Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SEMIOTIK MAKNA SIMBOLIK PADA RITUAL TIWAH

DI DESA RANTAU PULUT KALIMANTAN TENGAH

Pengajuan Judul

Oleh :

Inni Fatiyah Kusumastuti

AAB 115 051

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
2019
ANALISIS SEMIOTIK MAKNA SIMBOLIK PADA RITUAL TIWAH

DI DESA RANTAU PULUT KALIMANTAN TENGAH

A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, manusia tidak pernah lepas dari kebudayaan dan adat istiadat.
Budaya juga berfungsi sebagai identitas dan ciri khas. Untuk itu, keberadaannya
sangatlah penting. Tak heran jika setiap kelompok atau golongan masyarakat tertentu
memiliki budaya yang berbeda-beda. Kata kebudayaan diambil dari Bahasa Sansekerta,
yakni “buddhayah” yang artinya adalah hal-hal yang memiliki arti budi dan akal manusia.
Secara garis besar, maksudnya adalah dengan budi dan akal, manusia dapat
melangsungkan kehidupan.

Budaya bersifat turun temurun, dari generasi ke generasi terus diwariskan. Salah
satu budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kalimantan Tengah adalah tradisi
Kebudayaan Tiwah. Tradisi kebudayaan tiwah merupakan upacara adat kematian yang
dilaksanakan penganut Hindu Kaharingan masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan
Tengah. Ritual ini bertujuan untuk mengantar arwah (liaw) menuju tempat asa; (lewu
tatau) bersama Ranying (dewa tertinggi dalam kepercayaann Kaharingan).

Sayangnya pada ritual tiwah sudah banyak dilupakan oleh masyarakat, generasi
muda khususnya di Kalimantan Tengah tidak mengenal dan kurang peduli terhadap
kebudayaan yang ada di daerahnya sendiri. Sehingga pemuka adat memiliki
kekhawatiran jika tradisi ini perlahan akan hilang. Permasalahan seperti ini tentu saja
harus segera dipecahkan agar kebudayaan tersebut tetap hidup dan semakin dicintai oleh
masyarakat khususnya di Desa Rantau Pulut.

Peneliti ingin agar masyarakat luas mengetahui bahwa budaya tidak hanya kaya
akan nilai tetapi juga kaya akan tanda-tanda yang masyarakatnya belum mengetahui arti
dan tujuan dari tanda tersebut. Banyak masyarakat hanya melaksanakan ritual Tiwah
tanpa memiliki rasa ingin tahu mengenai pentingnya sebuah tanda benda-benda yang
digunakan seperti mantra yang diucapkan, sesajian, tingkah laku sekelompok masyarakat
ketika upacara Tiwah dimulai bahkan makna yang terdapat dalam upacara tersebut.
Tanda yang merupakan dasar dari suatu komunikasi tentunya bisa membuat
tradisi tersebut tetap hidup. Dengan adanya penelitian mengenai tanda-tanda ini peneliti
berharap bisa memberikan kesadaran untuk masyarakat luas tentang pentingnya
memahami lebih dalam mengenai persoalan yang ada.

Kurangnya perhatian terhadap tanda dalam ritual Tiwah, hal ini tidak
mempengaruhi tentang penggunaan tanda atas ikon, indeks dan simbol yang terjadi pada
proses pelaksanaan upacara Tiwah tersebut. Karena semua simbol atau semiotika yang
terjadi pada proses pelaksanaan ritual Tiwah tersebut selalu digunakan sebagai alat dari
komunikasi. Penelitian ini akan menelusuri bagaimana pertanda itu terjadi pada proses
pelaksanaan ritual Tiwah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan harapan maka diperlukan
rumusan masalah. Adapaun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakan deskripsi penggunaan ikon di dalam pelaksaan ritual Tiwah di Desa
Rantau Pulut Kalimantan Tengah?
2. Bagaimanakan deskripsi penggunaan indeks di dalam pelaksaan ritual Tiwah di Desa
Rantau Pulut Kalimantan Tengah?
3. Bagaimanakan deskripsi penggunaan simbol di dalam pelaksaan ritual Tiwah di Desa
Rantau Pulut Kalimantan Tengah?
C. KERANGKA TEORI

Tradisi Ritual Tiwah

di Desa Rantau Pulut Kalimantan Tengah

Analisis Semiotika

Penggunaan ikon Penggunaan indeks Penggunaan simbol

di dalam pelaksaan di dalam pelaksaan di dalam pelaksaan

ritual Tiwah ritual Tiwah ritual Tiwah

Anda mungkin juga menyukai