Makalah Bladder Training. PAK ZUHERI
Makalah Bladder Training. PAK ZUHERI
I
S
U
S
U
N
Oleh :
DIA AFRIZA
ENDANG SUDARNINGSIH
Puji syukur mari sama-sama kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan kita sehat badan dan pikiran sehingga kita dapat menyelesaikan tugas
tentang “ MAKALAH BLADDER TRAINING”
Selawat beriring salam mari sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahilliyah ke alam islamiah
yaitu dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terima kasih kepada pembimbing tugas ini yaitu bapak NS. ZUHERI M.KES
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Jika ada kekurangan yang terdapat di
makalah ini, kami mohon maaf karena masih dalam proses belajar.
Lhokseumawe ,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Rumusan masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu usaha untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan memberikan
terapi bladder training. Bladder-retention training dilakukan dengan tujuan
meningkatkan ukuran fungsional kandung kemih dengan cara menyuruh pasien dalam
jumlah yang cukup banyak, kemudian pasien diminta menahan diri untuk berkemih
selama mungkin (Pillitteri, 1999).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang berkaitan dengan Bladder Training,
Baik itu pengertian, fungsi/tujuan, dan langkah-langkah kerja dari masing-masing hal
tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung
kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik
(potter & perry, 2005). Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di
antara terapi nonfarmakologi.
Terdapat tiga macam metode bladder training, yaitu kegel exercises (latihan
pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul), Delay urination (menunda
berkemih), dan scheduled bathroom trips (jadwal berkemih) Suhariyanto (2008).
Latihan kegel (kegel exercises) merupakan aktifitas fisik yang tersusun dalam suatu
program yang dilakukan secara berulang-ulang guna meningkatkan kebugaran tubuh.
Latihan kegel dapat meningkatkan mobilitas kandung kemih dan bermanfaat dalam
menurunkan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. Latihan otot dasar panggul
dapat membantu memperkuat otot dasar panggul untuk memperkuat penutupan uretra
dan secara refleks menghambat kontraksi kandung kemih. (Kane, 1996 dalam Nursalam
2006).
B. Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih (potter&perry, 2005). Terapi ini bertujuan memperpanjang
interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik relaksasi
sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam
sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih. Latihan
ini dilakukan pada pasien anak pasca bedah yang di pasang kateter (Suharyanto, 2008).
Indikasi
Kontraindikasi
Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal. karena akan terdapat batu
ginjal,yang di observasi hanya kencingnya. Jadi tidak boleh di bladder training
D. Pengkajian
1. Pola berkemih
Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah program yang sering
memakan waktu 2 minggu atau lebih untuk dipelajari.
2. Ada tidaknya ISK atau penyakit penyebab
Bila terdapat ISK atau penyakit yang lainnya maka harus diobati dalam waktu
yang sama.
3. Kebutuhan klien akan bladder training
Pastikan bahwa pasien benar-benar membutuhkan bladder trainning
E. Prosedur
1. Persiapan pasien
2. persiapan alat
2.1 Jam
2.2 Klem
2.3 Air minum dalam tempatnya
2.4 Obat deuritik jika diperlukan
3. Pelaksanaan
1) Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3
jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam
hari.
2) Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal
untuk berkemih.
3) Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan.
4) Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan 2-3 jam sekali
5) 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan,
mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
Kegel exercise
Delay urination
Prosedur 1 jam:
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam07.00 s.d. jam 19.00.
Setiap kali habis diberi minum,catheter di klem.
3) Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00 s.d. jam
20.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4) Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
5) Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program tersebut
berjalan lancar dan berhasil
Prosedur 2 jam:
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum, catheter di klem.
3) Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00 s.d jam
21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4) Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti padasiang hari.
5) Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampaiprogram tersebut
berjalan lancar dan berhasil.
Bebas kateter
Prosedur ini dilakukan setelah prosedur masih dengan kateter sudah dilakukan
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam
19.00, lalu kandung kemih dikosongkan.
3) Kemudian catheter dilepas.
4) Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi BAK,
kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan lakukan
pengosongan kandung kemih setiap 2 jam dengan menggunakan urinal.
5) Berikan minum terakhir jam 19.00, selanjutnya klien tidak boleh diberi
minum sampai jam 07.00 pagi untuk menghindari klien dari basahnya
urine pada malam hari.
6) Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya
dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum
2 jam klien diharuskan menahannya
7) Buatlah sebuah jadwal bagi pasien untuk mencoba mengosongkan
kandung kemih dengan menggunakan urinal.
F. Evaluasi
a. Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali
1. Maka metode diatas dapat di tunjang dengan metode rangsangan dari eksternal
misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
2. Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan kandung
kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas dalam.
3. Menghindari minuman yang mengandung kafein.
4. Minum obat diuretic yang telah diprogramkan atau cairan untuk meningkatkan
diuretic.
c. Sikap
G. Penatalaksanaan
2. Program latihan berkemih yaitu latihan penguatan otot dasar panggul (pelvic floor
exercise) latihan fungsi kandung kemih (bladder training) dan program kateterisasi
intermitten.
4. Latihan otot dasar panggul menggunakan vaginal weight cone therapy. Selain
behavioral therapies, dikenal pula intervensi lain, yaitu perawatan dan pemanfaatan
berbagai alat bantu terapi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi
kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal
neurogenik. Teknik ini dapat dilakukan oleh klien atau pasien yang susah buang air
kecil (BAK) sehingga pasien mudah untuk eliminasi sesuai dengan kebutuhan klien atau
pasien. Teknik ini dapat juga dijadikan sebagai solusi penumpukan penyakit yang ada di
kandung kemih.
B. SARAN
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan agar penulis serta pembaca dapat
lebihmemahami dan mengerti mengenai Bladder training tersebut guna lebih
mematangkan pengetahuan dalam terjun langsung ke dalam dunia medis.
DAFTAR PUSTAKA
Anne Griffin Perry, A. Potter. 2005. Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2.
Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8 Vol.2. Jakarta : EEC