Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yulita pensa

Nim : F1071171009

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TUMBUHAN KAKAO

www.perkebunankita.com

Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sangat tergantung pada produksi
pertanian, oleh karena itu, pembangunan pertanian merupakan syarat yang mutlak untuk
membangun ekonomi nasional. Tanaman kakao (Theobroma cacao,L) merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang dikembang luaskan dalam rangka peningkatan sumber devisa negara
dari sektor nonmigas. Indonesia merupakan kepulauan Nusantara yang terletak di sepanjang
khatulistiwa, dengan letak geografis antara 6 LU – 11 LS dan 95 BT – 141 BT, secara geografis
merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi baik untuk pengembangan kakao.
Kabupaten Sanggau merupakan daerah yang juga banyak terdapat tanaman kakau,
terutama banyak terdapat pada daerah dataran rendah yang dekat dengan tepian sungai Sekayam.
Namun kini tanaman tersebut sudah terancam punah karena pengaruh iklim, hujan yang
berlebihan menyebabkan banjir yang dapat merendam akar, batang, daun, serta buah. tanaman
yang menyebabkan kerusakan dan kebusukan. Hujan juga menyebabkan tanah longsor yang
dapat menumbangkan pohon kakau atau bahkan menghanyutkannnya karna derasnya aliran
sungai. Kemarau panjang juga merupakan iklim yang dapat menyebabkan kerdilnyatumbuhan ini
karna akar tumbuhan sulit menyerap air dari dalam tanah. selain faktor iklim faktor ekonomi
juga menyebabkan tanaman ini terancam punah karna nilai jualnya rendah, dan terdapat tanaman
perkebunan lain yang harga jualnya lebih tinggi seperti kelapa sawit dan lada, sehinga
kebanyakan masyarakat lebih melestarikan kedua tanaman tersebut di bandingkan untuk
memelihara tanaman kakao sehingga tanaman ini sudah jarang ditemukan di kabupaten
Sangggau. Kebanyakan lahan kakao juga di gusur dan diganti dengan tanaman lain yang lebih
menguntungkan.
Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika
Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.
Klasifikasi kakao:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika
faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon
alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan
lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Sebagai tananam
yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang
sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan.
Tanpa persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang
bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam
budidaya kakao.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu tempat
di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif
matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan
iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Perubahan iklim terjadi disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global terjadi
karena adanya peningkatan emisi gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O dan CFC. Peningkatan
emisi gas rumah kaca sangat tinggi pada negara-negara maju dan berkembang, yang terjadi
akibat aktivitas manusia dalam menghasilkan energi. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya
variabilitas iklim, yaitu fenomena terkait kondisi cuaca ekstrem yang terjadi dalam rentang
waktu tertentu. Variabilitas iklim ditandai dengan adanya peningkatan suhu udara, perubahan
pola curah hujan, peningkatan permukaan air laut dan peningkatan frekwensi kejadian ekstrim,
yaitu banjir dan kekeringan. Pengaruh perubahan iklim terhadap sektor pertanian yang dapat
menimbulkan kerugian secara langsung adalah banjir, kekeringan dan peningkatan serangan
hama dan penyakit.
Sub-sektor perkebunan adalah salah satu sub-sektor di pertanian yang sangat rentan
terhadap dampak perubahan iklim. Dampak perubahan iklim yang menimpa sub-sektor
perkebunan dapat berupa kekeringan, kebanjiran, maupun serangan hama dan penyakit.
Pengaruh kekeringan pada tanaman perkebunan, seperti kopi dan kakao, berupa penurunan
produktivitas dan daya tahan tanaman sehingga menjadi lebih rentan terhadap serangan hama
dan penyakit (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2013).
Salah satu penyakit yang berpengaruh akibat perubahan iklim adalah penyakit antraknosa
pada kakao. Penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.)
Sacc.
Pengaruh temperatur atau suhu terhadap tanaman kakao erat kaitannya dengan
ketersedian air, sinar mtahari, dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui
pemangkasan, penataan tanaman pelindung, dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap
pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.
Lingkungan hidup alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang di dalam
pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya
matahari yang terlalu banyak menyoroti tanman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil,
daun sempit, dan tanaman relatif pendek. Sejumlah peneliti menyimpulkan bahwa maksimalisasi
penggunaan cahaya matahari di dalam proses fotosintesis ternyata tidak memberikan pengaruh
merugikan terhadap pertumbuhan dan produksinya. Air dan hara merupakan faktor penentu jika
kakao hendak ditanam dengan sisitem tanpa tanaman pelindung. Dengan demikian, tanaman
terus-menerus mendapatkan sinar matahari secara penuh.
Pengaruh faktor iklim bagi pertumbuhan tanaman kakao yang perlu diperhatikan adalah
daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu
30° C – 32° C (maksimum) dan 18° C – 21° C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta daerah yang
bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.
Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya
sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi.
Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm
per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan
serangan penyakit busuk buah (blask pods).
Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami
kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan
lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus
dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-
daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di
daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk
penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang. Dengan membandingkan curah hujan
diatas dengan curah hujan
Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit
batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal
mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun
optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah.
Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari
pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka
sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari
penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari
yang diterima lebih banyak. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kakao sebagai berikut:

a. Air dan hara


Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa
tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar atahari secara penuh.
b. Naungan
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat
pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung
saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun
pemeliharaan.
Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau
sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian.
Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari
dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.
c. Tanah
Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang
berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi.
Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa
merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman
efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan
lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.
d. Sifat kimia
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki masaman pH 6-7.5
tidak lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.
e. Bahan organik tanah
Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum
panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen.
Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air
serta struktur tanah yang gembur.

Anda mungkin juga menyukai