BAB I
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Senior Management
Board of Director
I.3 PROSES BISNIS ORGANISASI
Valeant Pharmaceuticals adalah perusahaan farmasi multi nasional yang
berkantor pusat di Laval, Quebec. Valeant Pharmaceuticals mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan berbagai produk farmasi terutama di bidang
dermatologi, gangguan gastrointestinal, kesehatan mata, neurologi, dan obat-obatan
bermerek.
a. Dermatology Products / Aesthetics Devices
Melalui pengembangan produk baru, pertumbuhan merek dan akuisisi
strategis, Ortho Dermatologics menjadi salah satu perusahaan dermatologi medis AS
terbesar. Produk dermatologinya mengobati berbagai kondisi, termasuk keratosis
aktinik, jerawat, dermatitis atopik, psoriasis, luka dingin, kaki atlet, jamur kuku, dan
penyakit kulit lainnya. Begitu juga dengan Solta Medical menawarkan berbagai
pilihan perangkat medis estetik yang mengatasi berbagai kondisi, termasuk
mengencangkan kulit, pelapisan kulit, kondisi pigmentasi, pembentukan tubuh dan
jerawat.
b. Gastrointestinal
Segmen gastrointestinal (GI) adalah pasar khusus untuk memenuhi kebutuhan
yang sulit untuk terpenuhi, kronis dan tidak dapat diobati. Selama hampir 30 tahun,
Salix memiliki lisensi, mengembangkan dan memasarkan produk-produk inovatif
untuk mengobati GI dan kondisi hepatologis, termasuk ensefalopati hati, sindrom
iritasi usus dengan diare, sembelit dan kolitis ulserativa, dan banyak lainnya.
c. Eye health
Bausch + Lomb, menawarkan produk kesehatan dalam tiga kategori luas:
Penawaran lensa kontak, produk farmasi khusus yang mengobati sejumlah kondisi
mata, termasuk glaukoma, alergi mata, konjungtivitis, mata kering, dan penyakit
retina, bedah dengan alat dan teknologi untuk memungkinkan penggunaan teknik
terbaru untuk perawatan katarak, dan kondisi mata vitreous dan retina. Ini termasuk
lensa intraokular, peralatan fakoemulsifikasi, dan instrumen dan perangkat bedah
lainnya.
d. Generics, neurology, dan lainnya
Obat-obatan khusus dalam bidang terapi, termasuk epilepsi, migrain, depresi,
sakit kronis, dan penyakit langka seperti penyakit Huntington (penyakit turunan yang
menyerang sel saraf tertentu pada otak).
e. Dentistry
OraPharma mengembangkan produk yang membantu meningkatkan dan
menjaga kesehatan mulut, termasuk periodontitis dewasa (infeksi gusi yang merusak
jaringan lunak dan tulang penyangga gigi)dan mulut kering, serta pemutihan gigi.
f. Consumer Health
Bausch Health menawarkan tiga kategori luas: perawatan mata (solusi
perawatan lensa kontak dan tetes mata), perawatan kulit (termasuk pelembab), dan
vitamin (vitamin mata dan suplemen mineral).
BAB II
ISI
2.1 Menurut analisa kelompok kami, kasus fraud pertama yang terjadi adalah di
California, Philidor membuat entitas yang dapat mereka kontrol bernama Isolani dan
Lucena untuk membeli toko farmasi lokal dan mentransfer lisensi farmasi tersebut ke
entitas yang mereka kontrol. Philidor juga melakukan pengambilalihan captive
pharmacy di California, yaitu West Wilshire and R&O. Dokumen legal dari R&O
Pharmacy dan Philidor menunjukkan bahwa saat proses pengambilalihan captive
pharmacy pegawai Philidor memberikan jawaban yang tidak tepat dan
jugapernyataan yang tidak sesuai dengan fakta. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari regulasi yang berlaku di California. Untuk mendapatkan persetujuan
jaminan prescription dari perusahaan asuransi, Philidor menggunakan NPI (National
Provider Identifier) toko farmasi lokal yang telah dibelinya. Jadi, Philidor dapat
menjual produknya di California lewat entitas ini untuk menyalurkan ke toko farmasi
lokal. Philidor memiliki kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang mereka
jual kepada IMS Health, sehingga sewaktu Philidor memasok apotik di California
tidak dapat terdeteksi. Penggunaan captive pharmacy yang dilakukan oleh Philidor,
memberikan aliran pendapatan yang besar kepada Valeant. Boyd (2015) mencatat ada
23.000 prescription yang di proses oleh Philidor tiap minggunya melalui network
captive pharmacy mereka untuk mendapatkan tebusan atas obat-obatan mahal
Valeant dari perusahaan asuransi luar negara.
Pelaku Fraud:
Pelaku fraud ini adalah Andrew Davenport, CEO Philidor.
Pemicu Fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rationalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, di mana Philidor tidak diberikan ijin
oleh regulator untuk beroperasi di California sedangkan Philidor telah beroperasi dan
diberikan ijin di 46 negara bagian lainnya dan Washington D.C. yang menyebabkan
CEO Philidor menghalalkan segala cara agar bisa beroperasi di California supaya
dapat meningkatkan penjualan, dan memberikan aliran pendapatan yang besar untuk
Valeant. Lalu, opportunity dalam melakukan fraud ini adalah Andrew Davenport
selaku CEO Philidor yang mempunyai kedudukan tinggi di dalam suatu perusahaan
dengan cara membuat perusahaan baru, yang lewat perusahaan ini ia gunakan untuk
membeli toko-toko farmasi di California, dan lisensi yang dimiliki oleh toko-toko
farmasi tersebut ditransfer ke perusahaannya, begitu juga dengan National Provider
Identifier toko-toko farmasi itu juga digunakan untuk mendapatkan persetujuan
jaminan prescription dari perusahaan asuransi. Selain itu, Philidor juga mempunyai
kebebasan untuk tidak melaporkan obat-obatan yang mereka jual kepada IMS Health,
sehingga sewaktu Philidor memasok apotik di California tidak dapat terdeteksi.
Sedangkan, bila dilihat dari rationalization, Andrew Davenport melakukan hal ini
karena dia menganggap telah melakukan suatu hal yang benar dan merupakan hak
nya karena dengan melakukan hal tersebut, dapat meningkatkan penjualan
perusahaan, dan memberikan aliran pendapatan yang besar untuk Valeant.
2.2 Kasus fraud kedua yang muncul adalahberdasarkan latar belakang Perusahaan
Valeant, Perusahaan Valeant melakukan akuisisi pada banyak perusahaan obat.
Setelah mengakuisisi, Perusahaan Valeant menaikkan harga pada semua obat-obatan
bermereknya sebesar 66% pada tahun 2015, lima kali lebih banyak dari industri
sejenisnya. Valeant telah menaikkan harga Nitropress sebesar 212% dan Isuprel
sebesar 525%. Valeant telah menaikkan harga pil diabetes sebesar 800% dan obat
kerusakan saraf sebesar 400% dalam waktu satu tahun setelah mengakuisisi dua
perusahaan obat yang memiliki obat-obatan tersebut. Berikut ini tabel yang
menunjukkan perubahan harga obat setelah diakuisisi oleh Valeant:
Pelaku fraud:
Pelaku fraud ini adalah Andrew Davenport, CEO Philidor.
Pemicu fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rationalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, yang dikarenakan moto dari perusahaan
Valeant “tone at the top” yang membuat seseorang menghalalkan segala cara agar
bisa mencapai tujuannya yaitu dengan cara memberikan voucher diskon obat produk
Valeant di apotek R&O dan West Wilshire. Isolani dan Lucena mereimburse ke
perusahaan asuransi sesuai dengan harga jual aslinya. Sedangkan karena faktor
opportunity, Andrew sebagai CEO Philidor berhak untuk menentukan strategi dari
Philidor, yaitu dengan cara memberikan voucher diskon obat produk Valeant di
apotek R&O dan West Wilshire. Hal ini menimbulkan rasionalisasi yang diberikan
Andrew atas monopoli yang dilakukannya adalah untuk membantu perusahaan
mencapai profit yang lebih tinggi.
2.3Kasus fraud ketiga yang muncul adalah yang dilakukan pihak Philidor yang
bekerjasama dengan orang dalam Valeant. Gary Tanner yang menjabat sebagai
direktur senior Valeant, dan Andrew Davenport yang merupakan CEO Philidor yang
memberikan imbalan sebesar $10 juta kepada Tanner yang telah memberikan
informasi mengenai jalur perdagangan Valeant sehingga Philidor dapat mengontrol
Valeant dengan cara mengarahkan penjualan Valeant ke pihak Phildor sebagai
pemasar obat yang dijual Valeant, dan memblokir secara diam-diam upaya apotek
mail-order lain untuk mendapatkan bagian dari bisnis Valeant. Yang menyebabkan
nilai perusahaan Philidor meningkat dan berujung kesepakatan $100 juta untuk opsi
membeli Philidor dalam 10 tahun. Kesepakatan itu memberi Davenport laba sebesar
$40 juta yang diambil pribadi. Dan seperempatnya disalurkan secara rahasia ke
Tanner melalui rekening di luar negeri yang dibentuk mereka. Skema yang dilakukan
mereka biasa disebut “kickback-scheme” dimana memberikan imbalan kepada staf
atau pekerja untuk mempengaruhi pemilihan perusahaan dalam memilih vendor atau
dengan kata lain vendor menyuap staff.
Pelaku Fraud:
Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja dan biasanya dilakukan sehubungan dengan
jabatan atau kedudukan tertentu yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pelakunya,
fraud dibagi menjadi 2 jenis, yaitu occupational fraud (white collar crime dan blue
collar crime) dan organizational fraud. White collar crime biasanya dilakukan oleh
orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam organisasi atau perusahaan,
sementara blue collar crime biasanya dilakukan oleh buruh atau pegawai rendahan
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan organizational fraud terbagi
menjadi 3 yaitu, tax fraud, financial statement fraud, dan fraud lainnya. Kami
menggolongkan fraud yang terjadi dalam kasus ini sebagai white collar crime yaitu
dilakukan oleh:
1. Garry Tanner (Direktur Senior Valeant pada waktu terjadinya fraud)
Garry Tanner merupakan direktur dari Valeant pada saat itu yang bekerjasama
dengan CEO Philidor Andrew Davenport yang secara diam-diam mengontrol jalur
perdagangan Valeant. Sebagai imbalannya dari Andrew Davenport, ia menerima $10
juta dari transaksi pembelian Philidor oleh Valeant. Tanner memiliki nama samaran
yaitu “Brian Wilson” yang digunakan untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan
Andrew Davenport.
2. Andrew Davenport (CEO Philidor)
Andrew Davenport memiliki kendali penuh atas Philidor, ia menjabat sebagai
CEO Philidor pada saat itu. Davenport mengambil keuntungan atas transaksi
pembelian Philidor kepada Valeant sebesar $40 juta. Andrew Davenport
mendapatkan keuntungan tersebut karena melakukan hubungan dengan Tanner yang
menyebabkan harga kesepakatan Valeant membeli Philidor menjadi $100 juta,
kemudian Andrew Davenport memberikan imbalan kepada Tanner sebesar 10% dari
keuntungan yang didapat Davenport.
Pemicu Fraud:
Berdasarkan fraud triangle, ada 3 pemicu orang melakukan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan rasionalization. Fraud ini timbul karena adanya pressure, yaitu
dorongan seseorang untuk melakukan fraud, yang dikarenakan moto dari perusahaan
“tone at the top” yang membuat seseorang menghalalkan segala cara agar bisa
mencapai tujuannya yang menjadikannya serakah. Hal ini dapat dilihat dari
keserakahan, yaitu dengan adanya janji imbalan uang sebesar $10 juta untuk Garry
Tanner dari transaksi pembelian Philidor oleh Valeant. Dan juga, Andrew Davenport
yang pasti akan mendapatkan keuntungan besar apabila Philidor dibeli oleh Valeant.
Sedangkan karena faktor opportunity, yaitu disebabkan karena pengendalian internal
organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan / atau penyalahgunaan
wewenang. Dalam kasus ini, Garry Tanner menduduki posisi sebagai direktur senior
Valeant. Karena posisinya, Garry Tanner dapat mengarahkan Valeant agar Valeant
mengarahkan penjualan produknya melalui Philidor. Begitu juga dengan Andrew
Davenport, sebagai CEO Philidor. Andrew Davenport berhak untuk menjual Philidor
untuk keuntungannya sendiri. Sedangkan karena faktor rasionalization pada kasus ini
dikarenakan Andrew Davenport sebagai CEO Philidor yang menggunakan moto
“tone at the top” pada perusahaannya, dimana akan melakukan segala cara yang
dianggapnya benar karena sudah merupakan haknya untuk membuat perusahaan
tersebut menjadi diatas sehingga melakukan kickback pada Garry Tanner selaku
direktur dari Valeant.
Analisa Fraud lain yang mungkin terjadi untuk ketiga kasus di atas:
Ghost employee, karena CEO Philidor, Andrew Davenport, memiliki keinginan untuk
memperoleh uang yang banyak untuk kepentingan pribadi. Salah satu cara yang
mungkin terjadi adalah dengan membuat sistem penggajian untuk pegawai yang
sesungguhnya tidak bekerja atau tidak ada di perusahaan. Jadi, Andrew Davenport
membuat laporan penggajian yang tidak sesuai. Misalnya, yang ada di perusahaan
Philidor sebanyak 100 karyawan, akan tetapi Andrew mengakui terdapat 120
karyawan. Dimana, gaji untuk 20 karyawan tersebut masuk ke kantong Andrew
sendiri.
2.4 Selain fraud, pada kasus ini, kami menemukan terjadinya error pada Valeant
Pharmaceuticalsyang muncul dimana adanya kesalahan pencatatan laporan keuangan
dimana sebelum konsolidasi, Valeant menggunakan metode jual-beli dimana
pendapatan diakui pada saat pengiriman produk ke Philidor. Setelah Valeant
mengkonsolidasi Philidor pada Desember 2014, Philidor masih memiliki sebagian
dari persediaan yang dibeli sebelumnya dari Valeant di mana hasil penjualan Valeant
kepada Philidor pada tahun 2014 sebenarnya telah diakui oleh Valeant. Setelah
konsolidasi, pada tahun 2015, Philidor juga mengakui pendapatan dari persediaan
tersebut ketika produk didistribusikan kepada pelanggan, dan pendapatan tersebut
terkonsolidasi pada laporan keuangan Valeant sehingga beberapa pendapatan yang
ada tercatat 2 kali. Hal ini merugikan investor dan pemegang saham karena jumlah
pendapatan di laporan keuangan Valeant tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Sebenarnya, akuntansi yang tepat adalah pendekatan yang diberi label “sell-through”.
Pendekatan Valeant adalah kombinasi dari “Sell-in” dan “Why not both?”. Jadi,
maksudnya adalah Valeant mengakui pendapatan ketika Valeant menjual obat ke
Philidor dan ketika Philidor menjual obat kepada pasien, padahal seharusnya Valeant
hanya mencatat yang Valeant jual kepada Philidor ditambah keuntungan yang didapat
dari Philidor jual kepada pasien.
Pelaku Error:
Pelaku error ini adalah Valeant Pharmaceuticals.
Pemicu Error:
Pada kasus ini yang terjadi adalah kesalahan pencatatan yang bersifat tidak sengaja
atau dapat disebut dengan error yang dilakukan oleh Valeant Pharmaceuticals dimana
Valeant Pharmaceuticals melakukan pencatatan pendapatan dua kali sehingga
menyebabkan double counted yang menjadikan pendapatan Valeant di tahun 2015
menjadi meningkat tajam.
BAB III
PENUTUP
Journal of Business and Economics, ISSN 2155-7950, USA July 2017, Volume 8,
No. 7, pp. 529-537 DOI: 10.15341/jbe(2155-7950)/07.08.2017/001 © Academic Star
Publishing Company, 2017 http://www.academicstar.us 529 Internal Control and
Audit Failure at Valeant Pharmaceuticals
https://en.wikipedia.org/wiki/Bausch_Health
https://www.nytimes.com/2017/06/08/magazine/the-bounty-hunter-of-wall-
street.html
http://fortune.com/2015/10/31/valeant-scandal/
http://www2.philly.com/philly/business/philidor-valeant-hatboro-
20180522.html
https://www.forbes.com/sites/antoinegara/2016/11/17/two-are-charged-in-
fraud-and-kickback-scheme-against-valeant-pharmaceuticals/#7c494300494d
https://www.businessinsider.com.au/valeant-investor-call-preview-2015-10
http://fortune.com/2015/10/31/valeant-scandal/
http://www2.philly.com/philly/business/philidor-valeant-hatboro-
20180522.html
https://www.reuters.com/article/us-valeant-pharm-in-court/ex-valeant-
philidor-executives-convicted-of-kickback-scheme-idUSKCN1IN23G
https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud/
http://fortune.com/2016/03/21/valeant-howard-schiller/
http://sirf-online.org/2015/10/19/hidden-in-plain-sight-valeants-big-crazy-
sort-of-secret-story/
https://www.cbc.ca/news/business/valeant-senate-ceo-1.3555259