Barnett Pearce dan Vernon Cronen percaya bahwa komunikasi adalah proses di mana kita secara kolektif menciptakan peristiwa dan objek dari dunia sosial kita. Teori mereka the coordinated management of meaning (CMM) dimulai dengan pernyataan yang tegas bahwa orang dalam percakapan bekerja sama membangun realitas sosial mereka dan dibentuk bersama oleh dunia yang mereka ciptakan. Pearce dan Cronen selalu menganggap CMM sebagai interpretive theory. Di tahun 1998 mereka mulai merujuk CMM pada critical theory. Dan sejak pertengahan 1990-an, Pearce dan Cronen menekankan bahwa CMM adalah practical theory.
CMM AS A PRACTICAL THEORY—STORIES FROM THE FIELD
Pearce dan Cronen percaya bahwa teori komunikasi yang berguna harus menawarkan berbagai alat untuk membantu kita memahami pola yang cacat dari interaksi, mengidentifikasi momen kritis dalam percakapan, dan itu harus menganjurkan cara untuk berbicara yang akan menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. Berikut adalah praktis dari teori ini: Family Therapy from John Burnham Beberapa perilaku menunjukan pola repetitif di mana seseorang terjebak dalam dua persepsi yang saling berlawanan atau yang dikenal dengan strange loop. Strange loop adalah pola komunikasi repetitif yang tidak dikehendaki. Mediation from Jonathan Shailor Menurut Shailor, CMM banyak digunakan dalam proses mediasi khususnya dalam tingkatan penerimaan dan pemaknaan pesan untuk memahami perselisihan antara kedua pihak atau secara lebih luas dalam kaitan hubungan, identitas budaya, dan pola-pola kultural. Cupertino Community Project from W. Barnett Pearce and Kimberly A. Pearce Dialogic communication adalah percakapan di mana orang berbicara dengan cara yang membuat orang lain ingin mendengarkan, dan mendengar dengan cara yang membuat orang lain ingin berbicara. CMM AS AN INTERPRETIVE THEORY—PICTURING PERSONS-IN-CONVERSATION Social constructionists adalah theorists yang percaya bahwa orang dalam percakapan bekerja sama membangun realitas sosial dan dibentuk bersama oleh dunia yang mereka ciptakan. Gambar di samping (M. C. Escher’s Bond Union) mengilustrasikan prinsip-prinsip teori berikut. 1. The experience of persons-in- conversation in the primary social process of human life (pengalaman orang dalam percakapan dalam proses sosial utama dari kehidupan manusia). Pearce melihat gambar Escher mewakili komunikasi. Komunikasi bukan hanya kegiatan M. C. Escher’s Bond of Union berpasangan atau alat yang mereka gunakan untuk memperoleh tujuan lain. Tetapi komunikasi membentuk diri mereka dan menciptakan hubungan di antara mereka. 2. The way people communicate is often more important than the content of what they say (cara orang berkomunikasi lebih penting daripada konten yang disampaikan). Mood dan cara orang dalam percakapan memainkan peranan penting dalam proses konstruksi sosial. Logical force adalah tekanan moral atau rasa tanggung jawab yang seseorang rasakan untuk merespon. 3. The actions of person-in-conversation are reflexively reproduced as the interaction continues (tindakan orang dalam percakapan refleks diproduksi sebagai interaksi yang berkelanjutan). Reflexivity berarti bahwa tindakan kita memiliki efek yang memantul kembali dan memengaruhi kita. 4. As social constructionists, CMM researchers see themselves as curious participants in a pluralistic world. Mereka curious karena mereka pikir itu adalah kebodohan untuk mengakui kepastian ketika berurusan dengan individu yang bertindak dalam kehidupan dengan kondisi yang selalu berubah. Mereka adalah participants daripada penonton karena mereka berusaha untuk menjadi aktif terlibat pada apa yang mereka kaji. Mereka hidup dalam plurastic world karena mereka berasumsi bahwa orang-orang membuat kebenaran ganda daripada membuat kebenaran tunggal. CMM AS AN INTERPRETIVE THEORY—STORIES TOLD AND STORIES LIVED Ahli teori CMM menggambarkan perbedaan antara stories told dan stories lived. Stories lived adalah tindakan yang dibangun yang kita tunjukkan dengan orang lain. Stories told adalah narasi yang digunakan untuk memahami stories lived. Pearce dan Cronen mencatat bahwa cerita yang kita sampaikan dan cerita yang kita jalani selalu berkaitan. Pearce dan Cronen menamai teori mereka dengan management of meaning yakni kita wajib untuk menyesuaikan stories told kita dengan realitas dari stories lived. Making and Managing Meaning Through Stories Told Cerita yang kita sampaikan terbuka untuk banyak penafsiran. Hierarchy of meaning adalah urutan signifikansi relatif dari konteks yang mencakup cerita yang diberikan sebagai alat untuk interpretasi. Konteksnya itu adalah: Episode, adalah urutan tindak tutur dengan awalan dan akhiran yang diikat oleh cerita. Pearce dan Cronen mengatakan urutannya “nounable”, noun yang digunakan untuk menunjukkan episode harus menjawa pertanyaan What does he think he’s doing? Relationship, Pearce mengatakan bahwa hubungan muncul dari tari dinamis atas tindakan yang terkoordinasi dan makna yang diatur. Hubungan antara orang dalam percakapan memberi kesan bagaimana tindak tutur dapat ditafsirkan. Identity, CMM menyatakan bahwa identitas kita dibuat secara terus-menerus melalui proses komunikasi, dan pada gilirannya citra diri menjadi konteks bagaimana kita mengelola makna. Culture, orang-orang yang datang dari budaya yang berbeda tidak akan menafsirkan pesan secara sama persis. Coordination: The Meshing of Stories Berdasarkan CMM, coordination adalah proses di mana seseorang berkolaborasi dalam upaya untuk membawa menjadi visi mereka tentang apa yang diperlukan, mulia, dan baik serta untuk menghalangi berlakunya apa yang mereka takuti, benci, atau remehkan. CMM AS A CRITICAL THEORY—SPOTTING HARMFUL AND HELPFUL COMMUNCATION Penganjur CMM sekarang tidak puas dengan hanya mendeskripsikan pola komunikasi atau menyediakan alat untuk memahami cara orang menginterpretasikan dunia sosial mereka. Mereka ingin kegunaan sebagai peacemakers, “menyediakan cara secara cerdas bergabung dalam aktifitas dunia untuk memperkayanya.” CMM mengingatkan kita bahwa komunikasi memiliki kekuatan untuk menciptakan sosial yang keterasingan, kemarahan, dan kedengkian. Sisi kritis CMM memisahkan jenis komunikasi yang merugikan dari yang bermanfaat. Naming Destructive Patterns of Communication: Offering a Better Way Penamaan pola destruktif dari komunikasi : menemukan arah yang lebih baik. COSMOPOLITAN COMMUNICATION—DISAGREE, YET COORDINATE Cosmopolitan communication adalah koordinasi dengan orang lain yang memiliki latar belakang, nilai, dan keyakinan yang berbeda, tanpa mencoba untuk mengubahnya.
ETHICAL REFLECTION: MARTIN BUBER’S DIALOGIC ETHICS
Pendekatan etis Martin Buber fokus pada hubungan antara orang-orang daripada kode moral etik. Buber membandingkan dua jenis hubungan “I-It’ dibandingkan dengan “I- Thou”. Pada hubungan “I-It”, kita memperlakukan orang lain sebagai benda yang digunakan, sebuah objek untuk dimanipulasi. Sedangkan pada hubungan “I-Thou”, kita mengakui rekan kita sebagai orang yang paling berharga. Ini berarti bahwa kita akan berusaha untuk mengalami hubungan seperti yang muncul pada orang lain. Buber mengatakan bahwa kita dapat melakukannya melalui dialog. Bagi Buber, dialogue adalah sinonim dari komunikasi etis. Buber menggunakan imej narrow ridge untuk mengilustrasikan ketegangan dialogis hidup. Narrow ridge adalah metafora I-Thou hidup dalam ketegangan dialogis antara relativisme etis dan absolutisme yang kaku. CRITIQUE: THREE THEORIES, THREE APPRAISALS An Interpretive Theory Dengan menawarkan alat analisis sebagai hierarki dan model berkelok-kelok dari komunikasi, CMM mendorong understanding of people yang lebih baik dan dunia sosial yang mereka ciptakan melalui percakapan. Namun, CMM menimbulkan kebingungan dengan berbagai istilah dan pemahaman yang sulit dipahami karena ditampilkan atau diwujudkan dalam bentuk yang berbelit-belit. Sebuah teori sebaiknya disusun ecara sederhana dan mudah dipahami. A Critical Theory Banyak ilmuwan menganggap CMM bukan bagian dari teori kritikal karena tidak adanya standar di antara satu pihak untuk dapat memberikan penilaian terhadap pihak yang lain. CMM tidak melihat adanya kekuatan yang diciptakan atau berusaha untuk dipertahankan dalam komunikasi melainkan menggunakan “alat bantu” yang disediakan oleh teori CMM tersebut, dapat diketahui adanya ketimpangan dalam komunikasi atau dominansi di dalamnya. A Practical Theory CCM hanya dapat menunjukkan cara menggunakan modul serta ide-ide yang disediakan oleh teori tersebut namun tidak mampu memberikan penjelasan lebih lanjut. Selain itu, masih banyak hal yang harus dilakukan oleh CCM sebagai teori interpretif yaitu: para penerap teori CCM harus dapat menunjukkan bagaimana teori tersebut dikomunikasikan, pengembangan mengenai “alat bantu” yang disediakan oleh CCM yang membantu dan yang tidak. Selain itu, sebagai teori terapan, hal yang paling sering dikeluhkan adalah bagaimana cara mengkomunikasikan CCM dalam konsep yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik