Anda di halaman 1dari 7

 Berperan aktif sebagai petugas liturgi (prodiakon, lektor, pemazmur, misdinar,

organis, dirigen, koor, pembawa persembahan).


 Peduli dengan mengingatkan jadual liturgi, mengajak umat untuk berdoa
bersama, membersihkan gereja, menghias altar, mempersiapkan perayaan liturgi
(mencuci kasula Romo dan kain yang dipakai saat Ekaristi), memperbaiki audio
gereja.
 Datang lebih awal, menjawab aktif dialog iman, menyanyikan lagu pujian,
mengikuti gerak liturgi.

a)sebagai umat yg peduli aktif pengingat jadwal liturgi terlebih saat mendekati pekan
suci Paskah.
b)Berperan aktif sebagai petugas liturgi prodiakon,lektor,mazmur, organis, persiapkan
baik sebelum jadwal misa,datang lebih awal ke Gereja.

* Mempersiapkan diri u/ tidak terlambat mengikuti Misa


* Ikut berperan aktif dalam kegiatan liturgi
* Selalu bersyukur karna sll bisa ke gereja

1. Aktif kalau kondisi sehat


- Wujudnya bisa mengajak umat dalam perayaan untuk berdoa bersama dan perayaan
Ekaristi bisa berjalan dengan lancar.
- Mengikuti misa lebih baik menjadi petugas liturgi jangan menjadi penikmat.
- Memberikan apresiasi pada orang-orang yang sudah mempersiapkan liturgi dan bisa
menjadi teladan buat orang-orang yang belum bisa.
- Selalu berperan aktif dalam liturgi ada lektor, organis, derijen, prodiakon, pemazmur, PPA.
- Berusaha mengikuti liturgi dengan baik supaya menjadi semarak.
2. Ternyata semakin tua semakin mengalami kemunduran fisik, waktu masih muda liturgi
dilaksanakan sempurna karena liturgi merupakan kegiatan pengudusan. Semangat batin
semakin bertambah refleknya berkurang

-di stasi Maos yang jumlah umatnya sedikit memberi banyak kesempatan umat untuk
lebih berperan dalam pelayanan liturgi sebagai pemazmur, organis, lektor, dll. Umat
juga bisa ikut berperan dalam mempersiapkan liturgi.
-sebagai umat akan selalu menjawab dialog iman dengan suara lantang.
-sebagai iman peran sangatlah penting karena perayaan liturgi tidak akan berjalan
tanpa adanya kehadiran seorang iman.

-menjadi petugas liturgi seperti jadi lektor, dirigen, prodiakon, misdinar dan pemazmur
serta pembawa doa dan persembahan.
-datang ikut liturgi 30 menit lebih awal untuk membersihkan gereja, menghias altar dan
untuk menyiapkan batin agar tenang.
-mengikuti gerak liturgi dan menjawab aktif pada saat Romo memimpin misa serta ikut
menyanyi lagu pujian.
-mencuci dan menyiapkan kasula Romo serta kain yang dipakai Ekaristi.
-bila tidak bisa ikut misa offline maka kita mengikuti misa online (streaming).

-sadar dan aktif dalam kesadaran konkrit bahwa hari Minggu adalah harinya Tuhan
maka harus dipersiapkan (jika terlambat ke gereja dengan kesadaran tidak menerima
hosti).
-sebagai pelaku dan berperan aktif.
-tidak percaya diri dalam melaksanakan tugas jadi takut kalau pergi ke gereja.

-ambil bagian sebagai lektor, pemazmur, prodiakon, misdinar, dan juga sebagai umat
pada umumnya.
-ada juga yang belum bisa aktif ambil bagian dalam perayaan liturgi, dikarenakan baru
memeluk agama Katolik dari Protestan.
-bagi para lansia sudah tidak bisa ambil bagian dalam perayaan liturgi.
-Romo mempersiapkan diri sebelum melaksanakan liturgi.
-sebagai umat, Romo ambil bagian aktif dalam liturgi.
-Romo tidak pernah jadi petugas, kecuali dalam lingkungan para Romo.

-pada saat masih di Solo, Bu Kris dan sekeluarga termasuk aktivis. Bu Kris biasanya
menjadi lektor. Seiring bertambahnya usia dan bertambah dewasa karena sudah
berkeluarga jadinya sudah berkurang. Hanya menjadi peserta di gereja, berkurangnya
keaktifan di liturgi dikarenakan jauhnya tempat latihan dan rumah sehingga
menyebabkan berkurangnya dalam perayaan liturgi.
-mirip seperti Bu Kris, waktu SD itu pernah jadi peran kolekte, koor sehingga sekarang
setelah dewasa dan berkeluarga karena jarak gereja dan rumah jauh lumayan
berkurang. Kalau diminta untuk tugas masih mau untuk menjadi petugas seperti
prodiakon atau ada pertemuan lingkungan karena Pak Poniman menjadi ketua
lingkungan di Nusawungu.
-dulu tidak terlalu aktif, paling hanya menjadi koor. Namun bertambahnya usia dan
dewasa malah semakin aktif dalam peran di Liturgi seperti menjadi lektor dan malah
sekarang juga dipanggil menjadi prodiakon.
-waktu SLTA pernah jadi koor dalam perayaan Liturgi.
-setalah penerimaan komuni, setelah itu pernah menjadi misdinar dan baru-baru ini
dipanggil menjadi lektor dalam perayaan liturgi.
-waktu SPG/ SLTA di gereja Elisabeth pernah menjadi peserta koor, dirigent dan
terkadang juga menjadi pemain organnya. Namun sekarang setelah dewasa dan
berkeluarga sudah tidak terlalu aktif dan mengalami kemunduran dikarenakan bekerja
mencari kehidupan.

-pelayanan tugas mazmur.


-palayanan lektor, pengobatan gereja, menanggapi liturgi dengan lebih jelas 
menjawab tanggapan.
-mengingatkan suami tugas organis ikut koor.
-mengiringi koor membantu memperbaiki audio gereja.
-datang ke gereja fokus ekaristi. Kadang masih suka mager Ekaristi harian. Aktif
bernyanyi dan menjawab sautan umat. Sebisa mungkin mengikuti Ekaristi dengan
membawa hati dan jiwa. Senang jika bertugas karena merasa dipercaya.
-kecil misdinar, sekarang ikut perayaan ekaristi.
-ikut ekaristi, menjawab di misa (pelaku liturgi).
Ada; karena fisik tidak mendukung (sakit, lansia), sibuk bekerja, sakit hati dengan
pribadi tertentu, nyaman dengan misa online, keretakan rumah tangga (menikah lagi).

Ada,secara pribadi tetapi kita tidak tahu alasan2 apa yg menjadi menjauh,anggapan
umat Ekaristi Kudus tergantikan dengan kegiatan lain keterlibatan lain seperti kegiatan
kerja bakti gereja tapi tidak misa,belum memaknai Ekaristi adalah puncaknya yang
utama.
Secara pribadi yang meninggalkan perayaan liturgi dengan alasan mereka masing2.

*Ada yang karena fisik tidak mendukung


*Ada yang sakit hati dengan pribadi tertentu

Tidak ada yang meninggalkan hanya saja :


- Banyak yang tidak konsekuensi (kadang berangkat, kadang tidak) apalagi dengan alasan
covid.
- Kadang semangat / kadang tidak.
- Ada juga yang semangatnya Napas (Natal dan Paskah) karena bekerja jadi tidak bisa ke
gereja.
- Di Misa harian sekarang orang-orang banyak yang terlibat karena Roh Kudus yang bekerja.

-di Stasi Santo Yakobus Maos ada beberapa orang yang sudah lama meninggalkan
perayaan liturgi. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya diantaranya karena
faktor ekonomi. Namun dari mereka juga ada yang sudah kembali ikut dalam perayaan
ekaristi/ liturgi.

-tidak ada kelompok tertentu yang menjauhi perayaan liturgi hanya ada 1 umat yang
sudah tidak pernah ikut ke gereja karena alasan yang tidak jelas.

-orang yang sakit menahun dan orang lansia, mereka tidak aktif karena usia dan sakit,
hanya mendapat kiriman komuni.
-kaitannya dengan sakit hati karena ditunjuk tugas tidak mampu akhirnya menjauh.

-ada tetapi tidak sampai berkelompok, dengan sebab dan alasan masing-masing.
-tetapi kita tidak boleh merasa lebih soleh daripada dengan mereka yang tidak ikut
berLiturgi, karena liturgi adalah sebuah pilihan.
-ada karena sudah terbiasa dengan misa online sejak pandemi.
-ada banyak tenaga migran yang tidak bisa mengikuti perayaan liturgi, dikarenakan
tidak adanya pelayanan dari Pastor/ Romo.
-kalau pribadi mungkin ada, ada seseorang yang Katolik terkadang enggan ke gereja dan
berlarut-larut. Namun ada juga insidental tidak berlarut-larut. Kalau untuk kelompok-
kelompok itu tidak ada. Dalam menjauh dari perayaan liturgi dikarenakan faktor
bekerja atau terpaksa ada alasannya. Secara garis besar di kelompok ini tidak ada yang
menjauh atau bahkan meninggalkan perayaan liturgi tanpa alasan.

-ada, salah 1 keluarga yang sudah dibaptis tapi setelah itu tidak kelihatan misa di gereja.
-belum mengamati
-keluarga sendiri tapi sekarang sudah datang ke gereja lagi setelah 10 tahun tidak ke
gereja.
-ada yang menjauh, ada yang mendekat.
Ya, saya tergerak melalui karya misi melalui:
 Mengunjungi orang sakit dan yang terdampak bencana
 Membantu sesama yang berkekurangan (materi, doa)
 Melaksanakan pelayanan kesehatan gereja
 Terlibat aktif di masyarakat (ketua RW)
 Mengajak wali murid mengadakan bakti sosial untuk tetangga sekitar TK
(memberi sumbangan sembako).

a)Yaa doa dan perayaan liturgi mengilhami ,ada kekuatan didalam doa dipanjatkan
dalam perlindungan kehidupan kita.
b)doa memberi jawaban kekuatan atas apa yg dialami dalam kehidupan keluarga meski
itu sulit, kekuatan doa luarbiasa membukakan jalan pikiran.
c) doa punya kekuatan,tempat curahan banyak hal susah,senang,sedih,bahagia,
suasana berinteraksi dg Tuhan paling nyaman dan mendamaikan.

* Merasakan dan Berpengaruh


*Merasa di ilhami u/ menyiapakan keperluan liturgi

Jawabannya : Ya.
Karena :
- Ikut liturgi membuat yang tadinya sering marah-marah, hatinya menjadi adem, sejuk, bisa
ramah.
- Dengan mengambil bagian di liturgi kita dikuduskan oleh Allah dan berdoa serta tergerak
untuk membantu sesama dan berbagi dengan sesama.
- Ingin supaya dalam bernyanyi tidak lambat bernyanyi dengan atau sesuai irama dan
birama.
- Lagu-lagu di puji syukur supaya dipelajari, agar mengapresiasi buku puji syukur sesuai
dengan bacaan.
- Berdoa dan berliturgi mengkuduskan keluarga, berlatih sabar di keluarga kecil dan diakhir misa
ada perutusan (kita bisa melaksanakan kegiatan yang bisa dijangkau)

-kami merasakan bahwa doa dan perayaan liturgi sungguh mengilhami kami dalam
karya misi kemanusiaan. Doa dan sabda Tuhan yang kami dengar dalam perayaan
ekaristi menyadarkan kami bahwa kami sebagai murid Kristus harus saling mengasihi
dengan memberi bantuan dan pertolongan terhadap sesama kami yang membutuhkan.

-doa dan perayaan liturgi sangat membantu kami untuk melayani sesama yang
membutuhkan dan berkekurangan baik dengan memberikan materi, doa ataupun
nasehat atau perkataan yang menguatkan Iman dan menjadi berkat bagi sesama.
-Firman Tuhan yang didengar ataupu dibaca pada saat Ekaristi sesuai dengan hati kita
untuk selalu membantu sesama.
-banyak rintangan semoga bisa hidup lebih baik lagi dan selalu setia pada Tuhan Yesus.
-mengikuti liturgi Ekaristi dengan Doa yaitu komunikasi dengan Tuhan. Tuhan adalah
sumber keselamatan mengikuti dengan baik dan mengilhaminya. Kita mendengarkan
Sabda ada salah satu yang cemantel/ mengambil yang cocok untuk dilaksanakan di
masyarakat. Tergerak untuk melakukan karya misi kepada sesama.

-merasakan karena Tuhan telah mengasihi terlebih dahulu.


-ada sebagai pengingat jika ada kegiatan.
-ada dalam homili dan bacaan banyak berisi tentang tuntunan (untuk semakin berbuat
baik pada sesama) hidup.
-saat ada umat yang sakit, berduka, musibah, gereja harus menjadi garda terdepan.
Romo hadir sebagai bentuk rasa cinta kasih, bentuk nyata dari homili yang telah
disampaikan pada umat.

-bahwa doa dan perayaan liturgi mengilhami kehidupan sudah pasti dikatakan dengan
jelas jawabannya iya. Namun dalam menggerakkan saya untuk bergerak melakukan
karya misi kepada sesama itu masih dalam pertanyaan di dalam diri saya/ masih belum
tahu apakah sudah melakukan karya misi kepada sesama.

-pemilihan RW dan jadi kandidat, mendengar homili tentang peran umat Katolik di
masyarakat, membuat saya lebih mantao untuk menjadi pelayan di masyarakat.
-memberi contoh dalam masyarakat menjadi Katolik yang baik.
-ya, TK mau piknik lalu ujub Misa semoga anak-anak dan ortu dalam keadaan sehat,
bawa doa, menyerahlan segala kegiatan ke dalam tangan Tuhan, mernagkul ortu dalam
setiap rencana di sekolah (sebagai Kepsek)  misi wujud iman, tidak terbatas pada
umat Katolik tapi pada yang berkepercayaan lain.
-memberi kesaksian kepada orang dengan membawa cerita tentang Tuhan Yesus.
Minimal mereka tahu bahwa supaya orang Katolik yang percaya Yesus sebagai Tuhan
dan juruselamat.
-gangguan ketika Ekaristi, masih ada yang menyalakan HP, bunyi di tengah perayaan.

Anda mungkin juga menyukai