Sayur Dan Buah
Sayur Dan Buah
A. SAYUR-SAYURAN
1. Struktur Sayur-sayuran
70
tekstural, semuanya dimulai dari permukaan sayuran. Sel-Sel Epidermal
mempunyai bentuk yang beraneka ragam, dari yang seragam seperti buluh sampai
bentuk poligonal tak beraturaran. Bentuk-bentuknya bergantung pada letak sel-sel
itu dalam organ tanaman, misalnya sel-sel memanjang dalam batang, tangkai daun
dan sebagainya. Pada umumnya sel-sel epidermal lebih kecil dan mempunyai
dinding yang tebal dari pada sel-sel di bawahnya. Sel-sel ini tersusun rapat
kecuali daerah stomata atau lentisel yang merupakan pemutusan dalam
kesinambungan sel-sel epidermal.
b. Membran Kutikula
Mulut kulit terdapat pada epidermis dan berfungsi sebagai katup-katup kecil
untuk pertukaran gas. Stoma adalah suatu liang yang dibatasi oleh dua sel penutup
yang keseluruhannya dianggap sebagai satu unit. Mulut kulit berperan dalam
proses transpirasi, respirasi, dan pemasakan buah. Pada sayur-sayuran daun lebih
banyak terdapat mulut kulit daripada buah-buahan dan umbi-umbian. Kenaikan
turgor membuka mulut kulit dan dengan demikian memungkinkan pertukaran gas
antara sel-sel di bawah epidermis dengan udara luar.
d. Lentisel
Adalah liang pada bagian epidermis dengan kambium gabus yang lebih aktif
yang sebelah dalam liang pada periderm itu menghasilkan jaringan dengan
ruang-ruang antar sel. Lentisel biasanya terdapat pada batang, akar, dan buah, dan
71
tidak terdapat pada daun. Berbeda dengan mulut kulit, lentisel selalu terbuka,
yang memungkinkan pertukaran gas antara sel-sel di bawah epidermis dengan
udara. Respirasi berjalan lebih cepat dengan penyediaan oksigen yang
berkesinambungan.
2. Sistem Dasar
a. Parenkima
Perenkima merupakan jaringan dasar yang paling umum dan tipe sel utama
yang terdapat pada bagian sayur-sayuran. Di dalam sel parenkima tersebut
terdapat bagian-bagian yang aktif di dalam proses metabolisme tanaman dan
disebut protoplasma. Protoplasma mempunyai lapisan-lapisan membran
semipermeable dimana di dalamnya terdapat Cytoplast dan inti sel. Di dalam inti
sel (nukleus) terdapat nukleolus, sedangkan di dalam cytoplast terdapat butiran
yang disebut plastid. Plastid ini terdiri dari leucoplast yang tidak berwarna dan
berisi granula-granula pati, serta khloroplast dan kromoplast yang mengandung
pigmen di dalamnya.
Dinding sel-sel parenkima terdiri dari selulose yang mempengaruhi
keteguhan dari sel-selnya dan merupakan batas antara sel yang satu dengan sel
lainnya. Lapisan diantara dinding-dinding sel parenkima yang berdekatan disebut
middle lamella yang terletak pada ujungnya disebut ruang antar sel. Volume total
ruang-ruang antar sel pada sayuran daun pada umumnya lebih dari 20% dan
sekitar 20% untuk buah-buahan dan umbi-umbian. Ruang-ruang udara ini antara
lain menyebabkan sayuran tampak seperti berkapur.
Sel-sel parenkima pada tanaman sangat bervariasi bentuk, besar dan
komposisinya tergantung dari jenis atau varietas tanaman tersebut. Kandungan
bahan-bahan yang terdapat di dalam sel parenkima dapat dilihat pada Tabel 18.
2. Kolenkima
72
Tabel 18. Kandungan bahan-bahan di dalam sel parenkima tanaman
3. Sklerenkima
73
sedangkan floem mengangkut zat makanan yang disentetis di daun. Jaringan-
jaringan pengangkut juga merupakan jaringan penunjang, karena adanya sel-sel
berdinding tebal, terutama dalam xilemnya. Bila sel-sel serabut terdapat dalam
jumlah yang besar, sayuran tidak begitu disukai karena kaku dan alot. Antara
buah-buahan dan sayuran terdapat perbedaan mengenai distribusi dan susunan
sistem berkas pengangkutannya.
Pada sayuran daun sejumlah besar berkas-berkas jaringan pengangkut
terdapat dalam daging daun, sel ini dapat jelas terlihat dengan suatu percobaan
yaitu jika potongan-potongan mentimun dimasukkan ke dalam larutan garam,
maka air akan cepat keluar dari sel-sel ketimun sehingga sel-selnya menjadi lemas
atau mengecil dan ketimun menjadi berkerut.
Turgor sel dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Konsentrasi bahan-bahan osmotik di dalam sel baik dalam bentuk larutan
maupun bahan koloid.
2. Permeabilitas dari protoplasma
3. Elastisitas dari dinding sel
Jika dinding sel mempunyai tingkat elastisitas tinggi maka kenaikan
kandungan (isi) sel mungkin tidak akan menyebabkan sel pecah, tetapi sebaliknya
jika isi sel berkurang maka turgor sel juga cepat menurun. Dinding sel yang kuat
dan kaku dapat mempertahankan tekstur bahan walaupun isi sel berkurang. Jika
sayuran atau buah dimasak atau direbus, protein akan mengalami denaturasi,
sel-sel mati dan protoplasma akan mengendap sehingga sifat permeabilitas sel
berubah. Akibatnya air dan larutan-larutan lainnya akan keluar dari sel akhirnya
tekstur bahan menjadi lemas. Akan tetapi bila di dalam vakuola terdapat banyak
granula-granula pati dimana bentuk molekul-molekulnya besar, maka granula-
granula pati tersebut tidak dapat keluar dari sel kecuali jika dinding sel pecah.
Selama perebusan granula pati tersebut akan membengkak, membentuk gel
dan mengikat air, jika prosesnya terjadi terus menerus maka air akan tertahan di
dalam vakuola sehingga sel menjadi bengkak (kembung). Sebagai contoh pada
perebusan kentang dan buncis.
74
3.Metabolisme dalam Bahan
75
substrat berupa glukosa dalam jumlah banyak, sehingga dalam waktu yang
singkat persediaan substrat akan habis dan akhirnya bahan akan mati dan busuk.
76
dalam kadar lemak dan protein, kecuali beberapa sayuran hijau misalnya daun
singkong dan daun pepaya yang mempunyai kadar protein agak tinggi yaitu
5,7-6,9%.
a. Karbohidrat
77
Tabel 19. Kandungan gula pereduksi dan non pereduksi pada jagung muda
setelah panen
Jam Penyimpanan pada
sesudah 4.4 oC Gula non 21 oC Gula non
dipanen Gula pereduksi pereduksi Gula pereduksi
% % pereduksi% %
4-8 0.93 4.94 0.93 4.94
24 0.58 3.19 0.37 1.83
48 0.41 1.94 0.26 1.18
Untuk rnendapatkan jagung muda yang berasa manis, maka kondisi yang
terbaik adalah pada saat dipanen (mempunyai kadar gula yang tinggi) atau apabila
disimpan, suhunya secepat mungkin diturunkan. Kandungan air, protein, lemak,
dan karbohidrat dari beberapa sayur-sayuran dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Kandungan air, protein, lemak, dan karbohidrat dari beberapa macam
sayuran (persen berat basah)
Macam sayuran Air(%) Protein(%) Lemak(%) Karbohidrat(%)
Bayam 86.9 3.5 0.5 0.5
Cabe merah segar 90.0 1.0 0.3 7.3
Daun rawit 71.2 4.7 2.4 19.9
Daun papaya 75.4 8.0 2.0 11.9
Daun ketela pohon 77.2 6.8 1.2 13.0
Jagung muda 63.5 4.1 1.3 30.3
Jamur kuping segar 93.5 3.8 0.6 0.9
Taoge kacang hijau 92.4 2.9 0.2 4.1
Taoge kacang 81.0 9.0 2.6 6.4
kedelai
Kentang 77.8 2.0 0.1 19.1
78
suhu terhadap persentase kehilangan vitamin C dengan beberapa suhu
penyimpanan pada sayuran.
Tabel 21. Kehilangan vitamin C di dalam sayuran pada penyimpanan
Produk Kondisi penyimpanan
Hari Suhu(oC) Kehilangan(%)
Asparagus 1/7 ½ 5/50
Brokoli ¼ 7/7 20/30
Buncis ¼ 7/7 10/20
Bayam 2/3 0/1 5/5
c. Pigmen
1). Khlorofil
Sayur-sayuran terutama yang berwarna hijau mengandung banyak
khlorofil. Khlorofil terdapat di dalam suatu organ sel yang disebut khloroplast. Di
dalam tanaman, khlorofil terdapat dalam bentuk ikatan yang kompleks dengan
molekul protein dan lemak. Kandungan khlorofil total dalam bahan dinyatakan
sebagai jumlah khlorofil a dan b.
Setelah panen khlorofil mengalami degradasi, hal ini akan mengakibatkan
warna sayuran yang hijau berubah menjadi kuning. Karena itu dalam penentu
kesegaran sayuran, warna hijau tersebut sering digunakan sebagai tanda atau
indeks kesegaran. Turunnya kandungan klorofil dalam sayuran telah diselidiki,
sebagai contoh pada "brussels sprout" kandungan khlorofil menurun secara cepat
setelah disimpan selama 3 hari yaitu lebih kurang tinggal seperempat dari jumlah
awal.
79
Meskipun warna hijau dalam sayuran dapat digunakan sebagai indeks
kesegaran tetapi tidak berlaku untuk semua jenis sayuran, misalnya wortel, tomat,
dan kentang. Pada kentang, pada waktu dipanen seharusnya kentang tidak
mengandung khlorofil. Tetapi bila kentang disimpan di dalam ruangan yang
banyak menerima sinar, maka khlorofil akan terbentuk kembali dan warna
kentang menjadi hijau.
Warna hijau dari khlorofil tersebut mungkin tidak berbahaya, tetapi
biasanya kentang yang berwarna hijau dianggap beracun. Racun yang sering
terdapat di dalam kentang adalah solanin. Solanin adalah fraksi "glikosidal
alkaloid", C45H7NO15 yang rasanya sangat pahit. Racun ini mempunyai sifat
sangat stabil dan sulit untuk dihilangkan. Kandungan normal solanin pada kentang
utuh sebesar 0,01-0.010% dari berat umbi. Kadar solanin di atas 0,10% dari berat
kering umbi dianggap tidak baik untuk kesehatan manusia. Pada umumnya semua
faktor yang dapat menstimulir sintesa khlorofil juga dapat menstimulir sintesa
solanin seperti suhu, cahaya, dan karbohidrat.
2). Karotenoid
80
hewan menjadi dua molekul vitamin A. Karotenoid di dalam tanaman terdapat di
dalam khromoplast atau kadang-kadang terdapat bersama-sama di dalam
khloroplast. Karotenoid sangat peka terhadap oksidasi. Oksidasi karotenoid
menyebabkan perubahan warna dan menyebabkan penurunan aktifitas vitamin A.
3). Flavonoid
Flavonoid adalah pigmen yang berwarna merah, kuning, biru dan ungu.
Favonoid terdiri dari anthosianin, anthoxantin dan tanin.
i. Anthosianin
Adalah pigmen yang berwarna ungu, biru atau merah. Warna yarg
disebabkan oleh adanya anthosianin dipengaruhi oleh konsentrasi dan pH dari
media atau adanya pigmen lain. Konsentrasi anthosianin yang rendah
menyebabkan warna tidak merah, melainkan ungu. Apabila konsentrasinya sangat
tinggi maka warnanya menjadi ungu tua atau malahan menjadi hitam, misalnya
pada kedelai hitam. Pengaruh pH media pada anthosianin sangat besar terutama
dalam penentuan warnanya. Pada umumnya pada pH rendah anthosianin berwarna
merah, padahal pH netral berwarna biru dan pada pH tinggi berwarna putih.
Adanya pigmen lain sering menutupi warna yang disebabkan oleh pigmen
anthosianin.
Hampir semua daun berwarna hijau karena kandungan khlorofil yang
tinggi, meskipun sebenarnya pigmen lain pun ada, termasuk anthosianin, hanya
konsentrasinya relatif rendah. Perubahan warna pada daun karena adanya
degradasi pigmen khlorofil, sehingga warna dari pigmen-pigmen yang lain
muncul. Disamping itu adanya ion logam akan diikat oleh anthosianin, misalnya
dengan ion AL, akan berwarna biru. Adanya gugus asli dalam molekul
anthosianin dapat menentukan warna dari anthosianin, dimana anthosianin akan
berubah dari merah menjadi biru.
ii. Anthoxantin
Anthoxantin adalah pigmen yang berwarna kuning atau putih dan biasanya
terdapat di dalam sayur-sayuran yang berwarna putih misalnya kentang atau
bawang. Anthoxantin sangat peka terhadap perubahan pH. Sebagai contoh
misalnya jika kentang atau bawang putih di dalam larutan dengan pH 8 atau lebih,
81
maka warna bahan tersebut berubah menjadi kuning karena terbentuknya senyawa
khalkon. Tetapi jika di dalam larutan dengan pH 6 atau kurang warnanya akan
lebih putih atau tidak berwarna.
iii. Tanin
Tanin adalah pigmen yang tidak berwarna dan terdiri dari kathekin dan
leukoanthosianin. Tanin tidak banyak terdapat didalam sayur-sayuran, tetapi
banyak terdapat di dalam buah-buahan, misalnya pada salak, apel, anggur, pisang
dan sebagainya.
6. Reaksi Browning
Jika sayuran dan buah-buahan terpotong atau terluka maka biasanya pada
bagian yang terpotong atau terluka tersebut permukaannya akan berubah
warnanya menjadi coklat. Sebagai contoh misalnya pada pengupasan kentang.
Reaksi perubahan warna ini disebut reaksi browning enzimatik dan browning non
enzimatik. Reaksi browning enzimatik hanya terjadi di dalam tenunan bahan
yang masih hidup dan disebabkan oleh oksidasi phenol atau poliphenol karena
adanya enzim phenol oksidase (phenolase) atau poliphenol oksidase
(poliphenolase).
a. Pendinginan
Pendinginan adalah suatu cara untuk penanganan sayur-sayuran, karena
dapat menahan atau mengurangi penyebab-penyebab pembusukan yaitu aktivitas
82
mikroorganisme, proses respirasi, aktifitas enzim, dan penguapan. Cara
penyimpanan dengan pendinginan adalah memberikan suhu rendah yaitu
-2°C sampai 10°C dalam ruang penyimpanan. Suhu yang rendah akan
menghambat proses respirasi, aktifitas mikroorganisme dan enzim. Makin tinggi
suhu maka respirasi makin cepat, hal ini berlaku sampai suhu optimum apabila
melewati suhu optimum kecepatan respirasi menurun. Respirasi berjalan cepat
berarti cepat pula penguraian makromolekul, hal ini menyebabkan proses
pembusukan berjalan cepat. Demikian pula sebaliknya apabila suhu rendah.
aktifitas enzim lambat maka pembusukan juga berjalan lambat. Untuk penurunan
suhu 8°C kecepatan reaksi akan berkurang menjadi setengahnya. Berdasarkan
suhu optimum pertumbuhan mikroorganisme dibagi tiga golongan seperti dapat
dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Pembagian golongan mikroorganisme menurut suhu pertumbuhan
Golongan Suhu Suhu Suhu maksimum
optimum(oc) minimum(oC) (oC)
Psychropilic 15.0 0.0 31.7
Mesophilic 37.0 15.0 45.0
Thermopilic 55.0 45.0 86.6
Pada Table 23 dapat dilihat bahwa pada suhu 32°F 8% total gula hilang
dimetabolisasi jagung sendiri dalam satu hari dan 22% hilang dalam 4 hari.
83
Sedangkan pada suhu 68°F kehilangan gula tersebut mencapai 25% dalam satu
hari.
b. Pelapisan Lilin
84
respirasi sehingga dapat menunda proses pelunakan, menunda pembentukan
warna kuning, menghambat perubahan kualitas dan kerusakan lainnya. Secara
teknis sebenarnya pengendalian kondisi udara berarti penambahan atau
pengurangan gas-gas yang menghasilkan suatu komposisi udara yang wujudnya
berbeda dengan udara normal. Dalaml hal ini gas-gas CO2, 02, CO, C2H4, etylen
atau N2 mungkin diperlakukan untuk mencapai suatu kombinasi gas. Akan tetapi
pada umumnya, pengendalian kondisi udara adalah istilah yang digunakan untuk
penambahan CO2, pengurangan 02, dan tingkat N2 yang tinggi dibandingkan
kondisi udara normal.
Istilah "modified atmosphere" (MA) sering disamakan dengan istilah
"controlled atmosphere" (CA), tetapi sebenamya kedua istilah tersebut berbeda
satu sarna lain. "MA-storage", contohnya adalah pembungkusan dalam kantong
plastik. Juga membutuhkan suatu penurunan konsentrasi 02 dan peningkatan
konsentrasi CO2 atau N2, tetapi tidak ada perlakuan khusus untuk mengendalikan
udara pada konsentrasi gas tertentu.
Konsentrasi gas 02 yang rendah mempunyai beberapa pengaruh yaitu
respirasi dihambat, pemasakan dihambat, daya hidup komoditi diperpanjang,
kerusakan khlorofil dikurangi, produksi ethylen rendah dan umumnya kandungan
vitamin C rendah. Tetapi jika konsentrasi 02 berkurang sampai suatu titik tertentu,
proses respirasi akan berlangsung secara anaerob dan berakumulasilah ethyl
alkohol dan asetaldehida. Bertambahnya konsentrasi CO2 menyebabkan
berkurangnya reaksi-reaksi sintesa dari pematangan, penghambatan beberapa
enzim (succino dehidrogenase, cytochrome exidase), penurunan produksi senyawa
volatile, terganggunya metabolisme asam organik (akumulasi asam piruvat dan
perubahan proporsi sebagai gula. Penyimpanan dengan udara terkendali
menyebabkan perubahan metabolisme penyimpanan sayur-sayuran.
Respirasi merupakan salah satu proses metabolisme yang berpengaruh
pada penyimpanan dengan udara terkendali. Penyimpanan dengan udara
terkendali berpengaruh pada respirasi pada tiga tingkat yaitu respirasi aerob,
respirasi anaerob, dan kombinasi keduanya. Respirasi aerob terjadi apabila
penggunaan 02 normal dan hasil proses respirasi tersebut CO2 dan H2O. Respirasi
anaerob terjadi apabila proses tersebut tidak menggunakan 02 sama sekali yang
85
menghasilkan CO2 dan alkohol melalui fermentasi. Bila 02nya sedikit, kedua
proses berlangsung dan bergantung pada konsentrasi relatif 02.
Respirasi aerobik dan penggunaan gula meningkat dengan bertambahnya
02. Dalam hal ini dapat tercapai suatu titik dengan pembebasan CO2 minimum
pada respirasi minimum, yang berarti penggunaan gula juga minimum. Namun
demikian proses-proses metabolik pada sayur dan buah sehingga kadar CO2 tinggi
maupun C2 rendah bukanlah cara yang benar-benar memuaskan untuk mengubah
seluruhnya rantai reaksi yang terlibat dalam respirasi. Hal ini terbukti dari
timbulnya rasa dan bau yang tidak dikehendaki, kegagalan untuk menjadi lunak
seperti semestinya bahkan kerusakan jaringan menyeluruh sebelum proses-proses
pematangan yang normal selesai seluruhnya.
B. Buah-Buahan
Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari. Pada
umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian
sehari-hari, buah diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai
"pencuci mulut" (desserts), misalnya mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya.
b. Sel-sel Epidermal
86
lebih seragam. Pada umumnya sel-sel epidermal mempunyai ukuran yang lebih
kecil dan dinding yang lebih tebal daripada sel-sel di bawahnya. Sel-sel itu
tersusun rapat kecuali di daerah stomata dan lentisel.
c. Membran Kutikula
d. Stomata
e. Lentisel
2. Sistem Dasar
a. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan dasar yang paling umum. Sifatnya yang
menonjol adalah protoplasma yang sangat aktif. Sel-sel parenkim dapat
menimbun zat-zat seperti pati, protein,minyak, dan sebagainya. Pada umumnya
berdinding tipis, dan dapat tersusun rapat atau longgar. Sel-sel yang tersusun
longgar mempunyai ruang-ruang antar sel dan inilah yang menjadi sebab mengapa
buah tampak berkapur. Ukuran dan bentuk sel-sel sangat bervariasi.
b. Kolenkim
87
c. Sklerenkim
Terdiri atas dua jaringan pengangkut utama yaitu xylem dan floem.
Xylem mengangkut air dan mineral yang larut, sedangkan floem mengangkut zat
makanan yang disintesis di daun. Pada tanaman tertentu, misalnya mangga dan
sawo manila, system pengangkutannya mencakup sel-sel getah. Sel-sel dari
buah-buahan merupakan sel tanaman yang mempunyai ciri khas. Sel-sel tanaman
dikelilingi oleh dinding sel yang keras dan kaku yang terdiri atas serat-serat
sellulosa, dan polimer lain seperti zat-zat pektik, hemisellulosa dan lignin.
Lapisan dari zat pektik membentuk middle lamella dan bertindak mengikat sel-sel
untuk saling berdekatan. Sel-sel yang berdekatan mempunyai rantai penghubung
yang kecil, disebut plasmadesmata yang menghubungkan cytoplasma. Dinding sel
permeabel terhadap air dan larutan. Di dalam plasmalemma, muatan sel terdiri
dari cytoplasma satu dan satu atau lebih vakuola.
Cairan sel mengandung bermacam-macam larutan, seperti gula, asam-
asam amino dan organik, dan garam-garam dan dikelilingi oleh membran semi
permeable, yang disebut tonoplas. Bersama-sama dengan plasmalemma, tonoplas
akan mempertahankan tekanan hidrostatik dari isi sel. Cytoplasma juga
mengandung beberapa organel yang penting seperti nukleus, mitokondria,
kloroplas, kromoplas, amyloplas, badan-badan golgi, dan retikulum endoplasma.
88
buah-buahan mempunyai kadar air yang tinggi yaitu 65-90% tetapi rendah dalam
kadar protein dan lemak, kecuali buah adpokat (Tabel 24).
Tabel 24. Komposisi beberap jenis buah-buahan
Buah Air(%) Protein(%) Lemak(%) Karbohidrat(%)
Adpokat 84.3 0.55 3.97 4.70
Apel 84.1 0.26 0.35 13.11
Arbel 89.9 0.77 0.48 7.97
Jambu air 87.0 0.54 0.18 10.62
Jambu bol 84.5 0.40 0.20 9.51
Jeruk keprok 87.3 0.57 0.20 7.74
Mangga golek 82.2 0.33 0.13 10.86
Nenas 85.3 0.21 0.11 7.26
Papaya 86.7 0.38 - 9.15
Pisan ambon 72.0 0.90 0.15 19.35
Pisang raja 65.8 0.84 0.14 22.26
a. Karbohidrat
1). Pati
Buah-buahan mengandung pati sebagai hasil fotosintesa. Pada buah yang
masih muda banyak mengandung pati, seperti apel, pisang, dan mangga.
Kandungan pati beberapa jenis buah-buahan akan terus bertambah selama
pendewasaan sel, sedang beberapa jenis buah-buahan lain kandungan pati
mula-mula meningkat kemudian menurun lagi.
2).Gula
3). Pektin
Pektin dalam buah terdapat dalam bentuk zat pektik yang mudah
terhidrolisa. Zat pektik ini terdapat di dalam "middle lamella" dari sel-sel buah.
Kandungan zat pektik di dalam buah akan mempengaruhi kekerasan (tekstur)
89
buah tersebut. Selama proses pematangan buah, zat pektik akan terhidrolisa
menjadi komponen-komponen yang larut air sehingga total zat pektik akan
menurun kadarnya, dan komponen yang larut air akan meningkat jumlahnya yang
mengakibatkan buah menjadi lunak.
Tabel 25. Hubungan antara kekerasan buah apel serta kandungan protopektin dan
pektin.
5). Pigmen
Di dalam buah-buahan umumnya terdapat pigmen klorofil, karotenoid dan
grup flavonoid yang terdiri dari antosianin, antosantin dan tanin.
i. Klorofil
Klorofil banyak terdapat buah-buahan yang berwarna hijau. Pada
buah-buahan yang masih muda, jumlah klorofil relatif lebih banyak dibandingkan
dengan karotenoid atau pigmen-pigmen lainnya, sehingga buah berwarna hijau.
90
Selama proses pematangan buah, akan terjadi degradasi klorofil dan muncul
warna dari pigmen-pigmen lain, sehingga buah berubah warnanya menjadi
kuning, orange atau merah.
ii. Karotenoid
iii. Antosianin
iv. Flavonoid
Tanin merupakan pigmen yang tidak berwarna dan terdapat dalam buah
apel, salak, pisang dan sebagainya. Selama proses pematangan, kadar tanin dalam
buah akan turun. Tanin dapat mencegah pertumbuhan mikroba dengan cara
mengaktifkan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut. Oleh karena
itu buah yang telah matang lebih peka terhadap serangan mikroba dibandingkan
buah yang masih muda. Dengan adanya ion-ion metal seperti Ca, Mg, dan Fe,
tanin dapat berubah warna menjadi pigmen yang berwarna coklat.
91
mempengaruhi aroma buah, sehingga digunakan untuk menentukan mutu buah-
buahan. Asam-asam organik yang biasa terdapat dalam buah-buahan adalah asam
format, asetat, fumarat, malat, sitrat, suksinat, tartarat, oksaloasetat, kuinat,
sikimat, oksalat dansebagainya.
1). Pematangan
92
hijau menjadi kuning atau merah, rasa dari asam menjadi manis, tekstur menjadi
lebih lunak terbentuk.
Kelayuan adalah suatu tahap normal yang selalu terjadi dalam siklus
kehidupan tanaman. Dapat pula diartikan sebagai suatu tahap ketayuan
buah-buahan yang terjadi setelah proses pematangan, akan tetapi kelayuan dapat
pula terjadi tanpa melalui tahap pematangan, yaitu bila terjadi suatu kerusakan
pada buah-buahan tersebut.
Senescence merupakan hasil perubahan-perubahan yang terjadi dalam sel,
dinding menjadi lebih tipis, degradasi mitokondria, klorofil menghilang,
kandungan protein menurun, kegiatan pernafasan dan fotosintesa menurun, dan
sifat permeabilitas membrane sel juga berubah.
Terjadinya bunga pada tanaman dapat mempercepat berlangsungnya
senescence karena adanya mobilisasi zat-zat makanan untuk pertumbuhan biji
(buah), contohnya pohon tomat setelah berbunga, pertumbuhannya menjadi
lambat, dan setelah berbuah pohon akan mati. Gejala-gejala kelayuan pada
tanaman ditandai dengan mulai menguningnya daun, perontokan daun buah dan
bagian bunga, pematangan buah, serta pengurangan daya tahan terhadap penyakit.
Beberapa hormon yang berperan mempengaruhi proses senescence adalah auksin,
etilen, gibberellin, asam absisat, dan sitokinin. Auksin berperanan dalam sintesa
etilen, makin tinggi kadar auksin maka jumlah auksin yang disintesa makin
banyak.
Secara langsung auksin dapat menghambat teradinya senescence,
hilangnya auksin dapat menyebabkan teradinya senescence. Hormon gibberellin
yang bekerja secara spesifik pada tanaman, yaitu dapat menghambat terjadinya
pematangan, yang berarti dapat menghambat terjadinya senescence. Tidak semua
tanaman memberikan respon yang baik terhadap hormon ini, misalnya pisang dan
tomat dapat dipengaruhi sedangkan apeI dan arbei tidak. Pemberian asam absisat
mempercepat proses penuaan pada buah-buahan yang telah dipetik dari pohonnya,
namun peranannya dalam senescence belum diketahui secara jelas.
93
Hormon sitokinin dapat menghambat terjadinya senescence. Banyak
tanaman yang peka terhadap hormon ini. Sedangkan hormon etilen dapat
mempercepat proses senescence.
3). Respirasi
94
b. Klimaterik
Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Yang pada suhu ruang
berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup pada waktu-
waktu tertentu. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
yang penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian.
Etilen adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan
sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan. Etilen disebut hormon
karena dapat memenuhi kriteria sebagai hormon tanaman, bersifat mobil (mudah
bergerak) dalam jaringan tanaman, dan merupakan senyawa organik.
Pada system akar, etilen dapat menyebabkan terpilinnya akar,
menghambat kecepatan pertumbuhan, memperbanyak tumbuhnya rambut-rambut
akar dan cepat menyebabkan terjadinya kelayuan. Aktifitas etilen dalam
pematangan buah akan menurun dengan turunnya suhu ruang penyimpanan.
Pembentukan etilen pada jaringan tanaman dapat dirangsang oleh kerusakan-
kerusakan mekanis dan infeksi, sehingga akan mempercepat pematangan. .
Penggunaan sinar radioaktif dapat merangsang pembentukan etilen bila
diberikan pada saat pra-klimaterik. Tapi bila diberikan pada saat klimaterik,
penggunaan sinar radioaktif ini dapat menghambat produksi etilen.
95
7. Perubahan Fisik dan kimia Selama Pematangan
a. Turgor Sel
b. Karbohidrat (pati)
96
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa, dan kadar glukosa paling rendah.
Selama penyimpanan akan terjadi perubahan-perubahan dimana kandungan
pati menurun, kandungan sukrosa akan naik, dan sukrosa yang terbentuk akan
dipecah Iagi menjadi glukosa dan fruktosa. Sebagian glukosa yang terbentuk
akan digunakan dalam proses respirasi untuk menyediakan energi yang akan
digunakan untuk metabolism buah.
2. Buah dengan kandungan pati rendah: seperti semangka sewaktu dipanen
mengandung kadar pati sangat sedikit, sehingga tidak dapat diharapkan bahwa
selama penyimpanan kadar gulanya akan meningkat. Jadi semangka yang
diperam tidak akan berubah menjadi manis.
c. Asam amino dan protein
Asam-asam amino seperti metionin dan beta alanin penting dalam
pematangan buah karena asam amino ini merupakan prekursor etilen dalam
jaringan buah-buahan. Pada buah apel yang telah matang, kandungan proteinnya
kurang dari 0,1% (dari berat segar), dan dari jumlah tersebut 80-90% terdapat
pada kulitnya
d. Lemak
e. Asam-asam organik
Asam organik non volatil adalah salah satu diantara komponen seluler
yang mengalami perubahan selama pematangan buah. Pada buah tomat, jumlah
asam nitrat dan malat adalah 60% dari total asam organik yang terdapat di dalam
buah. Selama pematangan, perbandingan asam malat dan asam sitrat akan
menurun, yang menunjukkan adanya konversi malat menjadi sitrat.
97
f. Pigmen
1). Klorofil
Pada umumnya sebagian besar buah-buahan, tanda menghilangnya warna
hijau merupakan pertanda kematangan. Selama pematangan kandungan klorofil
pada buah menurun secara perlahan. Hilangnya warna hijau pada buah, mungkin
karena terjadinya oksidasi atau penjenuhan terhadap ikatan rangkap molekul
klorofil.
Senyawa kimia utama dalam aroma buah adalah ester, dari alkohol alifatik
dan asam-asam lemak berantai pendek. Senyawa volatil diproduksi dan
dikeluarkan oleh buah hanya apabila buah mulai matang.
98
terjadi pada buah-buahan lainnya selain apel. Terjadinya penurunan tanin selama
pematangan buah buahan mungkin disebabkan karena terjadinya degradasi tannin,
adanya polimerisasi/depolimerisasi tannin, atau terjadinya oksidasi terhadap tanin.
a. pre cooling
Mutu buah-buahan dapat rusak oleh pengaruh suhu tinggi, karena itu pre
cooling bertujuan untuk menghilangkan panas lapang tersebut. Tujuan umum dari
pre cooling adalah untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap
serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang. dan memudahkan
pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin atau system transportasi dingin,
metode yang biasa digunakan untuk pre cooling adalah air cooling (pendinginan
dengan air), dan vacuum cooling (pendinginan dengan vakum).
b. Pencucian
c. Degreening
99
d. Pelilinan
e. Penyimpanan Dingin
a. Kehilangan Berat
100
b. Kerusakan dingin
101
d. Kebusukan
Kesimpulan :
1. Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan pigmen sebagai
antioksidan
2. Struktur sayur-sayuran dibagi menjadi sistem jaringan, yaitu sistem jaringan
kulit atau selubung pelindung luar, sistem dasar atau fundamental, dan sistem
pembuluh.
3. Penanganan pasca panen sayur dan buah meliputi pendinginan, pelapisan lilin,
penyimpanan dengan udara terkendali
102