(MKB 5307)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Tanaman
Holtikultura (Tanaman Hias)
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas 5D
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Budidaya Tanaman Hias Adenium
(Adenium sp)”. Atas dukungan moral yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rommy Andhika
Laksono, SP., MP. , Bapak Darso Sugiono, SP., MP. , dan Ibu Winda Rianti, SP.,
M.Sc. selaku Dosen yang memberikan materi pendukung, masukan , dan
bimbingan kepada mahasiswa selaku penulis.
Terlepas ddari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, penulis dengan lapang dada menerima kritik dans aran dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata semoga makalah yang telah dituliskan ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi serta memperluas ilmu terutama dalam memahami teknik
budidaya tanaman hias adenium.
Hormat Kami
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Kegunaan
Agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi dan morfologi dari
tanaman hias adenium
Agar pembaca mengetahui syarat tumbuh tanaman adenium
Agar pembaca dapat mengetahui jenis-jenis tanaman hias adenium
Agar pembaca mengerahui manfaat dari tanaman hias adenium
Agar pembaca mengetahui teknik budidaya tanaman hias adenium
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Batang
Adenium bukan merupakan tanaman yang berkayu. Batangnya lunak,
halus dan bergetah, serta tidak berduri. Pada batang seringkali tampak bintik-
bintik putih, mulai dari pangkal hingga bagian atas batang. Bintik-bintik putih
tersebut merupakan mata tunas atau bekas patahan daun yang gugur. Apabila
batang tanaman dipotong maka daun dan tunas akan muncul dari mata tunas
tersebut. Walaupun tidak berkayu adenium yang semakin tua, batangnya akan
semakin besar dan semakin mengeras (Sugih, 2005).
c) Daun
Bentuk daun adenium bermacam-macam, ada yang langsing memanjang
atau berbentuk lanset dan berujung lancip, ada pula yang oval membulat
bagian ujungnya. Meskipun kebanyakan tipis, ada daun adenium yang tebal
seperti daun kalanchoe atau cocor bebek. Warnanya ada yang hijau tua, hijau
pupus, kemerah-merahan, kuning, dan bahkan ada yang variega (mengalami
mutasi warna,biasanya hijau belang-belang kuning pucat/putih). Permukaan
daun umumnya halus, tetapi ada jenis yang berbulu. (Beikram, 2004)
d) Bunga
Bagian tanaman adenium yang paling bervariasi adalah bunganya. Di
seluruh Indonesia tercatat lebih seratus macam bunga adenium yang berbeda,
baik bentuk maupun warnanya. Secara umum bunga adenium berbentuk
terompet, tetapi mahkota bunganya bervariasi dari bentuk bintang, ujung
mahkotanya terpotong atau membulat, sampai yang berigi. Corak bunga
adenium ada yang polos dengan satu warna, strip dibagian dalamnya, dan
bergaris di dalam ujung mahkotanya. (Beikram, 2004)
e) Buah
Adenium tidak atau jarang berbuah. Apabila terjadi penyerbukan, sekitar 4
hari setelah bunga rontok akan tumbuh bakal 2 buah. Buah adenium berbentuk
gepeng dan seperti tanduk binatang atau huruf ”T”. Panjang buah 20-30 cm.
Buah adenium akan masak sekitar 2 bulan dan didalamnya buah akan tampak
banyak sekali biji sekitar 60-80 biji (Sugih, 2005).
f) Biji
Biji adenium berwarna kuning muda, berbentuk seperti batang lidi
berukuran kurang lebih 1 cm, dikiri dan kanannya terdapat bulu-bulu halus
(Sugih, 2005). Orang yang pertama kali menyilangkan Adenium adalah Dr.
Mark .A Dimmit seorang curator tanaman dari Arizona Desert Museum.
Tahun 1985, beliau menyilangkan adenium obesum dan adenium swazicum
yang melahirkan Adenium Crimson Star Adenium merupakan tanaman hias
yang digandrungi banyak orang, tak peduli semahal apapun harganya, hobiis
berkantong tebal akan membelinya karena keindahan tanaman padang pasir
ini. Tanaman ini pun kerap menjadi primadona pameran tanaman hias.
Kecantikan Adenium terletak pada bentuk batangnya yang semi bonsai,
bonggolnya yang tebal dan bisa diperbesar, serta bunganya yang semarak
warna warni. Sosok Adenium ini tentu sangat menyemarakkan sudut-sudut
ruang atau tanam (Tomasouw dan Maloedyn, 2005).
a) Adenium Obesum
Adeniuum obesum merupakan jenis adenium spesies alam yang paling
disukai para hobiis tanaman hias pada umumnya, hal ini di karenakan adenium
ini memiliki daya adaptasi yang sangat luar biasa, karena itu , pemeliharaan
adenium ini di kategorikan relative mudah, biasanya tanaman asli padang
pasir ini berbentuk perdu setinggi 3-4 m. batangnya sekulen,berkayu dan besar
karena mengandung air untuk cadangan makanannya.
Adenium ini juga memiliki cabang yang bervariasi. Obesum yang tumbuh
di afrika selatan umumnya bercabang banyak dan bersosok gemuk, terutama
yang berasal dari pantai timur Kenya. Namun obesum di Indonesia umumnya
jauh lebih kerdil dengan tinggi hanya 1-3 meter. Obesum lebih mengutamakan
atau lebih menonjolkan bonggolnya yang besar dengan bentuk yang unik ,
sehingga terlihat sangat eksotik jika sebagian akarnya di tampilkan di atas
permukaan tanah.
Warna daun obesum juga sangat beragam, dari hijau tua hingga hijau ke
abu-abuan. Uniknya , tanaman ini akan menggugurkan daunnya jika kondisi
lahan tidak menunjang, obesum memiliki bunga dengan corong panjang dan
petal berbentuk bintang dengan diameter 5-12 cm. Warna bunga sangat
bervariasi dengan warna merah muda hingga merah tua dengan semburat putih
di bagian petalnya. Obesum banyak sekali di pelihara di Indonesia,dan hingga
kini para ahli dari amerika ,Thailand, dan Taiwan tengah di kembangkan
kultivar yang terbaru dengan variasi bunga yang lebih menarik
10
b) Adenium multiflorum
Habitat asli A. Multiforum adalah Afrika bagian selata, tepatnya di sekitar
Mozambik. Orang Afrika sering menyebut adenium ini ddengan impala leile
atau impala lily. Pada dasarnya, karakter tanaman ini tidak jauh berbeda
dengan obesum. Batangnya kokoh dan tumbuh tegak lurus. Daunnya berwarna
hijau tua dengan tulang daun berwarna putih. Bunganya berbentuk bintang
dan berwarna putih, dengan garis tepi merah sampai merah tua berdiameter 6-
7 cm. Jenis ini pertumbuhannya lebih sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan obesum. Jika ditanam dari biji, tanaman ini baru bisa menghasilkan
bunga 4-5 tahun setelah semai.
c) Adenium arabicum
Penampilannya yang indah dan kekar menjadikan A. Arabicum banyak
diidolakan orang. Batangnya gemuk dan besar dengan diameter bonggol bisa
mencapat satu meter. Daunnya lebar berwarna hijau tua. Sosoknya kokoh dan
kekar dengan tinggi tanaman mencapai 4-5 meter. Cabangnya banyak dengan
bentuk menyemak. Buah dan biji arabicum umumnya lebih besar daripada
buah dan biji obesum.
Bentuk bunganya hampir murup tetapi bunga arabicum berwarna merah
muda dan polos. Tanaman ini disukai karena percabangannya banyak
sehingga bunganya bisa tumbuh lebat dan kompak
d) Adenium swazicum
Adenium swazicum merupakan tanaman semak setinggi dua meter. Sosok
batangnya lentur dan tidak memiliki bonggol. Daunnya sempit, berbulu an
berwarna hijau hingga keabu-abuan, serta memilki lapisan lilin di permukaan
daun yang berguna mencegah penguapan.
Jenis ini berbunga sepanjang tahun dengan syarat air dan nutrisinya
terpenuhi. Bunganya berbentuk bulat seperti bunga tapak dara dengan
ddiameter 5-10cm. warnanya pun bervariasi, dari merah polos hingga merah
keunguan. Namun, ada juga bunganya yang berwawrna putih polos dengan
warna petall putih atau bisa lebih gelap lagi.
e) Adenium oleifolium
Jenis ini cukup jarang ddipelihara orang. Padahal, jenis ini
percabangannya banyak dan mampu membuat bonggol ddengan ukuran yang
cukup besar. Daunnya berbentuk sempit, memanjang, dan berwarna abu-abu
kebiruan. Bungannya berukuran sekitar 3 cm dan umumnya berwarna pink
dengan bagian petal kekuningan. Ukuran biji terbesar di antara spesies
addenium lainnya. Namun, sosok tanamannya tergolong kecil ddan
pertumbuhannya relatif lambat. Jika ditanam dari biji, saat berumur lima tahun
tingginya baru mencapai 30-50 cm. Semenatara itu, buahnya membutuhkan
waktu satu tahun untuk matang sehingga tidak ada peminatnya
f) Adenium somalense
Pertumbuhan tanaman relatif cepat. Sosoknya kekar dan tahan terhadap
kondisi lingukan. Daunnya berbentuk sempit dan meruncing dengan padian
warna hijau tua dan putih. Selain itu, bunganya berukuran kecil berdiameter 5
cm, dan berbentuk bintang. Warna petallnya putih atau pink. Bagian corong
berwarna kuning atau putih dengan garis-garis merah. Sifat tumbuh bunganya
bervariasi, ada yang rajin berbunga dan ada yang masa berbunga.
BAB III
TEKNIK BUDIDAYA
B. Perbanyakan vegetative
Perbanyakan vegetative pada adenium dilakukan melalui setek batang,
cangkok atau sambung (grafting).
a) Stek batang
Walaupun caranya sederhana, stek batang jarang dilakukan untuk
memperbanyak adenium, karena tingkat keberhasilan teknik ini hanya sekitar
50%, pertumbuhannya lama dan sulit membentuk bonggol.
Sederhana stek dilakukan dengan memotong batang atau cabang adenium
yang memiliki diameter minimum 1 cm, berwarna keabu-abuan atau putih,
dan tidak terlalu tua atau muda. Setelah itu, celupkan atau olesi pangkal
batang menggunakan hormone perangsang tumbuh dan fungisida. Diamkan
stek selama sekitar 1-2 hari hingga kering, untuk mengurangi resiko
pembusukan. Setelah itu, tanam setek dalam media tanam, bisa berupa
campuran pasir kasar, sekam bakar dan pupuk kandang dengan perbandingan
1 :1 : 1. Letakkan di tempat teduh dan lakukan perawatan dengan
menyiramnya setiap hari. Stek akan mengeluarkan akar 1-2 bulan kemudian.
b) Cangkok
Teknik mencangkok memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan setek. Cangkok pada adenium dilakukan dengan
menggunakan batang yang memiliki diameter sekitar 2 cm dan terlihat sehat.
Jangan memilih batang yang terkena penyakit atau bentuknya tidak bagus.
Namun, adenium yang dihasilkan dari mencangkok juga memiliki bonggol
yang pertumbuhannya lambat.
Berikut ini tahap-tahap mencangkok adenium.
Buat dua sayatan melingkar dengan jarak sekitar 4 cm. sayatan dibuat
hingga mencapai cambium.
Kupas kulit batang diantara dua sayatan.
Bersihkan cambium hingga batang tidak lengket.
Biarkan luka sayatan selama sekitar 3 hari. Setelah itu oleskan zat
perangsang tumbuh pada sayatan yang sudah kering.
15
c) Sambung (Grafting)
Grafting dilakukan dengan cara menyambungkan batang atas tanaman
dengan batang bawah tanaman lain. Batang atas yang digunakan biasanya
memiliki keunggulan pada bentuk, warna dan frekuensi berbunganya.
Sedangkan batang bawah yang digunakan memiliki keunggulan pada
bonggolnya.
a) Tanah
Dalam penanaman langsung di tanah, yang harus dilakukan adalah
menyiapkan tempat penanamannya. Persiapan dilakukan dengan cara
membuat lubang tanaman dengan ukuran sekitar 30 x 30 x 30 cm. lubang
tanam kemudian dibiarkan terbuka agar mendapat sinar matahari selama
minimum dua minggu. Tujuannya agar semua bibit hama dan penyakit mati,
sehingga resiko tanaman terserang hama dan penyakit bisa ditekan. Setelah
dibiarkan terbuka selama 2 minggu, lubang tanam dikubur menggunakan
tanah bagian atas (top soil) yang dicampur dengan pupuk kandang yang sudah
jadi dengan perbandingan sama. Selanjutnya bibit yang sudah siap bisa
ditanam.
b) Pot
Kebanyakan adenium ditanam di pot karena selain mudah dibentuk
menjadi semacam bonsai, tanaman mudah dipindah-pindah ke tempat yang
diinginkan. Pada penanaman di dalam pot, hal penting yang harus
diperhatikan adalah pemilihan pot dan media tanam.
17
3.3. Pemeliharaan
Kegiatan menanam dan merawat adenium sebenarnya merupakan sama
sepert kegiatan menanam dan merawat tanaman lainnya. Adenium sebenarnya
merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dan sangat mudah tumbuh,
sehingga tidak memerlukan perawatan khusus.
18
a) Penyiraman
Banyak orang menganggap Adenium tidak perlu terlalu sering disirami
karena termasuk tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Pendapat tersebut
tidak sepenuhnya benar. Jika pada musim kemarau penyiraman dilakukan 2
kali sehari yaitu pada pagi dan sore. Jika musim hujan penyiraman dilakukan
menurut kondisi tanaman adenium. Adenium tidak tahan hidup ditanah basah
dan lembab. Karena tanah yang basah dan lembab justru mengganggu
pertumbuhannya. Dan jika tanaman adenium kelebihan air maka akan
menyebabkan penyakit busuk akar.
Bila musim penghujan penyiram bisa dilakukan 4-5 hari sekali, karena
dengan mempunyai tandon air berupa bonggol, adenium hanya membutuhkan
sedikit air untuk pertumbuhannya sebelum dilakukan penyiraman seharusnya
dicek dulu keadaan media tanam atau tanah. Jika tanah atau media tanam
masih lembab dan basah maka tidak perlu disiram. Namun, jika tanah atau
media tanam sudah kering, saat itulah adenium perlu disiram. Jumlah air
siraman untuk adenium tidak boleh terlalu banyak. Jika ditanam ditanah,
penyiraman dianggap cukup saat air sudah lama meresap ke dalam tanah. Jika
ditanam dipot, penyiraman dianggap cukup saat air siraman sudah keluar dari
lubang didasar pot. Penyiraman ini dibantu dengan selang atau gembor.
Sebaiknya penyiraman ditanah atau media tanam, penyemprotan daun-daun
dan ranting menggunakan sprayer halus agar tanaman terlihat bersih dan
segar.
Setelah terkena air hujan karena air hujan yang mengandung zat asam
yang bisa merusak tanaman. Penyiraman harus dilakukan hingga air menetes
dari lubang dasar pot. Dalam hal ini harus diperhatikan media tanamnya.
Media tanam harus porous agar akar adenium terhindar dari genangan air yang
bisa menyebabkan kebusukan. Jika disiram secara teratur, daunnya akan tebal
dan bunganya tampak besar (Tomasouw dan Maloedyn, 2005)
19
b) Pemangkasan
Dalam budidaya adenium, pemangkasan adalah suatu keharusan karena
tanpa pemangkasan tanaman akan tumbuh tidak beraturan. Adenium yang
dibiarkan tumbuh tanpa pemangkasan akan menjadi tanaman dengan sosok
yang berantakan, sehingga tidak ada unsur keindahannya sama sekali. Tujuan
pemangkasan ini adalah untuk membentuk tajuk atau sosok tanaman seperti
yang diharapkan. Biasanya hobiis menginginkan adeniumnya bersosok rendah
dan kompak. Karena itu, dalam pemangkasan, bagian yang harus dipotong
adalah batangnya setinggi yang diinginkan. Dari batang yang terpotong itu
biasanya akan muncul cabang-cabang.
Beberapa cabang terbaik dipelihara dan lainnya dipotong. Sebaiknya
dipelihara cabang-cabang yang arah pertumbuhannya kelak membentuk
sebuah tajuk yang kompak. Cabang-cabang tersebut bisa dipotong lagi untuk
membentuk ranting-ranting, sehingga kelak sosok adenium pendek, kompak,
dan rimbun.
Hal penting yang seringkali diabaikan saat memangkas tanaman adalah
soal kebersihan alat pemotong. Gunting atau pisau kotor yang digunakan
untuk memotong tanaman bisa menyebabkan bekas irisannya membusuk dan
merembet ke bagian lain. Jika demikian yang terjadi, bukan sosok kompak
yang diperoleh, tetapi justru kematian tanaman.
Pemotongan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar bekas potongannya
cepat kering. Pemotongan pada musim hujan tidak dianjurkan karena luka
bekas irisan yang terkena air hujan bisa membusuk. Untuk menghindari
infeksi jamur, luka bekas potongan sebaiknya diolesi dengan fungisida.
Fungisida yang bisa digunakan diantaranya score, deas curacon. Caranya,
fungisida tersebut dilarutkan dalam air bersih dengan dosis 2 cc/liter,
kemudian dioleskan merata ke permukaan potongan.
20
b) Pengawatan Bonsai
Pengawatan bonsai dilakukan dengan tujuan untuk membentuk batang,
dahan, serta ranting sesuai dengan gaya bonsai yang diinginkan, kawat yang
digunakan harus yang anti karat supaya tidak meracuni tanaman bonsai,
misalnya dapat menggunakan kawat yang terbuat dari alumunium atau
tembaga, selain anti karat kawat ini cukup lentur dan kuat.
Hasil pengawatan tergantung pada kecepatan tumbuh berbagai jenis
spesies. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengawati bonsai:
3.5. Pemupukan
Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosis agar pertumbuhan tanaman
sempurna. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk slow release seperti
Growmore, Hyponex dan Dekastar. Pemupukan bisa dilakukan tiga bulan
sekali dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan pupuk. Bisa juga
digunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah takaran dari
yang tertera di label Adenium yang masih kecil memerlukan pupuk NPK
seimbang atau unsur nitrogen yang lebih tinggi.
Sementara itu, adenium yang baru dipangkas membutuhkan pupuk dengan
kandungan fosfor tinggi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan akar,
serta merangsang pembungaan. Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah
penyiraman atau bersamaan dengan penyiraman agar penyerapan sempurna.
Selain pupuk kimia, bisa juga digunakan pupuk kandang atau kompos yang
ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk
merangsang pertumbuhan akar, batang, daun (tanaman kecil dan vegetatif).
24
b) Penyakit
Penyakit adenium umumnya disebabkan oleh infeksi cendawan & bakteri
Cendawan dothiorella sp.
Adenium yang ditata terlalu rapat menyebabkan cendawan ini kerasan
tinggal dan berkembang biak. Percikan air, dapat menjadi media
penyebarannya. Salah satu tanda tanaman ini terserang penyakit adalah timbul
bercak mengering pada daun yang disusul dengan warna kuning di sekitarnya
dan kemudian rontok. Ranting yang sudah terserang dapat dipotong dan dioles
dengan alkohol atau Dithane M-45, serta selanjutnya tempatkan ditempat yang
panas.
Cendawan white spot
Cendawan ini menyerang daun, batang dan akar. Gejala pada daun akan
terlihat bintik-bintik putih kecil dan akan menyebar bila tertimpa air hujan.
Untuk mengatasinya semprotkan Dithane M-45 pada bagian yang terserang.
Setelah panen, beberapa hal yang harus diperhatikan pasca panen adenium
adalah sebagai berikut
Pengelompokan hasil panen, sebaiknya dilakukan pengelompokan
berdasarkan warna dan kualitas hasil panen.
Pengaturan pemberian air, air merupakan komponen penting, jadi pada
saat pasca panen, hendaknya tanaman yang sudah dipanen dan hasil panen
diberi air yang cukup agar kesegaran tetap terjaga.
26
DAFTAR PUSTAKA