Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah limpahkan rahmat serta
hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyusun laporan studi kasus mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis DHF. Laporan studi kasus ini penulis susun
guna melengkapi tugas-tugas bagi mahasiswa program Diploma Tiga keperawatan tahun ajaran
2018/2019 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dalam pengumpulan data penulis dibantu oleh berbagai pihak terkait termasuk sesama rekan
mahasiswa lainnya. Atas selesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu dengan doa sehingga laporan ini selesai.

3. Bapak Jahidul fikri selaku dosen serta Pembimbing Mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 27 November 2018


BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
 Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
empat serotip virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam
yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi
sampai timbulnya perdarahan sebagai akibat kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian (Soegijanto, 2002)
 Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah 2 hari pertama. (Nabiel 2014)
 Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam
manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Mansjoer, Arif 2008)
 Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh
vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia
yaitu oleh aedes aegypti ( Smeltzer, 2001)
Kesimpulannya : dengue hemorogik fever atau demam berdarah dengue
merupakan deman oleh infeksi akut yang disebabkan oleh virus atau arto virus dengan
melalui gigitan nyamuk aedes dengan ditandai pelebaran permiabilitas kapiler, kelainan
nomeostasis, perdarahan dan bertendensi menyebabkan syok.
2. Klasifikasi
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju
tourniquet positif
b. Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
c. Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
d. Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur.

3. Etiologi
a) Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3
dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat
dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk
dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel
mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda
misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
b) Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang
lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2002).
c) host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue
tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang
pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang
mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat
imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990).

4. Tanda dan gejala


a) Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b) Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c)Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d) Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e) Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f) Sakit kepala.
g) Pembengkakan sekitar mata.
h) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

5. Patofisiologi
virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita menjadi demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal, di seluruh tubuh, ruam pada kulit, hyperemia
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembengkakan kelenjar getah
bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus
antibody sehingga terjadi trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastroinstenstinal pada dhf.
PATHWAY

ARBOVIRUS (NYMUK AEDES


AEGEPTY)

BEREDAR DI ALIRAN DARAH

INFEKSI VIRUS DENGUE


(VIREMIA)

PROSES INFLAMASI AKTIVASI SISTEM


KOMPLEMEN

AKTIVASI INTERLEUKIN 1 PELEPASAN MEDIATOR MEMBENTUK DAN


DI HIPOTALAMUS KIMIA MELEPASKAN ZAT C3A
DAN C5A

PENGELUARAN MENEKAN FREE NERVE


PENINGKATAN
PROSTAGLANDIN ENDING
PERMEABILITAS MEMBRAN

SAKIT PADA OTOT/ SENDI


PENINGKATAN KERJA
THERMOSTAT
AGRESASI KERUSAKAN KEBOCORAN
NYERI AKUT TROMBOSIT ENDOTEL PEM. PLASMA
PENINGKATAN SUHU DARAH
TUBUH
JUMLAH TROMBOSIT DI
MERANGSANG DAN
VASKULER BERKURANG
MENGAKTIVASIFAKT
HIPERTERMIA
OR PEMBEKUAN
TROMBOSTITOPENIA

DIC
PK PERDARAHAN PETEKIA, PENDARAHAN GUSI,
HEMTEMESIS MELENA
PERDARAHAN
PENURUNAN
HEMOGLOBIN

PK ANEMIA

B. Pendekatan proses keperawatan pada klien dengan kasus tersebut

1. Pengkajian

1. Wawancara
a. Biodata
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan saat ini.
Biasanya klien mengeluh demam, lemah, mengeluh sakit kepala, terjadi anemia, nyeri pada ulu
hati dan nyeri otot.
2) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di derita oleh klien.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg sama.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari derajat penyakit
DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Kepala
1) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis
2) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering & kadang-kadang lidah
tampak kotor dan adanya hiperemia pada tenggorokan
3) Leher : Tidak ada masalah pada leher
c. Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan bunyi redup
lantaran adanya efusi fleura

d. Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan


e. Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat ditemukan adanya
pembesaran hepar & limpa
f. Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi
g. Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta hematoma.

2. perencanaan
Diagnosa Intervensi Implementasi Rasional Evaluasi
1. Risiko 1. Monitor tingkat 1. Memonitor 1. Meningkatkan Risiko
aspirasi kesadaran, reflek tingkat kesadaran, ekspansi paru aspirasi
berhubungan batuk dan reflek batuk dan maksimal dan alat pada klien
dengan
kemampuan kemampuan pembersihan jalan dapat diatasi
hambatan
menelan, menelan menelan napas.
penurunan
2. Naikkan kepala 2. Menaikkan 2. Meningkatkan
refluks laring
dan glotis 30-45 derajat kepala 30-45 pengisian udara
terhadap setelah makan. derajat setelah seluruh segmen
cairan refluks. makan. paru, memobilisasi
3. Potong makanan dan mengeluarkan
kecil kecil. 3.Memotong sekret.
makanan kecil
4. Hindari makan kecil. 3. Menghindari
kalau residu masih terjadinya risiko
banyak 4. Menghindari aspirasi yang terlalu
makan kalau residu tinggi.
masih banyak
4. Dapat membatasi
ekspansi
gastroesofagus

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
pengeluaran yang berlebihan.

1.Monitor 1.Memonitor status 1. Perubahan pada Defisit volume


status hidrasi. hidrasi. kapasitas gaster dan cairan dapat diatasi
mual sangat
2. Kaji tanda 2. Mengkaji tanda mempengaruhi
vital, catat vital, catat masukan dan
perubahan perubahan TD, kebutuahan cairan,
TD, takikardi, takikardi, turgor peningkatan risiko
turgor kulit kulit dan dehidrasi.
dan kelembaban
kelembaban membran mukosa. 2. Indikator
dehidrasi/hipovole
membran 3.Memberikan mia, keadekuatan
mukosa. cairan tambahan IV penggantian cairan.
sesuai indikasi.
3. Berikan 3.Menggantikan
cairan 4.Mendorong kehilangan cairan
tambahan IV masukan oral bila dan memperbaiki
sesuai mampu keseimbangan
indikasi. cairan dalam fase
segera dan pasien
4. Dorong mampu memenuhi
masukan oral cairan per oral.
bila mampu
4. Memungkinkan
penghentian
tindakan dukungan
cairan infasif dan
kembali ke normal.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
muntah
1. Diskusikan 1. Mendiskusikan 1. Dengan memilih Ketidakseimbangan
pada pasien pada pasien makanan yang nutrisi pada pasien
makanan makanan yang disukai pasien maka GERD dapat
yang disukainya dan selera makan si ditangani
disukainya makanan yang pasien akan
dan makanan tidak disukainya. bertambah dan
yang tidak dapat mengurangi
disukainya. 2. Membuat jadwal rasa mual dan
masukan tiap jam. muntah.
2. Buat Anjurkan
jadwal mengukur 2. Setelah tindakan
masukan tiap cairan/makanan dan pembagian,
jam. Anjurkan minum sedikit demi kapasitas gaster
mengukur sedikit atau makan menurun kurang
cairan/makan secara perlahan. dari 50 ml,
an dan minum sehingga perlu
sedikit demi 3. Memberitahu makan
sedikit atau pasien untuk duduk sedikit/sering.
makan secara saat makan/minum.
perlahan. 3. Menurunkan
4. Mekankan kemungkinan
3. Beritahu pentingnya aspirasi.
pasien untuk menyadari kenyang
duduk saat dan menghentikan 4. Makan
masukan. berlebihan dapat
makan/minum 5. Menimbang mengakibatkan
. berat badan tiap mual dan muntah
hari. Buat jadwal
4. Tekankan teratur setelah 5. Pengawasan
pentingnya pulang. kehilangan dan alat
menyadari pengkajian
kenyang dan 6. Berkolaborasi kebutuhan nutrisi
menghentikan dengan ahli gizi
masukan. 6. Perlu bantuan
dalam perencanaan
5. Timbang diet yang
berat badan memenuhi
tiap hari. Buat kebutuhan nutrisi
jadwal teratur
setelah
pulang.

6. Kolaborasi
dengan ahli
gizi

4. Nyeri akut 1. Kurangi faktor 1.Mengurangi 1. Dengan Nyeri akut


berhubungan presipitasi nyeri faktor presipitasi berkurangnya faktor pada pasien
dengan nyeri pencetus nyeri maka dapat diatasi
inflamasi 2. Tingkatkan pasien tidak terlalu
lapisan istirahat 2. Meningkatkan
esofagus. merasakan
istirahat intensitas nyeri.
3. Berikan
informasi tentang 3. Memberikan 2. Menurunkan
nyeri seperti informasi tentang tegangan abdomen
penyebab nyeri, nyeri seperti dan meningkatkan
berapa lama nyeri penyebab nyeri, rasa kontrol.
akan berkurang, berapa lama nyeri
dan antisipasi akan berkurang, 3. Pemberian
ketidaknyamanan dan antisipasi informasi yang
prosedur. ketidaknyamanan berulang dapat
prosedur. mengurangi rasa
4. Ajarkan tentang kecemasan pasien
teknik 4. Mengajarkan terhadap rasa
nonfarmakologi tentang teknik nyerinya.
seperti teknik nonfarmakologi
relaksasi nafas seperti teknik 4. Meningkatkan
dalam, distraksi relaksasi nafas relaksasi,
dalam, distraksi dan memfokuskan
kembali perhatian
dan kompres kompres dan meningkatkan
hangat/dingin. hangat/dingin. kemampuan koping.

5. Kolaborasikan 5. . 5. Perlu penanganan


dalam pemberian Berkolaborasikan obat untuk
analgesik untuk dalam pemberian memudahkan
mengurangi nyeri analgesik untuk istirahat adekuat dan
mengurangi nyeri penyembuhan

5. 1. Posisikan pasien 1. Memposisikan 1. Peninggian Bersihan


Bersihan jalan untuk pasien untuk kepala tempat tidur jalan nafas
nafas tidak memaksimalkan memaksimalkan mempermudah efektif.
efektif
ventilasi ventilasi fungsi pernapasan
berhubungan
dengan dengan
2. Lakukan 2. Melakukan menggunakan
refluks cairan
fisioterapi dada jika fisioterapi dada jika gravitasi.
ke laring dan
tenggorokan perlu perlu
2. Fisioterapi dada
3.Atur intake untuk 3. Mengatur intake dapat mengeluarkan
cairan untuk cairan sisa sekret yang
mengoptimalkan mengoptimalkan masih tertinggal.
keseimbangan. keseimbangan.
3. Keseimbangan
akan stabil apabila
antara pemasukan
dan pengeluaran
diatur
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1.Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1. Identitas

A. Identitas Pasien

1) Nama : Tn.I

2) No RM : 567385

3) Usia : 19th

4) Status Perkawinan : Belum Menikah

5) Pekerjaan : tidak bekerja

6) Agama : Islam

7) Pendidikan : tidak sekolah

8) Suku : Sunda

9) Alamat Rumah : kp. Torobosan rt 4/12 cipageran, cimahi

10) Sumber Biaya : keluarga, Bpjs

11) Tanggal Masuk RS : 22 November 2018 ( 14.00)

12) Diagnosa medis : DHF (Dengue hemorragic fever)

B. Identitas Penanggung jawab


1) Nama : Ny. O

2) Umur : 39 tahun

3) Hub dengan pasien : kakak

4) Pendidikan : SLTA

5) Alamat : kp. Torobosan rt 4/12 cipageran, cimahi

II. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam
b. Alasan Masuk RS
Klien datang ke rs dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam
naik turun, diserttai mual, pusing, dan nyeri pada bola mata dan nafsu
makan menurun.
c. Riwayat Kesehatan lalu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat, dan tidak memliki
riwayat hipertensi dan yang lainnya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti
klien
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1. Support system
Keluarga klien mengatakan selalu mendukung dan mendoakan klien agar
cepat sembuh
2. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif dalam berbicara
3. Nilai Kepercayaan
Klien merupakan seorang muslim, sebelum sakit klien rajin ibadah sholat
5 waktu setelah sakit klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya
f. Lingkungan
1. Rumah
Kebersihan : keluarga klien sering membersihkan rumah
Polusi : rumah klien memiliki ventilasi yang cukup dan
2. Pekerjaan
Kebersihan : tidak bekerja
Polusi : tidak terkaji
Bahaya : tidak terkaji

g. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit


no kebiasaan Sebelum masuk di Dirumah sakit
rumah sakit
1 Pola Nutrisi

a. Asupan Secara oral Secara oral


b. Frekuensi makan 3 x sehari 3x sehari
c. Nafsu makan Baik, habis 1 porsi Menurun
Camilan
d. Makana Tidak ada Tidak ada
tambahan
e. Makanan alergi Tidak ada Tidak ada
f. Perubahan BB tetap Turun 1 kilo

2 Pola cairan

a. Asupan Secara oral Secara oral


cairan
b. Jenis Air putih Air putih
c. Frekuensi 6-8 gelas 6 - 8 gelas
d. Volume ± 2000 ml/hari ± 1500 ml/hari

3 Pola eliminasi

BAK

a. Frekuensi 5 - 8 x/ hari 6 - 7 x / hari


b. Jumlah ± 1000 ml ± 1000 ml
output
c. Warna Kuning jernih Kuning jernih
d. Bau Khas Khas
e. Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB
a. Frekuensi 1 x 1/ hari 1x 1/ hari
b. Warna Kuning kuning
c. Bau Khas Khas
d. Konsistensi Lembek Lembek
e. Keluhan Tidak ada Sudah sehari tidak
f. Penggunaan Tidak ada bab
obat Tidak ada
pencahar
4 Personal hygiene

a. Mandi Mandiri Diseka keluarga


b. Oral hygiene Mandiri Mandiri
- Frekuens 1x1 1x1
i
- waktu Pagi hari Pagi hari
c. Cuci rambut 3 x seminggu Belum

5 Pola istirahat tidur

a. Lama tidur ± 7 jam 7 - 8 jam


b. Waktu tidur
- Siang Jarang ± 2 jam
- malam ± 7 jam ± 8 jam
c. Kebiasaan
sebelum
tidur Tidak ada
- Penggun Tidak ada
aan obat
tidur
- Kegiatan Berdoa Berdoa
lain
d. Kesulitan Insomnia Tidak ada
dalam tidur
-menjelang
tidur
- sering
terbangun
- merasa
tidak
nyaman
setelah
bangun tidur
6 Pola aktivitas dan
latihan
a. Kegiatan Seorang Seorang pasien
dalam pengangguran
pekerjaan Tidak ada
b. waktu Tidak
bekerja
c. kegiatan Nongkrong Tidak ada
waktu luang
d. keluhan Tidak ada Tidak ada
dalam
beraktivitas
e. olahraga
- jenis - lari kecil - tidak melakukan
- frekuensi - kadang kadang - tidak melakukan
f. keterbatasan
dalam hal
- mandi Mandiri Mandiri
- menggun Mandiri Mandiri
akan
pakaian
- berhias Mandiri Mandiri

7. Pola kebiasaan yang


mempengaruhi
kesehatan
a. merokok
- frekuensi 8-9x Tidak merokok
- jumlah 8 - 9 batang Tidak merokok
- lama 1 smp Tidak merokok
pemakai
an
b. minuman
keras
- frekuensi tidak pernah Tidak minum
- jumlah Tidak pernah Tidak minum
- lama Tidak pernah Tidak minum
pemakai
an
c. ketergantung Tidak ada Tidak ada
an obat
8 Pola persepsin -
kognitif
a. gambaran
penginderaa
n
- penglihata Baik Baik dapat mebaca
n nama perwat
- penciuman Baik Baik dapat
membedakan bau
- pendengar Baik Baik dapat
an menjawab
pertanyaan perawat
- perasa Baik
- peraba Baik Baik
b. penggunaan Tidak ada Baik
alat bantu Tidak ada
indera
9 Pola konsep diri

a. keadaan
sosial : Tidak bermasalah Tidak bermasalah
pekerjaan
situasi
keluatga,
kelompok
sosial
b. Identitas Tidak bermasalah Tidak bermasalah
personal :
penjelasan
tentang diri
sendiri,
kekuatan
dan
kelemahan
yang
dimiliki
c. Keadaan Tidak bermasalah Tidak bermasalah
fisik, segala
sesuatu yang
berkaitan
dengan
tubuh
d. Harga diri: Tidak bermasalah Tidak bermasalah
perasaan
mengenai
diri sendiri
e. Ancaman Tidak bermasalah Tidak bermasalah
terhadap
konsep diri
(sakit,
perubahan
peran)
f. Riwayat Tidak bermasalah Tidak bermasalah
berhubungan
dengan
masalah
fisik atau
psikologi
g. Data Tidak bermasalah Tidak bermasalah
pemeriksaan
fisik yang
berkaitan
(mengurung
diri, murung
tidak mau
berinteraksi)

10 Pola hubungan dan


peran
a. Gambaran Penting Penting
tentang peran
berkaitan dengan
keluarga, teman,
kerja
b. Kepuasan/ Puas Puas
ketidakpuasaan
menjalankan peran
C. Efek terhadap Tidak ada Tidak ada
status kesehatan
D. Pentinya Sangat penting Sangat penting
keluarga
E. Struktur dan Baik Baik
dukungan keluarga
F. Proses Musyawarah Musyawarah
pengambilan
keputusan
G. Pola Belum menikah dan Belum menikah dan
membesarkan anak belum punya anak belum punya anak
H. Hubungan Baik Baik
dengan orang lain
I. Orang terdekat Kakak Kakak
dengan klien
J. Data Tidak ada Tidak baik
pemeriksaan fisik
yang berkaitan

11 Pola reproduksi -
seksualitas
a. Masalah atau Tidak ada masalah Tidak ada masalah
perhatian
seksualitas
b. Menstruasi, Tidak mengalami Tidak mengalami
jumlah anak, menstruasi, blm menstruasi, blm
jumlah suami/istri punya istri atau anak punya istri atau anak
C. Gambaran Tidak terkaji Tidak terkaji
perilaku seksual
(perilaku seksual
yang aman, pelukan
sentuhan)
D. Pengetahuan Tidak terkaji Tidak terkaji
yang berhubungan
dengan seksualitas
dan reproduksi
E. Efek terhadap Tidak ada Tidak ada
kesehatan
F. Riwayat yang Tidak ada Tidak ada
berhubungan
dengan masalah
fisik dan atau
psikologi
G. Data Tidak ada Tidak ada
pemeriksaan fisik
yang berkaitan (KU,
genitalia, payudara,
rektum)
12 Pola toleransi stress

a. Sifat pencetus Tidak ada Tidak ada


stress yang
dirasakan baru baru
ini
b. Tingkat stress Tidak ada Tidak ada
yang dirasakan
c. Gambaran Tidak ada Tidak ada
respon umum dan
khusus terhadap
stres
d. Strategi Tidak ada Tidak ada
mengatasi stress
yang biasa
digunakan dan
keefektifan nya
e. Strategi koping Tidak ada Tidak ada
yang biasa
digunakan
f. Pengetahuan dan Tidak ada Tidak ada
penggunaan teknik
manajemen stres
g. Hubungan antara Tidak ada Tidak ada
manajemen stress
dengan keluarga
13 Pola keyakinan -
nilai
a. Latar belakang Klien berasal dari Klien berasal dari
budaya / etnik suku sunda suku sunda
b. Status ekonomi, cukup cukup
perilaku kesehatan
yang berkaitan
dengan kelompok
budaya / etnik
c. Tujuan kehidupan Untuk keluarganya Untuk keluarganya
bagi pasien
d. Pentingnya Klien seorang Klien seorang
agama / spiritualitas penganut agama islam penganut agama
e. Dampak masalah Tidak ada islam
kesehatan terhadap Tidak ada
spiritualitas
f. Keyakinan dalam Tidak ada
budaya (mitos, Tidak ada
kepercayaan,
larangan, adat) yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
III. Pengkajian Fisik
Kesadaran (GCS) : Composmentis E: 4 V: 5 M : 6 = 15
Tekanan Darah : 110/80 mmhg
Nadi : 82 x menit
Respirasi Rate : 21 x menit
Suhu :38,4 c
Pemeriksaan Fisik Head To Toe :
1) Kepala : tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada hematoma
2) Rambut : warna hitam ada uban , pendek, kebersihan bersih,
distribusi merata, tidak ada kerontokan
3) Mata : bentuk simetris, konjungtiva ananemis, fungsi penglihatan
baik, tidak ada sekret, tidak ada katarak, ada nyeri tekan, sklera
anikterik, tidak ada penggunaan alat bantu
4) Telinga : bentuk simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
serumen, tidak ada lesi
5) Hidung : tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak terpasang oksigen,
tidak terpasang selang NGT, tidak ada nyeri tekan fungsi
penciuman baik bisa mencium wangi parfum
6) Mulut : warna bibir pink pucat kehitaman, mukosa bibir sedikit
kering, tidak ada stomatitis, gigi utuh berlubang, kebersihan lidah
bersih, tes pengecapan baik bisa merasakan rasa manis asin tidak
ada sekresi dahak
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe,
tidak ada nyeri tekan, rom baik tidak ada nyeri saat menelan
8) Dada : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdengar wheezing ataupun ronkhi bunyi jantung
lubdub
9) Abdomen :tidak ada nyeri tekan pada bagian perut, kebersihan
bersih, bising usus 6
10) Genital : tidak terpasang selang kateter
11) Ekstremitas atas dan bawah : warna kulit coklat, lengan kanan kiri
simetris, crt <2 detik, turgor kulit baik, tidak ada luka ataupun lesi
tidak ada nyeri tekan kekuatan otot kiri 5 kanan 5, kaki kiri dan
kanan simetris kekuatan otot kiri 5 kanan 5 reflek patela baik sensor
babinski baik
b. Pemeriksaan dan penatalaksanaan
1) Pemeriksaan Laboratorium
Nama klien : Tn I Ruangan : Talaga Bodas
Usia : 19 tahun. Tanggal : 22 november 2018
No RM : 567385

Pemeriksaan lab darah

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Keterangan

Hematologi

Hemoglobin 15,3 g/dl 13.0 - 18.0


Eritrosit 5.4 10^6/ul 4.0 - 5.5
Leukosit 4.0 10^3/ ul 4.0 - 10.0
Hematokrit 41,1 % 38.0 - 51.0
Trombosit 65 10^3/ul 150 - 450

MCV, MCH, MCHC,

MCV 76,3 Fl 75.0 - 100.0


MCH 28,4 Pq 25.0 - 32.0
MCHC 37,2 g/dl 32.0 - 36.0

II. Penatalaksaan medis


1) Tindakan medis
Pemasangan infus rl
2) Pemberian obat
Ondansetron iv 2x1
Omz iv 1x1
Pci po 2x500

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: - klien mengatakn Arbovirus hipertermia
mual

- Klien
Beredar di aliran darah
mengatakn
pusing ↓
DO: -keadaan umum Infeksi virus dengue
klien=lemah

- Ttv: TD: 110/80
mmhg Proses inflamasi
S: 38,4 c ↓
Rr: 21x/menit
Nadi: 82x/menit Aktivasi interleukin
Trombosit: menurun di hipotalamus
65000/mm3 ↓
Pengeluaran prostaglandin

Peningkatan kerja
thermostat

Peningkatan suhu tubuh

hipertermia
Ds: - klien mengeluh mual Arbovirus ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Do: - klien terlihat tidak ↓
tubuh
menghabiskan makanan
Beredar di aliran darah
-penurunan bb sebanyak 1

kilo
Infeksi virus dengue
Ttv: TD: 110/80 mmhg

S: 38,4 c
Peningkatan permeabilitas
Rr: 21x/menit
membran
Nadi: 82x/menit.

Trombosit: 65000/mm3
Kebocoran plasma ke
extravaskuler

Abdomen

Ascites

Mual, muntah

Penurunan nafsu makan

penurunan intake makanan

ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh

Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa tujuan intevensi rasional implementasi evaluasi
keperawatan

Hipertermi b.d kaji suhu Mengetahui Mengkaji


infeksi virus tubuh klien peningkatan suhu tubuh
dengue suhu tubuh klien
beri kompres
air hangat Mengurangi Memberi
panas kompres air
anjurkan
hangat
pasien ubntuk Untuk
banyak mengganti Menganjurkan
minum (3000 cairan tubuh pasien untuk
cc) yang hilang banyak
akibat minum (3000
anjurkan
evaporasi cc)
pasien
menggunakan Memberikan Menganjurkan
pakaian yang rasa nyaman pasien
tipis dan menggunakan
mudah pakaian tipis
dan mudah
menyerap menyerap
keringat keringat

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d mual muntah

Anda mungkin juga menyukai