Anda di halaman 1dari 9

Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM

SEGMEN
A. Pelaporan Untuk Segmen

Kebutuhan untuk informasi yang terpisah – pisah dari masing-masing segmen atau
komponen perusahaan.
Komponen perusahaan besar dapat mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda,
tingkatan, jenis risiko dan kesempatan pertumbuhan yang berbeda. Permasalahan
utama untuk akuntan adalah bagaimana mengembangkan dan mengungkapkan
informasi yang diperlukan untuk mencerminkan perbedaan-perbedaan mendasar
tersebut.

B. Isu Akuntansi Pelaporan Segmen


Pada tahun 1994, DSAK menerbitkan PSAK no. 5 tentang “Pelaporan Informasi
keuangan Segmen” yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Pada
tahun 2000, DSAK mengadopsi IAS 14 (revisi 1997) dan kemudian merevisi PSAK 5
serta mengubah namanya menjadi “Pelaporan Segmen”. Peraturan ini mewajibkan
pengungkapan informasi berdasarkan segmen usaha dan geografis suatu entitas.
Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu,
perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individual terpisah
yang mempunyai karakteristik ekonomi yang mirip (misalnya, produk dan jasa, kelas
konsumen, metode distribusi produk / jasa). Manajemen juga dapat meyakini bahwa
agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untuk pengguna laporan
keuangan.

C. INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI


Banyak entitas yang teridentifikasi melalui beberapa lini bisnis. Setiap lini dapat
mempunyai faktor kompetitif yang berbeda dan dapat bereaksi berbeda terhadap
perubahan dalam lingkungan ekonomis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan besar
seperti Johnson yang beroperasi dalam beberapa lini utama : konsumsi, farmasi dan
profesi. Produk-produknya termasuk lensa kontak sekali pakai, produk bayi, peralatan
bedah. Sebuah konglomerasi dapat beroperasi di beberapa pasar konsumen, yang
setiap pasarnya memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, perusahaan terkena
eksposur atas risiko dalam tiap pasar sumber faktor produksinya. Laporan keuangan
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

konsolidasi menyajikan semua faktor heterogen dalam konteks entitas tungggal.


Tujuan dari laporan segmen adalah untuk memungkinkan pengguna laporan melihat
dibalik angka total konsolidasi ke komponen individu yang membentuk entitas
tersebut.

Definisi Segmen Dilaporkan


Proses penentuan segmen operasi dilaporkan secara terpisah yaitu segmen-segmen
dimana pengungkapan tambahan terpisah harus dibuat berdasarkan spesifikasi
manajemen atas segmen operasi yang digunkaan secara internal untuk mengevaluasi
posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan.
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen

DSAK menetapkan 3 aturan signifikasinsi 10 persen untuk menentukan segmen


operasi mana yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan
terpisah tersebut diharuskan untuk segmen yang memenuhi paling tidak satu dari
pengujian berikut :
1) Pendapatan segmen yang dilaporkan, termasuk penjualan eksternal antar segmen,
lebih besar atau sama dengan 10 persen dari pendapatan keseluruhan dari penjualan
eksternal ditambah transaksi antar segmen dari keseluruhan segmen operasi.
2) Nilai absolut dari laba/kerugian adalah lebih besar atau samadengan 10 persen.
3) Aset segmen sama dengan / lebih besar dari 10 persen aset gabungan seluruh
segmen operasi.

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

A. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian
yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan
atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan
keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Laporan Interim dalam banyak hal
merupakan versi lebih kecil dari laporan tahunan, didalamnya terdapat laporan laba
rugi, neraca, laporan arus kas yang ringkas dan catatan kaki terpilih.
Laporan interim diberlakukan oleh peraturan perundangan kepada perusahaan yang
laporan keuangannya dipublikasikan untuk publik, misalnya Pasar modal, dan
lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan
industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar
khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang laporan Interim yaitu :
· Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi
dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang
sama seperti pada periode tahunan.
· Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral
dengan periode tahunan. Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan
kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral
dengan periode tahunan
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

Ketentuan-ketentuan terkait kewajiban untuk mengeluarkan laporan keuangan interim


tengah tahun yaitu :
a. Tidak lebih dari hari terakhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan
tengah tahunan jika tidak diaudit
b. Tidak lebih dari hari terakhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan
tengah tahunan jika direview secara terbatas oleh auditor
c. Tidak lebih dari hari terakhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tengah tahunan jika diaudit.
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

B. FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut ini :
1. Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode
yang sama tahun fiskal sebelumnya
2. Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan untuk periode ynag sama pada
akhir tahun fiskal sebelumnya
3. Laporan arus kas pada akhir periode waktu kumulatif berjalan dan periode
yang sama untuk tahun sebelumnya

C. PERMASALAHAN AKUNTANSI
Pelaporan interim menimbulkan beberapa persoalan pengakuan teknis dan konseptual
untuk seorang akuntan. Sebagaian besar persoalan tersebut berpusan pada konsep
akuntansi periodisasi dan pembagian periode tahanan ke dalam interim.
Penggunaan laporan kuartal untuk menyediakan informasi tepat waktu adalah
perkembangan yang relatif baru. Banyak perusahaan yang memulai mempblikasikan
laporan keuangan kuartal setelah Bapepam-LK mewajibkan perusahaan perusahaan
yang dimiliki publik menyerahkan laporan interim.
DSAK telah menerbitkan PSK 3 tentang “ Laporan keuangan Interim “ pada tahun
1994. Standar ini memecahkan permasalahn akuntansi yang terkait dengan interim.
Pandangan Diskrit Vs Pandangan Intergal dalam Pelaporan Interim
Teori diksrit pelaporan interim (discrate theory of interim sporting) memandang tiap
periode interim sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan-akan periode
tersebut mrupaan periode akuntansi tahunan. Aetiap penyesuaian akhir tahun dan
penangguhan akan ditentukan menggunakan dasar prinsip akuntansi yang sama
dengan digunakan laporan tahunan.
Teori intergal pelaporan interim (intergal theory of interim reporting) memandang
periode interim sebagai periode tahunan. Berdasarkan pandangan ini pengakuan dan
penyesuaian dari pos pendapatan atau beban tertentu dapat dipengaruhi oleh
pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama 1 tahun.
Peraturan Akuntansi dan Pelaporan Interim
PPSAK 3 menstandari penyusunan dan pelaporan laporan laba rugi interim. Standar
tersebut mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah
basis interim. Perubahan dalam kebijakan akuntansi juga didiskusikan pada standar
ini. Secara khusus, perubahan prinsip akuntansi untuk laporan interim diberlakukan
sama dengan perubahan prinsip dan metode akuntansi PSAK 25 tentang “Laba Rugi
untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan dalam Kebijakan
Akuntansi.”
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

D. STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN LABA RUGI INTERIM


Bentuk laporan keuangan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan.
Terdapat beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen laba tertentu karena
periode waktu yang lebih pendek.

a. Pendapatan
Salah saru elemen paling signifikan dari laporan laba rugi interim adalah pendapatan
dari penjualan. Investor ingin menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan
pendapatan, sehingga mereka membandingkan pendapatan dari periode interim tahun
berjalan dengan interim tahu berjalan tahun sebelumnya.
PSAK menganggaop permasalahan musiman menjadi masalah yang sangat penting.
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

Untuk memberikan manfaat yang lebih besar pada penggunaan laporan keuangan
maka laporan interim harus disajikan secara komperatif dengan periode sebelumnya
dengan kondisi sebagai berikut :
1. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya untuk mengetahui kecendrungan posisi keuangan.
2. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim yang
sama dalam periode akuntansi untuk mengetahui kecendrunganberulang musiman dari
kegiatan usaha.
3. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan komulatuf dari awal tahun
buku samapai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi
atau pengaruh periode interim yang pada periode berjalan.
4. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahun buku
yang lalu untuk mendapat gambaran pengaruh dari kinerja interim.

b. Harga Pokok Penjualan dan Persediaan


Harga pokok penjualan pada umumnya merupakan salah satu beban paling besar
dalam laporan laba rugi interim. Aturan umumnya adalah harga pokok penjualan
interim harus dihitung dengan biaya dan beban teralokasi yang terkait langsung
perhitungan HPP tahunan.
PSAK 3 mengeluarkan modifikasi aturan umum sbb :
1. Menggunakan estimasi persentase laba kotor.
2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah.
3. Sistem biaya standar.

c. Biaya dan Beban Lain


Pandangan intergal yang diadopsi disepakati oleh PSAK 3 terlihat lebih jelas jika
terkait dengan biaya periode. Prinsip umumnya adalah bahwa biaya dan beban itu
harus dibebankan pada laba rugi interim dalam periode interim dimana keduanya
terjadi. Contoh mengilustrasikan kapan pengeluaran dapat ditangguhkan dialokasikan
di beberapa periode yaitu sebagai berikut :
1. Beberapa perusahaan memfokuskan perbaikan peralatan yang bsar dalam
satu waktu pada satu periode interim.
2. Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba
kotor mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

3. Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode-periode interim yang
menerima manfaatnya daripada mengakuinya semata-mata pada dalam periode
interim yang saat biaya itu dikeluarkan.

d. Akuntansi untuk Pajak Penghasilan dalam Periode Interim


Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak
penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan
periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan
yang dianut pada akhir tahun.
Perbedaan antara akuntansi dan pajak penghasilan. Perbedaan antara jumlah
perhitungan laba menurut akuntansi dan pajak adalah merupakan hal yang normal.
Kedua hal tersebut telah dijelaskan pada PSAK 45 tentang “Akuntansi untuk Pajak
Penghasilan” dan telah sering dibahas dalam kelas akuntansi keuangan 2. Kategori
pertama sering disebut “Permanen”. Perbedaan permanen merupakan hal-hal yang
tidak dapat dimasukkan sebagai pengahasilan kenak pajak untuk suatu periode fiskal.
Ezrildo Fernanda

180301069

6AKB2

Contoh dari perbedaan permanen adalah sbb :


1. Premi asuransi jiwa yang dibayar oleh perusahaan (bukan beban yang dapat
mengurangi penghasilan kena pajak).
2. Dana yang diterima dari perusaahan asuransi.
3. Jenis tertentu denda yang dianggap bukan beban yang dapat mengurangi
pajak.
4. Pendapatan lain yang telah dikenakan contohnya pendapatan dividen.
Kategori kedua disebut sebagai “Perbedaan Temporer”. Beda temporer terjadi karena
adanya perbedaan cara mengakui beban dan pendapatan menurut akuntansi maupun
menurut peraturan perpajakan, yang menyebabkan adanya pajak tangguhan. Berikut
ini adalah contoh dari perbedaan temporer :
1. Sewa diterima di muka
2. Beban dan rugi yang di estimasikan.
3. Depresiasi yang dipercepat berdasarkan metode menurun ganda menurut
pajak dan berdasarkan garis lurus pada laporan keuangan.
4. Penilaian persediaan menurut biaya terendah menurut harga perolehan dan
pasar pada laporan keuangan.

E. PERUBAHAN AKUNTANSI DI PERIODE INTERIM


PSAK 25 tentang “Keuntungan dan Kerugian periode berjalan, kesalahan dan
perubahan kebijakan akuntansi” , secara terperinci membagi perubahan akuntansi
dalam 3 bentuk yaitu sbb:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi (Penerapan Retrospektif)
Perubahan dalam prinsip akuntansi dilakukan oleh sebuah entitas biasanya hanya jika
karena ada standar akuntansi baru yang di terapkan. Atau perusahaan melihat adanya
suatu prinsip akuntansi baru yang lebih baik untuk diterapkan untuk dibandingkan
prinsip akuntansi yang digunakan selama ini. Perubahan dari suatu metode akuntansi
yang di perbolehkan kemetode lain yang juga diperbolehkan membutuhkan proses
penerapan retrospektif. Pendekatan ini di terapkan pada seluruh laporan keuangan
sebelumnya termasuk laporan keuangan interim. Jika perubahan jenis pengaruh
komulatif dilakukan selama periode interim setelah periode interim pertama, maka
laporan interim sebelumnya pada tahun fiskal berjalan harus dinyatakan kembali
seakan-akan perubahan telah efektif sejak awal tahun fiskal. Seluruh dampak
langsung dari perubahan ini termasuk masalah pajaknya akan diterapkan pada
pendekatan retrospektif.

Anda mungkin juga menyukai