SKRIPSI
Oleh
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bapa
pembimbing dan penopang segala langkahku,
sahabat-sahabat terhebatku
dalam mereka, kutemui kasih-Nya nyata dalam hidupku.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“You can make many plans, but the Lord’s purpose will prevail”
Proverbs, 19:21
“Lalu bagaimana kalo ternyata apa yang kita cari selama ini sebagai
ketidaklengkapan sebenarnya hanya rectoverso belaka? Yang artinya
kita tidak perlu kemana-mana. Yang artinya lagi untuk merasa utuh
kita hanya perlu mengubah perspektif kita. Ketika kita berhasil
mengambil jarak dari benih-benih pemecah belah dalam pikiran kita,
maka rectoverso akan tampil. Yang artinya lagi (dan lagi), apa yang
Anda ingin cari tidak berada di luar sana sebaliknya sangat dekat tak
berjarak.”
Dewi Lestari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 12 Februari 2015
Yang menyatakan,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas karunia-Nya yang
senantiasa ada sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Tipe-
Tipe Kesalahan Berbahasa dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu,
membimbing, dan mengarahkanpenulis. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga
triangulator II dalam uji keabsahan data dalam penelitian ini, yang selalu
memberi masukan-masukan, memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dengan sabar.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang
dengan sabar telah membimbing, menuntun, memberi banyak petunjuk,
dan memberi motivasi pada penulis.
4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang
dengan bijaksana membimbing, mendukung, dan memberi masukan
kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi.
5. Dr. Y. Karmin, M.Pd. selaku triangulator I yang selalu sabar mengikuti
perkembangan peneliti dalam menganalisis data-data kebahasaan.
6. Seluruh dosen PBSI yang sudah membimbing dan memberi banyak
‘bekal’ kepada penulis selama belajar di Prodi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO .......................................................................................................... v
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
BIODATA .........................................................................................................187
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1.1 Triangulasi Data Tipe Kesalahan Ejaan dan Kalimat ........................ 90
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.7 Kesalahan Ejaan Tipe Pemakaian Tanda Baca .......................... 175
Gambar 1.8 Kesalahan Ejaan Tipe Pemakaian Tanda Baca .......................... 176
Gambar 1.9 Kesalahan Ejaan Tipe Pemakaian Tanda Baca .......................... 177
Gambar 1.10 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kesepadaan Struktur .. 178
Gambar 1.11 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kesepadanan Stuktur . 179
Gambar 1.12 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kesepadanan Struktur .. 180
Gambar 1.13 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kehematan Kata ........ 181
Gambar 1.14 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kehematan Kata ........ 182
Gambar 1.15 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kehematan Kata ........ 183
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1.18 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kepaduan Makna ....... 186
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.
Tak hanya untuk berkomunikasi, bahasa juga merupakan sebuah alat pikir dan alat
mengerti), tetapi berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku
kehidupan sehari-hari.
dan bahasa negara. Berdasarkan fungsi tersebut, tidak mengherankan jika bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam berbagai keperluan itu
menjadi tidak seragam atau berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Dengan kata lain, bahasa Indonesia dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya
ragam bahasa.
pemakaiannya, ragam bahasa dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis. Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dituturkan oleh seorang
penutur, sedangkan ragam bahasa tulis adalah bahasa yang hanya digunakan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dalam konteks tertulis. Dilihat dari segi suasananya, ragam bahasa Indonesia
dibedakan menjadi ragam resmi atau ragam formal dan ragam tidak resmi atau
ragam tidak formal. Ragam bahasa resmi (lisan maupun tulisan) digunakan pada
saat situasi resmi atau formal dan ditandai dengan adanya pemakaian unsur-unsur
kebahasaan yang memiliki tingkat kebakuan yang tinggi, sedangkan ragam tidak
resmi atau tidak formal (lisan maupun tulisan) digunakan saat situasi tidak resmi.
pemakaiannya, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam baku dan ragam tidak
baku. Ragam baku ialah ragam bahasa yang pemakaiannya sesuai dengan kaidah
yang berlaku, sedangkan ragam bahasa tidak baku ialah ragam bahasa yang
pemakaiannya menyimpang dari kaidah yang berlaku. Lebih lanjut, jika ditinjau
Pada sebuah karya tulis, apalagi karya yang sudah diterbitkan, seperti
buku pelajaran, tentu saja bahasa yang dipakai adalah bahasa tulis baku, yang
tulis yang belum memenuhi standar kebakuan bahasa. Kesalahan masih kerap
muncul pada buku-buku terbitan, seperti kesalahan pada ejaan dan kalimat. Masih
banyak karya tulis dan buku terbitan memakai kalimat-kalimat yang mubazir
hingga ada yang menimbulkan salah tafsir dan sebagainya. Hal semacam itu
menyangkut soal keefektifan kalimat dalam buku. Kalimat yang efektif mampu
membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
1990). Pada sebuah karya tulis, kalimat yang baik justru bisa dengan mudah
Buku terbitan yang akan diteliti adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Peneliti memilih buku ini
karena buku ini merupakan buku pendukung atau penunjang pelajaran bahasa
Indonesia yang disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi
Buku ini disusun dengan berbasis teks dengan memuat enam bab dan berjumlah
Terdapat dua jenis kesalahan yang dimaksud dalam hal ini, yakni
berbahasa pada buku teks pelajaran ini akan dikaji mengacu pada kedua hal
tersebut.
ejaan dan sintaksis dengan penjabaran tipe-tipe kesalahan berbahasa yang terdapat
pada buku itu. Tataran kesalahan ejaan yang diteliti meliputi kesalahan pemakaian
huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca, sedangkan kesalahan tataran sintaksis yang
akan diteliti terbatas pada kesalahan kalimat, yakni ciri-ciri kalimat efektif yang
kesalahan, khususnya kesalahan ejaan dan kalimat, pada buku terbitan pemerintah
kebahasaan, penelitian ini juga disertai dengan analisis sebab terjadinya kesalahan
berbahasa. Buku yang digunakan sebagai objek penelitian juga ialah buku
B. Rumusan Masalah
Kurikulum 2013?
Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
calon guru, khususnya calon guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa masih
banyak kesalahan ejaan dan sintaksisdalam buku teks pelajaran bahasa Indonesia
saat ini. Mahasiswa diharapkan lebih jeli melihat kasus-kasus kebahasaan dalam
buku paket sehingga bisa mengantisipasi kesalahan berbahasa pada calon anak
didiknya kelak. Penelitian ini juga diharapkan memberi informasi bagi guru-guru
bahasa dan sastra Indonesia bahwa dalam buku pedoman masih terdapat beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
ketika mengajar dan memberi pembetulan pada bagian-bagian yang salah yang
penggunaan kesalahan yang sama dalam KBM agar siswa didik dapat
Manfaat lain dari penelitian iniialah bagi peneliti lain yang sedang
yang telah dikumpulkan oleh peneliti sehingga dapat menjadi sumber informasi
E. Batasan Istilah
batasan istilah yang dirasa penting untuk penelitian. Istilah-istilah yang perlu
1. Kesalahan Berbahasa
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa
2. Kekeliruan
performansi. Istilah ini juga dikenalkan oleh Chomsky (1965). Kekeliruan ini
3. Efektif
Efektif adalah berhasil guna. Jika dilihat dari makna kata-katanya, dapat
dikatakan bahwa makna kalimat efektif ialah kalimat yang berhasil guna (Rahardi,
2010).
4. Tipe Kesalahan
tipe bahasa diartikan sebagai jenis bahasa yang oleh klasifikasi tipologis dianggap
(KBBI, 2008:1471).
5. Sebab-Sebab Kesalahan
Jones, Barbara Thornton, dan Rod Wheeler (1979) di dalam buku mereka yang
berjudul A Training Course for TEFL. Mereka menyebut tiga sebab kesalahan
dalam berbahasa, yakni (1) interferensi bahasa ibu, (2) overgeneralisasi, dan (3)
pemakaian bahasa terhadap bahasa yang dipakainya, (3) pengajaran bahasa yang
kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini dijelaskan Setyawati (2010) dalam
buku teks pelajaran tersebut membantu siswa dan guru dalam memahami
pelajaran yang akan disampaikan. Buku teks pelajaran sendiri, menurut Sitepu
(2012:8) adalah buku acuan wajib yang dipakai di sekolah memuat materi
dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan
mutu pengajaran bahasa Indonesia yang harus ditopang dengan buku-buku teks
F. Sistematika Penyajian
Proposal penelitian ini terdiri dari tiga bab. Bab I berisi pendahuluan
pustaka. Kajian pustaka ini meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab III
subjek dan objek penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berimbuhan me-.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pada tahun 2010. Penelitiannya itu berjudul Analisis Struktur Kalimat pada Latar
Berbahasa dalam Karangan yang Ditulis oleh Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Simanjuntak pada tahun 2011. Dalam penelitian itu diperoleh 18 jenis kesalahan
ejaan, 7 jenis kesalahan pilihan kata, dan 2 jenis kesalahan bentuk kalimat.
Dasar Kelas VI itu Benedigta menemukan 63 kesalahan ejaan yang terdiri atas
penulisan unsur serapan, dan 31 kesalahan pemakaian tanda baca. Selain itu,
Bahasa Indonesia untuk kelas VI yang disusun oleh Sukini & Iskandar tersebut,
yakni berupa 25 kesalahan kekurangan unsur kalimat, 7 kalimat yang tidak logis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kesalahan berbahasa dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif
untuk meneliti buku pelajaran yang menjadi pegangan bagi siswa di tingkat
sekolah menengah atas. Penelitian tentang buku teks pelajaran yang terakhir
adalah penelitian buku teks pelajaran untuk siswa sekolah dasar kelas 6. Buku
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Peneliti mengambil buku
ini sebagai bahan karena buku ini merupakan buku teks penunjang kurikulum
Kebudayaan.
B. Kajian Teori
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1. Kesalahan Berbahasa
sebagai berikut.
ditentukan.
karena satu dan hal lain. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke
seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada
berbahasa ialah suatu komposisi yang menyimpang dari aturan baku. Penggunaan
Indonesia yang baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
aturan tata bahasa Indonesia juga bukan bahasa yang benar. Pada bahasan
bunyi yang seharusnya luluh tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang seharusnya
dan menge-, penggunaan afiks yang tidak tepat, penentuan bentuk dasar yang
tidak tepat, penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata, dan
kesalahan karena pasangan yang terancukan, dan kesalahan karena pilihan kata
pemenggalan kata, penulisan lambang bilangan, unsur serapan, dan tanda baca.
linguistik mencakup fonologi, sintaksis dan morfologi, semantik dan leksikon, dan
dan sintaksis saja. Pada kesalahan tataran ejaan yang akan diteliti, peneliti
3. Ejaan
Indonesia sendiri. Adapun sejarah ejaan bahasa Indonesia secara singkat dapat
kita lihat pada buku Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Berikut ulasannya.
Pada tahun 1901, terjadi pembakuan ejaan pertama kali oleh Charles van
Ophuysen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim yang menghasilkan ejaan yang dikenal dengan Ejaan van
lebih sederhana. Ejaan baru itu dikenal masyarakat dengan sebutan Ejaan
Republik. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuysen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang menyusun peraturan
ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Akhirnya pada tahun 1959
beberapa kali berganti nama dan pada akhirnya saat ini menjadi Pusat Pembinaan
secara menyeluruh. Setelah melalui proses yang cukup lama akhirnya pada tahun
ejaan baru dengan nama Ejaan yang Disempurnakan. Departemen Pendidikan dan
lima hal dalam ejaan yang menjadi pedoman peneliti menentukan jenis kesalahan
ejaan yang akan diteliti dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
a. Pemakaian Huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan-huruf konsonan, dan
pemenggalan kata. Dari enam persoalan penggunaan pemakaian huruf ini yang
sering ditemui adalah persoalan pemenggalan kata yang tidak sesuai. Seperti yang
Kalimat (1) dan (2), dan (3) mempunyai permasalahan yang sama, yakni
pemenggalan kata. Pada pemenggalan kalimat (1) itu kurang tepat karena
kalimat (2) juga kurang tepat karena pemenggalan dilakukan pada imbuhan kata
1) Huruf Kapital
sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan, nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang. Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang diiukuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, huruf pertama unsur-unsur nama
orang, huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, huruf pertama nama
tahun, bulan hari raya dan peristiwa sejarah, huruf pertama nama geografi, huruf
serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan, huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan serta dokumen resmi, huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak
pada posisi awal, huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan,
Kesalahan pada kalimat (4) yakni menggunakan huruf kapital di tengah kalimat.
Adanya tanda hubung titik dua (:) adalah penanda bahwa kalimat itu belum
selesai. Maka, penggunaan huruf kapital pada kata nama dan alamat adalah
kurang tepat. Pembenaran penggunaan huruf kapital pada contoh (4) ialah sebagai
berikut.
Pada kalimat (5) terjadi kesalahan penggunaan huruf kapital penggunaan nama
geografi. Huruf kapital memang dipakai sebagai huruf pertama nama geografi,
tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
Kalimat (6) melanggar ketentuan dalam buku PUEYD soal penggunaan huruf
kapital yang dipakai pada unsur negara. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan
Kesalahan kalimat (7) hampir mirip dengan kalimat (5), yakni menggunakan
huruf kapital pada istilah geografi tetapi dalam hal ini ialah istilah geografi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
digunakan sebagai nama jenis. Gula jawa pada kalimat (7) menerangkan jenis
2) Huruf Miring
berikut.
(a) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
(b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
(c) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
c. Penulisan Kata
Indonesia yang Disempurnakan terbagi dalam sepuluh klasifikasi, yakni (a) kata
dasar, (b) kata turunan, (c) bentuk ulang, (d) gabungan kata, (e) kata ganti ku, kau,
mu, dan nya, (f) kata depan di, ke, dan dari, (g) kata si dan sang, (h) partikel, (i)
Kesalahan penggunaan kata pada kalimat (8) terletak pada penggunaan kata
Disempurnakan pada bagian penulisan kata dijelaskan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penulisan kata, salah satunya adalah penulisan kata turunan
seperti garis bawahi. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
pembenarannya.
Berbeda jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata itu mendapat awalan dan
Kesalahan kalimat (9) terletak pada penulisan di kelola. Di kelola berasal dari kata
dasar kelola yang mendapat imbuhan di-, sehingga kata dasar yang mendapat
Ketentuan lain tentang penggunaan kata turunan ialah jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis
serangkai, misalnya dalam kalimat (10) pada kata ekstra kurikuler. Penulisan
model ekstra kurikuler ini sering muncul dalam brosur yang dibuat sekolah yang
seperti itu adalah tidak tepat. Berikut penulisan gabungan kata yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Kesalahan sejenis juga terdapat pada kalimat (11). Antar kota dalam kalimat itu
dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum
unsur serapan.
contoh di atas. Penggunaan kata standar menjadi standard adalah pemakaian kata
yang paling sering ditemukan dan dipakai sampai saat ini. Bentuk standar diserap
kerancuan tentang hal ini sehingga sering dijumpai kwaliteit dalam bahasa
Dalam hal pemakaian tanda baca, ada lima belas aturan, yakni pemakaian
tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung
(-), tanda pisah ( – ), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda
kurung ((...)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik (“...”), tanda petik tunggal
(‘...’), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof (‘).
(12) Aturan penulisan kata dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan terdapat pada halaman 27-39.
(13) Pelayanan bagi penumpang lebih diutamakan, karena mereka
adalah ‘raja’. (KR, 9 Januari 2014, hlm. 3)
(14) Alangkah indahnya pemandangan ini.
(15) Aku membaca Bola Lampu dalam buku “Dari suatu Masa,dari
Suatu Tempat”.
Pada kalimat (12), terdapat penggunaan tanda hubung (-) di antara angka 27 dan
39. Seharusnya tanda hubung itu diganti dengan tanda pisah (--) karena maksud
dari kalimat tersebut adalah menyatakan sampai. Penggunaan tanda koma (,) yang
kurang tepat terdapat pada kalimat (13). Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi
induk kalimatnya. Penggunaan tanda titik (.) pada kalimat (14) untuk mengakhiri
kalimat tersebut kurang tepat. Penggunaan tanda titik seharusnya digantikan oleh
penggunaan tanda seru (!) di akhir kalimat (14) karena kalimat itu berupa seruan
dalam sebuah buku. Seharusnya kutipan judul yang berada di dalam sebuah buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
diberi tanda petik (“...”), bukan ditulis dengan huruf miring, sedangkan pemberian
tanda petik pada judul buku seharusnya diganti dengan penulisan huruf miring
(12a) Aturan penulisan kata dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan terdapat pada halaman 27–39.
(13a) Pelayanan bagi penumpang lebih diutamakan karena mereka adalah
‘raja’.
(14a) Alangkah indahnya pemandangan ini!
(15a) Aku membaca “Bola Lampu” dalam buku Dari suatu Masa, dari
Suatu Tempat.
5. Sintaksis
ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Fungsi sintaksis yaitu menjelaskan subjek, predikat, objek, dan pelengkap agar
tataran sintaksis dalam penelitian ini adalah kesalahan dalam bidang kalimat saja.
6. Kalimat
yang menyatakan suatu maksud atau buah pikiran. Sebagai satuan, kalimat
yaitu berdasarkan intonasinya. Oleh karena itu, definisi kalimat ialah satuan
gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun
atau naik.
Pengertian kalimat lainnya ditulis oleh Hasan Alwi, dkk. (2003) dalam
bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Alwi, dkk. menyatakan bahwa
kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat juga merupakan dasar wacana, yang
berarti bahwa wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang
merupakan alat penguji kalimat yang paling utama. Sejalan dengan pendapat
dalam pembentukan kalimat ialah adanya unsur predikat dan permutasi unsur
kalimat. Dua hal itu yang menjadi alat pengetes apakah suatu pernyataan dapat
dikatakan sebagai kalimat atau bukan. Dari pendapat Rahardi dan Sugono, bisa
dengan jelas disimpulkan bahwa syarat utama kalimat ialah adanya predikat.
Dengan kata lain, jika suatu pernyataan sudah mengandung predikat, maka
pernyataan itu merupakan kalimat, sedangkan suatu untaian kata yang tidak
Sugono di atas. Kedua ahli menyebutkan bahwa dalam kalimat harus ada unsur
predikat di dalamnya. Hal kedua yang bisa menguji suatu pernyataan itu kalimat
dalam kalimat. Jika perubahan subjek dan predikat tidak memunculkan makna
Pada contoh di atas terdapat predikat, yakni melompat. Pernyataan di atas akan
Jika dilihat dan diberi tanda jeda, pernyataan di atas akan menjadi seperti berikut.
Setelah mengubah urutan subjek dan predikat pada pernyataan di atas, makna
Sebuah kalimat yang benar juga bisa dilihat dari kelengkapan unsur-
dan keterangan menandakan apakah kalimat yang kita hasilkan memenuhi syarat
kaidah tata bahasa atau belum. Berikut dikemukakan beberapa ciri unsur kalimat
oleh Sugono.
a. Subjek
subjek selalu di samping unsur predikat. Subjek juga memiliki ciri-ciri atau unsur
yang membentuknya.
digunakan kata tanya siapa atau apa. Misalnya pada kalimat berikut.
Iga tertawa.
(untuk manusia) siapa yang tertawa. Jawabannya adalah Iga. Oleh karena itu,
Uji kedua menggunakan kata tanya apa. Uji menggunakan kata tanya apa
digunakan untuk mencari subjek yang merupakan benda. Seperti contoh berikut.
Subjek kalimat di atas dapat dicari dengan menanyakan apa yang telah
Uji subjek yang kedua adalah menyertakan kata itu. kebanyakan subjek
dalam bahasa Indonesia takrif (definite). Kata itu digunakan karena subjek
Subjek kalimat itu ialah lukisan itu (ada penanda kata itu). Tetapi,
pemindahan kata itu di belakang indah bisa membuat unsur di atas menjadi satu
satuan yang mengisi satu unsur gramatikal kalimat; dalam konteks kalimat di atas
Pada kalimat pertama, subjeknya adalah lukisan itu, sedangkan pada kalimat
Dalam kalimat pasif, kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih
Ciri yang terakhir adalah subjek tidak pernah didahului preposisi (dari,
b. Predikat
Tio dan baik-baik saja merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana Tio.
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Namun, jika subjek
kalimat berupa unsur yang pendek, batas antara unsur subjek dan pelengkap
begitu jelas, predikat (adalah atau ialah) itu dapat tidak dipakai. Contoh: Tika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
(adalah) anak pertama dari dua bersaudara. Kata adalah dalam kalimat Tika anak
3) Dapat Diingkarkan
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk
predikat yang berupa verba atau adjektiva. Contoh dalam kalimat seperti berikut.
pengingkaran (tidak)+adjektiva.
telah, sudah, belum, akan, dan sedang. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
c. Objek
Objek termasuk unsur yang wajib hadir hanya dalam susunan kalimat
yang berpredikat verba aktif, yang pada umumnya berawalan me- (aktif transitif).
Cirilain objek ialah berada langsung di belakang predikat. Selain ciri itu, ada ciri
lain, yakni objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif. Ciri yang terakhir ialah
d. Pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan, yakni kedua kalimat ini (1)
bersifat pasif (harus ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat), (2)
Perbedaannya terletak pada oposisi kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap di belakang predikat
kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
e. Keterangan
juga tidak terikat pada posisi. Ia mempunyai kebebasan tempat. Keterangan dapat
berada diawal ataupun diakhir kalimat, di antara subjek dan predikat, dapat juga
menempati posisi di antara predikat dan objek jika objek berupa anak kalimat.
7. Kalimat Efektif
satunya yakni Rahardi. Menurut Rahardi, kalimat efektif tidak hanya sekadar
bangunan kebahasaan yang terdiri atas unsur subjek dan predikat atau sekadar
menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri penulis, persis sama
a. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan struktur ialah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur
bahasa yang digunakan. Prinsip kesepadanan struktur terlihat dari (a) adanya
kejelasan subjek, (b) tidak adanya subjek ganda, (c) tidak adanya kesalahan dalam
kejelasan predikat kalimat. Kejelasan subjek juga dapat dilihat dari tidak
Kalimat (16) merupakan bentuk kebahasaan yang salah dan menyalahi aturan
kesepadanan struktur karena subjek kalimat tersebut kabur. Adanya kekaburan itu
disebabkan oleh hadirnya preposisi di depan subjek kalimat. Kalimat (17) juga
merupakan kalimat yang tidak efektif. Hal itu disebabkan oleh adanya bentuk
kabur atau tidak jelas. Dengan demikian, konstruksi kalimat seperti itu tidak
efektif. Kesepadanan struktur juga dapat dilihat dari hadirnya konjungsi pada
sebuah kalimat. Kalimat (18) tidak efektif karena terdapat dua konjungsi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
b. Keparalelan Bentuk
bentuk adalah kesamaan bentuk kata atau frasa yang digunakan dalam sebuah
kalimat. Artinya, dalam sebuah kalimat, jika digunakan bentuk nomina, bentuk
kedua, ketiga, dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Berikut contoh
Masalah keparalelan bentuk pada kalimat (19) dapat dilihat dari bentuk pohon-
c. Ketegasan Makna
efektif harus mengandung makna yang tegas supaya menjadi jelas.dengan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
lain, gagasan yang hendak ditonjolkan itu harus diletakkan pada posisi depan
sebuah kalimat. Setidaknya ada lima cara yang dapat dilakukan untuk
d. Kehematan Kata
Ciri kalimat efektif yang keempat ialah kehematan kata. Kalimat efektif
adalah kalimat yang hemat, tidak berbelit-belit, tidak rumit, dan mudah dipahami.
Beberapa cara untuk menghemat kata dalam sebuah kalimat, antara lain dengan 1)
menghindari kesinoniman.
Keenam kalimat tersebut sama sekali tidak efektif karena melanggar prinsip
ganda, buku ini dan saya. Begitu juga dengan kalimat (21) yang mempunyai
subjek ganda. Kedua kalimat itu seharusnya bisa menjadi efektif jika salah satu
Penghilangan superordinat bisa terlihat dari contoh kalimat (22). Bentuk warna
memiliki subordinat merah, kuning, hijau, dan seterusnya. Jadi, bentuk warna
biru, warna merah, warna kuning adalah bentuk kebahasaan yang salah.
Kalimat (23), (24), dan (25) masalah yang sama dalam hal penghematan kata.
Kesalahan kalimat (23) adalah pada bentuk di atas dan itu yang hadir bersamaan,
padahal secara semantis, hal itu menunjuk pada hal yang sama sehingga kata-kata
bersinonim seperti itu lebih baik dihindari untuk memenuhi prinsip kehematan
kata. Begitu juga bentuk banyak dan orang-orang yang mengalami pengulangan
sehingga membuat kalimat (24) menjadi mubazir. Kehadiran saat ini dan tengah
pada kalimat (25) juga membuat kalimat menjadi mubazir atua lewah.
kalimat dan bentuk-bentuk kebahasaan yang lain sehingga hasilnya tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
itu biasanya adalah bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki makna ambigu atau
makna yang lebih dari satu. Selain itu, massalah pemilihan kata atau diksi bisa
Kalimat di atas menjadi ambigu karena maknanya tidak jelas. Pada kalimat (26),
apakah (a) pidato guru yang terakhir atau (b) pidato guru yang terakhir yang
dimaksud belum bisa dijelaskan. Agar tidak ambigu, kalimat tersebut ditulis
seperti ini.
f. Kepaduan Makna
kepaduan makna. Yang dimaksud padu ialah bersatu. Bentuk kebahasaan yang
yang padu juga bisa dilihat dari bentuk kebahasana yang susunannya tidak
bertele-tele. Selain itu, kesalahan kebahasaan lain yang juga berkenaan dengan
masalah kepaduan bentuk dan makna kebahasaan ini adalah konstruksi yang di
tengah-tengahnya disela oleh kata daripada atau tentang antara kata kerja dan
(27) Buku yang kubeli minggu lalu menjelaskan tentang cara membuat
pupuk jagung dengan memanfaatkan ampas tahu.
(28) Banyak orang belum menyadari akan pentingnya kesehatan
lingkungan.
Dalam kalimat aktif transitif, yaitu kalimat yang memiliki objek, verba transitif
tidak perlu diikuti oleh preposisi sebagai pengantar objek. Dengan kata lain,
antara predikat dan objek tidak perlu disisipi preposisi, seperti atas, tentang, atau
(27a) Buku yang kubeli minggu lalu menjelaskan cara membuat pupuk
jagung dengan memanfaatkan ampas tahu.
(28a) Banyak orang belum menyadari pentingnya kesehatan lingkungan.
Minto Rahayu berpendapat, kepaduan makna akan rusak oleh empat faktor, yakni
1) letak kalimat yang tidak sesuai dengan pola kalimat; 2) salah menggunakan
kata depan dan kata hubung; 3) pemakaian kata yang tumpang tindih; 4) salah
g. Kelogisan Makna
Kalimat yang logis adalah kalimat yang bernalar, yang ide atau gagasannya
sejalan dengan nalar yang benar dan berlaku universal, seperti contoh berikut.
Ketidaklogisan bisa terjadi karena penulis tidak hati-hati. Pada kalimat (29)
Ketidaklogisan pada kalimat (30) terdapat pada waktu dan tempat dipersilakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Maksud dari kalimat ini adalah mempersilakan penyaji untuk melakukan sesuatu
sehingga yang seharusnya dipersilakan adalah penyaji, bukan waktu dan tempat.
setiap tanggal 17 Agustus. Maksud dari tulisan itu adalah mengucapkan selamat
untuk Indonesia yang merayakan ulang tahun ke-64, bukan mengucapkan selamat
untuk Indonesia ke-64 (urutan ke-). Kalimat (32) juga mempunyai masalah yang
hampir sama dengan kalimat (31). Tidak ada nama negara Soeharto. Logikanya,
pembubuhan tanda baca koma di antara presiden dan Soeharto bisa membantu
8. Tipe Kesalahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tipe disebut sebagai model. Yang
dimaksud model dalam penelitian ini adalah tipe atau jenis kesalahan yang
terdapat dalam buku yang diteliti. Jenis kesalahan ini diambil setelah tahapan
9. Sebab-Sebab Kesalahan
karena (1) adanya pemahaman yang keliru, (2) interferensi, (3) perilaku berbahasa
yang tidak cermat, (4) logika yang belum matang, dan (5) hiperkoreksi.
menyebut adanya tiga alasan bagi terjadinya kesalahan berbahasa, yakni (1)
kesalahan dalam pentransferan, (2) kesalahan analogis, dan (3) kesalahan yang
sebagai berikut.
digunakan untuk menganalisis data kebahasaan yang dikumpulkan dari buku teks
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Dari
(B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari pembelajar. Kesalahan
ini merupakan kesalahan yang mencerminkan struktur bahasa ibu atau bahasa asli
pemakai bahasa.
(2) Overgeneralisasi
pada konteks-konteks yang tidak tepat. Dengan kata lain, terdapat upaya
Penulis mengerti tentang kaidah suatu kebahasaan, tetapi kurang teliti dalam
Kaidah Kebahasaan
tepat. Dengan kata lain, si pengguna bahasa salah atau keliru dalam menerapkan
penerapan kaidah yang tidak sempurna dan salah menghipotesiskan konsep bisa
kurang tepat atau kurang sempurna. Bisa juga, guru memberikan kaidah-kaidah
yang salah dari pengajaran yang salah itu dan dipakai terus-menerus oleh siswa.
satunya adalah Sitepu. Dalam bukuya yang berjudul Penulisan Buku Teks
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib yang dipakai di sekolah
memuat materi pembelajaran dalam meningkatkan keimanan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Dalam penelitian ini akan dijelaskan bagaimana penulisan dari sebuah buku teks
yang baik. Terdapat tiga kriteria yang ditulis Sitepu dalam bukunya mengenai
pemakaian kaidah bahasa yang dipakai dalam buku teks pelajaran. Berikut
penjelasannya.
a. Kelengkapan Kalimat
Kalimat yang lengkap terdiri atas subjek, predikat, dan pelengkap penderita,
Di samping itu terdapat juga kalimat yang terdiri atas serangkaian gagasan utuh,
tetapi mempunyai hubungan satu sama lain. Kalimat tersebut disebut kalimat
majemuk.
(33c) Tadi pagi ibu menanak nasi dan saya mengiris wortel.
penggunaan kata ganti atau kata keterangan yang dapat bermakna ganda dan
membingungkan, misalnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Kata keterangan yang baru dalam kalimat dapat membingungkan pembaca karena
bisa berarti mobil baru atau tetangga baru. Oleh karena itu, penggunaan kata
ganti atau kata keterangan hendaknya dihindari. Kalimat di atas dapat ditulis
sebagai berikut.
b. Susunan Kata
c. Penulisan Ejaan
Dalam buku ini dijelaskan aturan penulisan ejaan yang hanya mencakup
penulisan huruf, kata, dan tanda baca. Penulisan huruf termasuk penggunaan
huruf besar dan kecil. Penggunaan huruf besar dan kecil dewasa ini masih sangat
kata pemerintah, universitas, bapak, ibu, dan sebagainya yang merupakan kata
bermakna khusus, tertentu, dan terbatas itu menggunakan huruf kecil, misalnya
Sangat jelas perbedaan antara pemakaian huruf kapital pada kata bapak kalimat
pertama dan kata bapak kalimat kedua. Pada kalimat pertama, kata bapak dipakai
untuk sebuah silsilah atau keturunan sehingga tidak perlu memakai huruf kapital.
Berbeda dengan kalimat pertama, kalimat kedua memakai kata bapak sebagai kata
sapaan. Kata sapaan harus menggunakan huruf kapital. Pada kalimat berikutnya
terdapat kata universitas yang artinya tidak merujuk pada sebuah tempat tertentu
sehingga tidak perlu memakai huruf kapital. Berbeda dengan kalimat terakhir,
universitas pada kalimat terakhir mengacu pada salah satu tempat tertentu di
dengan awalan, akhiran, atau keduanya, misalnya penulisan kata garis bawah
yang sering kita jumpai. Jika dikenai awalan, akhiran, atau keduanya, penulisan
1) Garis bawah
2) Garis bawahi
3) Menggarisbawahi
4) Digarisbawahi
Dalam bahasa Indonesia, penulisan kata depan seperti di, ke, dan dari
dipisah dari kata yang mengikutinya. Di samping itu, kata di dan ke dapat juga
digunakan sebagai sebuah awalan dan penulisannya dirangkai dengan kata yang
mengikutinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
f. Kata Berulang
dan tanpa diberi spasi. Kata berulang ini biasanya menyatakan banyaknya suatu
hal. Misalnya:
C. Kerangka Berpikir
Setyawati (2010), Rahardi (2010), Sugono (2009), dan Sitepu (2012). Dari teori
Masalah ejaan akan diteliti dengan acuan buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa dan
diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 2005. Ejaan akan membahas
lima masalah, antara lain pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital, penulisan
Masalah sintaksis yang dibatasi hanya sampai pada tataran kalimat akan
menggunakan teori dari Rahardi (2009 dan 2010), Sitepu (2012), dan Sugono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
(2009). Kedua teori sama-sama membahas tentang kalimat. Hanya saja, terdapat
perbedaan pada ketiganya, yakni teori dari Rahardi yang dipakai adalah tentang
keefektifan kalimat, sedangkan teori dari Sugono dan Sitepu yang dipakai adalah
teori tentang unsur-unsur kalimat yang nantinya akan melengkapi teori dari
Rahardi. Ketiga teori itu saling melengkapi dan mendukung dalam penelitian ini.
kelogisan makna.
Tarigan (1987) dan Setyawati (2010). Kedua pakar menyebutkan beberapa sebab
kaidah bahasa yang dipakai, dan pengajaran yang kurang tepat atau
klasifikasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
Kaidah Kebahasaan
Pemakai Pemakaian Penu Penulisa Pemak
an Huruf lisan n Unsur aian
Huruf Miring dan Kata Serapan Tanda Metode Pengajaran
Huruf Baca yang Keliru
Kapital
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
berbahasa ejaan dan kalimat pada buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri
dan Akademik Kelas X yang digunakan sebagai pegangan siswa. Pada metodologi
penelitian ini terdapat lima subbab. Kelima subbab tersebut ialah jenis penelitian,
subjek dan objek penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan
A. Jenis Penelitian
hanya menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Seperti
halnya penelitian ini, penelitian ini tidak memberikan kontrol atau perlakuan apa-
apa terhadap objek sehingga penelitian ini dikatakan sebagai penelitian deskriptif.
Penelitian tentang kesalahan ejaan dan kalimat ini akan menggambarkan apa
adanya keadaan ejaan dan kalimat dalam buku teks pelajaran. Penelitian ini juga
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan
dalam buku pelajaran siswa (dalam hal ini penyebab kesalahan kebahasaan) dan
korelasional. Penelitian ini juga bisa sebagai penelitian analisis dokumen atau
2005:244).
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, tempat data penelitian
melekat dan dipermasalahkan (Arikunto, 2003). Subjek penelitian ini adalah buku
2013. Objek penelitian adalah benda yang dijadikan sasaran untuk diteliti. Objek
penelitian ini adalah ejaan dan kalimat pada buku Bahasa Indonesia Ekspresi
Diri dan Akademik Kelas X yang mengandung kesalahan. Ejaan dan kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
tersebut akan ditemukan pada setiap bacaan dan kalimat dalam tugas untuk setiap
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain (Moleong, 2006:157). Sumber data itu sendiri terbagi
dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. Walaupun
sumber data tambahan seperti dokumen dikatakan Lofland sebagai sumber data
kedua, hal itu tidak bisa diabaikan. Sumber data berupa buku termasuk di dalam
tertulis.
penelitian ini adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik Kelas X, sedangkan data dari penelitian ini adalah hasil pencatatan
peneliti tentang objek penelitian. Data yang dihasilkan berupa kata-kata; kalimat-
Teknik pengumpulan data yang akan dipakai pada penelitian ini adalah
tertulis untuk memperoleh data (Sabroto, 1992:42). Sumber dalam penelitian ini
adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
E. Instrumen Penelitian
Menurut Moleong, yang dimaksud dengan peneliti sendiri atau manusia sebagai
Peneliti membuat suatu kerangka yang berisi masalah-masalah utama pada ejaan
penelitian.
Bogdan dan Biklen (1982) seperti yang dikutip Moleong dalam bukunya
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Dari dua rumusan tersebut dapat disimpulkan
bahwa analisis data dimulai dari pengorganisasian data kemudian dikelola untuk
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analitik. Cara kerja metode ini mula-mula menyusun semua data yang terkumpul,
ejaan).
Rahardi, 2010).
ditemukan.
G. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Metode
3. Triangulasi Penyidik
4. Triangulasi Teori
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Fungsi pengamat lainnya dalam hal
Teknik ini dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan hasil analisis kepada pakar,
dalam hal ini pakar ejaan dan kalimat, yaitu Dr. Y. Karmin, M.Pd., sedangkan
BAB IV
Bab ini berisi uraian mengenai dua hal, yaitu deskripsi data, hasil analisis
dan pembahasan. Pada bagian deskripsi data, peneliti memaparkan semua data
menguraikan hasil analisis data disertai dengan analisis penyebab kesalahan pada
data.
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini berasal dari buku teks pelajaran bahasa Indonesia
pegangan siswa yang berjudul Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik
Buku ini disusun dengan berbasis teks dan memuat enam bab, 256 halaman.
kesalahan tipe ejaan dan kesalahan tipe kalimat, yang terdapat dalam bacaan dan
tugas dalam teks, kecuali teks yang memuat percakapan secara langsung. Telah
didapat beberapa kalimat dengan jumlah 4 tipe kesalahan ejaan, 4 tipe kesalahan
huruf, kesalahan penulisan kata, kesalahan penulisan unsur serapan, dan kesalahan
pemakaian tanda baca dengan rincian 9 kesalahan pemakaian huruf kapital dan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
pemakaian huruf kapital dan huruf miring itu meliputi 6 kesalahan pemakaian
meliputi kesalahan penulisan unsur asing yang belum terserap ke dalam bahasa
koma, 1 kesalahan pemakaian tanda titik dua, 1 kesalahan pemakaian tanda tanya,
Pada kalimat efektif, terdapat 7 ciri yang akan dijadikan acuan untuk
kesantunan, kepaduan makna, dan kelogisan makna. Dari tujuh ciri pada kalimat
efektif, hanya ditemukan 4 ciri kalimat yang belum memenuhi standar keefektifan
kesantunan, dan kepaduan makna. Tipe kesalahan kalimat yang ditemukan dalam
struktur, kesalahan kalimat efektif dalam hal kehematan kata, kesalahan kalimat
efektif dalam hal kecermatan dan kesantunan, dan kesalahan kalimat dalam hal
berjumlah 8 kesalahan.
bahasa ibu pada tipe ejaan berjumlah 34 dengan 12 kesalahan ejaan yang
kalimat efektif.
kesalahan pada kalimat. Untuk menjawab masalah kesalahan ejaan yang terdapat
pada buku teks tersebut, peneliti menggunakan buku Pedoman Umum Ejaan
kesalahan kalimat pada kalimat efektif, peneliti menggunakan beberapa teori dari
Rahardi, yakni kalimat efektif dan teori dari Sugono untuk melengkapi teori
Rahardi tentang struktur kalimat, sebagaimana ditulis dalam kajian teori, sebagai
masalah penyebab kesalahan kebahasaan itu juga akan dibahas dalam penelitian
ini dengan mengacu pada teori beberapa pakar tentang penyebab kesalahan
jenis kesalahan kalimat dalam buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
baca.
1. Tipe Kesalahan
a. Kesalahan Ejaan
sesuai dengan pedoman. Kesalahan ejaan yang ditemukan dalam buku Bahasa
pemakaian huruf kapital dan huruf miring, kesalahan penulisan kata, kesalahan
a) Pemakaian Huruf
(1) Lalu, kalian akan membuat teks tentang Bahasa A yang perlu
dijaga dan dikembangkan agar tidak punah. (hlm. 187)
(2) Setelah itu, Gunakan bagian pegangan pada kartrid toner untuk
memasukkan kartrid secara perlahan ke dalam printer dan
sesuaikan tab pada sisi kartrid dengan alur yang ada di dalam
printer, sehingga kartrid toner berada di posisi yang benar sampai
terkunci di tempatnya semula. (hlm. 188)
(3) Seorang kerabat si Tukang Pedati mengadukan seorang pembuat
jembatan kepada yang mulia hakim karena jembatan yang
dibuatnya runtuh yang menyebabkan si Tukang Pedati terjatuh ke
sungai dan kehilangan pedati beserta barang dagangannya. (hlm.
121)
Kesalahan pada kalimat (1) sering terdapat dalam ragam tulis di media
cetak. Kesalahan terletak pada penulisan huruf kapital pada Bahasa A yang bukan
merupakan judul dalam teks. Sesuai dengan PUEYD, huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Untuk itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
penulisan bahasa dalam teks itu tidak perlu menggunakan huruf kapital.
(1a) Lalu, kalian akan membuat teks tentang bahasa A yang perlu
dijaga dan dikembangkan agar tidak punah.
Pada kalimat (2) terdapat kesalahan pada tipe penggunaan huruf kapital
dan huruf miring menurut PUEYD (2005), khususnya penulisan huruf kapital.
Huruf kapital yang tidak tepat terdapat pada kata gunakan yang berada setelah
tanda baca koma. Seharusnya, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata di
awal kalimat, bukan di tengah kalimat yang didahului tanda baca koma.
(2a) Setelah itu, gunakan bagian pegangan pada kartrid toner untuk
memasukkan kartrid secara perlahan ke dalam printer dan
sesuaikan tab pada sisi kartrid dengan alur yang ada di dalam
printer, sehingga kartrid toner berada di posisi yang benar sampai
terkunci di tempatnya semula.
Pada kalimat (3), nama diri dalam teks ditulis dengan huruf kapital.
Namun, ada bagian teks yang juga memuat nama diri tidak menggunakan huruf
kapital, yakni penulisan nama diri pembuat jembatan dan yang mulia hakim.
Dalam PUEYD, kesalahan ini termasuk dalam tipe kesalahan dalam pemakaian
huruf kapital dan huruf miring, khususnya pemakaian huruf kapital atau huruf
besar. Penggunaan huruf kapital dirasa perlu karena dalam teks, sebutan nama diri
ialah untuk menunjuk nama orang yang bersangkutan. Penulisan nama diri yang
b) Penulisan Kata
Terdapat empat tipe kesalahan penulisan kata dalam buku teks yang
(4) Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan ke
luar kami. (hlm. 130)
(5) Terakhir, tutuplah penutup bagian depan printer dan pastikan
tertutup secara sempurna. Dan printerpun siap untuk digunakan
kembali. (hlm. 188)
(6) Carilah buku yang berisi hasil perundingan antar negara. (hlm.
134)
(7) Terdapat 4 butir pada teks tersebut. (hlm. 59)
(8) Selain 11 binatang paling langka di Indonesia, masih terdapat
hewan-hewan langka lainnya yang oleh IUCN Redlist dimasukkan
ke dalam status konservasi (terancam punah). Satu tingkat di bawah
kritis. (hlm. 169)
kalimat (4). Kata ke luar dalam konteks itu adalah lawan dari kata masuk, bukan
menuju pada suatu tempat. Sehingga, penulisan ke luar yang tepat adalah
disambung, bukan dipisah karena ke luar dalam kalimat itu merupakan kata
dasar(Rahardi). Sesuai dengan PUEYD, kata yang berupa kata dasar ditulis
(4a) Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan
keluar kami.
partikelpun. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
tertera dalam PUEYD, pada kalimat (5), partikel pun seharusnya ditulis menjadi
seperti berikut.
pada kalimat (6), pada kata antar. Menurut PUEYD, jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai. Seperti pada kalimat (6), penulisan antar negaradalam kalimat pun
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang dipakai secara berurutan,
seperti dalam pemaparan dan pemerincian (PUEYD, 2005). Pada kalimat (7) dan
(8), tidak ada pemerincian ataupun pemaparan, sehingga angka dan lambang
bilangan di atas harusnya ditulis dengan huruf. Kalimat (7) mengandung tipe
Begitu juga dengan kalimat (8). Ketentuan dalam PUEYD, lambang bilangan
yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika
Kata serapan yang ada pada buku teks yang diteliti ini merupakan unsur
yang dipinjam dari bahasa asing, baik dari bahasa daerah maupun bahasa Inggris,
Tipe kesalahan penulisan unsur yang diserap dari bahasa asing terlihat
pada kalimat (9), yakni pada penulisan side meeting yang tidak dicetak miring
dalam kalimat tersebut. Side meeting merupakan istilah dari bahasa Inggris yang
istilah serapan seperti ini yang dipakai dalam bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing. Jadi, seharusnya istilah itu dicetak
terdapat istilah asing dalam kalimat ini, yakni kata blusukan yang dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Jawa berarti blesek atau masuk. Jadi, pembetulan kalimat itu adalah sebagai
berikut.
tanda titik, kesalahan pemakaian tanda koma, kesalahan pemakaian tanda titik
kesalahan pemakaian tanda kurung, dan kesalahan pemakaian tanda petik tunggal.
sebagai berikut.
(11) Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan keadaan
kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak) (hlm. 171)
(12) Tulislah satu kalimat untuk setiap tahap, dan usahakan kalimat itu
telah mencakupi isi pada tahap yang dimaksud! (hlm. 16)
(13) Saya kira mereka masih tertidur karena mereka berpesta pora
sampai larut malam sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras:
pintu, jendela, dan apa pun yang dapat saya ketuk dalam
jangkauan. (hlm. 130)
(14) Jelaskan tata organisasi yang ada di sebuah perusahaan? (hlm. 137)
(15) Judul apakah yang menurut kalian tepat! (hlm. 131)
(16) Kalian sekarang melanjutkan tahap pendidikan ke sekolah
menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah kejuruan MAK karena telah
berhasil menempuh tahap pendidikan sebelumnya di sekolah
menengah pertama. (hlm. 38)
(17) Tanda “^” berarti ‘diikuti oleh. (hlm. 6)
khususnya tanda baca titik. Sesuai dengan ketentuan penggunaan tanda baca
diakhiri dengan tanda baca titik, sedangkan pada kalimat tersebut, tidak terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
tanda baca apa pun untuk mengakhirinya. Seharusnya, kalimat tersebut diakhiri
dengan tanda baca titik. Kalimat (12) mengandung tipe kesalahan pemakaian
tanda baca, khususnya tanda baca koma. Tanda koma yang hadir di depan kata
penghubung dan tersebut kurang tepat pemakaiannya sehingga tanda baca koma
yang ada sebaiknya dihilangkan saja. Kesalahan pemakaian tanda titik dua
terdapat pada kalimat (13). Pada kalimat tersebut, tanda titik dua hadir untuk
dalam kalimat itu, perian merupakan pelengkap atau rangkaian yang mengakhiri
pernyataan. Sesuai dengan PUEYD, tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian
seharusnya tanda titik dua tidak perlu hadir dalam kalimat itu. Tipe kesalahan
ejaan dalam kalimat (14) adalah kesalahan pemakaian tanda baca, khususnya
tanda baca seru di akhir kalimat. Tanda baca yang seharusnya mengakhiri kalimat
perintah adalah tanda baca seru, bukan tanda tanya. Kalimat (15) merupakan
kebalikan dari kalimat (14). Tanda baca yang seharusnya digunakan untuk
mengakhiri kalimat tanya tersebut ialah tanda tanya, bukan tanda seru. Tipe
kesalahan pada kalimat (16) terletak pada tanda kurung yang seharusnya mengapit
setiap singkatan tetapi justru tidak ada pada singkatan madrasah aliyah kejuruan
atau MAK, padahal, setiap singkatan dalam kalimat itu diapit oleh tanda kurung.
Tanda petik tunggal seharusnya hadir di depan dan di belakang untuk mengapit
makna atau penjelasan lain. Kesalahan seperti ini sangat jelas terlihat pada kalimat
(17). Kesalahan pada kalimat (17) termasuk dalam tipe kesalahan pemakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
tanda baca, khususnya pemakaian tanda petik tunggal (‘...’). Pada kalimat itu,
(11a) Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan keadaan
kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak).
(12a) Tulislah satu kalimat untuk setiap tahap dan usahakan kalimat itu
telah mencakupi isi pada tahap yang dimaksud!
(13a) Saya kira mereka masih tertidur karena berpesta-pora sampai larut
malam sehingga saya ketuk-ketuk dengan keras pintu, jendela, dan
apapun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan.
(14a) Jelaskan tata organisasi yang ada di sebuah perusahaan!
(15a) Judul apakah yang menurut kalian tepat?
(16a) Kalian sekarang melanjutkan tahap pendidikan ke sekolah
menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah kejuruan (MAK) karena
telah berhasil menempuh tahap pendidikan sebelumnya di sekolah
menengah pertama.
(17a) Tanda “^” berarti ‘diikuti oleh’.
kebahasan dalam buku yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat efektif yang
mengenai struktur kalimat (kejelasan subjek dan predikat, tidak adanya konjungsi
intrakalimat yang digunakan dalam kalimat tunggal, dan tidak adanya ‘yang’ di
yang mubazir, bertele-tele, atau tidak mempunyai struktur kalimat dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini adalah masalah pada kesepadanan
antara ide atau gagasan dan struktur bahasa yang digunakan dalam membentuk
kalimat. Hal itu bisa dilihat dari kejelasan subjek dan predikat kalimat, tidak
adanya subjek ganda, tidak adanya konjungsi intrakalimat yang digunakan dalam
kalimat tunggal, dan tidak adanya ‘yang’ di depan predikat. Berikut beberapa
(18) Baliklah definisi itu |agar dapat menguji kebenarannya. (hlm. 26)
P S K
( P O )
(22) Teks yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus
Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi”.(hlm. 103)
S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
(18), (19), (20), (21),dan (22). Ketidakefeektifan kalimat (18) terdapat pada
struktur kalimatnya. Kalimat itu terdiri dari dua klausa. Subjek dalam klausa anak
kalimat tersebut belum jelas. Pada klausa anak, jika diuji dengan uji subjek
menurut teori Sugono (2009), pertanyaan yang muncul adalah siapa yang dapat
kau, kami, saya, dan kita. Maka, dapat disimpulkan bahwa klausa dalam kalimat
tersebut belum memiliki subjek. Berikut pembetulannya, dilihat dari teori Rahardi
pada buku Penyuntingan Bahasa Indonesia dan teori Sugono tentang subjek
kalimat.
Tipe kesalahan pada kalimat (19) dan (20) masih tentang kesepadanan struktur.
menurut Sugono (2009) adalah dengan adanya kata adalah atau ialah, dapat
kata bahwa dalam kalimat (19) dan (20) menandakan bahwa itu adalah subjek
bagaimana dan mengapa subjeknya. Unsur predikat yang mungkin untuk kedua
seperti berikut.
Dalam kalimat (21), subjek yang dimaksud sebenarnya adalah warga yang baik
dan yang sudah memenuhi syarat. Namun, subjek kalimat tidak boleh didahului
oleh preposisi sehingga kehadiran bagi membuat subjek kalimat menjadi kabur.
Untuk membuat subjek dalam kalimat itu, perlu dihilangkannya kata depan bagi
(Sugono, 2009).
(21a) Sebagai warga yang baik dan yang sudah memenuhi syarat,
K
mereka hendaknya mempunyai KTP.
S Ket. modalitas P O
(21b) Warga yang baik dan memenuhi syarat, hendaknya mempunyai
S Ket. modalitas P
KTP.
O
Pada contoh kalimat yang terakhir, (22), juga terdapat kesalahan yang menjadikan
kalimat tidak efektif. Kesalahan itu terletak pada hadirnya kata yang di depan
status kalimat itu menjadi frasa. Penempatan pewatas yang menandakan bahwa
kalimat itu.
(22a) Teks itu berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus
S P
Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi”.
(22b) Teks yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus
Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi” itu ....
kata. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang ‘hemat kata’. Namun, tidak selalu
yang hemat kata atau pendek bentuknya juga pasti bersifat efektif. Di sini, yang
yang tidak efektif menurut prinsip kehematan kata yang dikemukakan oleh
Rahardi.
kesinoniman pada tipe kehematan kata terdapat pada kalimat (23). Di kalimat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
terdapat kata vertebrata yang disusul dengan bertulang belakang. Artinya, dua
kata yang bermakna sama ada pada satu kalimat. Dalam KBBI, vertebrata
bertulang belakang lagi di belakang kata vertebrata. Hal ini serupa dengan
bentuk invertebrata tidak bertulang belakang yang dipakai juga dalam kalimat
penggunaan situasi yang datang secara tiba-tiba atau tidak disangka sebelumnya.
Hal ini terlihat dari pemakaian tanpa disangka-sangka dan tiba-tiba. Namun,
kedua kata tersebut memiliki makna yang sama, yakni secara mendadak, jadi,
sangat berlebihan jika dalam kalimat itu digunakan dua-duanya. Kesalahan yang
juga sering terjadi adalah penggunaan bentuk ter-yang berarti paling, yang masih
disertai kata sangat seperti dalam kalimat (25). Penggunaan bentuk ter- sudah
perlu dihadirkan dua-duanya dalam satu kalimat karena itu menimbulkan kesan
yang boros. Bentuk tidak efektif pada kalimat (26) ditandai dengan hadirnya yaitu
dan antara lain secara bersamaan (Rahardi). Pada kalimat (27), kesalahan
terdapat pada kata tujuan dan untuk yang digunakan bersamaan. Seharusnya,
gunakan saja salah satu dari kata itu karena tujuan sudah memiliki arti untuk.
tidak akan menimbulkan tafsir ganda atau makna yang lebih dari satu (Rahardi,
(28) Tema-tema itu sangat luas dan hampir semua aspek makhluk hidup
di bumi dapat dimasukkan di sini. (hlm. 33)
(29) Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta
sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. (hlm.
82)
(30) Buatlah anekdot yang menggambarkan situasi lucu, konyol,
frustasi, dan tidak nyaman di salah satu tempat tersebut. (hlm. 132)
(31) Tentunya pilihan ada di tangan kita semua saat ini. (hlm. 83)
(32) ... adalah benda hitam yang lunak yang tersusun oleh atom yang
berbentuk heksagonal pada lembaran-lembaran yang sejajar yang
terikat secara terpisah-pisah.(hlm. 26)
kata penunjuk itu dan di sini yang menunjuk pada hal yang sama tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
menunjuk pada tema-tema itu. Penggunaan kata di sini kurang tepat karena di
awal kalimat, tema-tema yang dimaksud menggunakan penunjuk itu sehingga itu
seharusnya berpasangan dengan penunjuk jarak jauh juga, seperti di sana atau di
(28a) Tema-tema itu sangat luas dan hampir semua aspek makhluk hidup
di bumi dapat dimasukkan di dalamnya.
pilihan kata. Pilihan kata yang tepat untuk menggantikan newsletter yang diambil
dari bahasa asing adalah surat kabar. Kalimatnya menjadi seperti berikut.
(29a) Surat kabar resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta
sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia.
Dalam KBBI, kata itu ditulis frustrasi, bukan frustasi seperti pada kalimat (30).
Jika dilihat sekilas, tidak ada kesalahan pada kalimat (31). Namun
ternyata ada penggunaan kata yang terpengaruh oleh penggunaan bahasa daerah,
yakni tentunya. Tentunya diambil dari bahawa Jawa tentune. Maka, penggunaan
kata tentunya itu kurang tepat. Dalam bahasa Indonesia, tentunya diganti dengan
tentu saja (Rahardi, 2009). Pembenaran dari kesalahan kalimat dengan tipe
(31a) Tentu saja pilihan ada di tangan kita semua saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Masalah pada tipe kecermatan pada kalimat (32) adalah masalah yang juga sering
terjadi. Yang hadir berkali-kali pada kalimat itu sehingga menyebabkan kalimat
menjadi terasa panjang. Hal itu membuat kalimat itu menjadi ambigu. Yang
hitam yang lunak yang sedang dibicarakan itu? Yang berbentuk heksagonal itu
(32a) ... adalah benda hitam yang lunak, yang tersusun oleh atom
berbentuk heksagonal pada lembaran-lembaran sejajar yang terikat
secara terpisah-pisah.
adalah kepaduan makna. Kalimat yang efektif juga harus memiliki ciri-ciri
kepaduan makna. Makna yang padu adalah makna yang tidak terpecah-pecah dan
utuh. Rahardi menyatakan bahwa sebuah kalimat dikatakan padu jika susunannya
tidak panjang dan bertele-tele. Berikut contoh-contoh kalimat yang tidak padu.
(33) Selain jawaban dari teks, carilah informasi lain dari sumber-sumber
lain untuk menjawab pertanyaan ini. (hlm. 28)
(34) Kalian diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk
menyampaikan satu tema dengan jenis-jenis teks yang berbeda-
beda secara berganti-ganti dan kemampuan untuk menggunakan
campuran dari beberapa jenis teks dalam menyampaikan sesuatu.
(hlm. 166)
(35) Setelah para karyawan sebuah perusahaan di bidang elektronika
melakukan aksi mogok kerja dengan melakukan demonstrasi di
depan kantor perusahaan, akhirnya wakil perusahaan itu menerima
wakil para karyawan untuk berdialog. (hlm. 138)
(36) Teks yang demikian itu mengandung penjelasan tentang sesuatu itu
berada dalam keadaan seperti yang kita lihat sekarang. (hlm. 175)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tidak padunya kalimat (33) disebabkan oleh kata lain yang digunakan
berkali-kali. Jika bentuk carilah informasi dari sumber lain saja sudah cukup
untuk bisa menerangkan sebuah maksud, tidak perlu harus digunakan kalimat
yang panjang dan diulang-ulang seperti carilah informasi lain dari sumber-
sumber lain. Begitu juga dengan kalimat (34) yang menggunakan kata yang
bentuk panjang yang bertele-tele itu terlihat dalam penulisan jenis-jenis teks yang
jenis-jenis teks yang berbeda secara berganti-ganti. Pembetulan kalimat (33) dan
berikut.
(33a) Selain jawaban dari teks, carilah informasi dari sumber-sumber lain
untuk menjawab pertanyaan ini.
(34a) Kalian diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk
menyampaikan satu tema dengan jenis-jenis teks yang berbeda
secara berganti-ganti dan kemampuan untuk menggunakan
campuran dari beberapa jenis teks dalam menyampaikan sesuatu.
kalimat tersebut dirasa kurang padu. Bentuk singkat kalimat itu adalah sebagai
berikut.
melakukan demo di depan kantornya. Kalimat (36) menjelaskan isi teks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
menjelaskan keadaan sesuatu seperti yang bisa dilihat sekarang. Namun, kalimat
dalam teks itu. Rahardi menjelaskan bahwa kaimat akan dikatakan padu jika
berikut.
dengan teori dari beberapa pakar, yakni Tarigan (1987) dan Setyawati (2010).
terhadap bahasa yang dipakainya, dan metode pengajaran yang lemah atau keliru.
a. Interferensi
bahasa ibu atau bahasa asli atau bahasa daerah tercampur dalam bahasa Indonesia
yang sedang dipakai. Berikut contoh dari interferensi yang terdapat dalam buku
(37) Tentunya, pilihan ada di tangan kita semua saat ini. (hlm. 83)
penggunaan tentunya yang sering dipakai ini adalah kata dari tentune dalam
bahasa Jawa. Kesalahan seperti ini bisa terjadi jika pemakai bahasa menggantikan
–ne pada tentune dalam bahasa Jawa dengan –nya dalam bahasa Indonesia
seperti berikut.
(37a) Tentu saja, pilihan ada di tangan kita semua saat ini.
b. Ketidakcermatan
cermat dalam menulis, tidak teliti, dan lalai dalam penulisan. Beberapa contoh
seharusnya mengapit kata di awal dan akhir tetapi hanya mengapit di awal kata.
Kesalahan seperti ini bisa dihindari jika penulis lebih teliti dalam penulisan. Hal
serupa terjadi pada kalimat (39). Seharusnya, tanda kurung juga hadir mengapit
dalam kalimat itu. Kesalahan pada kalimat (40) juga bisa dihindari jika penulis
lebih teliti lagi dalam penulisan. Kesalahan seperti ini bukanlah merupakan
jelas karena penulis tidak teliti atau kurang cermat dalam membubuhkan tanda
baca di akhir kalimatnya. Pada kalimat (42), kesalahan terjadi dalam tataran
bahasa terhadap bahasa yang dipakainya ini dijelaskan oleh beberapa pakar,
(1987). Adapun beberapa contoh kesalahan ejaan dan kalimat yang disebabkan
Pada kalimat di atas terdapat dua tipe kesalahan sekaligus, yakni kesalahan ejaan
tipe pemakaian tanda titik dua dan kesalahan dalam kalimat efektif mengenai
kehematan kata. Pada tataran ejaan, kesalahan penggunaan tanda baca titik dua
yang benar, dalam hal ini kaidah penggunaan tanda titik dua yang seharusnya ada
dalam pemerian, sedangkan dalam kalimat itu, pintu, jendela, dan apa yang dapat
atau bagian dari kalimat itu sendiri. Pemakai bahasa tidak paham akan fungsi
tanda titik dua itu sendiri dengan jelas sehingga salah menempatkan tanda baca
yang tidak diperlukan itu. Jika dibenahi menurut kaidah ejaan dan kalimat dengan
(43a) Saya kira mereka masih tertidur karena berpesta-pora sampai larut
malam sehingga saya ketuk terus dengan keras pintu, jendela, dan
apapun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan.
konjungsi kalimat yang salah seperti pada kalimat (44), (45), dan (46) sangat
kesalahan seperti ini adalah akibat dari ketidakpahaman penulis atau editor
tentang kaidah peletakan konjungsi yang benar. Tidak pahamnya penulis akan
penggunaan bentuk yang tidak hemat seperti pada kalimat (47) dan (50) juga tidak
jarang ditemukan pada buku ini. Penulis tidak paham bahwa penggunaan bentuk
tujuan dan untuk yang hadir bersamaan adalah bentuk yang mubazir atau tidak
padu dan masih berbelit-belit. Peneliti mencoba mengurangi beberapa kata agar
kalimat tersebut bisa sedikit padu. Pada kalimat (49), terjadi kesalahpahaman
yang dimaksud oleh penulis dengan yang ditulisnya. Ke luar yang ditulis oleh
penulis mempunyai makna sebagai tempat tujuan luar, sedangkan dalam kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
itu, yang dimaksud ialah keluar sebagai lawan dari kata masuk. Pembetulan
(44a) ..., misalnya pada subkelas ikan, kalian dapat menambahkan jenis-
jenis ikan yang kalian ketahui.
(45a) ..., misalnya, gajah diburu untuk diambil gadingnya, harimau
diburu untuk diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil
cangkangnya.
(46a) ..., misalnya konjungsi dan digunakan untuk menambahkan sifat-
sifat untuk anggota kelas yang sama, seperti terlihat pada kalimat
(a).
(46b) Kalian dapat menambahkan jenis-jenis ikan yang kalian ketahui,
misalnya, pada subkelas ikan.
(47a) Tujuan negosiasi adalah mengurangi perbedaan posisi setiap pihak.
(47b) Negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap pihak.
(48a) Di daerah lain, pembuatan SIM Cbaru harus mengikuti 3 ujian,
yaitu ujian praktik, ujian jalan raya, dan ujian tulis.
(49a) Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan keluar
kami.
(50a) Tulisan ini bertujuan berbagi pengalaman dalam mengurus SIM C
dengan jalan yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan hasil akhir analisis data berupa kesimpulan dan
saran.
A. Kesimpulan
berbahasa pada buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X
a) Kesalahan ejaan
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
33 kesalahan.
kata/kehematan kata.
2) Berikut ini adalah hasil analisis penyebab kesalahan dalam buku Bahasa
kesalahan berbahasa karena interferensi bahasa ibu pada tipe ejaan berjumlah 34
kebahasaan kaidah ejaan yang dipakai. Pada kalimat efektif, ditemukan 64 kalimat
B. Saran
bahasa dan sastra Indonesia, dan peneliti lain menanggapi kasus kebahasaan
tanggung jawab para guru pada siswanya. Jika guru masih tidak peduli dengan
persoalan kebahasaan yang ada, murid pun tidak akan menanggapi secara serius
masalah kebahasaan itu. Yang terjadi ialah ‘kebiasaan salah’ yang terbentuk itu
akan terbawa murid sampai pada berikutnya. Untuk itu, tugas guru ialah lebih
cermat dalam soal kebahasaan pada buku teks agar siswa tidak meniru kesalahan
berlarut-larut. Guru juga harus meningkatkan pengajaran soal ejaan dan kalimat
ada dalam buku teks siswa. Telah disimpulkan bahwa dalam buku terbitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
kalimat, maka, tidak menutup kemungkinan mahasiswa program studi bahasa dan
sastra Indonesia juga melakukan kesalahan yang serupa. Untuk itu, peneliti
3. Penerbit Buku
untuk penerbit sendiri agar lebih memerhatikan kompetensi yang dimiliki editor
dalam mengetik atau menulis naskah dalam buku.. Peneliti juga memberi
masukan untuk editor agar lebih cermat dalam pengetikan sehingga kesalahan-
Peneliti menyarankan pada peneliti lain yang ingin meneliti hal serupa
dengan penelitian ini untuk lebih memperluas tataran penelitiannya. Karena dalam
penelitian ini hanya mengangkat soal ejaan dan kalimat, bisa dilakukan penelitian
tentang morfologi atau wacana dalam buku teks serupa oleh peneliti lain.
tataran yang berbeda juga pasti ada. Hasilnya nanti semoga bisa memberikan
sumbangan positif bagi para guru maupun keberhasilan penulisan buku teks yang
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
dalam hal ini. Baik mahasiswa calon guru maupun guru hendaknya tidak langsung
menerima dan menyerap isi dalam buku, tetapi juga harus lebih jeli dan teliti
untuk masalah kebahasaan dalam buku itu karena siswa akan selalu bergantung
pada apa yang diajarkan guru dalam hal ini. Siswa cenderung suka meniru apa
yang ada dan mereka dapat sebelumnya. Guru akan sangat membantu jika
masalah kompetensi kebahasaan pada siswa teratasi lebih awal agar tidak terbawa
oleh siswa lebih lama, bahkan sampai pada perguruan tinggi. Jadi, peran guru
sangatlah penting untuk lebih mencerna masalah kebahasaan dalam buku untuk
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Binedigta Yuni Puji Lestari. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Buku
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Skripsi.
Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Hubbard, Peter, dkk. 1979. A Training Course for TEFL. New York: Oxford
University Press.
Razak, Abdul. 1990. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Keempat. Jakarta. Balai Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI PENYIDIK
Penyidik diminta untuk memeriksa dan mengecek kembali data yang diperoleh peneliti utuk keperluan keabsahan data. Penyidik
yang ditunjuk oleh peneliti untuk melakukan pengecekan kembali data ialah pakar bidang ejaan dan kalimat, yaitu Dr. Y. Karmin,
M.Pd.
Tabel 1.1 Data Tipe Kesalahan Ejaan dan Kalimat
ANALISIS KESALAHAN
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(hlm. 38)
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KTP.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(hlm. 80)
Setujukah kalian bahwa pendidikan sekolah yang
diselenggarakan di negara ini secara terus-
menerus mengembangkan kesempatan untuk
berpendapat bagi siswa?
Kehematan kata: pemborosan penggunaan bentuk
untuk memilih
Sebagai siswa, apakah kalian
merasa bebas atau tidak untuk Sebagai siswa, apakah kalian merasa bebas untuk
33. √
berpendapat di sekolah? berpendapat di sekolah?
(hlm. 81)
Sebagai siswa, kalian merasa bebas atau tidak
untuk berpendapat di sekolah?
Ejaan 1: penulisan “International Monetery Fund”
dan “World Bank” yang seharusnya dicetak
Indonesia menjadi buah bibir miring
pada saat pelaksanaan Sidang
Tahunan International Ejaan 2: penggunaan tanda baca koma pada kata
34. Monetery Fund (IMF)/World √ sebelum nama kota
Bank (WB) 2012 Tokyo, 9—
14 Oktober 2012 lalu. Indonesia menjadi buah bibir pada saat
(hlm. 82) pelaksanaan Sidang Tahunan International
Monetery Fund (IMF)/World Bank (WB) 2012,
Tokyo, 9—14 Oktober 2012 lalu.
Newsletter resmi yang
Kecermatan: pemilihan kata “newsletter”
dibagikan IMF kepada seluruh
35. peserta sidang mengangkat
√ Surat kabar resmi yang dibagikan IMF kepada
satu topik khusus mengenai
seluruh peserta sidang mengangkat satu topik
Indonesia.
khusus mengenai Indonesia.
(hlm. 82)
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Budaya Asean, kebijakan ini Komunitas Sosial Budaya Asean, kebijakan ini
juga .... juga ....
(hlm. 93)
K. struktur: kehadiran yang membuat predikat
menjadi kabur
Teks yang berjudul “Pemimpin
Teks yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik
Sosial dan Politik Tidak Harus
Tidak Harus Mempunyai Pendidikan Formal yang
44. Mempunyai Pendidikan √
Tinggi” itu... .
Formal yang Tinggi”.
(hlm. 103)
Teks itu berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik
Tidak Harus Mempunyai Pendidikan Formal yang
Tinggi”.
K. Struktur: kekaburan predikat
Kenyataan bahwa di sekolah
dan di perguruan tinggi, orang Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan
hanya ‘mempelajari’ teori, tinggi, orang hanya ‘mempelajari’ teori,
sedangkan di masyarakat, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul
45. √
orang betul-betul belajar untuk belajar untuk hidup melalui beraneka ragam
hidup melalui beraneka ragam pengalaman adalah benar.
pengalaman.
(hlm. 104) Pada kenyataannya, di sekolah dan di perguruan
tinggi orang hanya...
Bahkan, Einstein tidak Kehematan kata: penggunaan awalan ter- sudah
mempunyai reputasi mengartikan paling.
pendidikan formal yang bagus,
tetapi melalui usahanya untuk Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi
46. √
belajar dan melakukan pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui
penelitian sendiri di usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian
masyarakat, ia terbukti sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli
menjadi ahli fisika yang sangat fisika termasyhur di dunia.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasyhur di dunia.
(hlm. 104) Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi
pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui
usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian
sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli
fisika yang sangat masyhur di dunia.
K. struktur: dalam kalimat tunggal, tidak boleh
Misalnya, kalian dapat
muncul konjungsi intrakalimat, apalagi diletakkan
membuat teks eksposisi
di awal kalimat.
tentang pentingnya pendirian
47. √
koperasi sekolah atau perlunya
..., misalnya kalian dapat membuat teks eksposisi
pengaturan ekonomi keluarga.
tentang pentingnya pendirian koperasi sekolah
(hlm. 106)
atau perlunya pengaturan ekonomi keluarga.
K. struktur: penyatuan antara ide dan struktur
kalimat kurang tepat dengan kehadiran konjungsi
Pak dosen tidak menjawab
“tidak... melainkan” .
sendiri, melainkan
Konjungsi “melainkan” berpasangan dengan
48. melemparkannya kepada √
“bukan”; “tidak... tetapi”
Ahmad.
(hlm. 112)
Pak dosen tidak menjawab sendiri, tetapi
melemparkannya kepada Ahmad.
K. struktur: penggunaan bentuk di- yang kurang
“Saudara Ahmad, coba
tepat
dijawab pertanyaan Saudara
49. √
Ali tadi,”
“Saudara Ahmad, coba kamu jawab pertanyaan
(hlm. 112)
Saudara Ali tadi,”
Pembuat jembatan itu itu harus Kecermatan: penulisan kata “itu” yang berulang
50. dihukum. √
(hlm. 119) Pembuat jembatan itu harus dihukum.
Seorang kerabat si Tukang Ejaan: kesalahan penggunaan huruf kapital pada
51. √
Pedati mengadukan seorang nama diri; pembuat jembatandan yang mulia
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cangkangnya.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sisi kartrid dengan alur yang kartrid dengan alur yang ada di dalam printer,
ada di dalam printer, sehingga sehingga kartrid toner berada di posisi yang benar
kartrid toner berada di posisi sampai terkunci di tempatnya semula.
yang benar sampai terkunci di
tempatnya semula.
(hlm. 188)
K. struktur: penggunaan konjungsi intrakalimat
Atau, kalian dapat meminta
tapi di awal kalimat
izin untuk mengamati alat
91. pencetak yang ada di sekolah √
... atau kalian dapat meminta izin untuk
kalian.
mengamati alat pencetak yang ada di sekolah
(hlm. 189)
kalian.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Catatan:
Data di atas telah diperiksa dan dicek keabsahannya oleh pakar dalam bidang ejaan dan kalimat, yaitu Dr. Y. Karmin, M.Pd. Data
untuk triangulasi diserahkan pada penyidik pada tanggal 16 Juli 2014 dan diserahkan kembali pada peneliti pada Senin, 21 Juli 2014
untuk diperbaiki.
Mengetahui,
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Di bawah ini merupakan analisis data sebab-sebab kesalahan berbahasa dari penelitian yang berjudul “Tipe-Tipe Kesalahan
Berbahasa dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”. Penyidik diminta untuk
memeriksa dan mengecek kembali data yang diperoleh peneliti untuk keperluan keabsahan sebab-sebab kesalahan berbahasa dalam
Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Penyidik yang ditunjuk oleh peneliti untuk
melakukan pengecekan kembali ini data ialah pakar bidang kalimat, Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENYIDIK
NO. DATA TIPE KESALAHAN PEMBETULAN SEBAB
SETUJU TIDAK
Perilaku berbahasa
yang tidak cermat
Kesalahan
Tanda “^” berarti ‘diikuti Kurangnya tanda
pemakaian tanda Tanda “^” berarti
1. oleh. petik tunggal yang √
baca: pemakaian ‘diikuti oleh’.
(hlm. 6) mengapit kata. Hal
tanda petik tunggal
ini disebabkan oleh
ketidakcermatan
dalam penulisan.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Tulislah satu kalimat untuk Tulislah satu kalimat kebahasaan
setiap tahap, dan usahakan Kesalahan untuk setiap tahap dan
kalimat itu telah mencakupi pemakaian tanda usahakan kalimat itu Kehadiran tanda
2. √
isi pada tahap yang baca: pemakaian telah mencakupi isi koma di depan dan
dimaksud! tanda koma pada tahap yang adalah bentuk yang
(hlm. 16) dimaksud! tidak tepat.
Kesalahan seperti
ini diakibatkan oleh
kekeliruan
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerapkan
kebahasaan.
Ketidakcermatan
dalam penulisan
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhatian atau
kelalaian.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Polisi penguji kebahasaan
Polisi penguji menyatakan
menyatakan bahwa
bahwa orang yang
Kesalahan penulisan orang yang Penulisan angka
pengalaman mengendarai
kata: penulisan berpengalaman dalam kalimat
5. sepeda motor kurang dari 1 √
angka dan lambang mengendarai sepeda tersebut belum
tahun sering gagal dalam
bilangan motor kurang dari satu memenuhi kaidah
ujian.
tahun sering gagal dalam PUEYD.
(hlm. 58)
dalam ujian. (tidak semua
penulisan angka dan
lambang bilangan
dalam buku salah)
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Khusus untuk SIM C, di Di daerah lain, kebahasaan
daerah lain pembuat SIM Kesalahan penulisan pembuatan SIM C baru
baru harus mengikuti 3 ujian, kata: penulisan harus mengikuti tiga Penulisan angka
6. √
yaitu ujian praktik, ujian jalan angka dan lambang ujian, yaitu ujian dalam kalimat
raya, dan ujian tulis. bilangan praktik, ujian jalan belum memenuhi
(hlm. 59) raya, dan ujian tulis. aturan dalam
PUEYD. Hal ini
disebabkan oleh
penerapan kaidah
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebahasaan yang
tidak sempurna
oleh penulis.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Penulisan angka
Kesalahan penulisan
Terdapat 4 butir pada teks dalam kalimat
kata: penulisan Terdapat empat butir
7. tersebut. belum memenuhi √
angka dan lambang pada teks tersebut.
(hlm. 59) aturan dalam
bilangan
PUEYD. Hal ini
disebabkan oleh
penerapan kaidah
kebahasaan yang
tidak sempurna
oleh penulis.
Perilaku berbahasa
yang tidak cermat
Akan tetapi, konjungsi jika Akan tetapi, konjungsi
atau apabila yang menjadi Kesalahan jika atau apabila yang
Ketidakcermatan
pedoman lain untuk pemakaian huruf menjadi pedoman lain
mengakibatkan
8. menentukan kompleksitas itu kapital dan huruf untuk menentukan √
penulis lalai untuk
tidak ditemukan pada teks miring: pemakaian kompleksitas itu tidak
mencetak miring
tersebut. huruf miring ditemukan pada teks
kata yang
(hlm. 59) tersebut.
ditekankan dalam
kalimat.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku berbahasa
yang tidak cermat
Indonesia menjadi buah
Indonesia menjadi buah bibir
bibir pada saat
pada saat pelaksanaan Sidang Tanda baca koma
Kesalahan pelaksanaan Sidang
Tahunan International seharusnya hadir di
pemakaian tanda Tahunan International
9. Monetery Fund (IMF)/World antara tahun dan √
baca: pemakaian Monetery Fund
Bank (WB) 2012 Tokyo, 9— kota. Hal ini
tanda koma (IMF)/World Bank
14 Oktober 2012 lalu. merupakan suatu
(WB) 2012, Tokyo, 9—
(hlm. 82) ketidakcermatan
14 Oktober 2012 lalu.
yang dilakukan
penulis.
Perilaku berbahasa
yang tidak cermat
Indonesia menjadi buah
Indonesia menjadi buah bibir
bibir pada saat
pada saat pelaksanaan Sidang Kesalahan Ketidakcermatan
pelaksanaan Sidang
Tahunan International pemakaian huruf menyebabkan
Tahunan International
10. Monetery Fund (IMF)/World kapital dan huruf penulis lalai untuk √
Monetery Fund
Bank (WB) 2012 Tokyo, 9— miring: pemakaian mencetak miring
(IMF)/World Bank
14 Oktober 2012 lalu. huruf miring kata yang
(WB) 2012, Tokyo, 9—
(hlm. 82) seharusnya tercetak
14 Oktober 2012 lalu.
miring falam
kalimat.
Melihat potensi yang Melihat potensi yang Ketidakpahaman
sedemikian besar, dalam sedemikian besar, pemakai bahasa
beberapa side meeting sidang Kesalahan penulisan dalam beberapa side mengenai kaidah
11. √
IMF yang sempat saya ikuti, unsur serapan meeting sidang IMF kebahasaan
para investor asing yang sempat saya ikuti,
mengharapkan makin banyak para investor asing Side
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang tentu telah mengenal tanda koma negara, semua orang kebahasaan
kebijakan Europass tentu telah mengenal
Language Passport yang kebijakan Europass Tanda koma
dikeluarkan oleh the Council Language Passport seharusnya hadir
of Europe dengan dokumen yang dikeluarkan oleh membatasi bentuk
teknis Common European the Council of Europe keterangan dalam
Framework of Reference dengan dokumen teknis kalimat. Kesalahan
(CEFR) for Languages. Common European ini akibat penulis
(hlm. 92) Framework of kurang paham
Reference (CEFR) for tentang aturan
Languages. peletakan tanda
koma.
Selain berguna untuk
Selain berguna untuk Ketidakpaham
penghormatan atas
penghormatan atas adanya mengenai kaidah
adanya perbedaan
perbedaan bahasa kebangsaan Kesalahan
bahasa kebangsaan
negara anggota Asean, pemakaian huruf Ketidakcermatan
negara anggota Asean,
14. sebagaimana disebutkan kapital dan huruf penulis dalam √
sebagaimana
dalam Cetak Biru Komunitas miring: pemakaian penulisan terlihat
disebutkan dalam Cetak
Sosial Budaya Asean, huruf miring dalam kata yang
Biru Komunitas Sosial
kebijakan ini juga .... luput dicetak
Budaya Asean,
(hlm. 93) miring.
kebijakan ini juga ....
Seorang kerabat si Tukang Seorang kerabat si Ketidakpahaman
Kesalahan
Pedati mengadukan seorang Tukang Pedati pemakai bahasa
pemakaian huruf
pembuat jembatan kepada mengadukan seorang mengenai kaidah
15. kapital dan huruf √
yang mulia hakim karena Pembuat Jembatan kebahasaan
miring: pemakaian
jembatan yang dibuatnya kepada Yang Mulia
huruf kapital
runtuh yang menyebabkan si Hakim karena jembatan Penyebutan nama
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
Bacalah teks anekdot yang Bacalah teks anekdot
pemakai bahasa
berjudul “Politisi Blusukan Kesalahan penulisan yang berjudul “Politisi
17. mengenai kaidah √
Banjir” berikut ini. unsur serapan Blusukan Banjir”
kebahasaan
(hlm. 122) berikut ini.
Ketidakpahaman
Semuanya dia kenal, para Semuanya dia kenal,
Kesalahan penulisan pemakai bahasa
18. politisi sedang blusukan. para politisi sedang √
unsur serapan mengenai kaidah
(hlm. 122) blusukan.
kebahasaan
Penerapan kaidah
kebahasaan yang
tidak sempurna
Tulis ulanglah anekdot Tulis ulanglah anekdot
Penulisan kata
“Politisi Blusukan Banjir” “Politisi Blusukan
Kesalahan penulisan bahasa Jawa
19. tersebut dengan menyisipkan Banjir” tersebut dengan √
unsur serapan seharusnya dicetak
beberapa dialog. menyisipkan beberapa
miring karena
(hlm. 123) dialog.
belum terserap
sepenuhnya ke
dalam bahasa
Indonesia
Ketidakpahaman
Kesalahan pemakai bahasa
“Tidak tahu. Apa gerangan “Tidak tahu. Apa
pemakaian huruf mengenai kaidah
yang telah saya perbuat?” gerangan yang telah
20. kapital dan huruf kebahasaan √
Jawab Azam. saya perbuat?” jawab
miring: pemakaian
(hlm. 125) Azam.
huruf kapital Kata jawab
seharusnya tidak
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlu menggunakan
huruf kapital.
Kesalahan seperti
ini adalah akibat
penulis tidak
paham kaidah
penulisan huruf
kapital.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Lalu, tadi pagi terdapat Lalu, tadi pagi terdapat Dalam hal ini ke
Kesalahan penulisan
sebuah mobil diparkir di sebuah mobil diparkir luar yang
21. kata: penulisan kata √
depan jalan ke luar kami. di depan jalan keluar dimaksud ialah
dasar keluar
(hlm. 130) kami. lawan dari kata
masuk, jadi
penulisannya harus
disambung karena
keluar merupakan
kata dasar
Saya kira mereka masih Saya kira mereka masih Ketidakpahaman
tertidur karena mereka Kesalahan tertidur karena pemakai bahasa
berpesta-pora sampai larut pemakaian tanda berpesta-pora sampai mengenai kaidah
22. √
malam sehingga saya ketuk- baca: pemakaian larut malam sehingga kebahasaan
ketuk terus dengan keras: tanda titik dua saya ketuk terus dengan
pintu, jendela, dan apa pun keras pintu, jendela, Penulis belum
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dapat saya ketuk dalam dan apapun yang dapat paham mengenai
jangkauan. saya ketuk dalam kaidah penggunaan
(hlm. 130) jangkauan. titik dua yang
bertugas untuk
memerinci dan
tidak digunakan
jika yang diperinci
merupakan bagian
dari kalimat seperti
kalimat tersebut.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu menunjukkan
penulis tidak
cermat dalam
menggunakan
tanda baca dalam
kalimat.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Penulisan antar
seharusnya
Carilah buku yang berisi hasil Kesalahan penulisan Carilah buku yang
dirangkai dengan
26. perundingan antar negara. kata: penulisan kata berisi hasil perundingan √
kata berikutnya.
(hlm. 134) turunan antarnegara.
Pengajaran selama
ini kurang
menekankan hal itu
sehingga penulisan
seperti ini banyak
ditemukan dalam
bahasa tulis.
Perilaku berbahasa
Kesalahan yang tidak cermat
Jelaskan tata organisasi yang Jelaskan tata organisasi
pemakaian tanda
27. ada di sebuah perusahaan? yang ada di sebuah √
baca: pemakaian Tidak telitinya
(hlm. 137) perusahaan!
tanda tanya penulis
menyebabkan
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesalahan
penggunaan tanda
baca pada kalimat
perintah. Tidak
semua penggunaan
tanda baca dalam
kalimat salah,
sehingga kesalahan
seperti ini bisa
terjadi jika penulis
tidak teliti
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Selain sebelas binatang
Selain 11 binatang paling
paling langka di
langka di Indonesia, masih Penulisan angka
Indonesia, masih
terdapat hewan-hewan langka yang belum sesuai
Kesalahan penulisan terdapat hewan-hewan
lainnya yang oleh IUCN kaidah
kata: penulisan langka lainnya yang
28. Redlist dimasukkan ke dalam menunjukkan √
angka dan lambang oleh IUCN Redlist
status konservasi (terancam penulis tidak
bilangan dimasukkan ke dalam
punah). Satu tingkat di bawah menerapkan kaidah
status konservasi
kritis. secara sempurna.
(terancam punah). Satu
(hlm. 169) Tidak semua
tingkat di bawah kritis.
penulisan dalam
buku ini salah. Hal
ini menunjukkan
bahwa penulis
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya
mengetahui kaidah
penulisan angka,
tetapi tidak
sempurna dalam
menerapkannya.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku berbahasa
Kemudian keluarkanlah Kemudian keluarkanlah yang tidak cermat
Kesalahan
kartrid toner baru dari kartrid toner baru dari
pemakaian tanda
33. kemasannya. lalu lepaskan kemasannya lalu Ketidakcermatan √
baca: pemakaian
pita kemasan kartrid. lepaskan pita kemasan penulis terlihat dari
tanda titik
(hlm. 188) kartrid. hadirnya tanda titik
di tengah kalimat.
Perilaku berbahasa
Terakhir, tutuplah penutup Terakhir, tutuplah yang tidak cermat
bagian depan printer dan penutup bagian depan
Kesalahan
pastikan tertutup secara printer dan pastikan Hadirnya tanda
pemakaian tanda
34. sempurna. Dan printerpun tertutup secara titik di tengah √
baca: pemakaian
siap untuk digunakan sempurna dan printer kalimat merupakan
tanda titik
kembali. pun siap untuk akibat dari
(hlm. 188) digunakan kembali. ketidakcermatan
penulis.
Kesalahan Setelah itu, gunakan
Setelah itu, Gunakan bagian
pemakaian huruf bagian pegangan pada Perilaku berbahasa
pegangan pada kartrid toner
kapital dan huruf kartrid toner untuk yang tidak cermat
untuk memasukkan kartrid
miring: pemakaian memasukkan kartrid
secara perlahan ke dalam
huruf kapital secara perlahan ke Huruf kapital yang
printer dan sesuaikan tab pada
dalam printer dan dipakai pada
35. sisi kartrid dengan alur yang √
sesuaikan tab pada sisi gunakan
ada di dalam printer, sehingga
kartrid dengan alur menandakan
kartrid toner berada di posisi
yang ada di dalam ketidakcermatan
yang benar sampai terkunci di
printer, sehingga kartrid penulis dalam
tempatnya semula.
toner berada di posisi pengetikan.
(hlm. 188)
yang benar sampai
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terkunci di tempatnya
semula.
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENYIDIK
NO. DATA TIPE KESALAHAN PEMBETULAN SEBAB
SETUJU TIDAK
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Vertebrata bertulang Kesalahan pada
belakang meliputi kehematan kata:
Vertebrata meliputi
Penggunaan kata
manusia, burung, anjing, penggunaan
manusia, burung, anjing,
vertebrata diikuti
katak, dan lain-lain, vertebrata dan
katak, sedangkan
artinya secara
1. sedangkan invertebrata bertulang belakang √
invertebrata meliputi ubur-
bersamaan
tidak bertulang belakang bersamaan juga
ubur, kupu-kupu, dan laba-
merupakan hal
meliputi ubur-ubur, kupu- invertebrata dan
laba. yang boros. Penulis
kupu, dan laba-laba. tidak bertulang
dianggap tidak
(hlm. 6) belakang bersamaan
paham tentang arti
dari kata
‘vertebrata’ itu
sendiri
Vertebrata bertulang Kesalahan pada Vertebrata meliputi Ketidakpahaman
2. belakang meliputi kesepadanan manusia, burung, anjing, pemakai bahasa √
manusia, burung, anjing, struktur: katak, sedangkan mengenai kaidah
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesalahan ini
sangat banyak
ditemukan dalam
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Kesalahan pada
Misalnya, verba mungkin ..., misalnya verba Kurangnya
kesepadanan
berubah menjadi nomina mungkin berubah menjadi pengetahuan
4. struktur: peletakan √
atau kelompok nomina. nomina atau kelompok mengenai kaidah-
konjungsi misalnya
(hlm. 11) nomina. kaidah bahasa
di awal kalimat
Ketidakpahaman
Kesalahan pada
pemakai bahasa
kehematan kata: Identifikasikanlah
mengenai kaidah
telah dan tadi konjungsi yang digunakan
kebahasaan
Identifikasikanlah mempunyai makna dalam teks laporan yang
konjungsi yang digunakan bahwa kejadian itu telah kalian pelajari.
Tidak pahamnya
5. dalam teks laporan yang sudah berlangsung. √
penulis terlihat dari
telah kalian pelajari tadi. Jika digunakan Identifikasikanlah
penggunaan kata
(hlm. 11) secara bersama- konjungsi yang digunakan
telah dan tadi yang
sama, kalimat dalam teks laporan yang
sama-sama
tersebut akan kalian pelajari tadi.
menjelaskan waktu
menjadi boros
yang sudah berlalu.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurangnya
pengetahuan
mengenai kaidah-
kaidah bahasa
Misalnya
merupakan
Misalnya, konjungsi dan
..., misalnya konjungsi dan konjungsi
digunakan untuk Kesalahan pada
digunakan untuk intrakalimat, bukan
menambahkan sifat-sifat kesepadanan
menambahkan sifat-sifat antarkalimat.
6. untuk anggota kelas yang struktur: peletakan √
untuk anggota kelas yang Kesalahan ini
sama, seperti terlihat pada konjungsi misalnya
sama, seperti terlihat pada sangat banyak
kalimat (a). di awal kalimat
kalimat (a). ditemukan dalam
(hlm. 11)
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Kesalahan pada
mengenai kaidah
kesepadanan
Amatilah dengan cermat! Amatilah kalimat di atas kebahasaan
7. struktur: belum √
(hlm. 13) dengan cermat!
bisa menjawab apa
Penulis tidak
yang harus diamati?
cermat dalam
membuat sebuah
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalimat sehingga
menyebabkan
kalimat itu tidak
lengkap
strukturnya.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Kesalahan pada mengenai kaidah
Selain jawaban dari teks, kepaduan makna: kebahasaan
Selain jawaban dari teks,
carilah informasi lain dari kata “lain” yang
carilah informasi dari
11. sumber-sumber lain untuk diulang-ulang ketidakpahaman √
sumber-sumber lain untuk
menjawab pertanyaan ini. menjadikan kalimat penulis membuat
menjawab pertanyaan ini.
(hlm. 28) itu tidak padu dan kalimat
tidak efektif menggunakan kata
lain yang diulang-
ulang.
Kurangnya
pengetahuan
mengenai kaidah-
Kesalahan pada kaidah
Misalnya, mula-mula kesepadanan bahasa/ketidakpah
..., misalnya mula-mula
kalian mengemukakan struktur: aman kaidah
12. kalian mengemukakan √
definisi karbon. peletakan konjungsi kebahasaan
definisi karbon.
(hlm. 28) misalnya di awal
kalimat Misalnya
merupakan
konjungsi
intrakalimat, bukan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antarkalimat.
Kesalahan ini
sangat banyak
ditemukan dalam
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Panjang komodo secara
kebahasaan
Kesalahan pada rata-rata adalah 2,5 meter
Panjang komodo secara
kehematan kata: dengan berat 91 kg.
rata-rata adalah sekitar 2,5 Penulis kurang
13. penggunaan kata √
meter dengan berat 91 kg. paham dalam
rata-rata dan sekitar Panjang komodo adalah
(hlm. 32) menggunakan kata-
bersamaan sekitar 2,5 meter dengan
kata yang memiliki
berat 91 kg.
makna yang sama
seperti rata-rata
dan sekitar.
Komodo hampir punah Kesalahan pada Ketidakpahaman
Komodo hampir punah,
yang, antara lain, kesepadanan pemakai bahasa
antara lain disebabkan oleh
14. disebabkan oleh kematian struktur: mengenai kaidah √
kematian sebagai akibat
sebagai akibat dari peletakan yang yang kebahasaan
dari perkelahian.
perkelahian. tidak tepat
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Dari teks tersebut, cobalah Kesalahan pada kebahasaan
Dari teks tersebut, cobalah
mencari contoh-contoh kesepadanan kalian cari contoh-contoh
kalimat imperatif, kalimat Penulis belum
17. struktur: tidak kalimat imperatif, kalimat √
deklaratif, dan kalimat paham tentang
adanya predikat deklaratif, dan kalimat
interogatif. aturan subjek
dalam kalimatitu interogatif.
(hlm. 43) predikat. Hal itu
menyebabkan
kalimat menjadi
kurang lengkap.
Kurangnya
pengetahuan
mengenai kaidah-
kaidah bahasa
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk merupakan
bentuk yang kurang
tepat tetapi banyak
orang
menggunakannya.
Ini disebabkan oleh
ketidakpahaman
penulis mengenai
penulisan
bertujuan untuk
yang digunakan
terus-menerus
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Bisa jadi, uang yang Anda mengenai kaidah
perlukan lebih kecil atau kebahasaan
Anda yang berada di lebih besar jika Anda
Kesalahan pada
daerah lain bisa jadi uang berada di daerah lain. Kekaburan predikat
kesepadanan
21. yang diperlukan lebih seperti itu bisa √
struktur: kekaburan
kecil atau lebih besar. Bisa jadi, di daerah lain, dihindari jika
predikat
(hlm. 57) uang yang Anda perlukan penulis benar-benar
lebih kecil atau lebih paham kaidah
besar. penulisan kalimat.
Polisi penguji menyatakan Kesalahan pada Polisi penguji menyatakan Perilaku berbahasa
22. bahwa orang yang kecermatan: bahwa orang yang yang tidak cermat √
pengalaman mengendarai pemilihan bentuk berpengalaman
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sepeda motor kurang dari kata pengalaman mengendarai sepeda motor Ketidakcermatan
1 tahun sering gagal dalam kurang dari satu tahun penulis dalam
ujian. sering gagal dalam ujian. kalimat terlihat
(hlm. 58) pada pemilihan
kata pengalaman
yang digunakan
penulis. Faktor
letih atau tidak
teliti juga bisa
menyebabkan
kesalahan seperti
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Khusus untuk SIM C, di
Penulis masih
daerah lain pembuat SIM Di daerah lain, pembuatan
Kesalahan pada menggunakan
baru harus mengikuti 3 SIM C baru harus
kepaduan makna: kalimat yang
23. ujian, yaitu ujian praktik, mengikuti tiga ujian, yaitu √
kalimat masih berbelit-belit. Hal
ujian jalan raya, dan ujian ujian praktik, ujian jalan
berbelit-belit ini bisa terjadi
tulis. raya, dan ujian tulis.
karena penulis
(hlm. 59)
kurang paham
dalam membuat
kalimat, khususnya
kalimat yang
efektif mengenai
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepaduan makna.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Misalnya
Misalnya, cara membuat Kesalahan pada merupakan
..., misalnya cara membuat
roti panggang, cara kesepadanan konjungsi
roti panggang, cara
26. membuat kopi tubruk, atau struktur: peletakan intrakalimat, bukan √
membuat kopi tubruk, atau
cara memasak nasi goreng. konjungsi misalnya antarkalimat.
cara memasak nasi goreng.
(hlm. 64) di awal kalimat Kesalahan ini
sangat banyak
ditemukan dalam
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Setelah itu, praktikkanlah Kesalahan pada Setelah itu, praktikkanlah Ketidakpahaman
27. √
untuk membaca puisi yang kesepadanan pembacaan puisi yang pemakai bahasa
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang bersamaan
dalam satu kalimat.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Sebagai siswa, apakah
kalian merasa bebas untuk
Sebagai siswa, apakah Kesalahan pada Penulis tidak
berpendapat di sekolah?
kalian merasa bebas atau kehematan kata: paham dalam
29. tidak untuk berpendapat di penggunaan bentuk membuat kalimat √
Sebagai siswa, kalian
sekolah? kata pemilihan yang yang hemat, yang
merasa bebas atau tidak
(hlm. 81) berlebihan bersifat ‘memilih’
untuk berpendapat di
sehingga memakai
sekolah?
pertanyaan
berlebihan (apakah
sekaligus pilihan
jawabannya).
Interferensi
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentune. Kesalahan
ini disebabkan oleh
penggunaan bahasa
ibu penulis yang
masih dibawa ke
dalam bahasa
Indonesia.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Keunggulan obat kebahasaan
Keunggulan obat
tradisional jika Kesalahan pada
tradisional jika
dibandingkan dengan obat kesepadanan Penulis kurang
33. dibandingkan dengan obat √
modern lebih aman dan struktur: kekaburan paham kaidah
modern ialah lebih aman
ekonomis. predikat sehingga lupa
dan ekonomis.
(hlm. 90) menyisipkan ialah
sebagai penegas
‘predikat’ kalmat
itu.
Ketidakpahaman
Terdapat 4 argumentasi
Kesalahan pada pemakai bahasa
yang disampaikan oleh Terdapat empat
kehematan kata: mengenai kaidah
penulis mengenai argumentasi mengenai
penyampaian kebahasaan
kepercayaan bahwa jamu kepercayaan bahwa jamu
34. maksud akan tetap √
tradisional masih tradisional masih
sama jika yang Kalimat tersebut
mengungguli obat-obatan mengungguli obat-obatan
disampaikan oleh akan lebih singkat
modern. modern.
penulis dihilangkan jika yang
(hlm. 90)
disampaikan oleh
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulis
dihilangkan.
Penghilangan itu
juga tidak akan
mengubah maksud
kalimat. Penulis
kurang paham
dalam menajdikan
kalimat itu sebagai
kalimat yang hemat
kata.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Teks tersebut memiliki mengenai kaidah
Teks tersebut memiliki
struktur teks yang sama kebahasaan
Kesalahan pada struktur yang sama seperti
seperti teks eksposisi pada
kehematan kata: teks eksposisi pada
umumnya, tetapi pada Pengulangan kata
penggunaan kata- umumnya, tetapi pada
tahap argumentasi tedapat teks membuat
35. kata yang boros pada tahap argumentasi tedapat √
penjelas-penjelas yang kalimat menjadi
teks tersebut memiliki penjelas-penjelas yang
berfungsi untuk sedikit boros.
struktur teks yang berfungsi untuk
memperkuat argumentasi sama
Penulis tidak
memperkuat argumentasi
yang dimaksud. paham dalam
yang dimaksud.
(hlm. 93) membuat kalimat
efektif yang hemat
kata.
Teks yang berjudul Kesalahan pada Teks yang berjudul Penerapan kaidah
36. “Pemimpin Sosial dan kesepadanan “Pemimpin Sosial dan kebahasaan yang √
Politik Tidak Harus struktur: tidak Politik Tidak Harus tidak sempurna
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditemukan dalam
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Kesalahan pada Ketidakpahaman
kesepadanan mengenai kaidah
Pak dosen tidak menjawab
struktur: penyatuan Pak dosen tidak menjawab
sendiri, melainkan
antara ide dan sendiri, tetapi Diduga, penulis
40. melemparkannya kepada √
struktur kalimat melemparkannya kepada tidak tahu kaidah
Ahmad.
kurang tepat dengan Ahmad. tentang penulisan
(hlm. 112)
kehadiran konjungsi tidak... melainkan
“tidak... melainkan” dan bukan... tetapi.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Kesalahan pada
“Saudara Ahmad, coba
kesepadanan “Saudara Ahmad, coba
dijawab pertanyaan Lebih pantas
41. struktur: penggunaan kaujawab pertanyaan √
Saudara Ali tadi,” menggunakan
bentuk di- yang Saudara Ali tadi,”
(hlm. 112) bentuk kau
kurang tepat
daripada di dalam
kata dijawab.
Kalimat “Saudara
Ahmad, coba
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kaujawab
pertanyaan Saudara
Ali tadi,”
Perilaku berbahasa
yang tidak cermat
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Rumah susun ini terbagi mengenai kaidah
menjadi dua sisi dan itu kebahasaan
Rumah susun ini terbagi adalah pesta orang yang
Kesalahan pada
menjadi dua sisi dan itu tinggal di sisi belakang. Ketidakpahaman
kehematan kata:
adalah pesta orang yang penulis tentang
46. penggunaan kata di √
tinggal di sisi sebelah Rumah susun ini terbagi kaidah kalimat
sisi dan sebelah
belakang. menjadi dua sisi dan itu efektif terlihat pada
bersamaan
(hlm. 130) adalah pesta orang yang kata di sisi dan
tinggal di sebelah sebelah yang hadir
belakang. secara bersamaan
dan menyebabkan
boros kata.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Misalnya, pelakunya
..., misalnya pelakunya kebahasaan
adalah orang yang kalian
adalah orang yang kalian
kenal, tempat kejadianya Kesalahan pada
kenal, tempat kejadianya Misalnya
adalah lingkungan yang kesepadanan
adalah lingkungan yang merupakan
47. kalian ketahui, dan struktur: peletakan √
kalian ketahui, dan konjungsi
persoalannya adalah konjungsi misalnya
persoalannya adalah intrakalimat, bukan
persoalan sehari-hari yang di awal kalimat
persoalan sehari-hari yang antarkalimat.
biasa kita hadapi semua.
biasa kita hadapi semua. Kesalahan ini
(hlm. 131)
sangat banyak
ditemukan dalam
buku, sehingga ini
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulis tidak
paham tentang
penulisan kata itu.
Buatlah anekdot yang
Buatlah anekdot yang
menggambarkan situasi Kesalahan pada Ketidakpahaman
menggambarkan situasi
lucu, konyol, frustasi, dan kecermatan: pemakai bahasa
49. lucu, konyol, frustrasi, dan √
tidak nyaman di penulisan kata mengenai kaidah
tidak nyaman di
lingkungan sekolah kalian. frustrasi yang salah kebahasaan
lingkungan sekolah kalian.
(hlm. 132)
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
kebahasaan
Penggunaan tujuan
Tujuan negosiasi adalah
dan untuk
Tujuan negosiasi adalah Kesalahan pada mengurangi perbedaan
merupakan bentuk
untuk mengurangi kehematan kata: posisi setiap pihak.
yang kurang tepat
50. perbedaan posisi setiap penggunaan kata √
tetapi banyak orang
pihak. tujuan dan untuk Negosiasi adalah untuk
menggunakannya.
(hlm. 135) secara bersamaan mengurangi perbedaan
Ini disebabkan oleh
posisi setiap pihak.
ketidakpahaman
penulis tentang
penggunaan bentuk
bertujuan
untukyang
berlangsung terus.
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Setelah para karyawan mengenai kaidah
sebuah perusahaan di kebahasaan
bidang elektronika
Akhirnya, wakil
melakukan aksi mogok Kesalahan pada Ketidakpahaman
perusahaan di bidang
kerja dengan melakukan kepaduan makna: penulis tentang
elektronika itu menerima
51. demonstrasi di depan penggunaan kata prinsip kepaduan √
wakil para karyawan yang
kantor perusahaan, yang berbelit-belit makna dalam
berdemonstrasi di depan
akhirnya wakil perusahaan dan tidak padu sebuah kalimat
kantor untuk berdialog.
itu menerima wakil para menyebabkan
karyawan untuk berdialog. kalimat yang ditulis
(hlm. 138) kurang padu dan
masih berbelit-
belit.
Kesalahan pada Ketidakpahaman
kehematan kata: pemakai bahasa
Kalian telah tahu bahwa bentuk negosiasi mengenai kaidah
negosiasi adalah bentuk adalah bentuk kebahasaan
interaksi sosial yang interaksi sosial yang
berfungsi untuk mencari berfungsi untuk Telah Dalam satu bagian
kalian ketahui
52. penyelesaian bersama di mencari teks, kalimat √
definisi negosiasi.
antara pihak-pihak yang penyelesaian tersebut ditulis
mempunyai perbedaan bersama di antara berulang-ulang
kepentingan. pihak-pihak yang sehingga
(hlm. 146) mempunyai menyebabkan
perbedaan jenuh pada
kepentingan yang pembaca. Penulis
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kaidah kebahasaan
ini.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
mengenai kaidah
Bayangkan, calon
kebahasaan
pengimpor itu dapat Kesalahan Bayangkan, calon
berbahasa Indonesia padakepaduan pengimpor itu dapat
Peneliti kurang
sehingga pengusaha makna: penggunaan berbahasa Indonesia
paham mengenai
54. tersebut menawarkan bentuksurat yang sehingga pengusaha √
prinsip kepaduan
barangnya lewat surat ditulis dengan tersebut menawarkan
makna dalam
yang ditulis dengan bahasa bahasa Indonesia barangnya lewat surat
membuat kalimat
Indonesia. berbahasa Indonesia.
sehingga
(hlm. 157)
menyebabkan
kalimat menjadi
lebih panjang.
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Kesalahan pada mengenai kaidah
kepaduan makna: kebahasaan
Saya berharap kita dapat penggunaan bentuk
Saya berharap kita dapat
bekerja sama dalam waktu dalam waktu yang Penulis tidak
55. bekerja sama dalam waktu √
yang tidak terlalu lama. tidak terlalu lama dekat. menyampaikan
(hlm. 158) terlalu panjang dan maksud dalam
bisa ditulis langsung kalimat secara
dalam waktu dekat langsung. Hal itu
dikarenakan
penulis kurang
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
paham mengenai
prinsip kepaduan
makna.
Penggunaan dalam
waktu yang tidak
terlalu lama
dianggap masih
bertele-tele.
Ketidakpahaman
Kalian diharapkan Kesalahan pada Kalian diharapkan pemakai bahasa
memiliki kemampuan
untuk menyampaikan satu kepaduan makna: memiliki kemampuan mengenai kaidah
penulisan bentuk untuk menyampaikan satu kebahasaan
tema dengan jenis-jenis
panjang jenis-jenis tema dengan jenis-jenis
teks yang berbeda-beda
teks yang berbeda- teks yang berbeda secara Ketidakpahaman
secara berganti-ganti dan
56. beda secara bergantian dan penulis dalam √
kemampuan untuk
berganti-ganti dapat kemampuan untuk prinsip kepaduan
menggunakan campura
ditulis langsung menggunakan campuran makna terlihat dari
dari beberapa jenis teks
dengan jenis teks dari beberapa jenis teks penggunaan kata-
dalam menyampaikan
yang berbeda secara dalam menyampaikan kata yang diulang-
sesuatu.
berganti-ganti. sesuatu. ulang pada kalimat
(hlm. 166)
itu.
Kesalahan pada Beberapa langkah yang Ketidakpahaman
Beberapa langkah yang
harus dilakukan dalam kehematan kata: harus dilakukan dalam pemakai bahasa
bentuk antara lain usaha pelestarian binatang mengenai kaidah
usaha pelestarian binatang
57. dan adalah sama- langka, antara lain: kebahasaan √
langka, antara lain, adalah
sebagai berikut. sama bertugas
(hlm. 172) sebagai pemerinci Beberapa langkah yang Maksud penulis
jadi tidak perlu harus dilakukan dalam ialah menghadirkan
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Misalnya
merupakan
Misalnya, gajah diburu
..., misalnya gajah diburu konjungsi
untuk diambil gadingnya, Kesalahan pada
untuk diambil gadingnya, intrakalimat, bukan
harimau diburu untuk kesepadanan
harimau diburu untuk antarkalimat.
60. diambil kulitnya, kura- struktur: peletakan √
diambil kulitnya, kura- Kesalahan ini
kura diburu untuk diambil konjungsi misalnya
kura diburu untuk diambil sangat banyak
cangkangnya. di awal kalimat
cangkangnya. ditemukan dalam
(hlm. 176)
buku, sehingga ini
merupakan
kesalahan dari
penulis yang tidak
paham tentang
kaidah kebahasaan
ini.
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketidakpahaman
pemakai bahasa
Jadi, melalui teks, kita Kesalahan pada
Jadi, melalui teks, kita mengenai kaidah
menjalani hidup. Melalui kepaduan makna:
menjalani hidup dan kebahasaan
61. teks, kita berkomunikasi bentuk kebahasaan √
berkomunikasi dengan
dengan sesama. tersebut masih
sesama. Kalimat tersebut
(hlm. 176) terpecah-pecah.
masih terpisah dan
tidak padu.
Ketidakpahaman
Kesalahan pada pemakai bahasa
kehematan kata: Dari Pelajaran 3 tentang
mengenai kaidah
bentuk kebahasaan kebahasaan
eksposisi, kalian
Dari Pelajaran 3 tentang dari Pelajaran 3
mengetahui tahap ....
eksposisi sebelumnya, tentang ekposisi Penulis tidak
62. kalian mengetahui tahap sudah menjelaskan paham tentang √
Dari pelajaran tentang
.... bahwa pelajaran itu prinsip kehematan
eksposisi sebelumnya,
(hlm. 179) sudah berlangsung, kata sehingga
kalian mengetahui tahap
jadi tidak perlu hadir menggunakan kata-
....
sebelumnya setelah kata yang
bentuk itu. berlebihan/mubazir
.
Pada kenyataannya, Penerapan kaidah
Kenyataan bahwa sebagian Kesalahan pada sebagian di antara kita kebahasaan yang
di antara kita tidak dapat kesepadanan tidak dapat berbahasa tidak sempurna
63. berbahasa Indonesia struktur: Indonesia dengan baik dan √
dengan baik dan benar. ketidakjelasan benar. Penulis kurang
(hlm. 183) predikat tepat dalam
Kenyataan bahwa sebagian menerapkan kaidah
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan bentuk
yang tidak sesuai
kaidah. Hal ini
serupa dengan
hadirnya dan di
awal kallimat
sebelumnya,
sehingga diduga
hal ini disebabkan
oleh penulis kurang
paham tentang
penulisan
konjungsi.
Mengetahui
Yogyakarta, Januari 2015
Triangulator
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Gambar 1.16 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kecermatan dan Kesantunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Gambar 1.17 Kesalahan dalam Kalimat Efektif Tipe Kecermatan dan Kesantunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
BIODATA PENULIS
Pertama Katolik Santo Elias Situbondo. Sekolah menengah atas ditempuh di SMA
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2010. Masa pendidikannya di