Pemadaman Kebakaran
Pemadaman Kebakaran
PENDAHULUAN
merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa
kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu
dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah
kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat
ter)bakar; suhu penyalaan/titik nyala dan zat pembakar (O2 atau udara). Untuk
mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan mencegah bertemunyan salah satu dari
Dari apa yang sudah di jelaskan di atas, ada beberapa point dalam
Kebakaran dapat terjadi karena banyak hal, bisa karena kelalaian manusia,
bencana alam, karena penyalaan sendiri, ataupun kebakaran yang disengaja untuk
tujuan tertentu. Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan
peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin
terbakar di tempat yang bersangkutan. Peralatan pemadaman ini memiliki
beberapa bagian seperti :
Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat Pemadam Kebakaran Besar
1
I.2 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Kebakaran
2.2.1 Latar Belakang
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya
kebakaran adalah karena : adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat,
kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan
selalu membawa kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan
oleh setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab
kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin melalui
perencanaan yang baik. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu :
mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan
melakukan upaya pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat
bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat ter)bakar; suhu penyalaan/titik nyala dan
zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah
dengan mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur lainnya.
2.2.2 Pengertian Kebakaran
Definisi kebakaran menurut Depnaker yaitu suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai
dengan timbulnya api atau penyalaan. Definisi kebakaran menurut pengertian
asuransi secara umum yaitu sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya
tidak terbakar dan dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara
tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian. Definisi
umumnya adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki,
4
sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur
penyebab kebakaran. Unsur-unsur penyebab kebakaran ituadalah:
1. Bahan Padat : seperti kayu, kain, kertas, plastik dan lain
sebagainya dan jika terbakar umumnya akan
meninggalkan abu / bara.
2. Bahan Cair : seperti cat, alkohol dan berbagai jenis minyak.
3. Bahan Gas : seperti propane, Butane, LNG dan lain sebagainya
5
2.2.4 Pengendalian Titik nyala
Sumber titik nyala yang paling banyak adalah api terbuka seperti nyala api
kompor, pemanas, lampu minyak, api rokok, api pembakaran sampah dsb. Api
terbuka tersebut bila memang diperlukan harus dijauhkan dari bahan yang mudah
terbakar. Sumber penyalaan yang lain : benda membara, bunga api, petir, reaksi
eksoterm, timbulnya bara api juga terjadi karena gesekan benda dalam waktu
relatif lama, atau terjadi hubung singkat rangkaian listrik.
6
HATI-HATI MENARUH LILIN DAN OBAT NYAMUK (BERI ALAS YANG TIDAK MUDAH TERBAKAR)
7
2.2.7 Peralatan Pemadaman Kebakaran
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan
pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar
di tempat yang bersangkutan.
8
a. PETUNJUK PEMILIHAN APAR
b. Karakteristik APAR :
1) APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis kebakaran,
oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi jenis
bahan terbakar.
2) APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi
ideal dioperasikan pada suhu kamar
3) Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus
menerus 8 detik.
4) Bila telah dipakai harus diisi ulang
5) Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.
9
2.2.8 Pedoman Singkat antisipasi dan tindakan pemadaman kebakaran
10
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari apa yang sudah kami pelajari pada perkuliahan umun tentang
kebakaran oleh bapak dari dinas PEMADAM KEBAKARAN KOTA PADANG
yakni :
1. Melakukan pengendalian kebakaran dengan melakukan penyortiran dalam
meletakkan bahan/barang yang mudah atau berpotensi terbakar dengan
menjauhkannya dari sumber panas (Api) .
2. Melakukan pengendalian titik nyala dengan langkah sebagai berikut :
a. JANGAN MENGISI MINYAK PADA WAKTU KOMPOR MENYALA
f. HATI HATI MENARUH LILIN DAN OBAT NYAMUK (BERI ALAS YANG TIDAK MUDAH
TERBAKAR)
3. Kebakaran tidak hanya karena kelalaian manusia tetapi juga dapat terjadi
karena bencana alam,kebakaran karena penyalaan sendiri dan karena
disengaja.
4. Penggunaan alat pemadaman kebakaran tergantung jenis kebakaran yang
terjadi sederhana, ringan, atau besar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung
Agung, Jakarta,
12
LAMPIRAN
13
Gambar Pemadaman Kebakaran Sederhana
Gambar APAR
14