Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman era globalisasi sekarang menuntut perusahaan-perusahaan untuk terus tumbuh

dan berkembang demi bertahan dalam persaingan yang ketat. Salah satu perwujudan

persaingan yang berjalan baik ditandai dengan bertambahnya kantor cabang dari tahun ke

tahun yang menandakan tingkat kepercayaan mitra dan klien terus meningkat. Hanya

perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu

memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang

bermutu, dan cost effective (Mulyadi, 1999:31).

Saat mendirikan sebuah kantor cabang, perusahaan berharap usaha yang didirikan

selain memperoleh laba yang tinggi juga bisa tumbuh dan berkembang. Selain ukuran-ukuran

keuangan, perusahaan juga akan memperhatikan sisi pelanggan yang merupakan fokus

penting bagi perusahaan dan karyawan. Dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi

kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996:42).

Begitu juga dengan kantor jasa penilaian yang harus menghadapi kompetisi. Kantor

Jasa Penilai Publik yang selanjutnya disingkat KJPP adalah badan usaha yang telah mendapat

izin usaha dari menteri keuangan sebagai wadah bagi penilai publik dalam memberikan

jasanya. Kantor Jasa Penilai Publik merupakan badan usaha yang bergerak di bidang properti.

Kegiatannya antara lain menilai rumah, tanah, ruko, serta properti lain yang akan dijual,

diagunkan, dilaporkan di laporan keuangan dan masih banyak lagi. Selain melakukan

penilaian, instansi ini juga melakukan pelayanan konsultasi yang berhubungan dengan bidang

properti. Dengan kegiatan yang seperti itu, pembukaan cabang baru untuk KJPP merupakan
salah satu bagian perwujudan ekspansi bisnis dari jasa penilaian tersebut karena pasti banyak

pihak yang membutuhkan jasa KJPP. Konsep ekspansi usaha merupakan konsep investasi,

dan itu berarti setiap investasi yang dilakukan seharusnya bisa memberikan tingkat

pengembalian yang lebih besar dan tentunya memberikan nilai-nilai yang bagus dari usaha

yang sedang dikembangkan.

Salah satu KJPP yang menghadapi kompetisi ini adalah Kantor Jasa Penilai Publik

Rengganis, Hamid & Rekan (KJPP RHR). Sebagai wujud apresiasi kepercayaan dari para

Klien dan mitra untuk kedepannya, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan pemberi layanan jasa

konsultasi dan penilaian independen yang terpercaya telah menambah cabang di Semarang

yang resmi dibuka pada tanggal 29 Januari 2018. Pembukaan cabang tersebut tentu

dilaksanakan dengan proses yang didalamnya terdapat prosedur dan beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memilih judul laporan

pelaksanaan magang Proses Pembukaan Kantor Jasa Penilai Publik Rengganis, Hamid &

Rekan Cabang Semarang.

1.2 Bentuk Kegiatan Magang

Kegiatan yang ditekuni selama pelaksanaan magang bersifat fleksibel sesuai dengan

perintah dari pembimbing di tempat magang. Uraian dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan

penulis selama magang di KJPP Rengganis, Hamid & Rekan adalah sebagai berikut:

1.2.1 Input Data Penawaran atau Transaksi

Jika KJPP Rengganis, Hamid & Rekan Cabang Semarang sedang tidak ada proyek,

maka tugas di kantor adalah memasukkan data penawaran atau transaksi tanah dan bangunan

daerah Semarang dan sekitarnya ke dalam data base untuk diolah dengan tujuan

menghasilkan informasi yang diperlukan KJPP tersebut.


1.2.2 Terbit Surat Perintah Kerja

Surat perintah kerja adalah adalah surat yang di gunakan untuk memberikan perintah

kepada KJPP Rengganis, Hamid & Rekan Cabang Semarang agar melakukan suatu pekerjaan

penilaian. Dalam surat perintah kerja dijelaskan mengenai aset yang dinilai serta data-data

pendukung seperti:

a. Copy sertifikat tanah atau bukti kepemilikan yang sah.

b. Copy Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.

c. Copy SPPT-PBB.

d. Copy denah bangunan (jika ada).

1.2.3 Persiapan Inspeksi Lapangan

Setelah surat perintah kerja terbit penilai dan/atau surveyor menghubungi debitur atau

pemberi tugas mengenai kesepakatan jadwal pelaksanaan inspeksi. Apabila telah disepakati,

maka penilai dan/atau surveyor mempersiapkan dokumen kelengkapan survey berupa (a)

surat tugas, (b) berita acara, (c) surat konfirmasi, (d) surat representasi. Selain itu penilai juga

harus mempersiapkan alat survey berupa alat ukur meteran laser, kamera, alat tulis, form

survey.

1.2.4 Inspeksi Lapangan

Setelah mendapatkan data, maka penilai akan melakukan inspeksi ke lokasi property

untuk mencocokkan antara data dengan kondisi di lapangan dan mengumpulkan data-data

umum dan khusus terkait dengan properti yang sedang dinilai. Inspeksi yang penulis lakukan

di tempat magang antara lain:


a. Inspeksi aset tanah dan bangunan gedung kantor di Jalan MT. Haryono Semarang

yang merupakan milik PT. Pos Indonesia dan saat ini sedang disewa oleh pihak Bank

Mandiri Taspen.

b. Inspeksi aset tanah dan bangunan rumah dinas di Jalan Mayjend Sutoyo Semarang

yang merupakan milik PT. Pos Indonesia.

1.2.5 Mencari data pembanding

Setelah melakukan inspeksi objek yang akan dinilai selanjutnya adalah mencari data

pembanding pasar. Data tersebut berupa data transaksi atau penawaran dari objek yang

sejenis dan sebanding dengan objek penilaian yang meliputi harga, faktor-faktor yang

mempengaruhi transaksi atau penawaran, serta karakteristik fisik objek pembanding itu

sendiri.

1.2.6 Penilaian aset

Setelah mencari data pembanding maka proses selanjutnya yaitu penilaian aset.

Dalam penilaian aset terdapat dua tahap, yaitu tahap analisis data dan tahap penyesuaian.

Keduanya dilakukan dengan sistem operasional berbasis komputer. Data yang terkumpul

selanjutnya akan dianalisis dan dibandingkan perbedaannya dengan faktor-faktor serta

karakteristik yang melekat pada objek penilaian dan data pembandig. Pada akhirnya, dari

analisis pebandingan ini akan dihasilan suatu simpulan nilai pasar bagi objek penilaian.

Penilaian yang dilakukan penulis di tempat magang antara lain:

a. Melakukan Revaluasi (Penilaian Ulang) aset tanah dan bangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA) di Jawa Tengah yang berada di bawah area kerja PT Indonesia

Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica. yang merupakan milik PT. PLN.

b. Melakukan penilaian aset tanah dan bangunan gedung kantor di Jalan MT. Haryono

Semarang milik PT. Pos Indonesia dengan tujuan laporan keuangan.


c. Melakukan penilaian aset tanah dan bangunan rumah dinas di Jalan Mayjend Sutoyo

Semarang yang merupakan milik PT. Pos Indonesia dengan tujuan laporan keuangan.

1.2.7 Review (Tinjauan Ulang)

Peninjauan ulang dengan menyerahkan dan mempresentasikan hasil penilaian ke

reviewer. Reviewer bertugas memeriksa kembali perhitungan yang dilakukan oleh penilai.

1.2.8 Revisi

Setelah ditinjau oleh reviewer, hasil penilaian tidak terlepas dari revisi. Revisi

tersebut berguna untuk memperbaiki perhitungan yang masih salah.

1.2.9 Menyusun Laporan Penilaian

Setelah penilaian aset selesai dan tidak ada lagi revisi, maka selanjutnya yaitu

menyusun laporan hasil penilaian.

1.2.10 Pengiriman Ringkasan Penilaian

Setelah laporan selesai maka selanjutnya adalah menyerahkan hasil dari penilaian

kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai