Anda di halaman 1dari 18

KASUS FRAUD VALEANT PHARMACEUTICALS

Internal Control and Audit Failure at Valeant Pharmaceuticals


PEMERIKSAAN AKUNTANSI ATAS SISTEM INFORMASI

BAB I
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

I. 1 SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI

Valeant Pharmaceuticals adalah perusahaan farmasi multi nasional yang


berkantor pusat di Laval, Quebec. Saham biasa perusahaan ini diperdagangkan di
New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Efek Montreal dengan simbol VRX.
Valeant Pharmaceuticals mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan berbagai
produk farmasi terutama di bidang dermatologi, gangguan gastrointestinal, kesehatan
mata, neurologi, dan obat-obatan bermerek.
Pada tahun 1959, imigran Yugoslavia, Milan Panić, yang menyeberang ke
Amerika Serikat tiga tahun sebelumnya, mendirikan ICN Pharmaceuticals
(International Chemical and Nuclear Corporation) di California. Panić menjalankan
perusahaan selama 47 tahun, di mana ICN membangun pijakan di industri dengan
mengakuisisi perusahaan obat-obatan khusus dan melalui pengembangan Ribavirin,
obat untuk hepatitis C. Pada tahun 1994, ICN bergabung dengan SPI Pharmaceuticals
Inc., Viratek Inc., dan ICN Biomedicals Inc. Pada 12 Juni 2002, Panić dipaksa untuk
pensiun di bawah tekanan dari pemegang saham.
Pada tahun 2003, tidak lama setelah pemecatan Panić, ICN mengubah
namanya menjadi Valeant. Valeant tumbuh pesat melalui serangkaian merger dan
akuisisi di bawah kepemimpinan J. Michael Pearson dan dalam jangka waktu singkat,
pada tahun 2015 Valeant menjadi perusahaan yang memiliki harga tinggi di Kanada.
Pada tahun 2006, perusahaan menerima persetujuan dari Amerika Serikat
untuk memasarkan Cesamet (nabilone), cannabinoid sintetis, yaitu bahan dasar
pembuatan obat. Perusahaan juga memperoleh hak dari negara Eropa untuk obat itu
sebesar $ 14 juta.
Pada bulan September 2008, Valeant mengakuisisi Coria Laboratories sebesar
$ 95 juta. Pada bulan November 2008, Valeant mengakuisisi DermaTech sebesar $
12,6 juta. Pada bulan Januari 2009, Valeant mengakuisisi Dow Pharmaceutical
Sciences senilai $ 285 juta. Pada Juli 2009, Valeant mengumumkan akuisisi
Tecnofarma, perusahaan obat generik Meksiko, sebesar $200 juta. Pada bulan
Desember 2009, Valeant mengumumkan anak perusahaannya di Kanada akan
mengakuisisi Laboratoire Dr. Renaud, seharga $ 23 juta.
Pada Maret 2010, Valeant mengumumkan akusisi perusahaan obat generik di
Brasil senilai $ 28 juta. Pada April 2010, Valeant mengumumkan bahwa anak
perusahaannya di Kanada akan mengakuisisi Vital Science Corp. senilai $ 10,5 juta.
Pada Mei 2010, Valeant mengakuisisi Aton Pharmaceuticals senilai $ 318 juta. Pada
28 September 2010, Valeant melakukan marger dengan Biovail, senilai $3,2 miliar.
Perusahaan tetap mempertahankan menggunakan nama Valeant. Dengan adanya
akusisi secara agresif ini, Pearson sebagai CEO Valeant, menjadikan Valeant
perusahaan yang tumbuh secara sistematis mengakuisisi perusahaan lain.
Pada Februari 2011, Valeant mengakuisisi PharmaSwiss S.A. dengan harga €
350 juta. Pada Maret 2011, upaya untuk membeli produsen obat Cephalon Inc.
sebesar $ 5,7 miliar tidak berhasil. Pada Juli 2011, Valeant mengakuisisi Ortho
Dermatologics dari Janssen Pharmaceuticals seharga $ 345 juta. Akuisisi termasuk
produk Retin-A Micro, Ertaczo, dan Renova, juga dikenal sebagai tretinoin. Pada
bulan Agustus 2011, Valeant mengakuisisi 87,2% dari saham Sanitas Group yang
beredar untuk € 314 juta. Pada bulan Desember 2011, Valeant mengakuisisi iNova
Pharmaceuticals senilai A$ 625 juta dari perusahaan ekuitas swasta Australia. Pada
bulan Desember 2011, Valeant mengakuisisi Dermik, unit dermatologi Sanofi.
Pada Januari 2012, Valeant mengakuisisi perusahaan nutrisi olahraga Brasil
Probiotica seharga R$ 150 juta. Pada Februari 2012, Valeant mengakuisisi
perusahaan bioteknologi oftalmik, Eyetech Inc. sebesar $22 juta. Pada April 2012,
Valeant mengakuisisi Pedinol, seharga $27 juta. Pada April 2012, Valeant
mengakuisisi aset dari Atlantis Pharma di Meksiko seharga $ 71 juta. Pada Mei 2012,
Valeant mengakuisisi AcneFree seharga $ 64 juta. Pada Juni 2012, Valeant
mengakuisisi OraPharma sekitar $ 312 juta dengan pembayaran hingga $ 144 juta
dalam bentuk pembayaran hutang. Pada bulan Agustus 2012, Valeant setuju untuk
membeli perusahaan perawatan kulit Medicis Pharmaceutical seharga $ 2,6 miliar.
Pada Januari 2013, Valeant mengakuisisi perusahaan asal Rusia, Natur
Produkt senilai $ 163 juta. Pada Maret 2013, Valeant mengakuisisi Obagi Medical
Products, Inc. Pada Mei 2013, perusahaan mengakuisisi Bausch & Lomb dari
Warburg Pincus senilai $ 8,7 miliar dalam sebuah langkah untuk mendominasi pasar
untuk lensa kontak khusus dan produk terkait.
Pada bulan Januari 2014, Valeant mengakuisisi Solta Medical sekitar $ 250
juta. Pada Mei 2014, Nestle memperoleh hak komersial untuk menjual produk
Valeant sebesar $ 1,4 miliar. Pada Juli 2014, Valeant mengakuisisi PreCision
Dermatology Inc seharga $ 475 juta, sebuah kesepakatan yang ditujukan untuk
memperkuat bisnis produk kulit perusahaan.
Akusisi terbesarnya adalah Bausch & Lomb, salah satu pemasok produk
kesehatan mata terbesar di dunia pada tahun 2013 dan Salix Pharmaceuticals,
pengembang obat-obatan gastrointestinal yang kuat pada tahun 2015, sebesar $ 14,5
miliar. Valeant juga mencoba mengakuisisi Actavis dan Cephalon dan bergabung
dengan Allergan pada tahun 2014, tetapi gagal dan digugat adanya insider trading
sebelum tawaran mereka.
Akuisisi ini dilakukan untuk dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan.
Salah satu strategi yang digunakan Valeant untuk mendorong pertumbuhan harga
sahamnya adalah membeli perusahaan dengan obat yang sukses dan secara agresif
meningkatkan harga obat setelah akuisisi. Terbukti, pada Maret 2015, Valeant
menduduki peringkat # 2 berdasarkan Zacks Investment Research. Pada 16 Maret
2015, saham Valeant diperdagangkan seharga $202.45, dan pada 6 Agustus 2015
menjadi $263.81 per saham. Begitu juga dengan harga obat. Valeant menetapkan
harga obat jantung Nitropress menjadi 3 kali lipat dan meningkatkan harga Isuprel
lebih dari 500% persen. Selain itu, Valeant juga dapat mengurangi biaya,
menghindari risiko pengembangan dan peluncuran produk. Hal inilah yang
menimbulkan kontroversi di Valeant Pharmaceuticals.
Pada 2015, perusahaan terlibat dalam sejumlah kontroversi seputar
kenaikan harga obat dan penggunaan farmasi khusus untuk distribusi obat-
obatannya, yang menyebabkan penyelidikan oleh SEC dan menyebabkan
harga sahamnya anjlok lebih dari 90 persen dari puncaknya sementara
utangnya melampaui $ 30 miliar.
Pada bulan Mei, 2016, setelah dikeluarkannya CEO J. Michael
Pearson, kemudian digantikan oleh CEO yang baru, Joseph C. Papa. Papa
segera menetapkan jalur penjualan strategis, pengurangan utang, dan
pertumbuhan organik. Pada Januari 2017, perusahaan telah menjual merek
perawatan kulitnya kepada L'Oréal seharga $ 1,3 milyar dan unit biotek
Dendreonnya kepada Sanpower seharga $ 819,9 juta.Pada bulan Juni,
perusahaan menjual iNova Pharmaceuticals seharga $ 910 juta. Pada bulan
Juli, perusahaan juga melepaskan Produk Obagi Medical seharga $ 190 juta.
Pada bulan November, ia mengumumkan akan menjual Sprout
Pharmaceuticals kembali ke pemilik aslinya, dua tahun setelah mengakuisisi
bisnis sebesar $ 1 miliar.
Pada Januari 2018, perusahaan telah melepaskan diri dari tiga belas
bisnis non-inti, mengurangi utangnya menjadi $ 25 miliar, dan telah
memberhentikan atau memberhentikan tuntutan hukum yang tertunda. Di
bawah kepemimpinan Papa, pada 2018, perusahaan telah menjadi
menguntungkan lagi, telah menyelesaikan kasus Allergan kurang dari yang
diharapkan, dan telah menurunkan utangnya sebesar $ 6,5
miliar.mengumumkan perubahan nama untuk Valeant mulai berlaku pada Juli
2018, Bausch Health Companies Inc, dan simbol perdagangan baru BHC
untuk menggantikan VRX. Jadi, sekarang kita mengenal Valeant
Pharmaceuticals ini sebagai Bausch Health Companies Inc.
I.2 STRUKTUR ORGANISASI
Berikut ini adalah Struktur Organisasi Valeant Pharmaceuticals pada waktu
sekarang.

Senior Management

Board of Director
I.3 PROSES BISNIS ORGANISASI
Valeant Pharmaceuticals adalah perusahaan farmasi multi nasional yang
berkantor pusat di Laval, Quebec. Valeant Pharmaceuticals mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan berbagai produk farmasi terutama di bidang
dermatologi, gangguan gastrointestinal, kesehatan mata, neurologi, dan obat-obatan
bermerek.
a. Dermatology Products / Aesthetics Devices
Melalui pengembangan produk baru, pertumbuhan merek dan akuisisi
strategis, Ortho Dermatologics menjadi salah satu perusahaan dermatologi medis AS
terbesar. Produk dermatologinya mengobati berbagai kondisi, termasuk keratosis
aktinik, jerawat, dermatitis atopik, psoriasis, luka dingin, kaki atlet, jamur kuku, dan
penyakit kulit lainnya. Begitu juga dengan Solta Medical menawarkan berbagai
pilihan perangkat medis estetik yang mengatasi berbagai kondisi, termasuk
mengencangkan kulit, pelapisan kulit, kondisi pigmentasi, pembentukan tubuh dan
jerawat.
b. Gastrointestinal
Segmen gastrointestinal (GI) adalah pasar khusus untuk memenuhi kebutuhan
yang sulit untuk terpenuhi, kronis dan tidak dapat diobati. Selama hampir 30 tahun,
Salix memiliki lisensi, mengembangkan dan memasarkan produk-produk inovatif
untuk mengobati GI dan kondisi hepatologis, termasuk ensefalopati hati, sindrom
iritasi usus dengan diare, sembelit dan kolitis ulserativa, dan banyak lainnya.
c. Eye health
Bausch + Lomb, menawarkan produk kesehatan dalam tiga kategori luas:
Penawaran lensa kontak, produk farmasi khusus yang mengobati sejumlah kondisi
mata, termasuk glaukoma, alergi mata, konjungtivitis, mata kering, dan penyakit
retina, bedah dengan alat dan teknologi untuk memungkinkan penggunaan teknik
terbaru untuk perawatan katarak, dan kondisi mata vitreous dan retina. Ini termasuk
lensa intraokular, peralatan fakoemulsifikasi, dan instrumen dan perangkat bedah
lainnya.
d. Generics, neurology, dan lainnya
Obat-obatan khusus dalam bidang terapi, termasuk epilepsi, migrain, depresi,
sakit kronis, dan penyakit langka seperti penyakit Huntington (penyakit turunan yang
menyerang sel saraf tertentu pada otak).
e. Dentistry
OraPharma mengembangkan produk yang membantu meningkatkan dan
menjaga kesehatan mulut, termasuk periodontitis dewasa (infeksi gusi yang merusak
jaringan lunak dan tulang penyangga gigi)dan mulut kering, serta pemutihan gigi.
f. Consumer Health
Bausch Health menawarkan tiga kategori luas: perawatan mata (solusi
perawatan lensa kontak dan tetes mata), perawatan kulit (termasuk pelembab), dan
vitamin (vitamin mata dan suplemen mineral).
BAB II
ISI

II. 1 ANALISA KASUS


Pada bulan Oktober 2015, Andrew Left, penulis dan editor buletin investasi
online Citron Research (yang mendapat julukan The Bounty Hunter of Wall Street
oleh The New York Times) mengklaim bahwa Valeant melakukan fraud. Left
memberikan petunjukyang berisi bahwa ia mengetahui atau menemukan tujuan dari
relasi Valeant dengan Philidor RX. Philidor merupakan farmasi khusus yang menjual
produk Valeant. Philidor membuat, melakukan pengiriman dan mendapatkan jaminan
persetujuan untuk resep obat-obatan kompleks yang diproduksi oleh Valeant. CEO
Valeant, Mike Pearson mengakui pada saat conference di tahun 2015 bahwa 40%
bisnisnya berjalan melalui farmasi khusus seperti Philidor RX. Farmasi khusus
memiliki kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang mereka jual kepada
IMS Health yang merupakan perusahaan global yang menyediakan informasi,
layanan dan teknologi untuk industri kesehatan yang memberikan layanan pelacakan
yang digunakan oleh perusahaan dan analis untuk memantau penjualan obat-obatan
dan alur inventory.
Philidor sebenarnya dimiliki oleh Valeant, akan tetapi Philidor berusaha
melakukan segala cara untuk menutupi kebenaran tersebut, dan tidak semua negara
melihat cara yang dilakukan oleh Philidor dalam mengamankan hak istimewa farmasi
tersebut sebagai hal yang baik. Sedangkan Valeant memiliki perusahaan captive
dengan nama KGA fulfilment, B6Q Media, Philidor dan Isolani. Perusahaan captive
ini merupakan perusahaan yang berfungsi di luar negeri sebagai entitas sendiri
dengan tetap mempertahankan pekerjaannya dan menutup hubungan operasional
dengan perusahaan induk.
Philidor beroperasi di 46 negara bagian dan Washington D.C., tetapi tidak
beroperasi di California. Lisensi untuk beroperasi di California ditolak oleh regulator
pada Mei 2014. Dokumen pemerintah menunjukkan bahwa aplikasi Philidor ditolak
karena Matthew Davenport, saudara dari CEO Philidor Andrew Davenport, membuat
pernyataan palsu atau menyesatkan mengenai sifat struktur kepemilikan Philidor dan
siapa yang bertanggung jawab atas pembukuannya. Akhirnya karena ditolak, di
California, Philidor membuat entitas yang dapat mereka kontrol, bernama Isolani dan
Lucena untuk membeli toko farmasi lokal dan mentransfer lisensi farmasi tersebut ke
entitas yang mereka kontrol. Philidor juga melakukan pengambilalihan captive
pharmacy di California, yaitu West Wilshire and R&O. Dokumen legal dari R&O
Pharmacy dan Philidor menunjukkan bahwa saat proses pengambilalihan captive
pharmacy pegawai Philidor memberikan jawaban yang tidak tepat dan
jugapernyataan yang tidak sesuai dengan fakta. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari regulasi yang berlaku di California. Untuk mendapatkan persetujuan
jaminan prescription dari perusahaan asuransi, Philidor menggunakan NPI (National
Provider Identifier) toko farmasi lokal yang telah dibelinya. Jadi, Philidor dapat
menjual produknya di California lewat entitas ini untuk menyalurkan lewat toko
farmasi lokal. Philidor memiliki kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang
mereka jual kepada IMS Health, sehingga sewaktu Philidor memasok apotik di
California tidak dapat terdeteksi.Penggunaan captive pharmacy yang dilakukan oleh
Philidor, memberikan aliran pendapatan yang besar kepada Valeant. Boyd (2015)
mencatat ada 23.000 prescription yang di proses oleh Philidor tiap minggunya
melalui network captive pharmacy (R&O Pharmacy dan West Wilshire) mereka
untuk mendapatkan tebusan atas obat-obatan mahal Valeant dari perusahaan asuransi
luar negara.
Pada tahun 2015, Valeant mengakuisisi Salix Pharmaceuticals, perusahaan
Valeant menaikkan harga pada semua obat-obatan bermereknya sebesar 66% pada
tahun 2015, lima kali lebih banyak dari industri sejenisnya. Valeant telah menaikkan
harga Nitropress sebesar 212% dan Isuprel sebesar 525%. Pada akhir September
2015, anggota Komite Pengawas dan Reformasi Pemerintah Amerika Serikat
mendesak Komite untuk memanggil Valeant terkait dengan dokumen mereka
mengenai kenaikan tajam dalam harga dua obat jantung, Nitropress dan Isuprel.
Valeant telah menaikkan harga pil diabetes sebesar 800% dan obat kerusakan saraf
sebesar 400% dalam waktu satu tahun setelah mengakuisisi dua perusahaan obat yang
memiliki obat-obatan tersebut. Sebuah rumah sakit Cleveland melaporkan bahwa
hanya sembilan obat yang harganya naik 10% atau lebih, biaya rumah sakit $11,2 juta
per tahun dan produk Valeant mewakili 80% dari biaya tambahan tersebut. Analis
Morgan Stanley memperkirakan bahwa kenaikan harga hanya pada 8 obat
menyumbang 7% dari pendapatan Valeant dan 13% dari pendapatan operasinya
(Pollack dan Tavernise 2015).
Pearson berfokus untuk membuat perusahaan obat raksasa yang hanya
berfokus pada distribusi, dan biarkan pihak lain yang melakukan penelitian dan
pengembangan. Jadi Pearson mulai membeli perusahaan obat saingan, memecat staf,
dan mengurangi kegiatan penelitian dan pengembangan, hanya 3% dari penjualannya
yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan. Sedangkan biasanya,
perusahaan-perusahaan obat besar tradisional menghabiskan 15% hingga 20%
penjualan untuk penelitian dan pengembangan. Hal ini menyebabkan perusahaan
menumpuk hutang. Tapi untuk sementara sepertinya berhasil. Setelah Pearson
menaikkan harga obat - obatan, sebenarnya tidak memberikan dampak buruk pada
pasar karena ada sebenarnya masih ada pilihan obat generik yang lebih murah. Di
California, adanya campur tangan Andrew Davenport, yang meminta kepada adiknya,
Matthew Davenport yang merupakan CEO dari BQ6 Media yang merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang pemasaran. Andrew membagi-bagikan kupon
kepada pelanggan. Kupon ini berupa konsultasi gratis, dan voucher diskon obat
produk Valeant di apotek R&O dan West Wilshire. Isolani dan Lucena mereimburse
ke perushaan ausransi sesuai dengan harga jual aslinya.
Harga saham Valeant mencapai puncaknya pada bulan Agustus 2015 pada
harga $259,98 per saham. Di kuartal ke-2 tahun 2015, Valeant melaporkan penjualan
sebesar $2.73 miliyar dan $2.04 miliyar di kuartal sebelumnya. Dari peningkatan
penjualan sebesar $0.69 miliyar, $0.39 miliyar berasal dari akuisisi dan sisanya
dijelaskan oleh Valeant sebagai “Organic Revenue”. Organic revenue ini merupakan
pendapatan yang dihasilkan dari dalam suatu perusahaan, meliputi aliran pendapatan
yang merupakan hasil langsung dari operasi perusahaan. Dua captive pharmacy di
California, West Wilshire dan R&O menyumbang sebanyak 40% organic revenue
(berdasarkan Investigasi Boyd tahun 2015).
Pada Bulan Oktober 2015, Valeant melihat pendapatan mereka yang
meningkat tajam. Pihak manajemen Valeant membentuk sebuah komite dewan ad
hoc untuk melihat relasi perusahaan dengan retailer farmasi khususnya, Philidor dan
dugaan adanya ketidakberesan dalam hal akuntansi. Berdasarkan penyelidikan dewan
komite ad hoc, perusahaan mengakui bahwa mereka memiliki satu atau lebih
kelemahan material dalam kontrol internalnya, kelemahan pada kebijakan atau
prosedural menyebabkan mereka lebih susah untuk mencegah kesalahan dalam
laporan keuangan mereka. Pihak manajemen juga menyatakan bahwa budaya “at the
top“, dan praktek para eksekutif perusahaan untuk mencapai tantangan dari target
finansial merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pengakuan pendapatan yang
tidak semestinya (Rappaport, 2016). Sebelum konsolidasi, Valeant menggunakan
metode jual-beli di mana pendapatan diakui pada saat pengiriman produk ke Philidor.
Setelah Valeant mengkonsolidasi Philidor pada Desember 2014, Philidor masih
memiliki sebagian dari persediaan yang dibeli sebelumnya dari Valeant di mana hasil
penjualannya sebenarnya telah diakui oleh Valeant. Setelah konsolidasi, Philidor juga
mengakui pendapatan dari persediaan tersebut ketika produk didistribusikan kepada
pelanggan, dan pendapatan tersebut terkonsolidasi pada laporan keuangan Valeant
sehingga beberapa pendapatan yang ada tercatat 2 kali. (Rappaport, 2016).
Berikut adalah yang sebenarnya terjadi. Valeant merupakan perusahaan induk.
KGA merupakan perusahaan cabang dari Valeant. Medicis diakuisisi oleh Valeant
tahun 2012 sebesar $2,6 juta. Di masa depan, Medicis berubah nama menjadi
Philidor. Lalu, Valeant melalui KGA mempunyai hak opsi untuk membeli Philidor.
Lalu, Philidor ingin beli di California tetapi ijinnya ditolak. Oleh karena itu, Philidor
membuat entitas baru bernama Isolani. Philidor menyuruh Isolani untuk membeli
apotek lokal yang ada di California yaitu R&O.
Pada mulanya, pendapatan dari R&O masuk ke Philidor lalu laporan
keuangan antara Valeant dan Philidor dikonsolidasi. Lalu, hasilnya cocok antara
barang yang dikeluarkan Valeant ke Philidor dan juga yang Philidor distribusikan ke
pelanggan.
Lalu, Isolani melakukan negosiasi dengan R&O supaya R&O mau menjual
barang Philidor yang didistribusikan melalui Isolani. Lalu, kedua pihak membuat
kesepakatan di mana Philidor memberi Russel Reitz selaku CEO R&O 10% dari
harga jual $AS3,5 juta di muka dan akan membayar sisanya ketika kondisi tertentu
dipenuhi.
Russel Reitz menaruh kecurigaan bahwa Isolani mempunyai hubungan
dengan Philidor. Reitz juga menuduh bahwa karyawan Philidor menggunakan NPI
apoteknya dengan perusahaan asuransi. Lalu, Andrew Davenport selaku CEO
Philidor menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan dalam email bahwa
Philidor akan berhenti menggunakan NPI R&O. Akan tetapi, Russel Reitz menuduh
bahwa Philidor tidak berhenti menggunakan NPI nya setelah email tersebut, malah
prescription dimasukkan ke dalam LLP (perusahaan abal – abal Andrew Davenport).
Sejak saat itu, laporan financial statement antara Philidor dan Valent sudah
tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, Valeant mengadukan ketidakbalancean itu kepada
R&O karena reimburse perusahaan asuransi menggunakan NPI R&O. Namun, pada
saat adanya tagihan, R&O tidak merasa mempunyai hutang ke Valeant. Ternyata,
hasil reimburse dimasukkan kepada LLP bukan Philidor. Oleh karena itu,
menyebabkan selisih tersebut.
Kemudian, pada 21 Juni 2016 saham diperdagangkan hanya seharga $21,64
per saham, kurang dari 10% dari nilai puncaknya. Salah satu pemegang saham yaitu
Robbins Geller Rudman & Fown LLP mengumumkan gugatan pemegang saham
terhadap Valeant antara 23 Februari dan 20 Oktober 2015. Tuduhan dalam pelaporan
berpusat pada pemanfaatan jaringan network dari speciality mail order pharmacy
yang dimanfaatkan Valeant untuk menopang penjualan obat-obatan mahalnya, dan
mencegah pembeli dan perusahaan asuransi untuk beralih pada alternatif generic yang
lebih murah. Pelaporan tersebut mempertanyakan hubungan apa yang dimiliki oleh
Valeant dengan farmasi khusus tersebut, karena pihak manajemen Valeant tidak
pernah mengungkapkannya.
Sebenarnya yang terjadi di sini adalah Gary Tanner merupakan seorang
eksekutif pada perusahaan Valeant Pharmaceuticals dan Andrew Davenport
merupakan seorang CEO perusahaan Philidor RX Service LLC yang bergerak pada
bidang start-up-mail-order pharmacy. Gary Tanner mendapatkan tawaran dari
Andrew Davenport, bila perusahaan Philidor dibeli oleh Valeant maka dia akan
mendapatkan bonus dari Andrew. Lalu Gary Tanner mengarahkan Valeant, agar
Valeant mengarahkan penjualan produknya melalui Philidor RX. Hal tersebut
tentunya tidak mudah dilakukan. Untuk melakukan hal tersebut Gary Tanner harus
sering berkomunikasi dengan Andrew mengenai segala informasi yang Gary Tanner
dapatkan. Oleh karena itu Gary Tanner membuat sebuah email palsu dengan nama
“Brian Wilson” untuk berkomunikasi dengan Andrew. Tugas Gary tidak hanya itu
saja, Gary juga harus bisa meyakinkan Valeant bahwa Philidor RX adalah pilihan
terbaik bagi Valeant untuk memasarkan produknya. Dalam proses tersebut, Gary dan
Andrew hingga mengada-adakan perusahaan pesaing ( direkayasa ) agar Selain itu,
Gary Tanner juga berusaha untuk menyingkirkan pesaing Philidor RX secara diam-
diam. Sehingga pada akhirnya di tahun 2013 Valeant dapat memasarkan produknya
melalui Philidor sepenuhnya. Sejak saat itu Philidor RX mendapatkan hak kirim, dan
jaminan atas prescription obat-obatan Valeant. Lalu pada tahun 2014, Valeant
memiliki opsi untuk membeli Philidor RX dengan harga $100 juta. Pada saat itu Gary
Tanner lebih meyakinkan Valeant untuk membeli Philidor RX karena dengan
membeli perusahaan tersebut Gary beranggapan penjualan Valeant dapat meningkat
secara signifikan. Pendapat Gary tersebut diterima oleh Valeant, dan memutuskan
untuk membeli Philidor RX. Andrew Davenport mendapatkan keuntungan $50 juta
dan menepati janjinya dengan memberikan Gary Tanner $10 juta. Namun
keberhasilan mereka dalam melakukan hal tersebut tak bertahan lama. (perusahaan
bentuuk komite). Setelah terbongkarnya bahwa valeant membeli hak opsi philidor,
kasus tersebut disorot oleh negara dan FBI mulai melakukan investigasi. Dalam
investigasinya FBI menemukan bahwa Gary Tanner sengaja mengarahkan Valeant
agar bekerja sama dengan Philidor. Setelah itu, US Attorey’s Office melakukan
penyelidikan yang lebih dalam lagi dan akhirnya menyatakan bahwa Gary Tanner dan
Andrew Davenport bersengkongkol untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan
melimpahkan kasus mereka pada pengadilan di Manhattan. Prosecutor akhirnya
mendakwa bahwa Gary Tanner dan Andrew Davenport bersalah dan dijatuhi
hukuman penjara 2,5-10 tahun (pada Gary) dan 2,5-8 tahun (pada Andrew). Setelah
itu CEO Valeant yaitu Mike Pearson dipecat dan diganti dengan CEO Baru, Joseph
C. Papa dan Gary Tanner dipecat dari perusahaan.

II. 2 ANALISA KELOMPOK

2.1 Menurut analisa kelompok kami, kasus fraud pertama yang terjadi adalah di
California, Philidor membuat entitas yang dapat mereka kontrol bernama Isolani dan
Lucena untuk membeli toko farmasi lokal dan mentransfer lisensi farmasi tersebut ke
entitas yang mereka kontrol. Philidor juga melakukan pengambilalihan captive
pharmacy di California, yaitu West Wilshire and R&O. Dokumen legal dari R&O
Pharmacy dan Philidor menunjukkan bahwa saat proses pengambilalihan captive
pharmacy pegawai Philidor memberikan jawaban yang tidak tepat dan
jugapernyataan yang tidak sesuai dengan fakta. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari regulasi yang berlaku di California. Untuk mendapatkan persetujuan
jaminan prescription dari perusahaan asuransi, Philidor menggunakan NPI (National
Provider Identifier) toko farmasi lokal yang telah dibelinya. Jadi, Philidor dapat
menjual produknya di California lewat entitas ini untuk menyalurkan ke toko farmasi
lokal. Philidor memiliki kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang mereka
jual kepada IMS Health, sehingga sewaktu Philidor memasok apotik di California
tidak dapat terdeteksi. Penggunaan captive pharmacy yang dilakukan oleh Philidor,
memberikan aliran pendapatan yang besar kepada Valeant. Boyd (2015) mencatat ada
23.000 prescription yang di proses oleh Philidor tiap minggunya melalui network
captive pharmacy mereka untuk mendapatkan tebusan atas obat-obatan mahal
Valeant dari perusahaan asuransi luar negara.

Pelaku Fraud:
Pelaku fraud ini adalah Andrew Davenport, CEO Philidor.

Pemicu Fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rationalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, di mana Philidor tidak diberikan ijin
oleh regulator untuk beroperasi di California sedangkan Philidor telah beroperasi dan
diberikan ijin di 46 negara bagian lainnya dan Washington D.C. yang menyebabkan
CEO Philidor menghalalkan segala cara agar bisa beroperasi di California supaya
dapat meningkatkan penjualan, dan memberikan aliran pendapatan yang besar untuk
Valeant. Lalu, opportunity dalam melakukan fraud ini adalah Andrew Davenport
selaku CEO Philidor yang mempunyai kedudukan tinggi di dalam suatu perusahaan
dengan cara membuat perusahaan baru, yang lewat perusahaan ini ia gunakan untuk
membeli toko-toko farmasi di California, dan lisensi yang dimiliki oleh toko-toko
farmasi tersebut ditransfer ke perusahaannya, begitu juga dengan National Provider
Identifier toko-toko farmasi itu juga digunakan untuk mendapatkan persetujuan
jaminan prescription dari perusahaan asuransi. Selain itu, Philidor juga mempunyai
kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang mereka jual kepada IMS Health,
sehingga sewaktu Philidor memasok apotik di California tidak dapat terdeteksi.
Sedangkan, bila dilihat dari rationalization, Andrew Davenport melakukan hal ini
karena dia menganggap telah melakukan suatu hal yang benar dan merupakan hak
nya karena dengan melakukan hal tersebut, dapat meningkatkan penjualan
perusahaan, dan memberikan aliran pendapatan yang besar untuk Valeant.

Fraud terjadi dalam bidang:


Clinard dan Yeager dalam buku Corporate Crime, dalam bukunya menemukan ada
enam jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi yaitu administratif, lingkungan,
keuangan, diskriminasi pegawai, kecerobohan proses produksi, dan praktik
perdagangan tidak jujur. Kami menggolongkan fraud ini ke dalam fraud
administratif, yaitu berupa ketidakpatuhan pada perundang-undangan yang berlaku.
Sudah jelas-jelas oleh regulasi di California, Philidor ditolak untuk beroperasi namun,
ia tetap membuka perusahaan di California dengan membuat perusahaan tidak dengan
atas nama Philidor, yaitu Isolani dan Lucena. Philidor pun juga melakukan
pelanggaran hukum ketika menggunakan National Provider Identifier toko-toko
farmasi untuk mendapatkan persetujuan jaminan prescription dari perusahaan
asuransi.

2.2 Kasus fraud kedua yang muncul adalahberdasarkan latar belakang Perusahaan
Valeant, Perusahaan Valeant melakukan akuisisi pada banyak perusahaan obat.
Setelah mengakuisisi, Perusahaan Valeant menaikkan harga pada semua obat-obatan
bermereknya sebesar 66% pada tahun 2015, lima kali lebih banyak dari industri
sejenisnya. Valeant telah menaikkan harga Nitropress sebesar 212% dan Isuprel
sebesar 525%. Valeant telah menaikkan harga pil diabetes sebesar 800% dan obat
kerusakan saraf sebesar 400% dalam waktu satu tahun setelah mengakuisisi dua
perusahaan obat yang memiliki obat-obatan tersebut. Berikut ini tabel yang
menunjukkan perubahan harga obat setelah diakuisisi oleh Valeant:

Name of Drug 2013 Price before 2015 Price after acquisition


acquisition by Valeant by Valeant

Edecrin per vial $460 $4600

Glumetza, Ninety1000mg $896 $10,020


tablets

Syprine, Hundred 250 mg $1395 $21,267


capsule

Cuprimine, Hundred 250 $888 $26,189


mg capsule

Meyphyton per tablet $9.37 $58.76

Isuprel, Twenty five 0.2 ml $4489 $36,811


ampule

Sumber: New York Times

Tapi untuk sementara sepertinya berhasil. Setelah Pearson menaikkan harga


obat - obatan, sebenarnya tidak memberikan dampak buruk pada pasar karena ada
sebenarnya masih ada pilihan obat generik yang lebih murah. Di California, adanya
campur tangan Andrew Davenport, yang meminta kepada adiknya, Matthew
Davenport yang merupakan CEO dari BQ6.Media yang merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang pemasaran. Andrew membagi-bagikan kupon kepada
pelanggan. Kupon ini berupa konsultasi gratis, dan voucher diskon obat produk
Valeant di apotek R&O dan West Wilshire. Isolani dan Lucena mereimburse ke
perusahaan asuransi sesuai dengan harga jual aslinya.

Pelaku fraud:
Pelaku fraud ini adalah Andrew Davenport, CEO Philidor.

Pemicu fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rationalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, yang dikarenakan moto dari perusahaan
Valeant “tone at the top” yang membuat seseorang menghalalkan segala cara agar
bisa mencapai tujuannya yaitu dengan cara memberikan voucher diskon obat produk
Valeant di apotek R&O dan West Wilshire. Isolani dan Lucena mereimburse ke
perusahaan asuransi sesuai dengan harga jual aslinya. Sedangkan karena faktor
opportunity, Andrew sebagai CEO Philidor berhak untuk menentukan strategi dari
Philidor, yaitu dengan cara memberikan voucher diskon obat produk Valeant di
apotek R&O dan West Wilshire. Hal ini menimbulkan rasionalisasi yang diberikan
Andrew atas monopoli yang dilakukannya adalah untuk membantu perusahaan
mencapai profit yang lebih tinggi.

Fraud terjadi dalam bidang:


Insurance Reimbursement Fraud, yaitu Isolani dan Lucena mereimburse ke
perusahaan asuransi sesuai dengan harga jual aslinya.

2.3Kasus fraud ketiga yang muncul adalah yang dilakukan pihak Philidor yang
bekerjasama dengan orang dalam Valeant. Gary Tanner yang menjabat sebagai
direktur senior Valeant, dan Andrew Davenport yang merupakan CEO Philidor yang
memberikan imbalan sebesar $10 juta kepada Tanner yang telah memberikan
informasi mengenai jalur perdagangan Valeant sehingga Philidor dapat mengontrol
Valeant dengan cara mengarahkan penjualan Valeant ke pihak Phildor sebagai
pemasar obat yang dijual Valeant, dan memblokir secara diam-diam upaya apotek
mail-order lain untuk mendapatkan bagian dari bisnis Valeant. Yang menyebabkan
nilai perusahaan Philidor meningkat dan berujung kesepakatan $100 juta untuk opsi
membeli Philidor dalam 10 tahun. Kesepakatan itu memberi Davenport laba sebesar
$40 juta yang diambil pribadi. Dan seperempatnya disalurkan secara rahasia ke
Tanner melalui rekening di luar negeri yang dibentuk mereka. Skema yang dilakukan
mereka biasa disebut “kickback-scheme” dimana memberikan imbalan kepada staf
atau pekerja untuk mempengaruhi pemilihan perusahaan dalam memilih vendor atau
dengan kata lain vendor menyuap staff.

Pelaku Fraud:
Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja dan biasanya dilakukan sehubungan dengan
jabatan atau kedudukan tertentu yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pelakunya,
fraud dibagi menjadi 2 jenis, yaitu occupational fraud (white collar crime dan blue
collar crime) dan organizational fraud. White collar crime biasanya dilakukan oleh
orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam organisasi atau perusahaan,
sementara blue collar crime biasanya dilakukan oleh buruh atau pegawai rendahan
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan organizational fraud terbagi
menjadi 3 yaitu, tax fraud, financial statement fraud, dan fraud lainnya. Kami
menggolongkan fraud yang terjadi dalam kasus ini sebagai white collar crime yaitu
dilakukan oleh:
1. Garry Tanner (Direktur Senior Valeant pada waktu terjadinya fraud)
Garry Tanner merupakan direktur dari Valeant pada saat itu yang bekerjasama
dengan CEO Philidor Andrew Davenport yang secara diam-diam mengontrol jalur
perdagangan Valeant. Sebagai imbalannya dari Andrew Davenport, ia menerima $10
juta dari transaksi pembelian Philidor oleh Valeant. Tanner memiliki nama samaran
yaitu “Brian Wilson” yang digunakan untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan
Andrew Davenport.
2. Andrew Davenport (CEO Philidor)
Andrew Davenport memiliki kendali penuh atas Philidor, ia menjabat sebagai
CEO Philidor pada saat itu. Davenport mengambil keuntungan atas transaksi
pembelian Philidor kepada Valeant sebesar $40 juta. Andrew Davenport
mendapatkan keuntungan tersebut karena melakukan hubungan dengan Tanner yang
menyebabkan harga kesepakatan Valeant membeli Philidor menjadi $100 juta,
kemudian Andrew Davenport memberikan imbalan kepada Tanner sebesar 10% dari
keuntungan yang didapat Davenport.

Pemicu Fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rasionalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, yang dikarenakan moto dari perusahaan
“tone at the top” yang membuat seseorang menghalalkan segala cara agar bisa
mencapai tujuannya yang menjadikannya serakah. Hal ini dapat dilihat dari
keserakahan, yaitu dengan adanya janji imbalan uang sebesar $10 juta untuk Garry
Tanner dari transaksi pembelian Philidor oleh Valeant. Dan juga, Andrew Davenport
yang pasti akan mendapatkan keuntungan besar apabila Philidor dibeli oleh Valeant.
Sedangkan karena faktor opportunity, yaitu disebabkan karena pengendalian internal
organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan / atau penyalahgunaan
wewenang. Dalam kasus ini, Garry Tanner menduduki posisi sebagai direktur senior
Valeant. Karena posisinya, Garry Tanner dapat mengarahkan Valeant agar Valeant
mengarahkan penjualan produknya melalui Philidor. Begitu juga dengan Andrew
Davenport, sebagai CEO Philidor. Andrew Davenport berhak untuk menjual Philidor
untuk keuntungannya sendiri. Sedangkan karena faktor rasionalization pada kasus ini
dikarenakan Andrew Davenport sebagai CEO Philidor yang menggunakan moto
“tone at the top” pada perusahaannya, dimana akan melakukan segala cara yang
dianggapnya benar karena sudah merupakan haknya untuk membuat perusahaan
tersebut menjadi diatas sehingga melakukan kickback pada Garry Tanner selaku
direktur dari Valeant.

Fraud terjadi dalam bidang:


AFCE menggolongkan penyuapan (bribery) ke dalam 2 kategori, yaitu umpan balik
(kick back) dan skema bid-rigging. Dalam kasus penyuapan ini, termasuk kickback.
Kickback merupakan tindakan memberikan imbalan kepada staf atau pekerja di suatu
perusahaan untuk mempengaruhi pemilihan perusahaan dalam memilih vendor atau
dengan kata lain vendor menyuap staff. Dalam hal ini Andrew Davenport, sebagai
CEO Philidor melakukan penyuapan terhadap Garry Tanner dengan imbalan berupa
uang supaya mengarahkan Valeant, agar Valeant mengarahkan penjualan produknya
hanya melalui Philidor RX.

Analisa Fraud lain yang mungkin terjadi untuk ketiga kasus di atas:

Ghost employee, karena CEO Philidor, Andrew Davenport, memiliki keinginan untuk
memperoleh uang yang banyak untuk kepentingan pribadi. Salah satu cara yang
mungkin terjadi adalah dengan membuat sistem penggajian untuk pegawai yang
sesungguhnya tidak bekerja atau tidak ada di perusahaan. Jadi, Andrew Davenport
membuat laporan penggajian yang tidak sesuai. Misalnya, yang ada di perusahaan
Philidor sebanyak 100 karyawan, akan tetapi Andrew mengakui terdapat 120
karyawan. Dimana, gaji untuk 20 karyawan tersebut masuk ke kantong Andrew
sendiri.

Tax fraud. Pendapatan di laporan keuangannya lebih kecil dari kenyataan.

2.4 Selain fraud, pada kasus ini, kami menemukan terjadinya error pada Valeant
Pharmaceuticalsyang muncul dimana adanya kesalahan pencatatan laporan keuangan
dimana sebelum konsolidasi, Valeant menggunakan metode jual-beli dimana
pendapatan diakui pada saat pengiriman produk ke Philidor. Setelah Valeant
mengkonsolidasi Philidor pada Desember 2014, Philidor masih memiliki sebagian
dari persediaan yang dibeli sebelumnya dari Valeant di mana hasil penjualan Valeant
kepada Philidor pada tahun 2014 sebenarnya telah diakui oleh Valeant. Setelah
konsolidasi, pada tahun 2015, Philidor juga mengakui pendapatan dari persediaan
tersebut ketika produk didistribusikan kepada pelanggan, dan pendapatan tersebut
terkonsolidasi pada laporan keuangan Valeant sehingga beberapa pendapatan yang
ada tercatat 2 kali. Hal ini merugikan investor dan pemegang saham karena jumlah
pendapatan di laporan keuangan Valeant tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Sell-in Sell-through Why not both?


(Produsen -> (Pengecer ->
Pengecer) Pelanggan)
Valeant menjual Valeant mengakui - Valeant mengakui
obat kepada pendapatan $100 pendapatan S100
Philidor $100
Philidor menjual Philidor mengakui Valeant mengakui Valeant mengakui
obat kepada pasien pendapatan $150 pendapatan $150 pendapatan $150
$150
Total pendapatan $100 $150 $250
Valeant

Sebenarnya, akuntansi yang tepat adalah pendekatan yang diberi label “sell-through”.
Pendekatan Valeant adalah kombinasi dari “Sell-in” dan “Why not both?”. Jadi,
maksudnya adalah Valeant mengakui pendapatan ketika Valeant menjual obat ke
Philidor dan ketika Philidor menjual obat kepada pasien, padahal seharusnya Valeant
hanya mencatat yang Valeant jual kepada Philidor ditambah keuntungan yang didapat
dari Philidor jual kepada pasien.

Pelaku Error:
Pelaku error ini adalah Valeant Pharmaceuticals.

Pemicu Error:
Pada kasus ini yang terjadi adalah kesalahan pencatatan yang bersifat tidak sengaja
atau dapat disebut dengan error yang dilakukan oleh Valeant Pharmaceuticals dimana
Valeant Pharmaceuticals melakukan pencatatan pendapatan dua kali sehingga
menyebabkan double counted yang menjadikan pendapatan Valeant di tahun 2015
menjadi meningkat tajam.
BAB III
PENUTUP

3.1 SOLUSI ANALISA KELOMPOK


Menurut analisa kelompok kami, solusi yang dapat diberikan atas kasus
Valeant Pharmaceuticals adalah:
a. Untuk kasus pertama, fraud administratif, yaitu berupa ketidakpatuhan pada
perundang-undangan yang berlaku. Solusi yang dapat dilakukan adalah:
Sebelum mendirikan usaha, pemerintah sebaiknya mengutus satu atau lebih
perwakilan untuk menginvestigasi secara keseluruhan suatu perusahaan. Siapa
pemilik dari organisasi tersebut, tujuan didirikannya, kemungkinan afiliasi dengan
perusahaan lain, sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan melakukan fraud.
b. Untuk kasus kedua, fraud manipulasi reimbursement ke perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi sebaiknya mengecek setiap prescription yang diajukan oleh
kliennya, sesuai harga yang pelanggan bayar ke apotik.
c. Untuk kasus ketiga, fraud penyuapan dapat diatasi dengan cara membenahi prosedur
di dalam perusahaan. Misalnya, ketika eksekutif perusahaan meminta data untuk
keperluan apapun, maka harus mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada admin dan
juga eksekutif perusahaan lainnya. Sehingga admin bisa mencatat siapa saja yang
mengakses informasi tersebut.
d. Untuk kasus error, seorang auditor harus memiliki skeptisme profesional dalam
menjalankan profesinya. Skeptisme profesional ini merupakan sikap auditor yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis
terhadap bukti audit. Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja
penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan,
bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang dipermasalahkan. Tanpa menerapkan
skeptisme profesional, auditor hanya akan menemukan salah saji yang disebabkan
oleh kekeliruan saja dan sulit untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan, karena kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya. Di
kasus ini, auditor tidak memiliki skeptisme profesional dalam menjalankan
profesinya. Auditor tidak dapat menemukan bahwa laporan keuangan Valeant
merupakan laporan keuangan konsolidasi antara Valeant dan Phildor. Seorang auditor
juga harus memahami perusahaan dan lingkungannya, sifat perusahaan, dan
hubungan pemasok dan pelanggan. Seorang auditor harus membaca informasi publik
tentang perusahaan yang relevan dengan evaluasi kemungkinan salah saji material
dan, efektivitas pengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangan, misalnya,
siaran pers yang dikeluarkan perusahaan, materi presentasi yang disiapkan
perusahaan untuk analis atau kelompok investor, dan laporan analis. Auditor
eksternal harus melakukan audit penilaian manajemen atas efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan. Auditor eksternal harus memperoleh bukti
substantif tentang akun, pengungkapan dan pernyataan.
3.2 KESIMPULAN
Fraud yang terjadi pada Valeant Pharmaceuticals dilakukan oleh Garry
Tanner, Direktur Senior Valeant pada waktu terjadinya fraud dan Andrew Davenport
CEO Philidor. Fraud ini disebabkan karena adanya pressure, opportunity, dan
rationalization. Selain itu, juga terjadi error dalam pencatatan laporan keuangan.
Solusi yang dilakukan adalah dengan pemerintah sebaiknya mengutus satu atau lebih
perwakilan untuk menginvestigasi secara keseluruhan suatu perusahaan, mengecek
setiap dokumen yang ada, membenahi prosedur di dalam perusahaan, menggunakan
auditor yang memiliki skeptisme profesional dalam menjalankan profesinya.

3.3 SARAN (TERKAIT KEMUNGKINAN ATAS KASUS FRAUD LAIN)


Saran dari kelompok kami untuk mencegah terjadinya fraud pada ghost
employee:
1. Melakukan audit ghost employee - Dalam banyak kasus, ghost employee ditemukan
melalui audit menyeluruh atas catatan penggajian dengan cara membandingkan
catatan penggajian dengan laporan time card dan file karyawan untuk mencari
perbedaan seperti ghost employee, menggandakan nomor jaminan sosial,
menggandakan alamat atau menggandakan rekening bank.
2. Tugas penggajian terpisah –Memastikan bagian-bagian berbeda dari proses
penggajian ditangani oleh orang yang berbeda. Jika seseorang memiliki tugas untuk
membuat / menghapus karyawan dalam sistem pembayaran gaji, pastikan orang lain
yang memverifikasi perubahan tersebut.
3. Evaluasi kebijakan SDM - Memastikan staf SDM dan penggajian benar-benar
mengikuti perkembangan kebijakan SDM, terutama ketika menyangkut
penambahan dan penghapusan karyawan dari daftar karyawan sehingga akan
membantu mencegah informasi karyawan yang sudah tidak bekerja digunakan
untuk penipuan ghost employee.
4. Membuat sistem penggajian yang lebih sulit untuk dipalsukan - Jika memiliki
karyawan yang diberi kompensasi berdasarkan waktu jam kerja, sebaiknya kita
memastikan proses untuk membuat pemalsuan catatan waktu sulit dilakukan.
Idealnya, menggunakan pelacakan waktu otomatis ketika jam kerja karyawan
masuk dan keluar. Untuk perlindungan tambahan, dapat memggunakan sistem
pelacakan waktu dengan beberapa bentuk verifikasi ID yang terpasang.
DAFTAR PUSTAKA

Journal of Business and Economics, ISSN 2155-7950, USA July 2017, Volume 8,
No. 7, pp. 529-537 DOI: 10.15341/jbe(2155-7950)/07.08.2017/001 © Academic Star
Publishing Company, 2017 http://www.academicstar.us 529 Internal Control and
Audit Failure at Valeant Pharmaceuticals

https://en.wikipedia.org/wiki/Bausch_Health

https://www.nytimes.com/2017/06/08/magazine/the-bounty-hunter-of-wall-
street.html

http://fortune.com/2015/10/31/valeant-scandal/

http://www2.philly.com/philly/business/philidor-valeant-hatboro-
20180522.html

https://www.forbes.com/sites/antoinegara/2016/11/17/two-are-charged-in-
fraud-and-kickback-scheme-against-valeant-pharmaceuticals/#7c494300494d

https://www.businessinsider.com.au/valeant-investor-call-preview-2015-10

http://fortune.com/2015/10/31/valeant-scandal/

http://www2.philly.com/philly/business/philidor-valeant-hatboro-
20180522.html

https://www.reuters.com/article/us-valeant-pharm-in-court/ex-valeant-
philidor-executives-convicted-of-kickback-scheme-idUSKCN1IN23G

https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud/

http://fortune.com/2016/03/21/valeant-howard-schiller/

http://sirf-online.org/2015/10/19/hidden-in-plain-sight-valeants-big-crazy-
sort-of-secret-story/

https://www.cbc.ca/news/business/valeant-senate-ceo-1.3555259

Anda mungkin juga menyukai