Kandung kemih dan saluran kemih menampung urin yang dibentuk di ginjal
dan menyalurkannya keluar. Kaliks, pelvis renalis, ureter, dan kandung kemih
memiliki struktur histologi dasar yang serupa, dengan dinding ureter yang secara
berangsur menebal sewaktu mendekati kandung kemih.
Mukosa organ-organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propria di
jaringan ikat yang padat sampai longgar. Suatu selubung anyaman otot polos padat
mengelilingi lamina propria organ-organ tersebut.
Lapisan otot dalam kaliks, pelvis renalis, dan ureter mempunyai susunan
berpilin. Sewaktu sel otot ureter mencapai kandung kemih, sel otot tersebut berubah
menjadi panjang. Serabut otot kandung kemih berjalan ke segala arah (tanpa batas
lapisan yang jelas) sampai mendekati leher kandung kemih dengan tiga lapisan
berbeda yang dapat dikenali: Lapisan longitudinal interna, yang berada distal dari
leher kandung kemih, menjadi sirkular di sekeliling ureter pars prostatika dan
parenkim prostat pada pria. Lapisan tersebut meluas sampai ke meatus eksterna pada
wanita. Serabut-serabutnya membentuk sfingter uretra involunter yang sesungguhnya.
Lapisan media berakhir pada leher kandung kemih, dan lapisan longitudinal luar
berlanjut ke ujung prostat pada pria dan berlanjut ke meatus uretra eksterna pada
wanita.
Ureter menembus dinding kandung kemih secara miring, dan membentuk
katup yang mencegah aliran balik dari urin. Ureter intravesika hanya memiliki
serabut otot memanjang.
(Fotomikrograf yang memperlihatkan komponen utama dari ureter, yang terdiri atas
lapisan epitel transisional di dalam, jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah,
lapisan otot polos, dan suatu lapisan jaringan ikat di luar. Pulasan PT. Pembesaran
lemah.)
Uretra adalah suatu tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar.
Pada pria, seperma juga melalui uretra selama ejakulasi. Pada wanita, uretra hanya
merupakan organ perkemihan.
a. Uretra pria
Uretra pria terdiri atas 4 bagian: pars prostatika, pars membranosa,
pars bulosa, dan pars pendulosa. Bagian awal uretra melalui prostat yang
terletak sangat dekat dengan kandung kemih, dan duktus yang mengangkat
secret prostat bermuara ke dalam uretra pars prostatika.
Di bagian distal dan dorsal uretra pars prostatika, terdapat bagian yang
meninggi, yaitu verumontanum (dari bahasa Latin, yang berarti tepi gunung),
yang menonjol ke bagian dalam uretra tersebut. Suatu tabung tertutup yang
disebut utrikulus prostatikus bermuara ke puncak verumontanum; tabung ini
tidak diketahui fungsinya. Duktus ejakulatorius bermuara pada sisi
verumontanum. Cairan semen masuk ke dalam uretra proksimal melalui
duktus ini untuk disimpan tepat sebelum terjadinya ejakulasi. Uretra pars
prostatika dilapisi epitel transisional.
Ureter pars membranosus hanya memiliki panjang 1 cm dan dilapisi
epitel berlapis atau bertingkat silindris. Di sekeliling uretra bagian ini terdapat
sfingter otot rangka, yakni sfingter uretra eksterna. Sfingter lurik volunteer
eksterna ini menambah tekanan penutupan yang telah ditimbulkan oleh
sfingter utetra involunter. Sfingter uretra involunter dibentuk oleh lanjutan
muskulus longitudinalis interna di kandung kemih.
Uretra pars bulbosa dan pendulosa berlokasi di korpus spongiosum
penis. Lumen melebar ke arah distal, yang membentuk fossa navikulare.
Epitel di bagian uretra ini kebanyakan berupa epitel beringkat dan silindris,
dengan daerah epitel gepeng dan berlapis.
Kelenjar Littre adalah kelenjar mukosa yang dijumpai di sepanjang
uretra namun kebanyakan berada di uretra pars pendulosa. Bagian sekresi dari
beberapa kelenjar ini langsung terhubung dalam lapisan epitel uretra, sebagian
kelenjar lainnya memiliki duktus ekskretorius.
b. Uretra wanita
Uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang
dilapisi dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel
silindris bertingkat. Bagian tengah uretra dikelilingi sfingter lurik volunter
eksterna.
Patofiologi ISK2
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril
karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal merupakan tempat
kolonisasi mikoorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negatif.
Disuria lebih umum dijumpai pada wanita muda, mungkin karena aktivitas
seksual yang lebih tinggi. Pria yang lebih tua lebih umum menderita disuria
karena meningkatnya insiden benigna prostat hyperplasia (BPH) yang disertai
dengan inflamasi dan infeksi. Pada kebanyakan pasien, urinalisis dapat membantu
menentukan adanya infeksi dan memastikan diagnosis. Organisme coliform,
terutama Escherichia coli, adalah pathogen yang paling umum dalam infeksi
traktus urinarius. Disuria dapat juga disebabkan oleh inflamasi non-infeksius atau
trauma, neoplasma, calculi, hipoesterogenisme, cystitis interstisial, atau penyakit
psychogenic. Walaupun radiografi dan bentuk imaging lain sangat jarang
diperlukan, pemeriksaan ini mungkin dapat mengidentifikasi abnormalitas dalam
traktus urinarius bagian atas ketika gejala klinisnya menjadi lebih kompleks.