Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah Teknologi Material

Disusun Oleh:

Nama: Marcelino Gabriel Hutabarat


NIM: 21090117130068
Kelas: A
2.1 Sifat Mekanik Material
Banyak material yang terdapat di sekitar kita dan telah menjadi bagian dari
pola berpikir manusia bahkan telah menyatu dengan keberadaan kita. Pada
hakikatnya, bahan dengan sendirinya merupakan bagian dari alam semesta, secara
terperinci bahan adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan
dalam berbagai kepentingan manusia seperti digunakan untuk bangunan, mesin,
peralatan atau produk. Sebagai contohnya yaitu: logam, keramik, semikonduktor,
polimer, gelas, dielektrik serat, kayu, pasir, batu berbagai komposit dan lain-lain.
Pada dasarnya bahan atau material mempunyai beberapa sifat mekanik,
sifat fisik dan sifat kimia. Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan
tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut.
Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul
beban yang berasal dari luar. Beberapa contoh sifat mekanik material yang sering
kita temui yaitu :
1. Kerapuhan (Brittleness)
Material yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang melebihi daya tahan
material. Penghancuran suatu batuan tidak melalui tahap aliran plastis (plastic
flow, tetapi dengan pemberian suatu gaya, maka batuan akan berubah bentuk
secara elastis dan kemudian akan hancur tanpa melalui perubahan bentuk
secara plastis (plastic flow).
2. Kemudahan Berubah (Ductility)
Kemudahan berubah adalah sifat dari suatu bahan yang memungkinkannya
bisa dibentuk secara permanen melalui perubahan bentuk yang besar tanpa
kerusakan, Misalnya seperti tembaga yang dibentuk menjadi kawat. Tembaga,
alluminium, dan besi tempa termasuk logam-logam yang ulet. Ukuran keliatan
adalah presentase pertambahan panjang suatu spesium uji patah. Keliatan
diperlukan pada batang atau bagian yang mungkin mengalami beban yang
besar secara tiba-tiba, karena perubahan bentuk yang berlebihan akan
memberikan tanda-tanda ancaman kerusakan.
3. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi lokal, misalkan
ketahanan terhadap goresan. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai
kemampuan bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi),
indentasi atau penetrasi. Bila suatu material digores maka yang akan menerima
beban adalah bagian permukaannya saja bukan keseluruhannya, itulah
mengapa goresan dikatakan hanya menghasilkan deformasi lokal. Sifat ini
berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga berkorelasi
dengan kekuatan.
4. Keteguhan (Toughness)
Keteguhan material merupakan kemampuan material untuk menyerap
sejumlah energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Keteguhan
biasanya diukur dengan modulus keteguhan (UT) yang merupakan jumlah kerja
yang disimpan per satuan volume tanpa menyebabkan rekahan (pecah).
Keteguhan patah (fracture toughness) didefinisikan sebagai tekanan yang
dibutuhkan untuk memulai retakan ketika gaya tekan dikenakan pada material.
5. Kelelahan (Fatique)
Kelelahan pada material merupakan fenomena yang menuju pada patahan
akibat tekanan yang berulang dimana memiliki nilai maksimum kurang dari
kekuatan regang dari material tersebut. Kelelahan merupakan fenomena
progresif yang dimulai dengan retakan yang biasanya terjadi di permukaan
benda akibat pembengkokan yang menyebabkan tekanan terkonsentrasi.
Dengan demikian, terdapat batas ketahan terhadap tekanan berulang tersebut.

2.2 Baja
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi,
dengan karbon sebagai material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen
pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, begereser
melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat
mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat
memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja
adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy
dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy
lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah
aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastik.
Dan umumnya baja juga menjadi bahan pelapis rompi anti peluru, yang dimana baja
menjadi bahan pelapis bahan inti rompi tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.

Sifat Mekanik Pada Baja


Baja sebagai bahan konstruksi bangunan mempunyai beberapa sifat fisik
dan mekanis yang dapat mempengaruhi kekuatan sebuah konstruksi bangunan.
Berikut ini beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh baja yang meliputi :
a. Kerapuhan Baja.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Oleh karena daya tarik baja
yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, sehingga tingkat
kerapuhan pada baja sangat rendah.
b. Kekerasan Baja
Kekerasan baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang
dapat menembus permukaan baja. Baja itu sangat keras sekali sehingga banyak
digunakan sebagai bahan konstruksi. Tingkat kekerasan yang tinggi sangat
penting untuk benda-benda tertentu yang dibuat dari baja. Untuk dapat
mencapai kekerasan yang tinggi, maka diperlukan sistem perawatan dengan
panas khusus (300°C – 650°C) yang disebut dengan proses ‘pengerasan’.
c. Keuletan (Kemudahan Berubah) Baja
Keuletan baja merupakan kemampuan baja untuk berdeformasi
sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya
regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Pada umumnya baja
bersifat sangat alot, sehingga tidak cepat patah. Apabila baja dipanaskan lebih
lama dan suhu pemanasan yang lebih tinggi dari proses ‘pengerasan’ pada
umumnya, maka kekerasan baja akan semakin berkurang, akan tetapi kealotan,
kemudahan untuk dibentuk dan terutama ketahanan terhadap benturan
menjadi lebih besar. Dengan demikian mutu baja menjadi lebih baik dan dapat
disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.
d. Keteguhan Baja
Keteguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat
diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap
oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil keteguhannya. Cara
ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
e. Kelelahan Baja
Tingkat kelelahan pada baja terbilang cukup rendah dikarenakan baja
memiliki sifat daya tarik yang sangat kuat dan tingkat kekerasan yang tinggi
sehingga terjadinya kegagalan (patah) pada komponen akibat beban dinamis
akan memakan waktu yang cukup lama.
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM.
Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses
pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan
senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai
besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan
charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami
reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran
dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance
pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya
dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini
menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang
kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa.
Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan
charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses
ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati
“charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini,
bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi
menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan
gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang
meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat
baja.

Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk
memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair
dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang
mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak
tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance
elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat
sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada
produksi baja dari bijih besi.
Proses pembuatan baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun
cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses
pembuatan baja antara lain :

PROSES KONVERTOR
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.
Sistem kerja
 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
 Kembali ditegakkan.
 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
 proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam
atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak
ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
 proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium
karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang
mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan
Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair
ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

PROSES SIEMENS MARTIN


menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
1. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
2. sebagai Fundamen/ landasan dapur
3. menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
 Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO 2),
 besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
PROSES BASIC OXYGEN FURNACE
 logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan
kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400
kN/m2.
 ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
 BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
 Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
 Tidak perlu tuyer di bagian bawah
 Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
 Biaya operasi murah

PROSES DAPUR LISTRIK


temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
 Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
 Temperatur dapat diatur
 Efisiensi termis dapur tinggi
 Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
 Kerugian akibat penguapan sangat kecil

PROSES DAPURKOPEL
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses
 pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
 kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai
700 – 800 mm dari dasar tungku.
 besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur
(CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit mesin-mesin lain.
PROSES DAPUR CAWAN
 Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi
kasar dalam cawan,
 kemudian dapur ditutup rapat.
 Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan
muatan dalam cawan akan mencair.
 Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

2.3 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sifat mekanik suatu material adalah kemampuan material
tersebut dalam memberikan perlawanan apabila diberikan beban. Adapun
macam-macam sifat mekanik suatu material antara lain kerapuhan (brittleness),
kemudahan berubah (ductility), kekerasan (hardness), keteguhan (toughness)
dan kelelahan (fatique). Material baja memiliki tingkat kekerasan dan kekuatan
(daya tarik) yang sangat tinggi sehingga banyak digunakan sebagai bahan
konstruksi. Baja dapat ditempa apabila dilakukan pemanasan khusus yang
sekaligus akan menambah kualitas baja menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai