LATAR BELAKANG
BAB II
MATERI
2.1 SWOT MATRIX
Setelah melakukan Analysis Factor Inetrenal dan External sebelumnya,
kita dapat menggunakan Matriks SWOT untuk merumuskan strategi perusahaan
yang tepat untuk dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan memanfaatkan
peluang
(Opportunities),
namun
secara
bersamaan
dapat
Sesuai diagram BCG Matrix, Divisi Home & Personal Care dianggap
sebagai stars karena memiliki kontribusi pertumbuhan penjualan yang besar
dengan pangsa pasar yang relatif besar juga, sedangkan Divisi Food & Ice Cream
dianggap Cash Cows karena tingkat pertumbuhan penjualannya lebih rendah tapi
mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi. Dengan posisi ini stars, PT Unilever
Indonesia, Tbk dapat memilih untuk melakukan strtaegi seperti market
penetration, market development, product development, backward integration,
forward integration, horizontal integration, di Cash Cows dapat mencoba
melakukan strategi product development atau concentric diversification.
2.3 INTERNAL EXTERNAL MATRIX
Sebelum mengidentifikasikan posis masing - masing divisi dalam Internal
External Matrix, sebelumnya akan kita analisis dan klasifikasikan posisi masing masing divisi menggunakan matriks External Factor Evaluation dan Internal
Factor Evaluation, yang keduanya disebut matriks portofolio. Setelah
menganalisisnya kita kan mendapatkan nilai rata - rata tertimbangkan untuk
dijadikan acuan penetuan posisi.ukuran dari setiap representasi siklus presentasi
kontribusi penjualan dan kontribusi laba dari masing - masing divisi. IE Matrix
membutuhkan banyak informasi mengenai divisi.
Matriks ini mengindikasikan bahwa Divisi Home & Personal Care lebih
dapat memanfaatkan peluang - peluang yang ada dan menanggulangi ancaman ancaman yang muncul dibandingkan posisi Divisi Food & Ice Cream. Secara
alamiah, Divisi Home & Personal Care lebih baik, memang karena keberadannya
secara waktu lebih teruji. Secara keuangan Divisi Home & Personal Care
menyumbang 78% dari keseluruhan pendapatan penjualan PT. Unilever
Indonesia, Tbk. Sebagai bahan evaluasi, Divisi Food & Ice Cream dapat lebih
meningkatkan kinerjanya dalam hal memposisikan diri di tengah industry
8
Selanjutnya
diharapkan
identifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
serta
diterapkan dalam posisi ini. Sedangkan Divisi Food & Ice Cream memperlihatkan
posisi di kuadran V yang tergolong hold and maintain. Dengan posisi ini,
Unilever dapat melakukan market penetration dan product development. Kondisi
inilah yang menjadi alasan mengapa Divisi Food & Ice Cream lebih banyak
melakukan akusisi atas beberapa produk dibanding Divisi Home & Personal
Care. Hal ini lebih didukung kegagalan - kegagalan atas peluncuran beberapa
produk inovasi hasil kerja research and development.
2.4 GRAND STRATEGY MATRIX
penopang
perekonomian
Negara,
konsumsi
masyarakat
11
backward
integration,
horizontal
integration
dan
related
diversification.
2.5 SPACE MATRIX
Dimensi internal yang berpengaruh dalam analisis posisi strategi
perusahan dalam matriks ini adalah faktor financial strength (return on
12
investment, leverage, turnover, liquidity, working capital, cash flow and others)
dan faktor competitive advantage (speed of innovation by the company, market
niche position, customer loyalty, product quality, market share, product life cylcle
and others). Selain itu, dimensi dimensi eksternal seperti economic condition,
GDP growth, inflation, price elasticity, technology, barriers to entry, competitive
pressures, industry growth potential juga berpengaruh.
Berdasarkan The Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix dapat
disimpulkan bahwa PT Unilver Indonesia, Tbk. berada directional vector of
Aggressive Profiles. Strategi yang dapat diambil adalah Integration Strategies
(forward, backward dan horizontal integration), Intensive Strategies (market
13
Bango sebagai salah satu bahannya. Piknik ala Bango digelar di 50 kecamatan di
5 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan
Makassar. Tujuannya tak lain untuk semakin mendekatkan merek kecap bango
kepada masyarakat. Contoh lain adalah Petualangnan TARO dan edukasi pasar
seperti kampanye bahwa makan es krim itu sehat.
Tetapi pemilihan strategi ini bukanlah sebuah zero option (memilih satu
strategi dengan tidak menjalankan sama sekali strategi lain) hal ini ditunjukkan
dengan skor masing - masing strategi (dalam matriks QSPM) yang memiliki
selisih tidak terlalu jauh, jadi kami menyimpulkan selain melaksanakan strategi
market penetration (above and below the line), PT. Unilever Indonesia, Tbk juga
tidak boleh meninggalkan dua strategi yang lain :
Inovasi produk dan multibrand untuk menutup semua segmen pasar yang
ada selain itu denga strategi ini perusahaan dpat melakukan substitusi
silang sehingga dalam melakukan segala maneuver pemasaran sudah tidak
ada lago terpaku pada berapa profit margin yang harus dijaga.
16
17
BAB III
KESIMPULAN
Visi PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah Menjadi pilihan utama bagi
konsumen maupun masyarakat.
yaitu:
memaksimalkan
kekuatan
internal
eksternal
dan
PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki 2 divisi yaitu: Home & Personal Care
dan Food & Ice Cream. Berdasarkan Boston Consulting Group (BCG) Matrix,
Divisi Home & Personal Care dianggap sebagai stars karena memiliki
kontribusi terbesar dalam prentase penjualan yaitu 78% dari total revenue Rp
12.545 Milyar, dengan growth rate sebesar 22 % sedangkan Divisi Food &
Ice Cream dianggap Cash Cows karena tingkat pertumbuhan penjualannya
hanya 22% tapi mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi sebesar 19 %
Berdasarkan Internal - External Matrix, Divisi Home & Personal Care berada
di kuadran II yang tergolong grow and build. Sedangkan Divisi Food & Ice
Cream memperlihatkan posisi di kuadran V yang tergolong hold and maintain.
18
19