Anda di halaman 1dari 11

Vol. 07, No.

02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank


ARTIKEL PENELITIAN

Analisis Faktor Risiko Ergonomi terhadap


Keluhan M usculosk eletal Disorders (MSDs)
pada Teller Bank

Siti Rahmah Hidayatullah Lubis


Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Kertamukti No.4, Pisangan, Ciputat Timur, Cireundeu, Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten 15419
Email : sitirahmah@uinjkt.ac.id

Abstrak
Teller bank merupakan kelompok kerja yang berisiko tinggi terhadap keluhan MSDs. Pola kerja mengakibatkan
tingkat repetisi pada setiap task tinggi karena waktu setiap transaksi perbankan harus sesingkat mungkin.
Penggunaan dan penempatan peralatan kerja lebih kompleks memperbesar risiko Teller bank terhadap keluhan
MSDs dibandingkan pada unit kerja lain di bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko
ergonomic terhadap keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja Teller bank. Penelitian ini adalah penelitian
semikuantitatif dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Asessment (REBA) untuk melakukan penilaian
risiko ergonomi terhadap 8 task Teller yang menjadi unit analisis penelitian. Untuk mendapatkan keluhan MSDs
dilakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map terhadap 17 orang Teller Bank di PT. X . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa task yang menjadi prioritas utama adalah task menyerahkan uang di akhir hari kepada
supervisor, tetapi dari data keluhan MSDs dan data peralatan yang didapat prioritas task yang harus segera
dilakukan perubahan adalah task menginput data dan task menghitung uang dengan mesin hitung. Berdasarkan
analisis lebih lanjut, diketahui faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya keluhan MSDs, yaitu : postur statis,
postur janggal yang didukung oleh layout yang tidak sesuai dengan standard, dan repetisi yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan.
Kata kunci : Teller Bank, REBA, MSDs

Abstract
Bank Teller is a high-risk work group for MSDs complaints. Work patterns resulted in a high repetition rate at each task
because the timing of each banking transaction should be as short as possible. The function and layout of work equipment is
more complex impact to the ergonomic risk more higer than other unit in the organization. The aim of this research wanted
to analyze ergonomic risk factors to musculoskeletal disorders on bank Teller complaint. This research is a semiquantitative
research used Rapid Entire Body Assesment (REBA) method to assess the ergonomic risk from 8 tasks of bank Teller which
become unit of research analysis. Nordic body map used to get a data complaints of MSDs , filled by 17 people Teller Bank
in PT. X. The results showed priority task is the task to hand over money to the supervisor at the end of the day, but
contradicted with the result of MSDs complaints data and equipment data obtained priority tasks that must be immediately
changed is input data and counting money by machine. Based on analysis, factors that contribute to MSDs complaints are:
static posture, awkward posture supported by layout of the workstation is not suitable with the standard, and the repetitive
job.
Keywords : Bank Teller, REBA, MSDs

63
Siti Rahmah Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan mendapatkan hasil bahwa penggunaan


Dalam fungsinya sebagai fasilitator mouse komputer lebih dari 0.5 jam/hari
untuk memobilisasi dana masyarakat, tentu juga merupakan faktor risiko untuk
saja tidak terlepas dari kinerja suatu menurunkan produktivitas dan
perbankan. Kinerja suatu perbankan sangat berhubungan dengan terjadinya gejala sakit
dipengaruhi oleh kinerja pekerjanya pada bahu dan tangan. Faktor risiko yang
terutama Teller sebagai frontliner ,dengan dapat menurunkan produktivitas dan
adanya tuntutan yang tinggi terhadap menyebabkan terjadinya gejala
kinerja teller, maka aspek kemudahan dan musculoskeletal termasuk di dalamnya
kenyamanan kerja perlu menjadi perhatian, kurangnya olahraga dan kelebihan berat
demi tercapainya efisiensi dan badan, faktor pekerjaan seperti: lembur,
produktifitas kerja yang tinggi. kegiatan kerja yang berlebihan dan
Teller bank adalah kelompok kerja penggunaan mouse komputer.
yang berisiko tinggi terhadap MSDs oleh Hwa yun Mung yang melakukan
karena beban kerja fisik dan mental. MSDs penelitian pada 950 teller bank wanita di
seperti work related neck and upper limb Korea, melaporkan bahwa 51.4%
disorders dan work related back disorders mengeluhkan sakit pada bahu, 38.3% pada
diketahui berbanding terbalik dengan punggung bawah, 38.0% pada leher,
produktivitas dan kesehatan pekerja.14 31.2% pada punggung atas, 21.7% pada
Postur tidak aman dapat disebabkan pergelangan tangan, dan 13.6% pada jari
oleh disain tempat kerja yang tidak tepat tangannya.4
atau prosedur kerja yang tidak standard. Sakit punggung merupakan keluhan
Gerakan berputar (twisting) dan umum yang sering terjadi pada Teller
membungkuk (bending) pada saat bank. Berdiri untuk waktu yang lama
melakukan perhitungan uang dan merupakan kontribusi untuk masalah
memeriksa kelengkapan slip transaksi, kesehatan pada pinggang ini. Meskipun
mencoba menjangkau barang yang terletak para Teller bank di fasilitasi dengan
cukup jauh (reaching), atau ketika peralatan kursi tetapi belum tentu bisa
melakukan posisi berdiri ketika mengakhiri mencegah sakit punggung pada waktu di
transaksi nasabah pun dapat berkontribusi masa mendatang.7
pada kemungkinan timbulnya sakit dan Berdasarkan observasi awal yang
cidera. dilakukan terlihat bahwa Teller bank di
Dalam melakukan pekerjaannya, PT. X dominan banyak melakukan
seorang Teller tentu akan menemukan kegiatan yang memungkinkan untuk
faktor risiko dalam kerjanya, yang bisa timbul keluhan MSDs. Beberapa penyebab
mengakibatkan timbulnya penyakit pada timbulnya gangguan pada pekerja teller
diri Teller tersebut. Kelemahan disain ini, terkait dengan faktor risiko ergonomi
ergonomi pada pekerjaan Teller, yang pada postur, postur duduk, postur berdiri,
berdampak pada risiko timbulnya gerakan berulang yang dilakukan sangat
kemungkinan gangguan muskoleskeletal, sering atau dikarenakan adanya tekanan
rendahnya produktivitas dan efisiensi pekerjaan dan lingkungan kerja yang
kerja, serta kenyamanan bagi Teller tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
maupun nasabah. Risiko tersebut adalah mengetahui faktor risiko ergonomi, faktor
akibat kurang baiknya pengorganisasian individu dan Tingkat risiko ergonomi pada
disain pekerjaan dan tempat kerja yang Teller bank di PT. X kaitannya terhadap
tidak ergonomis. keluhan MSDs.
Dalam menjalankan pekerjannya
seorang Teller juga rutin bekerja dengan Metode
menggunakan komputer, oleh Hargberg3 Penelitian ini merupakan penelitian
melakukan penelitian ternyata deskriptif dengan desain studi cross

64
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank

sectional. Pendekatan yang digunakan Hasil


dalam penelitian ini adalah pendekatan Karakteristik Individu
semikuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Hasil univariat untuk karakteristik
2 unit kerja yang berbeda pada PT. X. individu yang meliputi usia, jenis kelamin,
Adapun rentang waktu penelitian adalah lama kerja, kebiasaan pekerja (mencakup :
Maret hingga April. pola makan, olah raga dan kebiasaan
Pengumpulan data diperoleh melalui meminum vitamin dan susu).
data primer yang dilakukan dengan
observasi langsung secara on the spot Tabel 1. Distribusi Karakteristik Individu
dengan melakukan : pengamatan Teller Bank
Lapangan, wawancara dengan kuesioner Variabel Kategori n %
Nordic Body Map, pengambilan foto, dan Usia <25 tahun 9 52,9
pengukuran antropometri pada 17 orang ≥25 tahun 8 47,1
pekerja Teller Bank yang dianggap Jenis kelamin Perempuan 17 100
mewakili populasi Teller di PT. X. Laki-laki 0 0
Metode REBA ergonomic risk Pola Makan Teratur 8 40
Tidak teratur 9 60
assessment tools digunakan untuk Olah Raga Teratur 5 26,7
mengidentifikasi risiko terhadap bahaya Tidak teratur 12 73,3
ergonomi yang ada didalam aktivitas kerja Vitamin dan Teratur 9 53,3
secara Direct Observation atau Susu Tidak teratur 8 46,7
pengamatan langsung terhadap pekerjaan
dengan pendekatan task analysis pada Berdasarkan table 1. Terlihat bahwa
pekerja yang dianggap mewakili kelompok berdarkan usia 52,9 % responden berusia
pekerja Teller Bank PT. X di Jakarta. <25 tahun. 100% jenis kelamin adalah
Unit analisis pada penelitian untuk perempuan, 60% memiliki kebiasaan
mengukur tingkat risiko ergonomi dengan makan tidak teratur, 73,3% tidak teratur
menggunakan metode REBA adalah: berolah raga dan 53,3% memiliki
aktivitas kerja dari Teller Bank dalam 1 kebiasaan minum vitamin dan susu.
kali transaksi yang mencakup: Task
menyambut nasabah, Task menghitung Gambaran Tingkat Risiko Ergonomi
uang secara manual, Task menghitung Setelah dilakukan analisa risiko
uang dengan mesin hitung, Task ergonomi pada setiap task Teller seperti
memeriksa keaslian uang, Task input data pada uraian tabel di bawah ini :
transaksi, Task cetak transaksi, Task
menyerahkan bukti transaksi kepada Tabel 2. Gambaran Tingkat Risiko Ergonomi
nasabah, Task menyetorkan uang di akhir Menurut Task Teller
hari kepada supervisor. Tingkat
Adapun variabel dalam penelitian Skor
Task Risiko
REBA
yaitu faktor risiko ergonomi (postur tubuh, Ergonomi
repetisi, durasi, beban) faktor individu Menyambut nasabah 5 Sedang
Menghitung uang secara 8 Tinggi
(usia, jenis kelamin, pola makan, olah raga,
manual
konsumsi vitamin dan susu), dan keluhan Menghitung uang dengan 8 Tinggi
MSDs. Data yang dikumpulkan dalam mesin hitung uang
penelitian ini kemudian diolah dan Memeriksa keaslian uang 8 Tinggi
dianalisis dengan analisa secara univariat Input data transaksi 7 Sedang
Cetak transaksi 4 Sedang
untuk melihat gambaran setiap variable
Menyerahkan bukti 6 Sedang
dalam penelitian. Penyajian data transaksi
ditampilkan dalam bentuk narasi dan table Menyetorkan uang kepada 9 Tinggi
untuk memperjelas hasil penelitian. supervisor

65
Siti Rahmah Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan Tabel 2. Dari 8 task ada banyak terdapat pada leher dan bahu yang
4 task Teller yang harus menjadi prioritas diikuti dengan keluhan pada pinggang.
berdasarkan skor REBA yaitu task Keluhan paling rendah terdapat pada
menghitung uang secara manual, pergelangan tangan, lutut dan betis.
menghitung uang dengan mesin hitung
uang, memeriksa keaslian uang dan Pembahasan
menyetorkan uang kepada supervisor Analisa Risiko Ergonomi
karena memiliki kategori skor tinggi. Analisis risiko ergonomi dilakukan
Keluhan Muskuloskeletal disorders terhadap task Teller dalam melakukan 1
(MSDs) kali transaksi secara berurutan. Metode
Dari keseluruhan kuesioner yang yang digunakan dengan metode REBA.
disebarkan kepada Teller Bank yang Hasil analisa seperti yang dipaparkan pada
bekerja di PT. X, dan setelah dilakukan table 1, bahwa ada 4 task yang berisiko
pengisian terlihat distribusi keluhan tinggi, dan 4 task berisiko sedang. Dalam
muskuloskeletal disorders (MSDs) seperti analisa secara metode REBA terlihat
terlihat pada tabel berikut ini : bahwa kebanyakan dalam melakukan
pekerjaan nya Teller lebih banyak
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keluhan MSDs menggunakan otot kecilnya yaitu pada
pada Teller Bank PT. X anggota tubuh kelompok B, yaitu pada
lengan atas, lengan dan pergelangan
Keluhan MSDs n %
tangannya. Diperbesar dengan frekuensi
Ada keluhan 15 88,3
Tidak ada keluhan 2 11,7
task yang dilakukan sering lebih dari 4 kali
dalam 1 menit.
Berdasarkan table 3. Dari pengisian Terlihat pada metode REBA ini,
kuesioner Nordic Body Map terdapat bahwa task menyetorkan uang di akhir hari
88,3% atau sekitar 15 orang responden kepada supervisor merupakan task dengan
mememiliki keluhan musculoskeletal kategori risiko paling tinggi, hal ini jika
disorders. dianalisa dengan metode REBA timbul
dikarenakan pada saat dilakukannya task
Tabel 5. Distribusi Jumlah Keluhan ini memerlukan energy yang cukup besar
Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada karena dikombinasikan dengan
Teller Bank Berdasarkan Jenis Bagian Tubuh mengangkat beban yang mencapai 5kg
pada saat mengangkat uang ke ruang
Ya Tidak supervisor, dan didukung oleh postur yang
Jenis Keluhan
n % n %
terlihat janggal pada saat memasukkan
Leher 13 86,7 2 13,3
Bahu 13 86,7 2 13,3 uang ke dalam brankas uang, yaitu
Siku 4 26,7 11 73,3 melakukan postur jongkok dalam durasi
Perg. Tangan 6 40 9 60 yang cukup lama, tetapi task ini tidak
Lengan tangan 8 53,4 7 46,6 memiliki frekuensi yang cukup tinggi,
Punggung atas 8 53,3 7 46,7 hanya dilakukan sekitar 2-3 kali dalam 1
Punggung tengah 7 46,7 8 53,3
Punggung bawah 6 40 9 60 hari kerja.
Pinggang 9 60 6 40 Berbeda halnya dengan analisis
Paha 4 26,7 11 73,3 berdasarkan data keluhan MSDs Teller
Lutut 5 33,3 10 66,7 yang dirasakan oleh pekerja Teller yang
Betis 6 40 9 60 umumnya merasakan keluhan pada
Pergelangan kaki 7 46,7 8 53,3
Telapak kaki 7 46,7 8 53,3 anggota tubuh leher, bahu dan pinggang.
Jika dilihat dari keluhan yang dirasakan
Berdasarkan hasil kuesioner Nordic oleh pekerja Teller tentu terlihat bahwa
Body Map tentang keluhan MSDs yang task input data merupakan task yang paling
terlihat pada table 4. Di atas keluhan paling berbahaya dengan tingkat risiko ergonomi

66
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank

yang cukup tinggi pada anggota tubuh posisi Teller, hingga tidak adanya
bahu dan tangan. Terlihat dari postur document holder sebagai tempat dokumen
janggal yaitu bending saat mengetik di pada saat mengetik yang bisa membantu
komputer, postur leher yang tidak sesuai, mengurangi kelelahan mata pada saat
dan terutama pada posisi lengan yaitu siku mengetik menjadi faktor yang semakin
yang tidak berada pada sudut 90 derajat, menambah untuk timbulnya keluhan
dikarenakan tidak adanya arm support dan MSDs pada Teller terutama keluhan pada
rendahnya meja Teller sehingga membuat anggota leher, bahu dan pinggang.
lengan tidak berada pada kondisi yang Kaitan keluhan MSDs ini
ergonomi, posisi pergelangan tangan yang dikarenakan layout dan dimensi peralatan
terus menerus berdeviasi pada saat yang digunakan sejalan dengan penelitian
mengetik didukung dengan durasi yang yang menemukan pada pekerja kantoran
paling lama dan frekuensi yang paling umumnya akan timbul keluhan pada leher
tinggi pada analisis berdasarkan keluhan yang disebabkan duduk dalam durasi yang
MSDs seharusnya menjadi task yang lama. Hughes dalam penelitiannya
paling berbahaya, sehingga menjadi focus menyatakan bahwa pada pekerja yang
task yang harus segera dilakukan sering mengetik akan timbul keluhan
perbaikan untuk mengurangi bahaya yang MSDs pada upper extremity yang
bisa terjadi pada Teller. umumnya adalah leher dan bahu4.
Kemudian juga berdasarkan data Penelitian lain juga menemukan bahwa
keluhan MSDs terlihat bahwa anggota pada Teller akan cenderung mengalami
tubuh pinggang merupakan keluhan yang keluhan pada tubuh bagian atas, tubuh
cukup dirasakan sering oleh Teller, jika bagian bawah dan pinggang terkait dengan
dikaitkan terlihat bahwa task menghitung postur duduk dan berdiri yang dilakukan
uang dengan mesin hitung merupakan task dalam jangka waktu yang panjang.14
yang paling berbahaya untuk daerah Kontraksi otot terjadi pada saat tubuh
pinggang, hal ini dikarenakan task bergerak, kontraksi otot memerlukan
menghitung uang ini sering dilakukan suplai energy yang banyak yaitu
dalam postur duduk, dengan pinggang membutuhkan ATP (Adenosine
memutar (twisting) dan tangan dipaksakan Tripohosphate) dan kalsium. Ketika ATP
untuk menjangkau keluar ke arah belakang dikonsumsi oleh otot yang berkontraksi,
kanan/kiri untuk menjangkau mesin dia akan diganti dengan cara metabolisme
hitung. Didukung oleh durasi yang cukup anaerobic, yaitu metabolisme bahan bakar
lama, dan frekuensi yang sering tanpa adanya oksigen. Jika oksigen tidak
menyebabkan task ini menjadi task yang ada, penghancuran bahan bakar secara
cukup berbahaya dari sudut pandang penuh tidak mungkin terjadi, dan asam
ergonomi terhadap keluhan MSDs di laktat akan terbentuk. Akumulasi dari asam
pinggang. laktat mungkin bertanggung jawab
Data dari keluhan MSDs ini jika terhadap nyeri pada otot yang berhubungan
dikaitkan dengan data peralatan terlihat dengan kerja keras. Jika otot terus
keselarasan, bahwa ketinggian meja yang berkontraksi tidak ada kesempatan untuk
terlalu rendah, kursi yang tidak dapat relaksasi maka akan terjadi kelelahan pada
diatur ketinggiannya dan tidak memiliki otot.8
fasilitas kursi yang nyaman, penempatan Pada task yang dilakukan Teller
monitor di bawah meja yang tidak sesuai umumnya melibatkan otot-otot pada leher,
dengan standard kenyamanan, tray bahu dan pergelangan tangan, karena pada
keyboard yang terlalu sempit dengan task input data misalnya, Teller harus
ketinggian yang tidak sesuai, ruang gerak mencondongkan badannya dengan kepala
mouse yang terbatas, penempatan mesin menunduk atau melibatkan otot-otot pada
hitung yang kurang menjangkau bagi leher yaitu otot Sternocleidomastoideus,

67
Siti Rahmah Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

otot Trapezius yang bisa membuat kepala proses metabolisme otot dan membantu
berotasi dan memfleksikan dan meningkatkan kepadatan tulang. sehingga
menundukkan kepala. Otot Trapezius juga tingkat risiko keluhan MSDs dapat
bertanggung jawab untuk mengangkat dikurangi seiring dengan pemenuhan
bahu saat berkontraksi yang juga dibantu kebutuhan gizi dan nutrisi yang
otot Serratus anterior dalam seimbang.13
menggerakkan bahu. Tetapi terdapat juga
otot Pectoralis mayor, latissimus dorsi, Postur Janggal
Deltoid dan otot-otot di sendi bahu yang Pekerjaan Teller sarat dengan postur
berkontraksi untuk menggerakkan bahu. janggal yang tidak akan mungkin bisa
Pada Task yang melibatkan gerakan dihindari dalam keseharian mereka
lengan bawah terdapat otot Triceps bekerja. Seperti pada task menyambut
brachii, Biceps brachii, Brachialis dan nasabah terlihat pada saat penelitian bahwa
Brachioradialis yang mendukung berat terjadi postur janggal pada punggung yang
tubuh dan membantu memfleksikan lengan condong ke depan bersandar kepada tone
bawah pada saat bekerja dan berkegiatan. bank yang jarak jangkauan dari Teller agak
Pada task menginput data, atau task jauh, dan posisi bahu terangkat dan siku
menghitung uang secara manual banyak tertekuk. Hal ini dapat menyebabkan
mempergunakan otot-otot yang anggota tubuh badan terutama bagian
menggerakkan tangan dan jari-jari. belakang dan lengan menjadi lelah dan
Terdapat lebih dari 20 otot yang tidak nyaman.
menggerakkan tangan dan jari-jari pada Untuk task menghitung uang secara
saat bekerja yang terdiri dari otot Fleksor manual yang dilakukan pada posisi duduk
dan Ekstensor. Jika terjadi kekakuan pada maupun berdiri terlihat postur janggal pada
jari-jari tangan maka perlu dilakukan anggota tubuh kepala yang menunduk
latihan pasif dari tangan dan jari-jari. karena focus kepada uang yang digenggam
Teller pada saat bekerja juga di tangan kiri, dan lengan menggantung
melibatkan otot penggerak paha, tungkai untuk terus menghitung uang dan
dan kaki. Terutama dilakukan pada task pergelangan tangan berdeviasi
menyambut nasabah, task memeriksa dikombinasikan dengan frekuensi yang
keaslian uang yang mengharuskan Teller sangat sering dalam kerja jari menghitung
untuk berdiri. Otot yang bekerja pada task uang. Postur tersebut dapat menyebabkan
ini adalah otot gluteus, Iliopsoas, dan leher dan lengan menjadi lelah dan tidak
sekelompok otot Adductor. Otot ini nyaman.
termasuk ke dalam otot-otot yang terbesar Task menghitung uang dengan mesin
dan terkuat yang ada di dalam tubuh. Otot hitung yang juga dilakukan terkadang
ini tidak hanya berperan pada saat berdiri dengan posisi duduk maupun berdiri,
terutama otot Gluteus yang berperan pada postur janggal terjadi didukung oleh
saat duduk, meluruskan, dan penempatan mesin hitung yang terletak di
mengekstensikan paha pada panggul. Dan samping kanan belakang Teller. Sehingga
terdapat otot yang memfleksikan lutut Teller harus memutar (twisting) badannya
yang juga didukung oleh otot kelompok ke arah mesin hitung, dan tangan bergerak
quadriceps femoris, Sartorius yang ke arah luar mengarah ke mesin, dalam
berfungsi mengekstensikan dan waktu yang singkat berbalik lagi ke arah
meluruskan tungkai pada lutut. normal. Hal ini dilakukan dalam waktu
Kebutuhan gizi dan nutrisi yang yang singkat dan frekuensi sering. Faktor
cukup tentu sangat menentukan baik risiko repetisi berkombinasi dengan postur
buruknya kerja dari otot pada tubuh. janggal akan menyebabkan otot pada
Konsumsi vitamin seperti Vitamin C, punggung dan lengan bisa terjadi keluhan
Kalsium bisa sangat membantu dalam MSDs dan rasa tidak nyaman.

68
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank

Task memeriksa keaslian uang pinggir kiri meja kerja Teller. Posisi dari
dengan menggunakan lampu sinar UV passbook printer ini sedikit mengganggu,
(Ultra Violet) terjadi postur janggal badan karena sempitnya meja kerja ditambah
membungkuk (bending) dan twisting ke dengan peralatan passbook printer ini
arah samping kiri, hal ini terjadi karena membuat lengan harus bergerak kea rah
penempatan lampu sinar UV diletakkan di kiri luar dan siku tertekuk, sehingga perlu
sudut kiri meja kerja Teller dikarenakan di ubah penempatan mesin passbook
banyaknya peralatan yang terletak di atas printer ini untuk mengurangi risiko
meja sehingga Teller harus menjangkau ke ergonomic pada lengan kiri dan punggung
arah lampu sinar UV yang terlihat di luar yang harus twisting kearah kiri.
jangkauan normal Teller. Postur untuk Untuk task menyerahkan bukti
lengan juga dipaksakan untuk mencapai transaksi kepada nasabah postur janggal
kearah lampu dan postur janggal ini terjadi hampir sama dengan task menyambut
dalam waktu yang cukup lama kurang nasabah, hal ini dikarenakan pada task ini
lebih 1 menit tergantung dari banyaknya Teller harus berdiri mencondongkan tubuh
uang yang diperiksa diperiksa selembar ke tone bank mendekati nasabah karena
demi selembar. Hal ini bisa menimbulkan Teller bertugas untuk menjelaskan jenis
keluhan MSDs dan rasa tidak nyaman pada transaksi dan pembukuan yang sudah
otot punggung dan lengan yang dilakukan sampai nasabah cukup jelas
menggantung. dengan penjelasan Teller tersebut. Postur
Task input data terlihat postur janggal ini terlihat juga pada lengan yang
janggal punggung condong ke depan terangkat menopang tubuh di meja tone
disebabkan karena penempatan monitor bank, postur ini terjadi dalam waktu yang
yang terletak di bawah meja Teller jadi cukup lama sehingga memungkinkan
untuk melihat ke arah monitor Teller harus untuk timbulnya keluhan dan rasa tidak
mencondongkan badannya, dan pada task nyaman pada tubuh Teller.
ini punggung Teller tidak pernah bersandar Pada task menyetorkan uang di akhir
pada sandaran punggung kursi. Lengan hari kepada supervisor terjadi kombinasi
juga terlihat tidak sejajar membentuk sudut antara faktor risiko postur janggal dengan
900 karena letak tray keyboard yang terlalu beban yang diterima Teller, karena pada
rendah dengan postur tubuh Teller yang task ini kegiatan Teller mengangkat dan
tidak terlalu tinggi menyusahkan baginya membawa tumpukan uang yang akan
untuk mensejajarkan lengannya dengan disetor biasanya berat sekitar ±5 kg, dan
posisi keyboard dan mouse. Ketinggian jika banyak disesuaikan dengan
meja kerja Teller yang rendah juga kemampuan Teller untuk membawa
memberikan kontribusi pada tubuh untuk tumpukan uang yang akan disetor. Postur
melakukan postur janggal karena meja janggal terlihat pada tangan dan bahu yang
yang terlalu rendah menyebabkan gerak terangkat karena menopang uang yang
tubuh Teller tidak bisa bebas terutama kaki akan dibawanya, dan terlihat Teller
karena ketinggian meja sama dengan tinggi melakukan postur jongkok selama
paha Teller. Kondisi seperti ini bisa beberapa waktu, karena brankas uang
menyebabkan kelelahan dan supervisor terletak di bawah dan diruangan
ketidaknyamanan pada anggota tubuh leher supervisor yang terletak terpisah dengan
dan bahu, sehingga diperlukan untuk ruangan Teller. Kepala harus menunduk
melakukan perubahan pada tinggi meja karena harus konsentrasi dengan jumlah
kerja Teller. uang yang disetor ketelitian menjadi yang
Pada task cetak transaksi terlihat utama. Hal ini bisa menyebabkan
postur janggal terutama pada lengan kiri kelelahan pada otot punggung dan bahu
karena harus menempatkan slip transaksi karena harus berjongkok dan membawa
ke dalam passbook printer yang terletak di beban tumpukan uang.

69
Siti Rahmah Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kondisi peralatan kerja seperti yang perlu disisipkannya waktu untuk


dipaparkan pada bagian di atas terlihat beristirahat kecil setidaknya untuk
secara tidak langsung menyebabkan Teller melakukan stretching, karena jika faktor
harus melakukan postur janggal diluar dari durasi berkombinasi dengan faktor repetisi,
prosedur kerja yang juga mengharuskan maka durasi akan menjadi faktor risiko
mereka berpostur janggal. Sehingga perlu juga terhadap terjadinya gejala MSDs
dilakukan perubahan yang menyeluruh karena repetisi yang dilakukan lebih dari 4
pada peralatan kerja Teller seperti kali dalam 1 menit selama lebih dari 2 jam
perubahan meja kerja Teller, kursi kerja yang dapat menyebabkan kelelahan pada
dan layout dari area kerja Teller untuk otot.
mengurangi risiko ergonomi kerja pada
pekerjaan Teller. Beban
Dalam bekerja, Teller kebanyakan
Repetisi bertugas input data, menghitung uang,
Pekerjaan Teller dalam memeriksa kelengkapan transaksi dan
kesehariannya selalu melakukan postur mencetak transaksi. Tidak terlalu
kerja yang janggal secara berulang melibatkan beban yang berlebihan (>5kg).
sepanjang waktu. Gerakan berulang terjadi Hanya pada task Menyetorkan uang di
lebih dari 4 kali dalam 1 menit sepanjang akhir hari kepada supervisor yang
waktu kerja. Hal ini tentu sangat berisiko melibatkan factor beban, karena pada task
terhadap terjadinya gejala MSDs pada ini Teller bertugas untuk mengangkat
Teller yang sarat dengan penggunaan sejumlah uang yang jumlahnya sangat
komputer dalam bekerjanya. banyak yang terkadang bisa mencapai 5kg
Gerakan berulang ini tidak dapat berat tumpukan uang yang harus di angkat
dihindari dikarenakan tuntutan pekerjaan Teller. Tetapi di luar itu bisa diambil
mengharuskan mereka untuk melakukan kesimpulan bahwa factor beban tidak
gerakan repetisi, namun dapat menyebabkan risiko yang terlalu berarti
diminimalisasi faktor risiko nya dengan untuk terjadinya gejala MSDs pada Teller
melakukan perbaikan pada layout area bank di PT. X.
kerja dan peralatan kerja. Kesimpulan Terlihat bahwa, ada
ketidak selarasan antara hasil dari analisa
Durasi risiko ergonomic metode REBA dengan
Pekerjaan berlangsung dimulai dari data keluhan MSDs pada Teller. Hal ini
pukul 08.00 hingga 15.00 transaksi untuk terjadi karena hasil REBA tidak bisa
melayani nasabah ditutup, akan tetapi dibaca begitu saja, dan langsung diambil
pekerjaan terus berlangsung normalnya kesimpulan begitu saja, karena
sampai pukul 17.00 untuk menyelesaikan memungkinkan untuk terjadinya kesalahan
daftar mutasi harian. Jikalau ada pekerjaan misleading dalam menentukan
internal Customer Service juga akan rekomendasi utama yang akan diambil
dibantu oleh para Teller yang biasanya bisa untuk mengatasi masalah ergonomic di
sampai pukul 20.00 malam. Durasi tempat kerja. Sehingga data keluhan MSDs
istirahat biasanya 1 jam perhari dimulai yang dirasakan para Teller menjadi
pukul 12.00 – 13.00 untuk Teller pertama, verifikasi untuk hasil REBA yang
dan dilanjutkan istirahat pukul 13.00 – didapatkan, yang akan membuat
14.00 untuk Teller berikutnya. rekomendasi yang disarankan menjadi
Untuk istirahat kecil diluar waktu lebih tepat.
istirahat sebenarnya tidak pernah atau Kesimpulan lain terlihat bahwa
jarang dilakukan oleh Teller, dikarenakan layout peralatan, dan dimensi peralatan
terbatasnya waktu dan padatnya transaksi yang digunakan oleh Teller dalam bekerja
yang harus mereka kerjakan. Untuk itu tidak sesuai dengan prinsip ergonomi.

70
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank

Faktor Individu makanan yang diperlukan oleh tenaga


Umur kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai
Keluhan MSDs mulai dirasakan pada dengan jenis pekerjaan dan lingkungan
usia kerja 25-65 tahun, dengan keluhan kerja.15
pertama biasanya dirasakan pada umur 35 Untuk mempertahankan hidup dan
tahun. Terdapat hasil penelitian yang dapat melakukan pekerjaan setiap orang
menunjukkan bahwa kekuatan otot membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut
maksimal terjadi pada saat umur antara 20- diperoleh dari pembakan zat-zat makanan
29 tahun .14 yang dikonsumsi dengan oksigen. Masalah
Rhiimaki dalam penelitiannya yang mungkin timbul jika tidakseimbang
menemukan bahwa ada hubungan yang antara makanan yang dikonsumsi dengan
signifikan antara keluahan MSDs dengan tenaga yang dikeluarkan sangat beragam.
umur pada operator mesin dan tukang Jika makanan yang dimakan berlebih
kayu. Sebuah penjelasan bahwa hubungan dibanding tenaga yang dikeluarkan maka
antara peningkatan risiko MSDs dengan tubuh akan menjadi gemuk. Seperti kita
umur mungkin saja bisa menjadi bias, jika ketahui walaupun pengaruhnya kecil berat
pekerja yang mempunyai masalah badan merupakan faktor yang dapat
kesehatan keluar dari pekerjaan lamanya menyebabkan terjadinya keluhan otot
atau berpindah kerja pada pekerjaan yang skeletal. Wanita yang gemuk mempunyai
sedikit risiko ergonominya. risiko dua kali lipat dibandingkan wanita
kurus. Dengan pola makan teratur 3kali
Jenis Kelamin sehari dengan keseimbangan antara
Jenis kelamin merupakan factor yang makanan yang dikonsumsi dengan tenaga
berhubungan dengan timbulnya keluhan yang dikeluarkan maka risiko terkena
MSDs (7). Sejumlah penelitian yang gejala MSDs menjadi lebih kecil.
melibatkan pekerja VDT mendapatkan
hasil bahwa wanita berisiko lebih tinggi Olah Raga
untuk terkena gejala pada tubuh bagian Kebiasaan olah raga teratur erat
atas jika dibandingkan dengan laki-laki. kaitannya dihubungkan dengan kesegaran
Secara fisiologis, kemampuan otot laki- jasmani. NIOSH8 menjelaskan bahwa
laki lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kapasitas aerobic
perempuan. Hubungan antara kekuatan yang tinggi maka akan memiliki
fisik dengan timbulnya keluhan otot masih kesesuaian dengan jenis pekerjaan yang
menjadi perdebatan. Namun secara membutuhkan tingkat oksigen tinggi, tapi
fisiologi orang yang memiliki kekuatan kesesuaian itu tidak dibutuhkan pada
fisik lebih rendah bila melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketahanan
pekerjaan yang memerlukan pengerahan dinamis dan statis yang tinggi.
tenaga akan lebih rentan terhadap risiko Kegiatan olahraga membutuhkan
cidera otot. Penelitian Eltayeb beban, gerakan repetisi dengan postur
menunjukkan bahwa prevalensi rate janggal sehingga perlu dilakukan studi
perempuan pekerja komputer untuk lebih lanjut lagi terhadap kaitannya dengan
terkena gejala MSDs 2 kali lebih tinggi gejala MSDs, karena studi NIOSH seperti
dibandingkan laki-laki pekerja komputer. pada kombinasi paparan yang tinggi
terhadap factor risiko beban angkat pada
Kebiasaan kegiatan olahraga terkait erat dengan
Pola Makan kejadian MSDs pada tendinitis bahu.8
Manusia memerlukan zat gizi yang
bersumber dari makanan. Secara khusus Konsumsi Vitamin dan Susu
gizi yang dibutuhkan oleh pekerja adalah Pemenuhan nutrisi dan gizi termasuk
zat makanan yang bersumber dari bahan kebiasaan mengkonsumsi vitamin seperti

71
Siti Rahmah Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

vitamin C, dan kebiasaan minum susu hal itu terjadi karena pada saat melakukan
untuk pemenuhan kebutuhan akan kegiatan pekerjaan berdasarkan analisis
Kalsium. Kedua nutrisi itu penting dalam ergonomi menggunakan metode REBA
hubungannya dengan pembentukan kebanyakan nilai terbesar risiko pada
kepadatan tulang. Seperti pada satu tubuh bagian atas seperti pada lengan atas,
penelitian yang menyimpulkan bahwa tangan dan pergelangan tangan yang
terdapat hubungan antara asupan kalsium berarti keluhan MSDs terkena pada otot
dan massa tulang pada wanita pre- kecil yang ada pada anggota tubuh bagian
menopause. atas area lengan dan pergelangan tangan.
Kalsium dibutuhkan untuk Hal itu jika dikaitkan dengan pekerjaan
pertumbuhan normal dan perkembangan Teller yang merupakan pekerjaan dengan
kerangka tubuh, juga penting untuk proses karakteristik repetitive pada pekerjaannya
metabolis dan memberikan kekuatan dan kebanyakan dilakukan pada posisi
mekanis pada tulang dan gigi. Kalsium duduk. Sejalan dengan penelitian yang
bersama-sama dengan ATP berperan dilakukan oleh Roeloefs pada Teller bank
penting dalam kontraksi dan relaksasi otot. yang bekerja dominan dengan posisi duduk
Dalam kontraksi, jika ATP sudah terpakai akan cenderung mengalami masalah MSDs
saat berkontraksi, maka secara anaerob jika pada bagian tubuh atas.14
oksigen tidak ada maka akan terbentuk Seperti pada task menghitung uang
asam laktat, yang bisa menyebabkan nyeri secara manual, menghitung uang dengan
pada otot, karena tidak terjadi relaksasi mesin hitung, memeriksa keaslian uang
otot. dan menyetorkan uang kepada supervisor
Vitamin C berfungsi untuk stabilitas setelah dianalisa dengan menggunakan
kolagen pada proses pembentukan tulang. metode REBA dikategorikan sebagai task
Defisiensi vitamin C dihubungkan dengan yang memiliki risiko ergonomic tinggi.
terganggunya hubungan antar jaringan Kebanyakan skor tertinggi pada anggota
tubuh. Pada wanita pasca menopause tubuh kelompok B yaitu bahu, lengan dan
dengan sejarah merokok dan penggunaan pergelangan tangan yang semakin
estrogen, peningkatan 1 standard deviasi ditambah skornya disebabkan durasi dari
kadar serum asam askorbat dapat beban statis pada satu anggota tubuh dan
dihubungkan dengan penurunan prevalensi repetisi yang cukup tinggi, dikarenakan
patah tulang sebesar 45%. Banyak dijual di pada saat menghitung uang dengan jari
pasaran vitamin C yang dikemas dengan manual biasanya jari bergerak dalam
kandungan Kalsium didalamnya. Sehingga hitung detik, sehingga memungkinkan
diharapkan dengan konsumsi Vitamin C untuk repetisi lebih dari 4x dalam 1 menit.
yang mengandung Kalsium, ataupun Memang dari segi beban pekerjaan
konsumsi susu akan menurunkan faktor Teller tidak menerima beban berat, tetapi
risiko keluhan MSDs pada para pekerja. repetitive berkontribusi dalam
menimbulkan keluhan MSDs. Faktor
Keluhan Musculokeletal Disorders peralatan dan layout area kerja juga
(MSDs) memberikan kontribusi yang cukup
Keluhan MSDs pada kuesioner penting dalam menimbulkan keluhan
Nordic Body Map yang diisi oleh pekerja MSDs, seperti pada penempatan monitor
Teller PT. X banyak dikeluhkan pada yang tidak sesuai dengan standar
daerah bahu, leher dan pinggang. penempatan, yaitu harus sejajar dengan
Umumnya hanya merasakan pegal-pegal pandangan mata, dan leher tidak boleh
yang dirasakan pada saat melakukan menunduk. Tetapi dalam keseharian
pekerjaan ataupun setelah selesai bekerja, mereka bekerja hal itu sangat sering
jika dihubungkan kemungkinan itu dilakukan, karena pekerjaan utama seorang
merupakan efek akut dari keluhan MSDs, Teller adalah menginput data transaksi ke

72
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Keluhan MSDs pada Teller Bank

dalam sistem komputer. Penempatan =1379373051&SrchMode=1&sid=17&Fmt=2&


peralatan mesin hitung uang juga terlihat VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VNa
me=PQD&TS=1274936024&clientId=45625
tidak ergonomis menyebabkan tubuh 4. Hwa Yun, Myung. Results of a survey on the
Teller harus memutar (twisting) sehingga awareness and severity assessment of upper-
semakin menambah tingginya nilai risiko limb work-related musculoskeletal disorders
ergonomi setelah dihitung dengan among female bank Tellers in Korea.
menggunakan metode REBA. Department of Industrial Medicine, Wonjin
Institute for Occupational and Environmental
Health. South Korea; 2001.
Kesimpulan 5. Manuaba A. Shift Work at Hotels in Bali.
Berdasarkan temuan penelitian Program Studi Ergonomi-fisiologi Kerja
terdapat keselaran antara hasil analisa Universitas Udayana. Denpasar, Bunga Rampai
risiko MSDs dengan menggunakan metode Ergonomi. Vol. 2, 1998.
6. McAtamney, Lynn & Sue Hignett. Rapid Entire
REBA dan hasil kuesioner Nordic Body Body Assessment. In Neville Stanton et al. (Ed).
Map. Bahwa keluhan MSDs muncul pada Handbook of Human Faktors and Ergonomics
anggota tubuh : leher, bahu dan pinggang Methods. USA: CRC Press. 2005
yang merupakan implikasi dari postur 7. H. Miller. Musculoskeletal Disorders in the U.S.
janggal, frekuensi, durasi dan beban yang Office Workforce. 2001.
http://www.pacificofficefurnishings.com/pdf/21
didapatkan oleh pekerja Teller bank dalam _Musculoskeletal.pdf
melakukan pekerjaannya. 8. NIOSH. Element of Ergonomic Program, A
Karakteristik individu yang berupa Prime Based on Workplace Evaluation of
variasi umur, lama kerja, kebiasaan makan Musculoskeletal Disorders. 1998.
teratur, berolah raga teratur dan konsumsi www.oshainfo.gatech.edu/
9. Oborne, David J,.. Ergonomics at Work: Human
susu dan vitamin secara teratur merupakan Faktor in Design and Development. England:
faktor pengganggu yang dapat John Wiley & Sons Ltd. OSHA. 2000.
meningkatkan risiko Teller terhadap Ergonomics: The Study of Work. US.
keluhan MSDs. Department of Labor. 1995.
10. Occupational Health Clinics for Ontarion
Workers Inc.,. Office Ergonomics Handbook,
Saran 5th edition. Ontario.2008.
Disarankan untuk melakukan 11. Barbara A Plog., MPH, CIH, CSP..
perubahan layout peralatan kerja seperti Fundamentals of Industrial Hygiene. National
monitor, alat hitung sesuai dengan Safety Council, Illinois. 1998.
prisinsip ergonomi. Menambahkan alat 12. Stepehen Pheasant. Bodyspace, Antropometry,
Ergonomics, and the design of work, Taylor and
bantu seperti footrest dan document holder. Francis, London, Second Edition, 1998
Selain itu perlu dilakukan promosi 13. Mustafa Pulat. Fundamentals of Industrial
kesehatan dalam bentuk Ergonomics (2nd ed.). USA: Waveland Press,
merekomendasikan stretching pada saat Inc. Silverstein, B. & Bradley E. 2006.
bekerja setidaknya dilakukan setiap 2 jam Musculoskeletal Disorders. In Barry S. Levy et
al (ed.). Occupational and Environmental
sekali. Health: recognizing and Preventing Disease and
Injury (5th Edition.). Philadelphia: Lippincott
Daftar Pustaka Willian & Wilkins. 1997.
1. Anies. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT. Elex 14. Andres Roelefs. The Experience of
Media Komputindo; 2005. Musculoskeletal Discomfort Amongst Bank
2. Bridger RS. Introduction to Ergonomics. Tellers Who Just Sit, Just Stand or Sit and Stand
McGraw-Hill, Singapore; 2003 At Work. Australia. 2009 (di unduh : 10
3. Hagberg M. Incidence of self-reported reduced Desember 2010)
productivity owing to musculoskeletal http://www.advantagebranch.com/PDFs/TheCh
symptoms: association with workplace and air.pdf
individual factors among computer users. 15. Bakri Tarwaka. Solichul HA. Ergonomi Untuk
Ergonomics. London: Nov 2007. Vol. 50, Edisi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
11; pg. 1820. Produktivitas. Jakarta; UNIBA Press; 2004.
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=10&did

73

Anda mungkin juga menyukai