Anda di halaman 1dari 35

SILIA, FLAGELA DAN SITOSKELETON

Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Biologi Sel. Dosen Pengasuh Rabiatul Adawiyah, M.Pd

Disusun Oleh :
YOSA LISCA (3061524027)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP PGRI) BANJARMASIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “ Silia, Flagela dan Sitoskeleton ”. Semoga atas tersusunnya makalah ini
dapat memberikan pengetahuan baru tentang Silia, Flagela dan Sitoskeleton.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan kelancaran segala usaha kita.

Banjarmasin , Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2
C. TUJUAN................................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
A. SILIA ..................................................................................................................... 3
1. Pengertian Silia .................................................................................................. 3
2. Struktur Silia ...................................................................................................... 5
3. Fungsi Silia ........................................................................................................ 6
B. FLAGELLA .......................................................................................................... 7
1. Pengertian Flagella ............................................................................................ 7
2. Struktur Flagella .............................................................................................. 10
3. Fungsi Flagella ................................................................................................. 12
4. Jenis-jenis Flagellum ....................................................................................... 13
C. SITOSKELETON ................................................................................................ 15
1. Pengertian Sitoskeleton.................................................................................... 15
2. Struktur Sitoskeleton........................................................................................ 16
3. Fungsi Sitoskeleton .......................................................................................... 25
D. PERBEDAAN SILIA DAN FLAGELA ............................................................. 25
BAB III .......................................................................................................................... 29
PENUTUP ..................................................................................................................... 29
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seluruh organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktural berbeda, yaitu sel prokariotik atau sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkea
yang memiliki sel prokariotik. Protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya
mempunyai sel eukariotik. Pada masa-masa setelah di temukannya mikroskop para
ahli dapat melihat dan mempelajari bagian-bagian dari sel.

Pada awalnya para ahli biologi berpikir bahwa organel sel eukariotik
mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan mikroskopi cahaya dan
mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton, yaitu jalinan serabut
yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton adalah jaringan filamen
protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Sitoskeleton atau rangka sel tersusun
atas tiga jenis serabut yang berbeda, yaitu: mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen
intermediet. Mikrotubulus merupakan yang paling tebal di antara ketiganya, dan
mikrofilamen (yang juga disebut filamen aktin) merupakan yang paling halus.
Sedangkan filamen intermediet adalah serabut dengan diameter yang termasuk
dalam kisaran menengah. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan kerjanya
terkoordinasi..

Sel tersusun dari berbagai macam organel-organel sel yang memiliki fungsi
berbeda-beda, salah satu organel yang terdapat dalam sel adalah “Sitoskeleton” atau
kerangka sel sehingga sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan dengan
menggunakan flagella atau cilia. Tentunya dengan fungsi yang disebutkan
sebelumnya sitoskeleton sangat penting buat sel.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari silia, flagella dan sitoskeleton?


2. Bagaimana struktur dari silia, flagella dan sitoskeleton?
3. Apa fungsi dari silia, flagella dan sitoskeleton ?
4. Apa perbedaan dari silia dan flagella?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari silia, flagella dan sitoskeleton.


2. Untuk mengetahui struktur dari silia, flagella dan sitoskeleton.
3. Untuk mengetahui fungsi dari silia, flagella dan sitoskeleton.
4. Untuk mengetahui perbedaan dari silia dan flagella.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SILIA

1. Pengertian Silia

Silium (jamak Silia) adalah organel sel yang berfungsi sebagai alat bantu
pergerakan yang menonjol dari sebagian sel yang diameternya kira-kira 0,25 μm
dan panjangnya sekitar 2 sampai 20 μm serta biasanya muncul dalam jumlah
banyak pada permukaan sel. Istilah Silia atau cilia dari bahasa Latin yakni “bulu
mata”. Istilah Silia ini umum dalam organisme sel tunggal, Silia merupakan
struktur seperti rambut bergelombang untuk memindahkan sel ke sekitar atau
untuk memindahkan sesuatu di sekitar sel. Cilia juga hadir pada sebagian besar
sel-sel dalam tubuh manusia. Beberapa jaringan dalam tubuh, seperti saluran
telur pada wanita dan trakea, juga memiliki tipe khusus silia yang membantu
transportasi zat di sepanjang permukaan jaringan. Biasanya silia terdapat sangat
banyak pada seluruh permukaan sel. Silia sering disamakan dengan flagella
namun sesungguhnya mereka berbeda.
Di dalam tubuh, silia pada permukaan jaringan bertanggung jawab untuk
melindungi seseorang dari kuman di paru-paru dan untuk mendorong ovum
melalui tuba fallopi, di antara tugas-tugas lainnya. Silia ini disebut silia motil,
dan mereka ditemukan dalam kelompok dan melakukan gerakan seperti
mendayuh bergelombang. Silia primer, di sisi lain, biasanya hanya di temukan
satu per satu pada sel.

Ada dua jenis silia – motil dan non motil atau silia primer

 Silia non-motil atau primer ditemukan di hampir setiap sel di semua mamalia
dan seperti namanya tidak dikalahkan. Mereka dapat ditemukan di organ
sensorik manusia seperti mata dan hidung.
 Silia motorik ditemukan di permukaan sel dan mereka berdegup dengan cara
yang ritmis. Mereka bisa ditemukan di lapisan trakea (tenggorokan), di mana
mereka menyapu lendir dan kotoran keluar dari paru-paru. Pada mamalia

3
betina, pukulan silia di tuba falopi memindahkan ovum dari ovarium ke
rahim.

Berbagai macam makhluk hidup yang memiliki alat gerak berupa cilia
adalah anggota dari filum protozoa yaitu ciliata. Ciri khusus dari ciliata adalah
memiliki cilia (rambut getar) sebagai alat geraknya. Ciliata disebut juga
Ciliophora, dicirikan adanya silia atau rambut getar yang merata di seluruh
permukaan tubuh atau di bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Rambut getar ini
digunakan untuk bergerak di perairan. Pergerakannya dengan cara menggetarkan
seluruh silianya sehingga dapat pindah tempat. Habitatnya pada lingkungan
perairan (air tawar/laut) yang kaya akan zat organik. Bentuknya bermacam-
macam ada yang seperti sandal, lonceng, corong dan lain sebagainya. Beberapa
klasifikasi Ciliata yaitu terdiri dari : Paramecium, Vorticella, Didinium, Stentor,
Balantidium Coli.

Hewan berbentuk seperti sendal mudah kita dapatkan pada perairan yang
mengandung banyak sisa-sisa tumbuhan (misalnya pada air rendaman jerami),
contohnya Paramecium caudatum.
Selain Paramecium, ada Vorticella. Vorticella adalah jenis ciliata yang
berbentuk seperti lonceng dan mempunyai tangkai panjangyang lurus/spiral dan
memiliki silia di sekitar mulut. Habitat hidupnya adalah perairan air tawar,
menempel dengan tangkai batangyang bersifat substrak dan kontraktil. Makanan
vorticella adalah sisa bahan organic dan bakteri yang masuk ke celah mulut
bersamaan aliran air.

4
Di dalam tubuh manusia juga terdapat Silia (rambut getar), seperti gambar
dibawah ini :

Silia pada rongga hidung berfungsi menyaring udara kotor yang masuk melalui
hidung.

2. Struktur Silia

Silia adalah benang tipis setebal 0,25 µm dengan bundel mikrotubulus di


bagian intinya. Dinding dari silia terdiri dari 9 dublet mokrotubula. Dublet-
dublet tersebut tersusun melingkar dan radier terhadap dua buah singlet
mikrotubula. Silia dapat ditemukan pada beberapa hewan avertebrata misalnya
pada Dugesia.

5
Hewan avertebrata Dugesia

Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi


untuk pergerakan. Secara garis besar mekanisme gerakan silia ada dua yang
perlu diketahui yaitu : sembulan tubulus ganda dan dua tubulus tunggal. Satu
sama lain saling dihubungkan oleh kompleks protein yang menggandakan ikatan
silang

Gambar Silia

3. Fungsi Silia

Silia berfungsi sebagai alat gerak, pengambil makanan, maupun sebagai


penerima rangsang. Silia ada yang tumbuh merata pada seluruh permukaan
tubuh, tetapi ada pula yang hanya tumbuh pada bagian tertentu dari tubuh
organisme tersebut.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan, yang bergerak
dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-melayang didalam air.
Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut
(silianya).

6
B. FLAGELLA

1. Pengertian Flagella

Flagelum (jamak flagela) adalah alat gerak (motile organ) berbentuk


cambuk pada sejumlah organisme bersel satu. Suatu individu dapat memiliki
satu atau lebih flagella. Flagela juga disebut sebagai perluasan membran sel pada
sel-sel eukariota tertentu dengan aksonema internal dan badan basal. Flagela
berasal dari membran plasma dan berputar seperti baling-baling. Flagela pada
beberapa prokariota merupakan suatu filamen kosong tanpa
membran.Contohnya adalah alga bersel satu Euglena viridis dan bakteri
Escherichia coli.

Archaea juga memiliki flagella, dan dioperasikan dengan cara yang mirip
dengan flagella bakteri, batang panjang mereka digerakkan oleh motor berputar
di dasar flagella tersebut. Motor di dukung oleh gradien proton melintasi
membran. Namun, flagella archaeal terutama berbeda dalam komposisi mereka
dan pembangunan. Kedua jenis flagella berevolusi dari nenek moyang yang
berbeda, berbagai flagella bakteri satu nenek moyang dengan sistem sekresi tipe
III, sedangkan flagella archaeal tampaknya telah berevolusi dari tipe IV bakteri.
Berbeda dengan flagel bakteri, yang merupakan poros berongga dan dirakit oleh
subunit bergerak ke atas pusat pori dan kemudian menambahkan ke akhir
flagella ini, flagella archaeal subunt disintesis dengan menambahkan ke
pangkalan mereka. Setiap sel Euglena di lengkapi dengan sebuah bulu cambuk
(flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior
ini juga terdapat celah sempit yang memanjang kea rah posterior. Pada bagian
posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.

7
Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bitnik mata
yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari.

Kecepatan normal rotasi untuk flagela Escherichia coli sekitar 6000 rpm,
tetapi rekor kecepatan, ditetapkan oleh Vibrio kuat, adalah 100.000 rpm. Setiap
flagela kedua motor reversibel dan protein organel ekspor dan aparat perakitan
yang fabricates sebuah filamen eksternal mengekstrusi monomer flagellin
melalui saluran pusat dan menambahkannya ke flagel yang tumbuh pada akhir
nya. (Schaechter, 2011).

Berbagai macam makhluk hidup yang memiliki alat gerak berupa


flagella adalah anggota dari filum protozoa yaitu flagellata. Salah satu ciri
khusus dari flagellata ini yaitu : memiliki satu flagella (bulu cambuk) sebagai
alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya, yang berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam mulutnya.

Flagellate dibedakan menjadi dua, yaitu : Fitoflagellata dan


Zooflagellata. Fitoflagellata memiliki plastida. Fitoflagellata juga dapat
melakukan fotosintesis dan bersifat autotroph. Contoh fitoflagellata: Euglena
viridis. Nocticula miliaris, Volvox globator.

Gambar Euglena Gambar Nocticula viridis Gambar Volvox.G

8
Zooflagellata ada yang cara hidupnya bebas, tapi kebanyakan bersifat
heterotroph parasite, dan bentuknya menyerupai hewan. Beberapa contoh
zoogflagellata yang parasit pada hewan dan manusia dapat diperhatikan pada
tabel berikut:

Contoh lain adalah Leishmania donovani, penyebab penyakit kala azar,


Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis penyebab penyakit kulit.
Penyakit yang disebabkan oleh Leishmania disebut juga Leishmaniasis,
sedangkan yang disebabkan Trypanosoma disebut Tripanosomiasis.

Gambar Trypanosoma gambianse

9
Gambar Leishmania donovani

2. Struktur Flagella

Ukuran panjang flagela biasanya 15 sampai 25 µm tetapi dapat juga


mencapai 70 µm, dengan diameter 10 sampai 20 nµ. Karena diameternya
dibawah batas daya pisah mikroskop cahaya, maka untuk dapat melihat flagela
harus dengan pewarnaan khusus. Lebar flagel kurang dari 0,1 µm. flagel
merupakan benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik tepat di
bawah membran sel. Pangkal flagel dinamakan Rizoblast. Flagel terdiri dari
protein yang disebut flagellin semacam myosin. Sebuah flagela tunggal dapat
mendorong sel dengan gerakan seperti cambuk. Dalam medium cair, vibro
dimana vibro ini bergerak dengan kecepatan 20 cm perdetik atau 0,3 km/menit
atau 18 km/jam. Bentuk flagel hamper menyerupai dengan philia tau fimbrae.

Pili Atau Fimbrae


Pili atau Fimbrae merupakan benang-benang halus yang keluar atau
menonjol dari dinding sel. Pili atau Fimbrae hanya ditemukan pada bakteri
berbentuk batang bersifat gram negatif dimana benang-benang halus yang
bersifat gram negatif ini tidak berlekuk-lekuk dan lebih halus dibandingkan
flagel. Jumlah pili bisa mencapai ratusan. Pili termasuk golongan protein yaitu
Lektin. Ada dua jenis pili yaitu pili yang memegang peranan dalam adhesi
kuman dengan sel tubuh hospes

10
Seks pili, yang berfungsi dalam konjugasi 2 kuman. Pili berfungsi sebagai alat
perlekatan tabung konjugasi (perkawinan).

Perbedaan Flagel dan pili (fimbrae), Kapsula atau lapisan lendir


Lapisan lendir menyelubungi dinding sel seluruh bakteri. Bila lapisan
lendir cukup tebal maka bungkus tsb disebut kapsula Lapisan lendir terdiri atas
karbohidrat Pada spesies tertentu lendir mengandung unsur N atau P. Lendir ini
bukan suatu bagian integral dari sel melainkan hasl pertukaran zat. Fungsi
kapsula atau lapisan lendir adalah sebagai benteng pertahanan sel terhadap
kehadiran faktor luar yang tidak menguntungkan. Lendir memberikan
perlindungan terhdap kekeringan. Bagi manusia lapisan ini berguna untuk
identifikasi atau mengenal spesies.
Mikroba yang memiliki kapsula merupakan mikroba yang virulen sekali. ( Agus
jatmiko, 2009.)

Flagella adalah filamen, yang terbuat dari rantai protein flagellin, melekat pada
protein yang membentuk hook yang dimasukkan ke dalam alat-alat basal. flagela
ini berputar sekitar ini gaya fundamental dalam gerakan melingkar, yang cukup
berbeda dengan gerakan flagella eukariotik. Prokariotik flagela didistribusikan
pada permukaan sel atau terkonsentrasi pada satu atau kedua ujung sel. rotasi
mereka didukung oleh difusi H+ ke dalam sel. H+ gradien ini dikelola oleh
sebuah pompa proton ATP-driven (Kenti simon, 2007).

Flagelum pada Prokariota

Flagela pada prokariota merupakan suatu berkas kosong tanpa membran,


panjangnya 312 mikrometer dan diameternya 1020 mikrometer, terdiri dari
subunit yang susunannya berpilin dari proteinflagelin. Penempelan flagela
dengan 'kait', 'pelor roda' dan 'rotor'. Flagela itu dalam bentuk pilinan yang tetap,
namun ada yang sering berputar selaras. Flagela memperoleh energi dari
kekuatan proton motif. Flagela terlibat dalam respon kemotaksis oleh sel.

11
 Bakteri

Flagela dapat menempel pada sel pada tempat yang berbeda. Dalam
posisi polar, satu flagela menempel pada salah satu sisi dari sel. Akan
tetapi jumlah flagella tersebut dapat menjadi banyak dan menjadi
lofotrik. Flagela sering dapat dilihat tanpa perlu diwarnai, cukup dengan
menggunakan mikroskop fase kontras. Ketika keberadaan flagella berada
di dua sisi disebut amfitrik. Apabila seluruh bagian disebut peritrik.

 Archaea

Penyusun flagelanya berbeda dengan bakteri, yaitu beberapa protein


flagelin dan tidak ada kecocokan dengan bakteri.

Flagelum pada Eukariota

Flagelum pada eukariota adalah perluasan membran sel pada sel-sel tertentu
dengan aksonema internal, badan basal, dan sebagainya, identik dengan yang
ada pada silia (cilium), tetapi secara keseluruhan, panjangnya lebih bervariasi,
dan biasanya lebih panjang. Flagela bergetar seperti ombak sehingga berbeda
dengan silia, gaya renang ke bawah diikuti oleh pukulan ke atas sehingga daya
tahannya kurang. Pada beberapa alga dan fungi, flagela mempunyai peranan
dalam pergerakan, mendorong organisme tersebut ke dalam air. Pada tumbuhan
seperti lumut, lumut hati, paku-pakuan, dan beberapa tumbuhan berbiji terbuka
(umpamanya Ginkgo), flagela hanya terdapat pada gamet; struktur tersebut tidak
ada pada tumbuhan bunga. Permukaan luar ada yang halus. (Whiplas flagellum),
atau dapat dihiasi satu atau lebih sisik renik (tinsel flagellum). Sel sperma
mamalia juga memiliki flagela.

3. Fungsi Flagella

- Flagel sebagai alat gerak dari prokariotik dan eukariotik.


- Flagel memiliki struktur tubular dari permukaan luar dan fungsi motilitas.
Flagela bertindak sebagai baling-baling, berputar berlawanan ketika mereka
mendorong sel ke depan.

12
- Flagela adalah struktur semi kaku digunakan untuk memindahkan sel-sel
mikroba
- Flagella menyebabkan sel untuk bergerak dengan rotasi mereka, yang
didukung oleh kekuatan motif proton.
- Flagella pada ganggang dan jamur berfungsi dalam pergerakan mendorong
organisme tersebut ke dalam air. Pada sperma silia berfungsi untuk
bergeraknya sperma. Pada sel epitel berfungsi untuk menggerakkan cairan.

4. Jenis-jenis Flagellum

Tiga jenis flagella sejauh ini telah dibedakan, bakteri, archaea dan eukariota.
perbedaan utama antara ketiga jenis diringkas di bawah ini :
1. flagela bakteri filamen heliks yang memutar sekrup seperti mereka
menyediakan dua dari beberapa jenis bakteri motilitas
2. flagela archaea yang dangkal mirip dengan flagella bakteri, tetapi
berbeda dalam banyak rincian dan dianggap non-homolog.
3. flagela eukariotik - orang-orang dari hewan, tumbuhan, dan protista sel -
adalah proyeksi seluler kompleks yang bulu kembali dan sebagainya.
Kadang-kadang disebut silia atau undulipodia flagela eukariotik untuk
menekankan kekhasan mereka. (Wikipedia,2011)
Berikut adalah tipe-tipe flagellum pada bakteri :
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua
bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang
ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya
melebihi panjang sel bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang
dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu (Ardianz, 2009):
a) Atrik, tidak mempunyai flagel.
b) Monotrika (memiliki satu flagelum di depan atau belakang)
c) Lopotrika (salah satu bagian ujung terdapat banyak flagelum)
d) Ampitrika (kedua bagian ujung di tumbuhi oleh satu flagelum)

13
e) Peritrika (flagelum terdapat di seluruh tubuh).

a) Bakteri atrik

Bakteri atrik adalah bakteri yang tidak memiliki flagel sama sekali. Contoh
bakteri atrik adalah Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli atau biasa
disingkat E. coli, merupakan jenis bakteri gram negatif yang hidup di dalam
usus besar manusia dan kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya.

b) Bakteri monotrik

Bakteri monotrik adalah bakteri memiliki satu flagelum pada salah satu
ujung selnya. Contoh bakteri monotrik adalah Pseudomonas aeroginosa.
BakteriPseudomonas aeroginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat
yang menyebabkan penyakit pneumonia nosokomial. Selain itu, bakteri ini
juga mampu menghasilkan pigmen nonfluoresen bewarna kebiruan dan
beberapa strain ada yang menghasilkan pigmen fluoresen bewarna hijau.

c) Bakteri lofotrik

Bakteri lofotrik adalah bakteri yang memiliki dua atau lebih flagela pada
salah satu ujung selnya. Contoh bakteri lofotrik adalah Pseudomonas
fluorescens. Bakteri Pseudomonas fluorescens adalah bakteri yang dapat
menyebabkan warna hijau pada sauerkraut (makanan fermentasi dari kubis).

14
d) Bakteri amfitrik

Bakteri amfitrik adalah bakteri yang memiliki dua atau lebih flagela di kedua
ujung selnya. Contoh bakteri amfitrik adalah Aquaspirillum serpens. Seperti
namanya, bakteri Aquaspirillum serpens merupakan bakteri berbentuk spiral
dan memiliki habitat di air (aqua).

e) Bakteri peritrik

Bakteri peritrik adalah bakteri yang memiliki flagela di seluruh permukaan


selnya. Contoh bakteri peritrik adalah Salmonella thyposa.
Bakteri Salmonella thyposa merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk
basil (tongkat) yang menyebabkan penyakit tifus. Penyakit ini disebarkan
melalui makanan (foodborne disease).

C. SITOSKELETON

1. Pengertian Sitoskeleton

Seorang ilmuan bernama Keith Porter dan temannya berhasil melihat sel
dengan menggunakan teknik HVEM ( High Voltage Electron Microscope ) yaitu
suatu cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan ( embedding ). Pengamatan
dengan HVEM menunjukan bahwa bagian sitoplasma yang berada di sela-sela
organel tampak penuh dengan anyaman trimatra dari benang-benang yang
sangat halus. Anyaman ini disebut dengan jala-jala mikrotubula karena mirip
trakebula tulang bunga karang. Dalam perkembangannya dan karena anyaman
tadi terdapat dalam sitosol serta membentuk kerangka sel maka mikrotubul ini
kemudian dikenal dengan nama sitoskelet.
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu
mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan filamen perantara
(intermediate). Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling
berkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang
kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta
merayap di permukaan.

15
Sitoskeleton berperan utama dalam pengorganisasian struktur dan
aktivitas sel . Sitoskeleton penting untuk beberapa jenis motilitas sel. Motilitas
sel mencangkup perubahan tempat sel dan pergerakan sel yang lebih terbatas.
Motilitas sel membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein. pada
umumnya untuk melihat fungsi sitoskeleton secara langsung, dilakukan
pengamatan fungsi mikrotubul dengan mengamati gerak pada Paramaecium dan
Chlamydomonas.

2. Struktur Sitoskeleton

Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh,


berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di
permukaan.Jaringan ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen
aktin), mikrotubulus (jamak dari mikrotubuli serta intermediat filamen. Filamen-
filamen ini terhubung antara satu sama lain dan saling bekerjasama (koordinasi).

Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi
antara satu sel dengan beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya,
ketiga filamen protein tersebut tergantung dari pada jumlah protein asesori yang
telah menghubungkan filamen ke komponen sel lain.

Protein asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen


sitoskeleton dalam posisi tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang
berfungsi untuk menggerakkan organel dalam filamen atau filamen itu sendiri.

Susunan struktur dari filamen sendiri sangat mirip dengan barisan semut.
Tersusun sangat rapi dan jika ada yang meninggalkan rombongan, maka barisan
tersebut dapat kembali tersusun dalam kecepatan tinggi.

16
Sitoskelet berdasarkan struktur dan garis tengahnya, dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet.
Sitoskeleton eukariota.

a) MIKROTUBULUS
Bentuk mikrotubulus adalah tabung berongga dengan diameter 25
nm. Panjang tubuhnya antara 200 nm sampai 25 μm. Mikrotubulus mempu
nyai suatu protein yang disebut tubulin. Tubu lin terdiri atas dua macam,
yakni alpha-tubulin dan betatubulin. Mikrotubulus ini berfungsi
mempertahankan bentuk sel; berperan saat motilitas sel, seperti silia atau
flagela; dan membantu pergerakan kromosom saat pembelahan sel.

17
Mikrotubulus atau mikrotubula adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin. bersifat lebih kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi
organel di dalam sel. Mikrotubulus dibagi menjadi dua, yaitu mikrotubulus
singlet dan mikrotubulus doublet. Mikrotubulus memiliki dua ujung, yaitu
ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan
ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur
di sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel,
terutama saat pembelahan sel.

 Penemuan Mikrotubulus
Penemuan keberadaan mikrotubulus (jamak: mikrotubuli) baru
terungkap pada saat Keith Porter dan sejawatnya mengembangkan suatu
cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan (embedding) dan
penyayatan, namun dengan menggunakan HVEM ( high voltage electron
microscope). Pengamatan dengan menggunakan HVEM menunjukkan
bahwa bagian sitoplasma yang berada di sela-sela organela tampak
penuh dengan anyaman trimatra dari benang-benang yang sangat halus
yang juga disebut jejala mikrotrabekular serta terdapat pula filamen-
filamen yang bermatra lebih besar yang di kelompokkan menjadi 3
kelompok berdasarkan struktur dan garis tengahnya, yaitu: mikrotubulus,
mikrofilamen, dan filamen intermedia. Kemudian diadakan penelitian
lebih lanjut mengenai filamen-filamen tersebut yang salah satunya adalah
mikrotubulus.
 Bagian-bagian mikrotubulus
Mikrotubulus ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik.
Mikrotubulus itu berupa batang lurus dan berongga. Mikrotubulus
berukuran kecil, melengkung, berbentuk silindris, dan kaku, dimana
ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami pembelahan.
Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. struktur
mikrotubul sangat menarik hampir sama di semua jenis organisme.
Analisis ultrastruktural secara negatif menunjukan noda pada potongan
mikrotubul, ini menunjukan bahwa dindingnya ialah polimer yang
tersusun atau subunit globular . Pemeriksaan potongan melintang dari

18
dinding mikrotubulus menunjukan biasanya 13 subunit yang memutar
sehingga membentuk dinding. Ketika permukaannya dilakukan secara
membujur maka memperlihatkan protofilament. Ketika mikrotubul yang
retak, 13 protofilament pembuat dinding tersebut dapat dilihat,
menandakan perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubul.
Satu berkas dari subunit-subunit tadi terlihat berpola spiral seperti bentuk
sekrup. Setiap molekul rantai-rantai protein tubulin yang membentuk
spiral merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang
terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis yang
diberi nama α-tubulin dan β-tubulin. Masing-masing protein terdiri dari
ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya sekitar 500 asam amino.
Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya dari 200 nm
hingga 25 µm dengan diameter 25 nm dan tebal 5nm. Mikrotubulus
dapat dibongkar dan tubulinnya digunakan untuk membangun
mikrotubulus di mana saja di dalam sel. Molekul tubulin selama ini
hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama di otak vertebrata. Jika
mikrotubul dianalisis kandungan kimianya, maka ditemukan kandungan
kesemuanya protein yang satu α-tubulin dan yang lain β-tubulin. Kedua
protein tersebut diperkirakan berat molekulnya kira-kira 54.000 dalton
yang mempunyai hubungan dengan struktur dan urutan asam amino yang
kiranya berasal dari leluhur protein pada awal periode evolusi.
Penambahan untuk tubulin yang mana tercatat 80-95% dari kandungan
protein di mikrotubul ialah MAPs (Microtubule-associated proteins)
yang juga hadir di organel dan sekarang ini sedang diteliti secara
intensive.

19
 Pembentukan mikrotubulus

Dalam banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu


daerah yang terletak dekat nukleus. Mikrotubulus memanjang dengan
menambah molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin dapat
berpolimerisasi membentuk mikrotubulus. Percobaan polimerisasi dapat
dibuat dengan campuran tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu
37 °C. Dalam tahapannya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva
sigmoid. Pada fase lag, tiap molekul tubulin berasosiasi untuk
membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa di antaranya berlanjut
membentuk mikrotubulus. Saat elongasi, tiap subunit berikatan dengan
ujung ujung mikrotubulus. Saat fase plato, (mirip fase log pada
pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara
seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada pas-pasan.

20
Dalam pembentukan mikrotubulus, sebelum molekul-molekul
tubulin menjadi mikrotubulus, telebih dahulu mereka menyusun diri
membentuk protofilamen dengan jalan subunit β-tubulin dari sebuah
molekul tubulin berlekatan dengan subunit α dari molekul tubulin yang
lain yang berada di sampingnya. Sebuah mikrotubulus yang juga terdiri
dari 13 protofilamen ysng tersusun membentuk suatu lingkaran. Jika 3
buah protofilamen dari sebuah mikrotubulus (mikrotubulus A), juga
menjadi milik mikrotubulus lain (mikrotubulus B), maka dua buah
mikrotubulus tersebut di beri nama doublet. Mikrotubulus memiliki
kutub positif, yaitu kutup yang pertumbuhannya cepat, dan kutub
negative yaitu kutub yang pertumbuhannya lambat. Hal ini di sebabkan
oleh susunan profilamen yang sejajar satu terhadap yang lain dan sesuai
dengan polaritas masing-masing.

 Pengelompokan mikrotubulus
Terdapat dua kelompok mikrotubulus :
a) Mikrotubulus stabil yaitu mikrotubulus yang dapat diawetkan dengan
larutan fisikatif apapun, misalnya : OsO4, MnO4 atau aldehida dan
suhu berapapun. Contoh mikrotubulus stabil adalah pembentukan
silia dan flagella.
b) Mikrotubulus labil yaitu, mikrotubulus yang dapat diawetkan hanya
dengan larutan fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 4o C. Contoh
mikrotubulus labil adalah mikrotubulus pembentuk gelendong

21
pembelahan. Sifat kelabilan mikrotubulus ini berguna untuk
menerangkan arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua
ujungnya terdapat bebas di dalam sitoplasma akan segera lenyap.
Mikrotubulus ysng tumbuh dengan ujung negatif melekat pada
sentroma dapat dibuat stabil apabila ujung positifnya dilindungi
sehingga menghalangi terjadinya depolimerisasi.
Mikrotubulus labil dijumpai di dalam sitoplasma, oleh karena itu
disebut pula mikrotubulus sitoplasmik. Mereka seringkali tersusun secara
sejajar terhadap satu sama lain, seperti yang terdapat dalam aksoplasma
sel saraf. Namun, dapat pula terlihat terpancar dari satu pusat ke dekat
inti seperti yang terlihat pada sel yang sedang membelah. Mikrotubulus
sitoplasmik dapat memberikan polaritas kepada sel dan membantu
mengatur bentuk sel, gerakan sel dan menentukan bidang pembelahan
sel.
Mikrotubulus sitoplasmik, di dalam sel pada stadium interfase dari
sel yang dibiakkan dapat ditunjukkan dengan teknik immunofluoresen.
Mikrotubulus terlihat paling banyak disekitar inti. Dari daerah ini
terpancar dalam bentuk anyaman benang-benang halus kearah perifer sel.
Asal mikrotubulus dapat diketahui dengan tepat dengan jalan
mendepolimerisasi dan membiarkannya tmbuh kembali. Mikrotubulus
yang timbul kmbali semula akan terlihat seperti bintik kecil yang
berbentuk bintang, oleh karena itu disebut aster terletak di dekat inti.
Pancaran benang-benang halus itu memanjang ke arah tepi sel. Sampai
penyebaran awal terbentuk kembali. Daerah tempat timbulnya aster
disebut MTOC (microtubule organizing center). Dengan menggunakan
perunut, dapat diketahui bahwa kutub negative mikrotubulus berada di
daerah MTOC sedangkan kutub positifnya menjauhi MTOC.

22
 Kegiatan dan fungsi mikrotubulus
Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Mikrotubulus menjalankan beberapa fungsi, terutama sebagai sarana
transport material di dalam sel serta sebagai struktur sporting bagi
fungsi-fungsi organel lainnya.
Beberapa fungsi lain dari mikrotubulus yaitu:
• Mempertahankan bentuk sel (“balok” penahan-tekanan),
• Motilitas sel (seperti pada silia atau flagella),
• Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, serta pergerakan organel.
Kegiatan dan fungsi mikrotubula sebagian besar berdasarkan
kelabilannya. Salah satu contoh yang mencolok adalah terbentuknya
gelondong mitosis, yang terbentuk setelah mikrotubula sitoplasma terurai
setelah mitosis. Mikrotubula ini umumnya sangat labil, cepat terakit dan
cepat pula terurai. Hal inilah yang menyebabkan sangat pekanya
gelondong mitosis terhadap pengaruh obat-obatan seperti “colcisine”.
Obat ini dapat menghentikan mitosis untuk beberapa menit. Senyawa-
senyawa yang memiliki kemampuan menghambat mitosis disebut
dengan antimitosis. Zat amitosis dapat mencegah sel membelah,
sehingga dapat untuk menghambat sel kanker.

23
b) MIKROFILAMEN ATAU FILAMEN AKTIN

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6
nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan
mikroskop elektron.

Mikrofilamen seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari


komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan peroksisom (Badan
Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel
hati).

c) FILAMEN INTERMEDIET

Filamen antara disebut juga dengan serabut antara atau filamen


intermediet. Diameter serabut antara lebih besar dibandingkan diameter
mikrofi lamen. Namun, bila dibandingkan dengan diameter mikrotubulus,
serabut antara memiliki diameter yang lebih kecil, yakni 8-10 nm. Sebagian
besar bahan penyusun filamen antara dalam sel adalah fimentin. Berbeda
dengan lainnya, filamen antara pada sel kulit bernama protein keratin. Fungsi
filamen antara misalnya sebagai penguat bentuk kerangka sel saat
beraktivitas dan pemerkokoh posisi organel dalam sel.

24
3. Fungsi Sitoskeleton

Fungsi dari sitoskeleton pada sel adalah sebagai berikut.


 Menahan dan mempertahankan bentuk sel. Sitoskeleton akan membuat sel
tidak terlalu lembek dan memungkinkan untuk kembali ke bentuknya
semula.
 Jaringan sitoskeleton menahan organel-organel sel tetap berada di tempatnya
masing-masing. Organel sel perlu dipertahankan di tempat yang tepat agar
proses-proses fisiologis dalam sel dapat berlangsung dengan sempurna.
 Jaringan jalur yang memandu gerakan material dalam sel. Meteri-materi
dalam sel seperti mRNA perlu dipandu oleh sitoskeleton agar dapat sampai
di tempat tujuannya, misalnya untuk menuju ribosom.
 Membentuk silia dan flagella sebagai alat pergerakan sel. Sel sperma
memiliki flagella panjang yang diperlukan untuk bergerak dalam saluran
reproduksi wanita hingga bertemu ovum. Silia dimiliki oleh protozoa semisal
paramaecium untuk bergerak di dalam air.
 Komponen penting dalam pembelahan sel. Sitoskeleton akan membentuk
benang-benang spindel yang berperan mengikat dan menarik kromosom saat
mitosis maupun meiosis.

D. PERBEDAAN SILIA DAN FLAGELA

Silia dan flagela merupakan bagian tambahan dari sel-sel hidup. Silia
membantu dalam mencegah akumulasi debu pada tabung pernapasan dengan
menciptakan lapisan tipis lendir di sepanjang tabung. Flagela terutama digunakan
oleh sel sperma untuk mendorong diri mereka sendiri melalui organ reproduksi
wanita.

Banyak makhluk hidup menggunakan organ-organ tambahan untuk berbagai


keperluan. Seperti paramesium menggunakan mereka untuk berenang, kerang
menggunakannya untuk makan. Fakta yang menarik adalah bahwa ganggang hijau
menggunakan silia dan flagela untuk kawin. Silia dan flagela juga memiliki struktur

25
internal yang sama. Kehadiran bagian seperti berbagai tabung, doublet luar dan
konektor protein seperti link nexin dan lengan dynein cukup mirip pada keduanya.

Silia dan flagela adalah organel sel yang secara struktural serupa namun
dibedakan berdasarkan fungsinya dan / atau panjangnya. Silia pendek dan biasanya
ada banyak (ratusan) silia per sel. Di sisi lain, flagela lebih panjang dan ada lebih
sedikit flagella per sel (biasanya satu sampai delapan). Meskipun flagela eukariotik
dan silia motil secara struktural identik, pola pukulan kedua organel bisa berbeda.
Gerakan flagella sering bergelombang dan mirip gelombang, sedangkan silia motil
sering melakukan gerakan 3D yang lebih rumit dengan kekuatan dan pukulan
pemulihan.

Tabel Perbandingan

Silia Flagela

Definisi Silia adalah pelengkap Flagela adalah pelengkap


pendek, seperti rambut yang panjang, seperti benang di
membentang dari permukaan sel hidup.
permukaan sel hidup.

Potongan Ada lengan nexin Ada lengan nexin


Melintang

Panjang Relatif Pendek Lebih panjang silia, bisa


bervariasi

Pergerakan Berputar, seperti motor, Gerakan seperti gelombang,


bergerak sangat cepat bergelombang, sinusoidal,
lambat dibanding silia

Kepadatan Banyak (ratusan) per sel Sedikit (kurang dari 10) per
sel

26
Ditemukan Sel eukariotik Sel eukariotik dan
di prokariotik

Etimologi Diucapkan sebagai 'silly- Diucapkan sebagai 'fla-gel-


ah', adalah bentuk jamak ah', adalah jamak dari
dari cilium. Dari kata Latin flagel. Dari kata Latin untuk
untuk bulu mata. cambuk.

Perbedaan Stuktur

Perbedaan antara pergerakan silia dan flagella

Silia dan flagela motil eukariotik secara struktural identik. Masing-masing adalah
sekumpulan sembilan pasang ganda mikrotubulus yang disatukan di sekitar dua
mikrotubulus tunggal pusat. Gerakan kedua silia dan flagella ini disebabkan oleh
interaksi mikrotubulus ini.

Pada silia non-motil atau primer dua mikrotubulus tunggal pusat tidak ada. Jadi
bundel tengah terdiri dari 9 + 0 mikrotubulus. Pada sel prokariota flagela adalah
struktur protein berserabut yang terdiri dari flagela. flagela prokariotik lebih tipis
dari pada flagela eukariotik, dan mereka tidak memiliki pengaturan mikrotubulus 9
+ 2 yang khas.

27
Jenis Silia dan Flagela

Ada dua jenis silia – motil dan non motil atau silia primer:

 Silia non-motil atau primer ditemukan di hampir setiap sel di semua mamalia
dan seperti namanya tidak dikalahkan. Mereka dapat ditemukan di organ
sensorik manusia seperti mata dan hidung.
 Silia motorik ditemukan di permukaan sel dan mereka berdegup dengan cara
yang ritmis. Mereka bisa ditemukan di lapisan trakea (tenggorokan), di mana
mereka menyapu lendir dan kotoran keluar dari paru-paru. Pada mamalia betina,
pukulan silia di tuba falopi memindahkan ovum dari ovarium ke rahim.

Ada tiga jenis flagela – bakterial, arkaeal dan eukariotik.

 Flagela bakterial adalah filamen heliks yang berputar seperti sekrup. Mereka
ditemukan di E. coli, Salmonella typhimurium. Mungkin ada satu, dua atau lebih
flagela per sel. Flagela ini memberikan motilitas pada bakteri.
 Flagela arkaeal mirip dengan flagela bakterial tetapi memiliki struktur unik yang
tidak memiliki saluran sentral.
 Flagella eukariotik adalah proyeksi seluler kompleks yang bergoyang maju
mundur. (misalnya, sel sperma, yang menggunakan flagelnya untuk mendorong
dirinya sendiri melalui saluran reproduksi wanita.

Penyakit

Kurang berfungsinya silia dan flagela dapat menyebabkan beberapa masalah pada
manusia. Sebagai contoh,

 Jika silia di tuba falopi tidak berfungsi dengan baik maka sel telur yang dibuahi
tidak akan sampai ke rahim dan dengan demikian mengakibatkan kehamilan
ektopik.
 Cacat pada silia primer pada sel tabung ginjal dapat menyebabkan penyakit
ginjal polikistik (PKD).
 Disfungsi flagela juga dapat menyebabkan infertilitas pria karena sperma tidak
dapat berfungsi.

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Silia adalah organel sel yang bentuknya seperti rambut yang dapat digerakkan. Silia
berfungsi sebagai alat gerak atau pengambil makanan, maupun sebagai penerima
rangsang.

Flagelum (jamak flagela) adalah alat gerak (motile organ) berbentuk cambuk pada
sejumlah organisme bersel satu. Flagela juga disebut sebagai perluasan membran sel
pada sel-sel eukariota tertentu dengan aksonema internal dan badan basal. Flagela
berasal dari membran plasma dan berputar seperti baling-baling. Flagela pada
beberapa prokariota merupakan suatu filamen kosong tanpa membran.Contohnya
adalah alga bersel satu Euglena viridis dan bakteri Escherichia coli.

Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda, yaitu:
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermedia.

Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan


bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan
gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu
pembelahan sel secara mitosis.

Mikrofilamen atau filamen aktin.Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein


aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung
enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

Filamen intermedia (serabut antara) .Filamen antara adalah rantai molekul protein
yang berbentuk untaian yang saling melilit. Tersusun atas protein yang disebut
fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit
tersusun oleh protein keratin.

29
Fungsi Sitoskeleton adalah sebagai berikut: Memberikan kekuatan mekanik pada
sel, Menjadi kerangka sel, Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke
bagian yang lain.

Perbedaan antara silia dengan flagella dapat dilihat dari struktur, jenis serta penyakit
nya.

30
DAFTAR PUSTAKA

WIKIPEDIA, 2016. SILIA. https://id.wikipedia.org/wiki/Silia Diakses pada tgl 26


februari 2018

Hisham, 2015. Pengertian Silia dan Flagella dan fungsinya.


http://hisham.id/2015/06/pengertian-silia-dan-flagela-dan-fungsinya.html.
Diakses pada tgl 26 februari 2018

Dosen Biologi, 2017. Fungsi silia pada sel hewan terlengkap.


https://dosenbiologi.com/hewan/fungsi-silia-pada-sel-hewan. Diakses pada
tanggal 26 februari 2018

2017. Apa perbedaan Silia dan Flagela. https://apaperbedaan.com/silia-dan-flagela/.


Diakses pada tanggal 28 Februari 2018

Kliksma, 2014. Fungsi Silia dan Flagela. http://kliksma.com/2014/10/fungsi-silia-dan-


flagela.html. Diakses pd tgl 28 Februari 2018

Riza Sativani, 2010. STRUKTUR DAN FUNGSI SITOSKELETON. http://oryza-


sativa135rsh.blogspot.co.id/2010/05/struktur-dan-fungsi-sitoskeleton.html.
Diakses pada tgl 28 Ferbruari 2018.

Elita Simanjuntak, 2016. Makalah biologi sel sitoskeleton, silia, dan flagella susilawati
elita simanjuntak wahdini gusti arfiani.
https://www.academia.edu/30499560/MAKALAH_BIOLOGI_SEL_SITOSKLE
TON_SILIA_DAN_FLAGELA_SUSILAWATI_ELITA_SIMANJUNTAK_W
AHDINI_GUSTI_ARFIANI. Diakses pd tgl 28 februari 2018

Galay Asmoro, 2012. Struktur dan fungsi silia.


http://teloanyar.blogspot.co.id/2012/04/struktur-dan-fungsi-silia.html. Diakses
pada tgl 1 Maret 2018.

Tanri Alim, 2013. SITOSKELETON : Pengertian, fungsi dan struktur.


http://www.biologi-sel.com/2013/02/sitoskeleton-pengertian-fungsi-dan.html.
Diakses pada tgl 1 Maret 2018

2015. Pengertian, Fungsi dan Struktur Sitoskeleton.


http://genggaminternet.com/pengertian-fungsi-dan-struktur-sitoskeleton/.
Diakses pada tgl 1 Maret 2018.

Sakura disana adalah semangatkuu, 2012. SITOSKELETON Biologi Sel.


https://ekanurmayanti15.wordpress.com/2012/05/16/sitoskeleton-biologi-sel/.
Diakses pada tgl 1 Maret 2018

31
Hedi Sasrawan, 2013. Sitoskeleton (Artikel Lengkap).
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/10/sitoskeleton-artikel-lengkap.html.
Diakses pada tgl 1 Maret2018.

Indo Biologi, 2016. Fungsi Sentriol, Silia Dan Flagela (Struktur Flagela. http://indo-
biologi.blogspot.co.id/2016/07/fungsi-sentriol-silia-dan-flagela.html. Diakses pd
tgl 1 Maret 2018

WIKIPEDIA, 2017. Flagelum. https://id.wikipedia.org/wiki/Flagelum. Diakses pada tgl


5 maret 2018.

Sridianti, 2018. http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-silia-dan-flagela.html.


Diakses pada tanggal 6 maret 2018.

IRMA SETYAWATI, 2011. Ayo Kenalan dengan Aku, Sitoskeleton.


http://ifragenius.blog.unsoed.ac.id/. Diakses pada tgl 13 Maret 2018.

Taufik Ardiyanto, 2011. Makalah Mikrotubula. http://taufik-


ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/makalah-mikrotubula.html. Diakses pada tgl
13 maret 2018.

Erlin, 2011. Flagella ( Tugas Mikrobiologi Erlin’s).


http://erlinmaryani.blogspot.co.id/2011/10/flagella-tugas-mikrobiologi-
erlins.html. Diakses pada tgl 17 Maret 2018.

Ilham Wahyudi, Protista. http://ilhamwahyudi.weebly.com/bab-4-protista.html. Diakses


pada tanggal 24 maret 2018.

Mr. John, 2017. Ciliata : Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Peranannya.


http://www.pendidikanilmu.com/2017/12/ciliata-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
reproduksi-peranan.html?m=0. Diakses pada tanggal 24 Maret 2018.

Panji, 2015. Fungsi Sitoskeleton Pada Sel. http://www.edubio.info/2015/05/fungsi-


sitoskeleton-pada-sel.html. Diakses pada tanggal 26 Maret2018.

32

Anda mungkin juga menyukai