Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

SEORANG KATOLIK
DALAM MERAYAKAN
IMLEK
bolehkah
merayakan
imlek?
Gereja Katolik memandang
perayaan imlek sebagai perayaan
sekuler (di RRT sendiri perayaan
imlek dimaknai sebagai perayaan
musim semi), bukan sebagai
perayaan keagamaan.

Maka, umat Katolik


sah-sah saja merayakan imlek.
bolehkah
misa
imlek?
Silakan ikuti arahan dari uskup
setempat. Jika tidak melarang,
maka misa imlek tetap harus
dilaksanakan dengan khidmat
tanpa mengurangi esensi misa itu
sendiri sebagai perayaan Ilahi.

Misa imlek dilaksanakan sebagai


wujud syukur atas tahun yang baru.
mendoakan
arwah leluhur

Umat Katolik diperbolehkan untuk


mendoakan arwah leluhur, karena
sejatinya Gereja juga meyakini
bahwa belas kasih tidak terhalang
oleh kematian.
Dalam perayaan Ekaristi, kita juga
mempersembahkan kurban syukur
kepada orang-orang yang
sudah mendahului kita.
makanan
sembahyang

Pada dasarnya, apa yang masuk


ke dalam tubuh tidak akan
menajiskan kita. Namun, kita harus
bijaksana dalam memakan makanan
sembahyang, agar tidak menjadi
batu sandungan.
Jangan sampai orang-orang berpikir
“Oh, kalau dia makan makanan sembahyang,
berarti dia setuju dengan cara sembahyang
leluhur semacam ini.”
Maka, untuk menghindari hal semacam ini,
lebih baik dihindari.
berdoa
dengan hio

Dalam tradisi Katolik, hio/ dupa


adalah lambang penghormatan
tertinggi yang hanya diberikan
kepada Allah, bukan kepada jenazah,
dan hanya dilakukan oleh imam.
Kita dapat berdoa dengan menundukkan badan
saja sebagai lambang hormat, tanpa menggunakan
hio. Penaburan bunga dan peletakan buah
juga diperbolehkan, tetapi dengan makna yang
berbeda.
pada dasarnya,
gereja katolik
sangat menghormati
budaya yang ada
di masyarakat.
selama tradisi itu
tidak bertentangan
dan tidak menjadikan
batu sandungan bagi
orang lain, maka
sah-sah saja dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai