Anda di halaman 1dari 12

1.2 Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.

2
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini dapat
disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of
AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan,
meskipun demikian memiliki beberapa manfaat penting yaitu: menghindari munculnya krisis akibat
kegagalan dalam mengikuti standar, dan lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses
evolusi dalam penyusunan struktur metateori.
Gambar Hirarki Kualitas Akuntansi

SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Istilah


qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang dibahas berasal dari
ASOBAT. Pembuat keputusan berada di puncak diagram , menunjukkan orientasi fungsi akuntansi
keuangan adalah melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan
keuangan harus ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan laporan keuangan.
Kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut ‘user-spesific quality’. Oleh karena pengguna
dianggap memiliki pengetahuan yang memadai maka informasi sendiri bisa memiliki tingkat
komprehensibitas. Karakteristik kualitas akuntansi yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di
bawah judul ‘decision usefulness’ dengan penekanan pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.
Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk diterapkan
dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi
akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses
pengambilan keputusan. Biaya langsung (direct cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh,
menyajikan dan menyebarkan informasi (misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan SFAS
No.33). Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi: Kerugian dalam kompetisi disebabkan oleh
informasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS 14 dan SFAS 5).
Berkaitan dengan kemampuan memahami informasi. Banyak fakta menunjukkan
pengungkapan tambahan dari SFAS 33 tidak dipahami dengan baik oleh pengguna, karena informasi
yang dihasilkan relatif menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman. Masalah lain berhubungan
dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap dan
menggunakan informasi. Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak berhubungan
dengan konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi akuntansi
sulit dievaluasi. Beberapa di antaranya legitimate dan dapat diterima. Misalnya, maksud SFAS 106
adalah membukukan biaya layanan kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang dianjurkan
standar.
Relevance
Menurut FASB dalam SFAC nomor 2:
Relevant accounting information is capable of making a difference in a decision by helping
users to form predictions about the outcomes of past, present, and future events or to confirm or
correct prior expectations. Information can make a difference to decisions by improving decision
makers' capacities to predict or by providing feedback on earlier expectations.
(Informasi akuntansi yang relevan adalah mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan
dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu,
sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau membenarkan harapan sebelumnya.
Informasi dapat membuat sebuah perbedaan terhadap keputusan dengan meningkatkan kapasitas
pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan memberikan umpan balik terhadap harapan
sebelumnya).
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek tambahan:
ketepatan waktu.
Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya prediktive value merujuk pada kegunaan input untuk
prediksi seperti cash flow dan earning power daripada menjadi perkiraan aktual sendiri
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi pembuat
keputusan. Hal ini merujuk pada menentukan posisi perusahaan dan tumpang tindih dengan
sejauh mana mana manajemen telah menjalankan fungsinya. Jika ditinjau lebih luas, feedback
value terkait dekat dengan pertanggungjawaban. Informasi yang menyediakan kualitas ini
harus mempengaruhi atau berdampak predictive value. Karenanya, muncul dua pengertian
pada istilah feedback value yang agak membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak
mempengaruhi keterkaitan antara predictive dan feedback value.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya meruapakan sebuah constraint terhadap kedua aspek utama
relevansi. Agar relevan, informasi harus tepat waktu, artinya harus ‘tersedia pada pembuat
keputusan sebelum (informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi
keputusan’. Terdapat pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama relevansi
karena informasi akan lebih lengkap dan akurat jika batasan waktunya dilonggarkan.
Karenanya sering terjadi trade-off antara ketepatan waktu dengan kedua aspek utama
relevansi tersebut.
Possible Inconsistency Beetween
Predivtive Value and Feedback Value
Predivtive Value dan Feedback Value yang merupakan karakteristik kualitatif– diturunkan
dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi cash flow dan untuk
pertanggungjawaban. Sejak Trueblood Report sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2, (penjelasan)
yang sedikit lebih detail ditambahkan pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru).
Melalui ketiga dokumen ini ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh pengguna eksternal.
Feedback value berhubungan dengan dua tujuan pengguna: Tujuan penilaian kinerja manajemen
(menentukan seberapa baik manajemen telah bekerja, dinyatakan sebagai menyetujui atau tidak
menyetujui ekspektasi relatif pada pertanggungjawabannya) dan Tujuan pembuatan keputusan.
Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi
hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas). Hal inilah yang dapat menyebabkan pertentangan
antara keduanya. Misalnya dalam kasus akuntansi dana pensiun. SFAS No.87 membuat
penyimpangan yang tajam dari pendahulunya APB Opinion No.8. Pada SFAS 87, penyusunan biaya
pensiun periodik ditentukan dengan mengalikan faktor-faktor yang didasarkan pada masa pengabdian
karyawan pada perusahaan dan gaji tahunan. (Gaji) yang terakhirlah yang merupakan faktor utama.
Kebanyakan rencana pensiun didasarkan pada gaji tahunan dan bukan atas dasar gaji terakhir sebelum
pensiun atau berdasarkan gaji rata-rata tahunan.
Sedangkan pada APB Opinion 8, biaya pensiun didasarkan pada gaji saat ini (currently
existing salaries). SFAS 87 mengubah faktor biaya dengan estimasi gaji terakhir atau rata-rata gaji
terakhir, mana yang lebih kuat dalam kontrak pensiun perusahaan akan digunakan untuk penentuan
pembayaran pensiun yang sesungguhnya.
Reliability
Reliabilitas tersusun dari tiga bagian yaitu verifiability, representational faithfulness, dan
neutrality. Menurut FASB dalam SFAC nomor 2, Reliabilitas suatu ukuran bertumpu pada kesetiaan
(faithfulness) dimana ia mewakili apa yang dimaksudkan untuk diwakili, ditambah dengan sebuah
jaminan bagi pengguna, yang datang melalui verifikasi, bahwa ia memiliki kualitas representational.
o Verifiability
Verifiabilitas dalam SFAC nomor 2 didefinisikan sebagai kualitas yang dapat ditunjukkan
dengan menjamin sebuah tingkat konsensus yang tinggi antara pengukur independen dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama.
o Representational Faithfulness, adalah korespondensi atau kesepakatan antara suatu ukuran
atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk diwakili. Dalam akuntansi, fenomena
yang diwakili adalah sumber daya ekonomi dan kewajiban serta transaksi-transaksi dan
kejadian yang mengubah sumber daya dan kewajiban tersebut.
o Neutrality. Netralitas berarti bahwa dalam merumuskan atau menerapkan standar, perhatian
yang utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan, bukan pada
pengaruh standar atau aturan yang memiliki kepentingan tertentu. Netralitas adalah
karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan
yang bertentangan secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya sadar untuk
mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan
standar akuntansi yang mendasarinya.
Representational Faithfulness
Versus Economic Consequences
Satu isu sentral berkenaan dengan coceptual framework adalah apakah representational
faithfulness atau economic consequences yang mendominasi dalam proses penyusunan standar.
Representational framework adalah bagian dari conceptual framework, sedangkan economic
concequences bukan. Beberapa artikel memberi pendapat dalam masalah ini
 Sole Emphasis Upon Representational Faithfulness
Ruland (1984) dengan jelas menekankan representatif faithfulness sebagai kewajiban FASB
dalam membuat draft standar. Dalam pandangannya, representatif faithfulness sebagai justifikasi yang
memadai untuk standar akuntansi. Jika konsekuensi ekonomi yang ukuran yang digunakan dalam
penyusuna standar, maka hasil pembuatan kebijakan akuntansi harus ditentukan dengan hati-hati,
namun tanpa kepastian.
 The Complementary Roles of Representatif Faithfulness and Economic Consequences
Ingram dan Rayburn (1989) mengambil keduanya dalam proses penyusunan standar.
Berdasarkan pendekatan full cost, suatu negara bahkan benua harus dipertimbangkan sebagai cost
center. Komponen defenisi pada SFAC 6 penting, tetapi tidak memadai untuk mendefenisikan asset
secara penuh. Bahkan pergantian kepada current valuastion tidak menghilangkan masalah tingkat
agregasi pencapaian representatif faithfulness. Ingram dan Rayburn berpandangan faithfulness of
representation sering menjadi masalah dalam menggunakan aturan pengukuran (atau kalkulasi aturan,
sebagaimana Sterling) daripada ‘memetakan realitas’ yang menentukan angka yang benar sari sudut
pandang representatif faithfulness. Karena representatif faithfulness tidak menggunakan sesuatu yang
relatif mudah dipastikan pada kenyataan objektif, maka proses pembuatan standar memerlukan
pertimbangan atas konsekuensi ekonomi: bagaimana pengguna, penyiap dan pihak lain yang
terpengaruh oleh ‘bakal’ standar akuntansi.
Ingram dan Rayburn menyimpulkan Representatif Faithfulness dan Economic Consequences bukan
alternatif dalam penyusunan standar, melainkan keduanya bersifat komplementer (saling
melengkapai).
 The Preeminence of the Economic Consequences View
Daley dan Tranter (1990) memilih sikap yang bertentangan dengan Ruland. Mereka
berpandangan Economic Consequences sudah tercakup dalam conceptual framework –sebagaimana
onta masuk ke dalam tenda dengan menyelipkan hidungnya di bawah kain penutup tenda, meskipun
FASB berusaha mengutamakan representatif faithfulness dalam penyusunan standar akuntansi.
Alasannya adalah FASB tidak biasa netral dalam menentukan relevansi dan reliabilitas informasi
akuntansi yang diberikan terhadap batasan trade-off biaya/manfaat. Daley dan Tranter memandang
trade-off biaya manfaat meliputi kesimpulan yang luas dari isu Economic Consequences Kesimpulan
Ruland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai ambang materialitas untuk
menentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih besar dari biaya
persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu tentang kenyataan
bahwa penyusun pada awalnya menanggung beban mengumpulkan, memproses dan menyebarkan
informasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak distribusi pada kelompok pengguna
yang berbeda (misalnya manfaat off-balance-sheet financing untuk investor berbeda dengan kreditur).
Daley dan Tranter juga benar, karena tidak diragukan trade-off biaya manfaat berhubungan dengan
konsekuensi ekonomi berkaitan dengan biaya mempersiapkan informasi untuk pengguna. Aspek
penyusunan standar pada dasarnya adalah bagian dari proses yang harus dipandang sebagai tipe
khusus konsekuensi ekonomi. Dengan kata lain, penyusun standar secara langsung mempengaruhi
biaya persiapan informasi sebagai akibat sebuah standar yang dihasilkan. Pada sudut ini, netralitas
memainkan peran yang tepat karena fokusnya berhubungan dengan relevansi dan realibilitas. Daley
dan Tranter tidak percaya bahwa netralitas dapat jadi komponen reliabilitas karena batasan reliabilitas
membawa konsekuensi ekonomi Dari perspektif teori relevansi dan reliabilitas merupakan
karakteristik utama yang harus diperhatikan penyusun standar.
Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong
pengaturan ‘pelaporan yang lebih rendah’ atau ‘pelaporan yang lebih tinggi’ asset atau income.
Pengaturan understatement bertentangan dengan representational faithfulness, netralitas dan kedua
aspek utama relevansi. Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep penting
yang tidak dibahas dalam SFAC 2.
Comparability and Consistency
Kemudian, dalam SFAC nomor 2 disebutkan terdapat secondary and interactive qualities
yaitu Comparability (Including Consistency). Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri yang sama
(perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda
(perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
Dalam definisi lebih luas, SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas sebagai kualitas
atau pernyataan yang memiliki karakteristik umum. Jadi perbandingan normal komparabilitas
merupakan suatu perhitungan atas karakteristik yang umum. Hal itu mengakibatkan perbandingan
valid hanya dimungkinkan apabila pengukuran yang digunakan, yaitu kuantitatif atau rasio, secara
nyata mewakili karakteristik dari subjek yang diperbandingkan.
Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi selama suatu rentang waktu mengacu pada
kualitas penting yang memungkinkan angka-angka akuntansi menjadi lebih berguna. Dalam format
standar laporan auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan “sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim yang secara konsisten diterapkan.” Konsistensi penggunaan prinsip akuntansi
dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan keuangan bagi pemakai melalui
wacana analisis dan pemahaman atas data komparatif.
Sebagaimana komparabilitas, konsistensi lebih merupakan suatu kualitas dari keterhubungan
antara dua angka akuntansi daripada suatu kualitas angka dengan dirinya sendiri, dalam konteks nilai
relevan dan reliabilitas. Penggunaan yang konsisten dari suatu metode akuntansi, apakah dari suatu
periode ke periode yang lain pada suatu perusahaan, atau dalam suatu periode meliputi beberapa
perusahaan, adalah suatu kebutuhan tetapi bukan merupakan suatu syarat cukup dari komparabilitas.
Materiality
Karakteristik terakhir yang disebutkan dalam SFAC nomor 2 adalah materiality yang
merupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan (threshold for recognition). Materialitas
adalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik kualitatif, terutama relevansi dan
keandalan. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam hal apa yang mempengaruhi atau
membuat suatu perbedaan bagi pembuat keputusan. Sebuah keputusan untuk tidak mengungkapkan
informasi yang pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki kebutuhan informasi
semacam itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil untuk membuat perbedaan
(tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut
mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor
kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material
atau tidak.
2. Conceptual Framework for Financial Reporting (SFAC 8)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi
dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang menggantikan
SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2, karakteristik
kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan
konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan
dan pedoman pelaporan.
SFAC bukan merupakan bagian dari FASB, tetapi merupakan sumber-sumber otoritatif
dari GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan pada entitas non pemerintah. Bagaimanapun
SFAC tidak (a)memerlukan perubahan dalam US GAAP yang ada, (b)mengubah, memodifikasi,
atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi, dan (c)membenarkan salah satu perubahan yang
ada dalam praktek-praktek akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan
kodifikasi standar akuntansi berdasarkan intepretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam
SFAC. SFAC dapat diubah, diganti, dan ditarik melalui prosedur yang sesuai dibawah the
board’s rules of procedure. Secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :
 Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar
akuntansi keuangan.
 Menggantikan SFAC No.1 dan 2
 Terdiri atas tiga bab :
 Bab 1, tujuan umum pelaporan keuangan.
 Bab 2, entitas pelaporan
 Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat

SFAC No. 8 ini pada dasarnya diciptakan oleh FASB untuk mengakomodasi konvergensi
standar akuntansi dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan
International Accounting Standard Boards (IASB). Ada perubahan mendasar yang dilakukan
pada SFAC No. 8, misalnya kualitas informasi Akuntansi ini dibagi menjadi kualitas informasi
utama yang terdiri dari Relevance dan Faithful Representation dan Kualitas informasi
pendukung yang terdiri dari Comparability, Veriability, Timeliness & Understandability.
 Tujuan umum dari Pelaporan Keuangan(The Objective of General Purpose
Financial Reporting)
Skup Pelaporan Keuangan
Posisi pelaporan keuangan dan laporan keuangan menurut FSAB dalam SFAC No.1
maupun SFAC NO.8 adalah
 Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan
 Laporan keuangan tetap merupakan komponen pokok pelaporan keuangan
 Pelaporan keuangan terdiri dari:
a. Supplementary information
b. Other means of financial reporting
Tujuan Pelaporan Keuangan
a. Meyediakan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditor tentang pelaporan entitas
yang pada nantinya digunakan untuk mengambil keputusan mengenai penyediaan sumber
daya kepada entitas pelapor
b. Menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas oleh investor,
kreditur untuk mengukur seberapa efektif dan efisien manajemen entitas melakukan
pengelolaan dan tanggungjawab komisaris untuk menggunakan sumber daya entitas
c. Menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas yang pada
nantinya informasi ini memberikan masukan manfaat untuk mengambil keputusan
tentang penyediaan sumber daya pada entitas
 Primary users
Dalam SFAC No.8 para pengguna informasi keuangan diutamakan bagi:
1. Para investor dan calon investor
2. Para kreditor dan calon kreditor
Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan investor dan kreditor yaitu
1. Menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa depan
2. Informasi sumber daya entitas (asset), klaim atas entitas (hutang&ekuitas),
efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya yang dimiliki entitas oleh
manajemen
Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan klaim atas
sumber daya
Salah satu tujuan umum laporan keuangan dala pelaporan keuangan suatu
entitas adalah menyediakan informasi tentang informasi sumber daya ekonomi entitas dan
klaim kembali atas entitas pelapor selain itu juga menyediakan informasi terhadap pengaruh-
pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi pada
entitas pelaporan dan klaim.
Perubahan dan klaim atas sumber daya
Selain menyediakan informasi-informasi tentang sumber daya dan klaim, juga harus
menyediakan informasi tentang perubahan atas sumber daya entitas dan klaim atas sumber
daya. Hal tersebut didasarkan pada:
a. Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada
entitas berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta kejadian lain misalnya
penerbitan hutang dan ekuitas
b. Pengguna informasi keuangan juga perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber
perubahan yaitu kinerja entitas atau dari hutang dan dari ekuitas
c. Implikasi atas gambaran diatas terdapat beberapa pelaporan yaitu:
 Laporan laba rugi
 Laporan posisi keuangan
 Laporan perubahan entitas
 Karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat (Qualitatif characteristics of useful
financial information)
Karakteristik kualitatif informasi digunakan mengidentifikasi jenis informasi yang
berguna kepada kreditur yang ada dan potetnsial investor dan kreditur lainnya untuk
mengambil keputusan atas entitas pelapor dalam bentuk laporan keuangan . Laporan
keuangan juga mencankup penjelasan material tentang ekspektasi-ekspektasi dan strategi
manajemen untuk pelaporan entitas.
Karakteristik kualitatif fundamental adalah relevansi dan representasi atas informasi
keuangan yang relevan yang mampu meberikan perbedaan dalam pengambilan keputusan
pengguna. Informasi bisa dikatakan relevan dengan kriteria:
 Nilai prediksi (predictive value)
Dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masukan bagi proses
yang digunakan pengguna dalam memprediksi masa depan.
 Nilai konfirmatori (confirmatory Value)
Dikatakan memiliki nilai konfirmatori jika dapat memberikan umpan balik
(feedback) tentang evaluasi sebelumnya atau keduanya
Materialitas (Materiality)
Merupakan aspek entitas dari relevansi berdasarkan sifat atau item informasi yang
berhubungan dengan konteks entitas individu laporan keuangan.
Representasi (Faithful Representation)
Terdapat tiga karakteristik untuk menjadikan nilai informasi representasi sempurna, sebagai
berikut:
a) Lengkap (completeness)
Mencankup seluruh informasi yang diperlukan bagi pengguna intuk memahami fenomena
yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya
b) Netral (Neutral)
Menjelaskan seleksi atau penyajian informasi keuangan yang tanpa bias
c) Bebas dari kesalahan (free from error)
Informasi keuangan akurat dari berbagai aspek, bebas dari kesalahan ini maksudnya
adalah tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi fenomena dan proses yang
digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan
diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam proses
Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang efektif dan efisien untuk menerapkan karakteristik kualitatif fundamental terdiri atas:
1. Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk digunakan
menjadi informasi keuangan entitas
2. Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang relevan
3. Menentukan informasi yang tersedia

Karakteristik kualitatif yang ideal yaitu dapat dibandingkan (comparability), dapat


diverifikasi (verifiability), ketepatan waktu (timeliness) dan dapat dipahami
(understandbility) sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan informasi dari
sisi relevance dan faithful representation.
o Comparability (dibandingkan)
Merupakan karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi
dan memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan
keuangan. Konsistensi tidak sama dengan komparabilitas karena konsistensi mengacu pada
penggunaan metode yang sama untuk item yang sama sedangkan komparatif membantu
dalam mencapai tujuan tersebut
o Verifiability (verifikasi)
Verifikasi berguna membantu pengguna informasi bahwa informasi setia merupakan
fenomena ekonomi yang memiliki tujuan untuk mewakili. Verifikasi dapat bersifat langsung
atau tidak langsung. Verifikasi langsung berarti memverifikasi jumlah atau representasi lain
melalui pengamatan langsung. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa masukan ke
rumus, model atau teknik lain dan menghitung ulang output dengan menggunakan metologi
yang sama
o Timelines (Tepat Waktu)
Informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan dalam waktu yang mampu
mempengaruhi keputusan pengguna.
o Understandability (Dapat dipahami)
Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan informasi secara jelas dan
ringkas sehingga informasi mudah dipahami oleh pengguna
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Merupakan proses berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Kadang-kadang
satu karakteristik kualitatif akan meningkat atau mungkin harus berkurang untuk memaksimalkan
karakteristik lainnya. Namun, meningkatkan karakteristik kualitatif (baik secara individual atau
kolektif) tidak memberikan informasi yang berguna jika informasi yang tidak relevan atau tidak
diwakili dengan setia . Sehingga pelaporan keuangan yang relevan dan memiliki nilai representasi
yang tepat akan membantu pengguna untuk membuat keputusan dengan lebih baik.
Biaya merupakan kendala luas atas informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan
bertujuan umum. Pelaporan informasi tersebut membebankan biaya dan biaya-biaya harus dibenarkan
oleh manfaat dari pelaporan informasi tersebut. IASB menilai biaya dan manfaat dalam kaitannya
dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan
individu. IASB akan mempertimbangkan apakah entitas ukuran yang berbeda dan faktor lainnya
membenarkan persyaratan pelaporan yang berbeda dalam situasi tertentu. Pada kebanyakan situasi,
penilaian didasarkan pada kombinasi informasi kualitatif dan kuantitatif.
Karena subyektifitas yanf melekat, penilaian individu akan bervariasi sehingga perlu
dipertimbangkan biaya dan manfaat yang dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum dan
tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu dan bukan berarti bahwa penilaian
biaya dan manfaat selalu mebenarkan persyaratan pelaporan yang sama untuk semua entitas

Anda mungkin juga menyukai