IRR adalah tingkat
bunga maksimum yang dapat dibayar untuk sumber daya proyek yang akan
meninggalkan uang yang cukup untuk menutupi biaya investasi dan masih
memungkinkan masyarakat untuk mencapai titik impas.
Nilai NPV di Desa Kinam sebesar Rp 200.528.000/ha, nilai ini
memberikan pengertian bahwa usaha pala selama umur proyek 100 tahun
mempunyai prospek menguntungkan. Nilai BCR sebesar 2,7 merupakan
perbandingan antara seluruh manfaat yang diperoleh dengan seluruh biaya selama
umur proyek. Nilai IRR yang diperoleh pada usaha pala adalah 16%. Hal ini
berarti usaha pala mampu memberi tingkat pengembalian atau memberikan
keuntungan sebesar 16% per tahun dari seluruh investasi yang dikeluarkan selama
umur proyek. Hasil analisis finansial pada usaha pala di Desa Kriawaswas adalah
sebesar Rp 222.328.000/ha, nilai BCR dan IRR berurutan sebesar 3,2 dan 18%.
Model pendugaan analisis regresi nonlinear dapat menunjukkan produksi
maksimal pohon pala pada umur 30 tahun. Pohon pala pada umur 89 tahun
memerlukan peremajaan.

Kata Kunci: Pala (Myristica argentea Ware), Studi Kelayakan, Kelola Sosial
SUMMARY

ANGGI HAPSARI. The Prospect of The Business Development of Nutmeg


(Myristica argentea Ware) as an Alternative Corporate Social Responsbility
by PT. Arfak Indra in Fakfak District, West Papua. Supervised by
BAHRUNI

The nutmeg plant is Multi Purpose Tree Spesies (MPTS). One of the
nutmeg-producer areas in Indonesia is Fakfak District, West Papua. Most people’s
Fakfak depends on income from nutmeg, but their income from pala haven’t been
able to increased their welfare. The prospect of the business development of
nutmeg which is feasible can be used as material consideration by IUPHHK-HA
PT. Arfak Indra in making Corporate Social Responsbility program to welfare
society around the forest.
The feasibility study conducted to suspect the potential production of
nutmeg and analyze financial feasibility business of nutmeg on a community
around PT. Arfak Indra in Kinam Village and Kriawaswas Village. The business
development of nutmeg giving a profit is amounting to Rp 13.856.000 per hectare
per year. Financial analysis using three criteria are NPV, BCR and IRR. NPV is
the current value of all net benefits associated with a project. BCR is computed as
the present value of benefit divided by the present value of costs. IRR is the
maximum interest rate that could be paid for the project resources that would
leave enough money to cover investment costs and still all allow society to break
even.
NPV value in the Kinam Village was Rp 200,528,000 per hectare, this
value given understanding that business nutmeg during age project 100 years have
profitable prospect,The value of BCR 2.7 is a comparison between the benefits
obtained with the entire cost during the age of project. The value of IRR that
obtained at business of nutmeg is 16%. This means the business of nutmeg gives a
repayment rate or provides an advantage of 16% per year of the entire investment
issued during the age of project. The results of financial analysis on the business
of nutmeg in Kriawaswas Village is amounting to Rp 222,328,000 per hectare, the
value of BCR and IRR sequence of 3.2 and 18%. Prediction model non-linear
regression analysis can showed the maximum production of nutmeg trees at age
30 years. Nutmeg tree at age 89 years requires rejuvenescence.

Key words: nutmeg (Myristica argentea Ware), Feasibility Study, Corporate


Social Responsbility
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Prospek Pengembangan


Usaha Pala (Myristica argentea Ware) sebagai Alternatif Kelola Sosial oleh
PT. Arfak Indra di Kabupaten Fakfak, Papua Barat” adalah benar merupakan
karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2012

Anggi Hapsari
E14080099
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Prospek Pengembangan Usaha Pala (Myristica argentea


Ware) sebagai Alternatif Kelola Sosial oleh PT. Arfak
Indra di Kabupaten Fakfak, Papua Barat
Nama Mahasiswa : Anggi Hapsari
NIM : E14080099

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bahruni, MS


NIP 19610501 198803 1 003

Mengetahui,
Ketua Departemen Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS


NIP 19630401 199403 1 001

Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Atambua NTT, pada tanggal 5 Juni 1990 sebagai


anak pertama dari dua bersaudara pasangan Alm. Eko Budi Santoso dan Titik Mei
Syati. Penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kencana Sari
Semarang (1994-1996), SD Rejosari 01 Semarang (1996-2002), SMP Negeri 32
Semarang (2002-2005), dan SMA Negeri 5 Bandar Lampung (2005-2008). Pada
tahun 2008 penulis diterima sebagai Mahasiswa Manajemen Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor melelui jalur Seleksi Nasional Masuk
Penerimaan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah aktif di
dalam Himpunan profesi Manajemen Hutan atau Forest Management Student
Club (FMSC) sebagai anggota divisi Keprofesian tahun 2009 dan anggota divisi
Informatika dan Komunikasi pada tahun berikutnya, 2010. Pada tahun 2010,
mengikuti Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (P2EH) jalur Sancang-
Kamojang. Tahun 2011 mengikuti Praktek Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW), dan tahun 2012 Praktek Kerja Lapang di
IUPHHK-HA PT. Arfak Indra, Kabupaten Fakfak Papua Barat. Penulis juga aktif
dalam berbagai kegiatan kepanitiaan di IPB, seperti Temu Manajer, Forester Cup,
E-Green, Lomba Menggambar dan Mewarnai Piala Rektor IPB, IPB Art Contest,
dan Seminar Publikasi Hasil Kegiatan FMSC.
Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Prospek Pengembangan
Usaha Pala (Myristica argentea Ware) sebagai Alternatif Kelola Sosial oleh PT.
Arfak Indra di Kabupaten Fakfak, Papua Barat” untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, di bawah bimbingan Dr. Ir. Bahruni, MS.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan
perkuliahan sampai skripsi dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan tentang pengembangan usaha pala di desa sekitar
wilayah kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada
bulan April sampai Mei 2012, sekaligus sebagai tempat Praktek Kerja Lapang
(PKL). Penelitian ini dilakukan karena pala adalah salah satu potensi terbesar di
Kabupaten Fakfak dan dapat dijadikan program kelola sosial oleh perusahaan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Keluarga tercinta, Almarhum Bapak, Ibu, Nenek, dan Adikku yang telah
memberikan kasih dan doanya; Bapak Dr. Ir. Bahruni, MS sebagai dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan, saran dan arahan yang telah diberikan; Ibu
Eva Rachmawati, S.Hut, MSi sebagai dosen penguji wakil dari Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Ir. Ahmad Hadjib, MS sebagai
ketua sidang dalam ujian komprehensif serta dosen pembimbing akademik;
Seluruh karyawan IUPHHK-HA PT. Arfak Indra Kabupaten Fakfak Papua Barat;
Sahabat selama PKL dan penelitian Siti Hanafiah Hegemur, Muhibudin, Ahmad
Shofiyullah Zain, dan Agung Fadillah; John Sandi Lembong atas dukungan dan
bantuan yang diberikan; Sahabat seperjuangan Fauziah Dwi Hayati
Suratiyaningrum, dan Ade Anggraini untuk dukungannya juga Mayang Bogawa
dan Willy Afriani Sinaga yang turut membantu dalam pengolahan data skripsi;
Keluarga besar Fahutan IPB khususnya MNH 45 atas segala dukungan dan
kenangan indah selama masa kuliah juga semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Oktober 2012
Penulis
i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi
I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4


2.1 Pala (Myristica fragnans houtt) ............................................................ 4
2.1.1 Sejarah dan Penyebarannya.......................................................... 4
2.1.2 Taksonomi .................................................................................... 4
2.1.3 Syarat Tumbuh ............................................................................. 5
2.1.4 Teknik Budidaya .......................................................................... 6
2.1.5 Manfaat Pala................................................................................. 11
2.2 Hubungan Produktivitas Buah Pala dengan Umur Melalui Analisis
Regresi.................................................................................................... 11
2.3 Analisis Usaha....................................................................................... 12
2.4 Kelola Sosial ......................................................................................... 14

III METODE PENELITIAN ...................................................................... 15


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................... 15
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 15
3.4 Metode Pengambilan Contoh ................................................................ 16
3.5 Pengolahan dan Analisis Data............................................................... 17
3.5.1 Analisis Hubungan antara Produksi dengan Umur Pohon
Melalui Analisis Regresi ............................................................. 17
3.5.2 Analisis Kriteria Investasi ............................................................ 17

IV KEADAAN UMUM LOKASI ............................................................... 19


4.1 Luas dan Letak Areal Kerja .................................................................. 19
4.2 Iklim ...................................................................................................... 20
4.3 Landform dan Topografi ....................................................................... 20
4.4 Jenis Tanah dan Kelerengan.................................................................. 21
4.5 Keadaan Hutan ...................................................................................... 21
4.6 Fungsi Hutan ......................................................................................... 22
4.7 Ketenagakerjaan .................................................................................... 22
4.8 Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat ............................................ 23
ii

Halaman
4.9 Perdagangan Pala .................................................................................. 24

V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 27


5.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 27
5.2 Analisis Proses Produksi ....................................................................... 29
5.2.1 Persiapan Lahan ........................................................................... 29
5.2.2 Pembibitan dan Persemaian ......................................................... 30
5.2.3 Penanaman ................................................................................... 31
5.2.4 Pemeliharaan ................................................................................ 32
5.2.5 Pemanenan ................................................................................... 32
5.2.6 Pasca Pemanenan ......................................................................... 32
5.2.7 Pemasaran .................................................................................... 33
5.3 Analisis Usaha Produksi Pala ............................................................... 34
5.3.1 Pendapatan Produksi Pala ............................................................ 34
5.3.2 Analisis Biaya Produksi ............................................................... 35
5.4 Analisis Finansial .................................................................................. 41
5.4.1 Produktivitas Pohon ..................................................................... 41
5.4.2 Analisis Kelayakan Finansial ....................................................... 44
5.4.3 Analisis Marginal ......................................................................... 45
5.4.4 Analisis Sensitivitas ..................................................................... 46
5.5 Kelola Sosial ......................................................................................... 47

VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 51


6.1 Kesimpulan .................................................................................... 51
6.2 Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52


LAMPIRAN .................................................................................................. 53
iii

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Analisis keragaman pengujian regresi ..................................................... 17
2. Letak, luas, dan keadaan wilayah di areal kerja IUPHHK-HA PT.
Arfak Indra ............................................................................................... 19
3. Gugusan landform pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra ................. 20
4. Luas dan sebaran jenis tanah pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra . 21
5. Topografi wilayah pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra ................. 21
6. Fungsi hutan areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra.......................... 22
7. Data kependudukan di areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra .......... 24
8. Perkembangan luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut
jenis komoditi di Kabupaten Fakfak ........................................................ 25
9. Luas area dan produksi pala di Kabupaten Fakfak th. 2008 dan 2011 .... 25
10. Perdagangan Pala Fakfak ......................................................................... 26
11. Karakteristik responden menurut umur.................................................... 27
12. Rata-rata produksi pala di kedua desa pada tiap umur responden ........... 27
13. Karakteristik responden menurut jumlah tanggungan keluarga............... 28
14. Luas lahan pala rata-rata per responden di Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas .............................................................................................. 29
15. Jumlah pohon di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas .............................. 34
16. Produksi buah pala di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas ...................... 34
17. Harga pala kulit dan bunga pada kedua musim di Desa Kinam dan
Desa Kriawaswas ..................................................................................... 35
18. Harga pala kulit dan bunga rata-rata di kedua musim di Desa Kinam
dan Desa Kriawaswas .............................................................................. 35
19. Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kinam ............................... 38
20. Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas ...................... 39
21. Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kinam ........................... 40
22. Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas ................... 41
23. Analisis laba rugi pengusahan pala .......................................................... 41
24. Model persamaan regresi ......................................................................... 43
25. Analisis kriteria investasi usaha pala di Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas .............................................................................................. 44
26. Nilai inflasi Provinsi Papua Barat ............................................................ 45
iv

No. Halaman
27. Kriteria kelayakan menurut waktu umur proyek ..................................... 46
28. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi pala pada nilai
maksimal .................................................................................................. 46
29. Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual pala kering dan
bunga pala pada nilai minimal ................................................................. 47
30. Analisis sensitivitas terhadap penurunan produksi buah pala pada nilai
minimal .................................................................................................... 47
v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Adat dalam persiapan pembukaan lahan (nahahara)............................... 30
2. Bagian-bagian Myristica argentea Ware ................................................. 33
3. Pala kulit .................................................................................................. 33
4. Pala ketok ................................................................................................. 33
5. Bunga atau fuli pala ................................................................................. 33
6. Bangunan rumah kebun............................................................................ 39
7. Peralatan dalam berkebun ........................................................................ 39
8. Grafik hubungan antara umur pohon terhadap produksi buah pala di
Desa Kinam .............................................................................................. 42
9. Grafik hubungan antara umur pohon terhadap produksi buah pala di
Desa Kriawaswas ..................................................................................... 43
10. Grafik hubungan rata-rata manfaat marginal terhadap tahun produksi
pala ........................................................................................................... 46
vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Kondisi sosial responden Desa Kinam ..................................................... 54
2. Kondisi sosial responden Desa Kriawaswas ............................................ 55
3. Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kinam .. 56
4. Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa
Kriawaswas .............................................................................................. 60
5. Produktivitas buah pala pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas
setelah dilakukan pendugaan analisis regresi ........................................... 60
6. Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam ............... 64
7. Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas ....... 72
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman pala adalah salah satu hasil komoditi pada sektor perkebunan
yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman pala termasuk salah satu hasil hutan
bukan kayu yang mengandung minyak atsiri. Selain itu pala juga merupakan
tanaman multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam
berbagai industri dan tanaman obat.
Pala merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting karena
Indonesia merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli terbesar di pasaran
dunia (sekitar 60%), dan sisanya dipenuhi dari negara lainnya. Salah satu daerah
penghasil pala di Indonesia adalah Papua Barat. Papua Barat menghasilkan
produksi pala sebesar 1.938 ton dalam setahun atau sekitar 7,54% dari penghasil
pala di berbagai daerah Indonesia (BPS 2009).
Kabupaten Fakfak Papua Barat dikenal sebagai Kota Pala karena kaya
akan hasil buah palanya. Pala yang dihasilkan dari hutan yang menjadi hak adat
mereka pun belum mampu menyejahterakan. Hal ini dikarenakan sebagian besar
masyarakat hanya menjual pala tanpa ditingkatkan fungsinya untuk mendapatkan
nilai jual yang lebih tinggi.
Sebagian besar masyarakat yang berada di sekitar hutan bergantung pada
pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di hutan baik berupa hasil hutan kayu
dan non kayu. Untuk mengetahui pengembangan usaha pala sebagai salah satu
komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar hutan, maka dirasa perlu dilakukan penelitian pengembangan
usaha pala agar nantinya memberi program kelola sosial untuk menyejahterakan
masyarakat sekitar hutan.
2

1.2 Perumusan Masalah


Prospek pengembangan usaha pala dilakukan sebagai alternatif kelola
sosial untuk menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Pengembangan usaha
pala di Fakfak belum optimal. Luas total kebun pala di Fakfak 5.241 ha, namun
hanya 2.550 ha pohon pala yang produktif. Sekitar 2.236 ha lainnya pohon berusia
kurang dari lima tahun sehingga belum produktif. Selain itu, 455 ha memiliki
pohon yang sudah tidak produktif lagi (Anonim 2011)
Permasalahan lain dalam pengusahaan pala terjadi karena produk mentah
pala dalam negeri kualitasnya tidak sebaik pala yang diimpor. Produk pala dalam
negeri, kalah bersaing dengan produk pala negara-negara lain. Hal ini disebabkan
karena negara lain pengekspor pala dapat menjadikan produk pala bernilai jual
tinggi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekspor pala lebih kecil dari
pertumbuhan impor sedangkan ekspor pala merupakan salah satu sumber devisa
negara.
Hampir 100% pengusahaan tanaman pala adalah perkebunan rakyat,
sehingga pengembangannya akan berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
Padahal tanaman pala merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, tetapi
belum mampu menyejahterakan masyarakat yang ada di sekitar hutan. Untuk itu,
perusahaan berkewajiban untuk menyejahterakan masyarakat di sekitarnya dengan
melakukan program kelola sosial seperti penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana, dll kepada rakyat yang tinggal di sekitar hutan yang langsung
mengelola perkebunan pala sehingga produksi pala akan semakin meningkat dan
menghasilkan pala yang berkualitas tinggi.

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Melakukan pendugaan potensi produksi pala.
2. Menentukan tingkat kelayakan finansial usaha pala pada masyarakat sekitar
PT. Arfak Indra.
3

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sebagai bahan
pertimbangan pengembangan program kelola sosial kepada PT. Arfak Indra.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pala (Myristica fragnans Houtt)


2.1.1. Sejarah dan Penyebarannya
Tanaman pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Pulau
Banda. Tanaman ini termasuk salah satu tanaman rempah-rempah yang menjadi
rebutan bangsa-bangsa yang datang ke Indonesia, antara lain bangsa Portugis
tahun 1511. Biji dan fulinya (bunga pala) dibawa ke daratan Eropa dan dijual
dengan harga yang sangat mahal. Harga yang tinggi ini merupakan perangsang
bagi bangsa-bangsa lain untuk datang ke Indonesia. Tanaman pala kemudian
dikembangkan ke daerah Minahasa dan Kepulauan Sangir Talaud, Sumatra Barat
dan Bengkulu tahun 1748, kemudian menyusul di Jawa, Aceh, dan Lampung.
Pada zaman kekuasaan Inggris, tanaman ini disebarkan pada beberapa daerah
jajahannya tetapi tidak berhasil baik (Hadad et al 2006).
Tanaman ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang
hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis,
selain di Indonesia terdapat pula di Amerika, Asia, dan Afrika. Pala termasuk
family Myristicaceae yang terdiri atas 15 genus (marga) dan 250 spesies (jenis).
Dari 15 marga terdapat 5 marga di antaranya berada di daerah tropis Amerika, 6
marga tropis Afrika dan 4 marga tropis Asia (Rismunandar 1990). Daerah
penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara,
Sumatera Barat, Nangroe Aceh Darusalam, Jawa Barat, dan Papua (Nurdjanah
2007). Fakfak Papua Barat adalah salah satu penghasil pala jenis Myristica
argentea Ware.

2.1.2. Taksonomi
Taksonomi pala Banda adalah sebagai berikut (Hadad et al, 2006):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Angiospermae
5

Sub kelas : Dicotyledonae


Ordo : Ramales
Family : Myristicaceae
Genus : Myristica
Species : argentea Ware
Nurdjanah (2007), di Indonesia dikenal beberapa jenis pala yaitu:
a. Myristica fragnans Houtt, yang merupakan jenis utama dan mendominasi
jenis lain dalam segi mutu maupun produktivitas. Tanaman ini merupakan
tanaman asli pulau Banda.
b. M. argentea Ware, lebih dikenal dengan nama Papuanoot asli dari Papua,
khususnya di daerah kepala burung. Tumbuh di hutan-hutan, mutunya
dibawah pala Banda.
c. M. schefferi Warb, terdapat di hutan-hutan Papua dan dikenal dengan
nama Pala Onin atau Gosoriwonin.
d. M. speciosa Warb, terdapat di pulau Bacan dan sering disebut Pala Bacan
atau Pala Hutan. Jenis ini tidak mempunyai nilai ekonomi.
e. M. succeanea, terdapat di pulau Halmahera. Jenis ini tidak mempunyai
nilai ekonomi.
2.1.3. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan
yang tinggi. Rata-rata curah hujan di daerah asal tanaman pala yaitu Banda,
adalah sekitar 2.656 mm/th dengan jumlah hari hujan 167 hari merata
sepanjang tahun. Meskipun terdapat bulan-bulan kering, tetapi selama bulan
kering tersebut masih terdapat 10 hari hujan dengan sekurang-kurangnya ±100
mm. Daerah-daerah pengusahaan tanaman pala memiliki fluktuasi suhu yang
berbeda-beda yaitu berkisar antara 18°C-34°C. Suhu yang terbaik untuk
pertumbuhan tanaman pala antara 25°C-30°C.
Tanaman pala sangat peka terhadap angin kencang, karenanya tanaman
ini tidak sesuai diusahakan pada areal yang terbuka tanpa tanaman pelindung
atau penahan angin. Angin yang bertiup terlalu kencang, bukan saja
6

menyebabkan penyerbukan bunga terganggu, malahan buah, bunga dan pucuk


tanaman akan lusuh berguguran. Oleh karena itu daerah-daerah yang tiupan
anginnya keras, diperlukan tanaman pelindung yang ditanam dipinggirannya.
Akan tetapi tanaman pelindung yang terlalu rapat dapat menghambat
pertumbuhan pala, dan menjadi saingan dalam mendapatkan unsur hara
(Hadad et al 2006).
b. Tanah
Tanaman pala memerlukan tanah yang subur dan gembur, terutama
tanah vulkanis dan memiliki pembuangan air yang baik atau drainase yang
baik. Keadaan tanah dengan reaksi sedang sampai netral (pH 5,5-7)
merupakan rata-rata yang baik untuk pertumbuhan tanaman pala, karena
keadaan kimia maupun biologi tanah berada pada titik optimum (Hadad et al
2006).
c. Ketinggian Tempat
Ridley (1912) dalam Hadad et al (2006) penanaman pala di Pulau
Banda sampai dengan ketinggian 458 meter diatas permukaan laut. Sedangkan
di Pulau Papua tidak menanam tanaman pala melebihi ketinggian di atas 700
m dari permukaan laut, sehingga tanaman pala dapat tumbuh baik pada
ketinggian 0-700 m diatas permukaan laut.

2.1.4. Teknik Budidaya


a. Pengadaan bibit
Pada dasarnya pengadaan tanaman pala dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satunya adalah perbanyakan dengan biji, biji- biji pala
yang akan digunakan sebagai benih harus memenuhi beberapa syarat yaitu
harus berasal dari pohon induk terpilih, biji segar matang panen berwarna
coklat muda dan tertutup penuh dengan seludang fuli yang berwarna merah,
dan biji yang kering berwarna coklat tua sampai hitam mengkilap. Setelah
pemetikan harus disemaikan dengan selambat-lambatnya ± 24 jam
penyimpanan.
7

Pengecambahan, perlu dilakukan sebab biji pala termasuk benih


rekalsitran yang cepat menurun daya kecambahnya. Pengecambahan dapat
dilakukan dengan beberapa cara sbb:
1) Sesaat setelah panen segera lakukan seleksi benih dengan memilih benih
yang tua ditandai dengan tempurung mengkilat berwarna hitam
kecoklatan, tidak keriput dengan fuli tebal dan biji besar.
2) Sediakan serbuk gergaji yang sudah lapuk atau jerami campur humus,
dalam kotak atau bedengan pengecambahan dengan lebar 0,50-1m dan
panjang sesuai kebutuhan. Kemudian letakan benih pala secara berbaris
benih yang baru diseleksi dengan jarak berdekatan (0,50x1 cm atau 1x1
cm).
3) Selanjutnya tutup dengan karung goni atau kertas koran. Kelembaban
harus selalu dijaga.
4) Pengecambahan biji dapat dipercepat dengan perlakuan pemecahan
kulit/batok pangkal biji, sehingga retak atau belah atau mengelupas
dengan tidak merusak daging bijinya. Dapat dilakukan pengikiran atau
hampelas batok pangkal biji sehingga tipis.
5) Setelah biji berkecambah, kemudian dilakukan pesemaian pada polibag
yang telah disediakan (diisi dengan media campuran kompos atau pupuk
kandang dan tanah 1:1).
Persemaian sangat diperlukan di dalam pengadaan bibit pala.
Pembibitan ini merupakan langkah awal dari penentuan terlaksananya usaha
perkebunan tanaman tersebut. Pesemaian dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu mengecambahkan biji dengan menggunakan kotak yang telah diisi
pasir halus, serbuk sabut kelapa, atau serbuk gergaji. Biji diatur sedemikian
rupa dan bakal kecambah mengarah pada satu sisi yang sama. Setelah
berumur 4-8 minggu, bakal akar sudah keluar dengan diikuti keluarnya
kecambah, selanjutnya bisa dipindahkan ke polibag (Hadad et al 2006).
Persemaian dapat pula dilakukan pada bedengan yang sudah
disiapkan sebelum buah dipetik. Pesemaian ini sekaligus berfungsi sebagai
persemaian pemeliharaan, dan diperlukan pengolahan tanah yang sempurna.
Jarak tanam pada pesemaian ini perlu diatur yaitu 15x15 cm atau 15x20 cm
8

agar nanti pada saat pemindahan mudah diputar pada umur ±1 tahun dengan
ketinggian ±1 meter. Pesemaian dapat juga dilakukan langsung pada polibag
ukuran 20x30 cm. Media yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk
kandang 2:1, polibag diatur berjejer di bawah naungan dengan lebar 120 cm,
sedangkan panjangnya tergantung situasi setempat. Penggunaan polibag
akan mempermudah pemindahan bibit ke lapangan (Hadad et al 2006).
Perbanyakan dengan cangkokan, pada dasarnya mencangkok
tanaman pala sama dengan mencangkok tanaman lainnya. Pencangkokan
tanaman adalah usaha perbanyakan tanaman dengan tidak mengurangi sifat-
sifat induknya. Pada umumnya pohon-pohon yang akan dicangkok adalah
dari pohon-pohon yang terpilih dan cabang yang dicangkok adalah yang
sudah berkayu tapi tidak terlalu tua atau terlalu muda yaitu dengan memilih
cabang yang cukup besar. Pada jarak 15 cm dari batang, kulit dikupas lebih
dari separuh sepanjang 2-3 cm. Luka akibat pengelupasan ditutup, kemudian
dibalut tanah yang sebelumnya telah dicampur pupuk kandang. Pada umur 6
bulan setelah perlakuan, sudah keluar akar yang cukup banyak
(Rismunandar 1990)
Perbanyakan dengan sambungan, adalah menempelkan bagian
tanaman yang dipilih pada bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga
membentuk satu tanaman bersama. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu
penyambungan pada pucuk (enten) dan penyambungan mata (okulasi).
Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem enten dan okulasi
dilakukan, jika menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada
penyambungan enten) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi),
tanaman sudah dapat ditanam di lapangan (Sunanto 1993).
Perbanyakan dengan penyusuan, merupakan penemuan yang lebih
baik dibanding dengan sambungan. Karena batang bawah dan batang atas
tidak harus mempunyai umur yang sama. Batang bawah dapat berupa
tanaman muda yang berasal dari cabang pohon yang sudah berbuah. Dalam
sistem penyusuan, ukuran batang bawah dan batang atas harus sama besar
(kurang lebih sebesar jari tangan orang dewasa). Setelah beberapa waktu,
kedua batang akan tumbuh bersama seolah-olah batang bawah menyusu
9

pada batang atas sebagai induknya. Dalam waktu 4-6 minggu, penyusuan
sudah dapat dilihat hasilnya. Jika batang atas daunnya tidak layu, maka
penyusuan dapat dipastikan berhasil. Setelah sekitar 4 bulan, batang bawah
dan atas sudah tidak diperlukan lagi dan boleh dipotong serta dibiarkan
tumbuh secara sempurna. Jika telah tumbuh sempurna, maka bibit dari hasil
penyusuan sudah dapat ditanam di lapangan (Sunanto 1993).
Kebun harus sudah dipersiapkan sebelum bibit ditanam. Pada garis
besarnya, persiapan lahan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon (kebun yang
baru dibuka).
2) Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menggemburkan tanah,
menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman serta menciptakan areal yang
serasi.
3) Sebelum dilakukan pembuatan lubang tanam, ditentukan dahulu jarak
tanam yang akan digunakan. Pada umumnya jarak tanam untuk tanaman
pala ialah 9x10 m dengan sistem bujur sangkar atau 10x10 m. Dengan
jarak tanam tersebut kapasitas untuk berproduksi akan maksimal pada
umur dewasa. Pembuatan lubang tanam biasanya berukuran 60x60x60
cm. Pada tanah yang berliat tinggi, sebaiknya ukuran lubang tanam lebih
besar 100x100x100 cm. Tanah lapisan atas dan lapisan bawah dipisah,
karena kedua lapisan tersebut mengandung unsur yang berbeda. Setelah
pembuatan lubang tanam berumur lebih satu bulan, tanah dikembalikan,
lapisan bawah kembali ke lapisan bawah dan lapisan atas setelah
dicampur dengan pupuk kandang, baru dimasukkan kembali ke dalam
lubang bagian atas. Dua atau tiga minggu kemudian penanaman dapat
dilakukan (Hadad et al 2006).
b. Penanaman
Bibit yang akan ditanam biasanya yang telah berumur lebih satu
tahun, dan tidak lebih dari dua tahun. Kalau bibit lebih dari ketentuan
tersebut, akibat lama dipembibitan pertumbuhannya akan terlambat sebab
akar sudah berlipat-lipat. Sebaiknya penanaman dilaksanakan pada awal
musim penghujan agar ketersediaan air terjamin. Cara penanaman adalah
10

dengan membuat lubang tanam kecil ditengah lubang tanam awal, setinggi
dan selebar keranjang atau polibag bibit, lalu polibag disayat dari atas ke
bawah dengan pisau secara hati-hati agar akar dan tanah dalam polibag
tersebut tidak rusak, kemudian dilakukan penanaman sampai leher batang
terkubur tanah, lalu tanah dirapihkan kembali. Untuk menjaga tanaman
muda dari sengatan matahari langsung perlu dibuatkan naungan dari tiang
bambu atau kayu dengan atap daun kelapa atau alang-alang, sampai tanaman
betul-betul tahan dari sinar matahari.
c. Pemeliharaan
Peningkatan produksi pala sangat memerlukan pemeliharaan yang
baik, di antara kegiatan pemeliharaan pala adalah: penanaman pohon
pelindung untuk tanaman muda pala seperti kelapa, pohon duku, dan pohon
buah-buahan lainnya. Selain itu perlu dilakukan penyulaman, penyiangan
pada bibit umur 2-3 bulan, pemupukan, dan pengendalian hama dan
penyakit.
d. Panen
Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7-8 tahun. Tanaman pala
hasil sambungan dapat berbuah umur 4-5 tahun dan tanaman hasil
cangkokan berbuah umur 3-4 tahun. Satu tahun pala dapat dipanen dua kali.
Cara pemanenan buah pala dapat dilakukan dengan menggunakan galah atau
dengan cara memetik langsung dengan cara menaiki batang dan memilih
buah-buah yang telah tua (Hadad et al 2006).
e. Pasca Panen
Buah pala yang dipanen yang terdiri atas daging buah (77,8%), fuli
(4%), tempurung (5,1%), dan biji (13,1%) (Rismunandar,1990). Proses
pemisahan bagian buah, pengeringan biji, pengeringan fuli, dan pemecahan
tempurung biji dapat dilakukan setelah pemanenan (Hadad et al 2006).
11

2.1.5 Manfaat Pala


Nurdjanah (2007) selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi
sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri
pengalengan, minuman dan kosmetik.
a. Kulit batang dan daun
Batang atau kayu pohon pala hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri.
b. Fuli
Fuli atau bunga pala adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala
yang berbentuk seperti anyaman pala. Bunga pala ini dalam bentuk kering
banyak dijual di dalam negeri. Fuli juga dapat menghasilkan minyak atsiri.
Minyak fuli ini sebagian digunakan sebagai penyedap berbagai masakan saus
dan bahan makanan awetan dalam kaleng atau botol. Selain itu fuli juga
digunakan sebagai obat dan jamu tradisional.
c. Biji pala
Biji pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa
nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan
usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat
muntah-muntah dan lain-lainya. Minyak biji digunakan untuk membuat
minyak wangi atau parfum dan sabun.
d. Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat
jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan
pala, selai pala, dll.

2.2 Hubungan Produktivitas Buah Pala dengan Umur Melalui Analisis


Regresi
Supranto (2000) salah satu pola persamaan regresi adalah model parabola.
Model ini pada dasarnya adalah garis regresi dengan variabel bebas X yang
merupakan variabel waktu. Persamaan model parabola adalah sebagai berikut:

𝑌 ′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 + 𝑐𝑋 2
12

Riduwan (2003) kegunaan uji regresi adalah untuk meramalkan variabel


terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Uji regresi dilakukan dengan cara
pembuatan hipotesis sehingga setelah dilakukan perhitungan, dapat ditentukan
kriteria pengujian. Walpole (1993) menyebutkan bahwa hipotesis yang
dirumuskan dengan harapan akan ditolak membawa penggunaan istilah hipotesis
nol dan dilambangkan dengan H 0 . Penolakan H 0 mengakibatkan penerimaan
suatu hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan H 1 .
Signifikansi dengan rumus:
𝐾𝑇𝑅
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇𝑆
Keterangan:
KTR: Kuadrat Tengah Regresi
KTS: Kuadrat Tengah Sisa

Kaidah Pengujian Signifikansi:


Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H 0 (signifikan)
Jika F hitung ≤ F tabel, maka tolak H 1 (tidak signifikan)

2.3 Analisis Usaha


Gittinger (1986) dalam analisis proyek akan menghadapi dua masalah
yaitu harus memperoleh cara agar dapat mengevaluasi proyek-proyek yang
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan proyek-proyek yang mempunyai
arus biaya dan manfaat yang berbeda-beda pada masa yang akan datang. Kedua,
sanggup mengevaluasi proyek-proyek dengan berbagai ukuran. Metode untuk
kedua masalah ini adalah peramalan melalui perhitungan diskonto yang sesuai
untuk diaplikasikan kepada proyek-proyek seperti:
a) Manfaat sekarang neto (Net Present Worth atau NPW)
Ukuran arus uang berdiskonto manfaat proyek yang paling langsung
adalah manfaat sekarang neto/NPW. Manfaat sekarang neto juga dihitung dengan
terlebih dahulu mencari selisih antara nilai sekarang dari arus manfaat dikurangi
dengan nilai sekarang dari arus biaya. Manfaat sekarang neto dapat diartikan
sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman
investasi. Para ekonom kadang-kadang tidak konsisten dalam penggunaan
13

terminologi mengenai ukuran ini. Ukuran tersebut selalu disebut dengan nilai
sekarang neto atau net present value.
b) Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return atau IRR)
Tingkat pengembalian internal atau IRR adalah tingkat bunga maksimal
yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang digunakan karena proyek
membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru
sampai pada tingkat pulang modal. Tingkat pengembalian internal adalah ukuran
kemanfaatan proyek yang sangat berguna. Bank Dunia menggunakan ukuran ini
dalam praktek semua analisa finansial dan ekonomi dari proyek-proyak dan
merupakan ukuran yang digunakan oleh banyak badan finansial internasional
lainnya.
c) Perbandingan manfaat-biaya (Net Benefit-Cost Ratio atau B/C Ratio)
Rasio ini diperoleh bila nilai sekarang arus mafaat dibagi dengan nilai
sekarang arus biaya. Bila B/C ratio kurang dari satu, maka nilai sekarang biaya
pada tingkat diskonto ini akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan
pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan
pada proyek tidak akan dapat kembali.
d) Perbandingan manfaat-investasi neto (Net Benefit-Investment Ratio atau N/K
Ratio).
Rasio ini merupakan pembagian nilai sekarang manfaat neto dengan nilai
sekarang investasi. N/K rasio ini jarang sekali digunakan dalam analisa proyek,
karena mungkin dalam praktek telah sering digunakan tingkat pengembalian
internal dan B/C rasio.
Klemperer (1996), ada beberapa kriteria dalam menerima dan menolak
investasi, yaitu:
a) Net Present Value (NPV), adalah nilai sekarang dari pendapatan dikurangi
nilai sekarang dari biaya.
b) Internal Rate of Return (IRR), adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang
dari pendapatan dikurangi nilai sekarang dari biaya sama dengan 0, atau
dimana NPV sama dengan 0. IRR adalah tingkat pengembalian yang diperoleh
pada dana yang diinvestasikan dalam proyek.
14

c) Benefit/Cost Ratio, adalah nilai sekarang dari pendapatan dibagi dengan nilai
sekarang dari biaya.
Salah satu keuntungan nyata dari analisa proyek secara finansial ataupun
ekonomi yang dilakukan secara teliti adalah bahwa dari hasil analisa tersebut
dapat diketahui atau diperkirakan kapasitas hasil proyek bila ternyata terjadi hal-
hal di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan.
Bagaimana sensitivitasnya manfaat sekarang neto suatu proyek pada tingkat nilai
ekonomi atau pada harga finansial, atau terhadap ratio perbandingan manfaat dan
investasi neto, atau terhadap biaya-biaya pelaksanaan yang terus meningkat.
Analisis sensitivitas ini meneliti kembali suatu analisa untuk dapat melihat
pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Hal
tersebut merupakan satu cara untuk menarik perhatian kepada masalah utama dari
analisa proyek yaitu proyeksi selalu menghadapi ketidaktentuan yang dapat saja
terjadi pada keadaan yang telah kita ramalkan atau perkirakan (Gittinger 1986).

2.4 Kelola Sosial


Kelola sosial merupakan upaya pengelolaan terhadap aspek-aspek sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat di dalam dan sekitar wilayah kerja IUPHHK
sehingga terjadi hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara
perusahaan dan masyarakat. Ruang lingkup kelola sosial meliputi (Bahruni 2010):
a. Pengembangan masyarakat, adalah upaya untuk membantu meningkatkan
kemampuan atau kapasitas masyarakat yang berada di dalam dan sekitar areal
pengusahaan hutan untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dan
mengatasi kendala yang ada melalui tindakan bersama anggota masyarakat
dan melakukan sinergi dengan program pembangunan oleh pemerintah untuk
kesejahteraan masyarakat.
b. Pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sosial, adalah upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan atau pengembangan dampak positif secara
berkesinambungan disertai untuk meminimalkan dampak negatif yang akan
ditimbulkan dari kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh
perusahaan pemegang IUPHHK.
15

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas, Distrik Kokas di dalam areal kerja PT. Arfak Indra, Kabupaten Fak-
Fak Papua Barat. Pengumpulan data di lokasi penelitian dilaksanakan selama satu
bulan, yaitu bulan April-Mei 2012.

3.2 Bahan dan Alat


Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan masyarakat dan
pengamatan langsung di lapangan mengenai kondisi sosial masyarakat, kegiatan
produksi pala, pemasaran dan penjualan pala yang diambil dari masyarakat sekitar
hutan yang berada di sekitar PT. Arfak Indra. Sedangkan data sekunder berupa
kondisi umum lokasi penelitian yang diambil dari PT. Arfak Indra dan data
perdagangan, data produksi, nilai inflasi yang diambil dari Badan Pusat Statistik.
Alat yang digunakan dalam menganalisis data adalah kalkulator,
komputer, software minitab 14 dan alat dokumentasi berupa kamera digital.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data primer diantaranya:
a. Pengumpulan data mengenai kondisi sosial masyarakat
Data ini meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama, tingkat
pendidikan, mata pencaharian, jumlah tanggungan.
b. Pengumpulan data mengenai kegiatan usaha pala
Pengumpulan data primer ini meliputi hasil wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan mengenai data proses kegiatan produksi,
kegiatan pemasaran, dan kegiatan penjualan.
1) Data proses produksi
a) Persiapan lahan
Berupa data luas lahan kebun pala, kegiatan dalam persiapan lahan dan
biaya dalam persiapan lahan.
16

b) Pengadaan bibit
Berupa data cara memperoleh bibit dan biaya dalam pengadaan bibit.
c) Kegiatan penanaman
Berupa bagaimana cara menanam dan biaya dalam penanaman.
d) Kegiatan pemeliharaan
Berupa bagaimana cara memelihara dan biaya dalam pemeliharaan.
e) Kegiatan pemanenan
Berupa data banyaknya pala yang dipanen dalam satu tahun, produksi
per umur pohon, biaya yang dikeluarkan dalam pemanenan
(transportasi, konsumsi, peralatan, dan biaya lainnya), dan kegiatan
yang dilakukan pada pasca panen.
2) Data proses pemasaran dan penjualan
Data ini merupakan data harga jual yang ditetapkan, cara pembayaran
yang dilakukan, cara penjualan yang dilakukan, lokasi penjualan, dan
banyaknya yang dijual dalam satu tahun.
Pengumpulan data sekunder diantaranya:
a. Data umum lokasi penelitian dari PT. Arfak Indra
b. Data produksi, perdagangan pala, dan nilai inflasi dari BPS (Badan Pusat
Statistik) Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

3.4 Metode Pengambilan Contoh


Pemilihan desa contoh dilakukan dengan purposive sampling.
Pengambilan desa contoh didasarkan pada pertimbangan desa yang memiliki
potensi pala tinggi dan potensi pala rendah. Desa yang memiliki potensi pala
tinggi adalah desa yang jumlah produksi atau perdagangan pala atau masyarakat
yang memiliki kebun pala lebih tinggi dibanding desa yang potensinya rendah.
Desa contoh yang diambil adalah dua desa yaitu Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas, sedangkan untuk pemilihan responden dilakukan dengan metode
sensus.
17

3.5 Pengolahan dan Analisis Data


3.5.1 Analisis Hubungan antara Produksi dengan Umur Pohon Melalui
Analisis Regresi
Hubungan antara produktifitas buah dengan umur dilakukan dengan
analisis regresi sederhana nonlinear dengan menggunakan aplikasi minitab 14.
Persamaan sebagai berikut:

𝑌 ′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 + 𝑐𝑋 2
Setelah mengetahui persamaan regresi tersebut dilakukan uji regresi
sederhana dengan asumsi:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara umur pohon terhadap
produktivitas buah pala.
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara umur pohon terhadap
produktivitas buah pala.
Tabel 1 Analisis keragaman pengujian regresi
Sumber Jumlah
Derajat Bebas Kuadrat Tengah F hitung F tabel
Keragaman Kuadrat
Regresi k = p-1 JKR KTR KTR/KTS
Sisaan n-k-1 JKS
KTS
Total n-1 JKT
Keterangan:
p = banyaknya parameter model regresi
n = banyaknya pohon contoh yang digunakan dalam penyusunan model regresi

Kaidah Pengujian Signifikansi:


Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H 0 (signifikan)
Jika F hitung ≤ F tabel, maka tolak H 1 (tidak signifikan)

3.5.2 Analisis Kriteria Investasi


Kelayakan usaha memerlukan kriteria untuk menganalisisnya. Klemperer
(1996) menyebutkan ada beberapa kriteria dalam menerima dan menolak
investasi, yaitu:
Net Present Value (NPV), adalah nilai sekarang dari pendapatan dikurangi
nilai sekarang dari biaya. Apabila NPV > 0, maka proyek dikatakan layak.

𝑛 𝑛
𝑅𝑦 𝐶𝑦
𝑁𝑃𝑉 = � 𝑦
−�
(1 + 𝑟) (1 + 𝑟)𝑦
𝑦=0 𝑦=0
18

Keterangan:
Ry : Aliran kas masuk
Cy : Aliran kas keluar
n : Inflasi
y : Interval waktu

a) Internal Rate of Return (IRR), adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang
dari pendapatan dikurangi nilai sekarang dari biaya sama dengan 0, atau
dimana NPV sama dengan 0.
𝑛 𝑛
𝑅𝑦 𝐶𝑦
𝐼𝑅𝑅 = � 𝑦
=�
𝑦
(1 + 𝑟) (1 + 𝑟)𝑦
𝑦=0
=0

b) Benefit/Cost Ratio, adalah nilai sekarang dari pendapatan dibagi dengan nilai
sekarang dari biaya. Apabila B/C > 1 maka proyek dikatakan layak.
𝑅𝑦
𝐵 ∑𝑛𝑦=0
(1+𝑟)𝑦
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑦
𝐶 ∑𝑛𝑦=𝑜
(1+𝑟)𝑦

c) Analisis Sensitivitas
Bertujuan untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat
keadaan yang berubah-ubah. Pengaruh-pengaruh ini antara lain naiknya biaya,
turunnya harga jual, dan turunnya produksi pala.
19

BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Luas dan Letak Areal Kerja


Pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No SK. 333/MENHUT-II/2009
tanggal 15 Juni 2009 luas areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra seluas
±177.900 Ha yang terletak dalam wilayah Hutan Tanjung Tegin Sungai
Bomberay, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Areal Ini terdiri atas dua
ekosistem, yaitu ekosistem rawa dan tanah kering.
Daerah administratif pemerintahan areal kerja PT. Arfak Indra tersebar di
5 (lima) kecamatan yaitu: Kecamatan Fakfak, Fakfak Timur, Fakfak Barat, Kokas,
dan Bomberay. Kelima kecamatan tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten
Fakfak. Rincian letak dan luas batas areal disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Letak, luas, dan keadaan wilayah di areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak
Indra
No Letak Uraian
1 Luas ±177.900 ha
2 Geografis
- Bujur Timur 131°57’-133°54’ BT
- Lintang Selatan 02°39’-03°12’ LS
3 Administrasi Pemerintahan Kecamatan Fakfak, Fakfak Timur, Fakfak Barat, Kokas
dan Bomberay Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat
4 Administrasi Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Fakfak
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat
5 Batas areal
- Utara Teluk Berau dan ex PT. Bintuni Utama Murni, Hutan
Lindung Gunung Fakfak
- Timur Ex PT. Agoda Rimba Irian
- Selatan PT. Hanurata Coy. Ltd Unit II dan ex PT. Prabu alaska
Teluk Berau, Teluk Wertopin dan Teluk Sumerin
- Barat
6 Kelompok Hutan Tanjung Tegin-S. Bomberay
7 DAS/ SUB DAS Sub Das Koror Bomberay
Sumber : Dokumen RKUPHHK Berbasis IHMB IUPHHK-HA PT. Arfak Indra, Tahun 2011

Penelitian ini dilaksanakan di dua desa Kecamatan Kokas. Kecamatan


Kokas memiliki luas 1.786 km2. Kecamatan Kokas memiliki 23 desa yaitu Desa
Kriawaswas, Mambunibuni, Mandoni, Batufiafas, Patimburak, Sekar, Kokas,
Sisir, Kampung Baru, Ugar, Kinam, Andamata, Arguni, Fior, Porir, Darembang,
Goras, Waremu, Metimber, Arguni Barat, Wos, Wafus, dan Mbahamdandara.
Lokasi penelitian yang diambil adalah:
20

a. Desa Kinam
Desa Kinam memiliki luasan sebesar 298 km2 atau 16,70% dari total luas
Kecamatan Kokas. Letak geografis Desa Kinam berada di pesisir pantai.
b. Desa Kriawaswas
Desa Kriawaswas memiliki luasan wilayah sebesar 20 km2 atau 1,11% dari
total luas Kecamatan Kokas. Letak Geografis Desa Kriawaswas berada di
daerah Lereng/ Punggung Bukit.

4.2 Iklim
Curah hujan rata-rata bulan terbesar di areal IUPHHK PT.Arfak Indra
terjadi pada bulan Juni dan terendah pada bulan Nopember. Rata-rata curah hujan
bulanan sebesar 292,1 mm dan tidak ada bulan kering sepanjang tahun. Untuk hari
hujan rata-rata bulanan sebesar 19 hari per bulan. Tipe iklim di wilayah Fakfak
menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim A (Sangat Basah)
dengan nilai Q sebesar 0%, nilai Q adalah berbanding antara bulan kering (BK)
dengan bulan basah (BS). Dimana untuk bulan kering nilai bulan hujan ≤ 60 mm
sedangkan pada bulan basah nilai curah hujan ≥ 100 mm.

4.3 Landform dan Topografi


Pengelompokan Landform mengacu pada klasifikasi Landform LREP II
yang menunjukan bahwa areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra merupakan bentang
alam dengan bentuk wilayah bergunung, berbukit dan dataran mengarah ke timur
dengan ketinggian 0-1.425 mdpl.
Tabel 3 Gugusan landform pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra
Luas
Landform Uraian
ha %
M.12 Pesisir Pasir 1.041 0,59
M.22 Dataran Pasang Surut 638 0,36
B.3 Dataran Fluvio-marin 1.536 0,86
A.112 Dataran banjir sungai bermaender 7.309 4,11
A.1122 Rawa belakang 20.232 11,37
A.13 Dataran aluvial 13.569 7,63
A.32 Depresi aluvial 1.485 0,84
P.11 Datran tektonik 47.745 26,84
K.2 Perbukitan karst 36.444 20,49
K.3 Pegunungan karst 47.891 26,92
Jumlah 177.900 100,00
Sumber : Dokumen RKUPHHK Berbasis IHMB IUPHHK-HA PT. Arfak Indra, Tahun 2011
21

4.4 Jenis Tanah dan Kelerengan


Jenis tanah yang dapat di jumpai pada lokasi IUPHHK PT. Arfak Indra
seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas dan sebaran jenis tanah pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra
Jenis tanah Luas
FAO
Dudal (1961) PPT (1983) USDA (1975) ha %
(1976)
Aluvial Aluvial Fluvisol Inseptisol 6.120 4,5
Organosol Organosol Histosol Histosol 35.190 22,8
Yellow-red Podzolic Podzolic Acrisol Ultisol 22.950 14,8
Grey-brown podzolic Podzolic Acrisol Tropohumult 88.740 57,9
Sumber : Dokumen RKUPHHK Berbasis IHMB IUPHHK-HA PT. Arfak Indra, Thun 2011

Di areal IUPHHK PT arfak Indra tanah podsolic mempunyai tekstur liat


berpasir (halus) sampai lempung liat berpasir (agak halus). Solum tanah pada
umumnya dalam (150-175 cm) dengan drainase baik sampai sangat baik.
Tabel 5 Topografi wilayah pada areal IUPHHK-HA PT. Arfak Indra
Beda Tinggi Luas
Topografi Lereng (%)
(m) ha %
Datar <1 <2 21.727 12,21
Agak datar 1-3 2-5 32.894 18,49
Berombak 3-8 2-10 37.785 21,24
Bergelombang 8-15 2-10 1.158 0,05
Berbukit kecil 15-25 10-50 25.814 14,51
Berbukit 25-40 50-300 10.631 5,98
Bergunung >40 >300 47.891 26,92
Jumlah 177.900 100,00
Sumber : Dokumen RKUPHHK Berbasis IHMB IUPHHK-HA PT. Arfak Indra, Tahun 2011

4.5 Keadaan Hutan


IUPHHK-HA PT. Arfak Indra memiliki areal kerja seluas ± 177.900 ha
yang termasuk dalam tipe hutan hujan tropika yang terdiri dari hutan tanah kering
dan hutan rawa. Kedua tipe hutan tersebut memiliki sebaran jenis yang hampir
sama dimana untuk jenis komersil didominasi oleh mersawa (Anisopthera sp.),
Damar (Agathis sp.), Kenanga (Canarium odoratum), Merbau (Instia sp.), Matoa
(Pometia sp.), Bacu (Terogotaforbiselli), Ketaran (Kordersiodendron pinatum),
Melur (Podocarpus sp.), Nyatoh (Pallaquium sp.), Kenari (Cannarium sp.), Resak
(Vatica sp.), Pulai (Alstonia sp.), Binuang (Octomeles sumatrana), Bintangur
(Calophylum sp.). Sedangkan potensi hasil hutan non kayu seperti sagu
22

(Metroxylon sp.), Pala (Myristica fragrans), Nipah (Nypa frutican), dan Rotan
(Callamus sp.).
Adapun satwa liar yang sering di jumpai di areal IUPHHK-HA PT. Arfak
Indra antara lain babi hutan (Sus sp.), Rusa (Cervus timorensis), Buaya
(Crocodilus novaguinea), Law-law (Dendrolagus sp.), Kus-Kus (Phalanger sp.),
Kelelawar, beberapa jenis ular, burung cendrawasih (Paradisae sp.), Mambruk
(Gaura cristapa), Kakatua, elang hitam, burung taon-taon dll.

4.6 Fungsi Hutan


Areal kerja PT. Arfak Indra sebagian besar merupakan fungsi Hutan
Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK).
Tabel 6 Fungsi hutan areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra

Tanah Kering Rawa


Penutupan Total
No %
Lahan (ha)
HPT HP HPK HPT HP HPK
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 Virgin 22.655 12.393 24.644 - 1.040 6.709 67.441 37,91
forest
2 Bekas 14.713 17.400 50.739 92 1.759 9.483 94.185 52,94
tebangan
3 Semak 740 5.490 4.744 - 1.854 3.446 16.274 9,15
belukar
Jumlah 38.108 35.283 80.127 92 4.562 19.638 177.900 100,00
Sumber: Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Irian Jaya skala 1:250.000

4.7 Ketenagakerjaan
Kegiatan pengusahaan hutan IUPHHK-HA PT. Arfak Indra memerlukan
tenaga kerja yang terlatih dan terampil, meliputi tenaga teknik kehutanan dan
teknik umum serta tenaga administrasi. Tenaga teknis kehutanan yang diperlukan
adalah tenaga kerja yang berkemampuan di seluruh bidang kehutanan seperti
bidang perencanaan (inventarisasi, geodesi, dan kartografi), pembinaan hutan
(silvikultur, AMDAL dan Sosiologi Kehutanan) dan teknologi hasil hutan
(penebangan, penyaradan, scaling, grading, kubikasi, dan lain lain). Sedangkan
tenaga teknis umum yang dibutuhkan meliputi tenaga ahli di bidang sipil atau
bangunan, pembuatan jalan, teknik mesin dan listrik. Pelaksanaannya tenaga kerja
menurut status terbagi menjadi:
23

a. Karyawan Tetap
Karyawan yang terkait pada hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka
waktu yang tidak tentu.
b. Karyawan Tidak Tetap
Karyawan yang terkait pada hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka
waktu yang terbatas.
c. Karyawan Harian
Karyawan yang terkait pada hubungan kerja dengan perusahaan atas dasar
pekerjaan yang sifatnya insidentil.
d. Karyawan Borongan
Karyawan yang terkait pada hubungan kerja dengan perusahaan untuk
menghasilkan jasa atau produksi tertentu .
Ditinjau dari sisi tingkatan jabatan, tenaga kerja di IUPHHK-HA PT.
Arfak Indra dibagi menjadi :
a. Karyawam pimpinan
b. Karyawan Pelaksana
c. Karyawan Pengawas
d. dst

4.8 Sosial,Ekonomi dan Budaya Masyarakat


Sebagian besar areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra tersebar di
Kecamatan Kokas. Data sekunder penelitian dari BPS (Badan Pusat Statistik)
menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga di Desa Kriawaswas adalah 19 KK,
dengan total penduduk 95, dimana 47 diantaranya laki-laki dan 48 diantaranya
adalah perempuan. Sedangkan Desa Kinam memiliki 33 KK, dengan total
penduduk 160, dimana 100 diantaranya laki-laki dan 60 diantaranya adalah
perempuan.
24

Tabel 7 Data kependudukan di areal kerja IUPHHK-HA PT. Arfak Indra


Kecamatan
No Uraian Fakfak Fakfak
Fakfak Kokas Bomberay
Barat Timur
2
1 Luas Wilayah (km ) 1.685 1.721 820 1.786 1.910
2 Jumlah Penduduk 4.759 3.083 29.272 5.098 3.158
Laki-laki 2.436 1.545 15.072 3.001 1.708
Perempuan 2.323 1.538 14.200 2.097 1.450
3 Jumlah Rumah 1.039 761 6.405 1.606 1.148
Tangga
4 Sex Ratio 105 100 106 143 118
5 Kepadatan (jiwa/ 2,82 1,79 35,70 2,85 1,65
km2)
Sumber : Data Monografi Desa Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat, Tahun 2007

Pemenuhan kebutuhan hidup sebagian besar penduduk melakukan


aktivitas berburu di hutan, mengumpulkan hasil hutan lainnya, bertani dan
menangkap ikan (nelayan). Sebagian kecil lainnya bermatapencaharian sebagai
PNS, pedagang, buruh dan pertukangan. Komunitas unggulan dan khas yang
terdapat di Kabupaten Fakfak adalah pala, namun umumnya tidak dilokalisir pada
wilayah tertentu dalam bentuk perkebunan, melainkan masih banyak yang tumbuh
di dalam hutan. Kabupaten Fakfak khususnya memiliki potensi tinggi dalam
bidang ekonomi antara lain bidang kelautan dan perkebunan. Pala sebagai produk
andalan setempat masih belum bervariasi dalam pengelolaannya.

4.9 Perdagangan Pala


Salah satu daerah penghasil pala di Indonesia adalah Provinsi Papua.
Provinsi Papua Barat memproduksi pala sebesar 1.938 ton atau sekitar 7,54% dari
penghasil pala di berbagai daerah Indonesia. Salah satu daerah di Papua Barat
yang menghasilkan pala adalah Fakfak. Fakfak dikenal sebagai Kota Pala karena
sumbangan terbesar komoditi yang berasal dari tanaman perkebunan rakyat
berasal dari tanaman pala (75,90%) dan kelapa (21,98%) (BPS 2009).
25

Tabel 8 Perkembangan luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut


jenis komoditi di Kabupaten Fakfak
Jenis Tanaman 2007 2008
Luas (ha) Produksi (ton) Luas (ha) Produksi (ton)
Kelapa 1.150 343,82 1.095 375,80
Kakao 260 11,03 260 11,03
Cengkeh 2.414,14 14,39 565 13,03
Pala 6.733,82 1.297,56 4.783 1.291,87
Jambu Mete 14,6 2,28 297 3,98
Kopi 434,11 22,35 72 8,12
Lainnya 1.097,16 - - -
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan dan Kabupaten Fakfak

Tabel 9 Luas area dan produksi pala di Kabupaten Fakfak tahun 2008 dan 2011
Distrik Luas Area (ha) Produksi (ton) Luas Area (ha) Produksi (ton)
2008 2008 2011 2011
Fakfak Barat 609 220,20 684 185,33
Fakfak Timur 526 165,00 536 165,00
Fakfak 453 158,63 460 158,63
Kokas 643 186,32 643 122,84
Karas 197 21,66 364 74,56
Fakfak Tengah 482 167,46 494 167,46
Kramongmongga 639 187,51 643 167,70
Teluk Patipi 1.075 185,09 1.410 172,00
Bomberay - - - -
Jumlah 4.624 1.291,87 5.234 1.213,52
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan dan Kabupaten Fakfak

Harian Kompas pada tanggal 23 Agustus 2011, harga pala selama ini terus
meningkat.Tahun 2009, pala basah utuh (bunga dan bijinya) dihargai Rp 120.000-
Rp 150.000 per 1.000 biji. Tahun 2011, harganya Rp 500.000 per 1.000 biji.
Untuk biji pala yang telah dikeringkan Rp 37.000-Rp 60.000 per kg, sedangkan
bunganya (fuli) Rp 180.000 per kg.
26

Tabel 10 Perdagangan pala Fakfak


2010 2011
Pala Kulit Pala Ketok Fuli Pala Kulit Pala Ketok Fuli
Bulan (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
Jan 11.690 0 1.600 197.708 18.320 55.700
Feb 515.200 7.800 2.275 109.050 17.330 10.640
Mar 99.360 15.050 42.960 53.480 14.950 8.250
Apr 63.500 6.000 7.700 53.920 33.470 12.810
Mei 76.650 14,800 27.370 148.440 48.875 66.290
Jun 97.210 10.530 11.900 103.130 62.360 36.050
Jul 22.620 4.770 10.900 0 0 0
Agu 35.720 2.260 3.270 32.250 11.700 1.160
Sep 27.000 6.600 15.600 1.600 4.760 200
Okt 70.780 3.700 12.460 91.650 29.550 29.875
Nov 76.750 7.500 25.250 68.000 39.550 34.000
Des 128.000 16.650 22.490 99.625 57.500 17.200
Jumlah 1.224.480 95.660 183.775 958.853 338.365 272.175
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan dan Kabupaten Fakfak

Perdagangan pala di Kabupaten Fakfak meliputi pala kulit, pala ketok, dan
fuli. Pala kulit selalu mendominasi dalam penjualan dikarenakan tidak banyak
orang yang bisa mengupas pala kulit menjadi pala ketok. Jumlah perdagangan
pala kulit tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 1.224.480 kg, sedangkan
pala ketok dan fuli tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 338.365 kg untuk pala
ketok dan 272.175 kg untuk fuli. Data perdagangan pala ini berbeda dengan data
produksi pala pada Tabel 9. Pada tahun 2011, total produksi pala adalah 1213,52
ton sedangkan total pala yang diperdagangkan baik pala kulit dan juga pala ketok
adalah sebesar 1.297,22 ton. Kemungkinan terjadinya perbedaan data ini
dikarenakan tidak semua masyarakat melapor hasil produksi mereka. Perdagangan
pala di Kabupaten Fakfak meliputi daerah Surabaya dan Jakarta.
27

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden


Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa 20 orang responden dari
Desa Kinam memiliki sebaran tingkatan umur 23-99 tahun, dan 35% didominasi
oleh pekerja tingkat umur 23-33 tahun dan 34-44 tahun. Sedangkan, 15 orang
responden dari Desa Kriawaswas memiliki sebaran tingakatan umur 23-70 tahun,
dan 26,7% didominasi oleh pekerja tingkat umur 23-33 tahun dan 34-44 tahun
sama seperti Desa Kinam. Hanya saja di Desa Kriawaswas, maksimal umur yang
masih bekerja adalah umur 70 tahun. Sedangkan, di Desa Kinam kisaran umur 78-
99 tahun masih ada yang bekerja.

Tabel 11 Karakteristik responden menurut umur


Umur responden (tahun) Desa Kinam (%) Desa Kriawaswas (%)
23-33 35 26,7
34-44 35 26,7
45-55 15 20
56-66 5 13,3
67-77 0 13,3
78-88 5 0
89-99 5 0
Jumlah 100 100

Tabel 12 Rata-rata produksi pala di kedua desa pada tiap umur responden
Rata-rata produksi (biji/ha/tahun)
Umur responden (tahun) Musim barat Musim timur
23-33 37.952 17.643
34-44 35.185 16.000
45-55 36.944 17.083
56-66 33.333 13.333
67-77 41.667 20.833
78-88 35.000 15.000
89-99 32.000 20.000

Pada Tabel 12 terlihat bahwa umur responden tidak berpengaruh terhadap


produktivitas pala setiap hektarnya. Padahal secara umum semakin tua umur
responden akan berpengaruh terhadap kinerja masyarakat pada pengelolaan
28

kebun, sehingga produktivitas buah pala dipengaruhi oleh faktor luar dari
karakteristik responden umur. Selain produktivitas pala, umur responden juga
mempengaruhi biaya. Semakin tua usia responden dapat membuat tingginya biaya
dalam pengusahaan pala karena apabila mereka sudah tidak lagi dapat
mengerjakan kegiatan produksi, mereka harus menggunakan jasa upah tenaga
kerja sehingga biaya yang dibutuhkan akan semakin besar.
Tingkat pendidikan akan berpengaruh dalam pemikiran dan juga tindakan
dalam pengelolaan usaha yang mereka lakukan. Sebesar 10% masyarakat Desa
Kinam tidak bersekolah dan 26,7% masyarakat Desa Kriawaswas tidak
bersekolah.
Tabel 13 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Desa Kinam (%) Desa Kriawaswas( %)
Tidak sekolah 10 26,7
SD 35 53,3
SMP 15 0
SMA 30 20
S1 10 0
Jumlah 100 100

Kurangnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat di kedua Desa


mengelola kebun mereka dari persemaian, penanaman hanya menggunakan
pengalaman yang didapat dari nenek moyang, tidak ada pengetahuan khusus
sehingga dalam produktivitas pun kurang maksimal. Tabel di atas menunjukkan
bahwa masyarakat Desa Kinam lebih tinggi tingkat pendidikannya daripada
masyarakat Kriawaswas. Hal ini ditunjukkan dari pemeliharaan yang dilakukan
masyarakat Desa Kinam, dimana mereka tidak menebang pohon pelindung
sampai tanaman pala tahan terhadap keadaan lapang sedangkan masyarakat Desa
Kriawaswas menebang semua pohon dan tidak ada pelindung pada tanaman pala.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Desa
Kinam adalah petani dan nelayan karena letak Desa Kinam yang berada di pesisir
pantai sehingga nelayan adalah mata pencaharian utama di desa tersebut.
Masyarakat Desa Kriawaswas secara keseluruhan adalah petani karena letak
tinggal mereka yang berada di perbukitan sehingga bertani menjadi pilihan utama
pekerjaan mereka. Perbedaan mata pencaharian utama di kedua desa
29

mengakibatkan perbedaan luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani disana.
Meskipun luas lahan pala masyarakat Desa Kriawaswas lebih besar daripada
masyarakat Desa Kinam, hal ini tidak menyurutkan masyarakat Desa Kinam
membuka lahan baru untuk pala karena pala adalah tanaman asli daerah mereka
dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

5.2 Analisis Proses Produksi


Proses produksi pala (Myristica argenta Ware) terjadi dalam dua musim
dalam satu tahun, yaitu musim barat dan musim timur. Umumnya musim barat
sekitar bulan Oktober-Nopember. Pada musim ini biasanya pohon pala
berproduksi banyak. Musim timur sekitar bulan Februari-Maret, pada musim ini
pohon pala berproduksi 25-80% dari produksinya di musim barat. Proses produksi
pala diuraikan di bawah ini.

5.2.1 Luas dan Persiapan Lahan


Masyarakat pada dasarnya sudah memiliki lahan dari nenek moyang
sebelumnya sehingga saat ini mereka meneruskan usaha produksi pala yang telah
ada. Lahan untuk kebun pala yang dimiliki masyarakat Desa Kinam rata-rata
adalah seluas 0,95 ha sedangkan lahan yang dimiliki masyarakat Desa
Kriawaswas adalah seluas 2,12 ha. Rata-rata luasan lahan yang dimiliki
masyarakat Desa Kriawaswas lebih besar dikarenakan mata pencaharian utama
Desa Kriawaswas adalah petani sedangkan Desa Kinam adalah nelayan. Kegiatan
persiapan lahan dalam produksi pala dapat diketahui dari pembuatan lahan baru.
Dari 35 responden, 20 diantaranya (57,14%) memiliki usaha kebun pala baru.
Rata-rata luasan kebun baru lahan pala dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Luas lahan pala rata-rata per responden di Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas
Desa Luas Lahan (ha)
Lama Baru
Desa Kinam 0,95 0,64
Desa Kriawaswas 2,12 0,81

Sebelum dilakukan pembukaan lahan, masyarakat melakukan adat yang


disebut nahahara. Nahahara adalah suatu adat meminta ijin untuk membuka
lahan baru dengan cara menyiapkan kopi, daun sirih, pinang, dan kapung seperti
30

yang terlihat pada Gambar 1. Adat ini dipercaya bisa memberi kemudahan dan
menghilangkan hambatan dalam mengelola lahan nantinya.
Kegiatan dalam persiapan lahan terdiri dari dua kegiatan yaitu
pembersihan dan penebangan. Kegiatan pembersihan dan penebangan yang
dilakukan di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas dilakukan dengan cara berbeda.
Desa Kinam melakukan pembersihan terlebih dulu. Pembersihan ini meliputi
pembakaran rumput dan pembersihan semak belukar. Setelah dilakukan
pembersihan, masyarakat melakukan penanaman selanjutnya baru penebangan
pohon lainnya. Penebangan dilakukan setelah penanaman, hal tersebut dilakukan
karena pohon yang belum ditebang tersebut dijadikan sebagai tempat naungan
tanaman pala baru. Desa Kriawaswas melakukan persiapan lahan dengan cara
penebangan terlebih dulu, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan semak
belukar sehingga lahan yang kosong tersebut dapat dilakukan proses pengolahan
tanah untuk penanaman nantinya.

Gambar 1 Adat dalam persiapan pembukaan lahan (nahahara).

5.2.2 Pembibitan dan persemaian


Pengadaan bibit tanaman pala dilakukan masyarakat dengan perbanyakan
biji. Biji-biji yang digunakan biasanya adalah biji matang berwarna coklat tua
sampai hitam yang didapat dari kebun mereka sendiri. Menurut Deinum (1949)
dalam Sunanto H (1993) mengemukakan bahwa dari 100 biji atau pohon pala
rata-rata terdapat 55 pohon betina, 40 pohon jantan dan 5 pohon hermaphrodite.
Adanya biji yang menghasilkan pohon jantan inilah yang membuat masyarakat
kesulitan dalam melakukan pembibitan. Biasanya mereka membedakannya
dengan melihat dari biji. Biji betina biasanya bagian bawah biji lebih bulat dan
31

licin, sedangkan biji jantan bijinya lebih lonjong dan panjang dan permukaannya
tidak rata.
Biji yang telah dipetik biasanya dicincang atau dicacah pada bagian ujung
biji tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya tunas pada mata.
Kemudian dipindahkan ke tanah atau bedengan. Biasanya mereka membuat
bedengan langsung di tanah pekarangan rumah mereka atau dari karung yang diisi
tanah sehingga mudah dipindahkan. Biji pala dapat berkecambah dalam waktu 4-8
minggu. Setelah bibit tanaman mempunyai 3-5 batang cabang, maka bibit dapat
dipindahkan atau ditanam di lapangan.
5.2.3 Penanaman
Awal sebelum dilakukan penanaman, masyarakat biasanya menentukan
terlebih dahulu jarak tanam yang akan digunakan. Hal ini dilakukan karena kebun
pala yang mereka miliki dari nenek moyang tidak ada jarak tanam tertentu
sehingga berakibat menurunnya produktivitas pala lainnya. Jarak tanam yang
digunakan masyarakat pun, berbeda-beda berkisar 4 m sampai 10 m. Cara
membentangkan jarak tanam di kebun biasanya menggunakan tali-tali hutan yang
telah diukur panjangnya, setelah itu mereka menancapkan kayu untuk menentukan
titik lubang tanam.
Penanaman tanaman pala seharusnya dilakukan pada bibit yang telah
berumur satu tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Penanaman yang dilakukan
masyarakat dilakukan pada bibit yang berumur tidak tentu, dari bibit yang
berumur enam bulan sampai bibit berumur 3-4 tahun baru dipindah. Padahal bibit
yang berumur lebih dari dua tahun, pertumbuhannya akan terlambat sebab akar
sudah berlipat-lipat. Cara penanaman yang dilakukan oleh masyarakat adalah
dengan membuat lubang tanam kecil menggunakan tuas dari kayu. Pembuatan
lubang tidak dengan kedalaman tertentu atau teknik khusus, masyarakat hanya
memperkirakan besar lubang yang menyesuaikan bentuk akar dan tanaman yang
akan ditanam.
Penanaman bibit yang berasal dari biji dilakukan dengan cara
memindahkan bibit yang awalnya ada di bedengan ke karung atau kardus. Karung
dan kardus ini dipilih untuk memudahkan mereka memindahkan bibit dari
pekarangan rumah menuju kebun. Setelah bibit pala dipindahkan ke lubang
32

tanam, lubang tanam tersebut kemudian disiram dengan air supaya tidak terjadi
dehidrasi pada akar.
5.2.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman pala dilakukan untuk menjamin keberhasilan
berproduksi di masa mendatang. Pemeliharaan yang dilakukan masyarakat
meliputi pembebasan tali-tali pada pohon pala, penebangan pohon yang dirasa
menganggu pertumbuhan pohon pala, pembersihan semak belukar, dan
penanaman tanaman pelindung. Tanaman pelindung ini berfungsi sebagai tempat
naungan tanaman pala yang masih muda karena umumnya tanaman pala yang
masih muda kurang tahan terhadap sinar matahari. Ini yang dilakukan masyarakat
Desa Kinam untuk tidak menebang pohon di kebun, dan akan ditebang jika
tanaman pala sudah tahan terhadap matahari.

5.2.5 Pemanenan
Pohon pala berbuah pada umur 7-8 tahun dan pada umur 30 tahun dapat
mencapai produksi tertinggi dan dapat terus berproduksi sampai ratusan tahun.
Dalam satu tahun pohon pala dapat dipanen dua kali. Cara pemanenan buah pala
dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut gay-gay. Gay-gay ini
dibuat dari kayu atau bambu dengan panjang sekitar 3-4 meter, dimana ujung dari
gay-gay ini diberi paku atau besi untuk memetik buah pala.
5.2.6 Pasca Pemanenan
Buah yang dipetik setelah panen segera dibelah di kebun dengan
menggunakan parang. Daging buah pala dipisahkan dan mayarakat hanya
mengambil biji dan fuli pala, seperti yang terlihat pada Gambar 2. Biasanya
daging buah yang dipisahkan ini langsung ditinggalkan di kebun begitu saja.
Sedangkan biji dan fuli pala dibawa pulang ke rumah untuk dikeringkan.
Pengeringan biji pala dilakukan dengan cara memisahkan bunganya dan bijinya.
Untuk fuli pala biasanya hanya dijemur saja, lama dari penjemuran ini tergantung
dari cuaca atau panasnya matahari seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Perlakuan biji pala, dilakukan dengan cara pengeringan yaitu diasar. Cara
pengasaran ini biasanya dengan cara pala ditaruh di atas perapian dan diasapi
selama beberapa hari. Lamanya pengeringan ini tergantung dari jumlah biji yang
diasar itu sendiri, untuk 10.000 biji pala dapat dikeringkan hanya dengan waktu ±
33

1-2 hari. Biji pala yang sudah mengering ini biasa disebut dengan pala kulit,
seperti yang terlihat pada Gambar 4. Selain pala kulit, beberapa masyarakat juga
melakukan proses lain terhadap pala kulit ini yaitu dengan cara mengetok atau
mengupas pala yang sudah dikeringkan menggunakan kayu atau biasa disebut
pala ketok, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Tingkat keberhasilan dalam
mengetok pala ini rendah, karena hanya orang dengan keahlian khusus yang bisa
mengetok pala tanpa pecah dan rusak. Orang yang tidak biasa mengetok pala tapi
melakukannya, hasil yang didapat hanya 30% dari total produksi.

Gambar 2 Bagian-bagian Myristica Gambar 3 Pala ketok.


argentea Ware.

Gambar 4 Pala kulit. Gambar 5 Bunga atau fuli pala.

5.2.7 Pemasaran
Masyarakat yang sudah cukup tua dan tidak memiliki sanak saudara yang dekat
dengan mereka biasanya tidak melakukan pengeringan biji dan fuli pala, sehingga
mereka langsung menjual biji dan fuli pala tanpa dipisah atau biasa disebut pala
basah. Tingginya harga pala ketok tetapi proses membuat pala ketok yang cukup
sulit membuat masyarakat memasarkan produk pala dalam bentuk pala kulit.
Perdagangan yang biasa dilakukan masyarakat dalam menjual pala hanya di pusat
34

Distrik Kokas atau di Kota Fakfak. Transportasi yang digunakan masyarakat


adalah perahu ketinting, perahu motor merek johnson, dan mobil.

5.3 Analisis Usaha Produksi Pala


5.3.1 Pendapatan Produksi Pala
a. Produksi
Jumlah pohon rata-rata per petani di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas
berbeda dua kali lipat. Pada desa Kinam jumlahnya adalah 103 pohon/petani
dan Desa Kriawaswas adalah 206 pohon/petani. Hal ini disebabkan karena
mata pencaharian pala adalah yang utama di Desa Kriawaswas, sedangkan di
Desa Kinam sebagian masih bermatapencaharian nelayan dan baru membuka
lahan. Seperti pada Tabel 15, jumlah pohon per hektar Desa Kinam adalah 101
pohon/ha dan Desa Kriawaswas adalah 105 pohon/ha.
Satu tahun (musim barat dan musim timur) yang ditunjukkan dalam Tabel
16 dapat menghasilkan 449,5 kg/ha biji pala dan 26,4 kg/ha bunga pada Desa
Kinam dan 461,8 kg/ha biji pala dan 27,2 kg/ha bunga pada Desa Kriawaswas.
Dikarenakan setiap 1000 biji buah pala basah (biji dan bunga yang belum
dikeringkan) memiliki berat sekitar ±15 kg dan setelah dikeringkan setiap
1000 biji kering sekitar ±8-9 kg sedangkan bunga ±0,5 kg.
Tabel 15 Jumlah pohon di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas
Desa Per Petani (pohon/petani) Per Hektar (pohon/hektar)
Kinam 103 101
Kriawaswas 206 105

Tabel 16 Produksi buah pala di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas


Produksi (buah/ha)
Desa Musim Barat Musim Timur Jumlah
Kinam 35.929 16.954 52.882
Kriawaswas 37.333 17.000 54.333

b. Harga
Harga jual pala terbagi menjadi tiga jenis, pertama yaitu pala basah (pala
dan bunga) yang dihitung per 1000 biji, kedua adalah pala kulit, dan ketiga
adalah pala ketok. Sekitar 96,8% masyarakat di kedua desa menjual pala
dalam keadaan kering dengan rincian 74,2% menjual pala kulit dan 22,6%
dalam bentuk pala ketok. Masyarakat menjual pala basah jika mereka
35

memerlukan uang dalam keadaan cepat, sehingga sebenarnya penjualan pala


pun tergantung dari kebutuhan. Harga jual pala di musim barat dan timur
berbeda, disaat pala berproduksi banyak maka harga jual akan turun begitu
juga sebaliknya disaat pala berproduksi sedikit, maka harga jual akan tinggi.
Harga pala kulit, pala ketok, dan bunga di Desa Kinam pada musim barat dan
musim timur dapat dilihat pada Tabel 17. Perbedaan harga pada kedua desa
tidak berbeda jauh, harga penjualan pala pada setiap harinya fluktuatif.
Tabel 17 Harga pala kulit dan bunga pada kedua musim di Desa Kinam dan
Desa Kriawaswas
Musim Barat (Rp/kg) Musim Timur (Rp/kg)
Pala Pala Pala Pala
Desa kulit Ketok Bunga Kulit Ketok Bunga
Kinam 52.250 70.000 124.333 67.125 88.143 190.733
Kriawaswas 49.714 70.000 135.667 60.000 88.000 181.467

Tabel 18 Harga pala kulit dan bunga rata-rata di kedua musim di Desa Kinam
dan Desa Kriawaswas
Desa Pala Kulit (Rp/kg) Bunga (Rp/kg)
Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata
Kinam 40.000 75.000 59.688 100.000 219.000 157.533
Kriawaswas 49.000 60.000 54.857 127.500 192.000 158.567

c. Pendapatan
Melihat produksi pada Tabel 16 serta harga pala rata-rata pada Tabel 18,
maka dapat diperkirakan pendapatan yang diperoleh masyarakat pada kedua
musim dengan penggunaan rata-rata harga jual dan produksi dari kedua
musim dan asumsi penjualan adalah penjualan biji pada pala kulit. Pendapatan
biji dan bunga pala masyarakat di Desa Kinam adalah Rp 26.830.000/ha dan
Rp 4.165.000/ha, sedangkan pendapatan biji dan bunga pala masyarakat di
Desa Kriawaswas adalah Rp 25.335.000/ha dan Rp 4.308.000/ha. Total
pendapatan di Desa Kinam dan Kriawaswas adalah Rp 30.995.000/ha dan Rp
29.643.000/ha.

5.3.2 Analisis Biaya Produksi


a. Persiapan Lahan
Adat pembukaan lahan diperlukan sebelum dilakukan persiapan lahan.
Adat pembukaan yang disebut dengan nama nahahara ini mengeluarkan biaya
36

sekitar Rp 100.000. Biaya ini meliputi untuk membeli kopi, sirih, dan pinang
sebagai syarat sebelum dilakukan pembukaan lahan.
Biaya persiapan lahan dapat diliihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam
mengeluarkan biaya sekitar Rp 2.046.000/ha sedangkan di Desa Kriawaswas
mengeluarkan biaya sekitar Rp 6.333.000/ha. Biaya persiapan di Desa
Kriawaswas lebih besar karena masyarakat harus mengeluarkan kas gereja dan
untuk upah tenaga kerja mereka biasanya menggunakan upah borongan
sedangkan masyarakat Desa Kinam menggunakan upah harian saja dan jumlah
tenaga kerjanya pun bergantung dari luas lahan mereka.
b. Pembibitan
Sekitar 97,14% masyarakat dari Desa Kinam dan Desa Kriawaswas
mendapatkan bibit dari kebun mereka sendiri atau dari saudara mereka,
sehingga tidak memerlukan biaya dalam pembibitan tapi perawatan saja.
Sedangkan sisanya yaitu 2,86% mendapatkan bibit pala dengan cara membeli
seharga Rp 250.000 atau sekitar 500 biji dari masyarakat yang
memperjualbelikan biji pala.
c. Penanaman
Biaya penanaman dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam
mengeluarkan biaya rata-rata Rp 871.000/ha sedangkan di Desa Kriawaswas
adalah Rp 2.000.000/ha. Biaya penanaman di Desa Kriawaswas lebih tinggi
dikarenakan upah yang dikeluarkan adalah upah borongan dihitung per hektar.
Berbeda dengan Desa Kinam yang hanya meliputi biaya makan untuk
pekerjanya.
d. Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam
mengeluarkan biaya sekitar Rp 2.509.000/ha sedangkan di Desa Kriawaswas
adalah Rp 511.000/ha. Biaya dalam pemeliharaan di Desa Kriawaswas lebih
kecil dikarenakan jarak dari kebun ke rumah mereka cukup dekat sehingga
dalam melakukan pemeliharaan mereka dapat mengerjakan sendiri.
Sedangkan untuk Desa Kinam, mereka lebih banyak membutuhkan bantuan
orang dikarenakan jarak yang jauh dari kebun mereka dan membuat biaya
pemeliharaan lebih besar.
37

e. Pemanenan
Biaya pengusahaan pala paling besar adalah biaya pemanenan yang
meliputi upah tenaga kerja dan transportasi angkut untuk panen. Biaya
pemanenan dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam adalah sebesar
Rp 8.199.000/ha sedangkan di Desa Kriawaswas adalah sebesar Rp
6.989.000/ha. Biaya panen di Desa Kriawaswas lebih kecil dibanding Desa
Kinam disebabkan masyarakat Desa Kriawaswas tidak mengeluarkan
transportasi angkut dalam kegiatan panen. Sebagian masyarakat di Desa
Kinam memerlukan transportasi angkut dalam kegiatan panen karena jarak
dari rumah ke kebun yang jauh.
f. Pemasaran
Biaya pemasaran dapat yang dikeluarkan adalah biaya transportasi. Biaya
pemasaran dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam adalah Rp
576.000 sedangkan biaya pemasaran di Desa Kriawaswas adalah Rp
1.200.000. Biaya pemasaran di Desa Kriawaswas lebih besar disebabkan
masyarakat desa tersebut menjual pala dengan jalur darat yaitu menyewa
mobil. Sedangkan hampir semua masyarakat Desa Kinam menjual pala
menggunakan jalur laut yaitu dengan perahu motor dan ketinting. Penggunaan
perahu ini cenderung lebih murah disebabkan pengeluaran biaya hanya pada
bahan bakar bensin.
Cara pemasaran pala yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
mendatangi langsung pengumpul pala. Masyarakat di Desa Kinam biasanya
menjual pala mereka di dua tempat yaitu di Desa Kokas dan di Kota Fakfak
sedangkan masyarakat di Desa Kriawaswas menjual pala di Kota Fakfak saja
karena areal tempat tinggal mereka yang tidak melewati laut, sehingga lebih
memudahkan mereka untuk ke kota dibanding ke Desa Kokas.
g. Investasi Bangunan, Peralatan, dan Kendaraan
Bangunan rumah kebun yang terlihat pada Gambar 6, dibangun
masyarakat sebagai tempat peristirahatan. Padahal tidak semua masyarakat
membangun rumah kebun. Hal ini dilihat dari data yang diperoleh bahwa 20%
masyarakat Desa Kinam dan 26,67% masyarakat Desa Kriawaswas yang
membangun rumah kebun. Besarnya biaya bangunan rumah kebun diketahui
38

dari hasil wawancara responden, Biaya dalam pembangunan rumah kebun ini
meliputi upah tenaga kerja dan bahan bakar untuk pembuatan rumah kebun
bagi masyarakat yang menggunakan chainsaw.
Biaya maksimal dalam pembangunan rumah kebun adalah senilai Rp
2.100.000/ha dan biaya minimal dalam pembuatan rumah kebun adalah
sebesar Rp 505.000/ha. Besarnya rata-rata biaya dalam pembangunan rumah
kebun untuk Desa Kinam adalah Rp 1.500.000/ha sedangkan untuk Desa
Kriawaswas adalah Rp 584.000/ha yang dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel
22. Biaya pembuatan rumah kebun untuk Desa Kriawaswas lebih rendah
karena masyarakat Desa Kriawaswas dalam membuat rumah kebun
menggunakan chainsaw untuk memotong kayu dan membuat rumah kebun
sehingga biaya pembuatan rumah kebun meliputi bahan bakar chainsaw dan
sedikit tenaga kerja. Sedangkan untuk Desa Kinam membutuhkan lebih
banyak tenaga kerja atau lebih banyak hari kerja yang dibutuhkan sehingga
membuat biaya semakin tinggi.
Peralatan merupakan biaya investasi karena biaya ini dikeluarkan satu kali
selama umur proyek. Biaya peralatan dalam pengembangan usaha pala
meliputi parang, kampak, linggis, pacul, cangkul, dan chainsaw yang terlihat
pada Gambar 7.
Tabel 19 Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kinam
No Komponen Jumlah (buah) Harga (Rp/buah) Biaya Investasi Alat (Rp)
1 Parang 2 82.750 165.500
2 Kampak 1 93.684 93.684
3 Pacul 1 78.333 78.333
4 Linggis 2 117.778 235.556
5 Cangkul 1 59.000 59.000
6 Chainsaw 1 13.000.000 13.000.000
7 Batu Asah 1 25.000 25.000
Total 9 13.456.545 13.657.073
39

Tabel 20 Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas


No Komponen Jumlah (buah) Harga (Rp/buah) Biaya Investasi Alat (Rp)
1 Parang 4 93.667 374.667
2 Kampak 2 114.667 229.333
3 Pacul 2 37.500 75.000
4 Linggis 1 80.000 80.000
5 Chainsaw 1 13.000.000 13.000.000
6 Batu Asah 2 25.000 50.000
Total 12 13.350.833 13.809.000

Biaya investasi alat di Desa Kinam adalah Rp 13.657.000 dan di Desa


Kriawaswas adalah 13.809.000. Biaya terbesar adalah chainsaw karena biaya
chainsaw meliputi 94-95% dari biaya total investasi alat. Padahal hanya
26,67% masyarakat Desa Kriawaswas yang memiliki chainsaw dalam
mengolah kebun mereka, dan di Desa Kinam hanya 5% yang menggunakan
chainsaw. Penggunaan chainsaw ini pada dasarnya memudahkan bagi si
pemilik dan untuk beberapa kegiatan produksi dapat meminimalkan biaya,
seperti pada kegiatan persiapan lahan, pemeliharaan, dan pembuatan rumah
kebun.
Biaya kendaraan dalam pengusahaan pala tidak begitu besar karena hanya
17,14% saja masyarakat yang memiliki kendaraan. Besarnya pengaruh
kendaraan dalam pengusahaan pala hanya sekitar 2-45%. Biaya perawatan
kendaraan di Desa Kinam sekitar Rp 840.000/th dan di Desa Kriawaswas
sekitar Rp 1.000.000/th. Besarnya biaya kendaraan ini juga dipengaruhi
penggunaan motor itu sendiri. Besarnya biaya investasi bangunan, kendaraan,
dan juga peralatan ini digunakan untuk menghitung analisis kelayakan
finansial.

Gambar 6 Bangunan rumah Gambar 7 Peralatan dalam


kebun di Desa berkebun.
Kinam.
40

h. Biaya penyusutan investasi peralatan dan kendaraan


Penyusutan adalah penurunan nilai aset yang digunakan dalam proses
produksi. Penurunan nilai tersebut dapat berupa penurunan terhadap nilai
pasarnya maupun penurunan nilai bagi pemiliknya. Penyebab turunnya nilai
asset tersebut dapat bermacam-macam, seperti keausan aset atau aset tersebut
telah ketinggalan jaman (Nugroho 2010). Penyusutan alat ini dihitung tiap
tahun dan besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel
22. Biaya penyusutan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa
Kinam adalah sebesar Rp 395.000/tahun sedangkan di Desa Kriawaswas
adalah sebesar Rp 927.000/tahun. Tingginya biaya penyusutan alat di Desa
Kriawaswas salah satunya dipengaruhi dari banyaknya penggunaan chainsaw
oleh masyarakat Desa Kriawaswas khususnya.
Tabel 21 dan Tabel 22 adalah penyusutan dari rata-rata jumlah investasi
peralatan yang lengkap sedangkan uraian penyusutan pada Tabel 23 adalah
penyusutan rata-rata investasi alat responden dari peralatan yang dimiliki
masing-masing responden. Berdasarkan hasil wawancara responden, tidak
semua responden memiliki barang investasi seperti pada Tabel 21 dan Tabel
22 sehingga nilai pada kedua tabel ini jauh lebih kecil dibanding nilai
penyusutan pada uraian Tabel 23.
Tabel 21 Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kinam
Jumlah Harga Total Biaya Umur pakai Penyusutan
No Komponen (buah) (Rp/buah) (Rp) (tahun) (Rp/tahun)
1 Bangunan 1 1.500,000 1.500.000 5 300.000
2 Parang 2 82.750 165.500 4 41.375
3 Kampak 1 93.684 93.684 5 18.737
4 Pacul 1 78.333 78.333 3 26.111
5 Linggis 2 117.778 235.556 6 39.259
6 Cangkul 1 59.000 59.000 3 19.667
7 Chainsaw 1 13.000.000 13.000.000 5 2.600.000
8 Batu Asah 1 25.000 25.000 1 25.000
9 Kendaraan 1 840.000 840.000 10 84.000
Total 11 15.796.545 15.997.073 3.154.149
41

Tabel 22 Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas


Jumlah Harga Total Biaya Umur pakai Penyusutan
No Komponen (buah) (Rp/buah) (Rp) (tahun) (Rp/tahun)
1 Bangunan 1 583.750 583.750 5 116.750
2 Parang 4 93.667 374.667 4 93.667
3 Kampak 2 114.667 229.333 5 45.867
4 Pacul 2 37.500 75.000 3 25.000
5 Linggis 1 80.000 80.000 6 13.333
6 Chainsaw 1 13.000.000 13.000.000 5 2.600.000
7 Batu Asah 2 25.000 50.000 1 50.000
8 Kendaraan 1 1.000.000 1.000.000 1 1.000.000
Total 14 14.934.583 15.392.750 3.944.617

Tabel 23 Analisis laba rugi pengusahaan pala


Desa Rata-rata
No Uraian komponen Kinam Kriawaswas (Rp/ha/th)
I Pendapatan
Produksi biji (kg/ha) 450 462 456
Produksi bunga (kg/ha) 26 27 27
Harga pala kulit (Rp/kg) 59.688 54.857 57.272
Harga bunga (Rp/kg) 157.533 158.567 158.050
Pendapatan biji (Rp/ha) 26.829.576 25.334.857 26.082.216
Pendapatan bunga (Rp/ha) 4.165.374 4.307.728 4.236.551
Total Pendapatan 30.994.949 29.642.585 30.318.767
II Biaya Produksi
A. Persiapan Lahan 2.146.061 6.433.333 4.289.697
B. Pembibitan 250.000 0 250.000
C. Penanaman 871.111 2.000.000 1.435.556
D. Pemeliharaan 2.509.328 511.333 1.510.331
E. Pemanenan 8.198.983 6.989.333 7.594.158
F. Pemasaran 576.000 1.200.000 888.000
G. Penyusutan 395.383 927.044 661.214
Total Pengeluaran 14.946.866 18.061.044 16.628.955
III Keuntungan 13.689.812

5.4 Analisis Finansial


5.4.1 Produktivitas pohon
Produktivitas pohon pala di kedua desa dapat dilihat pada Lampiran 3 dan
Lampiran 4. Nilai produktivitas buah pala setiap pohonnya tidak semua diketahui
masyarakat sehingga pada umur tertentu nilai produksi buah ini diduga dari nilai
regresi seperti yang terlihat pada Lampiran 5. Pada Lampiran 5 dapat dilihat
bahwa rata-rata produktivitas buah pala di Desa Kriawaswas lebih tinggi daripada
42

Desa Kinam. Produktivitas buah pala rata-rata tertinggi berada pada umur 30
tahun yaitu sebesar 2.168 biji/pohon untuk kedua desa. Pendugaan produksi buah
pala pada tingkat umur yang tidak diketahui dapat diduga melalui analisis regresi
nonlinier.
Pada Gambar 8 dan Gambar 9 terlihat bahwa grafik hubungan antara umur
pohon dan produksi buah pala membentuk parabola tertutup atau kuadratik yaitu
produksi akan terus meningkat hingga saat umur puncaknya produksi pala akan
menurun. Persamaan regresi yang diperoleh dari produksi buah pala di Desa
Kinam sebagai variabel terikat (Y) dan variabel yang mempengaruhi yaitu umur
pohon (X), adalah sebagai berikut:
Y = - 122,9 + 59,15 X - 0,6336 X2 dengan R2= 62,4 %
Koefisien determinasi yang diperoleh adalah 62,4 %. Hal ini menunjukkan
bahwa umur pohon mampu menjelaskan produksi buah pala sebesar 62,4% dan
sisanya sebesar 37,6 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam
uji hubungan variabel yang berpengaruh terhadap produksi buah pala.

S 358.912
Fitted Line Plot
R-Sq 62.4%
produktivitas (biji/pohon/th) = - 122.9 + 59.15 umur pohon (th) R-Sq(adj) 61.2%
- 0.6336 umur pohon (th)**2
2500
produktivitas (biji/pohon/th)

2000

1500

1000

500

-500

0 20 40 60 80 100
umur pohon (th)

Gambar 8 Grafik hubungan antara umur pohon terhadap produksi buah pala
di Desa Kinam.

Adapun persamaan regresi yang diperoleh dari produksi buah pala di Desa
Kriawaswas sebagai variabel terikat (Y) dan variabel yang mempengaruhi yaitu
umur pohon (X), adalah sebagai berikut:
Y= - 194,5 + 63,84 X - 0,6617 X2 dengan R2 = 62,9 %
43

Koefisien determinasi yang diperoleh adalah 62,9 %. Hal ini menunjukkan


bahwa umur pohon mampu menjelaskan produksi buah pala sebesar 62,9 % dan
sisanya sebesar 37,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam uji hubungan faktor yang berpengaruh terhadap produksi buah pala.

Fitted Line Plot S 363.533


produktivitas (biji/pohon/th) = - 194.5 + 63.84 umur pohon (th) R-Sq 62.9%
- 0.6617 umur pohon (th)**2 R-Sq(adj) 61.2%

2500
produktivitas (biji/pohon/th)

2000

1500

1000

500

-500
0 20 40 60 80 100
umur pohon (th)

Gambar 9 Grafik hubungan antara umur pohon terhadap produksi buah pala di
Desa Kriawaswas.

Nilai hasil dugaan produksi buah ini digunakan dalam analisis kelayakan.
Produktivitas pohon pala per pohon ini dapat melihat jumlah buah yang
didapatkan tiap tahunnya. Produksi buah ini membentuk grafik kuadratik yang
artinya produksi buah akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada
umur tertentu. Selanjutnya, produksi buah akan menurun. Setelah mengetahui
produksi buah pala dalam tiap tahunnya, dapat diketahui pula tahun pala
berproduksi tidak lagi menguntungkan secara finansial.
Tabel 24 Model persamaan regresi

No Persamaan Regresi Fhitung Ftabel
(%)
5% 1%
2
1. Y= - 122,9 + 59,15 X - 0,6336 X 62,4 50,686 3,148 4,974
2
2. Y = - 194,5 + 63,84 X - 0,6617 X 62,9 38,142 3,205 5,110

Uji keberartian juga diperlukan selain analisis nilai koefisien determinasi


(R2), hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis peranan peubah bebas
dalam menduga peubah tidak bebasnya dengan melakukan uji keberartian peubah
44

bebas menggunakan uji F. Apabila nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel,
maka H 0 ditolak. Pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa kedua persamaan memiliki
F-hitung lebih besar dari F-tabel pada taraf nyata 5% dan 1%. Hal ini berarti
bahwa peubah bebas (umur pohon) yang dimasukkan kedalam model persamaan
regresi berpengaruh nyata dalam menduga peubah tidak bebasnya yaitu produksi
buah pala.

5.4.2 Analisis Kelayakan Finansial


Penilaian suatu proyek adalah membandingkan manfaat dan biaya yang
ditaksir. Berdasarkan hasil analisis finansial di Desa Kinam, nilai NPV usaha pala
adalah sebesar Rp 200.528.000/ha. Nilai ini berarti jumlah keuntungan yang
diperoleh selama umur proyek 100 tahun, dengan asumsi inflasi yang digunakan
adalah 7,37%/tahun (BPS 2012) dapat dilihat pada Tabel 26. Nilai BCR yang
diperoleh adalah 2,7 yang merupakan perbandingan antara keuntungan yang
didapat dari selama umur proyek dengan seluruh pengeluaran dari proyek. Nilai
2,7 ini berarti bahwa nilai keuntungan yang didapat lebih besar hampir tiga kali
lipat dari pengeluaran yang dikeluarkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah 16%
yang menunjukkan bahwa usaha pala mampu memberikan tingkat pengembalian
atau keuntungan per tahunnya sebesar 16% dari seluruh investasi yang
ditanamkan selama 100 tahun.
Tabel 25 Analisis kriteria investasi usaha pala di Desa Kinam dan Desa
Kriawaswas
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam Desa Kriawaswas
NPV (Rp/ha) 200.528.155 222.328.372
BCR 2,7 3,2
IRR (%) 16 18

Hasil analisis finansial di Desa Kriawaswas menunjukkan nilai NPV usaha


pala adalah sebesar Rp 222.328.000/ha. Nilai ini berarti jumlah keuntungan yang
diperoleh selama umur proyek 100 tahun. Nilai BCR yang diperoleh adalah 3,2
yang merupakan perbandingan antara keuntungan yang didapat dari selama umur
proyek dengan seluruh pengeluaran dari proyek. Nilai 3,2 ini berarti bahwa nilai
keuntungan yang didapat lebih besar tiga kali lipat dari pengeluaran yang
dikeluarkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah 18% yang menunjukkan bahwa
45

usaha pala mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan per


tahunnya sebesar 18% dari seluruh investasi yang ditanamkan selama 100 tahun.
Tabel 26 Nilai Inflasi Provinsi Papua Barat
Tahun Inflasi Tahun Inflasi Tahun Inflasi
(2009-2010) (%) (2010-2011) (%) (2011- 2012) (%)
Agustus 0,71 Agustus 0,99 Agustus 0,73
September (0,34) September 0,18 September (0,76)
Oktober (0,08) Oktober (0,47) Oktober 1,18
November 0,07 November 0,18 November 1,03
Desember 0,99 Desember 0,81 Desember 1,32
Januari 0,15 Januari (0,46) Januari (0,35)
Februari 0,08 Februari (0,09) Februari (0,58)
Maret 0,15 Maret (0,70) Maret (0,05)
April 1,56 April (0,34) April 1,29
Mei (0,55) Mei 0,22 Mei 0,56
Juni 0,70 Juni 1,67 Juni 1,80
Juli 2,35 Juli 1,45 Juli 1,20
Jumlah 5,79 3,44 7,37
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat 2012

5.4.3 Analisis Marginal


Analisis marginal adalah analisis dengan cara menguji hasil nilai tambah
ketika suatu variabel meningkat akibat meningkatnya variabel lain. Pada metode
aliran kas dari rata-rata kedua desa dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7,
NPV mulai bernilai positif pada tahun rata-rata ke 13. Artinya pohon pala yang
berumur 13 mulai memberi keuntungan karena manfaat marginal yang diterima
lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan.
Pada tahun rata-rata ke 89 nilai tambahan NPV dengan bertambahnya satu
satuan umur mulai menunjukkan nilai negatif. Grafik yang terlihat pada Gambar
10 di bawah ini kurang menunjukkan bahwa pada tahun 89, perubahan nilai NPV
sudah menunjukkan nilai negatif. Data dari grafik pada Gambar 10 menunjukkan
bahwa pada umur pohon 89 tahun biaya marginal melebihi manfaat marginalnya.
Dapat disimpulkan pengusahaan pala mencapai produksi optimal atau NPV
maksimal di Desa Kinam yaitu Rp 200.642.000/ha dan di Desa Kriawaswas yaitu
Rp 222.400.000/ha (dapat dilihat pada Tabel 27) saat umur pala mencapai rata-
rata 88 tahun. Pala yang berumur 89 tahun harus dilakukan peremajaan karena
umur pohon 88 tahun adalah produksi optimal meskipun produksi pala dapat
mencapai ratusan tahun.
46

15,000,000
10,000,000

NPV (Rp/ha)
5,000,000
0 ∆ NPV
0 20 40 60 80 100 120
(5,000,000)
(10,000,000)
Umur pohon (th)

Gambar 10 Grafik hubungan rata-rata manfaat marginal terhadap tahun


produksi pala.

Tabel 27 Kriteria kelayakan menurut waktu umur proyek


Desa
Kinam Kriawaswas
Kriteria
Kelayakan 85 tahun 100 tahun 90 tahun 100 tahun
NPV (Rp/ha) 200.642.335 200.528.155 222.400.167 222.328.372
BCR 2,694 2,690 3,219 3,216
IRR (%) 16 18 18 18

5.4.4 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas ini didasarkan apabila terjadi perubahan skenario yang
mempengaruhi kelayakan usaha. Pada Tabel 28, dilakukan analisis sensitivitas
pada kenaikan biaya produksi secara maksimal yaitu sebesar 64%. Nilai 64% ini
didapat dari hasil rata-rata biaya produksi pala dari masyarakat di kedua desa.
Meskipun terjadi kenaikan biaya produksi pada kedua desa, usaha pala layak
dijalankan. Kelayakan ini dilihat dari nilai NPV yang positif, BCR yang lebih
besar dari 1, IRR yang lebih besar dari tingkat inflasi yang digunakan.
Tabel 28 Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi pala pada nilai
maksimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam Desa Kriawaswas
NPV (Rp/ha) 116.336.170 157.924.639
BCR 1,6 2,0
IRR (%) 12 13

Tabel 29 memperlihatkan bahwa apabila terjadi perubahan skenario


berupa penurunan harga jual pala kering dan bunga pala yang terjadi pada nilai
minimal. Nilai minimal harga ini didapatkan dari hasil wawancara pada masing-
masing desa. Hasil NPV pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas berbeda cukup
jauh. Hal ini disebabkan harga minimal di Desa Kriawaswas yang lebih tinggi
47

daripada harga minimal di Desa Kinam, tetapi baik dari kedua desa meskipun
adanya penurunan harga jual analisis usaha pala layak dijalankan.
Tabel 29 Analisis Sensitivitas terhadap penurunan harga jual pala kering dan
bunga pala pada nilai minimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam Desa Kriawaswas
NPV (Rp/ha) 91.199.885 183.582.790
BCR 1,7 2,8
IRR (%) 13 16

Tabel 30 memperlihatkan bahwa apabila terjadi perubahan skenario


berupa penurunan produksi buah pala yang terjadi pada nilai minimal. Nilai
minimal produksi ini didapatkan dari hasil wawancara pada masing-masing desa.
Kedua desa meskipun adanya penurunan produksi buah pala usaha pala layak
dijalankan.
Tabel 30 Analisis Sensitivitas terhadap penurunan produksi buah pala pada nilai
minimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam Desa Kriawaswas
NPV (Rp/ha) Rp 163.766.929 Rp 194.588.967
BCR 2,3 2,9
IRR (%) 15 17

Ketiga tabel di atas menunjukkan meskipun terjadi skenario terhadap


proses usaha pala yaitu meningkatnya biaya, penurunan harga jual, dan penurunan
produksi usaha pala tetapi pengembangan pala masih layak untuk dijalankan.

5.5 Kelola Sosial


IUPHHK-HA PT. Arfak Indra dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34
Pasal 47 Tahun 2002 disyaratkan bagi setiap pemegang IUPHHK baik hutan alam
maupun hutan tanaman wajib memberdayakan masyarakat desa sekitar hutan dan
atau di dalam hutan dalam kegiatan pengusahaan hutan baik langsung maupun
tidak langsung. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
292/kpts-II/2003 tanggal 26 Agustus 2003 tentang penyelenggaraan kerjasama
pemegang IUPHHK atau bukan kayu di hutan produksi dengan koperasi,
IUPHHK-HA PT. Arfak Indra merencanakan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat desa sekitar hutan dan atau di dalam hutan dengan memberi
kesempatan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk turut serta dalam
48

kegiatan pemanfaatan hutan baik langsung maupun tidak langsung secara berdaya
guna serta berhasil guna untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Pada data perusahaan, dapat dilihat jenis kegiatan yang perusahaan
lakukan pada tiap jenis kegiatan seperti peningkatan ekonomi, pengembangan
sarana dan prasarana umum, sosial budaya, juga KSDH dan lingkungan.
Peningkatan ekonomi yang dilakukan perusahaan adalah pemanfaatan tenaga
kerja. Pemanfaatan tenaga kerja ini dilaksanakan pada kegiatan pengusahaan
hutan yaitu mengikutsertakan masyarakat secara langsung berpartisipasi dalam
pengelolaan hutan seperti pada kegiatan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum
Penebangan), kegiatan penanaman, dll.
Pengembangan sarana dan prasarana yang sudah perusahaan lakukan
adalah pengembangan jalan, penerangan, juga bangunan. Pengembangan jalan
yang dilakukan di tempat kegiatan perusahaan dapat membantu membukakan dan
membantu akses bagi desa sekitar perusahaan karena rata-rata desa di kawasan
IUPHHK-HA untuk menuju ke kota harus menggunakan jalur laut, sehingga
dengan adanya perusahaan maka masyarakat dapat menggunakan jalur darat
dalam akses ke kota atau ke tempat tujuan mereka lainnya. Perusahaan juga
membantu dalam hal penerangan, karena setiap bulannya perusahaan
menyediakan 1 drum solar untuk desa sekitar areal kerja perusahaan. Solar
tersebut digunakan masyarakat untuk keperluan listrik atau penerangan mereka.
Pengembangan bangunan yang perusahaan lakukan adalah dengan menyediakan
papan kayu yang masyarakat butuhkan untuk keperluan bangunan yang
dibutuhkan masyarakat seperti bangunan rumah, tiang-tiang listrik, dll. Kegiatan
sosial budaya, perusahaan telah membantu dalam hal kesehatan, beasiswa, juga
bantuan dana dalam kompensasi hak ulayat. Kegiatan KSDH dan lingkungan,
perusahaan memberi bantuan bibit bagi masyarakat yang menginginkan terutama
bibit pala untuk mereka tanam.
Rangkuman aspek kelola sosial yang dilakukan perusahaan diatas
menunjukkan bahwa bagian pengembangan masyarakat belum dilakukan. Salah
satu ruang lingkup kelola sosial adalah pengembangan masyarakat (Bahruni
2010). Prospek pengembangan pala (Myristica argentea Ware) yang layak dapat
menjadi wadah peningkatan ekonomi bagi masyarakat desa sekitar.
49

Pengembangan usaha pala ini dapat ditingkatkan lagi, namun masyarakat masih
membutuhkan bantuan dalam hal pengetahuan. Oleh karena itu, peran perusahaan
masih sangat diperlukan. Adapun kendala dalam pengusahaan pala adalah sebagai
berikut:
1. Umur kebun pala yang dimiliki oleh masyarakat cukup beragam dan
produktivitas kebun pala tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun (BPS
2011). Hal ini membuktikan bahwa keragaman pohon pala pada kebun
masyarakat sudah tua.
2. Dibuangnya daging buah pala saat panen sangat disayangkan, padahal daging
buah tersebut dapat memiliki nilai ekonomi lebih, namun butuh latihan bagi
masyarakat dalam pengelolaan lebih lanjut dari daging buah pala.
Pemecahan kendala pertama adalah dengan cara peremajaan pala. Pohon
pala yang dimiliki masyarakat rata-rata sudah tua tetapi sepertinya hal ini belum
disadari oleh masyarakat, karena masyarakat dalam meningkatkan produksi pala
dengan cara membuat kebun baru. Menurut Sunanto (1993) perlu dilakukan
peremajaan untuk tanaman pala yang sudah tua. Cara peremajaan yang baik
adalah Metode Gradual Thinning. Metode ini adalah metode penanaman sisipan
yaitu penanaman tanaman pala muda diantara pohon pala tua. Penyisipan tanaman
muda dilaksanakan secara bertahap dan penebangan pohon pala yang sudah tua
dilakukan setelah tanaman yang muda berumur 1-3 tahun. Penebangan pohon pala
yang tua juga dilaksanakan secara bertahap. Metode ini baik dilakukan karena
petani masih memiliki pendapatan dan juga tanaman muda yang baru tumbuh
tidak terganggu pertumbuhannya karena pohon pala yang tua sudah ada yang
ditebang. Penyuluhan kepada masyarakat sangat diperlukaan untuk mengetahui
cara peremajaan yang benar.
Kedua adalah persoalan daging buah pala yang dibuang secara percuma.
Olahan daging buah pala yang sudah dimanfaatkan di daerah Fakfak adalah
menjadi selai, manisan, dan sirup, namun yang biasanya membuat produk olahan
tersebut di daerah Fakfak adalah orang pendatang. Masyarakat membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan yang perlu diajarkan oleh peran perusahaan dan
pemerintah untuk membuat nilai tambah dari daging buah pala. Selain itu,
disebabkan banyaknya buah yang dipanen dalam sekali panen, memungkinkan
50

bahwa daging buah pala yang akan diolah sebaiknya dikerjakan secara
berkelompok. Wadah seperti koperasi pala sangat diperlukan untuk pemasaran
dari pengolahan daging buah pala.
Pengembangan usaha pala yang layak yaitu dilihat dari kriteria kelayakan,
dapat menjadikan sebuah alternatif kelola sosial yang bagus bagi masyarakat
sekitar wilayah kerja perusahaan. Adanya kendala dalam pengusahaan pala
semakin menunjukkan bahwa masyarakat memerlukan bantuan dalam
memecahkan kendala tersebut. Peran perusahaan sangat diperlukan karena
masyarakat masih memiliki pengetahuan yang minim dalam pengelolaan pala dan
hal ini dapat dituangkan perusahaan dengan pemberian program kelola sosial
kepada masyarakat.
51

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Produksi rata-rata pala di Desa Kinam adalah 449,5 kg/ha dan 461,8 kg/ha di
Desa Kriawaswas. Pendugaan produktivitas pohon pala menggunakan model
penduga regresi nonlinear Y=a+bX+cX2. Model ini digunakan untuk
mengestimasi tingkat produksi menurut umur pala di masing-masing desa.
2. Pengembangan usaha pala (Myristica argentea Ware) memiliki keuntungan
rata-rata per tahunnya sebesar Rp 13.856.000/ha/th. Tingkat kelayakan
finansial selama jangka waktu umur proyek 100 tahun diperoleh NPV di Desa
Kinam sebesar Rp 200.528.000/ha, nilai BCR sebesar 2,7 serta nilai IRR
sebesar 16%. Sedangkan di Desa Kriawaswas nilai NPV adalah sebesar Rp
222.328.000/ha, nilai BCR sebesar 3,2 serta nilai IRR sebesar 18%. Usaha
pala pada umur optimal rata-rata 88 tahun adalah dengan NPV sebesar Rp
200.642.000/ha di Desa Kinam dan Rp 222.400.000/ha di Desa Kriawaswas.

6.2 Saran
1. Berdasarkan analisis produktivitas dengan model penduga nonlinear dan
analisis marginal disarankan peremajaan pohon pala pada umur 89 tahun
dengan Metode Gradual Thinning.
2. Kelola sosial pengembangan usaha pala, umumnya di desa sekitar perlu
dilakukan dengan memberi informasi pemanfaatan pala secara lebih optimal
dengan memanfaatkan daging buah, melakukan pengorganisasian di tingkat
petani dalam kegiatan produksi dan pemasaran untuk memperlancar arus
pemasaran dan memperoleh nilai tambah.
52

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2011. Pengembangan Pala di Fakfak Belum Optimal. Harian


Kompas.http://cetak.kompas.com/read/2011/08/23/03425099/pengembangn.
pala.di.fakfak.belum.optimal [17 Nov 2011].

[Anonim]. 2011. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam
Hutan Alam Sepuluh Tahun Berbasis IHMB. IUPHHK-HA PT. Arfak Indra
Provinsi Papua Barat.

Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Fak-Fak Dalam Angka 2009. http://www.
scribd.com/doc/59326730/Kab-Fakfak-Dalam-Angka-2009 [22 Okt 2011].

Badan Pusat Statistik. 2012. Inflasi Papua Barat. http://irjabar.bps.go.id/?pilih=


inflasi [14 Ags 2012].

Bahruni. 2010. Modul Kelola Sosial pada Pengelolaan Hutan Alam Produksi.
Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.


Diterjemahkan oleh: Slamet Sutomo dan Komet Mangiri. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

Hadad M E A, E. Randriani, C. Firman & T. Sugandi. 2006. Budidaya Tanaman


Pala. Parangkuda: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman
Industri.

Klemperer WD. 1996. Forest Resource Economics and Finance. Virginia


Polytechnic Institute and State University Collage of Forestry and Wildlife
Resources.

Nugroho B. 2010. Analisis Investasi Proyek Kehutanan dan Pertanian. Bogor:


Fakultas Kehutanan IPB.

Nurdjanah N. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. Bogor: Balai Besar Penelitian


dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rismunandar. 1990. Budidaya dan Tataniaga Pala. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Sunanto H. 1993. Budidaya Pala Komoditas Ekspor. Yogyakarta: Kanisius.

Supranto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Walpole RE.1993. Pengantar Statistika. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh:


Bambang Sumantri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
53

LAMPIRAN
54

Lampiran 1 Kondisi sosial responden Desa Kinam


No Nama Umur Jumlah Agama Tingkat Mata Pencaharian
Tanggungan Pendidikan
1 Kamal Weripang 48 6 islam SMP Nelayan,Petani
2 Primus Weripang 45 2 islam SD Nelayan,Petani
3 Linus Kapia 50 2 kristen SD Nelayan,Petani
4 Mahmud Weripang 37 Tidak Ada islam Tidak Ada Nelayan,Petani
5 Mohammad Jafar 30 4 islam SMA Nelayan,Petani
6 Dahlan Weripang 35 4 islam SMP Nelayan,Petani
7 Kasim Kramandondo 99 Tidak Ada islam SD Nelayan,Petani
8 Musa Weripang 25 Tidak Ada islam SMA Nelayan,Petani
9 Fatah Weripang 24 Tidak Ada islam SMP Nelayan,Petani
10 Ahmad Katoto 41 8 islam SD Nelayan,Petani
11 Yusuf Weripang 33 3 islam SMA Nelayan,Petani
12 Salim Weripang 29 1 islam SMA Nelayan,Petani
13 Jamal Weripang 35 4 islam SMA Nelayan,Petani
14 Sahaban Lawalata 43 2 islam SMA Nelayan,Petani
15 Umar Sasim 38 6 islam SD Nelayan,Petani
16 Muksin Muri 39 4 islam SD Nelayan,Petani
17 Burhan Temongmere 25 Tidak Ada islam S1 Nelayan,Petani
18 Hamsung Genuni 65 3 islam SD Nelayan,Petani
19 Hj. Akuba Muri 79 Tidak Ada islam Tidak Ada Nelayan,Petani
20 Salim Muri 32 Tidak Ada islam S1 Nelayan,Petani

54
55
55

Lampiran 2 Kondisi sosial responden Desa Kriawaswas


No Nama Umur Jumlah Agama Tingkat Mata Pencaharian
Tanggungan Pendidikan
1 Robert Hegemur 41 3 kristen SD Petani
2 Abihud Hegemur 33 3 kristen SMA Petani
3 Boas Hegemur 28 5 kristen SD Petani
4 Ruben Wagab 49 7 kristen SD Petani
5 Anton Muri 23 4 kristen SMA Petani
6 Michael Komber 40 5 kristen Tidak Ada Petani
7 Mathias Wagab 32 Tidak Ada kristen SD Petani
8 Agus Wagab 61 5 kristen SD Petani
9 Yitro Tiktikweria 63 2 kristen SD Petani
10 Kristian Hegemur 68 3 kristen SD Petani
11 Daniel Tiktikweria 45 6 kristen Tidak Ada Petani
12 Steven Tiktikweria 35 5 kristen SMA Petani
13 Yan Heretrenggi 70 6 kristen SD Petani
14 Daud Heretrenggi 54 5 kristen Tidak Ada Petani
15 Hambob Temongmere 32 2 kristen Tidak Ada Petani

55
56

Lampiran 3 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kinam
Umur Pohon

Responden 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 30 50 0 0 100 0 200 250 0 0 400 0 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


2 0 0 90 150 201 0 0 300 450 0 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.500 0 0
3 6 10 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 720 0 0 0 0 0 2.150 0 0 0 0 0
4 0 0 0 102 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 60 0 0 0 250 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.500 0 0 0 0 2.400 0
7 0 0 0 0 220 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 1.250 0 0 0 0 0
8 24 37 50 60 74 0 0 0 0 0 0 0 0 810 0 0 1.480 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 84 137 0 0 250 274 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.370 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 45 0 90 0 0 0 0 0 0 0 360 0 0 0 0 1.030 0 0 0 1.800 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 144 0 0 0 0 0 808 0 0 0 0 0 0 1.610 0 0 0 0 0
14 0 0 94 0 207 0 0 0 400 530 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2.000 0 0 0 0
15 0 0 50 100 0 0 200 0 400 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0 0 2.200 0
16 38 0 96 0 155 0 0 250 0 0 0 640 0 1.000 0 1.280 0 0 1.600 0 0 0 0 0
17 25 0 75 0 0 0 245 0 0 0 0 0 670 800 0 0 1.200 0 0 1.600 0 0 0 0
18 34 0 0 0 105 0 210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 100 0 0 0 0 300 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 1.500 0 0 0 0 2.000 0

Jumlah 202 157 779 549 1.062 394 1.105 1.674 1.250 530 1.260 1.448 2.890 2.610 1.000 2.310 3.680 4.370 6.610 5.400 0 1.500 6.600 0
Rata-rata 29 39 78 110 152 197 221 279 417 530 420 724 723 870 1.000 1.155 1.227 1.457 1.653 1.800 0 1.500 2.200 0

56
57

Lampiran 3 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kinam (Lanjutan)
Umur Pohon
Responden 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
1 0 2.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 1.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.560 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.180
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.250 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 2.000 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 1.600 1.560 0 0 0 0 0 0 1.250 0 0 1.180
Rata-rata 0 2.000 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 1.600 1.560 0 0 0 0 0 0 1.250 0 0 1.180

57
58

Lampiran 3 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kinam (Lanjutan)
Umur
Responden 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 500 0 0 450 0 0 0 0
2 700 0 0 0 0 0 0 0 0 550 0 0 0 0 0 500 0 0 0 0 0 450 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 1.040 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 340 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 980 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 400 0 0 0 0
8 0 0 1.110 0 0 0 0 740 0 0 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 210
9 0 0 0 0 990 0 0 0 0 0 0 0 0 700 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 1.350 0 0 0 0 0 1.020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 980 0 890 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 700 0 1.110 1.000 2.340 0 0 740 1.040 1.550 2.520 0 0 700 1.980 1.000 890 0 2.730 0 340 450 210
Rata-rata 700 0 1.110 1.000 1.170 0 0 740 1.040 775 840 0 0 700 990 500 890 0 683 0 340 450 210

58
59

Lampiran 3 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kinam (Lanjutan)
Umur
Responden 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
1 0 250 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 0 72 0 0 0 50 0 0 0
2 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 150 0 110 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 156 0 0 0 100 0 0 63 50 0 23 10 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 400 0 0 0 200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 0 0 0 0 30
7 0 0 0 0 0 0 0 290 0 0 0 200 0 0 140 0 0 0 0 0 0 0 15
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0
9 320 0 0 0 0 0 0 0 0 198 0 0 0 0 0 102 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 270 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 240 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 260 0 0 240 0 0 0 200 0 0 125 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 200 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 50 0 0 0 0 0 0
16 0 250 0 225 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 25
18 280 0 0 0 210 0 175 0 140 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
Jumlah 600 800 0 465 710 530 575 290 536 198 300 270 300 250 140 472 150 80 23 110 0 0 125
Rata-rata 300 267 0 233 237 265 288 290 179 198 150 135 150 125 140 94 50 80 23 37 0 0 25

59
60

Lampiran 4 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kriawaswas
Umur Pohon
Responden 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 20 0 50 134 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 1.500 0 0 0 0 2.000 0
2 0 0 83 0 0 0 204 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.300 0 0 0 0 0 2.410 0
3 17 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.275 0 0 1.530 0 0 0
4 0 0 54 0 152 0 0 280 0 0 650 0 0 1.200 0 0 1.400 0 0 2.000 0 0 0 0
5 12 0 0 0 0 0 0 0 0 630 0 0 940 1.000 0 0 0 0 1.550 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 254 0 0 570 650 0 0 1.050 0 0 0 0 0 0 2.000 0 0 0
7 0 0 90 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 600 700 800 1.000 0 0 0 1.500 0 0
8 0 0 0 102 0 0 375 0 0 0 0 0 980 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 220 0 0 0 0 0 0 0 500 0 750 0 1.000 0 0 0 1.500 0 0 0
10 0 0 84 0 0 0 250 0 410 0 0 730 0 0 0 0 1.250 1.370 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 216 0 0 0 0 800 0 0 0 0 0 0 1.600 0 0 2.150 0 0
12 0 0 50 100 0 0 200 0 0 0 0 700 800 900 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 670 0 0 0 1.200 0 0 1.600 0 0 0 0
14 0 50 0 0 0 0 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2.000 0
15 17 0 0 108 0 0 170 250 0 0 0 0 0 850 0 0 0 0 1.360 0 1.530 0 0 0
Jumlah 66 117 411 594 372 0 1.669 830 410 1.200 1.300 2.230 4.890 5.000 2.350 700 6.950 5.145 4.510 3.600 6.560 3.650 6.410 0
Rata-rata 17 59 69 119 186 0 238 277 410 600 650 743 815 1.000 783 700 1.158 1.286 1.503 1.800 1.640 1.825 2.137 0

Lampiran 5 Produktivitas buah pala pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas setelah dilakukan pendugaan analisis regresi
Umur Pohon
Desa 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kinam 29 39 78 110 152 197 221 279 417 530 420 724 723 870 1.000 1.155 1.227 1.457 1.653 1.800 1.037 1.500 2.200 1.102
Kriawaswas 17 59 69 119 186 524 238 277 410 600 650 743 815 1.000 783 700 1.158 1.286 1.503 1.800 1.640 1.825 2.137 1.224
Rata-rata (biji) 23 49 73 114 169 360 230 278 413 565 535 734 769 935 892 928 1.193 1.371 1.578 1.800 1.338 1.663 2.168 1.163

60
61

Lampiran 4 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kriawaswas (Lanjutan)
Umur Pohon
Responden 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.360 0 0 0 1.240 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1.700 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.250 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.300 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1.700 0 0 0 0 0 0 0 1.800 0 0 0 0 0 1.360 0 1.300 1.000 1.240 1.250 0 0 0
Rata-rata 1.700 0 0 0 0 0 0 0 1.800 0 0 0 0 0 1.360 0 1.300 1.000 1.240 1.250 0 0 0

Lampiran 5 Produksi buah pala pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas setelah dilakukan pendugaan analisis regresi (Lanjutan)
Umur Pohon
Desa 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Kinam 1.121 2.000 1.800 1.171 1.185 1.198 1.210 1.220 1.229 1.237 1.244 1.600 1.560 1.256 1.257 1.258 1.256 1.254 1.251 1.250 1.240 1.232 1.180
Kriawaswas 1.700 1.211 1.229 1.246 1.262 1.276 1.289 1.311 1.800 1.320 1.320 1.333 1.338 1.344 1.360 1.336 1.300 1.000 1.240 1.250 1.336 1.330 1.323
Rata-rata
(biji) 1.411 1.606 1.515 1.209 1.224 1.237 1.249 1.265 1.515 1.278 1.282 1.467 1.449 1.300 1.309 1.297 1.278 1.127 1.245 1.250 1.288 1.281 1.252

61
62

Lampiran 4 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kriawaswas (Lanjutan)
Umur Pohon
Responden 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 340 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 740 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1.250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 700 0 0
7 700 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.000 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 700 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 720 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 700 0 0 0 0 0 0 0 1.250 900 0 1.000 0 700 0 720 1.000 0 0 0 1.440 340 0
Rata-rata 700 0 0 0 0 0 0 0 1.250 900 0 1.000 0 700 0 720 1.000 0 0 0 720 340 0

Lampiran 5 Produksi buah pala pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas setelah dilakukan pendugaan analisis regresi (Lanjutan)
Umur Pohon
Desa 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Kinam 700 1.203 1.110 1.000 1.170 1.145 1.128 740 1.040 775 840 1.021 0 700 990 500 890 851 683 785 340 450 210
Kriawaswas 700 1.305 1.295 1.282 1.269 1.254 1.238 1.220 1.250 900 1.159 1.000 1.112 700 1.060 720 1.000 972 940 906 720 340 798
Rata-rata
(biji) 700 1.254 1.202 1.141 1.219 1.199 1.183 980 1.145 838 1.000 1.011 556 700 1.025 610 945 912 811 845 530 395 504

62
63

Lampiran 4 Produksi buah pala pada tiap umur pohon (biji/pohon) di Desa Kriawaswas (Lanjutan)
Umur Pohon
Responden 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
1 0 300 0 0 0 0 0 220 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 20
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 0 0 0 0 0
4 0 0 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 800 0 700 0 0 0 0 270 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 110 0 0 0 0 0 50 0 0 25
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0
Jumlah 800 300 1.060 0 0 0 0 490 0 0 0 0 0 110 0 0 50 170 0 50 50 0 45
Rata-rata 800 300 530 0 0 0 0 245 0 0 0 0 0 110 0 0 50 85 0 50 50 0 23

Lampiran 5 Produksi buah pala pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas setelah dilakukan pendugaan analisis regresi (Lanjutan)
Umur Pohon
Desa 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Kinam 300 267 554 233 237 265 288 290 179 198 150 135 150 125 140 94 50 80 23 37 33 29 25
Kriawaswas 800 300 530 635 591 546 499 245 402 351 299 246 191 110 78 20 50 85 68 50 50 37 23
Rata-rata
(biji) 550 283 542 434 414 405 393 268 290 275 225 190 171 118 109 57 50 83 46 43 42 33 24

63
64

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam


Tahun
Uraian Harga Fisik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 24,74 33,65 66,79 94,15 130,09

Produksi bunga (kg/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 1,46 1,98 3,93 5,54 7,65


pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 0 0 0 0 0 0 0 0 1.476.860 2.008.748 3.986.790 5.619.377 7.764.479
bunga
(Rp/kg) 157.533 0 0 0 0 0 0 0 0 229.287 311.864 618.961 872.426 1.205.459
Total Penerimaan
(Rp/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 1.706.146 2.320.613 4.605.751 6.491.803 8.969.938
Kas Keluar

Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 1.500.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 100.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 2.046.061 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 250.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 871.111 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 0 0 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 0 0 0 0 0 0 0 0 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 0 0 0 0 0 0 0 0 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 1.146.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 0 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 5.042.561 1.711.111 3.349.328 3.349.328 3.349.328 3.349.328 3.349.328 3.349.328 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit (5.042.561) (1.711.111) (3.349.328) (3.349.328) (3.349.328) (3.349.328) (3.349.328) (3.349.328) (10.418.165) (9.803.698) (7.518.560) (5.632.508) (3.154.373)

DCF(i=7.37) 7,37% 0,500 0,931 0,867 0,808 0,752 0,701 0,653 0,608 0,566 0,527 0,491 0,457 0,426

PV Manfaat 0 0 0 0 0 0 0 0 965.946 1.223.647 2.261.887 2.969.292 3.821.149


PV Biaya 2.521.280 1.593.658 2.905.305 2.705.882 2.520.147 2.347.161 2.186.049 2.035.996 6.864.256 6.393.085 5.954.256 5.545.549 5.164.897

NPV (2.521.280) (1.593.658) (2.905.305) (2.705.882) (2.520.147) (2.347.161) (2.186.049) (2.035.996) (5.898.310) (5.169.438) (3.692.369) (2.576.258) (1.343.747)
kumulatif NB (2.521.280) (4.114.939) (7.020.244) (9.726.125) (12.246.272) (14.593.433) (16.779.482) (18.815.479) (24.713.789) (29.883.227) (33.575.596) (36.151.854) (37.495.601)

64
65

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun

Uraian Harga Fisik 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 168,92 189,49 239,23 357,27 454,44 360,12 620,78 619,50 745,97 857,44 990,34 1051,79

Produksi bunga (kg/ha) 9,94 11,15 14,07 21,02 26,73 21,18 36,52 36,44 43,88 50,44 58,26 61,87
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 10.082.125 11.310.404 14.278.746 21.324.292 27.124.499 21.494.886 37.053.090 36.976.322 44.525.122 51.178.301 59.110.937 62.778.716

bunga (Rp/kg) 157.533 1.565.281 1.755.975 2.216.819 3.310.661 4.211.161 3.337.147 5.752.605 5.740.687 6.912.661 7.945.588 9.177.154 9.746.587
Total Penerimaan (Rp/ha) 11.647.406 13.066.379 16.495.565 24.634.953 31.335.661 24.832.033 42.805.695 42.717.009 51.437.783 59.123.888 68.288.091 72.525.303

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit (476.905) 942.068 4.371.254 12.510.642 19.211.350 12.707.722 30.681.384 30.592.698 39.313.472 46.999.577 56.163.780 60.400.992

DCF(i=7.37) 7,37% 0,397 0,370 0,344 0,321 0,299 0,278 0,259 0,241 0,225 0,209 0,195 0,181

PV Manfaat 4.621.158 4.828.296 5.677.052 7.896.316 9.354.674 6.904.292 11.084.738 10.302.480 11.554.209 12.369.098 13.305.679 13.161.297
PV Biaya 4.810.372 4.480.183 4.172.658 3.886.242 3.619.486 3.371.040 3.139.648 2.924.139 2.723.423 2.536.484 2.362.377 2.200.220

NPV (189.214) 348.114 1.504.394 4.010.074 5.735.188 3.533.251 7.945.090 7.378.341 8.830.786 9.832.614 10.943.303 10.961.076
kumulatif NB (37.684.816) (37.336.702) (35.832.308) (31.822.234) (26.087.046) (22.553.794) (14.608.704) (7.230.363) 1.600.424 11.433.037 22.376.340 33.337.416

65
66

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun
Uraian Harga Fisik 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 1249,00 1416,92 1543,39 888,78 1286,16 1886,36 944,78 961,27 1714,88 1543,39 1004,22 1016,37

Produksi bunga (kg/ha) 73,47 83,35 90,79 52,28 75,66 110,96 55,58 56,55 100,88 90,79 59,07 59,79

Pendapatan (Rp/ha) pala kulit (Rp/kg) 59.688 74.549.725 84.572.142 92.120.941 53.049.257 76.767.451 112.592.262 56.391.343 57.375.665 102.356.602 92.120.941 59.939.514 60.664.424

bunga (Rp/kg) 157.533 11.574.072 13.130.083 14.302.058 8.236.059 11.918.381 17.480.293 8.754.928 8.907.747 15.891.175 14.302.058 9.305.793 9.418.337

Total Penerimaan (Rp/ha) 86.123.797 97.702.225 106.422.999 61.285.316 88.685.832 130.072.554 65.146.271 66.283.413 118.247.777 106.422.999 69.245.307 70.082.761

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)

A. Bangunan Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit 73.999.486 85.577.914 94.298.688 49.161.005 76.561.521 117.948.243 53.021.960 54.159.102 106.123.465 94.298.688 57.120.996 57.958.450

DCF(i=7.37) 7,37% 0,169 0,157 0,147 0,137 0,127 0,118 0,110 0,103 0,096 0,089 0,083 0,077

PV Manfaat 14.556.245 15.379.693 15.602.556 8.368.233 11.278.429 15.406.255 7.186.510 6.810.051 11.315.025 9.484.514 5.747.606 5.417.824
PV Biaya 2.049.195 1.908.536 1.777.532 1.655.520 1.541.883 1.436.046 1.337.475 1.245.669 1.160.165 1.080.530 1.006.361 937.283

NPV 12.507.050 13.471.158 13.825.025 6.712.713 9.736.546 13.970.208 5.849.035 5.564.382 10.154.861 8.403.985 4.741.245 4.480.541
kumulatif NB 45.844.466 59.315.624 73.140.648 79.853.361 89.589.907 103.560.115 109.409.150 114.973.533 125.128.393 133.532.378 138.273.623 142.754.164

66
67

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun
Uraian Harga Fisik 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 1027,43 1037,40 1046,28 1054,08 1060,79 1066,42 1371,90 1337,60 1076,78 1078,06 1078,25 1077,36

Produksi bunga (kg/ha) 60,44 61,02 61,55 62,00 62,40 62,73 80,70 78,68 63,34 63,42 63,43 63,37

Pendapatan (Rp/ha) pala kulit (Rp/kg) 59.688 61.324.481 61.919.684 62.450.035 62.915.532 63.316.176 63.651.968 81.885.281 79.838.149 64.270.222 64.346.600 64.358.126 64.304.798

bunga (Rp/kg) 157.533 9.520.813 9.613.220 9.695.559 9.767.829 9.830.030 9.882.162 12.712.940 12.395.117 9.978.148 9.990.006 9.991.796 9.983.516
Total Penerimaan (Rp/ha) 70.845.294 71.532.905 72.145.594 72.683.361 73.146.206 73.534.130 94.598.221 92.233.266 74.248.370 74.336.607 74.349.921 74.288.314

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)

A. Bangunan Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit 58.720.983 59.408.593 60.021.283 60.559.050 61.021.895 61.409.819 82.473.910 80.108.955 62.124.059 62.212.296 62.225.610 62.164.003

DCF(i=7.37) 7,37% 0,072 0,067 0,062 0,058 0,054 0,050 0,047 0,044 0,041 0,038 0,035 0,033

PV Manfaat 5.100.840 4.796.822 4.505.828 4.227.824 3.962.696 3.710.265 4.445.453 4.036.804 3.026.593 2.822.194 2.628.946 2.446.464

PV Biaya 872.947 813.027 757.220 705.243 656.835 611.749 569.758 530.649 494.224 460.300 428.705 399.278

NPV 4.227.894 3.983.796 3.748.609 3.522.581 3.305.861 3.098.516 3.875.695 3.506.155 2.532.369 2.361.894 2.200.242 2.047.186
kumulatif NB 146.982.058 150.965.853 154.714.462 158.237.042 161.542.903 164.641.420 168.517.115 172.023.270 174.555.639 176.917.533 179.117.774 181.164.960

67
68

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun
Uraian Harga Fisik 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 1075,38 1072,31 1071,80 1062,92 1056,59 1011,78 600,21 1031,09 951,76 857,44 1003,20 981,89 966,87

Produksi bunga (kg/ha) 63,26 63,08 63,05 62,52 62,15 59,52 35,31 60,65 55,99 50,44 59,01 57,76 56,87
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 64.186.617 64.003.583 63.972.876 63.442.955 63.065.362 60.390.395 35.824.811 61.543.463 56.807.914 51.178.301 59.878.612 58.606.319 57.709.901
bunga
(Rp/kg) 157.533 9.965.168 9.936.752 9.931.984 9.849.713 9.791.090 9.375.793 5.561.911 9.554.811 8.819.602 7.945.588 9.296.337 9.098.810 8.959.638

Total Penerimaan (Rp/ha) 74.151.785 73.940.335 73.904.860 73.292.668 72.856.452 69.766.188 41.386.722 71.098.273 65.627.516 59.123.888 69.174.949 67.705.129 66.669.539

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311
Net Benefit 62.027.474 61.816.024 61.780.549 61.168.357 60.732.141 57.641.877 29.262.411 58.973.962 53.503.205 46.999.577 57.050.638 55.580.818 54.545.228

DCF(i=7.37) 7,37% 0,031 0,029 0,027 0,025 0,023 0,021 0,020 0,019 0,017 0,016 0,015 0,014 0,013

PV Manfaat 2.274.348 2.112.194 1.966.267 1.816.130 1.681.402 1.499.566 828.512 1.325.604 1.139.614 956.207 1.041.969 949.827 871.099

PV Biaya 371.871 346.345 322.572 300.430 279.808 260.602 242.714 226.054 210.537 196.086 182.626 170.090 158.415

NPV 1.902.477 1.765.848 1.643.695 1.515.700 1.401.594 1.238.964 585.798 1.099.550 929.076 760.121 859.342 779.736 712.683
kumulatif NB 183.067.437 184.833.285 186.476.980 187.992.680 189.394.273 190.633.237 191.219.035 192.318.585 193.247.661 194.007.782 194.867.125 195.646.861 196.359.544

68
69

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun
Uraian Harga Fisik 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 634,50 891,74 664,51 720,25 875,48 853,94 600,21 848,86 428,72 763,12 729,95 585,20 672,75

Produksi bunga (kg/ha) 37,32 52,46 39,09 42,37 51,50 50,23 35,31 49,93 25,22 44,89 42,94 34,42 39,57
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 37.871.943 53.225.433 39.663.183 42.989.773 52.255.010 50.969.473 35.824.811 50.666.518 25.589.150 45.548.688 43.568.988 34.929.190 40.154.822
bunga
(Rp/kg) 157.533 5.879.735 8.263.411 6.157.830 6.674.294 8.112.750 7.913.166 5.561.911 7.866.132 3.972.794 7.071.573 6.764.218 5.422.863 6.234.159
Total Penerimaan
(Rp/ha) 43.751.677 61.488.844 45.821.013 49.664.066 60.367.760 58.882.639 41.386.722 58.532.649 29.561.944 52.620.261 50.333.207 40.352.054 46.388.981

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit 31.627.366 49.364.533 33.696.702 37.539.755 48.243.449 46.758.328 29.262.411 46.408.338 17.437.633 40.495.950 38.208.896 28.227.743 34.264.670

DCF(i=7.37) 7,37% 0,012 0,011 0,011 0,010 0,009 0,009 0,008 0,007 0,007 0,006 0,006 0,006 0,005

PV Manfaat 532.417 696.900 483.677 488.259 552.752 502.145 328.716 432.987 203.670 337.647 300.803 224.600 240.479
PV Biaya 147.541 137.414 127.982 119.197 111.015 103.395 96.298 89.688 83.532 77.798 72.458 67.484 62.852

NPV 384.875 559.486 355.696 369.062 441.737 398.750 232.418 343.299 120.138 259.850 228.345 157.116 177.627
kumulatif NB 196.744.419 197.303.905 197.659.601 198.028.663 198.470.399 198.869.150 199.101.568 199.444.866 199.565.005 199.824.854 200.053.199 200.210.315 200.387.942

69
70

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun

Uraian Harga Fisik 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87


Kas Masuk
Produksi biji
(kg/ha) 291,53 385,85 180,06 257,23 228,65 475,07 199,35 202,93 227,22 246,51 248,66 153,20 169,77
Produksi bunga
(kg/ha) 17,15 22,70 10,59 15,13 13,45 27,95 11,73 11,94 13,37 14,50 14,63 9,01 9,99
Pendapatan pala kulit
(Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 17.400.622 23.030.235 10.747.443 15.353.490 13.647.547 28.355.849 11.898.955 12.112.198 13.562.250 14.713.761 14.841.707 9.143.856 10.133.304
bunga
(Rp/kg) 157.533 2.701.500 3.575.514 1.668.573 2.383.676 2.118.823 4.402.332 1.847.349 1.880.456 2.105.581 2.284.356 2.304.220 1.419.612 1.573.226
Total Penerimaan
(Rp/ha) 20.102.122 26.605.750 12.416.017 17.737.166 15.766.370 32.758.182 13.746.304 13.992.654 15.667.830 16.998.118 17.145.928 10.563.468 11.706.530
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)

A. Bangunan
Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat
Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan
Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983

H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000
Total Biaya
(Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit 7.977.811 14.481.439 291.705 5.612.855 3.642.059 20.633.870 1.621.993 1.868.342 3.543.519 4.873.807 5.021.617 (1.560.843) (417.781)

DCF(i=7.37) 7,37% 0,005 0,004 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002

PV Manfaat 97.056 119.639 51.999 69.185 57.277 110.837 43.318 41.067 42.828 43.275 40.655 23.328 24.077

PV Biaya 58.538 54.520 50.777 47.292 44.046 41.022 38.207 35.584 33.141 30.867 28.748 26.775 24.937

NPV 38.518 65.119 1.222 21.893 13.231 69.814 5.111 5.483 9.686 12.408 11.907 (3.447) (859)
kumulatif NB 200.426.460 200.491.579 200.492.800 200.514.694 200.527.925 200.597.739 200.602.850 200.608.334 200.618.020 200.630.428 200.642.335 200.638.888 200.638.029

70
71

Lampiran 6 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kinam (Lanjutan)


Tahun
Uraian Harga Fisik 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Kas Masuk
Produksi biji
(kg/ha) 128,62 115,75 128,62 107,18 120,04 80,94 42,87 68,60 19,72 31,44 28,30 24,87 21,44
Produksi bunga
(kg/ha) 7,57 6,81 7,57 6,30 7,06 4,76 2,52 4,04 1,16 1,85 1,66 1,46 1,26
pala
kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 59.688 7.676.745 6.909.071 7.676.745 6.397.288 7.164.962 4.831.232 2.558.915 4.094.264 1.177.101 1.876.538 1.688.884 1.484.171 1.279.458
bunga
(Rp/kg) 157.533 1.191.838 1.072.654 1.191.838 993.198 1.112.382 750.063 397.279 635.647 182.749 291.338 262.204 230.422 198.640
Total Penerimaan
(Rp/ha) 8.868.583 7.981.725 8.868.583 7.390.486 8.277.344 5.581.295 2.956.194 4.729.911 1.359.849 2.167.876 1.951.088 1.714.593 1.478.097

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan
Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328 2.509.328

G. Pemanenan 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983 8.198.983
H. Pemasaran 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000 576.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
J. Kendaraan 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000

Total Biaya (Rp/ha) 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311 12.124.311

Net Benefit (3.255.728) (4.142.586) (3.255.728) (4.733.825) (3.846.967) (6.543.016) (9.168.117) (7.394.400) (10.764.462) (9.956.435) (10.173.223) (10.409.718) (10.646.214)

DCF(i=7.37) 7,37% 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

PV Manfaat 16.988 14.240 14.736 11.437 11.931 7.492 3.696 5.508 1.475 2.190 1.835 1.502 1.206

PV Biaya 23.225 21.631 20.146 18.763 17.475 16.276 15.159 14.118 13.149 12.246 11.406 10.623 9.894

NPV (6.237) (7.391) (5.410) (7.326) (5.545) (8.783) (11.463) (8.610) (11.674) (10.057) (9.570) (9.121) (8.688)
kumulatif NB 200.631.792 200.624.401 200.618.991 200.611.665 200.606.121 200.597.337 200.585.875 200.577.264 200.565.590 200.555.533 200.545.963 200.536.842 200.528.155

71
72

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas


Tahun

Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 14,66 51,98 60,86 105,56 165,27


Produksi bunga
(kg/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 0,86 3,06 3,58 6,21 9,72
pala
kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 0 0 0 0 0 0 0 0 804.250 2.851.430 3.338.854 5.790.597 9.066.086
bunga
(Rp/kg) 158.567 0 0 0 0 0 0 0 0 136.748 484.833 567.711 984.585 1.541.522
Total Penerimaan
(Rp/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 940.997 3.336.264 3.906.565 6.775.182 10.607.608
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 583.750 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 100.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 6.333.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F. Pemeliharaan 0 0 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 0 0 0 0 0 0 0 0 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 0 0 0 0 0 0 0 0 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

I. Peralatan 4.104.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 0 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya (Rp/ha) 11.121.417 3.000.000 1.511.333 1.511.333 1.511.333 1.511.333 1.511.333 1.511.333 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit (11.121.417) (3.000.000) (1.511.333) (1.511.333) (1.511.333) (1.511.333) (1.511.333) (1.511.333) (8.759.669) (6.364.403) (5.794.101) (2.925.485) 906.941

DCF(i=7.37%) 7,37% 1,000 0,931 0,867 0,808 0,752 0,701 0,653 0,608 0,566 0,527 0,491 0,457 0,426

PV Manfaat 0 0 0 0 0 0 0 0 532.752 1.759.194 1.918.517 3.098.907 4.518.789

PV Biaya 11.121.417 2.794.077 1.310.975 1.220.988 1.137.178 1.059.121 986.422 918.712 5.492.094 5.115.110 4.764.003 4.436.997 4.132.436

NPV (11.121.417) (2.794.077) (1.310.975) (1.220.988) (1.137.178) (1.059.121) (986.422) (918.712) (4.959.342) (3.355.916) (2.845.487) (1.338.090) 386.353
kumulatif NB (11.121.417) (13.915.493) (15.226.468) (16.447.456) (17.584.634) (18.643.755) (19.630.176) (20.548.889) (25.508.231) (28.864.147) (31.709.634) (33.047.724) (32.661.371)

72
73

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun
Uraian 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 465,23 211,85 245,83 364,30 533,12 577,55 660,48 724,15 888,53 696,02 621,97 1029,22

Produksi bunga (kg/ha) 27,37 12,46 14,46 21,43 31,36 33,97 38,85 42,60 52,27 40,94 36,59 60,54
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 25.521.165 11.621.581 13.485.397 19.984.384 29.245.440 31.682.560 36.231.851 39.725.056 48.742.400 38.181.547 34.119.680 56.459.947

bunga (Rp/kg) 158.567 4.339.406 1.976.037 2.292.944 3.397.978 4.972.651 5.387.038 6.160.562 6.754.517 8.287.751 6.492.072 5.801.426 9.599.978

Total Penerimaan (Rp/ha) 29.860.571 13.597.617 15.778.342 23.382.362 34.218.091 37.069.598 42.392.412 46.479.573 57.030.151 44.673.618 39.921.106 66.059.925

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit 20.159.904 3.896.951 6.077.675 13.681.695 24.517.424 27.368.932 32.691.746 36.778.906 47.329.484 34.972.952 30.220.439 56.359.258

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,397 0,370 0,344 0,321 0,299 0,278 0,259 0,241 0,225 0,209 0,195 0,181

PV Manfaat 11.847.309 5.024.600 5.430.215 7.494.819 10.215.169 10.306.821 10.977.717 11.209.934 12.810.395 9.346.008 7.778.478 11.988.013
PV Biaya 3.848.781 3.584.596 3.338.545 3.109.384 2.895.952 2.697.171 2.512.034 2.339.605 2.179.012 2.029.442 1.890.139 1.760.397

NPV 7.998.528 1.440.004 2.091.670 4.385.435 7.319.217 7.609.650 8.465.683 8.870.329 10.631.383 7.316.566 5.888.340 10.227.616
kumulatif NB (24.662.843) (23.222.840) (21.131.169) (16.745.735) (9.426.517) (1.816.867) 6.648.816 15.519.145 26.150.528 33.467.094 39.355.434 49.583.050

73
74

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun
Uraian 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 1142,88 1335,76 1599,36 1457,19 1621,57 1898,50 1087,78 1510,51 1076,13 1092,29 1107,27 1121,07

Produksi bunga (kg/ha) 67,23 78,57 94,08 85,72 95,39 111,68 63,99 88,85 63,30 64,25 65,13 65,95
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 62.694.912 73.276.075 87.736.320 79.937.536 88.954.880 104.146.261 59.672.376 82.862.080 59.033.617 59.919.885 60.741.648 61.498.905
bunga
(Rp/kg) 158.567 10.660.120 12.459.253 14.917.952 13.591.912 15.125.146 17.708.162 10.146.193 14.089.177 10.037.584 10.188.277 10.328.003 10.456.761

Total Penerimaan (Rp/ha) 73.355.032 85.735.327 102.654.272 93.529.448 104.080.026 121.854.423 69.818.569 96.951.257 69.071.201 70.108.163 71.069.651 71.955.666

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)

A. Bangunan Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333
H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667
Net Benefit 63.654.365 76.034.661 92.953.605 83.828.781 94.379.359 112.153.756 60.117.903 87.250.590 59.370.534 60.407.496 61.368.985 62.254.999

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,169 0,157 0,147 0,137 0,127 0,118 0,110 0,103 0,096 0,089 0,083 0,077

PV Manfaat 12.398.127 13.495.937 15.050.027 12.771.023 13.236.152 14.432.870 7.701.927 9.960.908 6.609.362 6.248.103 5.899.033 5.562.611

PV Biaya 1.639.562 1.527.020 1.422.204 1.324.582 1.233.661 1.148.981 1.070.114 996.660 928.248 864.532 805.190 749.921

NPV 10.758.565 11.968.916 13.627.824 11.446.441 12.002.491 13.283.889 6.631.813 8.964.248 5.681.114 5.383.571 5.093.843 4.812.690
kumulatif NB 60.341.615 72.310.531 85.938.355 97.384.796 109.387.287 122.671.175 129.302.988 138.267.237 143.948.351 149.331.921 154.425.765 159.238.455

74
75

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun
Uraian 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 1133,70 1145,15 1164,53 1599,36 1172,46 1172,46 1184,78 1189,18 1194,44 1208,41 1187,03 1155,09

Produksi bunga (kg/ha) 66,69 67,36 68,50 94,08 68,97 68,97 69,69 69,95 70,26 71,08 69,83 67,95
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 62.191.656 62.819.902 63.882.876 87.736.320 64.317.605 64.317.605 64.993.545 65.234.757 65.523.663 66.289.664 65.117.078 63.365.120
bunga
(Rp/kg) 158.567 10.574.550 10.681.372 10.862.111 14.917.952 10.936.029 10.936.029 11.050.960 11.091.974 11.141.097 11.271.342 11.071.965 10.774.076

Total Penerimaan (Rp/ha) 72.766.207 73.501.274 74.744.988 102.654.272 75.253.634 75.253.634 76.044.505 76.326.730 76.664.760 77.561.006 76.189.043 74.139.196

Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)

A. Bangunan Rumah Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333
G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit 63.065.540 63.800.608 65.044.321 92.953.605 65.552.967 65.552.967 66.343.839 66.626.064 66.964.093 67.860.339 66.488.376 64.438.530

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,072 0,067 0,062 0,058 0,054 0,050 0,047 0,044 0,041 0,038 0,035 0,033

PV Manfaat 5.239.146 4.928.817 4.668.173 5.971.163 4.076.866 3.797.025 3.573.558 3.340.617 3.125.093 2.944.609 2.693.976 2.441.553
PV Biaya 698.445 650.503 605.852 564.265 525.534 489.460 455.863 424.572 395.429 368.286 343.007 319.462

NPV 4.540.700 4.278.313 4.062.321 5.406.897 3.551.332 3.307.565 3.117.695 2.916.045 2.729.663 2.576.322 2.350.969 2.122.090
kumulatif NB 163.779.155 168.057.469 172.119.790 177.526.687 181.078.019 184.385.583 187.503.278 190.419.323 193.148.987 195.725.309 198.076.278 200.198.368

75
76

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun

Uraian 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61

Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 888,53 1101,78 1110,67 1187,03 1182,02 1175,83 621,97 1159,93 1150,22 1139,33 1127,27 1114,03 1099,61

Produksi bunga (kg/ha) 52,27 64,81 65,33 69,83 69,53 69,17 36,59 68,23 67,66 67,02 66,31 65,53 64,68
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 48.742.400 60.440.576 60.928.000 65.117.078 64.842.244 64.502.904 34.119.680 63.630.708 63.097.851 62.500.488 61.838.620 61.112.246 60.321.367
bunga
(Rp/kg) 158.567 8.287.751 10.276.811 10.359.689 11.071.965 11.025.234 10.967.536 5.801.426 10.819.235 10.728.632 10.627.062 10.514.523 10.391.017 10.256.542
Total Penerimaan (Rp/ha) 57.030.151 70.717.387 71.287.689 76.189.043 75.867.478 75.470.440 39.921.106 74.449.942 73.826.483 73.127.550 72.353.143 71.503.263 70.577.909
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit 47.329.484 61.016.721 61.587.022 66.488.376 66.166.811 65.769.773 30.220.439 64.749.276 64.125.816 63.426.883 62.652.477 61.802.596 60.877.242

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,031 0,029 0,027 0,025 0,023 0,021 0,020 0,019 0,017 0,016 0,015 0,014 0,013

PV Manfaat 1.749.201 2.020.126 1.896.636 1.887.900 1.750.891 1.622.174 799.172 1.388.094 1.281.988 1.182.687 1.089.841 1.003.110 922.165

PV Biaya 297.534 277.111 258.090 240.374 223.875 208.508 194.195 180.866 168.451 156.888 146.119 136.089 126.748

NPV 1.451.667 1.743.015 1.638.546 1.647.526 1.527.016 1.413.666 604.976 1.207.229 1.113.537 1.025.799 943.722 867.021 795.417
kumulatif NB 201.650.036 203.393.051 205.031.597 206.679.122 208.206.139 209.619.805 210.224.781 211.432.010 212.545.547 213.571.345 214.515.067 215.382.088 216.177.505

76
77

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun

Uraian 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 1084,02 1110,67 799,68 1030,18 888,53 988,41 621,97 941,94 639,74 888,53 863,41 834,88 805,18

Produksi bunga (kg/ha) 63,77 65,33 47,04 60,60 52,27 58,14 36,59 55,41 37,63 52,27 50,79 49,11 47,36
pala
kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 59.465.981 60.928.000 43.868.160 56.512.792 48.742.400 54.221.470 34.119.680 51.672.125 35.094.528 48.742.400 47.364.316 45.799.368 44.169.914
bunga
(Rp/kg) 158.567 10.111.099 10.359.689 7.458.976 9.608.964 8.287.751 9.219.366 5.801.426 8.785.897 5.967.181 8.287.751 8.053.433 7.787.343 7.510.284
Total Penerimaan
(Rp/ha) 69.577.081 71.287.689 51.327.136 66.121.755 57.030.151 63.440.836 39.921.106 60.458.022 41.061.709 57.030.151 55.417.749 53.586.711 51.680.198
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667
Net Benefit 59.876.414 61.587.022 41.626.469 56.421.089 47.329.484 53.740.170 30.220.439 50.757.356 31.361.042 47.329.484 45.717.082 43.886.044 41.979.532

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,012 0,011 0,011 0,010 0,009 0,009 0,008 0,007 0,007 0,006 0,006 0,006 0,005

PV Manfaat 846.687 807.957 541.799 650.058 522.191 541.017 317.075 447.229 282.898 365.944 331.189 298.264 267.908
PV Biaya 118.048 109.945 102.398 95.370 88.823 82.726 77.048 71.759 66.834 62.246 57.973 53.994 50.288

NPV 728.639 698.012 439.401 554.689 433.368 458.291 240.027 375.470 216.065 303.698 273.216 244.270 217.620
kumulatif NB 216.906.144 217.604.157 218.043.557 218.598.246 219.031.614 219.489.905 219.729.932 220.105.402 220.321.467 220.625.165 220.898.381 221.142.651 221.360.271

77
78

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun

Uraian 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87

Kas Masuk

Produksi biji (kg/ha) 639,74 302,10 709,01 710,83 266,56 470,92 564,33 525,22 484,93 443,47 217,69 357,02 312,03

Produksi bunga (kg/ha) 37,63 17,77 41,71 41,81 15,68 27,70 33,20 30,90 28,53 26,09 12,81 21,00 18,35
pala
kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 35.094.528 16.572.416 38.894.520 38.993.920 14.622.720 25.833.472 30.957.580 28.812.081 26.602.076 24.327.566 11.941.888 19.585.028 17.117.000
bunga
(Rp/kg) 158.567 5.967.181 2.817.835 6.613.300 6.630.201 2.486.325 4.392.508 5.263.769 4.898.966 4.523.195 4.136.456 2.030.499 3.330.075 2.910.432
Total Penerimaan
(Rp/ha) 41.061.709 19.390.251 45.507.819 45.624.121 17.109.045 30.225.980 36.221.349 33.711.047 31.125.271 28.464.022 13.972.387 22.915.103 20.027.432
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 0 0 0 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit 31.361.042 9.689.585 45.507.819 45.624.121 17.109.045 20.525.313 26.520.682 24.010.380 21.424.605 18.763.355 4.271.720 13.214.436 10.326.765

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,005 0,004 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002

PV Manfaat 198.251 87.192 190.589 177.961 62.154 102.269 114.142 98.940 85.080 72.465 33.130 50.604 41.192
PV Biaya 46.836 43.621 0 0 0 32.822 30.569 28.471 26.517 24.696 23.001 21.422 19.952

NPV 151.415 43.571 190.589 177.961 62.154 69.447 83.573 70.469 58.564 47.769 10.129 29.182 21.240
kumulatif NB 221.511.686 221.555.258 221.745.847 221.923.808 221.985.962 222.055.409 222.138.982 222.209.451 222.268.015 222.315.783 222.325.912 222.355.094 222.376.333

78
79

Lampiran 7 Analisis kelayakan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas (Lanjutan)


Tahun

Uraian 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Kas Masuk
Produksi biji (kg/ha) 265,86 218,52 170,00 97,74 69,44 17,39 44,43 75,53 60,42 44,43 44,43 32,88 19,99
Produksi bunga
(kg/ha) 15,64 12,85 10,00 5,75 4,08 1,02 2,61 4,44 3,55 2,61 2,61 1,93 1,18
pala kulit
Pendapatan (Rp/ha) (Rp/kg) 54.857 14.584.467 11.987.428 9.325.883 5.361.664 3.809.277 954.215 2.437.120 4.143.104 3.314.483 2.437.120 2.437.120 1.803.469 1.096.704
bunga
(Rp/kg) 158.567 2.479.821 2.038.242 1.585.695 911.653 647.698 162.247 414.388 704.459 563.567 414.388 414.388 306.647 186.474
Total Penerimaan
(Rp/ha) 17.064.288 14.025.670 10.911.579 6.273.317 4.456.975 1.116.462 2.851.508 4.847.563 3.878.050 2.851.508 2.851.508 2.110.116 1.283.178
Kas Keluar
Biaya (Rp/ha)
A. Bangunan Rumah
Kebun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Adat Pembukaan
lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Persiapan Lahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

D. Pembibitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E. Penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Pemeliharaan 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333 511.333

G. Pemanenan 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333 6.989.333

H. Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

I. Peralatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J. Kendaraan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Total Biaya (Rp/ha) 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667 9.700.667

Net Benefit 7.363.621 4.325.004 1.210.912 (3.427.350) (5.243.692) (8.584.205) (6.849.159) (4.853.104) (5.822.616) (6.849.159) (6.849.159) (7.590.551) (8.417.488)

DCF(i=7.37%) 7,37% 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

PV Manfaat 32.688 25.023 18.131 9.708 6.424 1.499 3.565 5.645 4.206 2.880 2.683 1.849 1.047
PV Biaya 18.582 17.307 16.119 15.012 13.982 13.022 12.128 11.296 10.521 9.798 9.126 8.499 7.916

NPV 14.106 7.716 2.012 (5.304) (7.558) (11.524) (8.563) (5.651) (6.315) (6.918) (6.443) (6.651) (6.869)
kumulatif NB 222.390.439 222.398.155 222.400.167 222.394.863 222.387.305 222.375.782 222.367.218 222.361.567 222.355.253 222.348.334 222.341.891 222.335.240 222.328.372

79

Anda mungkin juga menyukai