Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah limpahkan rahmat serta
hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyusun laporan studi kasus mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis DHF. Laporan studi kasus ini penulis susun
guna melengkapi tugas-tugas bagi mahasiswa program Diploma Tiga keperawatan tahun ajaran
2018/2019 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dalam pengumpulan data penulis dibantu oleh berbagai pihak terkait termasuk sesama rekan
mahasiswa lainnya. Atas selesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu dengan doa sehingga laporan ini selesai.
3. Bapak Jahidul fikri selaku dosen serta Pembimbing Mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
empat serotip virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam
yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi
sampai timbulnya perdarahan sebagai akibat kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian (Soegijanto, 2002)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah 2 hari pertama. (Nabiel 2014)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam
manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Mansjoer, Arif 2008)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh
vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia
yaitu oleh aedes aegypti ( Smeltzer, 2001)
Kesimpulannya : dengue hemorogik fever atau demam berdarah dengue
merupakan deman oleh infeksi akut yang disebabkan oleh virus atau arto virus dengan
melalui gigitan nyamuk aedes dengan ditandai pelebaran permiabilitas kapiler, kelainan
nomeostasis, perdarahan dan bertendensi menyebabkan syok.
2. Klasifikasi
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju
tourniquet positif
b. Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
c. Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
d. Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur.
3. Etiologi
a) Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3
dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat
dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk
dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel
mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda
misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
b) Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang
lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2002).
c) host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue
tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang
pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang
mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat
imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990).
5. Patofisiologi
virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita menjadi demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal, di seluruh tubuh, ruam pada kulit, hyperemia
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembengkakan kelenjar getah
bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus
antibody sehingga terjadi trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastroinstenstinal pada dhf.
PATHWAY
DIC
PK PERDARAHAN PETEKIA, PENDARAHAN GUSI,
HEMTEMESIS MELENA
PERDARAHAN
PENURUNAN
HEMOGLOBIN
PK ANEMIA
1. Pengkajian
1. Wawancara
a. Biodata
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan saat ini.
Biasanya klien mengeluh demam, lemah, mengeluh sakit kepala, terjadi anemia, nyeri pada ulu
hati dan nyeri otot.
2) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di derita oleh klien.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg sama.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari derajat penyakit
DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Kepala
1) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis
2) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering & kadang-kadang lidah
tampak kotor dan adanya hiperemia pada tenggorokan
3) Leher : Tidak ada masalah pada leher
c. Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan bunyi redup
lantaran adanya efusi fleura
2. perencanaan
Diagnosa Intervensi Implementasi Rasional Evaluasi
1. Risiko 1. Monitor tingkat 1. Memonitor 1. Meningkatkan Risiko
aspirasi kesadaran, reflek tingkat kesadaran, ekspansi paru aspirasi
berhubungan batuk dan reflek batuk dan maksimal dan alat pada klien
dengan
kemampuan kemampuan pembersihan jalan dapat diatasi
hambatan
menelan, menelan menelan napas.
penurunan
2. Naikkan kepala 2. Menaikkan 2. Meningkatkan
refluks laring
dan glotis 30-45 derajat kepala 30-45 pengisian udara
terhadap setelah makan. derajat setelah seluruh segmen
cairan refluks. makan. paru, memobilisasi
3. Potong makanan dan mengeluarkan
kecil kecil. 3.Memotong sekret.
makanan kecil
4. Hindari makan kecil. 3. Menghindari
kalau residu masih terjadinya risiko
banyak 4. Menghindari aspirasi yang terlalu
makan kalau residu tinggi.
masih banyak
4. Dapat membatasi
ekspansi
gastroesofagus
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
pengeluaran yang berlebihan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
muntah
1. Diskusikan 1. Mendiskusikan 1. Dengan memilih Ketidakseimbangan
pada pasien pada pasien makanan yang nutrisi pada pasien
makanan makanan yang disukai pasien maka GERD dapat
yang disukainya dan selera makan si ditangani
disukainya makanan yang pasien akan
dan makanan tidak disukainya. bertambah dan
yang tidak dapat mengurangi
disukainya. 2. Membuat jadwal rasa mual dan
masukan tiap jam. muntah.
2. Buat Anjurkan
jadwal mengukur 2. Setelah tindakan
masukan tiap cairan/makanan dan pembagian,
jam. Anjurkan minum sedikit demi kapasitas gaster
mengukur sedikit atau makan menurun kurang
cairan/makan secara perlahan. dari 50 ml,
an dan minum sehingga perlu
sedikit demi 3. Memberitahu makan
sedikit atau pasien untuk duduk sedikit/sering.
makan secara saat makan/minum.
perlahan. 3. Menurunkan
4. Mekankan kemungkinan
3. Beritahu pentingnya aspirasi.
pasien untuk menyadari kenyang
duduk saat dan menghentikan 4. Makan
masukan. berlebihan dapat
makan/minum 5. Menimbang mengakibatkan
. berat badan tiap mual dan muntah
hari. Buat jadwal
4. Tekankan teratur setelah 5. Pengawasan
pentingnya pulang. kehilangan dan alat
menyadari pengkajian
kenyang dan 6. Berkolaborasi kebutuhan nutrisi
menghentikan dengan ahli gizi
masukan. 6. Perlu bantuan
dalam perencanaan
5. Timbang diet yang
berat badan memenuhi
tiap hari. Buat kebutuhan nutrisi
jadwal teratur
setelah
pulang.
6. Kolaborasi
dengan ahli
gizi
A. Tinjauan Kasus
1.Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1. Identitas
A. Identitas Pasien
1) Nama : Tn.I
2) No RM : 567385
3) Usia : 19th
6) Agama : Islam
8) Suku : Sunda
2) Umur : 39 tahun
4) Pendidikan : SLTA
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam
b. Alasan Masuk RS
Klien datang ke rs dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam
naik turun, diserttai mual, pusing, dan nyeri pada bola mata dan nafsu
makan menurun.
c. Riwayat Kesehatan lalu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat, dan tidak memliki
riwayat hipertensi dan yang lainnya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti
klien
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1. Support system
Keluarga klien mengatakan selalu mendukung dan mendoakan klien agar
cepat sembuh
2. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif dalam berbicara
3. Nilai Kepercayaan
Klien merupakan seorang muslim, sebelum sakit klien rajin ibadah sholat
5 waktu setelah sakit klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya
f. Lingkungan
1. Rumah
Kebersihan : keluarga klien sering membersihkan rumah
Polusi : rumah klien memiliki ventilasi yang cukup dan
2. Pekerjaan
Kebersihan : tidak bekerja
Polusi : tidak terkaji
Bahaya : tidak terkaji
2 Pola cairan
3 Pola eliminasi
BAK
BAB
a. Frekuensi 1 x 1/ hari 1x 1/ hari
b. Warna Kuning kuning
c. Bau Khas Khas
d. Konsistensi Lembek Lembek
e. Keluhan Tidak ada Sudah sehari tidak
f. Penggunaan Tidak ada bab
obat Tidak ada
pencahar
4 Personal hygiene
a. keadaan
sosial : Tidak bermasalah Tidak bermasalah
pekerjaan
situasi
keluatga,
kelompok
sosial
b. Identitas Tidak bermasalah Tidak bermasalah
personal :
penjelasan
tentang diri
sendiri,
kekuatan
dan
kelemahan
yang
dimiliki
c. Keadaan Tidak bermasalah Tidak bermasalah
fisik, segala
sesuatu yang
berkaitan
dengan
tubuh
d. Harga diri: Tidak bermasalah Tidak bermasalah
perasaan
mengenai
diri sendiri
e. Ancaman Tidak bermasalah Tidak bermasalah
terhadap
konsep diri
(sakit,
perubahan
peran)
f. Riwayat Tidak bermasalah Tidak bermasalah
berhubungan
dengan
masalah
fisik atau
psikologi
g. Data Tidak bermasalah Tidak bermasalah
pemeriksaan
fisik yang
berkaitan
(mengurung
diri, murung
tidak mau
berinteraksi)
11 Pola reproduksi -
seksualitas
a. Masalah atau Tidak ada masalah Tidak ada masalah
perhatian
seksualitas
b. Menstruasi, Tidak mengalami Tidak mengalami
jumlah anak, menstruasi, blm menstruasi, blm
jumlah suami/istri punya istri atau anak punya istri atau anak
C. Gambaran Tidak terkaji Tidak terkaji
perilaku seksual
(perilaku seksual
yang aman, pelukan
sentuhan)
D. Pengetahuan Tidak terkaji Tidak terkaji
yang berhubungan
dengan seksualitas
dan reproduksi
E. Efek terhadap Tidak ada Tidak ada
kesehatan
F. Riwayat yang Tidak ada Tidak ada
berhubungan
dengan masalah
fisik dan atau
psikologi
G. Data Tidak ada Tidak ada
pemeriksaan fisik
yang berkaitan (KU,
genitalia, payudara,
rektum)
12 Pola toleransi stress
Hematologi
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: - klien mengatakn Arbovirus hipertermia
mual
↓
- Klien
Beredar di aliran darah
mengatakn
pusing ↓
DO: -keadaan umum Infeksi virus dengue
klien=lemah
↓
- Ttv: TD: 110/80
mmhg Proses inflamasi
S: 38,4 c ↓
Rr: 21x/menit
Nadi: 82x/menit Aktivasi interleukin
Trombosit: menurun di hipotalamus
65000/mm3 ↓
Pengeluaran prostaglandin
↓
Peningkatan kerja
thermostat
↓
Peningkatan suhu tubuh
↓
hipertermia
Ds: - klien mengeluh mual Arbovirus ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Do: - klien terlihat tidak ↓
tubuh
menghabiskan makanan
Beredar di aliran darah
-penurunan bb sebanyak 1
↓
kilo
Infeksi virus dengue
Ttv: TD: 110/80 mmhg
↓
S: 38,4 c
Peningkatan permeabilitas
Rr: 21x/menit
membran
Nadi: 82x/menit.
↓
Trombosit: 65000/mm3
Kebocoran plasma ke
extravaskuler
↓
Abdomen
↓
Ascites
↓
Mual, muntah
↓
Penurunan nafsu makan
↓
penurunan intake makanan
↓
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d mual muntah