Anda di halaman 1dari 68

INSPEKSI FASILITAS

KEADAAN DARURAT

Diklat Inspektur Tambang Pertama

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BANDUNG
 Nama

Putu Kambium Prasaba, ST


 Kantor
Ditjen Mineral dan Batubara – DTLMB
 Jabatan
Inspektur Tambang
 Pendidikan
Teknik Pertambangan
 Alamat
Tangerang
RING OF FIRE
Asia Risk, sebagai daerah yang dikelilingi
oleh gunung berapi ( ring of Fire) Asia
sangat berpotensi sekali terkena bencana
alam baik Gempa bumi, Tsunami, longsor
, angin topan dsb. Khusus mengenai
Indonesia Amy mengemukakan beberapa
gunung berapi yang meletus di Indonesia
dan berdampak pada kehidupan dunia
Internasional, seperti Gunung Tambora
yang membuat daratan eropa kekurangan
cahaya matahari akibat dari kabut abu
yang di akibatkan oleh gunung tambora.
www.themegallery.com
1. DASAR PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
2. JENIS SARANA PERMUKAAN
3. Peranan K3
1. UU NO 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN
BENCANA
2. KEPMEN NO. 555 K/26/M.PE/1995
3. SNI 031-7166-2006, MANAJEMEN TANGGAP SIAGA UNTUK
KEADAAN DARURAT DI KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
4. MANUAL PROSEDUR KEADAAN DARURAT
A. Inspeksi adalah Salah satu cara untuk mencari solusi permasalahan atau
memperkirakan suatu resiko sebelum suatu kecelakaan terjadi.
B. Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
C. Kesiapsiagaan adalah serangkaiankegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
D. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.
E. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan terjadi pada
suatu daerah yang disebabkan oleh sesuatu yang berasal dari dalam
maupun dari luar yang mengancam nyawa, harta benda dan lingkungan
dimana sumber daya manusia dan sarana dari unit yang tersedia pada
daerah tersebut mampu untuk menanggulangi akibat yang ditimbulkan dari
kondisi yang tidak normal dengan prosedur yang ada.
F. Rencana pengelolaan keadaan darurat adalah tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh ancaman fisik terhadap
kehidupan, lingkungan dan aset tetapi tidak mempengaruhi kemampuan
kegiatan tambang dalam jangka panjang. Pengelolaan keadaan darurat
merupakan gabungan dari pertanggung jawaban dan tanggapan dari seluruh
fungsi karyawan pendukung, seperti bagian legal dan auransi, Humas, HRD,
keamanan dan lain sebagainya.
G. Tim pengelolaan keadaan darurat adalah suatu tim yang dikoordinir oleh
pimpinan tertinggi di suatu tempat kerja dan bertugas melakukan langkah-
langkah yang akan diambil pada saat terjadi keadaan darurat.
H. Evakuasi adalah tindakan perlindungan yang diambil untuk menjaga atau
memindahkan karyawan, kontraktor, subkontraktor, tamu atau orang-orang
dari area yang terpengaruh oleh keadaan darurat.
I. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi dan
lingkungan yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
Pasal 30 ayat 1 point e, f dan i
(1) Kepala Teknik Tambang wajib menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi para pengawas dengan mata pelajaran sekurang-kurangnya sbb:
e. Tindakan dalam keadaan darurat dan tatacara penyelamatan
f. Penyelamatan diri dan alat-alat bantu penyelamatan
i. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Pasal 30 ayat 2 point e, f dan g


(1) Khusus untuk para pengawas tambang bawah tanah disamping mata
pelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) juga harus mempunyai
mata pelajaran tambahan:
e. Cara meninggalkan tambang dalam keadaan darurat
f. Penggunaan alat penyelamat diri dan
i. Bahaya-bahaya dan mendeteksi gas-gas yang mudah terbakar dan
beracun
Pasal 31 ayat 1 dan 2
(1) Setiap pekerja tambang harus dicatat dalam daftar hadir atau dengan cara
lainnya termasuk waktu dan tempat kerjanya.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada kantor
tambang atau tempat lainnya berdekatan dengan kegiatan usaha
pertambangan

Pasal 37
Perawatan Kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pasal 38
Pemimpin Ruangan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pasal 54 ayat 8 point a dan b


Pemasangan pemadam api otomatis dan pemasangan hidran
Pasal 105 ayat 1 dan 2
Harus tersedia APAR

Pasal 107 ayat 1, 2 dan 3


Penempatan Alat Pemadam Api

Pasal 108
Perawatan

Pasal 109
Pemeriksaan

Pasal 111
Daerah Rawan Kebakaran

Pasal 121
Jalan Untuk Menyelamatkan Diri
Pasal 122
Regu Pemadam Kebakaran

Pasal 123
Sistem dan Cara Pemadaman Kebakaran

Pasal 148
Alat Penghenti Dalam Keadaan Darurat Dan Alat Tanda Peringatan

Pasal 175
Alat Pertolongan

Pasal 188
Sarana Pemutus Arus dan Pemisah Pengaman

Pasal 189
Alat Pemutus Arus Listrik ke Sirkit bawah Tanah
Pasal 223 ayat 1 poit c, ayat 4
Terkait APAR, instalasi penyemprot air di tangki BBC

Pasal 232 ayat 2


Apar Portabel di kegiatan Pemboran

Pasal 276 ayat 1 point a, c, d


Rompi pelampung, sauh kecil, pelampung bulat di KK

Pasal 279
Pencegah Kebakaran di KK

Pasal 285
Regu Selam di KK

Pasal 286
Sinyal Tanda Bahaya
Pasal 303 pasal 2, 3, 4
Jalan keluar Dari Tambang

Pasal 304
Peralatan dan Alat Bantu

Bagian keempat : Keadaan Bahaya


Pasal 340
Permukaan Tambang

Pasal 341
Evakuasi Akibat Adanya Hempasan Atau Kebakaran DI Tambang Bawah Tanah

Pasal 342
Evakuasi Akibat Ventilasi Tidak Memadai, Semburan Gas dan Bahaya Lain
Pasal 449
Persediaan Dan Penyaluran Air

Pasal 450
Pos Pemadam kebakaran

Pasal 454
Penyumbatan Daerah Kebakaran Atau Berbahaya

Pasal 455
Sistem peringatan bawah tanah

Pasal 456
Pelatihan Evakuasi Bawah Tanah

Pasal 457
Pintu Penahan dan Pengendali Api
Pasal 458
Alat penyelamat Diri (Personal Self Rescuer)

Pasal 459
Stasiun Perlindungan

Pasal 460
Alat Penyelamat Diri

Pasal 461
Penyelamatan Tambang

Pasal 464
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pasal 465
Pos Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pasal 466
Alat Pengangkut Orang Sakit Atau Cidera

Pasal 470
Alat Komunikasi

Pasal 472
Alat Bantu pernafasan

Pasal 526
Alat Deteksi Gas Metana Portabel

Pasal 527
Alat Deteksi Otomatis Gas Metana
 PENCEGAHAN (PREVENTION)
 KESIAPSIAGAAN (PREPAREDNESS)
 TINDAKAN (RESPONSE)
 PEMULIHAN (RECOVERY)
PENCEGAHAN :

Seluruh kegiatan yang ditujukan untuk meng


hilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya
Insiden

KESIAP SIAGAAN :

Seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menjamin


Ketersediaan sumber daya dan kemampuan untuk
Mersepon dengan cepat jika terjadi insiden
TINDAKAN (RESPONSE) :

Seluruh kegiatan yang dilakukan ketika terjadi insiden


untuk mencegah bahaya yang parah dan memini
malkan kerusakan pada peralatan

PEMULIHAN (RECOVERY)

Seluruh kegiatan untuk mengembalikan sistem pada


Keadaan yang normal
 KECELAKAAN
 KEBAKARAN
 PELEDAKAN
 TUMPAH ATAU BOCORNYA B2
 VENTILASI TIDAK BERFUNGSI
 AMBRUKNYA ATAP
 LONGSORNYA JENJANG
 Peralatan
 Diperlukan persiapan yang benar dan sesuai standar dalam
penggunanaan peralatan-peralatan
 Prosedur
 Tersedianya prosedur
 Prosedur yg memadai
 Prosedur harus dipahami
 Inspeksi
 Identifikasi Kondisi Tidak Aman
 Identifikasi Tindakan Tidak Aman
 Menetukan Penyebab Dasar
 Mengidentifikasi problem-problem yang mungkin terjadi
 Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan
 Maintenance
 Review
 Pelatihan untuk Tanggap Darurat
 Personil
 Kesiapan dari semua personil dalam menghadapi keadaan darurat
menjadi kunci berhasil tidaknya upaya evakuasi

 Fasilitas, Persediaan Bahan dan Peralatan


 Dibutuhkan kesiapan Fasilitas, Persediaan Bahan dan Peralatan
dalam kondisi keadaan darurat yang harus disediakan oleh tim
evakuasi

 Prosedur
 prosedur dalam pekerjaan ini, eavakuasi merupakan kegiatan
beresiko tinggi sehingga mungkin terjadi korban tambahan
baik korban yang dievakuasi maupun tim evakuasi
Tindakan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan
ketika terjadi keadaan darurat untuk mencegah bahaya
yang parah dan meminimalkan kerusakan pada
manusia dan peralatan. Keefektifan tindakan evakuasi
ini dapat berjalan dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
 Pemberitahuan
 Pengarahan dan Pengaturan
 Personil yang terlibat
 Jalur Komunikasi
 Tugas dan Tanggung Jawab
 Prosedur Evakuasi
 Tim Pemulihan
 dipersiapkan untuk melakukan mengembalikan ke kondisi
semula pasca keadaan darurat
 Investigasi Kejadian
 Perkiraan Kerusakanmerupakan kegiatan untuk mencari
penyebab-penyebab dari kejadian tersebut, kemudian Tim
Investigasi membuat petunjuk, perinyah, dan saran
 Perkiraan Kerusakan
 didata secara akurat untuk dampak dari suatu kejadian.
 Pembersihan Lokasi
 potensi bahaya yang masih tinggi, seperti ada bahaya listrik,
api, LPG, material menggantung dan yang lainya.
 Operasi Pemulihan
 mengembalikan kondisi terbaik mungkin pasca kejadian.
 Laporan Pemulihan Pasca Keadaan Darurat
 memuat kondisi sebelum kejadian, kondisi saat kejadian dan
kondisi pasca kejadian.
 Orang tertinggi pada lokasi kecelakaan

 Tegas

 Menentukan Kategori emergency

 Dapat diganti
 Menyediakan dukungan taktis dan strategis
 Membuat dan menerapkan manajemen strategi
 Menyetujui permintaan dan pelepasan
sumberdaya
 Menegaskan Kategori/Kelas dari Insiden
 Mengevaluasi kebutuhan penunjang utama
 Menyiapkan rincian dari keadaan darurat
 Mengkoordinasikan operasi ER dan memastikan
mereka melakukanya dengan cara yang tepat
 Kepala Operations Section akan
mengembangkan dan mengelola
Operations Section untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh Incident
Commander. Kepala Operations
Section biasanya orang dengan
keahlian teknis dan taktis dalam
menangani masalah yang dihadapi.
 Mengumpulkan, mengevaluasi, dan menampilkan
intelijen insiden dan informasi.
 Menyiapkan dan mendokumentasikan Rencana
Aksi Insiden.
 Melakukan jangka panjang dan / atau
perencanaan kontinjensi.
 Mengembangkan rencana untuk demobilisasi.
 Menjaga dokumentasi insiden.
 Pelacakan sumber daya yang ditugaskan untuk
insiden tersebut.
 Memerintahkan, mendapatkan,
mempertahankan, dan akuntansi untuk personil
penting, peralatan, dan perlengkapan.
 Menyediakan perencanaan komunikasi dan
sumber daya.
 Menyiapkan layanan makanan.
 Menyiapkan dan memelihara fasilitas insiden.
 Memberikan bantuan transportasi.
 Memberikan pelayanan kesehatan bagi personel.
 Negosiasi kontrak dan pemantauan.
 Pencatatan Waktu.
 Analisis biaya.
 Kompensasi untuk cedera atau kerusakan
properti.
 Tergantung pada ukuran dan jenis kejadian atau peristiwa,
mungkin perlu untuk Komandan Insiden untuk menunjuk
personil untuk memberikan informasi, keamanan, dan
layanan penghubung bagi seluruh organisasi.

 Public Information Officer, yang menjabat sebagai


saluran informasi kepada stakeholder internal dan
eksternal, termasuk media atau organisasi lain mencari
informasi langsung dari kejadian atau peristiwa.

 Safety Officer, yang memantau kondisi keamanan dan


mengembangkan langkah-langkah untuk menjamin
keselamatan semua karyawan yang ditugaskan.

 Liaison Officer, yang berfungsi sebagai kontak utama


untuk mendukung lembaga membantu di insiden.
Perintah Staf jawab langsung kepada Komandan Insiden
 Jalur Evakuasi dan Tempat Berkunpul

MUSTER
POINT

 Pastikan gambar yang disampaikan adalah gambar


kondisi terkini dari sebuah area.
 Gambar dapat dilihat dan mudah dibaca dengan jelas.
 Terdapat arah/petunjuk evakuasi ke tempat aman.
 Memuat posisi fasilitas-fasiltas keadaan darurat.
 Memuat posisi tempat berkumpul (Muster Point).
 Memuat posisi secara Khusus posisi anda actual
 Panggilan Darurat
 Merupakan nomor khusus yang dapat dihubungi jika
terjadi kondisi keadaan darurat. Monor darurat
tersebut harus sedia 24 jam dan dikontrol oleh
Comannder Center.
 Alarm

 Pastikan alarm berfungsi dengan normal, dengan cara


mengaktifkan alarm.
 Uji konektifitas alat pendeteksi (detector) dengan
Alarm, dapat juga menggunakan pemicu pada
Detectornya.
 Pastikan suara alarm dapat terdengan pada seluruh
area cakupan.
 Pastikan alarm telah dilakukan pengecekan berkala
(Periodic Inspection)
 Lampu darurat

 Pastikan lampu darurat berfungsi dengan normal, dengan


cara mengaktifkan lampu darurat.
 Uji konektifitas alat pendeteksi (detector) dengan lampu
darurat, dapat juga menggunakan pemicu pada Detectornya.
 Pastikan cahaya lampu darurat dapat terlihat pada seluruh
area cakupan.
 Pastikan lampu darurat telah dilakukan pengecekan berkala
(Periodic Inspection).
 Listrik Cadangan (battery) dan Generator

 Pastikan listrik cadangan (battery) dan generator


berfungsi dengan normal, dengan cara mengaktifkan
listrik cadangan (battery) dan generator.
 Pastikan listrik cadangan (battery) dan generator telah
dilakukan pengecekan berkala (Periodic Inspection)
 Pastikan ada bukti kalibrasi berkala
pada alat pendeteksi (detector).
 Pengujian dapat dilakukan dengan
cara dapat menggunakan pemicu
pada alat pendeteksi (detector).
 Fungsi alat pendeteksi (detector)
harus sesuai dengan potensi bahaya
yang ada di suatu area.
 Pastikan alat komunikasi
berfungsi dengan normal,
dengan cara mengaktifkan alat
kominukasi tersebut.
 Jika menggunakan komunikasi
dengan sinyal, maka pastikan
semua orang memahami arti
sinyal-sinyal tersebut.
PEMADAM KEBAKARAN

 Hydrant
 Alat Pemadam Api Ringan
 Mobil Pemadam
Kebakaran

 Lakukan pengetesan
terhadap tekanan air
hidran
 Perhatikan Hose
kondisi baik
 Pastikan Nozzel dalam
kondisi baik
Perhatikan Safety Pin untuk Handle APAR dicek agar saat
memastikan APAR masih dibutuhkan dapat
layak pakai dipencet/ditekan, sehingga
bahan pemadam api keluar
ke arah api
Nozzle harus dalam kondisi
baik/layak pakai, hose tidak
getas, lubang nozzle tidak
rusak

Benda ini berada didalam


Pemantau tekanan / pressure tabung APAR,
gauge, jarumnya menunjukan
pada posisi hijau,

Bahan Pemadam APi

www.themegallery.com
 Aktif dengan sendirinya (Auto- activation)
 Melindungi pemakai dari semua gas beracun
atau di area dengan kadar oksigen rendah
 Dengan bernafas secara teratur perkiraan
durasi waktu 30 menit pada 35 L/menit

 Poin-poin penting yang perlu


diinspeksi pada SAVOX adalah:
 Tidak ada perubahan bentuk atau
lubang
 Tempat bukaan bebas dari gangguan
 Ada seal pada penutup depan
 Terdapat No Seri Dan tahun
pembuatan pada dasar
pembungkus/Covernya.
MineARC Refuge Chamber adalah ruang yang terbuat dari baja tempat
pengungsian atau penyelamatan jiwa dalam keadaan darurat pada
daerah pertambangan.
MineARC Refuge Chamber yang dipasang dirancang
untuk mengakomodasi orang dalam jumlah 8 & 20 jika
terjadi situasi darurat di dalam tambang bawah tanah
dan dilengkapi dengan suatu sistem yang digunakan
untuk mempertahankan udara dalam chamber selama
36 Jam.

Sistem Pengontrol Kualitas Udara Dalam Chamber


 Udara Kompresor Yang Disaring
 Oksigen Medis Dalam Botol
 Lilin Oksigen
Pengenalan Bagian-bagian Refuge Chamber Dan Fungsinya

1. Refuge Chamber
• Ruang baja yang dirancang khusus.
• Tidak dirancang untuk menahan benturan langsung,
seperti batuan yang jatuh dan terowongan yang roboh.
• Dilengkapi 3 jenis suplai udara : Udara kompresor yang
disaring, Botol Oksigen dan Lilin Oksigen.

2. EMAP (Emergency Mine Air Processing) unit


• Berfungsi sebagai CO2 scrubbing system dan CO scrubbing
system.
• Dirancang untuk membersihkan udara di dalam ruang
terbatas (confined space).
• Untuk menyerap Karbon Dioksida (CO2) dan Karbon
Monoksida (CO) dari udara di dalam chamber.
3. Botol Oksigen

• Adalah sebuah tabung yang didalamnya berisi Oksigen


Medis.
• Volumenya 6000 liter Oksigen (minimal) / tabung.
• Mampu untuk 15 orang selama 40 jam ( 0,5 liter per orang
per menit kondisi diam ).

4. Lilin Oksigen (Oxygen Candle)

• Adalah lilin untuk penghasil Oksigen.


• Menghasilkan 2600 Liter Oksigen dalam proses
penyublinan selama 60-80 Menit.
• Ditempatkan di dalam sebuah canister baja anti-karat.
• Tidak dapat dimatikan setelah dinyalakan.
5. Sistem Pendeteksi Gas (Gas Detection System)

• Peralatan untuk mengukur kandungan oksigen (O2), Karbon


Dioksida (CO2) dan Karbon Monoksida (CO).
• Pengujian udara perlu dilakukan setiap jam pada saat
dioperasikan menggunakan Botol & Lilin Oksigen.

6. Pispot ( Self-contained Toilet )

• Sebagai alat penampung saat buat air.


• Kapasitas 20,5 liter.
• Dilengkapi dengan 1 sachet deodoran dan pembersih tangki
penampung “Secure”.
7. Sistem Pendingin Udara (Air Conditioning System)
• Adalah peralatan yang digunakan mengontrol suhu.
• Pengoperasiannya menggunakan Remote Control.

8. Sistem Penerangan Dan Kelistrikan

• Dihubungkan ke jaringan listrik AC 240 Volt.


• Listrik AC digunakan untuk pengisian unit
battery.
• Apabila arus listrik mati/putus maka lampu
depan akan menyala merah berkedip dan
chamber bekerja dengan tenaga battery.
• Battery akan mampu digunakan selama 36 jam
jika listrik AC mati atau putus.
CEK LIST INSPEKSI
1 Apakah ada program atau tatacara tertulis tentang
penanggulangan dari setiap keadaan darurat yang
mungkin terjadi dalam lokasi kegiatan penambangan
(Emergency Plan) ?

Apakah perusahaan melakukan emergency drill secara


berkala?
2
3 Apakah perusahaan secara periodic meninjau emergency
plan, bila diperlukan merubahnya setelah pengujian atau
evaluasi dari emergency drill atau setelah terjadinya
keadaan darurat?

4 Apakah secara tertulis ada seseorang atau tim yang


ditunjuk sebagai koordinator pengendalian bilamana
terjadi keadaan darurat ?

5 Apakah peralatan, perlengkapan dan Tim untuk


penanggulangan keadaan darurat selalu siap siaga
selama 24 jam ?
6 Apakah Tim penganggulangan keadaan darurat
mempunyai kantor khusus?

7 Apakah ada nomor telepon yang khusus untuk


menghubungi Tim keadaan darurat dan terpasang pada
semua pesawat telepon?

8 Untuk P3K, apakah telah tersedia:


a. Obat-obatan dan perlengkapan P3K yang lengkap dan
sesuai
b. Tandu
c. Petugas P3K (First Aider) yang kompeten dan cukup
jumlahnya.

9 Apakah tersedia fasilitas ambulan?

10 Apah telah tersedia tempat berkumpul untuk keadaan


darurat (assembly point)?
11 Apakah telah tersedia tanda-tanda atau rambu-rambu
yang sesuai, jelas, dan cukup jumlahnya pada jalur
evakuasi?

12 Apakah telah tersedia peralatan sistem proteksi


kebakaran:
a. Pemadam api yang sesuai dan cukup jumlahnya
b. Sistem alarm kebakaran
c. Hydran
d. Heat detector atau smoke detector
e. Mobil Pemadam Kebakaran

13 Apakah peralatan sistem proteksi kebakaran diperiksa


secara periodik?
 Tenda  BA Control Board
 Long Spinal Boad  Rubber Hose 2,5 inch
 Short Spinal Board  Rubber Hose 1,5 inch
 Basket Streatcher  Y Piece
 Cervical Neck Collar  Adjustable Nozzle
 Trauma Kit  Static Rope
 Heavy Lift Air bags  Dynamic Rope
 Barrier Tape  Carabineers
 Traffic Cones  Seat harnesses
 Head Immobilization Device  Pulley (single & double)
 Fire Extinguisher  Extrication Machine
 SCBA  Chain Saw
 Navigation
 Medical Kit
Rescue
Rescue By Stage
R Reconnaissance and Survey
( Pastikan semua aman)
E Eleminationn of Utilities
(Pisahkan yang berbahaya)
P Primary Surface SAR
(Masuk ke Area Pencarian)
E Exploration of Void
(Cari yang berbahaya)
A Access by Selected Debris Removal
(Pindahkan puing)
T Terminate by General Debris
(Mengakhiri dengan membersihkan semua)
Medical Triage

Sistem triage diawali


dengan pengkategorian
korban dengan segera (
Red), Delayed( Yellow)
Minor( green), dan Black
( Deceased), setiap
penilaian korban tersebut
memerlukan waktu tidak
lebih dari 30 detik.
APD yang dibutuhkan
AED (Automatic External Dehilbilator)
CPR + AED

1. Menentukan daerah aman untuk pasien dan kita ( Clear Zone)


2. Cek Pernapasan pasien selama 5 - 10 detik masih ada atau ada tapi
tidak normal
3. Seandainya tidak ada/ tidak normal beri insyarat teman kita untuk
memanggil unit emergency terdekat.
4. Sambil menunggu bantuan datang kita memeriksa denyut nadi pasien,
5. Apabila denyut nadi juga selama 5 - 10 detik, jika tidak terasa
6. Maka lakukanlah chest compresions ( menekan dada tepat ditengah2 /
cardiac arrest) sebanyak 30 kali dan 2 kali bantuan nafas buatan
7. Dan dilakukan terus menerus selama 5 sampai 6 detik dan mengecek
ulang denyut nadi setiap 2 menit kemuadin lakukanlah sampai
bantuan emergency datang dan pasien di pindahkan ke rumah sakit.

+
1. Turn ON AED
2. Tempelkan AED
3. Perhatikan instruksi dari alat (AED)
4. Tekan START
Primary Survey

1. Alert
2. Verbal
3. Pain
4. Unresponsive
5. Stabilitation
6. Airway
7. Breathing
8. Circulation
9. Head to Toe
10.Pelvis
11.Leg
Stretchers / Tandu
1.Folding Stretcher
2.Scoop Stretcher
3.Spinal Injury Stretcher
Stretchers / Tandu

4.Basket Stretcher
5.Wraproud
6.KED / Body Spilt
Gambar bangunan akan collaps

- Electricity
- Gas
- Falling Object
-Collap
- Fire
- etc
Misi Evakuasi Mimika Air 5TPK5JT – April 2009
Pelayanan kesehatan korban gempa bumi di wilayah Yogyakarta
Penyaluran Bantuan

Pelepasan Anggota Tim di Kantor Gubernur Sumbar


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai