Anda di halaman 1dari 15

JATI DIRIKU SEBAGAI CEDEKIA : KARAKTER,

FILSAFAT, LOGIKA, DAN ETIKA

Makalah
bagi Ringkasan Materi Pokok Bahasan 1
untuk Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A

Oleh : Raka Reyhan Pendrian/1806149261

Guru pembimbing : Muhammad Nanda Widyarta B. Arch, MA.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR

Penulisan dalam makalah ini merupakan ringkasan dari pokok bahasan 1 mengenai Jatidiriku
Sebagai Cendekia : Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika yang diambil dari buku ajar Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A serta sumber-sumber dan referensi lainnya. Tujuan
penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari MPKTA. Sedikit berbeda dari buku ajar
MPKTA, makalah ini berisikan ringkasan materi pokok bahasan 1 saja yang dilengkapi dengan
beberapa sumber tambahan yang diambil dari buku, jurnal, dan referensi lainnya.

Makalah ini terbagi atas satu pokok bahasan yang terbagi menjadi empat sub pokok bahsan. Sub
pokok bahasan satu : Karakter, sub pokok bahasan dua : Filsafat, sub pokok bahasan tiga : Logika, dan
sub pokok bahasan empat : Axiologi. Keempat sub pokok bahasan ini merupakan suatu paket
pembelajaran mengenai pembentukan karakter serta kepribadian yang baik, dimana nantinya pembaca
diharapkan dapat memiliki wawasan yang luas, kritis, logis, beretika, dan memiliki nilai
kemanusiaan ketika ia memasuki dunia ilmu pengetahuan di tengah arus globalisasi yang
kompleks.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................................ 4

B. Metode Penulisan.............................................................................................4

C.Kerangka Penulisan .......................................................................................... 4

E. Tujuan Penulisan..............................................................................................5
F. Manfaat Penulisan............................................................................................5
BAB II ISI................................................................................................................6
A. Karakter ..........................................................................................................6
B. Filsafat.............................................................................................................9
C. Logika.............................................................................................................10
D. Axiologi……………………………………………………………………..12
BAB III PENUTUP.................................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................................14
Daftar Pustaka.........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jatidiri merupakan hal yang harus dimiliki setiap individu. Namun tidak semua individu
menemukan jatidirinya pada waktu yang bersamaan atau ditentukan oleh batasan waktu
tertentu. Adakalanya mereka haruslah menentukan dan menemukan jatidiri mereka dengan
cara yang berbeda-beda, salah satunya melalui proses pembelajaran. Sebagai seorang
mahasiswa, sudah sepatutnya mereka mengenali dan memahami karakter serta jatidiri
mereka masing-masing melalui proses pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terintegrasi A. Melalui pembelajaran mengenai karakter serta kepribadian
diri, diharapkan nanti mereka mendapatkan bekal atau pengetahuan mengenai kekuatan
karakter yang terkait dengan ilmu Filsafat, Logika, dan Etika. Dengan demikian
pembelajaran ini dapat membentuk karakter mahasiswa agar berwawasan luas, kritis,
logis, beretika, dan memiliki nilai kemanusiaan ketika ia memasuki dunia ilmu
pengetahuan di tengah arus globalisasi yang kompleks.

1.2 Metode Penulisan

Metode kepenulisan yang digunakan bersifat studi pustaka. Studi kepustakaan adalah
segala usaha yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dikaji. Metode ini mengandalkan
teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
literatur, serta sumber-sumber yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dikaji.
Informasi diperoleh dari buku ajar MPKTA, jurnal, dan sumber lainnya.

1.3 Kerangka Penulisan

Penulisan ini mulai dilakukan dengan mencari sumber serta bahan referensi yang
relevan dengan pokok bahasan yang akan dikaji, kemudian penulis mulai membaca serta
memahami pokok bahan dan kemudian meringkasnya kedalam bahasa yang singkat dan
4
mudah dipahami. Setelah itu penulis mulai menyusun materi yang diringkasnya dalam karya
tulis berupa makalah yang berjudul Karakter Jatidiriku Sebagai Cendekia : Karakter,
Filsafat, Logika, dan Etika.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah MPKTA.
Selain itu bertujuan untuk mendapatkan inti sari serta pemahaman lebih mendalam
mengenai pokok bahasan karakter jatidiriku sebagai cendekia berdasarkan pemahaman
karakter, ilmu filsafat, logika, dan etika.

1.5 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri selaku penulis dan
juga pembaca, sehingga dapat lebih mudah dalam mempelajari serta memahami materi
mengenai pembentukan karakter serta jatidiri yang baik. Selain itu dengan penulisan
makalah ini, diharapkan dapat membentuk karakter pembaca yang berwawasan luas, kritis,
logis, beretika, dan memiliki nilai kemanusiaan ketika ia memasuki dunia ilmu
pengetahuan di tengah arus globalisasi yang kompleks.

5
BAB II
ISI

2.1 Karakter

2.1.1 Pengertian
Menurut KBBI, karakter dapat diartikan sebagai tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak atau budi peekrti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.

2.1.2 Pendidikan Karakter


Kegiatan pengajaran untuk mengenali nilai-nilai universal, sehingga mampu
berikir dan bertindak sesuai dengan prinsip yang dianut oleh lingkungannya.
a. Sifat pendidikan karakter
 Kognitif
Pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengenali nilai moral dan
pengaruhnya terhadap Pendidikan.
 Pendidikan karakter
Pendidikan yang bersifat afektif (mengajarkan untuk mengenali cinta, saying,
kepedulian, lingkungan, dan negara).
b. Tujuan pendidikan karakter
 Menururt Ki Hajar Dewantara
Pendidikan karakter bertujuan untuk memerdekakan manusia.
 Menurut Santoso dalam Takwin
Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukan watak atau karakter,
adapun yang membentuk karater seseorang antara lain : Pendidikan,
pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan. Dalam ilmu
psikologi, pembentukan watak dan karakter merupakan proses pembentukan
manusia seutuhnya.

2.1.3 Nilai Karakter Menurut Kemendiknas RI 92011), ada 18.


Kedelapan belas kerakter tersebur diantaralain : 1). Religius, 2). Jujur, 3).
Toleransi, 4). Disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri, 8). Demokrasi, 9).

6
Rasa ingin tahu, 10). Cinta damai, 11). Semangat kebangsaan, 12). Cinta tanah air
13). Menghargai prestasi, 140. Komunikatif, 15). Gemar membaca, 16). Peduli
lingkungan, 17). Peduli social, 18). Tanggungjawab.

2.1.4 Membentuk Keutamaan dan Kekuatan Karakter.


Terdapat 6 kategori keutamaan karakter secara universal yang mencakup 24
kekuatan karakter, diantaranya :

1) Kebijaksanaan dan pengetahuan


Memiliki fungsi kognisi (cara manusia mendapat dan menggunakan
pengetahuan). Nilai keutamaan ini mencakup 6 kekuatan karakter, diantaranya
:kreativitas, orisinilitas, dan kecerdasan praktis; keingintahuan; cinta akan
pembelajaran; berpikir kritis dan terbuka; dan perspektif.

2) Kemanusian dan cinta


Merupakan kemampuan interpersonal dan social. Keutamaan ini mencakup
3 kekuatan karakter, diantaranya : Kemanusiaan, kebaikan hati, serta kecerdasan
social.

3) Kesatriaan
Merupakan kekuatan emosional untuk mencapai tujuan tertentu meskipun
mendapat halangan secara eksternal maupun internal. Keutamaan ini mencakup
4 kekuatan karakter, diantaranya : keberanian, ketabahan, integritas, dan vitalitas.

4) Keadilan
Keutamaan ini mencakup 3 kekuatan karakter, diantaranya :
kewarnegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan.

5) Pengelolaan diri
Pengelolaan diri adalah keutamaan untuk mengolah diri agar menjadi lebih
baik dan terhindar dari akibat buruk yang mungkin terjadi. Keutamaan ini
mencakup 4 kekuatan karakter, diantaranya : pengampunan dan belas kasih,
pengendalian diri, kerendahan hati, dan kehati-hatian.
7
6) Transendensi
Keutamaan yang berfungsi menghubungkan kehidupan manusia dengan
alam semesta. Keutamaan ini mencakup 5 kekuatan karakter, diantaranya :
penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, rasa bersyukur, penuh
harapan atau optimis, spiritualitas, dan menikmati hidup serta humor.

2.1.5 Memahami Nilai dan Nilai Dasar Universitas

1) Apa itu Nilai ?


Sebelum memahami nilai dasar Universitas, kita terlebih dahulu harus
memahami apakah itu nilai. Secara bahasa, nilai berasal dari bahasa Latin, yaitu
valere yang artinya bernilai. Nilai dapat diartkan sebagai sesuatu yang dianggap
berharga, penting, dan memiliki kegunaan (utilitas). Dewey mengatakan nilai
merupakan suatu alat yang berfungsi melakukan verifikasi atas ekspresi
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (Hunnex, 2004 : 58).
Nilai memiliki tiga ciri : nilai selalu berkaitan dengan subjek, nilai berada pada
konteks dimana subjek ingin membuat seusatu, dan nilai menyangkut sifat yang
ditambahkan oleh subjek pada sifat yang dimiliki objek.

2) Nilai Dasar Universitas Indonesia.


Menurut peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia No.
004/Peraturan/MWAUI/2015 tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas
Indonesia pasal 2 tentang nilai-nilai Universitas Indonesia mencakup :
Kejujuran, keadilan, keterpercayaan, kemartabatan, dan/atau penghormatan,
tanggungjawab dan akuntabilitas, kebersamaan, keterbukaan, kebebasan
akademik dan otonomi keilmuan, serta kepatuhan pada aturan, prosedur dan
panduan UI serta panduan lainnya.

8
2.2 Filsafat

2.2.1 Pengertian

Secara etimo;ogis, filsafat berasal dari dua kata Yunani yaitu, Philo (cinta) dan
Sophia (kebijaksanaan). Filsafat dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan,
sedangkan orang yang mencintai kebijaksanaan disebut sebagai filsuf. Orang yang
pertama kali menggunakan kata philosophia adalah sejarahwan Yunani, yaitu
Herodotus (484-424 SM). Filsafat kerap kali disebut sebagai induk ilmu
pengetahuan, karena kemunculannya mendahului ilmu pengetahuan. Filsafat melihat
realitas secara total untuk menemukan hakikat sesungguhnya, sedangkan ilmu
pengetahuan hanya mencoba menerangkan hubungan antara gejala yang tertangkap
oleh pengamatan manusia.
Seorang filsuf memiliki kecenderungan seperti anak kecil, karena kerap kali
mempertanyakan sesuatu hal yang bersifat fundamental. Bentuk pertanyaan tersebut
berupa apa dan mengapa, kedua pertanyaan ini merupakan dasar dari filsafat.
Adapun manfaat mempelajari filsafat yaitu, menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi; berpikir lebih mendalam dan mendasar; memperoleh kemampuan analisis,
berpikir kritis, dan logis; berpikir sistematis serta teratur; dan memperoleh
pengetahuan baru.

2.2.2 Pembagian Ilmu Filsafat

Berdasarkan sistematika klasiknya, filsafat dibagi menjadi 3 bagian yaitu,


Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
1) Ontologi
dapat disimpulkan sebagai studi filosofi tentang hakikat ada, ekstensi, realitas,
serta kategori dasar dan hubungannya. Ontologi dibagi menjadi 2 yaitu, ontologi
(dalam arti khusus) yang dapat ditangkap oleh indra dan metafisika yang tidak
dapat ditangkap oleh indra manusia.

9
2) Epistemologi
Merupakan cabang ilmu filsafat yang menkaji hakikat pengetahuan,
bagaimana proses manusia memperoleh pengetahuan dan bagaimana ia
mengetahuinya. Epistemologi terbagi menjadi 3 cabang yang lebih spesifik :
a. Filsafat ilmu pengetahuan, mengkaji ciri dan cara memperoleh ilmu
pengetahuan.
b. Filsafat metodologi, merupakan cabang ilmu filsafat yang mengkaji cara
dan metode dalam memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis,
sahih, dan teruji.
c. Filsafat Logika, merupakan kajian filsafat yang mempelajari teknik dan
kaidah penalaran yang tepat (argument).

3) Aksiologi

Secara etimologis, berasal dari dua kata Yunani yaitu, axia (nilai) dan logos
(ilmu, kajian, prinsip, atau aturan). Jadi, aksiologi merupakan sebuah studi
tentang nilai-nilai. Cabang filsafat yang termasuk kedalam aksiologi adalah etik
(cabang filsafat yang mengkaji tentang kebaikan dan perilaku baik) dan estetika
(cabang filsafat yang mengkaji tentang keindahan). Adapun karakteristik filsafat
yaitu, berpikir kritis, radikal, sistematis, dan rasional.

2.3 Logika

2.3.1 Pengertian Logika

Logika merupakan salah stu cabang filsafat. Secara etimologis, logika berasal
dari kata Yunani yaitu, Logos (pikiran atau kata). Logika pertama kali muncul pada
karya Aristoteles yang berjudul “The Oganon” yang berarti alat,yang dimaksudkan
alat adalah alat untuk berpikir. Menurut The Liang Gie (1980) logika adalah suatu
bidang pengetahuan didalam lingkungan filsafat yang dapat mempelajari mengenai
asas dan aturan penalaran yang benar. Penalaran merupakan suatu proses dimana
akal budi bergerak dari pengetahuan yang sudah dimiliki menuju pengetahuan banru.

10
Proses penalaran dapat ditempuh melalui dua jalan yaitu, logika deduktif dan
induktif (Hayon, 2000).

1) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif secara umum terbentuk dalam satu bentuk logis yang
disebut silogime. Silogisme merupakan suatu bentuk argumentasi yang terdiri
dari tiga proposisi, dimana proposisi pertama dan kedua merupakan landasan
penlaran, sedangkan proposisi ketiga merupakan hasil penalaran tersebut.
Logika deduktif memiliki tiga ciri yaitu, bersifat analitis, tautologis, dan a
Priori.
2) Penalaran Induktif
Penalaran induktif sangat bertumpu pada proses observasi, maka dari itu
pengetahuan yang dihasilkan merupakan generalisasi yang didasarkan pada
pengamatan kasus-kasus yang dinilai memiliki kesamaan. Logika induktif
memiliki tiga ciri yaitu, bersifat sintesis, general, dan posteriori.

2.3.2 Term dan Proposisi

1) Term

Term Merupakan kumpulan kata yang merupakan ekspresi verbal dari suatu
pengertian atau ungkapan lahiriah dari konsep. Ditinjau dari aspek luasannya,
term diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Term Universal, merupakan term yang merujuk pada keseluruhan luasnya
tanpa terkecuali.
b. Term Partikular, merupakan term yang merujuk pada sebagian dari
keseluruhan luas.
c. Term Singular, merupakan term yang merujuk pada tugas satu objek atau
individu yang memiliki jumlah pasti (spesifik).

2) Proposisi

Proposisi adalah pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara


subjek dan predikat. Kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat inversi
11
bukanlah suatu Proposisi. Proposisi terbagi menjadi beberapa jenis : proposisi
tunggal, proposisi majemuk, proposisi kategorial, proposisi kondisional,
proposisi afirmatif, proposisi negative, proposisi umumdan proposisi khusus.

2.3.3 Penalaran Langsung

Penalaran langsung adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu


proposisi (premis). Kesimpulan dihasilkan dengan membandingkan term subjek dan
term predikat. Penalaran langsung terbagi kedalam dua jenis penalaran :

a. Oposisi
Oposisi merupakan suatu proses penalaran yang membandingkan
antarproposisi terkait kualitas dan kuantitas proposisi dengan term yang sama.
Dalam penalaran oposisi ada empat jenis, yaitu Kontras, Subkontras, Subalterna,
dan Kontradiktoris.

b. Eduksi dan Luas Term Predikat


Penalaran Eduksi merupakan sebuah proses penalaran yang menarik
kesimpulan semakna dengan proposisi (premis) awalnya, tetapi berbeda dalam
redaksinya. Dapat dikatakan bahwa eduksi merupakan cara mengubah satu
proposisi ke proposisi lain dengan makna yang sama. Dalam logika, penalaran
eduksi ada empat jenis, yaitu Konversi, Obversi, Kontraposisi, dan Inversi.

2.4 Axiologi

2.4.1 Etika

Sebagai cabang dari ilmu filsafat, etika berfokus pada nilai dan moral manusia
yang berkenaan dengan tindakan manusia. Secara etimologi, etika berasal dari
bahasa Yunani, yaitu Ethos (akhlak, watak, dan adat kebiasaan). Pembahasan
mengenai etika dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Etika Normatif, bagaimana orang seharusnya bertindak.
b. Etika Terapan, penerapan etika pada topik kontroversional.
12
c. Etika Deskriptif, studi tentang hal-hal yang dianggap etis di masyarakat.
d. Metaetika, arti atau makna pernyataan yang ada di dalam etika.

Dalam ilmu filsafat, ada beberapa macam teori dalam etika yang dapat dijadikan
sebagai sebuah pendekatan dalam menentukan baik buruknya suatu akhlak, watak,
atau kebiasaan seseorang. Terdapat empat teori yang akan dibahas dalam makalah
ini, yaitu :
a. Hedonisme
Sesuatu dikatakan baik apabila menimbulkan dampak kenikmatan.
b. Eudemonisme
Sesuatu dikatakan baik apabila memiliki niat baik dan berdasarkan keutamaan
intelektual dan moral.
c. Deontologi
Etika normative yang berdasarkan pada kewajiban.
d. Utilitarianisme
Sesuatu dikatakan baik apabila bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.
e. Intuisionisme
Sesuatu yang baik tak dapat didefinisikan, tetapi dapat dikenali; intuisi sebagai
dasar pengenalan moral (realisme vs non-realisme etis).

2.4.2 Moral

Moralitas berasal dari bahasa Latin “moralis” yaitu, tata cara, karakter/perilaku
yang tepat. Moralitas seringkali dirujuk sebagai diferensiasi untuk mengambil
keputusan serta tindakan baik atau buruk, benar atau salah dan disepakati dalam
lingkungan tertentu.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri selaku penulis dan
juga pembaca, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari serta memahami materi
mengenai pembentukan karakter serta jatidiri yang baik. Selain itu dengan penulisan
makalah ini, diharapkan dapat membentuk karakter pembaca yang berwawasan luas, kritis,
logis, beretika, dan memiliki nilai kemanusiaan ketika ia memasuki dunia ilmu
pengetahuan di tengah arus globalisasi yang kompleks.

14
DAFTAR PUSTAKA

Takwin, Dr. Bagus, Prasetyawati, Dra. Wuri, dan teman-teman (2017). Buku Ajar Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A.
(https://drive.google.com/open?id=1uzG3ugg211RjLMjxpcVIIdKsc8WMa_foh, Diakses
pada : 01 Maret 2019).

Frizky, Fsal. Tanpa tanggal. Metode Penulisan, hlm. 11.


(https://www.academia.edu/30978192/BAB_III_METODE_PENULISAN, Diakses pada
: 02 Maret 2019).

Ltd, Medeley. 2018. Panduan Kutipan Format Harvard.


(https://www.mendeley.com/guides/harvard-citation-guide, Diakses pada : 02 Maret
2019).

15

Anda mungkin juga menyukai