Laporan - Praktikum - Manajemen - Ayam Boiler
Laporan - Praktikum - Manajemen - Ayam Boiler
PENDAHULUAN
2.5. Vaksinasi
Seperti halnya pemberian pakan, pemberian obat-obatan dan vitamin juga
sangat penting. Secara umum pemberian vitamin dilakukan setiap hari, dan obat-
obatan diberi hingga umur 21 hari. Sedangkan vaksinasi dilakukan sebangak 3
kali, dimana vaksin tetes dilakukan 1 kali dan vaksin minum sebanyak 2 kali.
Vaksinasi ND mutlak harus dilakukan. Vaksinasi pertama kali harus
dilakukan yaitu dengan vaksin in aktif. Kesehatan ayam harus baik pada saat
pemberian vaksin. Dua hari sebelum vaksin ayam perlu di beri vitamin ekstra
seperti vita strong dan vita chik selama 2-5 hari sesudah vaksinasi. Pemberian
antibiotik dan vaksinasi dapat mencegah stess dan efek samping yang merugikan.
(Yahya, 1980)
3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah peternakan ayam broiler
bapak H. Abdul Salam.
B. Kandang
1. Luas kandang : 8x65 m
2. Umur teknis : 15 thn
3. Atap : Asbes dan genteng
4. Dinding : Bambu
5. Alas : Bambu (dilapisi karung dan sekam)
6. Kepadatan kandang : 8 ekor/meter persegi
7. Bentuk kandang : Panggung terbuka
8. Arah kandang : Membujur timur ke barat
9. Type atap : Monitor
10. Peralatan kandang : Tempat Pakan, tempat air minum, sprayer, selang,
tabung gas, sanitaser, broder (pemanas), sapu, ember, cangkul, sekop,
kereta tolak (artco) dan lampu.
C. Ternak
1. Jenis Ternak : Ayam Ras Pedaging (Broiler)
2. Umur : 21 hari
3. Jumlah Ternak : 4000 ekor
D. Pakan
1. Jenis Pakan : S10, S11, S12
2. Bentuk : Butiran halus, Pelet
3. Jumlah : 13.550 Kg
4. Pakan Tambahan : Tidak ada
E. Kesehatan Ternak
1.Vaksinasi : Sudah di vaksinasi di perusahaan (DOC)
2. Antibiotik/Vitamin : Consumix Plus 750 & Widycillin
F. Analisis Ekonomi
1. Modal Awal : 6,8 jt (thn 1998)
2. Biaya :
a. Pakan : Ditanggung Perusahaan
b. Kandang : 2 Jt
c. Kesehatan : Ditanggung Prusahaan
d. Pegawai : Tidak Ada
3. Pendapatan : 11-16 Jt/Periode
G. Lain-Lain
1. Pemberian Pakan : 3x1 (pagi,sore,malam)
2. Jumlah Pemberian : 13.550 Kg/periode (3,38 Kg/ekor), 37 Kg/hari
(9,25 Gr/ekor/hari)
3. Angka Kematian : 1,3 % - 3,2 %
4. Bobot Panen : 1,6 kg – 2,0 Kg
5. Umur Panen : 33-38 hari
4.2. Pembahasan
B. Perkandangan
Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di
lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-
timur, dan dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain
(Martono, 1996). Adapun ukuran kandang ayam broiler yang ideal adalah 7 ekor /
meter persegi. Peralatan dalam kandang: penghangat kandang saat DOC baru
masuk hingga umur 14 hari, tempat pakan anak dan ayam dewasa, tempat minum,
listrik dan peralatan lain untuk sanitasi kandang.
Dari hasil praktikum yang kami laksanakan, lokasi kandang yang digunakan
pada tempat praktikum sekitar 1 km dari keramaian. Dengan peralatan kandang
yang lengkap dan memadai, serta kepadatan kandangpun tidak jauh beda seperti
yang ada pada teori, yakni sekitar 7-8 m² per ekor.
Lokasi peternakan ayam pedaging sebaiknya jauh dari keramaian, jauh dari
lokasi perumahan, atau dengan kata lain memilih lokasi yang sunyi dan tenang
bagi ternak maupun peternaknya. Hal ini bertujuan agar ternak tidak stres dan
peternak tidak ada gangguan dalam proses pemeliharaan.
Lokasi kandang yang digunakan juga harus dekat dengan sumber air tetapi
tidak becek. Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus tersedia sumber air yang
cukup, terutama pada musim kemarau. Air merupakan kebutuhan mutlak untuk
ternak (ayam), karena kandungan air dalam tubuh ayam bisa mencapai 70%.
Jumlah air yang dikonsumsi ayam bergantung pada jenis ayam, umur, jenis
kelamin, berat badan ayam dan cuaca.
Selain hal yang disebutkan di atas, lokasi kandang juga harus bisa ditempuh
oleh kendaraan-kendaraan besar, seperti pick up atau truck. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan dalam proses pemeliharaan, terutama pada proses kedatangan
DOC, pelayanan kesehatan dan pada saat pemanenan.
Kandang ayam yang digunakan dalam praktikum ini berupa kandang
panggung dengan type atap monitor dan alas terbuat dari bilah bambu yang lapisi
dengan karung dan sekam yang sering disebut dengan kandang litter. Kandang
litter ini bertujuan untuk memberi kenyamanan untuk ayam, sehingga lantai
kandang tidak menyebabkan kaki terluka akibat terjepit bilah bambu dan kaki
ayam tidak mengeras.
Kandang dengan tipe litter pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat
tenaga dan waktu, lantai kandang relatif tahan lama, serta lantai tidak
mengakibatkan telapak kaki ayam terluka dan mengeras. Karena litter merupakan
media yang baik untuk mencakar-cakar debu atau mandi debu yang memberikan
kenyamanan bagi ayam.
C. Analisis Ekonomi
Pada peternakan ayam ras pedaging (broiler) bapak H. Abdul Salam, selaku
narasumber sekaligus pemilik peternakan tempat kami praktikum. Beliau
memperoleh keuntungan yang besar dalam mengelola peternakannya yang
berbentuk kemitraan. Beliau mendapatkan hasil sekitar ±Rp. 16.000.000,00 dalam
satu kali masa panen (dalam satu periode).
Beternak ayam ras pedaging (broiler) dengan sistem usaha kemitraan memang
mempunyai untung yang cukup besar, karena peternak hanya tinggal
menyediakan kandang dan mengelola peternakannya saja. Masalah biaya pakan,
kesehatan maupun sistem pemasaran telah diatur oleh perusahaan yang menjadi
mitranya. Akan tetapi, kelemahan dari sistem kemitraan ini yakni peternak tidak
dapat menentukan harga jual dari ternak yang dihasilkan.
Selain dengan sistem usaha kemitraan, peternakan ayam ras pedaging (broiler)
juga ada sistem dengan pengelolaan sendiri (mandiri). Pada sistem usaha mandiri
ini, semua hal dalam pengelolaan ditanggung oleh peternak itu sendiri. Baik
dalam hal pembuatan kandang, biaya pakan, kesehatan dan biaya pengelolaan
lainnya, serta peternak juga dapat menentukan harga jual dari ternak yang
dihasilkannya.
Usaha dengan sistem mandiri ini semuanya diatur oleh peternak itu sendiri.
Akan tetapi, kelemahan pada sistem ini yakni ketika harga bahan pakan maupun
pakan jadi naik dan ketika harga pasaran ternak yang dihasilkan (daging ayam)
menurun, peternak bisa sangat rentan mengalami kerugian dan biasanya juga
peternak kebingungan dalam menentukan harga dari ternak yang dihasilkannya.
Berbeda dengan sistem usaha kemitraan, yang walaupun harga pakan naik dan
harga pasaran daging ayam menurun, peternak selalu mendapatkan untung karena
semua biaya dan pemasaran telah ditanggung dan diatur oleh perusahaan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum, maka FCR pada
peternakan ayam ras pedaging (broiler) Bapak H. Abdul Salam adalah :
Jumlah pakan yang diberikan : 13.550 Kg
Jumlah ternak yang dipelihara : 4.000 ekor
Angka kematian : 1,3%
Ternak yang mati : 52 ekor
Ternak yang keluar/dipanen : 4.000-52 = 3.948 ekor
Bobot panen : 1,99 Kg
13.550
FCR = —————–
(1,99 x 3.948)
13.550
= ————
7.856
= 1.72
Hasil dari angka FCR di atas, menerangkan bahwa pakan yang diberikan
pada peternakan ayam ras pedaging (broiler) Bapak H. Abdul Salam cukup
efisien. Karena seperti yang dinyatakan dalam teori, angka FCR untuk ayam ras
pedaging adalah 1,6.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Pada saat praktikum diharapkan kepada praktikan untuk melakukan
kegiatan dengan baik sehingga proses praktikum berjalan dengan sesuai keinginan
atau lancar.
DAFTAR PUSTAKA