Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kurikulum 2013 Revisi pada Mata

Pelajaran Matematika

Tugas Analisis Kebijakan Kurikulum KBK, KTSP, Kurikulum 2013


dan Kurikulum 2013 revisi dalam Mata Pelajaran Matematika
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis, oleh karena itu kurikulum
juga harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan beragam
tuntutanstakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Adanya
perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi tersebut serta dengan
diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang
kemudian diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002 tentang pembagian
kewenangan antara pemerintah dan kewenangan daerah, telah menimbulkan beberapa
perubahan dalam penyempurnaan kurikulum sampai pada kurikulum 2004 (KBK) dan
selanjutnya mengalami penyempurnaan lagi menjadi kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana
masing-masing kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Pada bab ini
hanya akan dibahas karakteristik dari 3 jenis perkembangan kurikulum yang terkait dengan
pembelajaran matematika di SD/MI dalam kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP),
kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 edisi revisi.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi


modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia.Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Pembelajaran Matematika Dalam KBK
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus
dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan (Depdiknas 2002).
KBK menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak hanya
mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari media elektronik
semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya. Dengan demikian kemajuan
bidang teknologi khususnya teknologi informasi, memungkinkan siswa bisa belajar dari
berbagai sumber belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga
karakteristik utama. Pertama,KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus
dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
a. Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.
b. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
berhadaptasi terhadap dunia kerja.
c. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam
sisterm budaya dan tata nilai masyarakat pluralistik.
d. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta
mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan
perkembangan zaman.
Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses
pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak hanya
diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat
menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-
hari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua
sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara
utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.
Jadi tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai
perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Lebih
lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam karakteristik
kurikulum berbasiskompetensi, yaitu: (1) sistem belajar dengan modul; (2) menggunakan
keseluruhan sumber belajar; (3) pengalaman lapangan; (4) strategi individual personal;
(5) kemudahan belajar; dan (6) belajar tuntas.
Pada kurikulum 2004 (KBK), secara khusus model pembelajaran matematika dalam
kurikulum tersebut mempunyai tujuan:
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan
inkonsistensi
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan
antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Dalam KTSP
Landasan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pemberian
otonomi seluas-luasnya kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan
pendidikan yang demokratis dan profesional dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat
dan orang tua.
Pada pembelajaran matematika standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memiliki
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Materi mata pelajaran Matematika pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI
meliputi konsep/materi:
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Secara umum karakteristik pembelajaran matematika pada kurikulum KTSP, antara
lain:
a. Matematika dikembangkan sesuai SI dan SKL
b. Pada proses pembelajaran langsung masuk kepada materi abstrak.
c. Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya dapat
menggunakan)
d. Permasalahan matematika selalu diasosiasikan (direduksi) dengan angka.
e. Tidak membiasakan siswa untuk berpikir kritis (hanya mekanistis).
3. Karakteristik Pembelajaran Matematika dalam K13
Perubahan Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 menyangkut empat elemen
perubahan kurikulum.[1] yaitupertama Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
yaitu Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skillsdengan mengasah
3 aspek, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kedua Standar Isi (SI), yaitu pada
perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan
dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari kompetensi.
Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan
mata pelajaran. KetigaStandar Proses, yaitu yang semula terfokus pada eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi, pada kurikulum 2013 dilengkapi dengan pendekatan scientific
yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mengeksplorasi (eksploring),
mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).
Terkait dengan beberapa perubahan di atas, maka pada mata pelajaran matematika juga
terjadi perubahan-perubahan, antara lain:
a. Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan akhirnya
abstraksi permasalahan.
b. Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan oleh
siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa menggunakan tetapi
juga memahami asal-usulnya).
c. perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka (gambar, grafik, pola, dsb).
d. Matematika dirancang supaya siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang
diajukan.
e. Membiasakan siswa berpikir algoritmis.
f. Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.
4. Karakteristik Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Pada Kurikulum 2013 khususnya untuk jenjang SD/MI, terdapat perubahan pada
pembelajaran matematika, yaitu konsep pembelajaran terpadu tematik integratif dengan mata
pelajaran lain berlaku dari kelas I sampai kelas VI. Perubahan ini tentu saja berdampak pada
proses pembelajaran matematika, dimana pembelajaran matematika dapat juga berorientasi
pada pengayaan (enrichment) antar mata pelajaran, pengembangan kemampuan berpikir, rasa
ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
lingkungan sosial, dan lingkungan alam.
Pembelajaran matematika di SD/MI diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari
tahu dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih
peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja
sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect
Teaching).
Secara umum terdapat beberapa point perubahan penting kurikulum 2013 setelah
dilakukan revisi.
a. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap kurikulum 2013 edisi
revisi yang berlaku secara nasional.
b. Struktur mata pelajaran dan waktu/lama belajar di sekolah tidak diubah.
c. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan
PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam penulisan RPP.
d. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi.
Penghitungan nilai keterampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk, portofolio) dan diambil
nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama.
e. Pendekatan saintifik 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila digunakan
maka susunannya tidak harus berurutan.
Teori 5M atau Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, dan Mencipta, tidak
lagi sebatas menjadi teori saja. Tetapi, guru dituntut untuk benar-benar menerapkannya dalam
pembelajaran.
f. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD, materi pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran.
g. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas menjadi penilaian
akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk semester 2.
h. Menggunakan metode pembelajaran aktif.
Dengan menggunakan metode pembelajaran aktif ini diharapkan guru mampu berperan
menjadi fasilitatorpembelajaran yang membuat siswa menjadi menyenangi kegiatan belajar
mengajar. Jangan sampai kurikulumnya saja yang baru tapi cara mengajarnya masih cara lama.
i. Proses berpikir siswa tidak dibatasi
Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan. Yaitu, anak SD sampai
memahami, SMP/MTs menganalisis, dan SMA/Aliyah mencipta. Pada kurikulum hasil revisi
ini, anak SD/MI boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan
yang sesuai dengan usia anak atau disesuaikan dengan kemampuannya.
j. Penyederhanaan aspek penilaian guru.
Pada K13 versi lama, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual (keagamaan)
siswa. Sistem ini yang kemudian banyak dikeluhkan oleh para guru. Dalam skema yang baru,
penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan
agama-budi pekerti. Sementara guru mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek akademik
sesuai bidang yang diajarkan saja.
k. Meningkatkan Hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Dengan peningkatan hubungan antara KI dan KD ini mengakibatkan banyak buku
pelajaran kurikulum 2013 lama yang harus diperbaharui. Secara konten atau isi tidak ada yang
salah dalam buku Kurikulum 2013. Kesalahan terdapat pada urutan, terutama buku tematik
yang merupakan integrasi dari berbagai mata pelajaran. Sehingga yang berubah adalah
urutannya, misalnya untuk pelajaran di kelas 1 diajarkan pada semester 1, di buku edisi revisi
baru ini diajarkan di semester 2, urutan penyajian tetap disesuaikan dengan kompetensi
dasarnya.
C. Kesimpulan
Secara umum tidak terjadi perubahan yang signifikan dari kurikulum 2013 menjadi
kurikulum revisi 2013. Hanya saja jika dibandingan dengan dua kurikulum sebelumnya, seperti
KBK dan KTSP, terdapat beberapa perbedaan pada beberapa komposisi materi khususnya
pelajaran Matematika. Seperti pada materi bilangan, pada kurikulum 2013 edisi revisi terdapat
peningkatan kemampuan kognitif yang harus dicapai peserta didik. Sebagai contoh pada KBK
dan KTSP, aspek kognitif yang akan dicapai peserta didik terkait materi bilangan mulai dari
angka 1 sampai 20. Sementara pada kurikulum 2013 pencapaian aspek kognitif peserta didik
pada materi bilangan mulai dari angka 1 sampai 50, sedangkan pada kurikulum 2013 edisi
revisi jumlah bilangan yang harus dicapai oleh peserta didik sampai pada angka 99.
Perbedaan lain yang juga terjadi pada penyusunan materi mata pelajaran matematika
pada kurikulum KBK dan KTSP, yaitu pada poin materi mengenai bangun ruang. Pada KBK
dan KTSP, materi bangun ruang pada siswa kelas 1 dan 2 hanya sebatas mengetahui, namun
pada silabus mata pelajaran Matematika di kurikulum 2013 dan kurikulum revisi diinginkan
agar siswa tidak hanya mengetahui tetapi juga memahami terkait materi bangun ruang.

DAFTAR PUSTAKA

https://dekha-sajalah.blogspot.com/2016/10/analisis-kurikulum-2013-revisi-pada.html

Anda mungkin juga menyukai