Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Sifat - Sifat Koloid
Sub Pokok Bahasan : Koagulasi
Kelas / Semester : Kelas XII / Semester I
Alokasi Waktu : 1 45 menit
Pertemuan Ke
Hari / Tanggal : II ( Kedua )
: Rabu, 04 Mei 2011

A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian koagulasi.
2. Menjelaskan penyebab penggumpalan dari peristiwa koagulasi.
3. Mengklasifikasikan contoh-contoh peristiwa pengendapan koloid (koagulasi)
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan prosesnya.
4. Menjelaskan hubungan antara sifat koloid koagulasi dengan proses penjernihan air.

D. Materi Pokok
Indikator I, II dan III
1. Koagulasi
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan
partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium
pendispersinya. Koagulasi disebabkan oleh hilangnya kestabilan untuk
mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium
pendispersinya. Hilangnya kestabilan koloid ini karena adanya penetralan muatan
partikel koloid yang menyebabkan penggabungan partikel-partikel koloid menjadi
suatu agregat yang lebih besar. Penggabungan ini terjadi karena gaya kohesi antar
partikel koloid. Apabila ukuran agregat partikel koloid ini mencapai ukuran
partikel suspense, terbentuklah koagulasi. Dalam koagulasi, terjadi hal-hal sebagai
berikut:
1) Kestabilan koloid disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan
partikel koloid dan adanya fase terdispersi yang afinitasnya lebih tinggi
daripada medium pendispersi. Hal ini dapat terjadi di dalam sel elektroforesis
dan juga apabila sistem koloid ditambah dengan elektrolit. Apabila di dalam
sel elektroforesis dialiri arus listrik dengan rentang waktu cukup lama, partikel
koloid akan digumpalkan ketika sampai di elektroda (koloid bermuatan negatif
digumpalkan di anoda dan koloid bermuatan positif digumpalkan di katoda).
Apabila sistem koloid ditambah dengan elektrolit, maka koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dan sebaliknya koloid
yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Selanjutnya,
ion - ion tersebut akan membentuk selubung yang melapisi partikel koloid.
Jika selubung tersebut terlalu dekat dengan partikel koloid maka akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Semakin besar muatan
ion menyebabkan gaya tarik menarik antara ion dan partikel koloid semakin
besar sehingga proses koagulasi semakin cepat terjadi.
2) Koagulasi koloid dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Cara
mekanik, misalnya pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Cara kimiawi,
misalnya penetralan silang atau menghilangkan muatan elektrolisis dan
penambahan elektrolit.

Proses-proses yang memanfaatkan sifat koagulasi koloid, sebagai berikut:


1) Proses pengolahan karet dari bahan mentahnya (lateks), dengan koagulan
berupa asam format.
2) Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas dapat digunakan
untuk menggumpalkan lumpur koloid atau sol tanah liat dalam air. Oleh
karena pengotor tersebut umumnya bermuatan negatif, sedangkan tawas
mengandung ion Al3+ sehingga pengotor tersebut dapat digumpalkan oleh
tawas.
3) Proses yang dilakukan oleh ion Al3+ atau Fe3+ pada penetralan partikel
albuminoid yang terkandung dalam darah mengakibatkan terjadi
penggumpalan yang dapat menutupi luka.
4) Proses terjadinya delta di daerah muara, dengan koagulan berupa elektrolit
yang ada dalam air laut.
5) Proses penggumpalan debu atau asap yang berasal dari pabrik atau industri
dengan menggunakan alat koagulasi listrik yang dinamakan pengendap
Cottrell, dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877-1948) dari Amerika
Serikat. Metode ini menggunakan lempengan logam yang diberi muatan listrik
sehingga dapat menarik dan menggumpalkan debu halus dalam asap buangan.
Asap industri yang keluar dari cerobong pabrik dapat berupa partikel karbon,
oksida logam dan debu. Partikel-partikel tersebut dapat diendapkan
menggunakan alat pengendap Cottrell.

Indikator IV

2. Proses Pengolahan Air Bersih


Untuk mendapatkan air besih, harus dilakukan proses pengolahan air.
Secara garis besar, pengolahan air secara sederhana dapat dilakukan melalui tiga
proses, yaitu koagulasi, penyaringan dan desinfektan.
1) Koagulasi atau penggumpalan kotoran, dimana prosesnya didasarkan pada
sifat koagulasi dari partikel koloid. Koloid yang dipakai untuk
menggumpalkan kotoran (koagulasi) antara lain Al(OH)3 yang bisa diperoleh
dari tawas (KAI(SO4)2, aluminium sulfat (Al2(SO4)3), ataupun
polyaluminiumchloride (PAC = polimer dari AlCl3 – AlCl3- AlCl3 . . .)
2) Penyaringan, bertujuan untuk memisahkan gumpalan kotoran yang dihasilkan
dari proses koagulasi. Bahkan yang digunakan sebagai media penyaringan
antara lain pasir, kerikil maupun ijuk.
3) Penambahan desinfektan, bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang
terlarut dalam air yang tidak mungkin hilang melalui koagulasi dan
penyaringan. Bahan yang digunakan sebagai desinfektan adalah kaporit
(Ca(OCl)2) atau klorin.

E. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media
 Alat dan Bahan Percobaan Koagulasi
Tabel Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Gelas plastik aqua bekas 2 buah
2. Sendok / pengaduk 2 buah

Tabel Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1. Susu Secukupnya
2. Buah jeruk nipis Secukupnya
3. Air Secukupnya

 Papan tulis
 Alat tulis kelas
 Lembar kerja siswa (LKS)

2. Sumber Pembelajaran
 Silabus mata pelajaran SMA (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
 Buku Kimia SMA KTSP untuk kelas XI, Penerbit : Erlangga
 Internet

F. Strategi Pembelajaran
 Pendekatan Pembelajaran : Konstruktivisme
 Model Pembelajaran : Demonstrasi Kelompok
 Metode Pembelajaran : - Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
- Eksperimen
G. Skenario Pembelajaran
Langkah - Langkah Kegiatan Pembelajarannya yaitu:
I. Kegiatan Awal ( 10 menit)
 Guru menyampaikan salam kepada seluruh siswa
 Guru memeriksa kehadiran siswa / mengabsen
 Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran di kelas
 Guru menyampaikan materi dengan tujuan pembelajaran
 Apersepsi
- Siswa dicek prasyarat pengetahuan materi koloid
“ Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan koloid? ”
“ Sebutkan contoh - contoh koloid dalam kehidupan sehari - hari? “
“ Sebutkan jenis - jenis koloid yang kalian ketahui? ”
 Indikator I dan II
 Guru menyampaikan bahwa peristiwa koloid mempunyai sifat - sifat
khas yang berbeda dari sifat larutan dan suspensi. Salah satu sifat
khas koloid tersebut adalah koagulasi.
 Guru menanyakan kepada siswa, dalam kehidupan sehari - hari
“ Pernahkah kalian bekerja menyadap karet ? Kemudian
menambahkan asam format ke dalam getah yang masih dalam
wujud cairan tersebut? ”
Getah karet yang semula berbentuk cairan ketika ditambahkan
dengan larutan asam format atau asam asetat maka akan
menggumpal lebih cepat dibandingkan ketika digumpalkan dengan
cara teroksidasi dengan udara. “ Mengapa hal ini bisa terjadi ?”
 Secara teori, guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada peristiwa di
atas telah terjadi peristiwa koagulasi, dimana koagulasi atau
penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel - partikel
koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium
pendispersinya. Kemudian untuk membuktikan pernyataan teori yang
telah diungkapkan, guru lalu mengajak para siswanya melakukan
suatu percobaan sederhana mengenai terjadinya peristiwa
penggumpalan (koagulasi).
“ Baiklah anak - anak untuk menjawab pertanyaan tadi, sekarang kita
akan belajar tentang sifat - sifat koloid melalui percobaan”

 Indikator III
Guru menanyakan kepada siswa pernah atau tidakkah menjumpai
bahkan mencicipi makanan yang dibuat melalui proses koagulasi.
“ Pernahkah kalian mencicipi telur rebus, agar - agar, es krim ? dibuat
melalui proses apakah makanan - makanan enak tersebut ? “

 Indikator VI
Guru menanyakan
“ Pernahkah Anda melakukan proses pengolahan air secara murni atau
secara kimia ? “
II. Kegiatan Inti (25 menit)
 Pra percobaan : siswa diberi penjelasan cara melakukan percobaan.
 Guru menginformasikan kepada siswa tujuan yang hendak dicapai pada
kegiatan percobaan sifat koloid.
 Eksplorasi
- Guru membagi kelas menjadi dua kelompok
- Guru membagikan bahan bacaan (Hand Out) dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) kepada masing - masing kelompok yang berisi tentang ringkasan
materi dan percobaan tentang Koagulasi.
- Guru memberitahukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
koagulasi.
- Guru menjelaskan prosedur kerja percobaan koagulasi.
- Guru menyuruh perwakilan dari masing - masing kelompok untuk
mengambil alat dan bahan percobaan.
- Guru meminta masing - masing kelompok untuk melakukan percobaan.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan.
- Siswa mengisi LKS yang diberikan oleh guru sesuai dengan hasil
percobaan.
- Siswa melakukan interpretasi data dan menyimpulkan hasil percobaan.
- Guru mulai mengaitkan salah satu contoh dalam kehidupan sehari - hari
dengan peristiwa koagulasi, yaitu proses pengolahan air bersih.

 Elaborasi
- Guru dan siswa bersama - sama membahas percobaan yang telah
dilakukan dan memeriksa hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) masing -
masing kelompok.
- Guru dan siswa bersama - sama mendiskusikan bagaimana proses
koagulasi yang terjadi pada proses pengolahan air bersih.

 Konfirmasi
- Diskusi kelas untuk menyamakan persepsi sifat - sifat koloid (koagulasi).

III. Kegiatan Penutup ( 10 menit)

 Guru dan siswa bersama - sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
hari ini dan Siswa diberikan penjelasan konsep inti dari setiap materi yang
telah didiskusikan tersebut sebagai penguatan dari guru.
 Guru memberikan siswa soal penugasan untuk dikerjakan di rumah serta
menyarankan siswa agar mempelajari materi yang akan dibahas minggu
depan.
 Guru memberikan penghargaan/ hadiah pada salah satu kelompok yang dinilai
aktif mengikuti jalannya pembelajaran.
 Guru mengakhiri pertemuan dan menyampaikan salam penutup kepada
seluruh siswa.
H. Evaluasi

 Tujuan Evaluasi
- Formatif

 Jenis Evaluasi
1. Penilaian Aspek Kognitif
Nilai diperoleh dari hasil mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS), diskusi, tanya
jawab serta kemampuan untuk menjawab soal - soal PR (soal terlampir).
2. Penilaian Aspek Afektif / Sikap
Nilai diperoleh dari pengamatan guru terhadap sikap setiap individu pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Penilaian Aspek Psikomotorik
Nilai diperoleh dari kemampuan siswa untuk melakukan percobaan/eksperimen.

Lampiran

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Topik : Koagulasi Koloid

Tujuan : Mengamati terjadinya peristiwa penggumpalan pada percobaan koagulasi.

Alat dan Bahan

 Tabel Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Gelas plastik aqua bekas 2 buah
2. Sendok / pengaduk 2 buah

 Tabel Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1. Susu Secukupnya
2. Buah jeruk nipis Secukupnya
3. Air Secukupnya

Cara Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.


2) Memasukkan air ke dalam gelas hingga kira - kira seperempat (1/4) gelas.
3) Memeras jeruk nipis kemudian menambahkan air perasannya ke dalam gelas yang
berisi larutan susu hingga terjadi perubahan.
4) Mengamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.
5) Mencatat hasil pengamatan.

Hasil Pengamatan

No Koloid Pengamatan

1. Susu + air

2. Larutan susu + air perasan jeruk nipis

Pertanyaan
1) Apa yang terjadi pada saat air dan susu diaduk ?
2) Perubahan apa yang terjadi saat larutan air dan susu ditambahkan dengan air perasan
jeruk nipis ?
3) Peristiwa apakah yang terjadi pada percobaan yang telah dilakukan ?
4) Apa kesimpulan dari eksperimen ini ?

Kunci Jawaban
1) Hal yang terjadi pada saat air dan susu diaduk ialah terbentuknya suatu larutan susu
( hasil pencampuran antara air dan susu).
2) Perubahan yang terjadi pada saat larutan air dan susu (larutan susu) ditambahkan
dengan air perasan jeruk nipis yaitu terjadinya perubahan pada larutan susu yang
semula bersifat homogen mengalami penggumpalan pada partikel - partikel dari susu
tersebut.
3) Peristiwa yang terjadi pada percobaan yang telah dilakukan ini adalah koagulasi,
dimana koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel
koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya.
4) Dari hasil eksperimen / percobaan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan sifat koloid
koagulasi dapat dilakukan melalui pencampuran larutan susu dengan air jeruk nipis,
dimana ion-ion negatif (anion) dari air jeruk yang merupakan asam kuat (bersifat
elektrolit) tertarik oleh partikel-partikel koloid yang bermuatan positif (kation) dari
larutan susu sehingga peristiwa koagulasi pun terjadi. Semakin besar muatan ion yang
ditambahkan, semakin efektif penggumpalannya.

Anda mungkin juga menyukai