Anda di halaman 1dari 30

PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA (TANAMAN HIAS)

(MKB 5307)

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN HIAS ADENIUM


(Adenium sp)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Tanaman
Holtikultura (Tanaman Hias)

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas 5D

Maudi Pransiska 1610631090092


Rahadian Nandea Juliansyah 1610631090124

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Darso Sugiono, SP., MP.
Rommy Andhika Laksono, SP., MP.
Winda Rianti, SP., M.Sc.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Budidaya Tanaman Hias Adenium
(Adenium sp)”. Atas dukungan moral yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rommy Andhika
Laksono, SP., MP. , Bapak Darso Sugiono, SP., MP. , dan Ibu Winda Rianti, SP.,
M.Sc. selaku Dosen yang memberikan materi pendukung, masukan , dan
bimbingan kepada mahasiswa selaku penulis.
Terlepas ddari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, penulis dengan lapang dada menerima kritik dans aran dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata semoga makalah yang telah dituliskan ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi serta memperluas ilmu terutama dalam memahami teknik
budidaya tanaman hias adenium.

Karawang, 08 Oktober 2018

Hormat Kami

ii
iii

DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 3

1.3. Kegunaan .................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4

2.1. Klasifikasi Tanaman Hias Adenium ......................................................... 4

2.2. Morfologi Tanaman Hias Adenium.......................................................... 4

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Hias Adenium ................................................. 7

2.4. Jenis-jenis Tanaman Hias Adenium ......................................................... 8

2.5. Manfaat Tanaman Hias Adenium ........................................................... 12

BAB III TEKNIK BUDIDAYA ........................................................................... 13

3.1. Teknik Perbanyakan Tanaman ............................................................... 13

3.2. Persiapan Lahan dan Penanaman ........................................................... 16

3.3. Pemeliharaan .......................................................................................... 17

3.4. Teknik Mempercantik Adenium ............................................................ 21

3.5. Pemupukan ............................................................................................. 23

3.6. Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................................... 24

3.7. Panen dan Pasca Panen ........................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

1 Akar Adenium ..................................................................................................... 4


2 Batang Adenium .................................................................................................. 5
3 Daun Adenium .................................................................................................... 5
4 Bunga Adenium .................................................................................................. 6
5 Buah Adenium .................................................................................................... 6
6 Biji Adenium ....................................................................................................... 7
7 Adenium Obesum ............................................................................................... 9
8 Adenium Multiflorum ....................................................................................... 10
9 Adenium Arabicum ........................................................................................... 10
10 Adenium Swazicum ........................................................................................ 11
11 Adenium Oleifolium ....................................................................................... 11
12 Adenium Somalense ........................................................................................ 12
13 Repotting Adenium ......................................................................................... 20
14 Pengawatan Bonsai ......................................................................................... 23

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minat penduduk Indonesia semakin meningkat terhadap tanaman hias. Hal
ini dikarenakan tanaman hias memiliki nilai estetika yang tinggi dan dapat
menimbulkan rasa nyaman bila diletakkan di dalam ruangan. Suryowinoto
(1997) juga menyatakan bahwa pengemar tanaman hias semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya status sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kehadiran tanaman hias di lingkungan rumah tinggal, perkantoran ataupun di
lingkungan taman-taman rekreasi banyak memberikan pengaruh positif
terhadap kehidupan manusia, menciptakan suasana segar, nyaman, dan
harmonis. Adenium merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan menurut Haryanto (2005), perawatan adenium jauh
lebih mudah dibanding anggrek sehingga tidak mustahil bila perkembangan
tanaman ini semakin pesat
Adenium yang dulu dikenal di Indonesia sebagai tanaman kamboja jepang
merupakan salah satu jenis tanaman hias yang berasal dari gurun Afrika dan
Arab. Sebagai tanaman gurun, maka tanaman kamboja jepang termasuk dalam
tanaman semak sukulen yang bermanfaat dalam pertahanan diri terhadap
lingkungan yang kering dan panas. Melihat dari asal tanaman ini, maka
Adenium sp. merupakan tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh dan
medium tanam yang porous (Sugih, 2005). Indonesia dengan iklim tropis yang
cenderung panas sangat cocok untuk mengembangkan adenium secara luas.
Keindahan Adenium tidak hanya dari bunganya, tapi akar dan batangnya
pun memikat. Bentuk bonggol yang unik dan cantik menjadi daya tarik
Adenium (Beikram dan Andoko, 2004). Menurut Haryanto (2005), salah satu
keindahan adenium adalah kemampuan pangkal batang dan akarnya yang
membesar yang dikenal dengan “Bonggol”. Ukuran akar dan batang semakin
besar seiring bertambahnya umur tanaman. Keindahan bonggol Adenium
menjadi salah satu nilai jual Adenium. Semakin bagus bentuk, ukuran
besar,dan mulus, kian tinggi harganya. Permintaan pasar terhadap Adenium
2

pun semakin meningkat. Hal inilah yang menjadi alasan dilakukannya


berbagai usaha untuk menghasilkan Adenium yang berbonggol.
Salah satu usaha untuk meningkatkan diameter bonggol Adenium adalah
dengan penggunaan zat pengatur tumbuh, yang akan mempengaruhi
pertumbuhan Adenium terutama pertumbuhan akar dan batangnya. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Haryanto (2005), bahwa penggunaan senyawa-
senyawa kimia seperti auksin dan giberelin dimungkinkan dapat digunakan
juga dalam peningkatan pembesaran bonggol dan pembentukan strukturnya.
Diameter batang sangat dipengaruhi oleh terjadinya perkembangan selsel
baru. Pembesaran batang atau akar sangat dipengaruhi oleh terjadinya
perkembangan sel-sel baru, pemanjangan dan penebalan dinding sel yang
sangat membutuhkan karbohidrat maupun absorbsi air bagi pembesaran
vakuola-vakuola pada semua bagian yang sedang mengalami pertumbuhan
(Harijadi, 1979).
Adenium obesum di Indonesia dikenal dengan sebutan kamboja jepang.
Tanaman ini memang cocok ditanam di Indonesia karena iklim tropisnya.
Kebanyakan masyarakat mengagumi tanaman ini karena keindahan bunga dan
sosoknya yang menyerupai tanaman bonsai. Adenium mirip sekali dengan
bonsai terutama pada bagian akarnya. Akar adenium semakin tua akan
semakin membesar sehingga menambah daya tarik tanaman ini, disamping
keindahan bunganya (Sugih, 2005).
3

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penyusunan makalah ilmiah yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Produksi Tanaman Hias (MKB 5307) sekaligus agar
mahasiswa dapat :
 Mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman hias adenium.
 Mengetahui syarat tumbuh tanaman adenium
 Mengetahui jenis – jenis tanaman hias adenium.
 Mengetahui manfaat tanaman hias adenium.
 Mengetahui teknik budidaya tanaman hias adenium.

1.3. Kegunaan
 Agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi dan morfologi dari
tanaman hias adenium
 Agar pembaca mengetahui syarat tumbuh tanaman adenium
 Agar pembaca dapat mengetahui jenis-jenis tanaman hias adenium
 Agar pembaca mengerahui manfaat dari tanaman hias adenium
 Agar pembaca mengetahui teknik budidaya tanaman hias adenium
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Hias Adenium


Menurut (Beckett, 1995) , klasifikasi tanaman hias Adenium sp sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Gentialis
Famili : Apocynaceae
Genus : Adenium
Spesies : Adenium obesum

2.2. Morfologi Tanaman Hias Adenium


Seperti tanaman lainnya, adenium mempunyai bagian-bagian seperti
batang, daun, bunga, buah, dan akar. Berikut morfologi tanaman hias Adenium
obesum :
a) Akar
Adenium dapat menyimpan persediaan air di dalam akar. Oleh karenanya,
akar dapat membesar seperti umbi. Pada akar yang membesar tersebut,
muncul rambut-rambut akar. Apabila bagian akar yang membesar
dimunculkan kepermukaan tanah maka rambut-rambut akar hanya tumbuh
dibagian akar yang tertimbun tanah (Sugih, 2005).

Gambar 1 Akar Adenium


Sumber : Google Image
5

b) Batang
Adenium bukan merupakan tanaman yang berkayu. Batangnya lunak,
halus dan bergetah, serta tidak berduri. Pada batang seringkali tampak bintik-
bintik putih, mulai dari pangkal hingga bagian atas batang. Bintik-bintik putih
tersebut merupakan mata tunas atau bekas patahan daun yang gugur. Apabila
batang tanaman dipotong maka daun dan tunas akan muncul dari mata tunas
tersebut. Walaupun tidak berkayu adenium yang semakin tua, batangnya akan
semakin besar dan semakin mengeras (Sugih, 2005).

Gambar 2 Batang Adenium


Sumber : Google Image

c) Daun
Bentuk daun adenium bermacam-macam, ada yang langsing memanjang
atau berbentuk lanset dan berujung lancip, ada pula yang oval membulat
bagian ujungnya. Meskipun kebanyakan tipis, ada daun adenium yang tebal
seperti daun kalanchoe atau cocor bebek. Warnanya ada yang hijau tua, hijau
pupus, kemerah-merahan, kuning, dan bahkan ada yang variega (mengalami
mutasi warna,biasanya hijau belang-belang kuning pucat/putih). Permukaan
daun umumnya halus, tetapi ada jenis yang berbulu. (Beikram, 2004)

Gambar 3 Daun Adenium


Sumber : Google Image
6

d) Bunga
Bagian tanaman adenium yang paling bervariasi adalah bunganya. Di
seluruh Indonesia tercatat lebih seratus macam bunga adenium yang berbeda,
baik bentuk maupun warnanya. Secara umum bunga adenium berbentuk
terompet, tetapi mahkota bunganya bervariasi dari bentuk bintang, ujung
mahkotanya terpotong atau membulat, sampai yang berigi. Corak bunga
adenium ada yang polos dengan satu warna, strip dibagian dalamnya, dan
bergaris di dalam ujung mahkotanya. (Beikram, 2004)

Gambar 4 Bunga Adenium


Sumber : Google Image

e) Buah
Adenium tidak atau jarang berbuah. Apabila terjadi penyerbukan, sekitar 4
hari setelah bunga rontok akan tumbuh bakal 2 buah. Buah adenium berbentuk
gepeng dan seperti tanduk binatang atau huruf ”T”. Panjang buah 20-30 cm.
Buah adenium akan masak sekitar 2 bulan dan didalamnya buah akan tampak
banyak sekali biji sekitar 60-80 biji (Sugih, 2005).

Gambar 5 Buah Adenium


Sumber : Google Image
7

f) Biji
Biji adenium berwarna kuning muda, berbentuk seperti batang lidi
berukuran kurang lebih 1 cm, dikiri dan kanannya terdapat bulu-bulu halus
(Sugih, 2005). Orang yang pertama kali menyilangkan Adenium adalah Dr.
Mark .A Dimmit seorang curator tanaman dari Arizona Desert Museum.
Tahun 1985, beliau menyilangkan adenium obesum dan adenium swazicum
yang melahirkan Adenium Crimson Star Adenium merupakan tanaman hias
yang digandrungi banyak orang, tak peduli semahal apapun harganya, hobiis
berkantong tebal akan membelinya karena keindahan tanaman padang pasir
ini. Tanaman ini pun kerap menjadi primadona pameran tanaman hias.
Kecantikan Adenium terletak pada bentuk batangnya yang semi bonsai,
bonggolnya yang tebal dan bisa diperbesar, serta bunganya yang semarak
warna warni. Sosok Adenium ini tentu sangat menyemarakkan sudut-sudut
ruang atau tanam (Tomasouw dan Maloedyn, 2005).

Gambar 6 Biji Adenium


Sumber : Google Image

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Hias Adenium


Adenium menyukai tempat terbuka yang mendapat sinar matahari penuh
sepanjang hari. Sinar matahari yang melimpah membuat adenium rajin
berbunga. Selain itu penampilan batang, daun dan bunga tampak kekar.
Halaman atau pekarangan rumah yang tidak ternaungi, sehingga matahari
menyinarinya dari pagi hingga sore, adalah tempat yang tepat untuk budidaya
adenium. Namun jika harus ditempatkan di dalam ruangan sebagai tanaman
hias indoor, Adenium harus sering dikeluarkan (diletakkan diluar ruangan ± 5
jam) agar mendapaat sinar matahari penuh. Tanaman ini memiliki wilayah
tumbuh yang sangat luas dengan ketinggian maksimum 2.000 mdpl.
8

Adenium dapat tumbuh ditanah dengan segala kondisi, bahkan ditanah


yang kurang subur. Meskipun demikian, pertumbuhan terbaik adalah ditanah
yang mengandung cukup unsur hara dengan struktur porous dengan tingkat
keasaman atau pH antara 5,5-6,5 (Beikram dan Agus, 2004).
Pada dasarnya, Adenium dapat hidup pada suhu antara 15oC-45oC. Suhu
dibawa 15oC nampaknya kurang baik bagi pertumbuhan adenium. Meskipun
tahan hidup pada suhu relatif panas, pada suhu di atas 45oC daun-daun akan
kering dan rontok. Tanaman adenium dapat tumbuh didataran rendah, karena
menyukai cahaya matahari penuh. Adenium cocok tumbuh di daerah tropis
(Soenanto, 2005).
Di Indonesia, terutama didataran rendah, kisaran suhu yang ada dapat
diterima dengan baik oleh Adenium. Bahkan, kebanyakan Adenium yang
tumbuh didataran rendah (dibawah 600 m dpl) menunjukkan gejala
pertumbuhan dengan lebih baik dibandingkan didateran tinggi. Aliran angin
yang berhembus juga merupakan faktor penting dalam memelihara Adenium.
Semakin baik sirkulasi udara yang ada, pertumbuhan Adenium juga semakin
baik. Adenium yang telah diletakkan di tempat terbuka tumbuh dengan baik
dan berbatang akar. (Chuhairy dan Maloedyn, 2005)
Adenium yang masih muda atau umurnya kurang dari 2 bulan dianjurkan
diletakkan ditempat yang sedikit ternaungi, tempat yang diberi paranet, atau
diteras yang terkena cahaya matahari pagi (Tomasow dan Maloedyn, 2005).

2.4. Jenis-jenis Tanaman Hias Adenium


Adenium dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni adenium spesies
alam dan adenium hibrida. Adenium spesies alam adalah jenis yang muncul
secara alami tanpa campur tangan manusia, sedangkan adenium hibrida
merupakan hasil pemuliaan manusia dengan cara menyilangkan antar spesies
(Beikram, 2004).
9

a) Adenium Obesum
Adeniuum obesum merupakan jenis adenium spesies alam yang paling
disukai para hobiis tanaman hias pada umumnya, hal ini di karenakan adenium
ini memiliki daya adaptasi yang sangat luar biasa, karena itu , pemeliharaan
adenium ini di kategorikan relative mudah, biasanya tanaman asli padang
pasir ini berbentuk perdu setinggi 3-4 m. batangnya sekulen,berkayu dan besar
karena mengandung air untuk cadangan makanannya.

Gambar 7 Adenium Obesum


Sumber : Google Image

Adenium ini juga memiliki cabang yang bervariasi. Obesum yang tumbuh
di afrika selatan umumnya bercabang banyak dan bersosok gemuk, terutama
yang berasal dari pantai timur Kenya. Namun obesum di Indonesia umumnya
jauh lebih kerdil dengan tinggi hanya 1-3 meter. Obesum lebih mengutamakan
atau lebih menonjolkan bonggolnya yang besar dengan bentuk yang unik ,
sehingga terlihat sangat eksotik jika sebagian akarnya di tampilkan di atas
permukaan tanah.
Warna daun obesum juga sangat beragam, dari hijau tua hingga hijau ke
abu-abuan. Uniknya , tanaman ini akan menggugurkan daunnya jika kondisi
lahan tidak menunjang, obesum memiliki bunga dengan corong panjang dan
petal berbentuk bintang dengan diameter 5-12 cm. Warna bunga sangat
bervariasi dengan warna merah muda hingga merah tua dengan semburat putih
di bagian petalnya. Obesum banyak sekali di pelihara di Indonesia,dan hingga
kini para ahli dari amerika ,Thailand, dan Taiwan tengah di kembangkan
kultivar yang terbaru dengan variasi bunga yang lebih menarik
10

b) Adenium multiflorum
Habitat asli A. Multiforum adalah Afrika bagian selata, tepatnya di sekitar
Mozambik. Orang Afrika sering menyebut adenium ini ddengan impala leile
atau impala lily. Pada dasarnya, karakter tanaman ini tidak jauh berbeda
dengan obesum. Batangnya kokoh dan tumbuh tegak lurus. Daunnya berwarna
hijau tua dengan tulang daun berwarna putih. Bunganya berbentuk bintang
dan berwarna putih, dengan garis tepi merah sampai merah tua berdiameter 6-
7 cm. Jenis ini pertumbuhannya lebih sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan obesum. Jika ditanam dari biji, tanaman ini baru bisa menghasilkan
bunga 4-5 tahun setelah semai.

Gambar 8 Adenium Multiflorum


Sumber : Google Image

c) Adenium arabicum
Penampilannya yang indah dan kekar menjadikan A. Arabicum banyak
diidolakan orang. Batangnya gemuk dan besar dengan diameter bonggol bisa
mencapat satu meter. Daunnya lebar berwarna hijau tua. Sosoknya kokoh dan
kekar dengan tinggi tanaman mencapai 4-5 meter. Cabangnya banyak dengan
bentuk menyemak. Buah dan biji arabicum umumnya lebih besar daripada
buah dan biji obesum.
Bentuk bunganya hampir murup tetapi bunga arabicum berwarna merah
muda dan polos. Tanaman ini disukai karena percabangannya banyak
sehingga bunganya bisa tumbuh lebat dan kompak

Gambar 9 Adenium Arabicum


Sumber : Google Image
11

d) Adenium swazicum
Adenium swazicum merupakan tanaman semak setinggi dua meter. Sosok
batangnya lentur dan tidak memiliki bonggol. Daunnya sempit, berbulu an
berwarna hijau hingga keabu-abuan, serta memilki lapisan lilin di permukaan
daun yang berguna mencegah penguapan.
Jenis ini berbunga sepanjang tahun dengan syarat air dan nutrisinya
terpenuhi. Bunganya berbentuk bulat seperti bunga tapak dara dengan
ddiameter 5-10cm. warnanya pun bervariasi, dari merah polos hingga merah
keunguan. Namun, ada juga bunganya yang berwawrna putih polos dengan
warna petall putih atau bisa lebih gelap lagi.

Gambar 10 Adenium Swazicum


Sumber : Google Image

e) Adenium oleifolium
Jenis ini cukup jarang ddipelihara orang. Padahal, jenis ini
percabangannya banyak dan mampu membuat bonggol ddengan ukuran yang
cukup besar. Daunnya berbentuk sempit, memanjang, dan berwarna abu-abu
kebiruan. Bungannya berukuran sekitar 3 cm dan umumnya berwarna pink
dengan bagian petal kekuningan. Ukuran biji terbesar di antara spesies
addenium lainnya. Namun, sosok tanamannya tergolong kecil ddan
pertumbuhannya relatif lambat. Jika ditanam dari biji, saat berumur lima tahun
tingginya baru mencapai 30-50 cm. Semenatara itu, buahnya membutuhkan
waktu satu tahun untuk matang sehingga tidak ada peminatnya

Gambar 11 Adenium Oleifolium


Sumber : Google Image
12

f) Adenium somalense
Pertumbuhan tanaman relatif cepat. Sosoknya kekar dan tahan terhadap
kondisi lingukan. Daunnya berbentuk sempit dan meruncing dengan padian
warna hijau tua dan putih. Selain itu, bunganya berukuran kecil berdiameter 5
cm, dan berbentuk bintang. Warna petallnya putih atau pink. Bagian corong
berwarna kuning atau putih dengan garis-garis merah. Sifat tumbuh bunganya
bervariasi, ada yang rajin berbunga dan ada yang masa berbunga.

Gambar 12 Adenium Somalense


Sumber : Google Image

2.5. Manfaat Tanaman Hias Adenium


13

BAB III
TEKNIK BUDIDAYA

3.1. Teknik Perbanyakan Tanaman


Perbanyakan tanaman adenium dilakukan baik secara generative maupun
vegetatif, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

A. Perbanyakan secara generatif


Perbanyakan generatif pada adenium dilakukan dengan menanam biji
adenium. Biji ini didapat dari hasil penyerbukan (perkawinan), baik secara
alami maupun dengan bantuan manusia. Biji adenium yang siap disemai
adalah biji yang sudah tua. Sebelum disemai sebaiknya biji dikeringkan
terlebih dahulu.

Berikut ini tahap-tahap penyemaian biji adenium.


 Sebelum disemai, biji direndam terlebih dahulu dalam air hangat selama 2-
4 jam. Siapkan pot semai dan media tanam. Campurkan pupuk kandang
matang dan pasir halus dengan perbandingan 1:1 dapat digunakan sebagai
media tanam. Basahi media tanam, masukkan biji dalam posisi rebah,
kemudian tutupi dengan media tanam dengan ketebalan sekitar 1 cm.
siram kembali media tanam menggunakan sprayer.
 Jaga kelembapan media tanam selama penyemaian, dengan cara menyiram
secukupnya setiap hari. Kelembapan bisa juga dipertahankan dengan cara
menutupi pot persemaian dengan menggunakan plastic transparan. Dalam
waktu 3-7 hari biasanya kecambah sudah muncul. Setelah berumur sekitar
1 bulan bibit dapat dipindahkan ke pot yang lebih besar.

Perbanyakan secara generative dapat memunculkan adenium yang


memiliki sifat berbeda dari induknya, sehingga memungkinkan munculnya
jenis-jenis adenium baru yang semakin bervariasi, baik dari bentuk, ukuran
dan warna bunga maupun dari bentuk, ukuran dan keunikan bonggolnya.
14

B. Perbanyakan vegetative
Perbanyakan vegetative pada adenium dilakukan melalui setek batang,
cangkok atau sambung (grafting).
a) Stek batang
Walaupun caranya sederhana, stek batang jarang dilakukan untuk
memperbanyak adenium, karena tingkat keberhasilan teknik ini hanya sekitar
50%, pertumbuhannya lama dan sulit membentuk bonggol.
Sederhana stek dilakukan dengan memotong batang atau cabang adenium
yang memiliki diameter minimum 1 cm, berwarna keabu-abuan atau putih,
dan tidak terlalu tua atau muda. Setelah itu, celupkan atau olesi pangkal
batang menggunakan hormone perangsang tumbuh dan fungisida. Diamkan
stek selama sekitar 1-2 hari hingga kering, untuk mengurangi resiko
pembusukan. Setelah itu, tanam setek dalam media tanam, bisa berupa
campuran pasir kasar, sekam bakar dan pupuk kandang dengan perbandingan
1 :1 : 1. Letakkan di tempat teduh dan lakukan perawatan dengan
menyiramnya setiap hari. Stek akan mengeluarkan akar 1-2 bulan kemudian.

b) Cangkok
Teknik mencangkok memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan setek. Cangkok pada adenium dilakukan dengan
menggunakan batang yang memiliki diameter sekitar 2 cm dan terlihat sehat.
Jangan memilih batang yang terkena penyakit atau bentuknya tidak bagus.
Namun, adenium yang dihasilkan dari mencangkok juga memiliki bonggol
yang pertumbuhannya lambat.
Berikut ini tahap-tahap mencangkok adenium.
 Buat dua sayatan melingkar dengan jarak sekitar 4 cm. sayatan dibuat
hingga mencapai cambium.
 Kupas kulit batang diantara dua sayatan.
 Bersihkan cambium hingga batang tidak lengket.
 Biarkan luka sayatan selama sekitar 3 hari. Setelah itu oleskan zat
perangsang tumbuh pada sayatan yang sudah kering.
15

 Tutup batang menggunakan media tanam, lalu bungkus menggunakan


plastic transparan. Ikat kedua ujungnya menggunakan tali raffia.
 Buat beberapa lubang pada plastik sebagai tempat menyiram dan sirkulasi
udara. Siram 2-3 hari sekali agar tetap lembab. Sebulan kemudian
biasanya akar sudah tumbuh memenuhi media cangkok. Cabang dapat
dipotong dan ditanam pada media tanam yang telah disediakan.

c) Sambung (Grafting)
Grafting dilakukan dengan cara menyambungkan batang atas tanaman
dengan batang bawah tanaman lain. Batang atas yang digunakan biasanya
memiliki keunggulan pada bentuk, warna dan frekuensi berbunganya.
Sedangkan batang bawah yang digunakan memiliki keunggulan pada
bonggolnya.

Berikut tahap-tahap grafting pada adenium :


 Siapkan tanaman yang akan digunakan sebagain batang bawah, sebaiknya
tanaman dalam kondisi sehat dan memiliki diameter 3-5 cm. potong
batang dengan arah mendatar. Saat memotong gunakan pisau yang tajam
dan steril.
 Belah bagian tengah batang berbentuk V.
 Potong calon batang atas dengan ukuran sekitar 5 cm, kemudian
runcingkan bagian ujungnya. Sebelum disatukan, kedua ujung batang
diolesi dengan salep grafting untuk mencegah pembusukan. Satukan
batang atas dengan batang bawah. Pastikan keduanya menyatu dengan
baik dan kambiumnya saling bertemu.
16

 Ikat sambungan menggunakan tali plastic dengan kuat.


 Pangkas daun pada batang bagian atas, kemudian tutupi sambungan
menggunakan plastic bening untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Jika berhasil, dalam waktu 1-2 minggu tunas akan muncul. Saat itu, plastik
bening boleh dibuka. Ikatan tali dibuka ketika sambungan sudah terlihat
benar-benar menyatu.

3.2. Persiapan Lahan dan Penanaman


Setelah bibit disiapkan, langkah berikutnya adalah menyiapkan lahan atau
tempat untuk penanaman. Ada dua macam tempat penanaman untuk adenium,
yakni tanah dan pot.

a) Tanah
Dalam penanaman langsung di tanah, yang harus dilakukan adalah
menyiapkan tempat penanamannya. Persiapan dilakukan dengan cara
membuat lubang tanaman dengan ukuran sekitar 30 x 30 x 30 cm. lubang
tanam kemudian dibiarkan terbuka agar mendapat sinar matahari selama
minimum dua minggu. Tujuannya agar semua bibit hama dan penyakit mati,
sehingga resiko tanaman terserang hama dan penyakit bisa ditekan. Setelah
dibiarkan terbuka selama 2 minggu, lubang tanam dikubur menggunakan
tanah bagian atas (top soil) yang dicampur dengan pupuk kandang yang sudah
jadi dengan perbandingan sama. Selanjutnya bibit yang sudah siap bisa
ditanam.

b) Pot
Kebanyakan adenium ditanam di pot karena selain mudah dibentuk
menjadi semacam bonsai, tanaman mudah dipindah-pindah ke tempat yang
diinginkan. Pada penanaman di dalam pot, hal penting yang harus
diperhatikan adalah pemilihan pot dan media tanam.
17

Pot untuk budidaya adenium kebanyakan berbentuk ceper yang banyak


digunakan untuk bonsai. Dengan pot berbentuk ceper ini, keindahan adenium
terutama bonggolnya yang berbentuk unik dapat ditampilkan secara lebih
atraktif. Diameter pot minimum 40cm dengan kedalaman 20cm, sehingga
dapat memuat media tanam dalam jumlah yang cukup memadai untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan pot idealnya berupa keramik atau gerabah tanah
liat.
Media tanam untuk adenium dalam pot harus subur dan porous. Oleh
karena itu, penggunaaan tanah liat tidak dianjurkan karena memiliki daya ikat
air yang tinggi. Bahan-bahan untuk komposisi media tanam adenium
diantaranya pasir bangunan, pupuk kandang, cacahan arang, serbuk sabut
kelapa dan sekam padi.
Komposisi media tanam yang dapat dicoba antara lain pasir bangunan,
pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 2 : 1. Bisa juga
digunakan komposisi serbuk sabut kelapa, pupuk kandang dan pecahan arang
dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Komposisi media tanam yang akan digunakan
tentunya disesuaikan dengan kemudahan dalam mendapatkannya.
Media tanam tersebut selanjutnya dimasukan ke dalam pot setelah dasar
pot yang berlubang ditutup dengan pecahan genting atau kerikil agar media
tanam tidak lolos keluar saat disiram air. Setelah pot berisi media tanam
disiapkan, bibit adenium bisa segera ditanam.

3.3. Pemeliharaan
Kegiatan menanam dan merawat adenium sebenarnya merupakan sama
sepert kegiatan menanam dan merawat tanaman lainnya. Adenium sebenarnya
merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dan sangat mudah tumbuh,
sehingga tidak memerlukan perawatan khusus.
18

a) Penyiraman
Banyak orang menganggap Adenium tidak perlu terlalu sering disirami
karena termasuk tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Pendapat tersebut
tidak sepenuhnya benar. Jika pada musim kemarau penyiraman dilakukan 2
kali sehari yaitu pada pagi dan sore. Jika musim hujan penyiraman dilakukan
menurut kondisi tanaman adenium. Adenium tidak tahan hidup ditanah basah
dan lembab. Karena tanah yang basah dan lembab justru mengganggu
pertumbuhannya. Dan jika tanaman adenium kelebihan air maka akan
menyebabkan penyakit busuk akar.
Bila musim penghujan penyiram bisa dilakukan 4-5 hari sekali, karena
dengan mempunyai tandon air berupa bonggol, adenium hanya membutuhkan
sedikit air untuk pertumbuhannya sebelum dilakukan penyiraman seharusnya
dicek dulu keadaan media tanam atau tanah. Jika tanah atau media tanam
masih lembab dan basah maka tidak perlu disiram. Namun, jika tanah atau
media tanam sudah kering, saat itulah adenium perlu disiram. Jumlah air
siraman untuk adenium tidak boleh terlalu banyak. Jika ditanam ditanah,
penyiraman dianggap cukup saat air sudah lama meresap ke dalam tanah. Jika
ditanam dipot, penyiraman dianggap cukup saat air siraman sudah keluar dari
lubang didasar pot. Penyiraman ini dibantu dengan selang atau gembor.
Sebaiknya penyiraman ditanah atau media tanam, penyemprotan daun-daun
dan ranting menggunakan sprayer halus agar tanaman terlihat bersih dan
segar.
Setelah terkena air hujan karena air hujan yang mengandung zat asam
yang bisa merusak tanaman. Penyiraman harus dilakukan hingga air menetes
dari lubang dasar pot. Dalam hal ini harus diperhatikan media tanamnya.
Media tanam harus porous agar akar adenium terhindar dari genangan air yang
bisa menyebabkan kebusukan. Jika disiram secara teratur, daunnya akan tebal
dan bunganya tampak besar (Tomasouw dan Maloedyn, 2005)
19

b) Pemangkasan
Dalam budidaya adenium, pemangkasan adalah suatu keharusan karena
tanpa pemangkasan tanaman akan tumbuh tidak beraturan. Adenium yang
dibiarkan tumbuh tanpa pemangkasan akan menjadi tanaman dengan sosok
yang berantakan, sehingga tidak ada unsur keindahannya sama sekali. Tujuan
pemangkasan ini adalah untuk membentuk tajuk atau sosok tanaman seperti
yang diharapkan. Biasanya hobiis menginginkan adeniumnya bersosok rendah
dan kompak. Karena itu, dalam pemangkasan, bagian yang harus dipotong
adalah batangnya setinggi yang diinginkan. Dari batang yang terpotong itu
biasanya akan muncul cabang-cabang.
Beberapa cabang terbaik dipelihara dan lainnya dipotong. Sebaiknya
dipelihara cabang-cabang yang arah pertumbuhannya kelak membentuk
sebuah tajuk yang kompak. Cabang-cabang tersebut bisa dipotong lagi untuk
membentuk ranting-ranting, sehingga kelak sosok adenium pendek, kompak,
dan rimbun.
Hal penting yang seringkali diabaikan saat memangkas tanaman adalah
soal kebersihan alat pemotong. Gunting atau pisau kotor yang digunakan
untuk memotong tanaman bisa menyebabkan bekas irisannya membusuk dan
merembet ke bagian lain. Jika demikian yang terjadi, bukan sosok kompak
yang diperoleh, tetapi justru kematian tanaman.
Pemotongan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar bekas potongannya
cepat kering. Pemotongan pada musim hujan tidak dianjurkan karena luka
bekas irisan yang terkena air hujan bisa membusuk. Untuk menghindari
infeksi jamur, luka bekas potongan sebaiknya diolesi dengan fungisida.
Fungisida yang bisa digunakan diantaranya score, deas curacon. Caranya,
fungisida tersebut dilarutkan dalam air bersih dengan dosis 2 cc/liter,
kemudian dioleskan merata ke permukaan potongan.
20

c) Penggantian Media Tanam


Penggantian media repotting tanam untuk adenium yang ditanam dalam
pot adalah suatu keharusan karena unsur hara dalam media lama-lama akan
habis diserap tanaman. Penggantian media tanam sebaiknya dilakukan jika
tanaman adenium sudah mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik. Karena
semakin besar tanaman maka makin besar pula unsur hara yang dibutuhkan.
Jika tidak dilakukan repotting maka dikhawatirkan pertumbuhan juga akan
terganggu karena sudah kehabisan unsur hara dalam media yang diserap.
Tetapi untuk repotting bila dari persemaian dipindah ke pot maka persemaian
tersebut menunggu umur sampai 3 bulan.

Tahap-tahap repotting adalah sebagai berikut :


 Menyiapkan tanaman yang akan di repotting
 Mengeluarkan tanaman dari pot secara hati-hati
 Membersihkan media tanam yang menempel pada tanaman.
 Menyiapkan pot dengan ukuran yang lebih besar.
 Memadatkan media sekeliling pangkal batang tanaman agar
tanaman tatap berdiri tegak.
 Menyiram media hingga cukup basah dan lembab, lalu
meletakannya tanaman di tempat yang teduh.

Gambar 13 Repotting Adenium


Sumber : Google Image
21

3.4. Teknik Mempercantik Adenium


Adenium merupakan jenis tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat
karena bentuk, ukuran dan ragam jenis bungany. Sehingga perlu diberikan
perlakuan khusus sehingga hal tersebut bisa dicapai . Terdapat beberapa
teknik tertentu yang seringkali digunakan oleh para pembudidaya adenium
diantarannya adalah :
a) Teknik Pruning
Reppoting tanaman telah banyak dilakukan oleh para penghobis tanaman
hias. Tak terkecuali para penghobis tanaman hias adenium arabicum.
Menggunduli tanaman hias bukan berarti memperburuk tanaman

Menggunduli tanaman Atau biasa di sebut pruning meruapakan upaya


pembentukan tajuk baru. Dengan menggunduli tanaman tajuk akan mudah
untuk terbentuk dan bunga akan bermunculan. Menggunduli tanaman atau
yang lebih dikenal dengan sebutan prunning dilakukan dengan tujuan
membentuk tajuk baru. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk memunculkan
bunga. Cara menggunduli tanaman hias adenium arabicum adalah dengan
merontokkan dedaunan pada cabang-cabang tertentu yang memang sudah
dipilih sebelumnya.
Sedangkan langkah-langkah untuk menggunduli tanaman adenium
arabicum adalah sebagai berikut.

 Pilihlah terlebih dahulu percabangan yang akan digunduli. Cabang yang


dipilih harus tumbuh di bagian atas batang dan ukurannya tidak pendek.
 Dibagian ujung cabang yang akan digunduli, cabutlah bagian daunnya.
 Setelah daun dicabut, selanjutnya semprotkan pupuk yang memiliki
kandungan N nya yang tinggi.
22

 Penyemprotan dapat dilakukan pada bagiann cabang yang pendek yang


terdapat dibawahnya.
 Penyimpanan tanaman dilakukan pada tempat yang terbuka. Tujuannya
adalah supaya tanaman mendapatkan udara yang segar dan cepat untuk
tumbuh percabangan baru dan bunga yang baru.
 Bunga akan tumbuh paa saat tanaman telah berusia beberapa minggu
setelah penggundulan berlangsung.
Setelah digunduli, nantinya tanaman akan menghasilkan bunga yang
selaras dan banyak. Tidak hanya itu saja, nantinya tanaman adenium arabicum
akan menghasilkan bentuk percabangan yang kompak

b) Pengawatan Bonsai
Pengawatan bonsai dilakukan dengan tujuan untuk membentuk batang,
dahan, serta ranting sesuai dengan gaya bonsai yang diinginkan, kawat yang
digunakan harus yang anti karat supaya tidak meracuni tanaman bonsai,
misalnya dapat menggunakan kawat yang terbuat dari alumunium atau
tembaga, selain anti karat kawat ini cukup lentur dan kuat.
Hasil pengawatan tergantung pada kecepatan tumbuh berbagai jenis
spesies. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengawati bonsai:

 Kawat harus dililitkan dengan kemiringan 45 derajat terhadap batang yang


dililit.
 Mengawati dimulai dari bawah atau dasar cabang menuju ujung cabang.
 Untuk pengawatan ujung batang, ujung kawat bisa dimasukkan kedalam
tanah sebagai penguat sebelum dililitkan.
 Apabila ingin mengawati keseluruhan pohon, mulailah dari batang, lalu
cabang utama dan dilanjutkan ke cabang-cabang sekunder.
 Setelah pengawatan selesai batang atau cabang bisa dibengkokkan dengan
perlahan-lahan ke arah yang diinginkan, supaya cabang tidak patah,
tekankan ibu jari tanagan kiri pada pangkal cabang tersebut sambil tangan
kanan mengerjakan pembengkoan.
23

Gambar 14 Pengawatan Bonsai


Sumber : Google Image

3.5. Pemupukan
Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosis agar pertumbuhan tanaman
sempurna. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk slow release seperti
Growmore, Hyponex dan Dekastar. Pemupukan bisa dilakukan tiga bulan
sekali dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan pupuk. Bisa juga
digunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah takaran dari
yang tertera di label Adenium yang masih kecil memerlukan pupuk NPK
seimbang atau unsur nitrogen yang lebih tinggi.
Sementara itu, adenium yang baru dipangkas membutuhkan pupuk dengan
kandungan fosfor tinggi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan akar,
serta merangsang pembungaan. Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah
penyiraman atau bersamaan dengan penyiraman agar penyerapan sempurna.
Selain pupuk kimia, bisa juga digunakan pupuk kandang atau kompos yang
ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk
merangsang pertumbuhan akar, batang, daun (tanaman kecil dan vegetatif).
24

3.6. Pengendalian Hama dan Penyakit


a) Hama
 Red spider (Tungau Merah)
Hama ini tergolong hama yang paling sering menyerang adenium. Hama
ini bersembunyi dipermukaan daun bagian bawah, terutama pada daun-daun
muda yang dapat mengakibatkan daun akan rontok. Serangan ini dapat diatasi
dengan menyemprotkan pestisida campuran Curacron dengan dosis 2-3
ml/liter air. Pada kondisi parah, penyemprotan dapat dilakukan 2-4 kali
seminggu.
 Aphids (kutu kuning)
Hama ini tidak hanya bersembunyi di bawah daun, tetapi juga di pucuk
tanaman dan di tangkai bunga. Untuk mengatasinya, dapat langsung diambil
dengan tangan atau dengan menyemprotkan Decis.
 Mealy bugs (kutu putih)
Hama ini dapat menyerang daun, batang bahkan akar tanaman. Hama ini
juga betah tinggal di tempat yang lembab. Hama ini dapat dikendalikan
dengan pestisida dan untuk yang bersembunyi di akar diberikan insektisida
langsung pada media.
 Thrips sp
Serangga sejenis kutu dan bergerak sangat cepat. Hama ini menyerang
bunga yang belum mekar, sehingga bunga gagal mekar. Untuk mengatasinya,
semprotkan Agrimex dengan konsentrasi 1 ml/liter air.
 Stink bugs
Serangga kecil berwarna coklat ini menghisap cairan pada polong adenium
yang muda, akibatnya tanaman tumbuh cacat dan biji yang dihasilkan menjadi
kehilangan daya tumbuh. Pengendaliannya dengan menyemprotkan larutan
insektisida seperti Curacron dan Decis.
 Larva lepidptera (ulat)
Ulat relatif jarang menyerang adenium, namun apabila tidak diperhatikan
dan lambat diatasi akan meyebar dengan cepat. Ulat menyerang daun yang
masih muda. Cara penaggulangannya adalah disemprotkan pestisida atau
ranting yang dihinggapi dipotong dan ulatnya disemprotkan pestisida
25

b) Penyakit
Penyakit adenium umumnya disebabkan oleh infeksi cendawan & bakteri
 Cendawan dothiorella sp.
Adenium yang ditata terlalu rapat menyebabkan cendawan ini kerasan
tinggal dan berkembang biak. Percikan air, dapat menjadi media
penyebarannya. Salah satu tanda tanaman ini terserang penyakit adalah timbul
bercak mengering pada daun yang disusul dengan warna kuning di sekitarnya
dan kemudian rontok. Ranting yang sudah terserang dapat dipotong dan dioles
dengan alkohol atau Dithane M-45, serta selanjutnya tempatkan ditempat yang
panas.
 Cendawan white spot
Cendawan ini menyerang daun, batang dan akar. Gejala pada daun akan
terlihat bintik-bintik putih kecil dan akan menyebar bila tertimpa air hujan.
Untuk mengatasinya semprotkan Dithane M-45 pada bagian yang terserang.

3.7. Panen dan Pasca Panen


 Memastikan bahwa bunga adenium sudah siap panen, usia bunga adenium
yang siap panen adalah 55-90 hari.
 Menggunakan alat potong yang steril pada saat pemotongan, bisa
menggunakan pisau atau gunting, pemotongan dapat berupa potongan
miring atau rata, panjang tangkai yang dipotong sekitar 30 cm.
 Waktu panen dari tanaman adenium diusahakan pada saat pagi atau sore
hari, ketika suhu tidak terlalu panas.

Setelah panen, beberapa hal yang harus diperhatikan pasca panen adenium
adalah sebagai berikut
 Pengelompokan hasil panen, sebaiknya dilakukan pengelompokan
berdasarkan warna dan kualitas hasil panen.
 Pengaturan pemberian air, air merupakan komponen penting, jadi pada
saat pasca panen, hendaknya tanaman yang sudah dipanen dan hasil panen
diberi air yang cukup agar kesegaran tetap terjaga.
26

DAFTAR PUSTAKA

Beckett, K. A. 1995. The Royal Hortikultural Society Encyclopedia of House


Plant.CLB Pusblising Goldaming Surrey. New York.
Beikram dan A. Andoko. 2004. Mempercantik Penampilan Adenium. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Chuhairy, H dan M. Sitanggang. 2005. Petunjuk Praktis Perawatan Adenium. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Harijadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Haryanto, Eddy T. 2005. Beberapa Teknik Peningkatan Nilai Estetika Tanaman
Adenium. Seminar Nasional Agribisnis Tanaman Hias UNS. Surakarta : 1
Oktober 2006.
Sugih, O. 2005. 88 Variasi Adenium Agar Rajin Berbunga. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Suryowinoto, S. M. 1997. Flora Eksotika, Tanaman Hias Berbunga. Kanisius.
Yogyakarta.
Soenanto, H. 2005. Pesona Adenium. Yogyakarta: Kanisius.
http://tanamanbonsai.com/pengawatan-bonsai/

Anda mungkin juga menyukai