Lapsus Katarak Imatur 1
Lapsus Katarak Imatur 1
Oleh :
NIM. I4A012107
Pembimbing :
1
DAFTAR ISI
Bab 4 Pembahasan........................................................................ 19
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya.
Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh
Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan
berwarna putih atau abu-abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti
kongenital yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, katarak juvenile yang
terjadi sesudah usia 1 tahun dan katarak senilis yang mengenai orang-orang berusia
diatas 50 tahun. Diantara ketiganya, katarak senilis merupakan jenis katarak yang
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Katarak senilis dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak
insipien, katak imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Katarak insipient
merupakan stadium katarak yang paling awal dan belum menimbulkan gangguan
visus. Pada katarak imatur, kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa
3
sedangkan pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh bagian lensa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Lensa
4
Gambar 3.1 Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur biconvex, avaskular, tidak bewarna, dan hampir
lebih permeable daripada dinding kapiler) yang melewatkan air dan elekrolit
untuk makanannya.1,2
Lensa terdiri dari kapsul lensa, nucleus dan korteks lensa. Kapsul lensa
bagian anterior dibentuk sel epitel dan di posterior oleh serabut kortikal. Sintesa
5
kapsul posterior berlangsung sepanjang kehidupan sehingga ketebalannya
Epitel lensa yaitu pada kapsul anterior berperan dalam mengatur metabolik
aktifitas sel termasuk DNA, RNA, protein dan biosintesa lemak dan untuk
lensa. Nukleus dan korteks lensa terbuat dari lamellar kosentris yang memanjang,
Katarak
II.1 Definisi
Kata katarak berasal dari bahasa latin- Cataracta yang berarti air
kekeruhan atau opasifikasi dari lensa mata atau kapsula lensa yang dapat
cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak dapat terjadi pada saat
akan berwarna putih. Walaupun demikian, jika karatak mengenai satu mata
6
c. Morfologi.
Klasifikasi katarak menurut waktu terjadinya yaitu : 1,2,3
1. Katarak didapat (acquired cataracts) , yakni > 99% katarak.
a. Katarak senilis ( lebih dari >90% katarak)
b. Katarak dengan penyakit sistemik
c. Katarak sekunder dan komplikata
1. Katarak dengan heterochromia
2. Katarak dengan iridosiklitis kronik
3. Katarak dengan vasculitis retinal
4. Katarak dengan renitis pigmentosa
d. Katarak ikutan (post-operasi katarak)
e. Katarak traumatik
1. Kontusio atau perforasi rosette
2. Radiasi infrared (katarak glassblower)
3. Injury electrical
4. Radiasi ionisasi
f. Katarak toksik
1. Korticosteroid yang menginduksi katarak (lebih sering)
2. Chlorfromazin, miotik agen, busulfan jarang digunakan.
b. Katarak congenital (kurang dari 1 %)
1. Katarak Herediter
a. Autosom-dominan
b. Autosom perifer
c. Sporadic
d. X-linked.3
2. Katarak berkaitan dengan kerusakan embrionik awal (transplacental)
a. Rubella (40-60%)
b. Mumps (10-22%)
c. Hepatitis (16%)
d. Toxoplasmosis (5%).3
II.3 Katarak Senilis
a. Definisi
Katarak senilis adalah katarak primer yang terjadi pada usia lebih
diabetes mellitus yang akan terjadi lebih cepat. Kedua mata dapat terlihat
7
berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga
penglihatan.5
c. Klasifikasi Katarak Senilis
a. Berdasarkan maturitas yakni sebagai berikut :
1. Stadium insipient
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
b. Berdasarkan morfologisnya, yakni sebagai berikut :
1. Katarak subcapsular
2. Katarak nuclear
3. Katarak kortikal
4. Christmas tree cataract1,2
d. Etiologi Katarak Senilis
Penyebab katarak senilis belum diketahui secara pasti. Diduga terjadi
karena :
kekuning-kuningan.2
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang
berisi air dan penimbunan calcium, sehingga lensa menjadi lebih tebal,
8
penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat
lensa. Dengan bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat
konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan
pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu terjadi pula
proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan
protein secara tiba tiba ini mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa
progresif yang akan menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubaha lain
9
sehingga densitasnya akan berkurang dan terjadi penyimpangan diferensiasi
dari sel-sel fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan
lensa. Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan
katarak.5
f. Gejala Klinis
datang.2
kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari
dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini
10
disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second
refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran
bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi
11
bila pupil dilebarkan. Pada stadium lanjut, gambaran baji dapat dilihat
intumesen. Pada stadium ini dapat terjadi miopisasi akibat lensa mata
depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau
dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang
pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan
iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut iris shadow test
(+).2
c. Stadium Matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini
dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi normal
kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata
12
depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, dan uji
(+)), dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari,
bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu tak hingga, hanya ada
lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata depan.
Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa yang lebih kecil
mata depan terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun
seluruh lensa telah keruh sehingga keluar dari kapsul, lalu masuk bilik
mata depan maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata
13
g. Penyulit Katarak 4,7
1. Glaucoma , melalui proses : - Fakotopik
- Fakolitik
- Fakotoksik
2. Dislokasi Lensa
h. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
- Preparat iodine
- Protein lensa
- Hormone
- Zat yang berkurang pada kekeruhan lenda missal : vitamin, ATP,
mineral
Pengobatan medikamentosa pada katarak belum memperlihatkan
katarak tersebut :
14
jarang
Trauma terhadap
sedikit
Retinal detachment lebih
sedikit
Lebih mudah dilakukan
Fakoemulsifikasi Insisi kecil Memerlukan dilatasi pupil
Astigmata jarang terjadi
Perdarahan lebih sedikit yang baik
Teknik paling cepat Pelebaran luka jika ada IOL
i. Indikasi Operasi 1
Indikasi Klinis : bila katarak matur, untuk mencegah penyulit yang
ditimbulkan
Indikasi sosial : bila kekeruhan lensa tidak dapat lagi melakukan pekerjaan
sehari-hari2
j. Kontraindikasi Katarak 6
a. Infeksi sekitar mata dilakukan anel test
b. Tekanan bola mata cukup tinggi
c. Fungsi retina harus baik
d. Keadaan umum harus baik (hioertensi, diabetes mellitus, batuk
kronis)
e. Adanya astigmatisma.
k. Kompikasi bedah katarak
15
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau
-
Komplikasi dini pasca operatif1,10
cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil
paling sering).
Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi.
-
Komplikasi lambat pasca operatif1,10
Ablasio retina.
16
l. Prognosis
sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada
bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Alamat : Jl. A. Yani km 4,5 Banjarmasin
Pekerjaan : Pedagang
Tgl. Pemeriksaan : 22 November 2017
B. Anamnesis
17
1. Keluhan Utama : Penglihatan kabur
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poliklinik mata RSUD Ulin dengan keluhan utama
mata kiri semakin kabur. Keluhan dirasa sejak 1 tahun yang lalu,
dapat melihat dengan kedua mata, saat ini terlihat berbayang pada mata
putih tebal sulit untuk melihat. Pasien juga mengeluhkan mata silau pada
sebelah kiri. Selain keluhan tersebut, tidak ada keluhan lain seperti merah,
lalu pasien mengaku menjalani operasi katarak pada mata sebelah kanan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan mata (kabur,nyeri,merah,dll) sebelumnya : (+)
Riwayat Diabetes Melitus : (+)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat penggunaan kacamata : (-)
Riwayat trauma pada mata : (-)
Riwayat penggunaan steroid jangka lama : (-)
Riwayat alergi makanan dan obat : (-)
C. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 4-5-6
Tekanan Darah : 130/80 mmHg.
Nadi : 83x/menit.
Suhu : 36,7oC.
Respirasi Rate : 19x/ menit
D. Status Oftalmologi
18
Pemeriksaan Okuli dextra Okuli sinistra
VISUS 4/60 2/60
PALPEBRA Edema superior (-) Edema superior (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Blefarospasme (-) Blefarospasme (-)
Lagoftalmus (-) Lagoftalmus (-)
Ekropion (-) Ekropion (-)
Entopion (-) Entopion (-)
BULBUS OKULI Gerak mata normal Gerak mata normal
Enoftalmus (-) Enoftalmus (-)
Eksoftalmus (-) Eksoftalmus (-)
Strabismus (-) Strabismus (-)
KONJUNGTIVA Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Injeksi silier (-) Injeksi silier (-)
Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)
Bangunan patologis (-) Bangunan patologis (-)
Secret (-) Secret (-)
SCLERA Warna putih Warna putih keruh
KORNEA Arcus senilis (-) Arcus senilis (-)
Permukaaan licin (+) Permukaaan licin (+)
Edema (-) Edema (-)
COA Dangkal, jernih Dangkal, jernih
IRIS & PUPIL Iris normal, pupil sentral, Iris normal, pupil sentral,
RETINA
TIO N N
SHADOW TEST positif positif
E. Diagnosis Kerja
OS katarak senilis imatur + DM Tipe II terkontrol
F. Penatalaksanaan
OS ekstraksi lensa
19
G. Prognosis
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Tn.S ditegakkan diagnosis katarak senilis imatur OS dari anamnesis
dan pemeriksaan ophtalmologi. Katarak adalah suatu keadaan patologik pada lensa
mata dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein
lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat
20
Dari identitas penderita, penderita berumur 56 tahun datang dengan keluhan
utama pandangan kabur sejak 1 tahun yang lalu, dari keluhan utama kita ketahui
yang dialami pasien bervariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. Lensa pasien
katarak akan semakin cembung akibat proses sklerosis nucleus yang meningkatkan
ketebalan lensa. Hal ini menyebabkan kekuatan dioptri lensa pasien menjadi semakin
kuat sehingga pasien menjadi lebih jelas melihat dekat dibandingkan melihat jauh.
Berbeda dengan pasien pasien usia tua yang umumnya mengalami presbiopi sehingga
lebih jelas ketika melihat jauh dibandingkan dengan melihat dekat. Usia pasien yang
lebih dari 50 tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. Jenis katarak yang
secara perlahan dan mata tenang, yang merupakan ciri dari suatu proses katarak.
Katarak dapat terjadi akibat suatu trauma Jika dinilai dari trauma, yang dapat
menyebabkan penderita tidak bisa melihat yakni katarak traumatika. Dari anamnesis
Katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi penyakit sistemik seperti penyakit
diabetes melitus, namun pada kasus ini penderita memiliki riwayat penyakit diabetes
mellitus sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu. Dalam 1 bulan terakhir ini mulai rutin
melakukan pengobatan.
21
Dari anamnesis juga didapatkan informasi bahwa penderita tidak mengeluh
matanya merah dan gatal, mata penderita juga tidak mengeluarkan sekret. Hal ini
dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi pada mata seperti keratitis yang dapat
Nyeri pada kedua mata juga disangkal. Ini bisa menyingkirkan kemungkinan
komplikasi atau penyulit seperti glaucoma. Bengkak juga tidak ada, ini juga bisa
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, terdapat
kekeruhan pada lensa kiri yang jika disinari dengan menggunakan senter pada
kemiringan 45o menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat
masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Jika kekeruhan lensa hanya
sebagian saja, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan
dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil, ada daerah yang terang
sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang
gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut
bayangan iris (+). Pada pemeriksaan opthalmologi, tidak ditemukan adanya hiperemi
pada konjungtiva serta rasa nyeri pada mata (-). Adanya bayangan iris mengarah
kepada katarak senilis imatur. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan
diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis imatur. Jika dilihat dari stadium katarak
22
Insipient Imatur Matur Hipermatur
penglihatan koreksi
mata
pasien mampu beraktivitas dengan baik. Namun jika hal ini masih dirasa
mengganggu oleh pasien, dapat dilakukan ekstraksi lensa. Ekstraksi lensa dapat
dilakukan dengan metode Small Incision Cataract Surgery ( SICS ) + IOL atau
Fakoemulsifikasi + IOL. Dimana pemilihan teknik operasi ini juga diserahkan pada
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merupakan suatu
kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
23
DAFTAR PUSTAKA
Company . 2010.
4. Faradila, Nova. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas
Kedokteran Universitas Riau
5. Kanski Jack J. Clinical Ophtalmology. Edisi 6. Saunders Elsevier. British.
2008
6. Vicente Victor D Ocampo Jr, MD. Senile Cataract. Department of
http://www.livestrong.com/article/78866-types-senile-cataracts/
24
8. Daniel. Oftalmologi. Suspensi Oftalmik untuk katarak senilis. Majalah
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=816
9. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak
Senilis.
10. Ubeydulla T. MD, Das T. MD, Hans L. PhD, Marashi M. MD, Lapam P. MD,
the Maldives: Prevalence and Causes of Blindness and Cataract Surgery. Asia-
25
.
26