Bab V PDF
Bab V PDF
48
Gambar 5.1Gambar lokasi alternatif 1
Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi
5.1.2 Alternatif 2
Lokasi alternatif 2berada di jalan Gatot Subroto dengan pertimbangan :
49
Gambar 5.2.gambar lokasi alternatif 2
Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi
5.1.3 Alternatif 3
Lokasi alternatif 3berada di jalan Raya Rinding dengan pertimbangan :
1. Termasuk dalam Wilayah WP 4 Sebagai Wilayah untuk
Karakteristik Kawasan Olahraga, Rekreasi dan pusat Kawasan
Pendidikan.
2. Berada Dekat Dengan Bandara Kalimarau
3. Berada di samping Sungai Segah, dapat mendukung kegiatan
olahraga tradisional air seperti mendayung
4. Lokasi sekarang masih berupa lahan terbuka dan persawahan
5. Luas Lokasi Sekitar 5 hektar
6. Berada di jalur jalan antar provinsi‘.
50
Gambar 5.3.gambar lokasi alternatif 3
Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi
51
memiliki cakupan yang luas sehingga dapat menampung berbagai aktivitas
yang dilakukan di dalam bangunan.
Alternatif site 1 berada di Jl. Raya Rinding dengan sarana tranfortasi
yang memadai ,berada dekat dengan terminal Regional dan dekat dengan
SMU N 1 Rinding. Alternatif site 2 berada di JL.Gatot Subroto berada
dekat dengan Pasar induk dgn saran transportasi yang memadai.Sedangkan
alternatife site 3 berada di Jl. Raya Rinding juga tetapi lebih dekat dengan
bandara Kalimarau dan sarana transportasi yang memadai karena berada
dijalur transportasi darat regional.
Setelah mengetahui dari 3 alternatif site yang akan digunakan sebagai
Berau Youth Center dengan penyesuaian RTRK Kota Tanjung Redeb tahun
2008, maka alternatif lokasi yang sudah ada dianalisis agar mendapatkan
lokasi yang sesuai dengan pembanguan Berau Youth Center. Analisa site
menggunakan sistem tabel, sehingga dapat menunjukkan penilaian potensi-
potensi yang ada dari 3 alternatif site.
4. Sarana Transportasi 3 2 3
5. Ketersediaan lahan 3 3 3
6. Keterdekatan dengan 3 3 3
fasilitas pendukung
7. Ekspose bangunan 3 2 3
8. Kedekatan dengan 3 3 2
sungai
52
Jumlah 24 21 23
Sumber : Analisa Penulis, 2011
Keterangan Pemilihan Bobot :
1. Tata guna lahan sebagai Berau Youth Center yang terletak di fasilitas
pendidikan dan pariwisata , dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak mendukung
Nilai 2 = kurang mendukung
Nilai 3 = mendukung
2. Fungsi kawasan menurut ketentuan RTRK Kota Tanjung Redeb2008,
dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak sesuai dengan pengembangan tata ruang kotaTanjung
Redeb sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.
Nilai 2 = kurang dengan pengembangan tata ruang kotaTanjung Redeb
sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.
Nilai 3 = sesuai dengan pengembangan tata ruang kota Tanjung Redeb
sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.
3. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan arteri (jalan utama) yang
menunjang keberadaan bangunan, dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak memadai
Nilai 2 = kurang memadai
Nilai 3 = memadai
4. Kemudahan pencapaian terhadap lokasi dengan spesifikasi :
Memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota, dengan kriteria
bobot :
Nilai 1 = tidak memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota
Nilai 2 = hanya memiliki jalur transportasi umum dalam kota
Nilai 3 = memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota
53
5. Ketersediaan lahan yang cukup luas dan cukup untuk menampung
berbagai ruang dan aktivitas yang menunjang fungsi-fungsi di dalamnya,
dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = kurang luas
Nilai 2 = cukup luas
Nilai 3 = luas
6. Ketersediaan infrastruktur berupa fasilitas publik sebagai fasilitas
pendukung, dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak memadai
Nilai 2 = kurang memadai
Nilai 3 = memadai
7. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan arteri (jalan utama) yang
menunjang keberadaan bangunan, dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak memadai
Nilai 2 = kurang memadai
Nilai 3 = memadai
8. Fasade bangunan di sekitar lokasi yang mendukung fasade bangunan,
dengan kriteria bobot :
Nilai 1 = tidak mendukung
Nilai 2 = kurang mendukung
Nilai 3 = mendukung
9. Site berada dekat dengan sungai untuk mendukung olahraga air seperti
Mendayung.
Nilai 1 = berada langsung di pinggir sungai
Nilai 2 = berada dekat tapi tidak langsung dengan sungai
Nilai 3 = berada jauh dari sungai
Berdasarkan analisa di atas maka site yang paling tepat untuk
dibangun suatu fasilitas Berau Youth Center yaitu site yang berada di Jl..
Dalam RTRK kota Tanjung Redeb 2008 kawasan tersebut berada dalam
54
bagian wilayah kota yang diperuntukkan bagi fasilitas pendidikan dan
rekreasi.
b. Kondisi Site
Site Berada di JL. Raya Rinding dan berbatasan dengan :
Utara : Sungai Segah
Selatan : JL. Raya Rinding
55
Timur : Jalan kampung pemukiman
Barat : SPBU Rinding
56
B. Pengelola
Jumlah pengelola dihitung berdasarkan struktur organisasi Berau
Youth Center ditambah dengan asumsi jumlah staff tiap-tiap bagian
pengelolaan, dari hasil perhitungan didapat jumlah pengelola pada
BYCadalah :62 orang.
Tabel 5.2Asumsi Jumlah Pengelola BYC
Pengelola umum 20
Pengelola kegiatan pendidikan 28
Pengelola pusat informasi 5
Pengelola kegiatan servis 9
Jumlah 62
Sumber : Analisa Penulis, 2011
57
5.4 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Tabel 5.3 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Jenis
Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Pengelola Direktur Rapat R. Rapat
Menerima Tamu R. Tamu
Kerja/ Aktivitas Rutin R. Direktur
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Sekertaris Rapat R. Rapat
Kerja/ Aktivitas Rutin R. Sekertaris
Dokumentasi R. Arsip
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Bendahara Rapat R. Rapat
Kerja/ Aktivitas Rutin R. Bendahara
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Staf Informasi Memberikan Informasi R. informasi
Pendaftaran Loket Pendaftaran
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Staf Pengajar Mengajar R. Kelas / Studio
Konseling R. konseling
Ganti pakaian dan R. Locker
Menyimpan Barang
Istirahat R. Pengajar
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Staf Teknis Mengatur Elekrikal R. Resevoir dan
dan mechanical pompa air
Melakukan R. AHU
Mainterance R. MEE
R. Genset
Penyimpanan Barang Gudang
58
R. kerja
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Staf Pemeliharaan Memelihara Gedung Gudang
Membersihkan R. Kebersihan
R. sampah
Mengganti Pakaian dan R. Ganti + locker
meyimpan barang
Menyiapkan Makanan Dapur dan Pantri
dan minuman
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Staf Keamanan Menjaga Keamanan Pos Keamanan
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Pelayanan Pelajar/ Remaja Menyimpan kendaraan Tempat Parkir
Olahraga Mendayung Sungai
Menyimpan perahu Garasi Perahu
Menyumpit Area Menyumpit
Bermain Gasing Area Gasing
Bermain Sepak Takrau Lapangan Sepak
Takrau
Bermain Behadang Area Permainan
Behadang
Bermain Tambi Area Bermain Tambi
Belajar Tari Tradisonal Studio Tari
Belajar Seni Ukir Studio Ukir
Olah Vokal Studio Vokal
Belajar seni musik Studio Musik
Tradisional
Belajar Seni Lukis Studio Gambar
Belajar Seni Peran Studio Peran
Bimbingan Belajar Kelas
Bimbingan Konseling R. Konseling
59
Membaca Buku dan Perpustakaan + internet
Internet
Pentas Seni Panggung Terbuka
Seminar dan Diskusi Auditorium
Bersantai / istirahat Cafe & Food court
Menyimpan Alat-alat R. Peyimpanan
Permainan dan alat
Olahraga
Menonton pameran Exbition hall
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Pengunjung Menyimpan Kendaraan Tempat Parkir
Membaca buku Perpustakaan
Menonton Pertunjukan Panggung Terbuka
Melihat Seminar dan Auditorium
Diskusi
Berwisata kuliner Food court & cafe
Membeli souvenir Toko Souvenir
Menonton pameran Exbition hall
Sholat Mushola
Buang Air Toilet
Sumber : Analisa Penulis, 2011
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Flow
(m2) (m2)
Lobby 100 orang 0.8 m2/org N 80 15% 92
R. Informasi Asumsi : meja A 6 20% 7.5
info : 1 buah,
kursi : 2 buah
60
R. Rapat 25 orang 2.5 m2/org N 62.5 62.5
R. Direktur 1 orang 30 m2/org N 30 30
R. Tamu 3 m2 x4 m2 A 12 12
R. Sekertaris 1 orang 12 m2/org A 12 12
R. Arsip 3x3 m A 9 9
R. Fotocopy 1 unit 3x3 m A 9 9
Dapur & pantri 3x3m A 9 9
Gudang 3x3 m A 9 9
Toilet 6 orang 5.5x 3 m N 16.5 16.5
Total 240
Sumber : Analisa Penulis, 2011
B. Pendidikan
Tabel 5.5 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pendidikan
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber 2 Flow
(m ) (m2)
lobby 20 orang 0.8 m2/org N 36 36
Studio Tari 20 orang 6 m2/org N 120 120
Studio Vokal 10 orang 2.5m2/org N 25 25
Studio Musik 20 orang 8 m2/org N 160 160
Studio Peran 20 orang 6 m2/org N 120 120
Studio Ukir 20 orang 8 m2/org N 160 160
R. Kelas 2x 20 orang 2.5 m2/org A 50 100
R. Konseling 2 orang 2.5 m2/org A 5 25
Perpustakaan 100 orang 100 m2 N 100 100
Gudang 3x3 m A 9 9
Kantin 7x6 m A 42 42
Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30
Total 927
Sumber : Analisa Penulis, 2011
61
C. Arena Olahraga Dan Permainan
Tabel 5.6 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Arena olahraga & permainan
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber (m ) Flow (m2)
2
D. Panggung Terbuka
Tabel 5.7 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Panggung Terbuka
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber 2 Flow
(m ) (m2)
Panggung A 100 100
2
Tribun Penonton 600 orang 0.5 m /org N 300 20% 360
R. Rersiapan A 16 16
R. Alat A 15 15
Total 491
Sumber : Analisa Penulis, 2011
62
E. Auditorium
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Flow
(m2) (m2)
R. Seminar& diskusi 100 orang 0.8 m2/org N 80 80
Stage/panggung 2.5x8 m A 20 20
R. persiapan A 16 16
R. audio A 12 12
Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30
Total 158
Sumber : Analisa Penulis, 2011
F. Exbition hall
Tabel 5.9 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Exbition hall
Luas Total
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber 2 Flow
(m ) (m2)
Exbition hall 800 0.5 m2/org N 400 400
R. Alat A 15 15
Gudang 3x5 m A 15 15
Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30
Total 460
Sumber : Analisa Penulis, 2011
63
Gudang & loker A 20 20% 24
2
Pos satpam 2 buah 4 m /bh N 8 8
R. MEE A 40 40
R. genset 6x6 m N 36 36
R. AHU A 40 40
Reservoir A 40 40
R. sampah A 20 20
Toilet 4 orang 4x 3 m A 12 12
Total 240
Sumber : Analisa Penulis, 2011
B. Kafe Tradisional
Tabel 5.12 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang kafe
Kebutuhan Kapasitas Standart Sumber Luas Flow Total
Ruang (m2) (m2)
kasir 2 orang 3x3 m A 9 9
R. makan 100 orang 5.75 m2/4 N 144 15% 164
org
Dapur/pantry 40 m2 A 40 40
64
Gudang 24 m2 A 24 24
Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30
Total 269
Jumlah unit 2 buah 538
Sumber : Analisa Penulis, 2011
C. Mushola
Tabel 5.13 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Mushola
Kebutuhan Luas Total
Ruang Kapasitas Standart Sumber (m2) Flow (m2)
R. ibadah 40 orang 1.6 m2/org N 64 64
T. wudhu 10% r.
ibadah N 6.4 6.4
2
R. Sound 12 m /unit A 12 12
Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30
Total 115
Sumber : Analisa Penulis, 2011
D. Kebutuhan Parkir
Tabel 5.14 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Parkir
Kebutuhan Luas Total
Kapasitas Standart Sumber Flow
Ruang (m2) (m2)
Parkir pengunjung 2000 orang asumsi 22.5 N 5625 5625
2
50% mobil (4 m /mobil
orang/mobil) 50%
motor (2 1.5 750 750
orang/motor) m2/motor
Parkir pengelola 62 orang asumsi 22.5 N 174.3 174.3
2
dan penyewa 50% mobil (4 m /mobil
orang/mobil) 50 % 1.5 23.5 23.5
motor (2 m2/mobil
orang/motor)
Total kebutuhan parkir 6573
65
Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.5.3 Rekapitulasi Besaran Ruang
Tabel 5.15Rekapitulasi Besaran Ruang
Kelompok Kegiatan Luas Ruang Jumlah Luas Total
(M2) Unit (M2)
KEGIATAN UTAMA
a. Pengelola 240 1 240
b. Pendidikan 927 1 927
c. Area Olahraga Dan Permainan 442.1 2 885
d. Panggung Terbuka 491 1 491
e. Auditorium 158 1 158
f. Exbition hall 460 1 460
g. Service dan Pelayanan 240 1 240
KEGIATAN PENUNJANG
a. Toko souvenir 237 1 237
b. Cafe 269 2 538
c. Mushola 115 1 115
TOTAL LUAS RUANG 4940
TOTAL LUAS PARKIR 6573
TOTAL LUAS 11.513
KESELURUHANBANGUNAN
Sumber : Analisa Penulis, 2011
Parkir
5.7 Organisasi Ruang
A. Pengelola
B. Remaja
67
Gudang Masjid Exbition Hall Toilet
Cafe Panggung
Auditorium Perpustakaan
Terbuka
: Pelatihan
: Non Pelatihan
C. Servis
68
Jl. Raya Rinding merupakan jalan arteri sekunder dengan jalur dua
arah dengan lebar 20m
Jl. Kampung merupakan jalur pemukiman dengan jalur dua arah
dengan lebar 8 m
Konsep Perencanaan
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
69
Dasar pertimbangan :
Main entrance (ME)
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
ME
JL. Raya Rinding
SE
U
Pemukiman
Pemukiman
71
Zona semi publik, ruang-ruang yang membutuhkan privasi lebih
sedikit.
Zona private, ruang-ruang yang membutuhkan privasi atau
ketenangan yang lebih.
Zona service, ruang-ruang service di letakkan jauh dari zona yang
sulit dijangkau oleh para pengunjung, namun tetap
mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengelolanya.
Penzoningan secara vertikal didasarkan pada tingkat kebisingan dari
banyaknya kegiatan, yaitu :
Zona bawah, merupakan zona yang memiliki tingkat kebisingan
tertinggi karena adanya kegiatan yang melibatkan para pengunjung.
Zona transisi, merupakan zona peralihan antara zona bawah dan
zona tenang.
Zona atas, zona paling atas dan merupakan zona tenang karena
membutuhkan banyak privasi dan ketenangan yang tinggi.
Konsep Perencanaan
Pemisahan antara zona publik, semi publik, dan private ke dalam
bentuk penzoningan horizontal dan vertikal.
Zona publik di letakkan di lantai satu dan dua dengan kegiatan
olahraga, pameran, pentas seni, diskusi, seminar dan kegiatan
penunjang lainnya yang melibatkan pengunjung.
Zona semi publik merupakan area penerimaan, parkir dan open
space.
Zona private, merupakan area yang digunakan sebagai fungsi
kegiatan utama.
Zona service, merupakan area yang digunakan kegiatan pelayanan
maupun perawatan bangunan.
72
Hutan
Sungai
servis
Privat
Area
mendayung
semi publik
Hutan
JL. kampung
Publik
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
73
Konsep Perencanaan
Hutan
Massa 3
Sungai
Servis
Arena
Permainan
Area
Terbuka
Massa 1
Hutan
Massa 2
SPBU
Pemukiman
Pemukiman
Hutan
Sungai
Bongkar Muat
Barang
Sirkulasi Servis Dan
Karyawan,
Sirkulasi Pelatihan
Site
Hutan
SPBU Drop In
Pemukiman
Pemukiman
75
Letak ME dan SE.
Orientasi tertinggi dapat dilihat dari arah Jl. Raya Rinding
Konsep Perencanaan
Secara garis besar, orientasi utama bangunan diarahkan ke Jl. Raya
Rinding dan Sungai segahuntuk alternative orientasi bangunan jika
dilihat dari Sungai Segah.
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
Konsep Perencanaan
View keluar bangunan merespon tuntutan dari analisa konsep yaitu
ke arah jalan arteri dan ke arah sungai sehingga diharapkan nilai
ekspose bangunan dapat menarik perhatian pengunjung.
Pada bagian belakang diberikan pagar pembatas antara tapak
bangunan dengan permukiman dan juga sebagai batas site.
77
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
78
Sungai
tingkat Kebisigan jg
berasal dari kendaraan
air yang bermotor
Site
SPBU
tingkat Kebisigan
berasal dari kendaraan
bermotor U
Hutan
Sungai
Site
Hutan
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
Pemukiman
Pemukiman
79
5.8.9 Analisa dan Konsep Klimatologi
Analisa pendekatan
Tujuan : bagaimana memanfaatkan potensi alam (iklim) guna menunjang
kegiatan dalam bangunan dan juga sebagai upaya mendukung konsep green
building.
Dasar pertimbangan :
Arah edar matahari.
Arah edar tiupan angina.
Curah hujan
Hutan
Sungai
Site
JL. kampung
SPBU
JL. Raya Rinding
80
Konsep Perencanaan
81
Dasar pertimbangan :
Vegetasi sebagai fungsi estetis
Vegetasi yang mampu memberikan nilai tersendiri sebagai vegetasi
yang dapat memberikan keindahan.
Vegetasi sebagai fungsi teknis
Vegetasi yang berfungsi melindungi bangunan dari pengaruh iklim
yang berlebihan.
Vegetasi sebagai fungsi pendukung
Vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah jalan dan juga sebagai
batas pandang.
Tanaman hias
Sifat dan fungsinya : sebagai penambah faktor estetika pada bangunan,
dapat menyerap sinar matahari dan sebagai pengarah jalan (pohon palm,
cemara, bunga-bungaan).
Tanaman peneduh
Sifat dan fungsinya : sebagai penghalang pandangan, pereduksi panas dan
juga sebagai peneduh dengan karakteristik berdaun lebat.(pinus, cemara,
hibiscus).
Tanaman penutup tanah/ground cover
Sifat dan fungsinya : sebagai penutup tanah ruang luar, berkesan hijau dan
sejuk, mudah tumbuh dan tahan terhadap cuaca kering (carpet grass, zaysia,
begonia, bougenville).
82
dapat dilihat dari pengaplikasian ukiran khas suku Dayak sebagai ornamen pada
bangunan.
83
Gambar 5.19 Konsep tampak
Sumber: analisis penulis. 2011
b. Atap
Bentuk atap mengacu pada bentuk asli dari lamin, lengkap dengan ornamen
atap berupa ukiran dayak kenyah. Motif ukiran naga diletakkan pada sisi
sudut atap kiri dan kanan sedangkan untuk bagian tengah atap bermotif
manusia, burung Enggang dan harimau. Bahan yang diaplikasikan pada atap
berbeda dengan atap rumah lamin yang menggunakan sirap, pada bangunan
akan diaplikasikan atap multiroof.
84
ukiran ini disini digunakan untuk
menujukkan keterbukaan dan
pesamaan derajat.
85
Gambar 5.23Gapura selamat datang
Sumber: analisis penulis. 2011
5.9.3 Analisa dan Konsep Interior Bangunan
Analisa Pendekatan
Dasar pertimbangan :
Karakter masing-masing ruang.
Suasana yang ingin ditampilkan.
Luasan tiap ruang.
Pemakaian bahan dalam ruang.
Pemilihan ruang untuk masing-masing ruang.
Bentuk interior pada bangunan akan sangat berpengaruh pada suasana
yang ingin ditampilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi suasana
yang nyaman bagi pengunjung. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap
interior bangunan adalah :
a. Warna, yang dapat memberikan efek psikologi terhadap suasana yang
diinginkan. Penerapan pada lantai, dinding, plafon, furniture, ornament
dan lainnya.
86
Tabel 5.16 Karakter Psikologis warna
Warna Karakter
merah Menggairahkan (memacu ekspresi),kuat, menonjol
biru Tentram, nyaman, damai, bersih
putih Riang, netral, bercahaya, mengandung harapan, ringan
kuning Menghibur, gembira
hijau Alami, sehat, pembaharuan
orange Energi, keseimbangan, harapan
Sumber : Tugas akhir Titto Wijawa
87
Perbedaan ketinggian plafond yang diberi efek lampu sehingga
terkesan seperti melayang.
5.10 Pendekatan Struktur
Analisa pendekatan
Lamin Suku Dayak tidak jauh dengan berbeda dengan Lamin Dayak
lainnya, hanya perbedaanya pada meriahnya ukiran yang menghiasi Lamin
tersebut dengan ornamen yang khasn dan dinamis. Lamin umumnya
menggunakan kayu Ulin sebagai bahan kolom karena sangat kuat dan tahan
terhadap kondisi cuaca apapun. Selain itu pada dinding biasanya menggunakan
kayu meranti atau kayu kapur.Sedangkan pada atap terbuat dari sirap
kayu.Tiang-tiang lamin ditanamkan kedalam tahan hingga mencapai 2 meter
dari permukaan tanah.
Pendekatan struktur
Pada bangunan nantinya direncanakan akan mirip dengan struktur pada
rumah Lamin akan tetapi bahan yang digunakan akan berbeda untuk
menyesuaikan kebutuhan luasan ruang yang diperlukan untuk mewadahi suatu
fingsi kegiatan.
Sedangkan untuk bangunan yang membutuhkan luasan ruang yg cukup
luas strukturnya seperti auditorium dan exbition hall akan menerapkan sistem
struktur bangunan bentang panjang modern.
5.11 Analisa dan Konsep Utilitas
5.11.1 Transportasi vertical
Analisa pendekatan
Dasar pertimbangan :
Kemudahan pemakai
Efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan waktu
Estetika
88
Di dalam transportasi vertical terdapat beberapa bagian dalam
penerapannya terhadap bangunan, diantaranya :
a. Elevator (lift)
Merupakan alat transportasi vertical yang digunakan untuk mengangkut
manusia maupun barang.
b. Tangga
Tangga adalah sistem transportasi vertical pada bangunan yang
mempunyai pijakan dan ketinggian yang dipergunakan untuk mencapai
ketinggian tertentu.
Tangga statis ada dua macam, yaitu tangga umum dan tangga darurat.
Tangga berjalan, yaitu tangga yang bisa bergerak dengan bantuan mesin.
c. Ramp
Adalah jalan melintas miring (8°-10°) untuk gerak manusia pada
bangunan kurang dari lima lantai, yang memadukan jarak horizontal dan
vertical, dipergunakan untuk mempermudah gerakan melintas pada
bangunan umum, agar mudah dalam aksesibilitas.
Fungsi dari ramp adalah :
1. mengurangi kepadatan pengguna.
2. mengangkut dalam jumlah besar dengan cepat dan mudah.
Jenis ramp ada dua macam, yaitu :
1. Ramp mekanik, yaitu ramp yang digerakkan oleh mesin
2. Ramp statis, yaitu ramp tanpa bantuan alat penggerak.
Konsep transportasi vertical
Pada bangunan Berau Youth Center ini menggunakan sistem transportasi
vertical berupa lift baik diperuntukkan memundahkan pengunjung
berpindah tempat dari lantai ke lantai berikutnya dan juga diperuntukkan
memudahkan perpindahan barang. Selain sistem transportasi lift,
bangunan ini menggunakan sistem transportasi berupa ramp dan tangga.
89
5.11.2 Sistem air bersih
Analisa pendekatan
Dasar pertimbangan :
Standar peraturan plumbing
Standar kebutuhan air bersih
Sumber air bersih
Sistem pendistribusian
Sistem suplai air
Sistem suplai air bersih adalah air bersih yang berasal dari ground
reservoir (tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan
sumur pompa.
Sistem distribusi air adalah sistem distribusi down feed (down feed
sistem).
Konsep suplai air bersih
Sistem suplai air bersih adalah air bersih berasal dari ground reservoir
(tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan air
bawah tanah.
Sistem distribusi yang digunakan adalah sistem down feed.
90
Air PAM
2.50
Air PAM
91
5.11.4 Jaringan Listrik
Analisa pendekatan
Sumber aliran listrik pada bangunan berasal dari :
Aliran listrik dari PLN.
Aliran listrik dari genset sebagai sumber listrik cadangan.
Konsep jaringan listrik
Sumber tenaga listrik yang digunakan adalah dari PLN dengan generator
(genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam
penggunaannya menggunakan sistem automatic Switch yang berfungsi
secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik yang berasal
dari PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang
berhubungan dengan komputer, dilengkapi dengan UPS.
5.11.5 Pencahayaan
Analisa pendekatan
Dasar pertimbangan :
Pencahayaan alami
Pencahayaan alami melalui bukaan jendela ataupun atap (sky light).
Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan dengan lampu yang penggunaannya sesuai
dengan kebutuhan ruang, untuk area pameran pencahayaan buatan
dipakai untuk menimbulkan kesan tertentu.
Konsep pencahayaan
Jenis pencahayaan yang digunakan :
Fluorescense
Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi.
Sehingga dipilih fluorescence jenis daylight atau white deluxe
dengan berbagai kuat penerangansesuai dengan kebutuhan, seperti
koridor, ruang pameran, hall, ruang perpustakaan, café.
92
Lampu pijar
Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan
sedang, seperti lavatory, shaft, sanitor.
Special lighting (spot light, armature arcilite)
Digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan
khusus untuk menciptakan suasana khusus, seperti ruang pameran,
ruang seminar dan hall.
93
menggunakan sebuah spit penangkal petir yang dipasang pada
tempat tertinggi.
2. sistem Faraday (sangkar faraday)
pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau
berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai
pada bangunan yang mempunyai atap yang luas. Dalam satu
bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir.
3. sistem Radio Aktif
sistem ini sangat cocok jika digunakan pada bangunan tinggi. Satu
bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir. Alatnya
disebut preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion
dengan menggunakan bahan radio aktif.
Konsep penangkal petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday, yang
terdiri dari :
alat penerima setinggi 30cm pada jarak setiap 8 m di atas bangunan.
Kawat horizontal dan vertikal menuju tanah.
94
a. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan membunyikan alarm
bila terjadi asap di ruang tempat alat itu terpasang.
b. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan
cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api
tersebut.
c. Alat deteksi panas (Heat Detector)
Dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara
membedakan kenaikan temperatur yang terjadi di ruangan.
Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection),
yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung
mengaktifkan alat pemadam, dibagi atas 2 bagian yaitu sistem otomatis
dan sistem semi otomatis. Cara kerja pemadam kebakaran instalasi
tetap :
1. Sistem otomatis
2. Sistem Manual
95
Exhauser
Fire extinghuiser
Hydrant
Tangga darurat
96