Laporan Percobaan II BJT Dan JFET
Laporan Percobaan II BJT Dan JFET
PERCOBAAN II
BJT DAN JFET
sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain,
listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti
fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa
dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa
muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah
aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah
depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan
tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter.
Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan,
sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode.
Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal
silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis. Dalam dunia elektronika,
transistor disimbolkan sebagai berikut :
(a) (b)
Gambar 2.2.1 Transistor BJT (a) tipe pnp (b) tipe npn
Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara
pemberian biasnya saja. Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan,
namun pada dasarnya karena transistor ini tidak tahan terhadap temperatur,
maka tabungnya biasanya terbuat dari bahan logam sebagai peredam panas
bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas (heat-sink).
54
Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda
tersebut, tapi kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan
emiternya. Menguji Karakteristik statis BJT dan JFET akan digambarkan dengan
dua cara:
a. Dengan Multimeter.
Karakteristik digambarkan menggunakan kertas milimeter blok dengan
mengukur besar arus
1. karakteristik Ic terhadap Vce dengan mengukur masing-masing besaran
2. karakteristik VBE terhadap IB untuk berbagai nilai VBE
3. karakteristik hfe terhadap IC
b. Dengan Osiloskop
Pada pengukuran ini hanya akan mengukur karakteristik IC terhadap VCE
berbagai nilai IB Input vertikal (Y) dari osiloskop digunakan untuk mengamati
besarnya IC yaitu dengan cara mengukur tegangan pada RC.
Sedangkan input horisontal (X) dari osiloskop, digunakan untuk mengamati
besarnya VCE. Gambar yang terbentuk pada layar osiloskop, sumbu horisontal
ke kiri adalah tegangan positif sedangkan arah kanan adalah negatif.
55
- BJT
Transistor bipolar (BJT) adalah suatu jenis transistor, alat penguat atau
pemilih yang dibuat dari semikonduktor yang dikotori. Transistor bipolar adalah
gabungan dari bagian yang dikotori secara berbeda, bisa NPN atau PNP. N
berarti negatif, dan P berarti positif.
PNP
NPN
tapi bisa memperpendek usia piranti atau bahkan merusaknya. Untuk kondisi
tanpa bias, piranti tidak bekerja, hasilnya adalah titik A dimana arus dan
tegangan bernilai nol.
Supaya BJT bisa di-bias dalam daerah linear (daerah aktif), beberapa
syarat berikut harus dipenuhi:
- Junction base-emitter dibias maju (forward bias)
- Junction base-collector dibias mundur (reverse bias)
Daerah kerja transistor (cut-off, aktif atau saturasi) ditentukan oleh bias
yang diberikan pada masing-masing junction :
1. Daerah aktif/daerah linear
- Junction base-emitter dibias maju (forward bias)
- Junction base-collector dibias mundur (reverse bias)
2. Daerah saturasi
- Junction base-emitter dibias maju (forward bias)
- Junction base-collector dibias maju (forward bias)
57
3. Daerah cut-off
- Junction base-emitter dibias mundur (reverse bias)
- Junction base-collector dibias mundur (reverse bias)
- Fixed Bias
Bias model ini ditunjukkan pada gambar berikut.
b. Loop collector-emitter
𝑽𝑪𝑬 = 𝑽𝑪𝑪 – 𝑰𝑪 𝑹𝑪
𝑽𝑪𝑬 = 𝑽𝑪 − 𝑽𝑬
Saturasi transistor Transistor saturasi jika juction base collector tidak lagi
di bias mundur
𝑽𝑪𝑬 = 𝟎 𝑽
𝑽𝑪𝑪
𝑰𝑪 𝒔𝒂𝒕 =
𝑹𝑪
a. Loop Base-Emitter
𝑽𝑪𝑪 − 𝑰𝑩 𝑹𝑩 − 𝑽𝑩𝑬 −𝑰𝑬 𝑹𝑬 = 𝟎
b. Loop Collector - Emitter
𝑽𝑪𝑪 = 𝑰𝑪 𝑹𝑪 + 𝑽𝑪𝑬 +𝑰𝑬 𝑹𝑬
Saturasi :
𝑽𝑪𝑪
𝑰𝑪 𝒔𝒂𝒕 =
𝑹𝑪 + 𝑹𝑬
Tapi nilai IB yang jauh lebih kecil bisa diabaikan untuk memperoleh
a. Loop collector-emitter
pembawa muatan mayoritasnya, JFET dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe-n dan tipe
p. Perbandingan antara JFET tipe-n dan tipe-p ditampilkan dalam tabel berikut:
1. Simbol
2. Kurva Karakteristik
𝑉𝐺𝑆
3. Rumus ID 𝐼𝐷 = 𝐼𝐷𝑆𝑆 (1 − )
𝑉𝑃
4. Kurva Tracer
- JFET
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET,
arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion
zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah
Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan
63
ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah
ketebalan kanal konduksi tersebut.
JFET (Junction FET) terdapat isolasi oleh sambungan pn (junction).
Dalam hal ini akan dibahas mengenai bangun JFET saluran n. Ada 2 jenis JFET,
yaitu JFET saluran n dan JFET saluran p. Dalam JFET saluran n terdapat 1
bahan semikonduktor n yang membentuk saluran arus antara kedua sambungan
pada ujungnya. Kedua sambungan ini disebut dengan drain (D) atau
pengosongan dan source (S) atau sumber. Di samping balok saluran n dibentuk
dua daerah semikonduktor p+. Semikonduktor p+ adalah semikonduktor p
dengan konsentrasi atom asing yang tinggi, sehingga terdapat banyak pembawa
muatan positif (maka dinamakan p+). Kedua daerah semikonduktor p+
tersambung dan membentuk sambungan keluaran yang disebut sebagai gate (G)
atau gerbang. Antara semikonduktor p dan semikonduktor n terdapat daerah
pengosongan dimana tidak ada pembawa muatan. Karena konsentrasi atom
asing dalam semikonduktor p+ jauh lebih tinggi daripada yang terdapat dalam
semikonduktor n, maka daerah pengosongan lebih jauh masuk ke dalam daerah
semikonduktor n. Besar arus yang mengalir dari drain ke source ditenyukan oleh
resistivitas dari saluran n yang terdapat antara kedua daerah pengosongan di
samping saluran. Resistivitas tersebut tergantung dari konsentrasi pembawa
muatan n dan dari ukuran saluran (panjang, lebar dan tinggi saluran n).
E = Sulfida Cadmium
2. Huruf kedua manyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika.
A = dioda detektor, dioda pencampur, dioda kecepatan tinggi,
B = dioda kapasitas variable,
C = transistor frekuensi rendah,
D = transistor daya frekuensi rendah,
E = dioda terobosan,
F = transistor frekuensi radio,
G = macam ragam keperluan
L = transistor daya frekuensi radio,
N = kopling foto,
P = detektor radiasi seperti dioda foto, transistor foto,
Q = generator radiasi seperti LED,
R = piranti kemud dan saklar, seperti TRIAC, dsb,
S = transistor saklar, daya rendah,
T = piranti kemudi dan switching, seperti TRIAC,
U = transistor saklar daya tinggi,
X = dioda pengganda,
Y = penyearah, dioda efisiensi
X = dioda zener, pengatur (regulator).
3. Huruf – huruf atau angka – angka yang lain menyatakan nomor seri. Untuk
transistor – transistor buatan Amerika, kode yang biasa digunakan adalah
1N, 2N, dan sebagainya. Berbeda dengan Jepang, karena Jepang
menggunakan kode lain lagi, yaitu 2SA, 2SB, dan lain – lain.
basis sangat tipis, hampir semua elektron yang terinjeksi pada basis tersapu ke
kolektor dimana mereka melakukan rekombinasi dengan lubang yang
“disediakan” dengan pemasangan baterai luar. (Sebenarnya terjadi pengambilan
elektron oleh baterai eksternal, meninggalkan lubang untuk proses rekombinasi).
Sebagai hasilnya terjadi transfer arus dari rangkaian emitor ke rangkaian kolektor
yang besarnya hampir tidak tergantung pada tegangan kolektor-basis. Seperti
akan kita lihat, transfer tersebut memungkinkan pemasangan hambatan beban
yang besar untuk mendapatkan penguatan tegangan.
(a) (b)
Gambar 2.2.11 Pengoperasian transistor jenis NPN a). kondisi panjar b). distribusi
potensial
2.2.4 Karakteristik DC
Karakteristik DC dari BJT dapat diprediksi dengan melihat aliran
pembawa muatan melewati sambungan dan ke basis. Dengan sambungan
emitor berpanjar maju dan sambungan kolektor berpanjar mundur (biasa disebut
operasi normal, pengoperasian di daerah aktif).
Komponen terbesar dari arus emitor IE terdiri atas elektron yang mengalir
melewati penurunan tegangan potensial (VO - VEB) ke sambungan emitor-basis.
Efisiensi emitor ( γ ) berharga mendekati satu sehingga arus hampir terdiri atas
semua elektron yang terinjeksi dari emitor. Komponen lain adalah aliran lubang
dari basis yang juga difasilitasi oleh penurunan tegangan penghalang tersebut.
Daerah basis memiliki tingkat doping yang lebih rendah dibandingkan daerah
emitor, sehingga arus lubang relatif lebih rendah. Kedua jenis muatan mengalir
melalui proses difusi.
67
disebut penguatan arus (current gain ), dimana harganya akan sangat bervariasi
dari satu transistor ke yang lain walaupun mempunyai seri dan tipe yang sama,
dapat berharga serendah 20 dan dapat berharga setinggi 2000, namun biasanya
berharga sekitar 100-200.
maka secara praktis konfigurasi basis -bersama tidak baik sebagai penguat arus.
69
(a) (b)
Gambar 2.2.15 Karakteristik transistor NPN untuk konfigurasi emitter bersama
a) karakteristik basis, b) karakteristik kolektor
71
maka biasanya digunakan analisa pendekatan. Pada daerah jenuh, yaitu antara
pinch-off atau turn-on dengan daerah breakdown, arus D ( iD ) hampir tidak
tergantung pada besarnya tegangan D-S ( VDS ), dan “karakteristik transfer” yang
menggambarkan hubungan antara arus keluaran dengan tegangan masukan
diperlihatkan seperti pada gambar 2.2.16.
Dari analisis teori dan pengukuran praktis, dapat diperlihatkan bahwa
karakteristik transfer untuk ketiga jenis FET dapat didekati berbentuk parabolik.
Untuk JFET, arus D pada daerah arus-konstan adalah
𝑽𝑮𝑺 𝟐
𝒊𝑫 = 𝒊𝑫𝑺𝑺 (𝟏 − )
𝑽𝑷
dimana iDS = arus D pada daerah arus-konstan
IDSS = nilai iDS dengan G terhubung langsung dengan S
VP = tegangan pinch-off
Isyarat yang akan diproses pada sumber bersama diumpankan pada GS.
Panjar mandiri pada rangkaian diperoleh dengan memasang resistor sumber R2.
Tegangan ini menentukan karakteristik statik titik pengoperasian rangkaian.
Tegangan isyarat yang datang akan tergabung (superimpossed) dengan
tegangan G. Ini menyebabkan tegangan G bervariasi mengikuti AC. Variasi ini
akan diikuti oleh arus drain ID . Tegangan keluaran yang diambil dari S-D akan
mengalami pembalikan 1800 . Penguatan tegangan adalah sebesar AV = VDS/VGS
dengan harga sekitar 5 – 10. Impedansi masukan berharga sangat tinggi
(berorde mega ohm). Impedansi keluaran relatif cukup tinggi (beberapa kilo ohm)
dan pada dasarnya tidak tergantung pada harga RL .
Sedangkan kondisi ON atau disebut juga kondisi saturasi akan terjadi jika IC . RL
= UCC , dimana dalam kondisi ini UBE sudah mencapai tegangan konduk
transistor sehingga UCE = 0. Selain itu prinsip switching ini juga diterapkan
dalam rangkaian kaskade , yaitu rangkaian yang terdiri dari dua buah transistor
dengan pengutuban berbeda PNP dan NPN yang dihubung seri seperti gambar
2.2.20 dimana saklar ini akan terbuka jika persambungan antara Kolektor
transistor –1 (Q1) dan Basis transistor-2 (Q2) diberikan signal penyulut (trigger).
Jika terjadi fluktuasi tegangan jala-jala pada sisi input atau jika ada
perubahan beban RL, maka tegangan UCB akan berubah dengan jumlah yang
sama, karena UZ tetap konstan sedangkan Ui = UCB + UZ. Pada saat terjadi
perubahan tegangan ini, Uo akan konstan karena UBE praktis tidak terpengaruh
oleh perubahan UCB.
78
Transistor Darlington
Transistor Darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari
sepasang transistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri).
Sambungan seri seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan (gain) yang
tinggi, karena hasil penguatan pada transistor yang pertama akan dikuatkan lebih
lanjut oleh transistor kedua. Keuntungan dari rangkaian Darlington adalah
penggunaan ruang yang lebih kecil dari pada rangkaian dua buah transistor
biasa dengan bentuk konfigurasi yang sama. Penguatan arus listrik atau gain
dari rangkaian transistor Darlington ini sering dituliskan dengan notasi β atau
hFE.
Rangkaian transistor Darlington ditemukan pertama kali oleh Sidney
Darlington yang bekerja di Laboratorium Bell di Amerika Serikat. Jenis rangkaian
hasil penemuannya ini telah mendapatkan hak paten, dan banyak dipakai dalam
pembuatan Sirkuit terpadu (IC atau Integrated Circuits) chip. Jenis rangkaian
yang mirip dengan transistor Darlington adalah rangkaian pasangan Sziklai yang
terdiri dari sepasang transistor NPN dan PNP. Rangkaian Sziklai sering dikenal
sebagai rangkaian 'Complementary Darlington' atau 'rangkaian kebalikan dari
Darlington'. Transistor Darlington bersifat seolah-olah sebagai satu transistor
tunggal yang mempunyai penguatan arus yang tinggi. Penguatan total dari
rangkaian ini merupakan hasil kali dari penguatan masing-masing transistor yang
dipakai:
𝜷𝑫𝒂𝒓𝒍𝒊𝒏𝒈𝒕𝒐𝒏 = 𝜷𝟏 × 𝜷𝟐
79
Nilai penguatan total dari transistor Darlington bisa mencapai 1000 kali
atau lebih. Dari luar transistor Darlington nampak seperti transistor biasa dengan
3 buah kutub: B (basis), C (Kolektor), dan E (Emitter). Dari segi tegangan
listriknya, voltase base-emitter rangkaian ini juga lebih besar, dan secara umum
merupakan jumlah dari kedua tegangan masing-masing transistornya, seperti
nampak dalam rumus berikut:
𝑽𝑩𝑬 = 𝑽𝑩𝑬𝟏 + 𝑽𝑩𝑬𝟐
Analog
2 BC557 PNP
Digital
Analog
2SK19 channel-N
Digital
N
IB VCE VRE IC IE β Keterangan
o
1 0.1
2 0.2
3 0.3
4 0.4
5 0.5
2. Karakteristik JFET
Buat rangkaian seperti pada gambar 2.2
Aturlah tegangan agar harga VGS dan VDS sesuai dengan tabel 2.4
catat besar ID pada tabel 2.4
82
1 1.5
2
3
4 2.5
5
IB = VB / RB
dan
IC = VCC - VCE / RC
Untuk IC = 0,0137 A
IB = 1,109 A
IC
maka,
IB
= 0,0137 A / 11,09x10-4 A
= 12,35
Dengan cara yang sama seperti data yang didapatkan pada tabel di atas.
89
Untuk IC = 0,032 A
IB = 1,93x10-4 A
IC
maka,
IB
= 0,032 A / 1,93x10-4 A
= 165,80
Dengan cara yang sama seperti data yang didapatkan pada tabel di atas.
Untuk mencari nilai ID dan IG dalam tabel dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus analisa berikut :
ID = VD / RD
dan
IG = VG / RG
Untuk mencari nilai ID dan IG dalam tabel dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus analisa berikut :
ID = VD / RD
dan
IG = VG / RG
2.7.1 Jawaban :
1. - Daerah Cut-Off
Jika kemudian tegangan VCC dinaikkan perlahan-lahan, sampai
tegangan VCE tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saat
perubahan ini, daerah kerja transistor berada pada daerah cut-off yaitu
dari keadaan saturasi (OFF) lalu menjadi aktif (ON). Perubahan ini
dipakai pada system digital yang hanya mengenal angka biner 1 dan 0
yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh status transistor OFF dan
ON.
- Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana
arus IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan
bahwa arus IC hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa
juga disebut daerah linear (linear region).
94
- Daerah Saturasi
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana
tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran
elektron.
8. Bias ada dua macam yaitu Forward bias (bias maju) adalah hubungan
yang dihasilkan oleh pusat sumber negatif dihubungkan dengan beban
tipe-n dan pusat positif dihubungkan dengan beban tipe-p. Reverse Bias
adalah hubungan yang terjadi saat pusat negative baterai dihubungkan
pada sisi-dan pusat positif baterai dihubungkan dengan sisi-n.
9. IDSS adalah arus batas atas untuk memutuskan atau mencegah kenaikan
arus kanal penghubung yang sempit.
VP adalah tegangan Pinchoff dimana tegangan minimum pada daerah
aktif JFET.
IGSS adalah arus yang menunjukkan drai arus ke sumber dengan gate
yang dihubungsingkatkan. Ini adalah arus drain maksimum yang dapat
dihasilkan sebuah JFET.
10. Daerah ohmic cirri-cirinya adalah bagian yang hamper vertical pada kurva
drain di bawah pichoff. Daerah Aktif ciri-cirinya adalah persamaan
garisnya telah melewati tegangan pinchoff dan sampai pada batas VDS
max. Daerah breakdown ciri-cirinya adalah tegangan JFET telah
mencapai VDS max.
11. BJT dibentuk berdasarkan dua tipe muatan sedangkan JFET satu tipe
muatan. BJT memiliki kolektor, basis dan emitter sedangkan JFET
memiliki Drain, gate dan source.
12. Tidak sesuainya hasil percobaan dengan teori bisa saja disebabkan oleh
rusaknya transistor. Karena kurangnya perawatan atau mungkin umur
alat yang sudah lama. Kerusakan transistor bisa saja terjadi karena
transistor telah melewati daerah breakdown.
13. Hasil dari pengukuran yang telah dilakukan pada saat percobaan
memberikan hasil yang berbeda dari hasil perhitungan berdasarkan teori
yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan didalam
pembacaaan skala pada alat ukur multimeter.
14. - Kondisi BJT dan JFET
* BJT dan JFET dapat dikatakan baik jika memiliki hambatan diode
atau hambatan diodenya dapat dihitung.
- Karakteristik BJT dan JFET
* Penambahan VCE secara konstan tidak menyebabkan
perubahan IC atau perubahan IC sangat kecil (tidak signifikan)
99
2.8 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa BJT memiliki beberapa jenis bias diantaranya adalah fixed bias, Emiter
stabilized bias,voltage divider bias dan voltage feedback bias. Sedangkan JFET
juga memiliki beberapa jenis bias diantaranya fixed bias, self bias, dan voltage
divider bias.
BJT memiliki kaki-kaki yang dinamai kolektor, basis dan emitter
sedangkan JFET memiliki kaki-kaki yang disebut drain, gate dan source. BJT dan
JFET memiliki daerah Aktif, cut-off, saturasi dan breakdown.