Anda di halaman 1dari 37

SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR I

SEJARAH KEPERCAYAAN MESIR

Theo Fidelis Tarigan


170406134

KELAS: C

Dosen Pembimbing: Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil, Ph.d

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan studi literatur Sejarah dan Teori
Arsitektur-I.

Tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu saya dalam
membuat laporan ini, khususnya Bapak Prof. Ir. M. Nawawy Loebis, M.Phil, Ph.D selaku dosen
pembimbing mata kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur I. Sehingga saya dapat menyelesaikan studi
literatur dengan judul “Sejarah Kepercayaan Mesir”.

Demikian dalam penulisan studi literatur ini tentu masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, untuk itu saya meminta saran dan kritik yang membangun agar tugas ini dapat lebih
baik lagi, semoga laporan ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2018

Penulis

i
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1. Mesir Kuno ................................................................................................................. 2
2.1.1. Letak Geografi Mesir Kuno............................................................................... 2
2.1.3. Sistem Kepercayaan ......................................................................................... 3
2.2. Dewa – Dewi Mesir Kuno .......................................................................................... 14
2.2.1. Nun .................................................................................................................... 14
2.2.2. Atum .................................................................................................................. 14
2.2.3. Dewa RA ........................................................................................................... 14
2.2.4. Dewa Amun ....................................................................................................... 15
2.2.5. Dewa Osiris ....................................................................................................... 18
2.2.6. Dewi Isis ............................................................................................................ 19
2.2.7. Dewa Horus ....................................................................................................... 20
2.2.8. Dewa Seth.......................................................................................................... 21
2.2.9. Dewi Nepthys .................................................................................................... 22
2.2.10. Dewa Anubis ................................................................................................... 22
2.2.11. Aten ................................................................................................................. 23
2.2.12. Bestet ............................................................................................................... 24
2.2.13. Bes ................................................................................................................... 24
2.2.14. Amon ............................................................................................................... 25
2.2.15. Hathor .............................................................................................................. 25
2.2.16. Maat ................................................................................................................. 26
2.2.17. Sobek ............................................................................................................... 26
2.2.18. Dewa Thoth ..................................................................................................... 27
2.2.19. Khnum ............................................................................................................. 27
2.2.20. Mut .................................................................................................................. 28
2.3. Ajaran Agama ............................................................................................................. . 28
2.3.1. Kepercayaaan dan Pemujaan ............................................................................. 30
2.3.1.1. Pemujaan Kepada Raja dan Mumi ....................................................... 30
2.3.1.2. Pemujaan Patung Berhala ..................................................................... 31
2.3.1.3. Pemujaan Kepada Binatang .................................................................. 31
2.3.1.4. Pemujaan Kepada Kekuatan Alam ....................................................... 31
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 34

ii
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
BAB I
PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah kehidupan umat manusia di muka bumi ini, tidak dapat dipisahkan dengan
agama. Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, memberi arah, dan
dapat membentuk perilaku bagi pemeluknya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Agama yang
pernah tumbuh dan berkembang di muka bumi ini cukup banyak jumlahnya, ada sebagian agama yang
sudah musnah baik ajaran maupun pemeluknya, dan sebagian lainnya masih hidup dan berkembang
hingga sekarang ini. Sebagian agama yang sudah musnah itu disebabkan karena ada beberapa faktor
seperti: pertama, ajaran agama itu sendiri yang tidak mampu membimbing dan memberikan arah yang
jelas serta tidak mampu memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan bagi para pemeluknya. Kedua,
pengikut atau pemeluknya telah musnah dari permukaan bumi ini. Ketiga, telah lahir dan muncul
agama baru yang lebih sesuai dengan kehidupan umat manusia atau bangsa pada zamannya. Keempat,
para pemimpin agama berbuat sewenang-wenang terhadap pemeluk agama dari golongan awam.
Kelima, agama tersebut sudah tidak menarik lagi, sehingga masyarakat tidak tertarik lagi untuk
memeluk agama tersebut. Keenam, dakwah dan pendidikan agama tidak dilakukan dan disiarkan oleh
para pemukanya sehingga agama tersebut hanya dapat diketahui dan difahami oleh generasi tua
(semasanya) dan kelompok pemuka agama itu sendiri. Dengan kata lain, agama tersebut tidak dapat
tersebar dan berkembang, karena tujuan, esensi, dan funsinya tidak sesuai dengan hidup dan
kehidupan umat manusia, baik secara pribadi (perorangan) maupun secara berkelompok (masyarakat)

Agama yang tumbuh dan berkembang di kalangan umat manusia dari zaman ke zaman dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu agama yang berasal dari hasil budaya atau kreasi
umat manusia (agama alam atau agama bumi), dan agama yang berasal dari Tuhan (wahyu Illahy atau
agama samawi/langit)

Kebudayaan Mesir ialah Kebudayaan tertua di dunia dan sudah berkembang semenjak kurang
lebih 4000 tahun SM. Hal ini dibuktikan dari peninggalan – peninggalannya seperti piramida –
piramida, sphinx, cara mengawetkan mayat dan sebagainya. Selama itu pula pasti suda banyak
manusia berkembang dari peradabannya. Baik dari segi budaya, sosial maupun kepercayaannya.
Bangsa Mesir sangatlah kental dengan berbagai kepercayaan terhadap hal – hal gaib yang kemudian
disebut pemujaan. Mereka mengenal dewa – dewi yang dalam sekian abad mencari kebenaran
kepercayaan mereka

1
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mesir Kuno


2.1.1. Letak geografis Mesir Kuno

Negara Mesir disebut juga Arab Republic of Egypt. Mesir termasuk dalam wilayah Afrika
utara, dengan ibu kota sekarang Kairo. Mesir merupakan negara yang me-miliki suhu udara panas dan
jarang turun hujan. Di Mesir, terdapat sebuah sungai yang dapat membuat orang-orang Mesir menjadi
negara agraris, sungai tersebut adalah sungai Nil. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu
mencapai 6400 km. Sungai Nil mengalir dari arah Selatan ke Utara bermuara ke Laut Tengah. Ada 4
negara yang dilewati sungai Nil yakni: Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir. Setiap tahunnya sungai
Nil mengalami banjir yang menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang
subur selebar antara 15 - 50 km. Kesuburan tanah di sekitar lembah sungai Nil di Mesir, disebabkan
karena banjir yang membawa lumpur yang dapat mengubah padang pasir yang panas menjadi lembah-
lembah yang subur dan menjadikan Mesir sebagai negara agraris. Hal inilah yang menarik perhatian
manusia untuk mulai hidup dan memba-ngun peradaban di tempat tersebut. Peradaban di Mesir
pertamakali dibangun oleh masyarakat Mesir kuno yang didukung dengan keberadaan sungai Nil.
Masyarakat Mesir yang hidup di sekitar lembah sungai Nil dengan menggantungkan kehidupannya
pada pertanian dengan bantuan irigasi dari sungai Nil.

Letak Geografis Mesir

Pyramid Mesir The Great Sphinx

2
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.1.2. Sistem Kepercayaan dan Mitologi

Berawal dari lembah sungai Nil masyarakat Mesir mengenal sistem politik dengan
membentuk organisasi kekuasaan dan mengatur pembagian air untuk kehidupan pertanian di Mesir.
Perkembangan dari organisasi inilah yang melahirkan kekuasaan tuan tanah yang merupakan embrio
lahirnya raja-raja Mesir kuno yang disebut dengan “Firaun”. Masyarakat Mesir memuji Firaun bahkan
dianggap sebagai dewa, dimana rakyat harus taat dan mengabdi kepadanya.

Lembah Sungai Nil di Mesir

Untuk memahami Konsep kepercayaan atau agama bangsa Mesir kuni kita harus
membebaskan pikiran tentang persepsi yang tertanam dalam pikiran kita akibat agama-agama yang
kita anut sekarang ini karena persepsi tersebut akam membuat kita sulit untuk memahami kepercayaan
bangsa Mesir terhadap dewa-dewa yang kepalanya berbentuk aneh seperti binatang yang ganas
ataupun seperti monster, tidak manusiawi dan sekilas tercermin padanya sebuah gambaran terror dan
kegelapan. Apalagi umumnya konsep pemikiran masyarakat modern yang nota bene memiliki
pemahaman materialistis yang berkembang di bangsa Barat, yang menganut apa yang kelihatan
sehingga tidak mampu memahami apa yang terdapat dibaliknya tentang pemahaman bangsa Mesir
terhadap kepercayaannya, pemahaman untuk apa mereka hidup dan bagaimana terjadinya alam
semesta ini.

Pada dasarnya pada zaman pra sejarah kepercayaan bangsa Mesir adalah percaya kepada
adanya satu Tuhan yang menciptakan manusia dan alam semesta beserta isinya. Yang pada mulanya
tidak kelihatan dan menjadi kelihatan. Penampakan ini dapat menjadi banyak bentuk yang merupakan
penjelmaan dari Tuhan yang sama, seperti bentuk-bentuk semua makhluk dan semua manusia
(bandingkan dengan agama Kristen).

Dalam kosmogoni Heliopolis (kota Mesir Purba), alam semesta diciptakan oleh Dewa Ra
(Dewa Matahari, Tuhan tunggal mereka) dari “Great Silence” (kekosongan) menjadi “ada” yang saat
itu dalam keadaan kacau balau (Amon), merupakan jiwa dari alam semesta itu sendiri. Dengan
kekuatannya (Amon) tercipta ruang udara (Shu), dan pergerakan api (Tefnut) yang kemudian
3
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
bermanifestasi menjadi atau memisahkan bumi (Geb) dari langit (Nur) dan mengakhiri kekacauan
tersebut sehingga menghasilkan kehidupan dan keseimbangan alam semesta.Pada saat itu alam
semesta siap untuk menerima kekuatan kehidupan (siap untuk dihuni) dengan penciptaan mahkluk
hidup oleh kekuatan benih kehidupan dan pohon-pohon (Osiris). Kekuatan-kekuatan jahat (Seth dan
Nephthys) timbul membawa kematian terhadap makhluk hidup tersebut, walaupun dipercaya akhirnya
lama kelamaan kekuatan jahat tersebut akan hilang sehingga membawa keabadian dalam kehidupan
universal mereka.

Kosmogoni dari Hermopolis melengkapi kosmogoni Heliopolis tentang kepercayaan


penciptaan makhluk hidup yaitu dari sebuah telur yang berbentuk piramida dan hamper seperti bunga
teratai untk membentuk bermacam-macam makhluk hidup oleh Thothatau Ptah. Manusia diciptakan
dari air mata Dewa Ra yang merupakan bentuk Sinar Alam Semesta. Dari mulutnya keluar berupa
kekuatan kata-katanya, sehingga dilahirkan makhluk manusia yang patuh terhadap perintah (pendeta)
yang merupakan kekuatan dari bentuk-bentuk kehidupan yang vital

4
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Setelah beberapa abad berlalu, eliopolis dan Hermopolis diperkaya dengan dongeng-
dongeng dan kekuasaan para pendeta menjadi lebih besar di berbagai kota di Mesir Kairo. Inti sari
kepercayaan berubah dengan meningkatnya ilmu-ilmu mitik atau sihir dan dipraktekkan dalam
beberapa kegiatan keagamaan.

Dalam kepercayaan masyarakat Heliopolis mereka membagi dewa-dewa dengan dewa


tertinggi dan empat bagian dewa lainnya, yaiu Amon-Ra merupakan dewa tertinggi (1);(2)&3) Shu,
dewa udara dan Tefnut, dewi api; (4 & 5) Geb, dewa bumi dan Nut, dewi langit; (6 & 7) Osiris, dewa
kehidupan dan Isis dewi cinta atau pemberi keturunan, (8 & 9) Seth, Dewa penghancur dan Nephthys,
adik dewi isis sebagai pembantunya.

Pada masyarakat Hermopolis, terdapat delapan dewa dengan empat kelompok sifat yaitu
Nedu dan Nenet, dewa alam ghaib; Nun dan Nunet, dewi air; Heh dan Hebet, dewa alam semesta
yang tidak terbatas; Kek dan Keket, dewa kegelapan.

Bangsa Mesir Kuno ditahbiskan sebagai bangsa yang pertama yang melakukan pengawetan
mayat, dimana mayat dipelihara untuk memperlambat proses pembusukan. Orang Mesir Kuno
percaya, pengawetan mayat Pharaoh selain untuk menjaga kekuasaan Negara juga supaya jiwa dapat
tetap hidup dengan menemukan badan aslinya. Mummi Pharaoh dilengkapi dengan buku yang isinya
suatu teks yang diterbitkan di dunia yang akan digunakan oleh yang mati untuk melindungi jiwanya
(Ka) diperjalanan sampai alam baka.

Jika lolos dalam penilaian oleh Osiris maka akan dihadiahkan kehidupan yang kekal dan
jiwanya akan kembali ke tubuhnya. Pada kuil-kuil makam Raja-raja Mesir Baru atau Imperial terdapat
patung-patung, relief-relief dan kolom-kolom adalah tindakan berjaga-jaga bila jiwa tersebut tidak
menemukan tubuh aslinya (Ba) atau tubuh tersebut telah rusak.

5
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Proses pengawetan mayat adalah suatu proses dilakukan dengan cara hati-hati
memindahkan organ/bagian internal badan, pokok badan ke damar dan selep, mengeringkan dengan
garam, dan kemudian membungkusnya dengan linen dengan diselang-selangi jimat boleh juga
ditempatkan pada peti mayat bersama mumi. Teks gaib kadang-kadang ditulis pada bahan
pembungkus diri mereka. Untuk meneruskan hidupnya sesudah mati, mayat harus dilengkapi dengan
makanan dan barang-barang serta segala kebutuhan hidup lain sebagaimana layaknya kebutuhan
manusia hidup. Proses peradilan bagi si mati dipercayai dilaksanakan oleh dewa Osiris dengan
penilaian kebaikan dan keburukan.

Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa yang mengajarkan teknik pembalseman ini adalah dewa
Anubis, dewa dengan kepala seperti anjing serigala yang juga sebagai dewa yang membawa atau
penyebab kematian. Kepercayaan memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap aspek
kehidupan bangsa Mesir Kuno, semua kegiatan social, ekonomi bahkan sumber daya alam digunakan
untuk tujuan religious. Orang-orang Yunani mendeskripsikan secara berlebihan terhadap bangsa
Mesir Kuno sebagai “Orang-orang yang sangat beragama”. Literatur, filsafat dan seni sarat dengan
nuansa-nuansa religius. Kerajaan Mesir Lama merupakan Negara yang berdasarkan agama, walaupun
Pharaoh dan militerjuga membuatnya menjadi dewnya bertindak mengatasnamakan Tuhan.

6
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Osiris disembah oleh bangsa Mesir Kuno sebagai personifikasi dewa yang menumbuhkan
tanaman dan pemberi kehidupan sebagai Nil. Osiris mempunyai mitologi yang cukup menarik
yangdipercayai oleh bangsa Mesir Kuno. Osiris merupakan dewa yang baik hati, yang mengajarkan
bangsa Mesir Kuno cara untuk bertani dan cara-cara pembuatan barang-barang seni. Suatu kala Orisi
dibunuh dengan licik oleh saudaranya yang jahat bersama Seth dan tubuhnya dipotong-potong hingga
beberapa bagian. Istrinya isis, yang juga adik kandungnya, mencari potongan-potongan tubuh
suaminya dan menyambung kembali seperti susunantubuh seperti semula dan secara ajaib Osiris
kembali hidup. Horus, putranya yang tumbuh semakin besar membalas dendam kematian ayahnya
dengan membunuh Seth. Keberhasilan Horus membunuh Seth adalah sebagai symbol kemenangan
“Kebaikan atas Kejahatan”. Kematian dan kebangkitan Osiris ini disimbolkan dengan waktu surut
sungai Nil pada waktu musim gugur dan waktu banjir pada waktu musim semi. Kematian Osiris juga
membuatnya menjadi dewa kematian.

Mitologi tersebut mulai berkembang pada masa Kerajaan Mesir Menengah (Midle
Kingdom) dan pada saat Kerajaan Mesir Baru atau Imperial (New Kingdom) pengaruh Osiris sudah
demikian besar pada bangsa Mesir Kuno, sehingga lebih diutamakan daripada Ra (Dewa Natahari)
yang dipercaya sebagai dewa pencipta alam semesta.

Sebagai dampak dari penjajahan bangsa Hyksos yang ganas, pada masa Imperial, muncul
sikap irrasional berupa kepercayaan terhadap sihir dan hal-hal yang gaib karena melihat kenyataan
bahwa kepercayaan yang terdahulu tidak membawa mereka kepada kemenangan. Pada masa lalu
kekuasaanpendeta semakin besar karena semakin diperlukan untuk upacara-upacara keagamaan
dengan menampilkan sihir-sihir.

Raja Amenhotep IV atau Akhenaten (1.375 SM) membuat suatu revolisi keagamaan
dengan menghancurkan system kepercayaan tersebut dan memperkenalkan Iknaton (konsep
keagamaan), mengusir pendeta-pendeta dari kuil-kuil, menghapus kepercayaan terhadap banyak dewa
dan hanya menyembah pada satu Tuhan yang bernama Aton yang merupakan Tuhan di seluruh dunia
bukan hanya di Mesir. Kepercayaan terhadap hanya satu Tuhan ini dibawa kembali oleh Nabi bangsa
Yahudi yaitu Nabi Musa sekitar 600 tahun kemudian.

Raja Tutenkhamen sebagai pengganti Amenhotep IV yang merupakan menantunya tidak


meneruskan konsep keagamaan yang dibawakan Amenhotep IV, tetapi mengembalikan konsep
keagamaan seperti sebelumnya sehingga membuat para pendeta memperoleh kembali kekuasaan.
Hanya sebagian kecil cendikiawan yang tetap pada konsep Ikhnaton.

Pharoh sebagai pemimpin para pendeta mempunyai kekuasaan yang sangat besar yang bisa
memuruskan hidup matinya seseorang yang pada akhirnya Ramses II menyatakan diri sebagai tuhan
atau dewa yang tampak (menurut kitab agama Nasrani). Konsep yang demikian akhirnya membawa
kehancuran sendi-sendi Negara karena hancurnya kebudayaan, seni, filsafat, pemerintahan, agama
dan kepercayaan.

7
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
8
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
9
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa tertinggi (dewa matahari) dipandang sebagai dewa yang melahirkan dewa-dewa lainnya
sehingga ada 9 dewa pokok menurut kepercayaan masyarakat Mesir kuno yaitu:

1) Dewa Ra : dewa matahari


2) Dewa Nut : dewa langit
3) Dewa Geb : dewa bumi
4) Dewa Tefnit : dewa udara panas
5) Dewa Oziris : dewa sungai Nil
6) Dewa Isis : dewa kesuburan
7) Dewa Su : dewa hawa
8) Dewa Sit : dewa padang pasir
9) Dewa Nefus : dewa kekeringan

10
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Skema garis keturunan Dewa dan Dewi Mesir (dewa terbesar)

11
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
12
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Selain menyembah banyak dewa, hewan-hewan juga dimuliakan seperti: lembu, kucing,
anjing dan burung ibis. Membunuh seekor hewan yang dimuliakan, hukuman-nyapun juga harus
dibunuh terutama lembu yang paling dihormati. Apis adalah seekor lembu jantan yang dipelihara oleh
pendeta di dalam candi Memphis. Apabila seekor lembu mati (apis), orang-orang Mesir berkabung
selama 70 hari lamanya. Bangkainya dibubuhi dengan rempah-rempah, kemudian dimakamkan
dengan segala kehorma-tan. Setelah dewa pokok, orang Mesir kuno juga memuja dewa-dewa kecil
yang bersifat individual atau bersifat lokal. Dewa-dewa kecil tersebut yang diberi lambang binatang-
binatang yang dipandang suci dan dipuja oleh mereka adalah melambangkan kekuatan alam. Dewa-
dewa kecil seperti:

1) Dewa aton : dewa matahari di ufuk Timur (pagi hari).


2) Dewa Horus : dewa di musim semi.
3) Dewa Funix : dewa burung bangau.
4) Dewa Ibis : dewa burung air.
5) Dewa Hator : dewa sapi.
6) Dewa Apis : dewa lembu jantan yang sangat disucikan oleh pendeta-pendeta.
7) Dewa Thot : dewa pengetahuan.
8) Dewa Anubis : dewa kematian.

Dewa Pokok dan Dewa Kecil Mesir


Hewan-hewan yang dipandang suci seperti: kucing, anjing, buaya, sapi (lembu) dan lain-lain
disebut dengan toteisme. Dalam hubungan ini teori toteisme yang dikemukakan oleh Sigmund Freud
dalam bukunya yang berjudul “The Future of An Illusion”pg.41 bahwa ia mem-benarkan bahwa
toteisme mempunyai hubungan yang erat dengan agama di kemudian hari. Pembatasan-pembatasan
moral tentang larangan membunuh dan menyakiti orang lain adalah berasal dari faham toteisme. Jika
orang-orang Mesir kuno memuja binatang secara simbolis ataupun secara langsung, itu karena watak
dan pikirannya ter-pengaruh oleh pengetahuannya dalam memahami gejala alam di sekitarnya.

Watak dan pikiran masyarakat mesir kuno yang dipengaruhi oleh kondisi alam di sekitarnya,
itu dapat menghasilkan suatu kepercayaan atau keyakinan. Contoh: bila sungai Nil lagi banjir, maka
merekapun percaya bahwa air bahnya adalah air mata dewa Isis yang sedang menangisi suaminya
yaitu Osiris yang dibunuh oleh dewa Tefnit

Mereka tidak menyadari sama sekali bahwa sebuah sungai itu senantiasa mengalir dari
sumber mata airnya, dan sewaktu-waktu banjir karena turun hujan. Keberadaan mata air sungai Nil
baru diketemukan pada abad ke 10 oleh para peneliti dari Barat. Sedangkan keberadaan bangsa Mesir
Kuno yang hidup berabad-abad sebelum masehi, itu memang sulit dibuktikan dan dipercaya adanya.
Tetapi tidak ada salahnya kita mempelajari dan mempercayai suatu teori dari seorang sarjana barat
yang bernama Fisher yang berpendapat bahwa “bangsa-bangsa yang masih primitif atau selalu
mengalami panplexi yaitu hidupnya senantiasa terpengaruh dengan alam sekitarnya dan selalu
menyesuaikan diri dengan kondisi atau penomena alam di sekelilingnya”. Sedangkan menurut Levy
13
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Bruhl “cara-cara berpikir mereka yang masih pralogis itu selalu membentuk anggapan bahwa
kekuatan sekitar itulah yang mendorong timbulnya hidup keagamaan yang disertai dengan pemujaan-
pemujaan terhadap kekuatan alam sekitar tersebut sebagai suatu keajaiban”.

2.2. Dewa dan Dewi Mitologi Mesir Kuno


2.2.1. Nun

Kisah Dewa dan Dewi Mesir Kuno berawal dari hanya adanya sebuah Nun. Nun adalah air
yang gelap dan penuh kekacauan. Satu hari, sebuah bukit muncul dari dalam air ke permukaan. Bukit
ini dinamakan Ben-Ben. Di atas bukit ini berdiri Dewa Atum sebagai dewa pertama

2.2.2. Atum

Atum terbatuk dan meludahkan Shu, dewa udara atau dingin, dan Tefnut dewi embun
terbatuk dan meludahkan Shu, dewa udara/angin, dan Tefnut, dewi embun/hujan/kelembapan. Shu
dan Tefnut memiliki dua orang anak. Geb, dewa bumi dan Nut, dewi langit.Shu mengangkat Nut
sehingga membentuk kanopi yang melindungi Geb (Ini memiliki arti kalau mereka berdua
dinikahkan). Perwujudan Atum digambarkan sebagai seorag pria dengan dua buah mahkota di
kepalanya. Atum dikenal sebagai pencipta dewa. Orang Mesir kuno percaya kalau Atum adalah dewa
pertama yang ada di bumi. Selain itu, orang mesir kuno juga percaya kalau Atum lahir dari air
kekacauan (Nun) dan menciptakan semua dewa.

Nut dan Geb memiliki empat orang anak yang bernama Osiris, Isis, Seth dan Nephthys. Osiris
merupakan raja di bumi dan Isis ratunya. Osiris adalah raja yang baik, dan dia mengatur bumi selama
bertahun-tahun. Tiba-tiba segalanya menjadi buruk. Seth cemburu pada Osiris karena dia ingin
mengatur bumi seperti yang dilakukan Osiris. Seth marah dan satu ketika dia membunuh Osiris.
Osiris pergi ke dalam perut bumi dan Seth menggantikan Osiris sebagai raja di bumi. Osiris dan Isis
memiliki seorang anak laki-laki bernama Horus. Horus melawan Seth dan mengambil alih tahta.
Setelah itu, Horus menjadi raja di bumi dan Osiris menjadi raja di dalam perut bumi.

Dewa Atum

14
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.2.3. Dewa Ra

Dari segala dewa yang disembah oleh orang Mesir, Ra merupakan dewa paling besar dan
penting di antara dewa-dewa Mesir kuno. Ra dipuja oleh orang Mesir terdahulu sebagai dewa
matahari. Menurut cerita yang berkembang di Mesir, dikisahkan bahwa salah satu dewa bernama Nut
selalu berusaha untuk menelan Ra setiap malam. Namun berkali-kali pula Ra berhasil bangkit
kembali.

Ra dipercaya selalu lahir kembali setiap pagi dan meninggal di saat senja. Ketika ia
meninggal inilah Ra dikatakan melakukan kunjungan ke dunia akhirat. Sering disimbolkan sebagai
pria dengan kepala elang, Ia selalu dihubungkan dengan piramid dan menjadi pertanda kebangkitan
pharaoh, membuat dirinya menjadi sosok dewa yang sangat dikenal dunia.

Ra digambarkan sebagai tubuh seorang pria dengan kepala elang dengan ankh dan tongkat di
tangannya. Ra terutama dipuja di Heliopolis (kota matahari) yang merupakan tempat pemujaan di
Mesir kuno. Orang-orang Mesir menganggap Ra sebagai penakluk kejahatan dan kebohongan dengan
membawa cahaya untuk dunia. Ra juga merupakan simbol kebaikan dan kebenaran.

Kepala elang merupakan simbol ‘penerbangan’ matahari di cakrawala. Ra juga sering


ditampilkan berada dalam sebuah perahu yang disebut ‘Barque of Ages’, berlayar melintasi langit.

Pada saat matahari terbenam, Ra diyakini bepergian dengan perahu lain melintasi dunia
bawah (underworld). Piringan matahari di kepala Ra memiliki ular kobra di sekelilingnya. Ra juga
dikenal dengan nama yang berbeda, mewakili berbagai posisi matahari di langit.

Khepri atau Khepera (Matahari Terbit). Matahari terbit adalah simbol kelahiran dan
penciptaan. Orang Mesir kuno percaya bahwa orang yang telah mati akan terlahir kembali di akhirat
bersamaan dengan matahari terbit. Matahari terbenam adalah simbol perjalanan manusia dari lahir
sampai mati. Nama Ra hanya digunakan untuk matahari saat tengah hari ketika berada diatas kepala.

Beberapa firaun mendeklarasikan diri sebagai ‘Amun-Re’ atau raja dari semua dewa dan
firaun serta pemimpin militer.Penampilan Ra dengan kepala elang serta tubuh manusia adalah

15
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
wujudnya saat menyapa manusia. Sebuah legenda menyatakan bahwa Dewa Matahari Ra membagi
tubuhnya menjadi beberapa bagian untuk kemudian menciptakan dewa-dewa Mesir lainnya.

Penciptaan pertama dari tubuh Ra adalah ‘Shu’ atau dewa udara atau angin, dan istrinya,
Tefnut atau dewi hujan. Ra merupakan kakek dari Geb, dewa bumi, dan Nut istrinya, dewi langit.

Orang Mesir kuno menganggap firaun sebagai dewa, bukan raja, sehingga setelah kematian,
firaun akan bersatu dengan Ra. Manusia diyakini berasal dari air mata Ra. Kuil atau kompleks yang
dibangun untuk memuja dewa matahari selalu dibangun tanpa atap sehingga matahari bisa bersinar
menerangi kuil. Firaun Amenhotep yang berkuasa selama abad ke-14 SM, mempromosikan
penyembahan dewa matahari di atas dewa-dewa lainnya. Amenhotep melarang penyembahan
terhadap dewa lain. Ketentuan ini lantas dicabut oleh penguasa berikutnya karena bertentangan
dengan kepercayaan Mesir pada banyak dewa. Keyakinan lain yang populer menyatakan bahwa Ra
melakukan perjalanan di langit melalui dua belas provinsi, mewakili dua belas jam dalam satu hari.

Pada akhir perjalanan atau saat senja, Ra diyakini mati untuk kemudian memulai perjalanan
malam harinya. Bentuk mati ini disebut sebagai sebagai ‘Auf’ yang berarti mayat. Perjalanan Ra pada
siang hari menggunakan perahu Manjet atau ‘The Barque of Million Years’, sedang perjalanan malam
hari menggunakan perahu Mesektet. Selama perjalanann, Ra diyakini melakukan banyak pertempuran
dengan ular bernama Apep. Pada saat hari-hari penuh badai atau periode gerhana matahari dipercaya
merupakan saat Ra dikalahkan oleh ular.

Sejak Dinasti ke 2 kerajaan lama (2686-2181SM), peran Ra menjadi begitu penting. Firaun
mengklaim jika mereka adalah anak-anak Ra. Dalam teks kitab Orang Mati menyatakan setelah
kematian Firaun naik ke Langit bergabung dengan rombongan Ra. Peribadahan kepada Ra pun
menjadi besar-besaran di Dinasti ke 5. Sengaja dibangun piramida, obeliks-obeliks, kuil-kuil matahari
hanya untuk menyembah Ra.

Pada tengah periode 2040-1782SM, Ra semakin dikombinasikan/digabung dengan Dewa-


dewa lain. Karakter Ra mulai menggantikan / mengkanibalkan Karakter dewa lain, salah satunya
Horus.

Nama penggabungan Ra dan Horus disebut RA HORAKHTY. Sejak itu tidak ada istilah Ra
ataupun Horus lagi, hanya Ra Horakhty yang berarti Horus dari 2 Horizon. Ra adalah dewa matahari,
Horus dewa yang menguasai langit. Dengan menggabungkan mereka, Ra Horakhty dianggap sebagai
Penguasa Cakrawala.

Meskipun disebut Horus dari 2 horizon, penggabungan ini adalah untuk "dominasi" karakter
Ra. Karena ini juga banyak yang menyebut Ra adalah Horus. Tapi tentu saja tidak bisa begitu. Kita
harus melihat faktor tahun kapan dan terjemahan glyph tersebut dibuat untuk dewa apa.

16
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Banyak yang menyebut gambar di atas adalah Horus. Sebenarnya cerita di glyph tersebut
adalah Ra. Meskipun telah dinamakan Ra Horakhty, cerita tersebut tidak bisa di ubah menjadi kisah
Horus. Itu tetaplah kisah Ra

Cara paling mudah mengidentifikasikan Ra terletak pada Mahkota Sun disc kadang disertai
Uraeus (ular kobra). Simbol itu melambangkan keilahian dari Ra. Kesalahan penamaan sekarang ini
sepertinya terjadi setelah invasi negara lain dan terjadi misspersepsi

17
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.2.4. Dewa Amun

Amun adalah dewa terkuat di sejarah Mesir kuno. Pada puncak peradaban Mesir dia disebut sebagai
'King of The God'. Amun masuk ke dalam jajaran dewa penting sepanjang sejarah Mesir kuno.
Bahkan ketika dia dihadapkan oleh dewa Ra yang notabene adalah dewa tertinggi di Mesir, Amun
bisa mengalahkan Ra dengan kekuatannya, sehingga dia juga dipanggil Amun-Ra. Dan untuk
menghormati Dewa Amun, dibangunlah sebuah kuil di Thebes.

Kuil Thebes di Mesir dibangun untuk menghormati Dewa Amun-Ra, dihuni sejak 3200 SM

Amun menciptakan dirinya sendiri. istri pertamanya adalah Wosret, tapi ia kemudian menikah
Amunet dan Mut. Dengan Mut dia adalah ayah dari Dewa Bulan Khonsu.

2.2.5. Dewa Osiris

Dalam catatan sejarah literatur mesir kuno, Osiris dikenal sebagai dewa maut Mesir Kuno,
disebut juga Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire or Ausare. Kekuasaannya berada di
barat, dalam mitos Mesir Osiris bertugas menghakimi jiwa manusia menurut amal perbuatan yang
mereka kumpulkan. Dia digambarkan sebagai sosok berkulit hijau mengenakan janggut firaun,
sebagian tubuhnya dibalut seperti mumi, mengenakan mahkota unik dengan dua bulu burung unta
dikedua sisinya, memegang atribut kait dan cambuk.

Osiris adalah putra sulung dewa bumi Geb, dan dewi langit Nut, sekaligus saudara kembar
dan suami Isis, sementara Horus dianggap putranya yang didapatkannya setelah ia meninggal.[2] Ia
juga dikaitkan dengan epitet Khenti-Amentiu, yang berarti "Orang yang paling Barat" — merujuk
kepada perannya sebagai penguasa tanah orang mati yang terletak di sebelah barat. Sebagai penguasa
kematian, Osiris kadang disebut "raja orang hidup", karena orang Mesir kuno percaya bahwa orang
meninggal yang terberkati disebut "ia yang hidup".

18
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa Osiris

Osiris pertama kali disebut pada masa Dinasti kelima Mesir, meskipun sangat mungkin ia
telah dipuja lebih awal; julukan Khenti-Amentiu berasal sedikitnya dari masa dinasti pertama, juga
sebagai gelar firaun. Kebanyakan data mengenai mitos Osiris berasal dari Naskah Piramida yang
berasal dari kurun akhir dinasti ke-5. Kemudian pada masa kerajaan baru kisahnya disebutkan dalam
dokumen Prasasti Shabka dan Persaingan Horus dan Seth, dan pada zaman yang sangat kemudian,
kisahnya dikisahkan secara naratif oleh pujangga Yunani, termasuk Plutarch dan Diodorus Siculus.

Osiris bukan hanya hakim yang pengasih dan pengampun di alam baka, tetapi juga sebagai
agen alam baka yang memberikan kehidupan di dunia nyata, termasuk tumbuhnya tunas tanaman dan
banjir tahunan sungai Nil yang memberikan kesuburan dan kehidupan kepada Mesir. Ia digambarkan
sebagai "Tuan yang penuh cinta" Ia yang senantiasa terlihat muda belia" dan "Tuan yang diam". Para
firaun peguasa Mesir mengaitkan Osiris dengan kematian — karena Osiris berhasil bangkit dari
kematian, maka mereka pun berharap yang sama, bersatu secara spiritual dengannya, mewarisi
kehidupan abadi melalui proses peniruan magis. Pada masa Kerajaan Baru semua orang, bukan hanya
firaun, percaya pada saat kematian mereka dapat mengasosiasikan diri dengan Osiris jika mereka
mampu melakukan ritual asimilasi; proses pembalseman, mumifikasi, bekal kubur, pemakaman dan
lain-lain yang banyak menghabiskan biaya.

Melalui harapan akan terciptanya kehidupan baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan
siklus kehidupan di alam, terutama daur hidup panen tumbuhan dan banjir tahunan sungai Nil, serta
dikaitkan dengan rasi Orion dan Sirius pada permulaan pergantian tahun. Osiris secara meluas dipuja
sebagai Dewa Kematian hingga berakhir pada masa penindasan atas Agama Mesir Kuno pada era
kekuasaan Kristen Koptik di Mesir.

2.2.6. Dewi Isis

Dewi Isis memiliki hiasan kepala berbentuk singgasana. Isis adalah Dewi Pelindung. Dia
menggunakan kekuatan mantra sihir untuk menolong orang yang membutuhkan. Isis adalah istri dari
Osiris dan ibu dari Horus.

Makna dari hiasan kepala Isis yang berbentuk singgasana adalah disana tempat Horus duduk.
Dimana Horus di kehidupan nyata dianggap sebagai firaun.

19
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Isis merupakan putri pertama Geb, dewa Bumi, dan Nut, dewi langit. Ia menikahi saudara
laki-lakinya, Osiris, dan mengandung Horus darinya. Isis berperan penting dalam kebangkitkan
kembali Osiris setelah Osiris dibunuh oleh Set. Dengan menggunakan kemampuan sihirnya, ia
berhasil mengembalikan anggota-anggota tubuh Osiris yang sebelumnya terpencar-pencar.[

Dewi Isis

2.2.7. Dewa Horus

Horus adalah dewa langit. Dia dikenal baik sebagai penjaga penguasa Mesir. Orang Mesir
percaya kalau firaun adalah Horus di kehidupan nyata. Orang Mesir kuno memiliki banyak
kepercayaan yang berbeda mengenai Dewa Horus. Salah satu dari kepercayaan itu adalah mereka
meyakini bahwa Horus anak dari Isis dan Osiris. Setelah Osiris dibunuh oleh saudaranya, Seth. Horus
merebut kembali tahta Mesir dari Seth. Dalam pertempurannya, Horus kehilangan salah satu matanya.
Matanya tersebut dikembalikan pada Horus dan dijadikan simbol perlindungan untuk Orang Mesir
kuno. Setelah pertempuran itu, Horus memilih untuk menjadi penguasa kehidupan di dunia. Sebuah
kuil didedikasikan untuk Horus di Mesir, tepatnya di sebuah kota bernama Edfu.

Kuil Edfu yang di dedikasikan kepada Horus

20
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa Horus

2.2.8. Dewa Seth

Dalam mitologi di Heliopolis, Set dilahirkan dari perkawinan antara dewi langit Nut dan
dewa bumi Geb. Saudari kembar sekaligus istri Set adalah Nephthys. Nut dan Geb juga melahirkan
anak kembar laki-laki dan permpuan lainnya yang menjadi pasangan suci: Osiris dan Isis, yang
memiliki putra Horus. Mitos mengenai perseteruan antara Set dan Horus, Osiris, dan Isis muncul
dalam banyak sumber di Mesir, termasuk naskah piramida, naskah peti mati, dan batu Shabaka di
dinding kuil Horus di Edfu, dan berbagai sumber naskah papirus. Papirus Chester Beatty No. 1
mengandung legenda mengenai persaingan antara Horus dan Set. Penulis sastra klasik juga mencatat
legenda ini, terutama De Iside et Osiride karya Plutarch.

Mitologi Mesir umumnya menggambarkan Osiris sebagai raja yang adil dan bijaksana,
pembawa peradaban, dan menikmati rumahtangga yang bahagia bersama istrinya, Isis, yang juga
adalah saudari kandungnya. Set yang iri hati atas kebahagiaan saudaranya menyusun rencana jahat
untuk menggulingkan Osiris. Ia membunuh dan memutilasi jenazah Osiris yang dibuang dan
disebarkan di berbagai pelosok dunia yang jauh. Dengan susah payah Isis berkelana dan
mengumpulkan potongan jenazah suaminya, menyatukannya, membalsemnya, dan menjadikan Osiris
sebagai mumi pertama, suatu contoh bagi tradisi pemakaman Mesir kuno. Osiris kemudian beralih
berkuasa di dunia bawah yaitu di alam kematian. Dari persetubuhannya dengan mumi Osiris, Isis
mendapatkan anak yang bernama Horus. Tentu saja Horus adalah musuh Set yang menuntut balas atas
pembunuhan ayahnya. Horus memerangi Set, dan Egyptolog mereka ulang kembali pertempuran ini
dengan menyebutkan Set menusuk mata kiri Horus, sementara Horus membalasnya dengan mengebiri
Set. Rujukan mengenai mata ini mungkin bermakna konotatif, artinya merujuk pada perbuatan jahat
Set yang mengambil atau mencongkel kedua matanya lalu satu matanya akan di letakkan di kepalanya
sebagai kekuatan baru yang sebelumnya dimiliki horus yaitu mata yang mampu melihat segalanya,
kemudian mata yang satunya lagi di simpan dalam ruang harta bawah tanah milik set, namun pada
suatu ketika mata itu berhasil di curi oleh seorang manusia yang cerdik lalu diberikan kepada horus
dengan syarat dia bisa membangkitkan kekasihnya yang telah meninggal.

21
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Orang Mesir kemudian menafsirkan pertarungan antara Set dan Osiris-Horus merupakan
analogi pertarungan antara gurun (dilambangkan dengan Set) dan banjir yang menyuburkan sungai
Nil (diwujudkan dengan Osiris atau Horus).

Dewa Seth

2.2.9. Dewi Nephtys

Nephthys adalah dewi pelindung kematian. Dia adalah saudara perempuan dari Isis dan
Osiris, dan saudara perempuan/istri dari Seth. Nephthys juga ibu dari Anubis. Dia sering ditampilkan
pada peti mati, atau dalam adegan penguburan.

Dewi Nepthys

2.2.10. Dewa Anubis

Anubis adalah dewa 'pembalseman' dan kematian. Kenapa disebut dewa pembalseman karena
tugas dari dewa ini adalah mengawetkan orang yang meninggal, yaitu dengan memngoleskan balsem.
Karena sering melihat serigala berada di pemakaman, maka orang Mesir kuno percaya bahwa dewa
anubis yang memiliki kepala berbentuk kepala serigala ini merupakan dewa kematian.

Anubis adalah dewa yang membantu mengolesi balsem pada Osiris setelah ia dibunuh oleh
Seth. Dengan demikian, Anubis adalah dewa yang mengawasi proses pemumian orang ketika mereka
meninggal.

22
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa Anubis

Anubis dikaitkan dengan mumifikasi dan perlindungan dari orang mati untuk perjalanan
mereka ke akhirat. Dia biasanya digambarkan sebagai setengah manusia, setengah serigala, atau
dalam bentuk serigala penuh memakai [pita dan memegang mencambuk sebuah di lekuk lengannya.
serigala itu sangat terkait dengan kuburan di Mesir kuno, karena itu suatu pemulung yang mengancam
akan menemukan tubuh manusia dan memakan daging mereka. Warna hitam khas dari Anubis "tidak
ada hubungannya dengan per [serigala se] tapi dengan warna daging yang membusuk dan dengan
tanah hitam dari lembah Nil, melambangkan kelahiran kembali ".

Anubis digambarkan dalam konteks penguburan di mana dia menghadiri ditampilkan pada
mumi almarhum atau duduk di atas sebuah makam melindunginya. Bahkan, selama pembalseman,
yang embalmer kepala "" mengenakan kostum Anubis. Dengan pertimbangan kritis adegan jantung
dalam Buku Orang Mati juga menunjukkan Anubis melakukan pengukuran yang menentukan
kelayakan almarhum untuk memasuki dunia orang mati (neraka). Kerajaan Baru makam-segel juga
menggambarkan Anubis duduk di atas sembilan busur yang melambangkan dominasinya atas musuh
Mesir.

Para imam (sebutan untuk kepala suku di daerah tertentu di Mesir) sering memakai topeng
Anubis selama upacara mumifikasi.

2.2.11. Aten

Aten muncul sebagai sebuah piringan matahari dengan sinar yang berhakhir pada tangan-
tangan. Aten adalah bentuk dewa matahari Ra. Selama pemerintahan Akhenaten, Aten adalah raja
para dewa.

Gambar Dewi Aten


23
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.2.12. Dewi Bastet

Perwujudan dari dewi Bastet adalah seorang wanita dengan kepala kucing. Bastet adalah dewi
pelindung. Dia selalu terlihat seperi dewi pelindung yang tangguh. Terkadang, dia muncul dengan
kepala berbentuk seperti kepala singa untuk menjaga raja dalam pertempuran. Kucing adalah simbol
untuk Bastet. Orang Mesir kuno membuat banyak patung berbentuk kucing untuk menghormati dewi
Bastet.

Bastet mengambil peran sebagai dewi pelindung bagi para wanita hamil atau mereka yang
ingin hamil. Terkadang, Dewi Bastet juga digambarkan memegang sistrum (benda suci dalam ritual
Mesir kuno), memegang keranjang atau kotak.

Bastet juga dikenal sebagai dewi yang melindungi ibu dan anak yang baru lahir. Bahkan
dalam teks kuno Mesir, wanita yang menderita infertilitas disebutkan biasa membuat persembahan
kepada Bast dengan harapan akan membantunya hamil

Bastet seperti halnya kucing memiliki dua sisi kepribadian, yaitu jinak dan agresif. Dia jinak
dan lembut dipandang disamping tugasnya sebagai pelindung rumah dan wanita hamil, serta agresif
karena sifat alaminya.

Bastet adalah salah satu anak perempuan dari dewa matahari, Ra. Kuil megah dibangun di
Bubastis, Delta, untuk menghormati dewi Bastet.

Dewi Bastet

2.2.13. Dewa Bes

Bes memiliki perwujudan kerdil (seperti kurcaci) yang merupakan penggabungan dari wujud
singa dan manusia. Bes memiliki permukaan kulit seperti singa.

Bes bertugas menjaga wanita yang sedang hamil, bayi yang baru lahir dan sebuah keluarga.
Orang Mesir kuno juga percaya kalau Bes melindungi mereka dari serangan ular dan gigitan
kalajengking.

Jimat Bes sangat populer digunakan oleh warga Mesir kuno. Dalam mitos zaman dahulu kala,
bes dikenal sebagai dewa atau penguasa dunia bagian bawah. Bes mempunyai seorang istri yang
dikenal dengan nama Beset atau yang terkadang disebut dengan nama Epet. Bes mempunyai anggota
tubuh yang unik. a mempunyai lengan yang panjang dan ia mempunyai kaki yang agak bengkok.[1]
Tubuhnya ini menjadi simbol dari terciptanya segala sesuatu. Bes juga kemudian berubah nama
menjadi sepd dengan tubuh yang gagah dan wajah yang berkuasa.

24
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa Bes

2.2.14. Amon

Amon adalah seorang dewa dalam mitologi Mesir yang dalam bentuk Amun-Ra menjadi fokus dari
sistem yang paling rumit di Mesir Kuno.Sebagai pencipta dewa, ia adalah juara kaum miskin dan
pusat kesalehan pribadi.Amun diciptakan sendiri, tanpa ibu dan ayah, dan selama Kerajaan Baru ia
menjadi ekspresi terbesar dalam dewa di Mesir teologi. Amun-Ra, juga seperti dewa pencipta, tidak
secara fisik yang melahirkan alam semesta. Posisinya adalah sebagai Raja dewa. Dengan Osiris,
Amun-Ra adalah yang paling banyak yang tercatat dalam dewa Mesir.

Dewa Amos

2.2.15. Dewi Hathor

Hathor adalah seorang Dewi Mesir Kuno yang dipersonifikasikan prinsip-prinsip feminin
cinta, keibuan dan sukacita. Dia adalah salah satu yang paling penting dan dewa populer sepanjang
sejarah Mesir Kuno. Hathor yang disembah oleh masyarakat umum yang sama dalam kuburan dia
digambarkan sebagai “pemimpin Barat” menyambut orang mati ke kehidupan selanjutnya. Peran lain
dia adalah seorang dewi musik, tari, dan kesuburan tanah asing yang membantu perempuan dalam
proses melahirkan

25
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewi Hathor

2.2.16. Dewi Maat

Maat adalah Dewi Mesir kuno dengan konsep kebenaran, keseimbangan, keteraturan, hukum,
moralitas dan keadilan. Dewi Maat juga di anggap sebagai Dewi yang mengatur bintang – bintang,
musim, serta tindakan-tindakan baik manusia dan para dewa, yang mengatur alam semesta dari
kekacauan. Setelah perannya dalam penciptaan dan terus mencegah kembali ke alam semesta dari
kekacauan, peran utamanya dalam mitologi Mesir berurusan dengan penimbangan jiwa-jiwa yang
terjadi di dunia bawah, bulu nya adalah ukuran yang menentukan apakah jiwa-jiwa ( dianggap berada
di jantung) orang yang sudah meninggal akan mencapai surga dengan selamat.

Dewi Maat

2.2.17. Dewa Sobek

Di Mesir kuno,Dewa Sobek digambarkan sebagai buaya biasa, atau sebagai seorang laki-laki
dengan kepala buaya. Ketika dianggap sebagai pelindung pasukan firaun, ia ditampilkan dengan
simbol otoritas raja. Dia juga ditunjukkan bersama salibnya, yang mewakili kemampuannya untuk
membatalkan jahat dan menyembuhkan penyakit.Ia pernah menjadi Sobek-Ra, ia juga ditunjukkan
dengan cakram matahari di atas kepalanya, sebagai Ra adalah dewa matahari.

26
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Dewa Sobek
2.2.18. Dewa Thoth

Thoth dianggap sebagai salah satu dewa yang lebih penting dari dewa Mesir, sering
digambarkan dengan kepala dari suatu Ibis. Kepala-Nya berada di Khemennu tempat suci, di mana
dia memimpin masyarakat setempat, kemudian berganti nama menjadi Hermopolis oleh orang-orang
Yunani

Dewa Thoth
2.2.19. Khnum

Dalam Mesir Kuno,Khnum adalah salah satu dewa Mesir yang paling awal, awalnya dewa
sumber Sungai Nil. Karena banjir tahunan Sungai Nil membawa lumpur dan tanah liat itu, dan
membawa air kehidupan kepada sekitarnya, ia dianggap sebagai pencipta tubuh manusia anak-anak,
yang dilakukan di roda tembikar, dari tanah liat, dan ditempatkan di Rahim ibu mereka.

Khuum

27
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.2.20. Dewi Mut

Dewi Mut

Dalam bahasa Mesir, Mut memiliki arti ibu. Oleh karena itulah dewi ini cukup banyak dipuja
oleh orang Mesir. Dewi ini memakai 2 buah mahkota di kepalanya yang melambangkan bagian atas
dan bawah dari Mesir. Mut sendiri merupakan istri dari Amon dan ibu dari Khons.

Sebagai kepala dari dewa-dewa Theban, Mut digambarkan sebagai seorang wanita yang
menggunakan mahkota berwarna putih dan merah. Terkadang Mut juga digambarkan dengan kepala
atau tubuh dari burung bangkai dan sapi. Beberapa periode terakhir ini Mutsering disatukan dengan
dewi Hathor, yakni dewi yang juga melambangkan cinta ibu, cinta feminin, dan kebahagiaan.

2.3. Ajaran Pokok Agama Mesir Kuno

Agama atau kepercayaan bangsa Mesir Kuno yang paling utama atau resmi adalah
kepercayaan bahwa setelah kematian, selanjutnya ada kehidupan. Menurut ajaran agama mereka,
Firaun adalah mahkluk suci yang merupa-kan penjelmaan dari tuhan-tuhan mereka di muka bumi dan
tujuannya adalah untuk menyelenggarakan keadilan dan melindungi mereka di dunia. Inilah sebabnya
Firaun me-ngingkari ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa dan Harun tentang agama dan kepercayaan.
Mereka meyakini mempertahankan apa yang diwariskan dan dari nenek moyang mereka. Hal tersebut
dijelaskan dalam Q.S. Yunus : 78 yang berbunyi

٧٨

Terjemahannya:

Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang
kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di
muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua"

Kehidupan setelah kematian merupakan bagian terpenting dalam kepercayaan bangsa Mesir
kuno. Mereka percaya bahwa roh akan terus hidup setelah jasad mati, dan roh-roh tersebut dibawa
oleh malaikat-malaikat kepada tuhan sebagai hakim. Setiap ada yang mati mereka akan ditimbang
berdasarkan perbuatan-perbuatannya semasa hidupnya. Bagi mereka yang mati dengan timbangan
kebaikan lebih banyak, dia akan hidup dalam keadaan dengan penuh keindahan dan kebahagiaan,
tetapi apabila sebaliknya dengan timbangan kejahatannya lebih berat, dia akan dikirim ke suatu
tempat dimana mereka akan menda-patkan siksaan yang berat. Mereka di sana disiksa dalam
keabadian oleh sebuah makhluk aneh yang disebut dengan “pemakan kematian”.
28
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Keyakinan tentang adanya timbangan bagi yang sudah mati, persidangan tersebut dipimpin
oleh dewa Osiris sebagai dewa kematian yang didampingi oleh 42 hakim yang masing-masing
mewakili beberapa wilayah di Mesir. Jantung si mayat diletakkan di salah satu sisi timbangan dan sisi
lainnya diletakkan bulu mewakili dewi Maat (dewi kejujuran dan keadilan sekaligus putri dewa Ra).
Di sanalah dapat dipastikan bagus tidaknya tempat bagi yang sudah mati itu tergantung dari kebaikan-
kebaikan yang dilakukan semasa hidupnya.

Jadi di mata bangsa Mesir kuno kematian bukanlah sebuah akhir, karena sesorang akan hidup
kembali seperti semula. Keyakinan inilah yang membuat mereka memumi-kan jenazah seseorang
demi menjaga keutuhannya. Hal inilah yang mendorong mereka membangun piramida besar di atas
kuburan-kuburan orang yang sudah mati. Keper-cayaan bangsa Mesir kuno bahwa ada hidup setelah
kematian disimbolkan dengan “kunci kehidupan” (ankh) yang merupakan salib firaun. Kunci
kehidupan ini terdapat di makam-makam dan dinding-dinding kuil. Kunci kehidu-pan ini merupakan
symbol kehidupan yang kekal, simbol paling suci sepanjang peradaban raja-raja Firaun. Keperca-yaan
bangsa Mesir kuno tentang kehidupan setelah kematian serta timbangan pahala dan siksa adalah hasil
dari ajaran para Nabi yang diutus oleh Allah SWT., di negeri Mesir ketika itu seperti: Nabi Musa,
Harun.

Ilustrasi bagian Kuburan ‘Pyramid’ Mesir Memumikan jenazah seseorang

Kepercayaan bangsa Mesir kuno tentang kehidupan di hari kemudian jelas-jelas menunjukkan
paralelisme (kesamaan pandangan) dengan kepercayaan monotheisme dan agama sejati (yang benar).
Perintah-perintah suci pada dasarnya sudah sampai kepada mereka, namun mereka
menyelewengkannya dari monotheisme berubah menjadi politheisme.

Para nabi atau rasul yang diberikan amanah untuk memberikan peringatan, menyampaikan
kebenaran dan menyeruh kepada umat manusia untuk mengesakan Allah SWT., yang diturunkan di
Mesir seperti nabi Musa dan Yusuf yangkehidupannya secara terperinci dikisahkan atau diceritakan
dalam al-Qur’an.

29
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.3.1. Kepercayaan dan Pemujaan
2.3.1.1. Pemujaan kepada Raja dan Mummi

Bagi masyarakat Mesir kuno, raja dianggap sebagai keturunan para dewa, oleh karena itu
mereka meyakini bahwa arwah para raja itu tetap berada di sekitar jenazah selama jenazah tersebut
belum rusak. Arwahnya tetap membantu penerusnya untuk menjalankan kekuasaannya. Itulah
sebabnya jenazah mereka itu diawetkan menjadi mummi yang tahan sampai bertahun-tahun lamanya.
Proses pengawetan memerlukan waktu 70 hari, tubuh dibungkus dengan kain-kain yang berisi jimat
sebagai benda keramat yang dapat menghindarkannya dari segala peristiwa buruk.

Setelah diupacarakan oleh para pendeta, mummi ditempatkan dalam suatu peti mayat yang
biasanya berisi ukiran-ukiran emas dan permata. Ini berdasarkan keya-kinannya bahwa badan raja
yang utuh berlanjut sebagai sebuah rumah atau tempat untuk jiwanya. Selanjutnya mayat sang raja
dikebumikan di kamar penguburan, tepat di pusat piramida. Di bagian dalam dinding piramida, telah
diukir dengan teks suci dan mantra, serta dilengkapi dengan harta yang mewah untuk digunakan
sebagai bekal oleh sang raja di alam baka’. Adapun barang yang ikut dikubur bersama raja seperti:
gerobak perang, makanan, minuman, emas, permata, pakaian dan lain-lain. Setelah pemakaman raja
selesai, jalan lintasan pintu masuk disegel dengan batu agar tidak dapat ditembus oleh perampok
(pencuri), maka pada kuburan disediakan lubang kecil sebagai tempat keluar masuknya roh.

Makam Pemuja Dewi Kesuburan yang Baru Ditemukan Dipenuhi Lukisan

Mengenai kepercayaan-kepercayaan bangsa Mesir kuno, itu dapat diketahui berdasarkan


penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan terhadap peninggalan-peninggalannya, baik
yang terbuat dari batu besar maupun lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding piramida yang ditulis
dengan huruf hieroglif (tulisan dan abjad Mesir kuno yang terdiri atas 700 gambar dan lambang-
lambang dalam bentuk manusia, hewan, atau benda; lambang tulisan menyerupai gambar paku, yang
bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibaca atau difahami maknanya). Kesuburan dilembah
sungai Nil diyakini sama dengan keadaan di surge dan mereka menyebutnya dengan “ladang-ladang
ber-papirus (fields of reeds), semua tanaman dapat tumbuhdengan subur.

30
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
2.3.1.2. Pemujaan terhadap patung berhala

Bangsa Mesir kuno yang menyembah banyak dewa atau politheisme, disertai pula dengan
berbagai macam patung berhala. Karena mereka percaya bahwa dewa-dewa itu bersemayam dalam
patung-patung berhala tersebut. Patung-patung dibuat dengan berbagai macam rupa. Di antaranya ada
yang berupa arca singa berkepala manusia yang disebut spinx, fungsinya adalah sebagai penjaga
piramida yang merupakan makam bagi jenazah raja-raja Mesir kuno yang diawetkan.

2.3.1.3. Pemujaan kepada binatang

Masyarakat Mesir kuno sangat percaya bahwa para dewa itu seringkali turun ke bumi dan
terkadang menjelma dalam bentuk hewan atau binatang. Misalnya dewa horus menjelma dalam
bentuk burung rajawali, ptah (dewa cahaya) menjelma dalam bentuk lembu. Itulah sebabnya binatang-
binatang tersebut dimuliakan sekaligus dipuja atau disembah. Di antara binatang-binatang yang dipuja
oleh bangsa Mesir kuno, yang tertinggi adalah lembu dewanya disebut dewa “apis”

2.3.1.4. Pemujaan kepada kekuatan alam

Negeri Mesir adalah negeri padang pasir yang panas udaranya, karena jarang sekali turun
hujan. Sedangkan matahari tetap memancarkan sinarnya sepanjang hari. Andaikan bukan karena
keberadaan sungai Nil, negeri ini tidak lebih dari gurun sahara belaka. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika orang-orang Mesir kuno menyembah matahari dan lembah Nil sebagai tempat
bagi dewa-dewa alam.

Dewa-dewa alam yang disembah oleh bangsa Mesir kuno, lama kelamaan jumlahnya
bertambah banyak seperti: dewa langit, dewa bumi, dewa angin, dewa udara, dewa kesuburan, dewa
kemarau dan lain-lain. Akan tetapi dewa alam yang dianggap sebagai dewa tertinggi adalah dewa
matahari. Di berbagai daerah di Mesir dewa matahari mempunyai nama yang berbeda-beda. Nama
lain dari dewa matahari adalah Ra, Amon, Hur dan sebagainya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang kepercayaan bangsa Mesir kuno, maka yang dapat
kita analisis dari uraian tersebut adalah:

1. Sistem kepercayaan masyarakat Mesir kuno pada ribuan tahun yang lalu adalah
politheisme, dimana yang paling berperan penting dalam gerak keagama-an di kalangan
rakyat adalah farao-farao (firaun-firaun) dan para pendeta.
2. Di samping politheisme terdapat pula benih-benih monotheisme, ajaran firaun Achmaton
yang memuja dewa aton. Sedangkan dewa-dewa lainnya dipan-dang sebagai suatu
kepalsuan yang diciptakan oleh pendeta.
3. Kedua faham bangsa Mesir kuno (politheisme dan monotheisme) itu bersifat alamiah
(natural) dan materialistis karena keduanya memperdewakan benda-benda alam. Jadi
fahamnya belum sampai ke tingkat abstrak ataupun metafisik.
4. Agama dan kepercayaan yang tercipta berdasarkan hasil pemikiran terhadap gejala-gejala
alam, itu lebih tepat disebut dengan kebudayaan manusia, atau filsafat rohaniah bangsa itu
sendiri.
5. Menurut pandangan E.B. Taylor, kepercayaan monotheisme bangsa Mesir kuno dianggap
sebagai puncak perkembangan evolutioner kepercayaan manusia terhadap hal yang gaib.
6. Monotheisme yang dapat mencapai kebenaran obyektif tertinggi harus berdasarkan
wahyu lang-sung ataupun tidak langsung, atau melalui proses pemikiran manusia sendiri
terlebih dahulu kemudian Allah SWT. menunjukkan jalannya yang benar seperti halnya

31
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
Nabi Ibrahim as dalam proses pencarian Tuhan yang benar. Dalam proses pencarian
Tuhan, Nabi Ibrahim mengawalinya dengan melihat dan memikirkan keindahan alam
semesta ini, dari yang kecil-kecil sampai yang sebesar-besarnya. Mula-mula beliau
memperhatikan bintang dan bulan, setelah fajar menyingsing hilanglah sinar bintang dan
bulan tersebut. Nabi Ibrahim berkata; Aku terlepas dari yang fana atau rusak ini.
Kemudian beliau pun memperhatikan matahari, lalu beliau berkata; inilah Tuhan, inilah
lebih besar. Tetapi setelah matahari itu terbenam: beliau berseru: “kaulah Tuhan tidak
memberi petunjuk padaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Sesunggunya
aku hadapkan mukaku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi: aku cenderung
untuk menjadi orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan. Tiada aku dari golongan
orang-orang musyrik. Kisah tentang Nabi Ibrahim yang mencari tuhannya yang
menciptakan langit dan bumi, itu diabadikan oleh Allah SWT. dalam Q.S. Al-An’am: 74-
79.
7. Baik politheisme maupun monotheisme bangsa Mesir kuno tidak lain adalah termasuk
agama ardhi (agama bumi) yaitu agama yang diciptakan manusia sendiri melalui kreasi
budayanya.

Tampak dewa Osiris sedang melakukan penimbangan atas kebaikan dan kejahatan yang dilakukan
seseorang semasa hidupnya.

Bangsa Mesir kuno telah memiliki peradaban yang tinggi itu terbukti dari bekas-bekas
peninggalan mereka yang kini masih ada seperti piramida. Akan tetapi mereka belum dapat mengenal
Tuhan dalam arti yang sesungguh-nya. Hal itu membuktikan bahwa untuk mengenal Tuhan
diperlukan petunjuk wahyu yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul.

Agama atau kepercayaan bangsa Mesir kuno sebelum datang kenabian padanya tidak
termasuk agama wahyu, karena unsur-unsur pokok yang terkandung di dalam agama wahyu tidak
terdapat dalam agamanya. Agama yang sebenar-benarnya (agama wahyu) adalah harus mengandung
unsur ketuhanan, mempunyai Nabi, memiliki kitab suci, percaya tentang adanya hari akhirat dan lain
sebagainya. Walaupun mereka sudah mampu mencip-takan peradaban yang tinggi serta memiliki
pengetahuan yang dalam, namun dari segi agama mereka tidak dapat menghasilkan suatu kebenaran
yang sesungguhnya. Ini membuktikan bahwa hanya Allahlah yang berkuasa dan berhak menciptakan
agama bagi umat manusia

32
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Dari hasil yang sudah ditelusuri bahwa masyarakat atau orang - orang pada zaman Mesir
kuno menyakini keyakinan akan dewa - dewa. Karena peradaban zaman dulu belum mengenal agama
seperti pada zaman sekarang ini. Ada 2 jenis dewa yang mereka yakini yaitu dewa Besar dan kecil.
Ajaran mereka meyakini bahwa orang yang sudah meninggal memiliki kehidupan baru setelah
mereka sudah tiada. Mereka mempercayai bahwa mereka masih hidup tetapi tidak dalam wujid fisik
manusia melainkan roh dengan dihadapkan pada pengadilan raja Osiris (Kematian). Kehidupan
zaman Mesir Kuno erat kitannya dengan hal yang berbau gaib. Tetapi seteah Raja Tutenkhamen
diganti dengan Amenhotep IV mengembalikan sistem kepercayaan Iknaton (konsep keagamaan)
membuat para pendeta memperoleh kembali kekuasaan. Pharoh sebagai pemimpin para pendeta
mempunyai kekuasaan yang sangat besar yang bisa memuruskan hidup matinya seseorang yang pada
akhirnya Ramses II menyatakan diri sebagai tuhan atau dewa yang tampak (menurut kitab agama
Nasrani). Konsep yang demikian akhirnya membawa kehancuran sendi-sendi Negara karena
hancurnya kebudayaan, seni, filsafat, pemerintahan, agama dan kepercayaan.

3.2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang studi literature dengan sumber – sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan

33
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR
DAFTAR PUSTAKA

Forest Christian. 2012. Ancient Egyptian Gods and Goddesses. Capstone Press. Minnesota

Nurlidiawati. (2015). Sejarah Agma – Agama (Studi Historis Tentang Agama Kuno Masa Lampau).
88-94

http://www.tahupedia.com/content/show/843/10-Dewa-Dan-Dewi-Mesir-Kuno-Yang-Paling-Terkenal

http://www.tahupedia.com/content/show/843/10-Dewa-Dan-Dewi-Mesir-Kuno-Yang-Paling-Terkenal

https://aurelia-aurita-spirulina.blogspot.com/2013/11/mitologi-dewa-dewi-mesir-egyptian-gods.html

34
SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai