GEMELLI
GEMELLI
ILUSTRASI KASUS
1. IDENTITAS
Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : P
Usia : 32 tahun
Tanggal Lahir : 07-07-1975
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Pendidikan : SMEA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Bidara Cina Jatinegara Jaktim
Nomor RM : 315.64.xx
Masuk RS : 25-08-2008
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar air-air sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Dirujuk bidan dengan G4P3A0 H28
minggu dengan gemelli dan KPD)
? ? ? ? ? ? (tanggal lupa)
Okt 06 Nov 06 Des 06
7 hari 7 hari 7 hari
Antenatal Care (ANC) teratur di bidan. USG sebanyak satu kali pada saat usia kehamilan 5 bulan
dikatakan bayi kembar dan janin normal.
Pasien mengeluh keluar air-air sejak 6 jam smrs, dengan warna jernih, lendir (+), darah (-). Tidak
terdapat mulas, tidak terdapat demam. Selama kehamilan, pasien tidak pernah keputihan, tidak pernah
nyeri saat berkemih. Pasien tidak pernah dikatakan darah tinggi selama mengandung. Hubungan
seksual terakhir satu hari smrs. Pasien mengalami sakit gigi berlubang.
Riwayat Menstruasi
Riwayat Pernikahan
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat Obstetri
G4P3A0
Anak I, perempuan, usia 11 tahun, Berat Lahir (BL) 3000 g, spontan ditolong bidan, sehat.
Anak II, laki-laki, 6 tahun, BL 2700 g, spontan ditolong bidan, sehat.
Anak III, laki-laki, 2 tahun, BL 1500 g, spontan ditolong dokter, sehat.
Anak IV ini.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Status Obstetrikus
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah Rutin
Keterangan Hasil
Hemoglobin 12.6 g/dL
Hematokrit 38 %
Leukosit 9,800/uL
Trombosit 330,000/uL
MCV 84
MCH 28
MCHC 33
Kimia Darah
Keterangan Hasil
Glukosa Darah Sewaktu 102
Urinalisis
Keterangan Hasil
Sedimen
Sel Epitel -
Leukosit 0-1
Eritrosit 0-1
Silinder -
Kristal -
Bakteri -
Berat Jenis 1.015
pH 7.0
Protein -
Glukosa -
Keton +
Darah/ Hb -
Bilirubin -
Urobilinogen 0.1
Nitrit -
Esterase Leukosit -
Ultrasonografi
25 Agustus 2007, IGD lantai 3 RSCM
Tampak janin gemelli kepala-lintang hidup keduanya
Bayi 1: DBP= 71.7 AC= 218 FL= 51.9 TBJ 1100
Bayi 2 : DBP= 71.1 AC= 223 FL= 53 TBJ 1100
ICA= 5.8 single pocket, sekat (+)
Plasenta monokorion diamnion di fundus.
5. RINGKASAN
Pasien Ny.I, 32 tahun, dengan keluhan utama keluar air-air sejak 6 jam smrs. Pasien mengaku hamil 7
bulan, periksa kehamilan di bidan, tidak pernah dikatakan darah tinggi, tidak pernah keputihan, nyeri
saat berkemih, dan demam. Keluar air berwarna jernih, dengan lendir, tanpa darah, tidak terdapat
mulas. Pasien G4P3A0 dengan riwayat kelahiran spontan pada tiga partus sebelumnya, tidak
menggunakan kontrasepsi.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pasien kompos mentis, dengan tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi dan napas normal, afebris. Paru dan jantung dalam batas normal. Abdomen membuncit
sesuai kehamilan. Tidak didapatkan edema ekstremitas, akral teraba hangat. TFU 28 cm, terdapat
kontraksi ireguler. Pada inspeksi vulva dan uretra tenang. Secara in spekulo didapatkan portio licin,
OUE tertutup, dengan cairan ketuban mengalir. LEA (-).
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan tidak ada anemia, leukositosis, proteinuria. Hasil USG
menunjukkan janin sesuai usia kehamilan 28 minggu, gemelli, presentasi kepala dan lintang, hidup
keduanya. Penilaian indeks tokolisis skor 3.
6. DIAGNOSIS KERJA
1. G4P3H 28 minggu, janin gemelli kepala lintang, ketuban pecah 6 jam, Skor Tokolisis 3.
2. Karies Dentis
7. TATALAKSANA
1. G4P3H 28 minggu, janin gemelli kepala lintang, ketuban pecah 6 jam, Skor Tokolisis 3.
Rencana Diagnostik
Observasi tanda vital per jam, suhu per 4 jam
Observasi kontraksi dan DJJ per jam
Konsul Poli Gigi Mulut (pada jam kerja)
USG Fetomaternal konfirmasi
Rencana Terapi
Terapi konservatif dengan tokolisis Nifedipin 10 mg per 20 menit (maksimal 4 kali)
sampai kontraksi hilang. Maintenance :4 x 10 mg.
Antibiotik Ampisilin Sulbaktam 2.5 mg iv dilanjutkan oral 2x375 mg
Pematangan paru : Dexametason 2x6 mg iv selama 2 hari
Tirah baring
Hidrasi cukup
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai keadaan kehamilan dan
terapi.
2. Karies Dentis
Konsul Poli Gigi Mulut
8. PROGNOSIS
Ibu
Quo ad vitam: bonam
Quo ad functionam: malam
Quo ad sanationam: bonam
Janin
Quo ad vitam: dubia ad malam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
9. FOLLOW UP
26/08/07 27/08/07
Subjective - -
Objective KU baik, CM KU baik, CM
St. Gen: dbN St. Gen: dbN
St. Obs: kontraksi (-), DJJ I 150 dpm, St. Obs: kontraksi (-), DJJ I 154 dpm,
DJJ II 140 dpm DJJ II 148 dpm
Inspeksi v/u tenang Inspeksi v/u tenang
Assessment G4P3H28 minggu janin gemelli kepala G4P3H28 minggu janin gemelli kepala
lintang hidup keduanya. lintang hidup keduanya.
Riwayat ketuban pecah 1 hari, karies Riwayat ketuban pecah 2 hari, karies
gigi, bebas kontraksi hari ke-1. gigi, bebas kontraksi hari ke-2.
Hasil USG Lihat PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Planning Rencana diagnostik Rencana diagnostik
Obs TNSP, his, Obs TNSP, his, DJJ, IIU
DJJ, IIU BV
USG FM Rencana terapi
BV Nifedipin 4x10 mg p.o.
Rencana terapi Deksametason 2x6 mg iv (2 hr)
Nifedipin 4x10 mg p.o. Ampisilin Sulbaktam 2x1.5 mg
Deksametason 2x6 mg iv (2 hr) iv lanjutkan oral 2 x 375 mg
Ampisilin Sulbaktam 2x1.5 mg Hemobion 2x1 tablet p.o.
iv lanjutkan oral 2 x 375 mg
Hemobion 2x1 tablet p.o.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KEHAMILAN KEMBAR
DEFINISI
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. i Sebagian
besar kehamilan kembar ialah kembar dua atau gemelli. Selain itu, sesuai dengan
banyaknya jumlah janin, dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan
septuplet.ii
EPIDEMIOLOGI
Secara keseluruhan, angka kejadian kehamilan kembar semakin meningkat.iii
Saat ini 3% dari kehamilan adalah kehamilan kembar dan sebagian besarnya
merupakan gemelli.iv Angka kejadian kembar monozigot di seluruh dunia relatif
konstan yaitu 4 dari 1000 kehamilan. Kehamilan kembar dizigot berhubungan dengan
ovulasi multipel dan angka kejadiannya bervariasi sesuai ras dan dipengaruhi oleh usia
ibu dan paritasnya. Angka kembar dizigot tertinggi terdapat di negara-negara Afrika
yaitu 10-40 per 1000 kehamilan, diikuti oleh Kaukasia sebesar 7-10 per 1000
kehamilan, dan terendah Asia sebanyak 3 per 1000 kehamilan.Error: Reference source
not found
ETIOLOGI
Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang
terpisah (ovum-ganda, kembar dizigot atau kembar fraternal). Sekitar sepertiga
diantara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya
membagi diri menjadi dua struktur yang serupa, masing-masing dengan kemampuan
untuk berkembang menjadi ovum-tunggal tersendiri (kehamilan monozigot atau
kembar identik). Salah satu atau kedua proses dapat terlibat dalam pembentukan fetus
dengan jumlah yang lebih besar. Sebagai contoh, kembar empat dapat lebih dari satu,
dua, tiga atau empat buah ovum.Error: Reference source not found
Kehamilan fraternal bukanlah kehamilan yang benar-benar mirip karena berasal
dari maturasi dan fertilisasi dua sel telur dalam satu siklus ovulasi. Selain itu, kembar
monozigot juga tidak selalu sama. Pembelahan satu zigot menjadi 2 tidak selalu
menghasilkan pembagian protoplasma yang sama jumlahnya.
FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor yang menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel:
1. Ras
Ras Afrika-Amerika memiliki kecenderungan untuk kehamilan kembar paling
besar dibandingkan ras lain. Myrianthopoulus (1970) mendapatkan bahwa pada
wanita kulit putih terdapat 1 kehamilan kembar dari 100 kehamilan, dan 1
banding 80 pada wanita kulit hitam. Kehamilan kembar di Asia lebih sedikit. Di
Jepang angka kejadian hanya 1 dari 155 kehamilan.4
2. Usia
Kejadian kehamilan kembar mulai dari 0 pada pubertas di mana aktivitas
ovarium minimal, dan mencapai puncaknya pada usia 37 tahun. Dari penelitian-
penelitian di simpulkan bahwa wanita berusia lebih dari 30 tahun mempunyai
kesempatan lebih besar mendapatkan hasil konsepsi ganda. Setelah usia 40
tahun frekuensi kehamilan kembar menurun kembali.1,2
3. Paritas
Wanita yang telah hamil satu kali atau lebih sebelumnya, terutama kehamilan
kembar meningkatkan risiko hamil kembar.Error: Reference source not found
4. Hereditas
Riwayat kehamilan kembar pada keluarga meningkatkan kemungkinan untuk
kehamilan kembar. Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh
lebih penting daripada ayah dan pada umumnya terbatas pada kehamilan
dizigotik.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
5. Faktor-faktor lain
Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin (FSH + chorionic
gonadotropin) atau klomifen, akan meningkatkan secara nyata kemungkinan
ovulasi ovum yang jumlahnya lebih dari satu, yang jika dibuahi akan
menghasilkan janin kembar. Obat klomid dan hormon gonadotropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found,Error: Reference source
not found
Gambar 1. Kembar dizigot pada kehamilan 5,5 minggu dilihat dengan ultrasonografi.
Gambar 2. Kejadian kembar dizigot.viii
Mekanisme terjadinya kehamilan kembar yang lain adalah kehamilan yang terjadi dari
satu telur. sebuah sel telur yang dibuahi oleh sebuah sel sperma membentuk satu zigot
yang kemudian membelah menjadi dua embrio. Kehamilan kembar ini disebut
identical twins atau disebut juga kembar monozygotic. Kira kira sepertiga dari
kehamilan adalah monozigot. Hasil dari pembelahan zigot pada kembar monozigot
bergantung pada saat terjadinya pembelahan:4
• Jika pembelahan terjadi sebelum morula terbentuk dan lapisan terluar blastosit
belum menjadi korion, yaitu dalam 72 jam setelah pembuahan, dua embrio, dua
amnion, dua korian, dan kembar monozigot akan terjadi.
• Jika pembelahan terjadi antara hari keempat sampai hari kedelapan, setelah
massa sel dalam terbentuk dan sel yang seharusnya menjadi korion telah
berdifferensiasi sementara yang menjadi amnion belum terbentuk, akan terjadi dua
embrio, masing masing dalam kantung janin terpisah. Kembar yang terjadi adalah
diamniotik, monokorionik, dan monozigot.
• Namun, jika amnion telah terbentuk, yang terjadi setelah hari kedelapan,
pembelahan akan menghasilkan kembar monoamnion, monokorion, dan monozigot.
• Jika pembelahan dimulai bahkan setelah lewat masa-masa diatas, yaitu setelah
lempeng embrio terbentuk, cleavage belum sempurna, maka akan dihasilkan kembar
yang menyatu.
Kira-kira sepertiga kehamilan monozigot mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2
plasenta, kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan
dengan kembar dizigot. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau satu atau
dua amnion. Pada kembar monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali
pusat.Error: Reference source not found
Kembar monozigot yang dihasilkan dari fertilisasi ovum tunggal dengan
sperma tunggal, selalu berjenis kelamin sama. Kehamilan monozigot ini kemudian
dapat menjadi monokoriotik monoamniotik, monokoriotik diamniotik atau dikoriotik
diamniotik tergantung pada tahap pembelahan apa zigot membagi menjadi dua
embrio.Error: Reference source not found Normalnya, kembar monozigot mempunyai
karakteristik fisik (kulit, rambut, warna mata, pertumbuhan tubuh) dan genetik
(karakteristik darah: ABO, M, N) yang sama, dan seringkali merupakan ”cermin”
antara satu dan yang lainnya (satu bayi kembar menggunkan tangan kanan, yang satu
lagi kidal).Error: Reference source not found Kejadian
kembar monozigot ini tidak terkait dengan genetik.
Kehamilan ini terjadi secara acak pada 1 : 250
kehamilan.Error: Reference source not found
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda
Gangguan yang biasanya muncul pada kehamilan akan meningkat pada
kehmilan kembar. Efek dari kehamilan kembar pada pasien antar lain: tekanan pada
pelvis yang lebih berat dan lebih awal, nausea, sakit punggung, varises, konstipasi,
hemoroid, distensi abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan
persisten pada kehamilan kembar.
Diagnosis kehamilan kembar 75% didapatkan dari penemuan fisik, tanda-tanda
yang harus diperhatikan pada kehamilan kembar adalah:
1. Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya.
2. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas.
3. Polihidramnion.
4. Ballotement lebih dari satu fetus.
5. Banyak bagian kecil yang teraba.
6. Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin.
7. Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling tidak 8 dpm.
8. Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi.
Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun,
berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik hipokrom
seringkali muncul pada kehamilan kembar. Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe)
melebihi kemampuan maternal untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester kedua.
Pada tes toleransi glukosa didapatkan gestasional DM dan gestasional
hipoglikemi sering ditemukan pada kehamilan kembar. Pada kehmilan kembar
chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan pregnanendiol meningkat. Kehamilan
kembar juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein
ibu walaupun pemeriksaan ini tidak dapat berdiri sendiri. Tidak ada tes biokimia yang
dapat membedakan kehamilan tunggal atau kembar.Error: Reference source not
found,Error: Reference source not found
Ultrasonografi
Sonografi dapat dilakukan pada awal minggu 6-7 postmenstrual dengan
vaginal probe3. Dengan pemeriksaan USG yang teliti, kantung gestasional yang
terpisah dapat diidentifikasi pada awal kehamilan kembar. Identifikasi masing-masing
kepala fetus harus dapat dilakukan dalam dalam bidang tegak lurus sehingga tidak
tertukar dengan potongan lintang badan janin dengan kepala janin yang kedua.
Scanning sonograf harus dapat mendeteksi semua bagian janin.Error: Reference source not found
Diagnosis pasti
Diagnosis pasti terdapatnya gemelli adalah apabila ditemukan:Error: Reference source not found
1. terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung
2. terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
3. sonogram pada trimester pertama
4. roentgen foto abdomen
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi, baik terhadap ibu maupun janin, pada keadaan
janin kembar multipel diantaranya:Error: Reference source not found,Error: Reference source not
found
Ibu
Anemia
Preeklampsia-eklampsia
Partus prematurus
Atonia uteri
Perdarahan pasca persalinan
Anak
Abortus
Malformasi kongenital
Bayi Berat Lahir Rendah
Twin-to-twin Transfusion Syndrome (TTTS)
Vanishing Twin Syndrom
Kembar siam
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan kehamilan multifetus
Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal secara bermakna dalam
kehamilan yang dipersulit oleh janin kembar, tindakan yang perlu diambil adalah:
1. mencegah persalinan prematur
2. kegagalan salah satu atau dua janin untuk bertahan hidup harus diketahui
dan janin yang keadaannya parah harus segera dilahirkan
3. trauma janin selama persalinan harus dikurangi
4. perawatan neonatal yang ahli harus terus diberikan sejak lahir
Diet
Wanita yang sedang hamil multifetus membutuhkan kalori, protein, mineral dan
asam lemak esensial. Kecukupan gizi tidak hanya harus dipenuhi, tapi pada banyak
keadaan perlu jumlah lebih. Peningkatan berat badan dibutuhkan pada kehamilan
kembar. American College Of Obstetricans and Gynecologist merekomendasikan ibu
yang mengandung kembar agar menambahkan berat badan antara 15-20 kg.
Suplementasi zat besi merupakan terapi yang penting direkomendasikan pemberian
3x100mg per hari. Asam folat dengan takaran 1 mg perhari terbukti bermanfaat.Error:
Reference source not found,Error: Reference source not found
Hipertensi maternal
Hipertensi yang ditimbulkan dan diperberat oleh kehamilan, jauh lebih besar
kemungkinannya pada kehamilan kembar. Pemeriksaan antenatal perlu dilakukan lebih
sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap dua minggu, sesudah
kehamilan 36 minggu tiap minggu. Dengan demikian tanda-tanda preeklampsi dapat
diketahui lebih dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Error: Reference
source not found
Induksi persalinan
Usia kehamilan kembar biasanya berlangsung lebih singkat. Keadaan seperti
ketuban pecah dini, persalinan yang tidak maju dengan atau tanpa ketuban pecah dapat
terjadi juga pada kehamilan kembar. Oleh karena itu diperlukan induksi persalinan.
Kehamilan kembar bukan merupakan kontra indikasi untuk dilakukannya induksi
persalinan asalkan memenuhi syarat-syarat induksi.Error: Reference source not found
Proses persalinan
Kala I diperlakukan seperti biasa bila bayi I letaknya memanjang. Karena
sebagian besar persalinan kembar bersalin prematur, maka pemakaian sedativa perlu
dibatasi. Episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala II dan
megurangi tekanan pada kepala bayi.Error: Reference source not found,Error: Reference source
not found
Setelah bayi I lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk
mengetahui letak dan keadaan janin II. Bila janin dalam letak memanjang, selaput
ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk menghindarkan
prolaps funikuli. Ibu dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada
fundus uteri, agar bagian bawah janin masuk dalam panggul. Janin II turun dengan
cepat sampai ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui bayi
I.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
Bila janin II dalam letak lintang, denyut jantung janin tidak teratur, terjadi
prolaps funikuli, solusio plasenta, atau persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit,
maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena risiko akan meningkat
dengan meningkatnya waktu. Dalam hal letak lintang dicoba untuk mengadakan versi
luar dan bila tidak berhasil, maka segera dilakukan versi-ekstraksi tanpa narkosis. Pada
janin dalam letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada letak kepala dan
ekstraksi kaki pada letak sungsang.Error: Reference source not found,Error: Reference source not
found
Seksio sesaria pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin I dalam letak
lintang, prolaps funikuli, dan plasenta previa.
Masuknya dua bagian besar II janin dalam panggul sangat luas. Kesulitan ini
dapat diatasi dengan mendorong kepala atau bokong yang belum masuk benar dalam
rongga panggul ke atas untuk memungkinkan janin yang lain lahir lebih dulu.Error:
Reference source not found
Kesulitan lain yang mungkin terjadi ialah interlocking, dalam hal ini janin I
dalam letak sungsang dan janin II dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu
janin I tersangkut pada leher dan dagu janin II. Bila keadaan ini tidak dapat dilepaskan,
dilakukanlah dekapitasi atau seksio sesaria menurut keadaan janin.Error: Reference
source not found
Segera setelah bayi II lahir, ibu disuntik oksitosin 10 IU, dan tinggi fundus uteri
diawasi. Bila tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka plasenta dilahirkan dan diberi
0,2 mg methergin i.v. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama, agar perdarahan
post partum dapat diketahui dini dan penanggulangannya dilakukan segera.1
Interval kelahiran
Tenggang waktu antara lahirnya bayi I dan bayi II antara 5 sampai 15 menit,
dengan waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi II kurang dari 5 menit setelah bayi I
lahir, dengan tindakan yang cepat ini dapat menimbulkan trauma persalinan pada bayi.
Kelahiran bayi II lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasental,
karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum
bayi II dilahirkan.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
DAFTAR PUSTAKA
i
Wibowo B, Hanafiah MJ. Kehamilan Kembar. Dalam: Winknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadhi T, eds. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2002. h. 386-97
ii
Children’s Hospital of the King’s Daughters. Multiple Pregnancy. Last update: Maret 2005.
Diunduh dari: http://www.chkd.org/High_Risk_Pregnancy/multiple.asp. Diakses tanggal 27
Agustus 2007
iii
Zach T. Dalam: Multiple Births. Last updated: Desember 2004. Diunduh dari:
http://www.emedicine.com/ped/topic2599.htm. Diakses tanggal 27 Agustus 2007
iv
Cunningham FG, Normant FG, Kenneth JL, et al. Multiple Pregnancy. Dalam: Williams
Obstetrics, 22th edition. United States of America: McGraw-Hill Companies, 2005
v
Pernoll L. Multiple Pregnancy. Dalam: Decherney AH, Pernoll ML. Current obstetric and
gynaecologic diagnosis and treatment. Edisi 8. United States of America: Appleton and Lange,1994.
p.357-367
vi
Anonim. Twin. Diunduh dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Twin. Diakses tanggal 28 Agustus 2007
vii
Umstad MP, Gronow MJ. Multiple pregnancy: a modern epidemic? Diunduh dari:
http://www.mja.com.au/public/issues/178_12_160603/ums10064_fm-2.html. Diakses tanggal 28
Agustus 2007
viii
Anonim, Explanation of cellular division in twins. Diunduh dari:
http://www.paternityangel.com/Preg_info_zone/Multiple/Multiple2.htm. Diakses tanggal 28
Agustus 2007
ix
Thomas Jefferson University Hospital. Care and management of multiple pregnancy. Last update:
2007. http://content.jeffersonhospital.org/Content.asp?PageID=P08022. Diakses tanggal 27 Agustus
2007
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus di atas, diagnosis gemelli ditegakkan atas dasar pemeriksaan ultrasonografi pasien. Gambaran USG yang
diharapkan pada kehamilan multipel berupa adanya septum di antara dua fetus pada awal kehamilan. Untuk selanjutnya
dapat diidentifikasi keadaan masing-masing janin. Penegakan diagnosis secara klinis berdasarkan anamnesis diperoleh
dengan data subyektif berupa pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, pertambahan berat badan
berlebih, dan dapat ditunjang dengan adanya pola keturunan kehamilan multipel. Melalui pemeriksaan Leopold dapat
ditemukan terabanya tiga atau lebih bagian besar.
Pasien mengeluh keluarnya air-air seperti ketuban tanpa disertai rasa mulas. Kehamilan multipel berisiko tinggi untuk
terjadinya ruptur membran amnion prematur. Hal ini terutama disebabkan oleh distensi berlebihan uterus yang secara
mekanis menyebabkan ruptur membran amnion. Penyebab lain yang harus dieksklusi adalah adanya infeksi intrauterin,
infeksi saluran urogenital, atau infeksi sistemik lain. Penegakan diagnosis adanya pecah selaput ketuban dilakukan
dengan pemeriksaan pH cairan yang mengalir melalui ostium. pH yang diharapkan seharusnya berkisar 7.0-7.25.
Pada keadaan usia kehamilan di bawah 36 minggu, dipertimbangkan terapi konservatif berupa tirah baring, pelvic rest
dan observasi adanya infeksi. Pertimbangan dilakukannya terapi tokolisis dilakukan atas dasar indeks tokolisis
Baumgarten. Skor tokolisis pasien 3 menandakan kemungkinan keberhasilan sebesar 84%. Walau demikian, terapi
tokolisis dilakukan dengan tujuan memberi waktu cukup untuk pematangan paru dan administrasi antibiotik mencegah
infeksi intrauterin dengan cara menghentikan kontraksi uterus. Terdapat berbagai agen tokolitik yang dapat digunakan.
Pada pasien dipakai nifedipin dari jenis antagonis kanal kalsium karena administrasinya secara oral, frekuensi efek
sampingnya rendah, dan keampuhannya mengurangi komplikasi neonatal. Pemberiannya adalah dengan dosis titrasi 10
mg setiap 20 menit sekali yang dilanjutkan dengan dosis rumatan 4 x 10 mg jika kontraksi hilang. Bersamaan dengan
tokolisis diberikan deksametason sebagai upaya pematangan paru. Agar pematangan paru bermanfaat maksimal
diperlukan waktu 48 jam pemberian kortikosteroid. Pencegahan infeksi intrauterin dilakukan dengan administrasi
antibiotik dengan obat pilihan ampisilin sulbaktam 2x6 mg iv yang dilanjutkan dengan pemberian oral selama 5 hari
jika persalinan tidak terjadi. Pemberian multivitamin ditujukan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi ibu dan janin
selama masa kehamilan.
Pemantauan tokolisis dilakukan dengan menilai kontraksi uterus. Pemantauan lain dilakukan dengan menilai keluarnya
cairan ketuban. Pemantauan DJJ penting untuk menilai secara dini adanya takikardia janin atau keadaan lain yang
berbahaya.
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam bonam. Angka mortalitas ibu lebih ditentukan oleh baiknya keadaan umum ibu
yang dipantau melalui perawatan antenatal yang baik. Quo ad functionam untuk kehamilannya malam karena tokolisis
yang diberikan hanya dapat mempertahankan kehamilan hingga tidak lebih dari 48 jam. Pasien harus disiapkan untuk
partus dengan meninjau keadaan janin. Partus pervaginam menjadi pilihan karena presentasi janin yang memungkinkan.
Pertimbangan lain dilakukan dengan memantau perkembangan persalinan. Prognosis ad sanationam pasien adalah
bonam. Kesembuhan pasien pasca partus dipengaruhi keadaan umum pasien yang dalam hal ini cukup baik.
Prognosis bayi quo ad vitam dubia ad malam karena bayi belum cukup bulan. Angka mortalitas bayi preterm multipel
empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelahiran tunggal. Prognosis quo ad functionam pada bayi ini dubia ad
malam disebabkan belum matangnya fungsi organ-organ tubuh untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin.
Secara quo ad sanationam, prognosis bayi pasien dubia ad malam karena kelainan yang mungkin terjadi akibat
kelahiran preterm dapat mengakibatkan kecacatan permanen pada bayi, contohnya kelainan paru akibat penggunaan
pernapasan buatan yang terlalu lama, kecacatan otak akibat perdarahan intraventrikel.
Pada pemantauan lanjut, pasien ternyata mengalami kontraksi pada hari perawatan keempat dan dinyatakan inpartu.
Presentasi bayi bokong-lintang, kedua bayi hidup. Pasien direncanakan untuk partus pervaginam. Bayi pertama
dilahirkan dengan ekstraksi Bracht dengan berat 1100 gram dan panjang 40 cm, jenis kelamin laki-laki dengan Apgar
score 7/9. Bayi kedua berjenis kelamin laki-laki dilahirkan dengan versi ekstraksi, ekstraksi bahu klasik, dan ekstraksi
kepala Morriseau. Berat bayi kedua 100 gram dan panjang 40 cm dengan Apgar score 7/5/6. Kedua bayi dirawat di
NICU.
Presentasi Kasus
KEHAMILAN KEMBAR
Presentan
Kelompok 5
dr. Fitriyadi Kusuma, SpOG