Anda di halaman 1dari 20

KAPITA SELEKTA TUMBUHAN

“Tali putri (Cuscuta sp)”

Makalah
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Kapita Selekta Tumbuhan

Oleh:
Lili Astuti Isnaeni (0402518024)
Advend Sri Rizky Sianturi (0402518039)

PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memeberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusun makalah ini dengan judul Tali putri (Cuscuta sp). Penulisan makalah ini
merupakan salah satu penilaian tugas dalam mata kuliah Kapita selekta tumbuhan.

Penulis menyadari bahwasannya masih banyak terdapat kekurangan dalam


penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik, saran serta
bimbingan demi perbaikan makalah yang telah dibuat. Harapan penulis dengan
adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada semua
pihak.

Semarang, 20 April 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tumbuhan parasit merupakan tumbuhan yang bagi ketahanan hidupnya


menggantungkan sebagian atau seluruh sumber dayanya pada tumbuhan lain
(inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan daya. Salah satu
tumbuhan yang merupakan parasit adalah tali putri. Tali putri merupakan spesies
yang di temukan secara alami pada tanaman inang. Jenis tanaman inang yang
dapat terinfeksi adalah tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu kecil, serta
banyaknya tanaman pertanian. Tali putri termasuk kedalam genus cuscuta dan
pada umumnya dikenal sebagai dodders.
Dodders adalah tanaman yang tidak memiliki daun dan merambat epifit
yang menyerang batang inang dengan struktur makan haustorial di titik kontak.
Dodders ini dapat melemahkan atau membunuh tanaman. Tumbuhan ini tergolong
ke dalam tumbuhan yang dapat merugikan tumbuhan yang ditumpanginya, selain
itu tumbuhan tali putri akan merambat menutupi seluruh permukaan batang dan
daun dari tumbuhan yang ditempelinya, sehingga tentunya akan menghambat
proses fotosintesis dari tumbuhan inangnya.
Tali putri memiliki banyak keunikan yaitu sebagai tanaman parasit dan
memiliki haustorium untuk menopang hidupnya. Pembahasan mengapa tali putri
menjadi tumbuhan parasit dan bagaimana cara menginfeksinya akan dibahas
dalam makalah ini.

3
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dimunculkan beberapa
rumusan masalah diantaranya adalah:
1. Mengapa tumbuhan tali putri Cuscuta sp hidup parasit pada tumbuhan inang
(host)?
2. Bagaimana proses tumbuhan tali putri Cuscuta sp menginfeksi tumbuhan
inangnya?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Menganalisis penyebab tumbuhan tali putri Cuscuta sp termasuk ke dalam
tumbuhan parasit
2. Menjelaskan proses tumbuhan tali putri Cuscuta sp dalam menginfeksi
tumbuhan inangnya

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi Tali Putri (Cuscuta sp)
Tali putri (Cuscuta sp) adalah salah satu genus dari tumbuhan berbunga,
cuscuta terdiri dari sekitar 160 spesies. Genus ini merupakan golongan tumbuhan
parasite yang hidup pada tanaman inang. Tali putri tersebar luas di Eropa dan
Amerika Utara. Di Amerika Serikat bagian selatan, tali putri menjadi parasit pada
alfafa dan semanggi. Tanaman lain yang menjadi inang dari tali putri antara lain:
bawang, bit gula, kentang dan beberapa jenis tanaman hias (Wikipedia)
Berikut adalah tingkatan takson dari tali putri (Cuscuta sp)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (tanaman berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (dikotiledon)
Ordo : Solanales
Famili : Cuscutaceae (Dodder family)
Genus : Cuscuta L.
Spesies :-
(plant database)
2.2. Morfologi Tali Putri (Cuscuta sp)
Tali putri (Cuscuta sp) adalah
tanaman parasit yang awalnya
memiliki akar normal seperti benang
di sisi inangnya, kemudian pengisap
menembus jaringan inang. Akar
parasit/ haustorium tali putri/Cuscuta
sp dan mikoriza adalah simbiosis
mutualisme antara akar tumbuhan Gambar 2.1. Pertumbuhan cuscuta sp
dan cendawan. (Willd) yang melilit pada tanaman inang

Tali putri mendapat semua nutrisi yang dari tanaman inang dan pada
akhirnya akarnya mati. Kelopak bunga berwarna putih, tipe daun sederhana,
susunan daun alternate (ada satu daun per node sepanjang batang), tepi helai daun

5
tidak memiliki gigi atau lobus, bunga radial simetris (ada dua atau lebih banyak
cara untuk membagi bunga), ada lima petal, sepal, atau tepal pada bunga, jumlah
benangsari 5, panjang buah 2.5-3.5 mm.
Biji Cuscuta sp. sangat kecil dengan diameter 0,5-1 mm, berwarna abu-
abu hingga coklat. Biasanya berukuran bulat tidak beraturan. Kulitnya sangat
keras dan memiliki permukaan yang kasar. Beberapa biji kecil dapat berada dalam
satu kapsul buah tunggal.

Gambar 2.2. Biji Cuscuta sp. (Willd.)


Setelah tumbuh secara vegetatif, Cuscuta sp. menghasilkan kuntum bunga
yang dapat berwarna putih, merah jambu, atau kekuningan. Perbungaan terdiri
atas 6-18 bunga. Setiap bunga berwarna putih dengan panjang 2,2 hingga 4,2 mm.
5-merous, dengan kelopak dan corolla. Tabung corolla lebih pangan dari calyx.

Gambar 2.3. Bunga, buah dan batang Cuscuta sp. (foto Peter M.)

6
2.3. Anatomi Tali Putri (Cuscuta sp.)
 Ciri anatomi sel
Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan adalah sel tumbuhan memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil a dan klorofil b sebagai pigmen
fotosintetiknya, sel dewasanya memiliki satu vakuola sentral yang besar yang
berfungsi membantu memelihara turgiditas sel, dan memiliki dinding sel. Dinding
sel tumbuhan terutama disusun oleh selulosa. Kebanyakan sel tumbuhan,
khususnya sel yang memberikan kekuatan, mempunyai 2 lapis dinding sel.
Dinding yang pertama kali dibentuk disebut dinding primer, dinding yang
dibentuk kemudian adalah dinding sekunder bersifat lebih kaku, terdapat di
antara membran plasma dan dinding primer. Pada tumbuhan dinding primer
dari sel yang berdampingan dihubungkan oleh suatu lapisan lengket disebut
lamela tengah. Pada dinding sel tumbuhan dijumpai struktur khusus yang disebut
noktah. Melalui noktah ini aliran sitoplasma sel-sel yang berdampingan
(plasmodesmata) dapat saling berhubungan. Plasmodesmata merupakan saluran
komunikasi dan sirkulasi di antara sel-sel yang berdampingan.
 Sistem Jaringan Penyusun Tubuh Tumbuhan
Akar, batang dan daun tersusun atas tiga sistem jaringan yaitu
epidermis, sistem berkas pembuluh dan sistem jaringan dasar. Perbedaan
struktur anatomi organ akan terlihat apabila yang diamati adalah organ yang
sudah tua. Epidermis (bagian berwarna biru) berfungsi melindungi daun,
batang dan akar yang masih muda dari kerusakan fisik atau infeksi patogen.
Pada daun atau batang beberapa tumbuhan sel - sel epidermisnya
menghasilkan senyawa lilin yang disebut dengan kutikula yang berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air dari tubuh tumbuhan. Sistem berkas
pembuluh (berwarna ungu) terdiri dari xilem dan floem yang berperan dalam
transpor air dan hara mineral serta hasil fotosintesis. Sistem jaringan yang
ketiga yaitu sistem jaringan dasar (berwarna kuning) yang mengisi daerah di
antara epidermis dan sistem berkas pembuluh, memiliki fungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis, tempat menyimpan cadangan makanan
dan sebagai penguat atau penyokong tubuh tumbuhan. Sistem jaringan dasar ini

7
terutama terdiri dari jaringan parenkima, tetapi terdapat juga jaringan
kolenkima dan sklerenkima.
Ketiga sistem jaringan akan terlihat dengan jelas, epidermisnya terdiri dari
selapis sel yang tersusun rapat menyelubungi permukaan akar. Air dan unsur hara
(mineral) diserap oleh akar dari tanah melalui sel - sel epidermis. Beberapa sel
epidermis akan tumbuh menjulur membentuk rambut akar. Di sebelah dalam
epidermis terdapat sistem jaringan dasar yang membentuk korteks akar yang
terdiri dari jaringan parenkima sebagai komponen utamanya. Cadangan makanan
berupa pati biasanya ditumpuk pada korteks akar ini. Bagian terdalam dari korteks
akar yang terdiri dari satu lapis sel disebut endodermis, memiliki lapisan suberin
(gabus) pada dinding radial dan transversalnya. Lapisan gabus ini disebut pita
Caspary yang memiliki fungsi penting sebagai penghalang masuknya air serta
mineral terlarut melalui jalur ekstraselular. Sel endodermis berperan dalam
menentukan jenis - jenis mineral apa saja yang dapat memasuki xilem. Selain oleh
gabus, pada dinding bagian dalam endodermis juga terdapat lilin, kadang - kadang
juga dijumpai selulosa dan lignin.
Beberapa sel endodermis tetap berdinding tipis yang disebut dengan sel–
sel peresap. Di sebelah dalam sel endodermis terdapat berkas pembuluh. Pada
tumbuhan dikotil, berkas pembuluh mengisi penuh pusat akar,sedangkan pada
tumbuhan monokotil pusat akar ini sering diisi oleh jaringan parenkima yang
disebut dengan empulur. Berkas pembuluh terdiri dari xilem dan floem yang
letaknya berselang - seling. Seperti halnya akar, batang tumbuhan juga tersusun
oleh tiga sistem jaringan. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
struktur internal batang tumbuhan dikotil dan monokotil berkas pembuluh pada
tumbuhan monokotil letaknya tersebar, sedangkan pada tumbuhan dikotil berkas
pembuluhnya tersusun melingkar, korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara
berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada monokotil batas tersebut tidak
jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu
empulur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya
terdapat pada empulur ini. Pada epidermis atas dan bawah daun dijumpai pori
-pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal:stoma). Pada tumbuhan darat

8
jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas
daun,yang merupakan adaptasi tumbuhan untuk meminimalisasi hilangnya air
dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma
mengkerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata, berperan penting dalam
pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun dengan lingkungan
luar, selain itu juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuhan.
Sistem jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun
tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga
karang yang umumnya terdiri dari proses fotosintesis terjadi dalam mesofil.
Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedang jaringan
bunga karang karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang
banyak, jaringan ini merupakan tempatpertukaran gas. Tulang - tulang daun yang
mengandung berkas pembuluh tersebar di seluruh mesofil. Satu berkas pembuluh
terdiri dari xilem dan floem yang dikelilingi oleh sel-sel parenkima berdinding
tebal yang disebut dengan seludang pembuluh. Berkas pembuluh yang terdapat
pada daun tersambung secara kontinu dengan berkas pembuluh yang terdapat
pada batang. Hal ini memungkinkan tersalurkannya air dan mineral terlarut dari
tanah ke daun dan juga memungkinkan tersalurkannya hasil fotosintesis dari
daun ke bagian tumbuhan lainnya. Pada tumbuhan C4, seludang pembuluh
adalah tempat terjadinya siklus Calvin dari proses fotosintesis.
2.4. Ciri khas Tali Putri (Cuscuta sp)
a. Parasit
Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh sumber
energinya (untuk melangsungkan hidupnya) bergantung pada tumbuhan lain
(tumbuhan inang) sehingga mengakibatkan tanaman inangnya akan mengalami
kekurangan energi. Berdasarkan ketergantungannya pada tumbuhan inang,
tumbuhan parasit dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan parasit obligat dan parasit
fakultatif. Parasit obligat (parasite sejati) yaitu tumbuhan yang sepenuhnya
menggantungkan sumber energi pada tumbuhan inang. Parasit obligat hanya
hidup dalam sel atau jaringan inang hidup contoh: tali putri (cuscuta), benalu dan
rafflesia arnoldii. Sedangkan parasit fakultatif adalah tumbuhan parasit yang

9
menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan inang. Parasit fakultatif
masih memiliki organ fotosintetik yang berfungsi secara normal sebagaimana
tumbuhan bukan parasit. Contoh: Mistletoe.
Cuscuta sp. merupakan parasit yang dianggap sebagai hama tanaman
berbahaya pada berbagai tanaman pertanian termasuk cranberry. Hama ini dapat
menurunkan hasil panen setidaknya 50% (Bewick et al. 1998) dan hingga 80% -
100% (Devlin and Deubert 1980). Hanya sebagian kecil dari populasi biji pada
tanah dapat berkecambah dalam satu musim, tetapi biji ini dapat bertahan hidup
hingga bertahun-tahun.
b. Haustorium
Tumbuhan parasit angiospermae baik yang hemi- maupun holo-parasit
mempunyai struktur khusus yang disebut haustoria, yang berfungsi dalam
melekatkan, penetrasi dan transfer larutan dari tumbuhan inang ke parasit.
Haustorium merupakan cabang dari akar sekunder. Haustorium berfungsi dalam
melekatkan, penetrasi, dan transfer larutan dari tumbuhan inang ke parasit. Pada
pembentukannya, perkembangan haustorium terutama terjadi akibat pembesaran
sel korteks dan epidermis. Sel – sel tersebut kemudian membelah satu kali secara
periklinal dan beberapa kali secara antiklinal. Turunan – turunan sel tersebut
kemudian membesar membentuk keseluruhan haustorium yang berbentuk lunas.
Pada awal perkembangan haustorium, trikom mirip rambut akar berdinding tipis
dibentuk di beberapa sel epidermis dan trikom-trikom tersebut ini kemudian
melekatkan diri pada permukaan akar inang. Diduga trikom-trikom ini berfungsi
untuk melindungi haustorium yang sedang berkembang dari parasit famili lain.
Pada pembentukan akhir haustorium dibentuk struktur yang menyerupai jembatan
xilem (xylem bridge) yang terdiri atas berkas xilem yang menghubungkan xilem
inang dengan xilem parasit yang memungkinkan terjadinya kesinambungan antara
inang dan parasit. Bersebelahan dengan berkas xilem terdapat sel-sel parenkim
dengan ciri-ciri seperti sel transfer yang dipercayai terlibat dalam transport
membran secara aktif sepanjang jembatan xylem.

10
2.5. Cara introduksi (Pathway)
 Penyebaran alami (non-biotik): Spesies cuscuta tidak memiliki mekanisme
penyebaran khusus dan pergerakan kemungkinan terjadi oleh air. Biji C.
gronovii sulit untuk tersebar oleh angin atau hewan.
 Praktik pertanian : Agen penyebar biotik utama baik secara lokal maupun
internasional, adalah manusia, melalui pertanian dan transportasi tanaman
pertanian, ataupun transfer tanah pada alat pertanian
 Introduksi tidak sengaja : pada tingkat lokal, mungkin terjadi pergerakan
tidak sengaja sebagai hasil dari pengangkutan tanah atau pembuangan
limbah kebun.
 Introduksi internasional : Perdagangan tanaman: Tanaman ini dapat
terbawa melalui Importasi komoditas Herbaceous, Kentang, Lada, Seledri.

11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tali putri (Cuscuta sp.) hidup parasit pada tumbuhan inang

Tali putri atau yang sering disebut sebagai dodder atau Cuscuta sp adalah
tanaman tergolong dalam kelompok haloparasit yang artinya parasit yang tidak
melakukan fotosintesis karena tidak mempunyai cukup klorofil, komposisi
pigmen utama yang sama yaitu karoten, feofitin a, klorofil a, klorofil b dan
xantofil dan parasit obligat yang artinya tumbuhan yang sepenuhnya
menggantungkan sumber energi pada tumbuhan inang.

Di dalam siklus hidup sepenuhnya bergantung pada tumbuhan inang (host)


sebagai pemasok kebutuhan makanan, air, nutrien, serta dukungan fisik. gulma
parasit ini mengadakan kontak dengan inang dengan cara meliliti inang kemudian
mengambil ekstrak air, nutrien dan karbon dari inang melalui organ kontak
khusus yaitu haustoria. Haustoria adalah akar yang menembus sistem vaskular
tumbuhan inang. Tumbuhan taliputri sebagai gulma parasit sifatnya merugikan
tumbuhan lain namun disisi lain tumbuhan ini mempunyai banyak manfaat bagi
kesehatan, dimana Cuscuta australis R.Br. dapat digunakan sebagai obat kuat,
kencing bernanah, inkontinensi, kandung kemih, diabetes, diuretika, penyakit
ginekologi, sakit jantung, sukar berkeringat, beser kencing dan badan lemah.

Tumbuhan parasit angiospermae baik yang hemi- maupun holo-parasit


mempunyai struktur khusus yang disebut haustoria, yang berfungsi dalam
melekatkan, penetrasi dan transfer larutan dari tumbuhan inang ke parasit. Sampai
saat ini penelitian mengenai struktur dan pembentukan haustorium terbatas hanya
pada parasit akar misalnya Triphysaria dan jarang sekali parasit batang. Pada
pembentukannya, perkembangan haustorium terutama terjadi akibat pembesaran
sel korteks dan epidermis. Sel – sel tersebut kemudian membelah satu kali secara
periklinal dan beberapa kali secara antiklinal. Turunan – turunan sel tersebut
kemudian membesar membentuk keseluruhan haustorium yang berbentuk lunas.
Pada awal perkembangan haustorium, trikom mirip rambut akar berdinding tipis
dibentuk di beberapa sel epidermis dan trikom – trikom tersebut ini kemudian

12
melekatkan diri pada permukaan akar inang. Diduga trikom – trikom ini berfungsi
untuk melindungi haustorium yang sedang berkembang dari parasit famili lain.
Pada pembentukan akhir haustorium dibentuk struktur yang menyerupai jembatan
xilem (xylem bridge) yang terdiri atas berkas xilem yang menghubungkan xilem
inang dengan xilem parasit yang memungkinkan terjadinya kesinambungan antara
inang dan parasit. Bersebelahan dengan berkas xilem terdapat sel – sel parenkim
dengan ciri – ciri seperti sel transfer yang dipercayai terlibat dalam transport
membran secara aktif sepanjang jembatan xylem.

3.2. Proses tali putri (Cuscuta sp) menginfeksi tumbuhan inang

Batang Cuscuta secara umum mempunyai struktur seperti batang inang,


yaitu dari luar kedalam : (1) satu lapis epidermis, (2) 6 lapis sel parenkim korteks
dengan ukuran yang sangat bervariasi dan (3) jaringan pembuluh yang
mengelilingi empulur. Di daerah korteks dan empulur terdapat kelenjar sekretori
dan butiran – butiran yang tampak seperti butir pati (Gambar 1.). Tidak diketahui
apa fungsi butir pati tersebut tetapi pada genus Korthasella (mistletoe) dari famili
Viscaceae yang merupakan kelompok heniparasit batang aerial, kloroplas dan pati
yang ada diduga digunakan untuk membantu proses transport larutan antara inang
dan parasit. Dugaan lain adalah bahwa plastida – plastida yang merupakan tempat
penyimpanan karbohidrat yang diambil dari inang (Fineran, 1995).

Gambar 3.1. Penampang melintang batang normal Cuscuta australis.

13
Awal perkembangan haustorium ditandai dengan terjadinya pembesaran
sel epidermis dan korteks batang Cuscuta yang berdekatan dengan epidermis
inang. Beberapa sel epidermis protoplasmanya menjadi sangat pekat dan
membelah secara antiklinal. Aktivitas ini mengakibatkan perubahan bentuk
batang parasit secara keseluruhan dan menghasilkan suatu struktur berupa
bantalan yang berfungsi melekatkan diri dengan kuat pada epidermis inang
(Gambar 2 dibandingkan dengan Gambar 1). Di pusat bantalan tadi terjadi
pertumbuhan yang melibatkan sel epidermis dan korteks membentuk suatu organ
penetrasi yang disebut haustorium yang berpenetrasi di antara sel – sel inang
menuju jaringan pembuluh inang.

Gambar 3.2. Bentuk batang Cuscuta yang berubah akibat aktifnya swell epidermis
dan korteks yang berdekatan dengan epidermis inang

Diduga sel haustorium mengeluarkan senyawa – senyawa bersifat seperti


enzim yang dapat melarutkan senyawa kutikula di permukaan luar batang inang
dan lamella tengah yang terdapat di antara dua sel epidermis inang (Gambar 3).
sebagai akibatnya sel – sel inang akan memisah dan menyediakan ruang untuk
masuknya parasit. Cara penetrasi yang bersifat enzimatik dilaporkan terjadi pula
pada pembentukan haustorium Striga hermonthica (Bad & Kahlem, 1979), tetapi
tidak diketahui secara pasti senyawa apa yang bertanggung jawab. Hal ini
disebabkan penelitian mengenai lokalisasi dan identifikasi enzim yang dapat
menghidrolisis dinding sel jarang sekali dilakukan. Sementara itu, Heide-
Jorgensen & Kuijt (1995) melaporkan bahwa pada saat pembentukan haustorium
Triphysaria ditemukan sel – sel yang terjepit serta rusak dan membengkaknya

14
dinding sel inang yang berbatasan dengan sel haustorium. Heide-Jorgensen &
Kuijt mempercayai bahwa kombinasi antara cara mekanik dan enzimatik pada
fase penetrasi sel parasit Triphysaria dan juga pada kasus – kasus tumbuhan
parasit lainnya. Pada penelitian ini pembentukan haustorium Cuscuta pada organ
A. capilipes juga terjadi secara enzimatik dan mekanik (pada gambar 1, 2 dan 3)

Gambar 3.3 Penetrasi haustorium telah mencapai jaringan pembuluh inang


dan berdiferensiasi menjadi floem (f) dan xylem (x)

Ujung dari haustorium yang bertugas untuk penetrasi (hifa) terdiri dari sel
– sel dengan bentuk memanjang dan sitoplasma pekat. Hifa bergerak melalui sel –
sel korteks (Gambar 4A) menuju jaringan pembuluh inang. Di daerah korteks ini,
hifa tumbuh secara aktif membentuk jaringan yang akan berusaha membentuk
hubungan dengan inang dan mulai berdiferensiasi menjadi jaringan pembuluh
xilem dan floem. Arah diferensiasi dari jaringan xilem terjadi sesuai dengan apa
yang dilaporkan Thomson (1925 dalam Heide-Jorgensen & Kuijt, 1995) pada
Cuscuta dimana diferensiasi terjadi secara basipetal. Pada Pedicularis dan striga
lutea pola diferensiasi yang basipetal ini tidak mutlak dan mungkin acropetal
(Weber, 1976). Pada stadium lanjut penetrasi haustorium pada jaringan inang,
tampak seakan ada jembatan yang menghubungkan jaringan pembuluh kedua
tumbuhan (Gambar 4B). dari Gambar 5A dan B dapat dilihat dengan jelas bahwa
jaringan parasit tidak hanya berhubungan dengan jaringan floem inang tetapi juga
jaringan xilem inang. Hal ini juga berarti selain mengambil makanan elemen tapis
inang, Cuscuta juga mengambil air dan zat terlarut dari xilem inang.

15
Gambar 3.4. Stadium lanjut infeksi Cuscuta.sp pada batang
Pengamatan pada sayatan melintang batang dan daun Acalypha yang
terinfeksi memperlihatkan bahwa pada satu sayatan melintang, haustorium yang
dibentuk dapat berjumlah lebih dari satu (sampai dengan 5 buah) dan jarak antara
satu haustorium ke haustorium lainnya adalah relatif sama (Gambar 5) meskipun
tampaknya hal ini tidak berlaku mutlak (gambar tidak ditampilkan). Hal yang
sama terjadi pula pada daun dimana beberapa haustorium terlihat menembus
permukaan atas dan bawah daun. Parasitisme yang dilakukan oleh Cuscuta
tenyata tidak harus selalu terjadi pada tumbuhan inang tetapi juga pada sesamanya
(Gambar 5). Penemuan ini tampaknya dapat dikatakan mendukung pendapat Tada
et al. (1996) yang menyatakan bahwa perkembangan haustorium pada Cuscuta
japonica tidak memerlukan induksi berupa sinyal kimiawi maupun fisis (misalnya
sentuhan) dari tumbuhan inang. Pada Cuscuta japonica perkembangan
haustorium dipengaruhi oleh dua sinyal fisis yaitu cahaya merah jauh (far-red
light) dan kontak tekanan yang tepat (appropriate contact pressure). Dengan kata
lain tampaknya Cuscuta mempunyai strategi parasitisme yang berbeda dari
tanaman parasit lain yang umumnya memerlukan sinyal kimiawi dari inang
(Stewart & Press, 1990)

16
Gambar 3.5. Stadium lanjut infeksi Cuscuta pada daun
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan ternyata banyak sekali hal –
hal baru yang didapatkan yang selanjutnya mengundang pertanyaan lebih banyak
lagi. Misalnya (1) senyawa apa yang disekresikan oleh sel–sel haustorium
sehingga sel inang tidak mengalami kerusakan saat penetrasi terjadi dan (2) apa
sebenarnya yang merangsang pembentukan haustorium sehingga parasitismenya
terjadi tidak hanya pada tanaman inang tetapi juga di antara tumbuhan parasit itu
sendiri. Pengetahuan terhadap hal – hal diatas akan mengarahkan kita kepada
pemahaman yang lebih mendalam mengenai sifat dan cara hidup tumbuhan
parasit Cuscuta australis dan selanjutnya dapat diharapkan akan diperoleh suatu
cara pengendalian tumbuhan tersebut secara terpadu.

Sekitar 1% dari tanaman berbunga adalah parasit haustorial dan


beberapa bertanggung jawab atas kehilangan hasil yang parah di banyak tanaman.
Meskipun sejarah evolusi parasitisme tanaman tetap sulit dipahami, semua
tanaman parasit, kecuali mikoheterotrof, menggunakan organ haustorial khusus
untuk mengekstraksi air dan nutrisi melalui koneksi vaskular dengan inang.
Cuscuta spp. (dodder) adalah parasit tunas obligat khas yang tersebar luas di
seluruh dunia yang terdiri dari ~ 194 spesies, dan merupakan satu-satunya genus
parasit di Convolvulaceae (Solanales). Cuscuta spp. menunjukkan perubahan
besar dari rencana tubuh mereka, menjadi daun dan tak menentu sepanjang siklus
hidup mereka (Gbr. 1a). Mereka mengandung sejumlah kecil klorofil, tetapi tidak
dapat mempertahankan diri dari fotosintesis mereka sendiri. Meskipun tanaman

17
Cuscuta adalah hemi- atau holoparasit masih bisa diperdebatkan, mereka dapat
dianggap sebagai transisi dari hemiparasitisme ke holoparasitisme. Melalui
haustoria, dodder tidak hanya mendapatkan air dan nutrisi, tetapi juga metabolit
sekunder, mRNA, dan protein dari tanaman inangnya.

Fitur-fitur ini membuat Cuscuta sp. model penting untuk menjelaskan


interaksi tanaman-parasit dan evolusi parasit tanaman.

Ciri-ciri morfologis dan struktur genom C. australis. a Foto-foto biji C.


australis (1), semai (2), tanaman merambat yang mengelilingi tomat liar Solanum
pennellii (3 & 4; haustoria parsial dapat dilihat dalam 3), bunga (5), dan kapsul
biji (6). b Pohon filogenetik yang dihasilkan dari orthogroup satu-ke-satu genom-
lebar (nilai bootstrap untuk semua clade adalah 100%). c Plot plot satu set segmen
genom sinergis dari C. australis, kemuliaan pagi Jepang, dan kopi. Angka selain
terminal dari masing-masing kariotipe menunjukkan awal dan akhir segmen
kromosom atau contigs dengan satuan Mb. d Jumlah clade gen (diperlihatkan di
atas pohon) yang mendukung berbagai hipotesis tentang urutan spesiasi dan acara
penggandaan genom seluruh dalam garis keturunan Cuscuta dan Ipomoea

18
BAB IV

KESIMPULAN

1. Tali Putri (Cuscuta sp.) termasuk parasit fakultatif karena memiliki pigmen
dan masih bisa melakukan fotosintesis. Cuscuta sp. memiliki haustorium
yang berfungsi sebagai jembatan untuk transfer mineral dari inangnya.
2. Proses tali putri (Cuscuta sp) menginfeksi tumbuhan inang
Batang Cuscuta secara umum mempunyai struktur seperti batang inang, yaitu
dari luar kedalam : (1) satu lapis epidermis, (2) 6 lapis sel parenkim korteks
dengan ukuran yang sangat bervariasi dan (3) jaringan pembuluh yang
mengelilingi empulur. Awal perkembangan haustorium ditandai dengan
terjadinya pembesaran sel epidermis dan korteks batang Cuscuta yang
berdekatan dengan epidermis inang. Beberapa sel epidermis protoplasmanya
menjadi sangat pekat dan membelah secara antiklinal. Aktivitas ini
mengakibatkan perubahan bentuk batang parasit secara keseluruhan dan
menghasilkan suatu struktur berupa bantalan yang berfungsi melekatkan diri
dengan kuat pada epidermis inang (Gambar 2 dibandingkan dengan Gambar
1). Di pusat bantalan tadi terjadi pertumbuhan yang melibatkan sel epidermis
dan korteks membentuk suatu organ penetrasi yang disebut haustorium yang
berpenetrasi di antara sel – sel inang menuju jaringan pembuluh inang.

19
DAFTAR PUSTAKA

- Ba, A. T & Kahlem, G. 1979. Mise en evidence d’activities enzymatiques


au niveau de l’haustorium d’une phanerogame parasite : Striga
hermonthica (Scrophulariaceae). Can. J. Bot. 57 : 2564 – 2571
- Berlyn, G.P. & Miksche, J.P. 1976. Botanical microtechnigque and
cytochemistry. The Iowa state University Press. Ames, Iowa.
- Fineran , B.A. 1995. Green tissue within the haustorium of the dwarf
mistletoe Korthasella (Viscaceae). An ultrastructural comparison between
chloroplasts of sucker and aerial stem tissues. Protoplasma 189 : 216 –
228.
- Natural resources conservation service,
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?
source=profile&symbol=CUSCU&display=31 di unduh pada 10 April
2019
- Tali putri https://id.wikipedia.org/wiki/Tali_putri di unduh pada 10 April
2019
- Trimurti hardini, dkk. Perkembangan Haustorium Cuscuta australis.
Jurusan pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung:2015.
- Hidayat, E.B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung.

20

Anda mungkin juga menyukai