Abdullah Farhad Hedra1, Mansur Rasuli2, Rachmatulloh Raffi Susanto3, Adolf Muslim
Yahya Suryana4, Muhammad Firmansah Amalludin 5, Priyo Utomo Usmar La Auza6,
Sharief Hamdani7
E-mail: _____________1
Abstrak
Pendahuluan
Suku Samin di Blora, Jawa Tengah, sering disebut dengan suku Samin
Surosentiko Blora. Penamaan itu tentu berbeda dengan suku Samin yang mendiami
daerah lain, seperti Bojonegoro, Samin di Kabupaten Kudus, Pati, dan lain-lain. Seperti
halnya rumah warga Kabupaten Blora, Rumah Adat Samin Surosentiko ini terkenal
sangat sederhana. Meskipun sederhana, mereka tetap hidup rukun dan tidak pernah
melakukan keburukan karena masih memegang teguh nilai-nilai dan ajaran Samin
Surosentiko yang penuh dengan keluhuran budi. Masyarakat ini adalah keturunan para
pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka
mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar
kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak segala
peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap memusingkan
pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang karena sikap itu, sikap yang hingga
sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompok di luarnya.
Rumah adat suku Samin khususnya di Kabupaten Blora, Jawa Tengah terkenal
sangat sederhana. Terlihat secara fisik model atau bentuk arsitekturnya yang sangat dan
juga material yang digunakan adalah material-material alami yang tersedia di
lingkungan mereka tinggal. Menggunakan material yang mudah didapat seperti kayu,
bambu, tanah liat, dan lain sebagainya. Kesederhanan rumah adat suku Samin ini adalah
cerminan nilai-nilai dan ajaran Samin Surosentiko yang penuh dengan keluhuran budi.
Dengan kesederhanaan mereka dapat hidup penuh dengan kearifan lokal yang ada,
menyatu dengan alam dan lingkungan.
Obyek penelitian adalah rumah adat suku Samin Blora di Dukuh Karangpace,
Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengahdengan
mendata tipe dan karakteristiknya, konsep arsitekturalnya, dan konteks kesejarahan
yang melatar belakanginya dan akan disajikan secara deskriptif.
Hasil
Analisa arsitektur rumah adat suku Samin Blora di Dukuh Karangpace, Desa
Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Data AnalisaOmahMujur
2. Tata
ruang
3. Fungsi Pada rumah samin yang
ruang masih lama memakai 3 fungsi
area dalam khusunya ruang
tamu, yaitu tempat bertamu,
tempat berkumpul (makan
dll) dan tempat menyimpan
hasil panen
Ruang tamu
Kamar Tidur
Material &
Kontruksi Untuk material konstruksi
bangunan atap memakai kayu jati
karena kayu jati terkenal kuat
, kayu jati ini sudah tahunan
hanya di warnai sebagai
penambah estetik dan tidak
menggunakan plafon
Pembahasan
Tata bangunan kaum samin tidak berbeda dengan lingkungan sekitar tidak
membentuk pola eksklusif. Pola yang terjadi pada perkampungan Suku
merupakan pola bentuk linier atau berjajar, yang terjadi karena
keadaan setempat seperti topografi, kontur, dan kondisi jalan yang
memanjang dan tidak berhubungan. Pemukiman masyarakat Samin biasanya
mengelompok dalam
satu deretan rumah-rumah agar memudahkan untuk berkomunikasi.
Antara rumah tidak ada pagar masif yang membentuk teritori yang jelas,
kalaupun ada, hanya berupa pagar tanaman dan itupun seolah-olah sengaja
tidak dirawat. Hal ini disebabkan oleh latar belakang sejarahnya, yaitu agar
dapat segera pergi apabila ada hal yang tidak diinginkan, dan alasan lainnya
agar tetap memudahkan fungsi kontrol dalam lingkungannya dari serangan
musuh (penjajah).
2. Bentuk Bangunan
Pembagian ruang bagian depan berupa teras sebagai akses menuju ruang
dalam. Fungsi ruang pada jaman dahulu sekaligus ditempatkan sebagai tempat
binatang peliharaan berupa sapi (karena dianggap harta yang
berharga), sekarang, tempat binatang peliharaan tidak lagi menyatu dengan
rumah tetapi terpisah. Fungsi teras digunakan sebagai tempat menyimpan
sepeda motor (pada beberapa rumah) atau sebagai tempat untuk menerima
tamu.
Bagian dalam rumah hanya terdiri dari sebuah ruang saja tanpa ada sekat
atau pemisah, yang digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga. Tidak
jarang juga digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen palawija
yang merupakan hasil tumpang sari tanaman dilahan perhutani sejak dulu
sampai sekarang. Yang membedakan adalah perangkat elektronik yang
sekarang terdapat didalamnya, karena pada dasarnya suku samin tidak anti
teknologi, hanya saja tetap tidak terkesan berlebihan, hanya seperlunya
saja. Bagian lain dari rumah setelah ruang dalam adalah bilik yang
difungsikan sebagai tempat tidur. Sedangkan dapur, letaknya terpisah
berada pada bagian samping rumah.
Referensi