i
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
Agar keberjalanan dari program ini dapat dilakukan optimal, maka perlu dilakukan evaluasi.
Perlunya evaluasi terhadap perencanaan program penataan jalan dan trotoar ini dimaksudkan
untuk melihat bagaimana pelaksanaan dan dampak dari program yang dilakukan. Diharapkan
dengan melakukan evaluasi terhadap perencanaan tersebut, dapat ditemukan permasalahan dan
kendala yang menghambat keoptimalan program penataan jalan dan trotoar dalam mendukung
upaya revitalisasi Kota Lama. Sehingga kemudian dapat disusun rekomendasi dan rencana tindak
sebagai bentuk tindak lanjut untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
2
1.4 Ruang Lingkup
Kota Semarang terletak secara geografis diantara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan
garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan
348,00 di atas garis pantai. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah
Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Kota Semarang
dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak,
sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan
panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah
perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang
menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Secara Klimatologi, Kota Semarang
seperti kondisi umum di Indonesia, mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin
muson barat dan muson timur. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi
Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C pada bulan Mei, dan suhu
maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C.
Kota Semarang memiliki program perencanaan pembangunan pedestrian di Kawasan Kota
Lama. Kawasan Kota Lama Semarang yang berada di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan
Semarang Utara, memiliki luas kawasan ±31,24 hektar. Merupakan satuan area yang mempunyai
ciri khusus dan bentuknya menyerupai sebuah kota tersendiri. Batas Kawasan Kota Lama ialah
Kali Semarang di sebelah barat, Jalan Stasiun Tawang disebelah utara, Jalan Ronggowarsito
disebelah timur, dan Jalan Agus Salim disebelah selatan. Sebelum tahun 1824 Kota Lama
dilingkungi benteng berbetuk segi 5. Pada kawasan ini terdapat Gereja Immanuel (Blenduk) dan
taman. Ruang terbuka yang lebih besar terletak didepan Stasiun Kereta Api Tawang. Kawasan
Kota Lama Semarang berada di sepanjang Jl. Letnan Jenderal Soeprapto, Kecamatan Semarang
Utara. Kota Lama Semarang adalah sebuah kawasan di Semarang yang menjadi pusat
perdagangan pada abad ke 19-20. Luas kawasan ini ±31 haktare. Dilihat dari kondisi geografis,
nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya,sehingga nampak seperti kota
tersendiri, sehingga mendapat julukan “Little Netherland”. Menurut Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, kawasan Kota Lama berada di BWK III yang
merupakan kawasan wisata, yaitu wisata cagar budaya.
3
Sumber: Bappeda Semarang 2015
Gambar 1-1 Peta Deliniasi Evaluasi Program
4
1.5 Logical Framework
Pengunjung Kota Lama Nilai Hasil Data hasil Analisis Kepuasan menarik wisatawan tidak ingin kembali
kepuasan
meningkat Pembobotan kuesioner Wisatawan lainnya untuk berkunjung ke Kota
wisatawan
berkunjung Lama
Program sterilisasi dan
Koridor Jalan
penataan koridor Jalan
Pengunjung merasa Tingkat Letnan Suprapto
Analisis tingkat Letnan Suprapto tidak
aman dan nyaman kenyamanan yang sudah
Data hasil kenyamanan dan berhasil menyediakan
ketika berjalan kaki di dan Persentase disterilisasi dan
kuesioner keamanan kawasan non
koridor Jalan Letnan keamanan ditata membuat
pengunjung motorized yg aman
Suprapto pengunjung pengunjung merasa
dan nyaman bagi
nyaman dan aman
pengunjung
Outcome
Jumlah
Kendaraan ramah meningkatnya minat belum adanya sistem
pengguna analisis banyaknya
lingkungan menjadi Data hasil menggunakan terkait kendaraan
kendaraan Unit jumlah kendaraan
daya tarik bagi kuesioner kendaraan ramah ramah lingkungan
ramah bermotor
pengunjung lingkungan terkait keamanan
lingkungan
Terhindarinya
Data Hasil kawasan kota lama
penghambatan Tingkat analisis kebutuhan belum adanya sistem
perhitungan yang steril tidak
mobilisasi kendaraan Pelayanan LoS tingkat pelayanan tegas untujk warga
peningkatan adanya kendaraan
bermotor yang ingin Jalan jalan dari pemerintah
layanan jalan bermotor
melintas
Tersedianya jalan dibuatnya jalur non
Output
letnan suprapto Data hasil analisis panjang motorized untuk membuat kemacetan
Panjang Meter
sebagai jalur non- kuesioner jalur non motorized keamanan diruas jalan lainnya
motorized pengunjung
5
Deskripsi Indikator Parameter MOV Penggunaan Data Asumsi Resiko
Data luas analisis jumlah luas mengurangi adanya mencari lahan yang
Tersedianya kantung-
Jumlah Unit kantung parkir kantung parkir yang parkir liar di luas untuk dijadikan
kantung parkir
dibutuhkan kawasan kota lama tempat parkir komunal
kembali bermanfaat
nya kendaraan
analisis bentuk terbatasnya jumlah
Tersedianya kendaraan Data hasil ramah lingkungan
Jumlah Unit kendaraam ramah kendaraan ramah
ramah lingkungan kuesioner yg sudah jarang
lingkungan lingkungna
digunakan oleh
warga/pengunjung
Tersedianya jalur analisis jalur adanya bukaan ruas
alternatif bagi Data lokasi alternatif disekitar jalan baru untuk membuat kemacetan
Lokasi jalur Koordinat
kendaraan bermotor jalur jalur letnan menggantikan peran diruas jalan baru
yang efektif suprapto letnan suprapta
adanya street
terbatasnya jumlah
Tersedianya street analisis jumlah furniture untuk
Data hasil streetfurniture yang
furniture yang ramah Jumlah Unit kebutuhan street jalur pedestrian
kuesioner ada di jalur pedestrian
bagi pedestrian funiture yang memanjakan
kotalama
pejalan kaki
Menganalisis Panjang Jalan
Panjang Jalan Letnan
Data kesesuaian Letnan Suprapto
Suprapto yang
Panjang Meter pengukuran pelaksanaan yang disterilkan
disterilkan tidak sesuai
Mengidentifikasi panjang jalan perbaikan jalan sesuai dengan
dengan rencana
dimensi Jalan Letnan dengan rencana rencana
Suprapto yang Menganalisis
Lebar Jalan Letnan Lebar Jalan Letnan
disterilkan Data kesesuaian
Suprapto yang Suprapto yang
Lebar Meter pengukuran pelaksanaan
disterilkan sesuai disterilkan tidak sesuai
Activities
6
Deskripsi Indikator Parameter MOV Penggunaan Data Asumsi Resiko
perbaikan jalan
dengan rencana
Analisis Jumlah street
Mengidentifikasi Data Terdapat perbedaan
jumlah kelengkapan street furniture yang
ketersediaan street perhitungan jumlah street furniture
street unit furniture dan tersedia sudah
furnitur Jalan Letnan jumlah street pada rencana dan
furniture kecocokan dengan sesuai dengan
Suprapto futniture implementasi
DED rencana
Data Analisis
Jumlah kendaraan
perhitungan ketersediaan belum tersedia
ramah lingkungan
jumlah unit kendaraan ramah kendaraan ramah
jumlah unit yang tersedia sudah
kendaraan lingkungan dan lingkungan sesuai
sesuai dengan
Mengidentifikasi ramah membandingkan rencana
rencana
ketersediaan lingkungan dengan rencana
kendaraan ramah Peta sebaran
lingkungan lokasi Lokasi penyediaan Belum terdapat lokasi
titik kendaraan kendaraan ramah pasti tempat
lokasi
koordinat ramah lingkungan sesuai kendaraan ramah
lingkungan rencana lingkungan parkir
parkir
Data Lahan parkir
Luas lahan parkir
perhitungan Analisis efektivitas terbangun dengan luas
Luas m2 terbangun sesuai
luas total kantung parkir yang tidak sesuai
rencana
kantung parkir dengan rencana
Data sebaran Pembebasan lahan
Sebaran kantung
Menganalisis titik lokasi untuk kantung parkir
lokasi parkir terbangun
ketersediaan kantung koordinat kantung- belum selesa
sesuai rencana
parkir kantung parkir dilaksanakan
Kapasitas lahan Lahan parkir tidak
Data
parkir dapat dapat menampung
Kapasitas perhitungan
unit menampung seluruh kendaraan
kendaraan daya tampung
seluruh kendaraan bermotor yang hendak
lahan parkir
pengunjung parkir
Realisasi 100% anggaran Kurang dari 100%
Dana APBN Analisis gambaran
Inpu
Sumber Dana anggaran Rupiah (Rp) dana dapat anggaran dana yang
t
7
Deskripsi Indikator Parameter MOV Penggunaan Data Asumsi Resiko
Kendaraan ramah
Jumlah Wawancara
Ketersediaan lingkungan tersedia Kendaraan ramah
kendaraan dan Observasi Analisis gambaraan
kendaraan ramah Unit pada waktu yang di lingkungan belum
ramah kepada umum rencana
lingkungan targetkan tersedia sesuai target
lingkungan Petugas
(Desember 2018)
Data
Peraturan dan pembangunan
Panjang Dokumen rencana Terdapat gap antara
Kebijakan tentang revitalisasi Analisis gambaran
Jalan non- Meter dan realisasi dokumen rencana dan
penutupan jalan Kota Kota Lama dan umum kebijakan
motorized sinkron realisasi
Lama Semarang Observasi
Lapangan
Trotoar tidak
Kondisi trotoar
Analisis sepenihnya mengalami
Panjang Data Kondisi lebih baik dengan
Perbaikan trotoar Meter Aksesibilitas perbaikan atau
Jalan Jaringan Jalan panambahan
Pejalan Kaki penambahan fasilitas
fasilitas pendukung
pendukung
Trotoar tidak
Kondisi trotoar
Analisis sepenihnya mengalami
Data Kondisi lebih baik dengan
Lebar Jalan Meter Aksesibilitas perbaikan atau
Jaringan Jalan panambahan
Pejalan Kaki penambahan fasilitas
fasilitas pendukung
pendukung
Street Furniture Street Furniture tidak
Street Furniture
Data Kondisi terpenuhi secara
tersedia sesuai
Jumlah Unit Penampang keseluruhan sesuai
kebutuhan kondisi
Jalan kebutuhan kondisi
jalan atau trotoar
jalan atau trotoar
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
8
2 BAB II
GAMBARAN UMUM DAN INDIKATOR EVALUASI PROGRAM
Kota lama yang dulunya merupakan pusat Kota Semarang, dengan bangunan-bangunan
yang mengandung nilai sejarah dan indah, kini menjadi tak berfungsi secara optimal. Bangunan-
bangunan yang ada sebagian besar terlihat tak terawat, tak berpenghuni, dan bahkan seakan
seperti kota mati karena sepi, dan sangat terasa pada malam hari. Melihat kondisi seperti ini, maka
perlu adanya usaha untuk melestarikan keberadaan dan meningkatkan kondisi fisik lingkungan,
sosial maupun ekonomi kawasan Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama sebagai gugusan
bangunan berupa gedung, area bersejarah (situs), yang mempunyai nilai penting bagi ilmu
pengetahuan dan sosial budaya memerlukan perlindungan melalui proses pelestarian,
pemugaran, pengembangan, penelitian, revitalisasi dan adaptasi. Pelestarian melalui proses
pemeliharaan Kawasan Kota Lama Semarang dilakukan agar nilai-nilai budaya yang berlaku pada
generasi masa lalu, masa kini dan yang akan datang akan tetap terpelihara sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik wisata sekaligus sumber daya pengetahuan di Propinsi
Jawa Tengah. Upaya pelestarian itu tentunya tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah saja,
diperlukan kepedulian masyarakat untuk ikut serta menjadikan kawasan bersejarah Kota Lama
sebagai kawasan yang tetap hidup. Dalam hal ini dunia pendidikan merupakan media yang cukup
efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda untuk mendukung
upaya pemerintah melestarikan peninggalan sejarah. Melalui bidang studi Sejarah, siswa
diperkenalkan dengan berbagai kajian Sejarah, terutama Sejarah Lokal yang dapat berpotensi
untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang sumber daya Sejarah yaitu Cagar Budaya.
9
2.2 Profil Program Pembangunan
Kegiatan pembangunan evaluasi proyek sterilisasi dan penataan jalur pedestrian Kota Lama
Semarang dilatarbelakangi dengan adanya target pada tahun 2020. Untuk menargetkan Kota Lama
Semarang masuk sebagai salah satu kota pusaka warisan dunia (World Heritage) oleh UNESCO
pada tahun 2020, pemerintah kota melakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan
melakukan revitalisasi Kota Lama Semarang. Evaluasi proyek sterilisasi ini merupakan salah satu
kajian yang akan dibahas dalam laporan.
Didasari dengan bentuk tindakan konservasi, di Indonesia pada awalnya terbatas pada
kegiatan preservasi atau pelestarian monumen bersejarah, sebagaimana termuat di dalam
Monumenten Ordonantie Statsblad No. 238. Pasal 1 dari MO. 1931, yang diantaranya
menyebutkan : bahwa benda atau bagian benda tak bergerak yang berusia 50 tahun ke atas dan
dianggap mempunyai nilai penting bagi prasejarah, sejarah dan kesenian, termasuk juga situs yang
mempunyai petunjuk kuat bahwa didalamnya terdapat benda-benda tersebut dianggap sebagai
monumen, harus dilestarikan. UU No. 5 Tahun 1992 diperbaharui UU No. 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya yang menggantikan dan memperbarui MO. 1931. Pasal 1.1 (a) menyebutkan : benda
cagar budaya adalah buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau
bagian-bagiannya, atau sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa
gaya yang khas dan mewakili masa gaya 51 sekurang-kurangnya 50 tahun, dan dianggap
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Benda cagar budaya
tersebut harus dilestarikan atau dikonservasikan.
Adapun penyelenggara dan pelaksana kegiatan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, dan
bekerjasama dengan PT. Brantas Abipraya selaku kontraktor. Dana anggaran untuk kegiatan
pengadaan jalur pedestrian di Kawasan Kota Lama berasal dari Dana APBN Tahun 2018 sebesar
Rp. 156,372 Miliar. Kegiatan pembangunan diharapkan selesai pada Desember akhir tahun 2018.
10
daya konstruksi meliputi keuangan, tenaga kerja, tenaga ahli, material, peralatan dan menyusun
metode kerja.
11
3 BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM
Belum
Kota Lama pengunjung yang datang. Hal ini -
Terealisasi
meningkat dikarenakan perbaikan jalan yang
belum selesai sehingga
menyebabkan kondisi jalanan
masih rusak dan udara berdebu
akibat pembangunan.
Pengunjung
merasa aman Perbaikan jalan yang belum
selesai sepenuhnya menyebabkan
dan nyaman
Belum pengunjung merasa kurang
ketika berjalan -
Terealisasi nyaman dengan kondisi jalan
kaki di koridor
yang masih tanah dan kondisi
Jalan Letnan
udara yang berdebu
Suprapto
Kendaraan ramah lingkungan
Kendaraan belum tersedia karena masih
Outcome
Tersedianya
Jalan Letjend Suprapto tidak
jalan letnan
menjadi jalan yang sepenuhnya
suprapto Tidak
bebas dari kendaraan bermotor
sebagai jalur Terealisasi
melainkan hanya disterilkan dari
non-
kendaraan berat seperti truk
motorized
Output
12
Deskripsi
Realisasi Keterangan Dokumentasi
Rencana
Tersedianya
Perbaikan jalan dan trotoar
street
Sedang masih dalam proses
furniture yang
Direalisasikan pembangunan sehingga street
ramah bagi
furniture belum bisa disediakan
pedestrian
13
Kebijakan Deskripsi Kebijakan Implementasi Kebijakan Ket
Tahun 2003 tentang sebagai fungsi kawasan rekreasi dan kawasan rekreasi dan budaya,
Rencana Tata budaya. Pada pasal 34 telah diarahkan terbukti dengan adanya
Bangunan dan untuk pembangunan area parkir pembangunan dan penataan jalur
Lingkungan terbuka pada beberapa lokasi serta pedestrian di koridor tersebut untuk
Kawasan Kota Lama pengadaan tanaman-tanaman peneduh mendukung kegiatan wisata. Namun,
untuk memfasilitas pejalan kaki dan untuk kebijakan arahan jalan khusus
wisatawan. Pada dokumen ini diarahkan pejalan kaki belum
terdapat beberapa ruas jalan dan diimplementasikan secara optimal.
kawasan yang diperuntukkan khusus Sedangkan untuk arah pembangunan
pejalan kaki seperti Jl. Garuda, Jl. area parkir terbuka telah
Kepodang dan beberapa jalan tembus. diimplementasikan melalui
Namun demikian, pada jalur tersebut pengadaan parkir terbuka di depan
masih memungkinkan adanya akses Taman Garuda dna Taman
kendaraan berkepentingan untuk Srigunting Kota Lama
melintas.
Peraturan Daerah Dijelaskan bahwa Kawasan strategis Saat ini sedang berlangsung Relevan
Kota Semarang bidang sosial budaya di Kota Semarang pembangunan revitalisasi Kota Lama
Nomor 11 Tahun adalah Semarang, khususnya pada koridor
2017 Tentang Kawasan Cagar Budaya Kota Lama. Letnan Suprapto dimana program
Perubahan Atas Kawasan bersejarah Kota Lama yang dilaksanakan adalah
Peraturan Daerah merupakan kawasan cagar budaya yang pengurangan kapasitas jalan dan
Kota Semarang harus dilindungi dan dilestarikan pengadaan jalur pedestrian dengan
Nomor 6 keberadaannya. Dalam pemanfaatannya, kelompok sasaran adalah para
Tahun 2016 kawasan cagar budaya dapat di- wisatawan Kota Lama. Hal ini sesuai
Tentang Rencana tingkatkan fungsinya untuk dapat dengan arahan pada dokumen
Pembangunan menunjang kegiatan pariwisata, yang RPJMD Tahun 2017 yaitu adalanya
Jangka Menengah nantinya dapat memberikan kontribusi pengembangan sistem
Daerah Kota pendapatan dari sektor pariwisata. kepariwisataan Kota Semarang yang
Semarang Tahun Berdasarkan dokumen RTRW 2011 – terintegrasi dengan kawasan Kota
2016-2021 2031, salah satu rencana penanganan Lama.
Kawasan Kota Lama adalah
Pengembangan sistem kepariwisataan
Kota Semarang yang terintegrasi dengan
pengembangan kawasan Kota Lama
Rencana Kerja Tercatat bahwa akan terdapat kegiatan Pembangunan kawasan Kota Lama Relevan
Pemerintah Daerah pembangunan kawasan Kota Lama Semarang, khususnya pengadaan
(RKPD) Kota Semarang, penyusunan DED Kawasan jalur pedestrian dan pengurangan
Semarang Tahun perkotaan Kota Lama, serta AMDAL kapasitas jalan Letnan Suprapto
2018 Kota Lama Semarang. telah dilaksanakan sejak akhir tahun
2017.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
3.2.2 Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya memiliki efek, dampak, pengaruh atau
memberikan hasil. Efektivitas berarti adalah kedayagunaan, yang maksudnya adalah bahwa
terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dari suatu kegiatan dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas yang dimaksudkan dalam proses evaluasi ini adalah efektivitas dari pembangunan
penataan jalan Letjend Suprapto sebagai jalan yang ramah bagi pedestrian. Untuk menilai
efektivitas dari program penataan jalan Letjen Suprapto sebagai jalan yang ramah bagi pedestrian,
dilakukan analisis terhadap kesesuaian antara keberjalanan pembangunan dengan output yang
diharapkan.
14
Tabel 3-3 Penilaian Kriteria Evaluasi Efektivitas
Tersedianya
Tersedianya jalan letnan Tersedianya jalur alternatif
Output yang Tersedianya kantung- kendaraan Tersedianya street furniture
suprapto sebagai jalur bagi kendaraan bermotor
dituju kantung parkir ramah yang ramah bagi pedestrian
non-motorized yang efektif
lingkungan
Tersedia kantung-kantung Dinas perhubungan Kota Setelah dilakukannya
parkir pada tiga lokasi Semarang melakukan pelebaran pedestrian ways,
Jalan Letnan Suprapto
yaitu di kantor pelayanan rekayasa lalu lintas. Ketika kemudian jalur itu juga
tidak sepenuhnya ditutup
SIM Satlantas, Jalan Masih dalam Jalan Letjend Suprapto dilengkapi dengan bangku-
sebagai jalur non-
Branjangan belakang proses ditutup, dishub mengarahkan bangku, vegetasi, guiding
Realisasi motorized. Hanya
Museum 3D, dan di Jalan pengembangan kendaraan dari arah timur blocks, lampu penerangan dan
disterilkan dari kendaraan
Sendowo dengan kapasitas dan penyediaan menuju Jalan Merak. Selain furnitur lain yang
berat seperti truk dan
yang bisa ditampung yaitu itu, terdapat alternatif lain diperuntukkan untuk
angkutan barang lain
sekitar 700 motor dan 500 yaitu Jalan Sendowo dan Jalan memudahkan dan memberikan
mobil Kepodang kenyamanan bagi pejalan kaki
Sesuai tapi
Kesesuaian Cukup sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
berjalan lambat
15
3.2.3 Efisiensi
Penilaian pada kriteria efisiensi dalam suatu proses evaluasi pembangunan untuk
mengukur output yang berhasil di capai dari input yang sudah di laksanakan serta dapat
mengukur sejauh mana hasil input ini yang dilakukan dapat mempengaruhi output yang dicapai.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kegiatan evaluasi terhadap program revitalisasi pedestrian di
sepanjang jalan koridor letnan suprapto kawasan kota lama. Adapun terdapat efisiensi program
tersebut sebagai berikut:
Tabel 3-4 Penilaian Kriteria Evaluasi Efisiensi
Variabel Biaya Waktu Pekerja
Rencana Awal 156 m 390 hari kalender
Realisasi 200 m 525 hari kalender
Efisiensi Tidak efisien Tidak efisien
Keterangan Alokasi anggaran pada Pelaksanaan program Komposisi jumlah
program berjalan mundur dari pekerja yang dapat
target yang harus menyelesaikan program
diselesaikan dengan tepat waktu
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
Tetapi secara keseluruhan dari program ini cukup efisien karena setiap input yang
dilakukan bisa mendapat hasil dari output yang memenuhi target, yaitu terlaksana dan
terbangunnya kembali pedestrian di koridor letnan suprapto kawasan kota lama. Selain dari hasil
input dan output, program pekerjaan ini juga cukup efisien untuk wisatawan yang berkunjung ke
kota lama agar merasa aman dan nyaman, walaupun waktu pekejaannya yang sedikit lama dari
waktu yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.
3.2.4 Dampak
Penilaian kriteria dampak dalam proses evaluasi digunakan untuk mengetahui kontribusi
program terhadap pembangunan jangka panjang dan menilai pengaruh positif maupun negatif
dari program tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil penilaian dampak dari Proyek
Sterilisasi dan Penataan Jalur Pedestrian Kota Lama Semarang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3-5 Evaluasi Dampak Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang
Kondisi Awal Kondisi Akhir Keterangan
Kendaraan bermotor bebas Adanya pembatasan bagi Positif
berlalu lalang kendaraan bermotor yang ingin
melintas
Jalur pedestrian di sepanjang Terbangunnya jalur pedestrian Positif
Jalan Letnan Suprapto memiliki yang lebar namun belum
kondisi yang rusak dan tidak dilengkapi dengan street
memiliki street furniture furniture sehingga pejalan kaki
merasa aman dan nyaman.
Daerah sempadan Jalan Letnan PKL di relokasi ke tempat lain Positif
Suprapto dimanfaatkan namun masih berada di
beberapa PKL sebagai area kawasan Kota Lama Semarang
berjualan
Bahu Jalan Letnan Suprapto Tersedianya parkir komunal Positif
dimanfaatkan sebagai parkir untuk motor/mobil wisatawan
motor/mobil yang berkunjung di kawasan Kota Lama
di kawasan Kota Lama Semarang
Semarang
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
16
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa implementasi Proyek Revitalisasi Kawasan
Kota Lama Semarang memiliki dampak positif, yaitu jalur pedestrian di Jalan Letnan Suprapto kini
menjadi bagus dan dilengkapi street furniture seperti lampu jalan, kursi, maupun kanopi sehingga
pejalan kaki merasa aman dan nyaman ketika melalui jalur pedestrian tersebut. Selain itu, lahan
untuk PKL dan parkir di kawasan Kota lama Semarang juga telah disediakan secara komunal
sehingga tidak memanfaatkan jalur Jalan Letnan Suprapto.
3.2.5 Keberlanjutan
Keberlanjutan suatu program dianggap ada ketika output telah selesai, selain itu juga
dinilai ketika telah mencapai outcome (tujuan program atau kegiatan), fokusnya pada kapasitas
dan status dalam operasional dan pemeliharaannya (JBIC, 2006). Keberlanjutan suatu program
dapat dinilai dari kriteria efisiensi dan efektivitas. Dengan adanya nilai dari kedua kriteria
menentukan manfaat program tersebut kedepannya. Adapun penilaian keberlanjutan dari
program Evaluasi Proyek Sterilisasi dan Penataan Jalur Pedestrian Kota Lama Semarang adalah
sebagai berikut:
Tabel 3-6 Evaluasi Keberlanjutan Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang
Kriteria Analisis Keterangan
Hasil input alokasi dana, waktu dan sumber
Efisiensi daya dalam program secara keseluruhan
dinilai tidak efisien.
Hasil matriks dari analisis terhadap
kesesuaian antara keberjalanan
pembangunan dengan output yang Program Evaluasi Proyek Sterilisasi
diharapkan menunujukkan beberapa dan Penataan Jalur Pedestrian Kota
tingkat keefektifan berjalannya program. Lama Semarang dinilai dari kriteria
Secara umum, program evaluasi ini dinilai efisiensi dan efetivitasnya, secara
efektif di luar adanya kekurangefektifan keseluruhan, dinilai kurang efektif
minor lain seperti: dan kurang efisien karena adanya
1. Penyediaan kendaraan ramah beberapa hal yang membuat
lingkungan (dinilai lambat) masih program tidak sesuai dengan
dalam proses pengembangan dan timeline kerja yang diharapkan
penyediaan. seperti kebocoran alokasi dana,
Efektivitas
2. Penyediaan jalur alternatif, Dinas penguluran waktu tidak sesuai target
perhubungan Kota Semarang dan lain sebagainya. Di sisi lain,
melakukan rekayasa lalu lintas. tercapainya beberapa beberapa
Ketika Jalan Letjend Suprapto output mengalami kesulitan dalam
ditutup, dishub mengarahkan penyediaan solusi alternatif maupun
kendaraan dari arah timur menuju penyediaan sarana-prasaran untuk
Jalan Merak. Selain itu, terdapat mencapai realisasi tujuan.
alternatif lain yaitu Jalan Sendowo
dan Jalan Kepodang. Jalur alternatif
hasil rekayasa lalu lintas dianggap
kurang efektif dan perlunya jalur
lain lagi.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
17
4 BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program Evaluasi Proyek Sterilisasi dan Penataan Jalur Pedestrian Kota Lama Semarang
bertujuan untuk menilai kesesuaian, dampak, manfaat dan keefektifan dari pelaksanaan rencana
program tersebut. Hasil evaluasi kemudian dijadikan dasar untuk penyusunan arahan dan
rekomendasi dalam pengambilan keputusan dan manajerial yang lebih baik sehingga
pembangunan dapat dilakukan secara optimal.
Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang sudah dapat dikatakan relevan, karena
adanya keterhubungan antara program yang dilaksanakan dengan kebijakan yang ada
sebagai dasar hukumnya.
Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang dinilai ada yang efektif dan kurang
efektif. Hal ini dikarenakan dalam beberapa indikator evaluasi, masih terdapat rencana
yang belum terealisasi sesuai dengan target. Hal tersebut terlihat dari kurangnya
pengawasan dan maintenance atau pemeliharaan yang dilakukan dinas terkait.
Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang karena setiap input yang dilakukan bisa
mendapat hasil dari output yang memenuhi target, yaitu terlaksana dan terbangunnya
kembali pedestrian di koridor Letnan Suprapto di kawasan Kota Lama
Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang memiliki dampak positif yaitu jalur
pedestrian di Jalan Letnan Suprapto kini menjadi bagus dan dilengkapi street furniture.
Proyek Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang akan memiliki keberlanjutan apabila
mendapat perhatian dan pemeliharaan dari stakeholder terkait.
18
Tabel 4-1 Rencana Tindak Evaluasi 1
Standar Operasional Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab
Melakukan fiksasi Membuat pertemuan di 1 kali di tengah Pemerintah, BPK2L
rencana di tengah tengah keberjalanan pelaksanaan program
keberjalanan program program dengan
stakeholder-stakeholder
terkait untuk membahas
progres dan kemudian
mematangkan rencana
agar tidak dilakukan
perubahan-perubahan
lagi
Mempercepat waktu Menambahkan jam kerja Jam 10 malam s/d 5 Pemerintah, BPK2L
pelaksanaan proyek di malam hari pagi besok harinya
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
19
4) Meningkatkan daya tarik wisata
Selama pelaksanaan proyek penataan jalan dan trotoar, pemanfaatan koridor Jalan
Letjend Suprapto sebagai kawasan wisata menjadi kurang optimal. Dimana pedestrian ways
yang biasanya menjadi spot untuk berkumpul dan berfoto pengunjung tidak tersedia dan
beberapa usaha yang terdapat di sepanjang jalan terganggu aksesnya. Hal ini berpengaruh
terhadap penurunan pengunjung wisata. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan
beberapa cara yaitu sebagai berikut.
Tabel 4-4 Rencana Tindak Evaluasi 2
Standar Operasional Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab
Membuat atraksi wisata Membuat acara Setiap minggu atau Pemerintah, BPK2L,
baru kesenian dan budaya bulan Masyarakat
rutin di Taman Sri
Gunting
Menyediakan atraksi Setiap hari BPK2L, Masyarakat
sepeda rental setempat
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2018
20
6 DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Kawasan Kota Lama
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2017
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2018
Fajlin, Eka Y. 2018. Hendi Akan Sediakan Kendaraan Ramah Lingkungan di Kawasan Kota Lama
Semarang. Dalam http://jateng.tribunnews.com/2018/08/17/hendi-akan-sediakan-
kendaraan-ramah-lingkungan-di-kawasan-kota-lama-semarang. Diakses pada hari Selasa,
27 November 2018
Failasufa, Dini. 2018. Pengunjung Kota Lama Menurun. Dalam
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/149238/pengunjung-kota-lama-
menurun. Diakses pada hari Selasa, 27 November 2018
Novianti, Fista. 2018. Revitalisasi Kota Lama Molor. Dalam
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/148953/revitalisasi-kota-lama-molor.
Diakses pada hari Selasa, 27 November 2018
Parwito. 2018. Kota Lama Semarang Ditargetkan Jadi Kawasan City Walk Tahun 2019. Dalam
http://www.rmoljateng.com/read/2018/03/03/1101/Kota-Lama-Semarang-Ditargetkan-
Jadi-Kawasan-City-Walk-Tahun-2019-. Diakses pada hari Selasa, 27 November 2018
Wibisono, Lanang. 2018. Dishub Siapkan Tiga Kantong Parkir di Kota Lama. Dalam
https://jatengtoday.com/dishub-siapkan-tiga-kantong-parkir-di-kota-lama-16228.
Diakses pada hari Selasa, 27 November 2018
21