Askep Hipertensi PDF
Askep Hipertensi PDF
Di setujui pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepda kami sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan
keperawatan pada Kelayan “M” dengan diagnosa medis “Hipertensi” dalam
memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di Panti Sosial Tresna Werda
“PUSPAKARMA” Mataram.
Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun.
Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan
pencegahan terjadinya hipertensi yang tak terkendali.
Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia
dan menjadi faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler. Karenanya control
tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose Roesma,
dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi
hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas
arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati
disbanding hipertensi esensial atau pada kelayan yang lebih muda. Obat-obat
antihipertensi terbaru yang bekerja pada sistem rennin-angiotensin-aldosteron,
misalnya Angiotensin-Converting Enzyme ( ACE ) inhibitor dan angiotensin-
reseptor bloker memiliki potensi perbaikan kardiovaskuler pada orang tua akibat
penurunan tekanan darah efektif.
Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik,
sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.
Hipertensi sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll.
(Arif Mansjoer,2000)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan : Dapat melakukan asuhan keperawatan dan dapat memahami
tentang penyakit hipertensi.
Tujuan Khusus :
1. Penulis mampu mengkaji data kelayan
2. Penulis mampu menganalisa data yang diperoleh
3. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan
4. Penulis dapat memprioritaskan
masalah-masalah yang terjadi dan yang mungkin terjadi.
5. Penulis dapat menentukan tujuan tindakan keperawatan
6. Penulis dapat menerapkan pelaksanaan tindakan keperawatan
7. Penulis dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan.
C. Metode penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu pendekatan
:
1. Medote deskripsi
2. Medote studi kepustakaan
3. Metode studi kasus
Tehnik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawncara, observasi,
dan penelusuran data tertulis. Sumber data diperoleh dari kelayan itu sendiri
D. Sistimatika Penulisan
BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan.
BAB II :Tinjauan teori, terdiri dari proses menua, konsep dasar dan konsep
dasar asuhan keperawatan.
BAB III :Tinjauan kasus terdiri dari proses asuhan keperawatan dari
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB IV :Pembahasan yang menguraikan perbandingan antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus.
BAB V :Penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN : Laporan pendahuluan, dan SAP ( satuan acara penyuluhan)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Aging proses
1. Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak terhindarkan
dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut usia dengan yang lain
disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan untuk mempersilahkan dirinya
menghadapi ketidakmampuan dan bahkan kematian (Cox, 1984)
2. Teori Proses Menua
Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan
perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan
kematian.
Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi :
b. Teori instrik
Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat penyebab
dalam diri sendiri.
c. Teori Ekstriksi
Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Perubahan yang
berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri dapat
berupa :
a) Toeri Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi
Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah terprogram
secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai
di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah diputar menurut
suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan
meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini
bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi
lemah dan sakit.
b) Teori Imunologi Slow Virus
System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
c) Teori Stress
Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bias
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress,
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
d) Teori Terprogram
Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya dapat
membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan organisme untuk
menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
e) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan ikatan
yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini meyebabkan kurang
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
3. Teori Psikologi
a. Teori Tugas Perkembangan
Menurut Hang Kerst (1992) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap
kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung pada manutrasi fisik.
Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya
penurunan kekuatan fisik dan kesalahan. Penerimaan adanya kematian dari
pasanganya dan orang-orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan
hubungan dengan grup yang seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran
social secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
b. Kepribadian Selanjutnya
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada lansia. Teori
ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah
• Herediter
• Nutrisi
• Status kesehatan
• Pengalaman hidup
• Lingkungan
• Stress
B. Konsep Dasar
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen,
1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih
(Barbara Hearrison, 1997).
b. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardia output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya hipertensi :
• Genetic : respon neurology terhadap stress atau kelainan
arteri atau transportnya
• Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi yang
menyebabkan tekanan darah meningkat
• Stress lingkungan
• Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada
orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Arif mansjoer, 2000)
Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik,
sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.
Hipertensi sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll.
(Arif Mansjoer,2000)
c. Manifetasi Klinis
Manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi adalah meningkatkan
tekanan darah >140/90 mmHg, sakit kepala, epetaksis, pusing/migrant, rasa
berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunag-kunang, lemah dan lelah, muka
pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif mansjoer, 2000)
d. Patofisiologi
Obesitas Arterisklerosis
e. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan :
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adostrogen dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperi berjalan, jogging, bersepeda dan berenang.
2. Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh kelayan.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada kelayan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
f. Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan
atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan
(mis, penglihatan kabur)
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan
kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam).
Perubahan rentina optic.
g. Nyeri/ ketidak nyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri
abdomen/massa.
h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk
dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok.
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral
fransie, hipotesi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik,
penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Resi
ko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi
pembuluh darah
b. Into
leransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
c. Nye
ri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
cerebral
d. Inef
ektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
(Doengoes,2000)
3.
DX Tujuan Intervensi Rasional
I Setelah dilakukan - Obs • Untuk mengetahu
tindakan keperawatan ervasi tekanan darah klien tekanan darah dalam
diharapkan resiko tinggi secara terus menerus rentang normal atau
penuruna curah jantung tidak
dapat teratasi dengan • Untuk mengetahui
criteria hasil : - Men adanya pucat, dingin,
• Kelayan mau gobservasi warna kulit, kulit lembab dan masa
berpartisipasi kelembaban, suhu. pengisian kapiler
dalam aktivitas berkaitan dengan
yang menurunka vasokonstriksi.
TD dan frekuensi • Menurunkan stress dan
jantung stabil. ketegangan yang
• Mempertahanka - Anj mempengaruhi
n TD dalam urkan klien untuk tekanan darah dan
rentang individu membatasi aktivitas . perjalanan penyakit
yang dapat diterina. hipertensi.
• Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
- Liba
tkan kelayan dalam proses
pengobatan
- Kaji
penggunaan mekanisme
pertahanan diri kelayan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan
dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan
diagnosa yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada
kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi
keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengkajian
1. Data Biografi.
• Nama : Ppq ”M”
• Tempat dan Tanggal lahir : Praya, ± 78 tahun
• Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
• Golongan darah : Tidak tahu
• Status perkawinan : Kawin (Cerai mati)
• Peanampilan : Kelayan tampak rapi dan bersih
• TB/BB : 148 cm/ 50 Kg
• Alamat : Praya Lombok Tengah
• Orang terdekat yang dihubungi : Ibu Mariamah yang ada
di wisma selaparang
• Alamat : Mataram
• Tanggal masuk panti : ± 4 tahun (tanggalnya kelayan
lupa)
2. Riwayat Keluarga
• Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: kelayan
-------- : tinggal serumah.
Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan
seorang laki-laki, kelayan mengaku mempunyai satu anak dengan suaminya
yang pertama dan suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Satu orang
anaknya sudah berkeluarga. Kelayan mengaku bertemu dengan suaminya yang
kedua dip anti social tresna werda “ puspakarma “ Mataram ( Wisma
Selaparang ).
3. Riwayat Rerkerjaan
• Pekerjaan saat ini : kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip
anti sosiaal tresna werda “puspakarma” Mataram (Wisma Selaparang)
• Alamat pekerjaan :-
• Berapa jarak dari rumah :-
• Alat tranportasi :-
• Pekerjaan sebelumya : pembantu rumah tangga
• Berapa jarak dari rumah : ± 1 km
• Alat tranportasi : kelayan mengatakan menggunakan angkutan
kota (bemo).
• Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : kelayan
mengaku sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-ladang
diberikan oleh tamu-tamu yang datang meninjau kewismanya.
5. Riwayat rekreasi
• Hobby / minat : Mengaji, puasa, sholat,senam
• Keanggotaan organisasi :-
• Liburan perjalanan : kelayan mengatakan sering ke makam luang
balo / keliling.
6. Sistem pendukung
Di Panti Social Tresna Werda “Puspakarma” Mataram terdapat klinik yang
melayani kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat 2 orang, 1 orang
psikolog ,1 orang ahli gizi dan 1 orang psikiater yang melayani seluruh
penghuni panti dan pada tiap wisma dikoordinir oleh satu petugas dari pekerja
social.
Panti sudah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan RSUD Mataram untuk
keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk
7. Diskripsi kekhususan
• Kebiasaan ritual : kelayan mengaku selalu sholat kemasjid dan
mengaji.
8. Status kesehatan
• Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan
sering merasakan sakit pinggang / nyeri di bagian belakang , sakit kepala di
bagian belakang kepalanya dan kadang – kadang sakit dibagian lutut.
• Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan
tidak penah menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit pilek
dan batuk, namun setelah minium obat kelayan akan sembuh.
5 5
5 5
Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam taraf
baik.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Kelayan megatakan Obesitas Nyeri akut
nyeri kepala.
P : nyeri kepala dengan tiba – Pengumpulan lemak
tiba
Q : rsanya seperti nyut – nyut Penyempitan
pembuluh darah
R : dibelakng kepala
S:3
Aliran darah
T : kelayan mengatakan
kejantung me
hanya diwaktu-waktu
tertentu pada malam hari
Peningkatan tekanan
dan pada saat vaskuler serebral
beraktifitas.
Nyeri kepala bagian
belakang
DO : TD : 150/110 mmHg,
RR : 24x/mnt
Nyeri akut
Nadi: 64x/mnt
SH : 37
Kelayan tampak lemah
dan meringis, diwaktu-
waktu tertentu pada
malam hari dan pada
saat beraktifitas.
5 5
b. Rumusan Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala
bagian belakang yang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri
kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai
dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah
berolahraga.
3. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan
dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur
pada malam hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Perencanaan
Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan
pada kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu :
a. N
yeri akut
b. G
angguan intoleransi aktifitas
c. G
angguan pola istirahat tidur
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori
hampir sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi
dengan dokter atau ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak
pernah berkolaborasi dengan dokter atau ahli terapi.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi
keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis
hipertensi, penulis dapat menyimpulkan ;
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki 3masalah
utama yaitu nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan gangguan pola
istirahat tidur.
2. Diagnosa kperawatan
Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut
berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan kelayan
mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah
dan meringis. Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa
capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga, gangguan pola istirahat
tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan
mengatakan susah tidur pada malam hari dan saat beraktifitas.
3. Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada saat
pengkajian dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori yang ada.
4. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan
yang dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang berkolaborasi dengan
dokter.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi
dapat diketahui semua masalah dapat teratasi.
B. Saran
1. Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram
Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, agar lebih meningkatkan
pelayanan kepada lansia sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang
lebih optimal.
Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, dapat menambah tenaga
keperawatan, sarana keperawatan dan alat-alat harus disterilkan di PSTW
Puspakarma Mataram.
2. Bagi Institusi
Dapat lebih meningkatkan dukungan moril kepada mahasiswa praktik.