Anda di halaman 1dari 93

TEKNOLOGI BANGUNAN - 4

LAPORAN SURVEY BANGUNAN TINGGI

(MEDAN OFFICE CENTER)


Oleh:

Christian V. J. Manrung (17 0406 127)


Aurellia Khairunnisa (17 0406 128)
Zauzan Arief (17 0406 129)
Jeff Edwin Gultom (170 406 130)
Chrysostomos Manalu (17 0406 131)
Samuel Tampubolon (17 0406 132)
Ade Lisman Jaya Zai (17 0406 133)
Theo Fidelis (17 0406 134)
Ira Febri W. Simatupang (17 0406 135)
Harry Aldiansyah Nasution (17 0406 136)
Niken Alya Widyasti (17 0406 137)
Daffa Shiddiq (17 0406 138)
Imalona D. L. Silalahi (17 0406 139)
Yosafat Ferdian Hasibuan (17 0406 140)
Taufiqurrahman Tanjung (17 0406 141)
DOSEN : Ir. Novrial, M.Eng

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................... 3
A. DENAH ........................................................................................................................... 3
BASEMENT ................................................................................................................ 3
GROUNDPLAN .......................................................................................................... 5
PODIUM ..................................................................................................................... 5
TOWER ..................................................................................................................... 16
B. TAMPAK ...................................................................................................................... 21
C. POTONGAN ................................................................................................................. 23
POTONGAN A-A .................................................................................................... 23
POTONGAN B-B...................................................................................................... 24
DETAIL D POTONGAN .......................................................................................... 25
DETAIL DENAH TANGGA KEBAKARAN DAN DETAIL PONDASI .............. 25
DETAIL DENAH TOILET ....................................................................................... 26
BAB II ................................................................................................................. 27
A. RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI ...................................................... 27
PONDASI TIANG PANCANG (PILE FOUNDATION) ......................................... 28
PONDASI BORED PILE .......................................................................................... 29
RENCANA PONDASI.............................................................................................. 31
DETAIL PONDASI .................................................................................................. 32
B. CORE (INTI BANGUNAN) ......................................................................................... 37
C. PEMBALOKAN ........................................................................................................... 44
BAB III ............................................................................................................... 49
A. PLUMBING .................................................................................................................. 49
B. ELEKTRIKAL .............................................................................................................. 57
RENCANA ELEKTRIKAL BASEMENT 2 ............................................................ 57
RENCANA ELEKTRIKAL BASEMENT 1 ............................................................ 58
RENCANA ELEKTRIKAL PODIUM LT 1 ............................................................ 61
RENCANA ELEKTRIKAL PODIUM LT. 2 ........................................................... 62
RENCANA ELEKTRIKAL PODIUM LT.3-5 ......................................................... 63
RENCANA ELEKTRIKAL PODIUM LT. 6-9 ........................................................ 64
RENCANA ELEKTRIKAL TOWER LANTAI 10-17............................................. 65
RENCANA ELEKTRIKAL TOWER LANTAI 17-25............................................. 66
RENCANA ELEKTRIKAL DENAH ATAP............................................................ 67
C. MEKANIKAL ............................................................................................................... 68
AC .............................................................................................................................. 68
LIFT ........................................................................................................................... 74
SPRINKLER ............................................................................................................. 81
JARINGAN TELEPON ............................................................................................ 89

2
BAB I

ARSITEKTURAL

A. DENAH

 Basement

Basement adalah bagian dari bangunan yang letaknya di bawah level tanah.
Basement berfungsi sebagai penahan gaya lateral yang melawan bangunan. Selain
itu, basement juga berfungsi sebagai ruang tambahan pada bangunan, seperti ruang
servis, lahan parkir, pompa air, tempat septic tank, dan juga genset.

Jika basement dikombinasikan dengan podium, maka akan memperkecil resiko


terguling akibat gaya lateral dan gaya horisontal. Ini karena pada basement
terdapat retaining wall (dinding penahan). Retaining wall adalah struktur yang
memegang atau menahan tanah di belakangnya. Ada banyak jenis bahan yang
dapat digunakan untuk membuat dinding penahan seperti balok beton, beton tuang,
kayu olahan, batu biasa atau batu-batuan besar. Namun untuk bangunan high rise,
retaining wall menggunakan bahan beton.

Basement pada bangunan ini terdapat 2


tingkat. Di basement 1 terdapat parkir mobil
dan motor, mushala, ruang genset, ruang
trafo, dan ruang-ruang di core (pojok kanan
atas pada gambar). Sementara pada
basement 2 masih terdapat ruang parkir,
ruang pompa, ruang septic tank, ruang chiller, dan ruang panel listrik. Core
bangunan juga masih berlanjut hingga ke basement 2.

3
4
 Groundplan

Groundplan adalah denah lantai dasar dari sebuah bangunan. Dalam sebuah
groundplan,

 Podium

Denah Lantai Podium Lantai 2


Pada rancangan bangunan Medan Office Center terdapat podium yang terdiri dari 5 lantai.
Agar banguan stabil, pada bangunan diberi podium, sehingga memperbesar jarak titik berat
masa bangunan dengan titik guling.

5
Pada denah podium lantai 2, digunakan modul 8 meter x 8 meter. Ukuran kolom yang
digunakan pada podium lantai 2 yaitu kolom pada tower berukuran 90x 90 cm dan pada
podium berukuran 80 x 80 cm. Perbedaan ukuran kolom ini dikarenakan adanya dilatasi.
Dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada bangunan karena sesuatu hal
memiliki sistim struktur berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari ternyadinya keretakan
atau putusnya sistem struktur bangunan apabila terjadi beban pada bangunan akan berpotensi
mengalami benturan. Benturan pada elemen struktur dapat menyebabkan keruntuhan pada
bangunan akibat rusaknya elemen struktur yang terbentur.

Pada podium lantai 2 terdapat beberapa fungsi pada podium, yaitu:


1. Restaurant
2. Dapur
3. Gudang
4. Pantry
5. Ruang panel listrik

6
6. Kantor sewa
7. Toilet wanita
8. Toilet pria

Jenis Dilatasi
Terdapat beberapa jenis ditalasi yang ada, setiap jenis memiliki penempatan khusus
terngantung pada bentuk bangunan.

7
1. Dilatasi dengan 2 Kolom
Dilatasi dengan 2 kolom biasanya
digunakan untuk bangunan yang bentuknya
memanjang (linier). Dengan adanya dilatasi
maka jarak kolom akan menjadi pendek.

2. Dilatasi dengan Balok Kantiliver


Sistem ini dipergunakan apabila diinginkan
jarak kolom tetap sama. Sistem ini memiliki
kelemahan apabila ada beban horizontal
yang cukup besar (akibat gempa bumi) akan
berakibat fatal (lepas dan jatuh)

8
3. Ditalasi dengan Konsol
Dengan sistem ini jarak kolom dapat dipertahankan sama. Umumnya dipergunakan pada
bangunan yang menggunakan material prefabrikasi
Penerapann Dilatasi

Penerapan sistem dilatasi perlu


diperhatikan jaraknya. Jarak dilatasi harus
benar – benar diperhitungkan. Dilatasi
yang terlalu sempit apabila terkena
pergeseran akibat gaya vertical maupun horizontal akan timbul banyak masalah,mulai dari
dilatasi itu sendiri yang rusak, kebocoran yang sulit diperbaiki, sampai kerusakan – kerusakan
di bagian lain akibat saling bertabrakannya blok bangunan satu dengan yang lainnya.

Penggunaan dilatasi diantara dua bangunan yang berdampingan menyebabkan setiap


bangunan bekerja sebagai suatu sistem tunggal yang terpisah. Lebar dilatasi yang dapat
mencegah benturan antar dua bangunan telah diatur dalam peraturan gempa Indonesia dan
peraturan internasional. Dilatasi bangunan biasanya digunakan pada:
 Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. (pertemuan antara bangunan yang
rendah dengan yang tinggi ).
 Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.

9
 Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
 Bangunan yang memiliki panjang >30m.
 Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.
 Bangunan yang ada didaerah gempa.
 Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U.

Denah Podium Tower Lantai – 9

10
Pada denah tower lantai 6 – 9, digunakan modul 8 meter x 8 meter. Ukuran kolom yang
digunakan pada tower di lantai 6-9 adalah berukuran 80 x 80 cm karena ukuran kolom
berkurang yang awalnya berukuran 90 x 90 cm karena beban lantai yang dipikul semakin
sedikit dibandingkan denah lantai 3, dan pada podium terdapat kolom yang berukuran 80 x 80
cm. Perbedaan ukuran kolom ini dikarenakan adanya dilatasi, seperti yang dijelaskan pada
denah lantai podium

Gambar: Penampang Kolom 80/80 pada Gambar: Detail Kolom 80/80 pada podium
podium
(sumber: pribadi)
(sumber: pribadi)

Pada podium lantai 2 terdapat beberapa fungsi pada podium, yaitu:


1. 2 Kantor Sewa
2. Toilet pria dan wanita
3. Ruang panel listrik
4. Pantry

11
Pada denah tower lantai 10 – 16, digunakan juga modul 8 meter x 8 meter. Ukuran kolom
yang digunakan pada tower di lantai 6-9 adalah berukuran 80 x 80 cm karena ukuran kolom
berkurang yang awalnya berukuran 90 x 90 cm karena beban lantai yang dipikul semakin
sedikit dibandingkan denah lantai lantai 3, dan pada podium terdapat kolom yang berukuran
80 x 80 cm. Perbedaan ukuran kolom ini dikarenakan adanya dilatasi, seperti yang dijelaskan
pada denah lantai podium. Tetapi pada lantai ini ukuran denah semakin mengecil dibandigkan
ukuran denah tower pada lantai 6 – 9 (terlampir pada gambar tampak dan aksonometri
bangunan)
Pada podium lantai 2 terdapat beberapa fungsi pada podium, yaitu:
1. 2 Kantor Sewa
2. Toilet pria dan wanita

12
3. Ruang panel listrik
4. Pantry

Denah Lantai Podium Lantai 3-5


Pada denah podium lantai 3-5 sama seperti podium lantai 2. Ukuran kolom yang digunakan
sama seperti pada podium lantai 2 yaitu kolom pada tower berukuran 90x 90 cm dan pada
podium berukuran 80 x 80 cm. Fungsi pada core atau inti bangunan lantai 3-5 podium juga
sama seperti lantai 2 podium

Terdapat beberapa fungsi pada podium lantai 3-5 yaitu:


1. Dapur
2. Gudang
3. Pantry
4. Ruang panel listrik
5. Kantor sewa

13
6. Toilet wanita
7. Toilet pria

Bangunan Medan Office Center ini menggunakan sistem struktur rigid frame dan core,
terlihat pada denah setiap lantainya terdapat core atau inti bangunan. Core atau ini bangunan
menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk meletakan trasportasi vertikal dan
distrubusikan energi (seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis). Core adalah tempat untuk
memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

Jadi kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) merupakan suatu tempat untuk meletakan
sistem trasportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang disesuaikan dengan fungsi
bangunan serta untuk menambah kekuatan bangunan diperlukan sistem struktur rigid sebagai
penyalur gaya lateral (seperti tiupan angin atau gempa bumi) pada inti. Rangka kaku bereaksi
terhadat beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat
ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi,

14
apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat
karena interaksi inti dan rangka.
Core atau inti pada bangunan ini berkonstruksi beton. Core dari beton menghasilkan ruang
selain juga memikul beban dan pertimbangan khusus terhadap kebakaran tidak diperlukan.
Ketiadaan pelenturan pada bahan beton merupakan kelemahannya terutama terhadap beban
gempa.
(Panduan Sistem Bangunan Tinggi; Ir. Jimmy; 2005)

Pada core atau inti bangunan ini terdapat beberapa utilitas, yaitu:
1. 3 unit Lift orang zona 1
2. 2 unit Lift barang
3. Ruang AHU
4. Tangga darurat
5. Shaft sampah
6. Shaft AC
7. Shaft Elektrikal & telepon

15
 Tower

Keterangan ruang :

1. Kantor sewa

2. Pantry

3. R. Panel listrik

4. Shaft elektrikal dan telepon

5. Lift zona 2

6. Shaft pipa kebakaran

7. Lobby lift

8. LO

9. Ruang AHU

10. R. Kontrol

11. Shaft AC

12. LB

13. Tangga

14. Shaft sampah

16
Keterangan ruang :

1. Kantor sewa

2. Pantry

3. R. Panel listrik

4. Shaft elektrikal dan telepon

5. Lift zona 2

6. Shaft pipa kebakaran

7. Lobby lift

8. LO

9. Ruang AHU

10. R. Kontrol

11. Shaft AC

12. LB

13. Tangga

14. Shaft sampah

15. Toilet (pria dan wanita)

16. Zona lift 1

17
Keterangan ruang :

1. Shaft elektrikal dan telepon

2. Lift zona 2

3. Shaft pipa kebakaran

4. Zona lift 1

5. Lobby lift

6. Shaft AC

7. R. AHU

8. R. Kontrol

9. LB

10. Tangga

11. Shaft sampah

12. Cooling tower

18
Keterangan ruang :

1. Lift Barang

2. Ruang Kontrol

3. Ruang AHU

4. Lift Zona 1

5. Lift Zona 2

6. Shaft Sampah

7. Shaft Pipa Kebakaran

8. Shaft Elektrikal & Telepon

9. Shaft AC

10. Lobby Lift

19
Keterangan ruang :

1. Lift Barang

2. Ruang Kontrol

3. Ruang AHU

4. Lift Zona 1

5. Lift Zona 2

6. Shaft Sampah

7. Shaft Pipa Kebakaran

8. Shaft Elektrikal & Telepon

9. Shaft AC

10. Lobby Lift

20
B. TAMPAK

Tampak adalah proyeksi ortografik atau orthogonal bagian bangunan yang


memperlihatkan bagian muka bagian yg dilihat dari berbagai arah secara lengkap.
Bangunan high rise ini adalah model bangunan tinggi yang terlihat secara jelas dari
bawah hingga ke atas. Pada tampak depan terlihat jelas seluruh bagian bangunan di
selubungi oleh material kaca. Juga pada lantai satu sampai lantai lima kita dapat
melihat podium dari depan bangunan. Bangunan ini juga banyak menggunakan
tanaman di setiap lantai guna untuk mengurangi panas dari paparan sinar matahari.
 Tampak barat (tampak samping kiri)

Pada samping kiri high rise building ini semuanya menggunakan bukaan yang
menggunakan material kaca untuk menambah kesan menarik bagi tamu yang
datang. Pada bangunan ini juga ditambahkan beberapa tanaman pada setiap lantai
guna untuk menambahkan view yang lebih indah.

21
 Tampak selatan (tampak samping kanan)

Pada samping kanan material kaca yang digunakan hanya sedikit, begitu pula
dengan tanaman yang ada pada tampak kali ini dikarenakan agar tidak terlalu
panas juga menjaga privasi tamu yang ada.

22
C. POTONGAN

 POTONGAN A-A

Dari gambar potongan di samping


dapat dilihat gambar menjelaskan
tentang elevasi dari tiap tiap lantai
mulai dari lantai basement (-7.20)
sampai dengan puncak menara
(+ 136.00).

Gambar ini juga menjelaskan


tentang tinggi plafond masing-
masing lantai +3.50 dari lantai.

Dijelaskan juga letak lift 2 yang


berbeda,yang di sebelah kiri
merupakan lift untuk mencapai
lantai 1-17,serta yang di sebelah
kanan untuk mencapai lantai 17-25.

Di setiap lantai terdapat kantor


sewa.

Dapat dilihat juga letak pondasi


tiang pancang dan pondasi corenya

Lebar bangunan 48.00

23
 POTONGAN B-B

Gambar disamping
menjelaskan tentang
perbedaan elevasi masing
masing lantai mulai dari
lantai basement(-7.20)
sampai dengan lantai lift
match room (+117.30).

Dijelaskan juga letak kantor


sewa dan letak toilet pria dan
wanita di masing masing
lantai.

Detail D akan dijelaskan di


halaman berikutnya.

24
 DETAIL D POTONGAN

Detail D Potongan ini menjelaskan beberapa detail dari potongan antara lain, tata letak
toilet pria dan toilet wanita, letak shaft plumbing, tinggi plafond +3.50 dari lantai, plat
lantai dengan tinggi 12cm, garis plafond, balok anak yang berukuran 30x40, kolom
dengan ukuran 80x80,serta letak alucobond/alucopan (aluminium composite panel) yang
berfungsi sebagai certain wall.

 DETAIL DENAH TANGGA KEBAKARAN DAN DETAIL PONDASI


CORE

25
Gambar diatas menjelaskan tentang denah tangga kebakaran dan detail pondasi core
beserta penjelasan potongannya,di potongan A-A dari tangga kebakaran menjelaskan letak
pressurizer shaft,tinggi anak tangga yaitu 20.5 cm,ukuran bordes 130 cm,dan railing
tangga kebakaran yang bermaterial aluminium,dari potongan A-A pondasi core
menjelaskan space antar pondasi core yaitu 100 cm.

 DETAIL DENAH TOILET

Dari gambar diatas menjelaskan tentang detail dari toilet,dari potongan A-A toilet tersebut
dapat dilihat balok anak yang berukuran 30x40, balok induk 60x40, kolom 80x80, tinggi
plafond +3.50 dari lantai,dan plat lantai 12cm. Dari potongan B-B menjelaskan letak toilet
wanita dan pria, letak shaft plumbing, plafond +3.50 dari lantai, balok induk 60x40,
kolom 80x80. Di gambar detail urinoir menjelaskan tentang detail ukuran dan material
urinoir di toilet pria, dan di detail wastafel menjelaskan tentang detail ukuran dan material
dari wastafel.

26
BAB II

STRUKTURAL

A. RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi
itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan
untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:


1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang


bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain
pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda
dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan


nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi
tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak
direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih
besar dari bagian sekitarnya.

27
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh
luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Jenis-jenis Pondasi
Ada banyak sekali jenis-jenis pondasi yang digunakan pada sistem struktur
bangunan, diantaranya adalah pondasi tiang pancang dan pondasi bored pile.

 Pondasi tiang pancang (pile foundation)

Adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer
(menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada
kedalaman tertentu.Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan
beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel),
dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga
pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di
klasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban

28
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal
yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu
perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari
kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang
yang digali dan diisi dengan pasir dan batu. Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem
menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving
saat ini. Tiang baja (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton
(concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada
sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-
baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para
pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang
bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving. Saat ini
banyak teknik-teknik instalasi tiang pancang bermunculan.

 Pondasi bored pile

Adalah jenis pondasi dalam berbentuk silinder yang berfungsi meneruskan beban-
beban diatasnya kedasar lapisan tanah yang mempunyai daya dukung tanah yang
diperlukan untuk pondasi dasar suatu konstruksi bangunan. Banyak jenis alat dan
metode yang digunakan untuk pembuatan pondasi bored pile salah satunya adalah alat
bor pile minicrane. Berikut ini metode bored pile dengan alat minicrane : 1.

29
Pengeboran Pengeboran dapat dikerjakan dengan 2 cara yaitu bor kering dan bor
basah, borkering dikerjakan dengan mata bor berbentuk spiral yang dalam prosesnya
mata bor diangakat setiap interval 50 cm untuk membuang tanah hasil dari
pengeboran. Sedangkan bor basah diperlukan air yang cukup banyak dalam proses
pengeborannya. 2. Perakitan besi Setelah proses pengeboran selesai maka langkah
selanjutnya adalah memasukan besi tulangan yang sudah dirakit atau diinstall kedalam
lubang bor, baiknya setiap setitik yang sudah terpasang besi tulangan sesegera
mungkin dilakukan pengecoran agar resiko longsornya dinding bor dapat
diminimalisir. 3. pengecoran Proses pengecoran dengan alat minicrane digunakan pipa
tremi yang terpasang ditengah tulangan besi dengan panjang sesuai kedalaman
pengeboran, pipa tersebut bergerak naik turun perlahan sampai beton penuh sebagai
pengantar cor agar beton tidak bercampur dengan air lumpur. Kapasitas alat bor
minicrane - Diameter yang dapat dikerjakan adalah 30 cm, 40 cm, 50 cm dan 60 cm -
Kedalaman pengeboran efisien mencapai 25 meter untuk bor basah dan bor kering
mencapai 9 meter. - Produksi perhari 2 titik sampai 3 titik dengan asumsi kedalaman
12 meter diameter 30 cm Kelebihan alat bor minicrane - Mampu mengerjakan
dikondisi lingkungan padat perumahan ( akses jalan bisa dilalui truk cold diesel) -
Tidak menimbulkan getaran yang dapat merusak bangunan sekitar - Tidak
membutuhkan area yang cukup luas untuk manuver alat atau untuk kerja alat
minicrane Kekurangan alat bor minicrane - Lokasi menjadi becek karena limbah
lumpur dari hasil pengeboran - Proses pengerjaan relatif lebih lama dibanding pondasi
tiang pancang

30
 Rencana Pondasi

Rencana pondasi merupakan gambar skema utuh dari pondasi yang didesain
untuk menggambarkan bentuk, jalur dan titik-titik pondasi yang dilihat dari atas,
sesuai dengan denah bangunan.
Pondasi yang digunakan pada bangunan Medan Office Centre ini adalah
pondasi tiang pancang dan pondasi bored pile. Pondasi tiang pancang digunakan untuk
menyanggah bangunan yang berjumlah 54 titik dan pondasi bored pile digunakan
untuk menyanggah struktur core yang menjadi sistem struktur bangunan ini. Tentu
saja galian pondasi ini juga di sanggah oleh dinding penyanggah tanah atau kita kenal
dengan retaining wall. Adanya dinding penyanggah ini bertujuan untuk menahan tanah
galian pondasi agar kondisi tanah tetap stabil dan tidak longsor atau terlindung dari
erosi.

31
 Detail Pondasi

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan
terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh
kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi
beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y
ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi
sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada
pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya
geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga
dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung
kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada
yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.

32
Pondasi tiang pancang yang digunakan pada bangunan Medan Office Centre memiliki
bentuk seperti gambar diatas. Terdiri dari Pile Cap dan juga Pile atau pancang.

33
Berikut merupakan detail potongan dari pondasi tiang pancang. Terlihat bahwa kolom
bangunan diikat oleh pile cap untuk disalurkan beban nya menuju pondasi tiang pancang.

34
Untuk pondasi core dibuat secara khusus mengikuti bentuk struktur core yang
digunakan pada bangunan. Pada bangunan Medan Office Centre, core yang digunakan
berbentuk trapesium sehingga pondasi core pun berbentuk trapesium. Pondasi core
menggunakan sistem pondasi bored pile.

35
Berikut merupakan gambar potongan dari detail pondasi core. Terlihat bahwa pondasi
yang digunakan adala pondasi Bored Pile, dimana pile yang digunakan berbeda dengan pile
tiang pancang. Pile pada pondasi Bored pile berbentuk tabung dan ujung nya Tumpul
sedangkan pondasi tiang pancang ujungnya runcing untuk menancapkan nya ditanah.

36
B. CORE (INTI BANGUNAN)

CORE

Gambar: Aksonometri Struktur Gambar: Ilustrasi Aksonometri Struktur

(sumber: pribadi) (sumber: pribadi)

37
Kelebihan sistem struktur rigid frame dan core, yaitu:
 Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and core
menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada
bangunan. Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat
pengawasan dan maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
 Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.

Sedangkan kekurangan dari sistem struktur ini, yaitu:


 Hanya dapat digunakan pada bangunan dengan ketinggian kurang dari 50 lantai.
 Dari segi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya penghalang
berupa rangka kaku.
Menurut Schueller (1989), Core atau inti bangunan adalah suatu tempat untuk meletakan
transportasi vertical, distribusi energi (seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis) serta
menambah kekakuan bangunan. (dengan diperlukannya system struktur dinding geser sebagai
penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina atau gempa bumi) pada inti)
Macam – macam Bentuk Inti Bangunan:
Bentuk Inti:
1. Inti Terbuka (N)
2. Inti Tertutup (B)
3. Inti tunggal dengan kombinasi
4. inti liniear (A)
Jumlah Inti:
1. Inti tunggal
2. Inti ganda/banyak
Letak Inti:
1. Inti di dalam (C)
2. Inti di sekeliling (J)
3. Inti di luar (M)
Susunan Inti:
1. Inti Simetris (F)
2. Inti Asimetris (J)
Geometri bangunan sebagai penentu bentuk bangunan:

38
1. Langung (K)
2. Tidak Langsung (P)

Gambar: Sistem bangunan dinding inti

(sumber: google)
39
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentu menara (tower)
berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab), yaitu:

1. Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar


Banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan koridor mengelilingi inti
bangunan.
(Contoh: Gedung Blok ‘G’ DKI, Gedung Indosat, One Park Plaza di Los Angeles)

2. Inti pada bangunan bentuk segitiga


(Contoh: Hotel Mandarin di Jakarta, Central Plaza di Hongkong)

3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran


Biasanya digunakan untuk hunian (apartemen dan hotel) dengan koridor berasa di
sekeliling inti bangunan sebagai akses ke unit-unit hunian.
(Contoh: Shin-Yokohama Hotel di Jepang, Marina City di Chicago)

40
4. Inti pada bangunan bentuk memanjang
Biasanya digunakan untuk fungsi hotel, apartemen atau perkantoran.
Inti di luar bangunan:
(Contoh: Gedung Central Plaza di Jakarta, Gedung Inlan Steel di Chicago)
Inti di sisi bangunan:
(Contoh: Hotel Atlet Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta)
Inti di tengah bangunan:
(Contoh: Rockefeller Center di NY, Connaught Center di Hongkong)
Inti di tengah bangunan memanjang memiliki banyak pola:
(Contoh: Kantor Depdiknas)

41
5. Inti pada bangunan dengan bentuk silang
Bentuk bervariasi, ‘silang’, ‘Y’, ‘T’, ‘H’, ‘V’. Bentuk dimaksudkan untuk
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapi tetap dapat memanfaatkan
pencahayaan alami. Banyak digunakan untuk hotel, apartemen dan perkantoran.
(Contoh: Gedung Patra Jasa di Jakarta)

6. Inti pada bangunan bentuk Y


(Contoh: Gedung Unilever di Hamburg, Jerman)

7. Inti pada banguan dengan bentuk acak


Inti bangunan terletak di luar titik berat massa bangunan dan ditempatkan secara acak
kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan tanpa gempa.

42
(Contoh: Conrad Intl Centennial di SG)

43
C. PEMBALOKAN

Balok merupakan suatu komponen struktur yang berfungsi sebagai element yang menahan
pelat lantai serta beban yang bekerja padanya. Seperti hal nya kolom, denah balok harus di
rencanakan sedemikian rupa agar memenuhi persyaratan kekuatan & kestabilan struktur serta
juga tidak menggangu tampilan secara arsitektural.

Beberapa jenis balok antara lain :

 Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari
semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung
bentuk penampang dan materialnya.
 Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap.
 Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.
 Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi danrotasi
 Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
 Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

 Balok kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok induk,
tiang, atau dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus
dipertimbangkan jenis kayu, kualitas structural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai
tegangan geser yang diizinkan dan defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan
tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi
yang digunakan.

44
 Balok baja

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh
balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban. Balok induk, balok, kolom baja
structural digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup
bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja structural sulit dikerjakan
lokasi (on-site) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai
spesifikasi disain. Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat.
Baja structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi,
tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api
dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api. Balok baja berbentuk
wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara structural telah menggantikan bentuk klasik I-
beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel ( C ), tube

 Balok beton

Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

45
Pada pembalokan gambar diatas, balok yang digunakan pada Basement untuk 1 dan 2 adalah
80 Balok Induk berukuran 50x70 dengan kolom 90x90.

Jarak antar kolom ke kolom adalah 8meter.

Pada pembalokan gambar diatas, balok yang digunakan pada Lantai 1 hingga Lantai 5 adalah
16 Balok Induk berukuran dengan kolom 80x80 dan 42 Balok Induk berukuran 50x70 dengan
kolom 90x90.

Jarak antar kolom ke kolom adalah 8meter.

46
Pada pembalokan gambar diatas, balok yang digunakan pada Lantai 6 hingga Lantai 9 adalah
42 Balok Induk berukuran 40x60 dengan kolom 80x80 dan 3 balok berukuran 15x25.

Jarak antar kolom ke kolom adalah 8meter.

Pada pembalokan gambar diatas, balok yang digunakan pada Lantai 10 hingga Lantai 17
adalah 32 Balok Induk berukuran 40x60 dengan kolom 80x80 dan 3 balok berukuran 15x25.

Jarak antar kolom ke kolom adalah 8meter.

47
Pada pembalokan gambar diatas, balok yang digunakan pada Lantai 18 hingga Lantai 25
adalah 22 Balok Induk berukuran 40x60 dengan kolom 80x80 dan 3buah balok berukuran
15x25.

Jarak antar kolom ke kolom adalah 8meter.

Gambar diatas menujukkan masig masing detail seperti Penampang balok berukuran 50x70 ,
balok berukuran 40x60 dan balok 30x40 dengan masing masing detail.

48
BAB III

MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, PLUMBING

A. PLUMBING

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air
bekas atau kotor dan kotoran dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting
lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

Dalam bangungan ini dibagi menjadi beberapa saluran,yaitu :


-air bersih
-air kotor
-kotoran

49
Di dalam bangunan ini,
program pemipaan terhubung
dengan tiap lantai melalui
shaft plumbing yang
kemudian akan didistribusikan
ke tiap lantai.

SHAFT adalah lubang


menerus antara satu lantai
dengan lantai lainnya, untuk
meletakkan saluran pipa
utilitas vertikal . shaft bisa
dijumpai pada bangunan
bertingkat, baik rumah
maupun gedung.

Bila pipa ditanam ke dalam


dinding, akan sulit melakukan
perbaikan bila terjadi
kerusakan. Mau tidak mau,
dinding harus di jebol.

Ukuran penampang shaft tidak


besar, cukup 30 cm x 30 cm ,
dengan pintu kecil untuk
mengaksesnya bila akan
melakukan perbaikan.

50
BASEMENT 2

Pada rencana plumbing basement 2, sumber air bersih diperoleh dari air PAM dan
Groun Water yang kemudian dialirkan ke pompa dan didistribusikan ke toilet pria dan
toilet wanita kemudian ke lantai atas. Sedangkan air kotor yang berasal dari toilet
kemudian dialirkan ke riol kota dan kotoran dari toilet dialirkan ke septictank kemudian
cairan yang berasal dari kotoran akan difilter ke dalam filterized tank kemudian cairan tadi
dialirkan ke riol kota.

51
Rencana plumbing basement 1, air bersih yang dialirkan melalui pompa didistribusikan ke
toilet dan tempat wudhu,sedangkan air kotor yang bersumber dari air wastafel yang
terbuang atau hasil pencucian dialirkan melalui pipa air kotor pada shaft plumbing yang
akan diteruskan ke basement 2 yang akan dialirkan ke riol kota dan kotoran disalurkan
melalui pipa kotoran pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke basement 2 kemudian
ke saptictank dan cairan dari kotoran akan di filter melalui filterized tank kemudian cairan
tersebut akan dialirkan ke riol kota.

52
Rencana Plumbing podium lantai 1, air bersih yang dialirkan melalui pompa
didistribusikan ke toilet dan pantry ,sedangkan air kotor yang bersumber dari air wastafel
yang terbuang atau hasil pencucian pada toilet fan pantry dialirkan melalui pipa air kotor
pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke basement 2 yang akan dialirkan ke riol kota
dan kotoran disalurkan melalui pipa kotoran pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke
basement 2 kemudian ke saptictank dan cairan dari kotoran akan di filter melalui filterized
tank kemudian cairan tersebut akan dialirkan ke riol kota.
53
Rencana Plumbing Podium lantai 2, air bersih yang dialirkan melalui pompa
didistribusikan ke toilet dan pantry ,sedangkan air kotor yang bersumber dari air wastafel
yang terbuang atau hasil pencucian pada toilet dan pantry dialirkan melalui pipa air kotor
pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke basement 2 yang akan dialirkan ke riol kota
dan kotoran disalurkan melalui pipa kotoran pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke
basement 2 kemudian ke saptictank dan cairan dari kotoran akan di filter melalui filterized
tank kemudian cairan tersebut akan dialirkan ke riol kota.

54
Rencana plumbing podium lantai 3-5, air bersih yang dialirkan melalui pompa
didistribusikan ke toilet dan pantry ,sedangkan air kotor yang bersumber dari air wastafel
yang terbuang atau hasil pencucian pada toilet dan pantry dialirkan melalui pipa air kotor
pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke basement 2 yang akan dialirkan ke riol kota
dan kotoran disalurkan melalui pipa kotoran pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke
basement 2 kemudian ke saptictank dan cairan dari kotoran akan di filter melalui filterized
tank kemudian cairan tersebut akan dialirkan ke riol kota.

55
Rencana Plumbing tower lantai 6-25 , air bersih yang dialirkan melalui pompa
didistribusikan ke toilet dan pantry ,sedangkan air kotor yang bersumber dari air wastafel
yang terbuang atau hasil pencucian pada toilet dan pantry dialirkan melalui pipa air kotor
pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke basement 2 yang akan dialirkan ke riol kota
dan kotoran disalurkan melalui pipa kotoran pada shaft plumbing yang akan diteruskan ke
basement 2 kemudian ke saptictank dan cairan dari kotoran akan di filter melalui filterized
tank kemudian cairan tersebut akan dialirkan ke riol kota.

56
B. ELEKTRIKAL

 RENCANA ELEKTRIKAL BASEMENT 2

Terdapat 92 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 15 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 7 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Tidak Terdapat Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 2 saklar 2 cabang

Terdapat 10 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

57
 Rencana Elektrikal Basement 1

Terdapat 92 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 15 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 7 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Tidak Terdapat Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

58
Terdapat 6 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

Pada basement 1 terdapat juga beberapa ruang vital dalam menunjang elektrikal pada
bangunan tersebut :

Terdapat 1 ruang Genset

Terdapat 1 ruang untuk Trafo

Terdapat 1 ruang untuk Bahan bakar

Genset menyediakan daya listrik pada bangunan untuk:

– Penerangan secukupnya (yang diperlukan saja), atau penerangan keseluruhan.

– Keperluan pendingin (AC) – (cool room – laboratorium, ruang kontrol, dll).

– Alat bantu mekanis untuk pernafasan pada rumah sakit.

– Ventilasi ruangan (exhauster)

– Penerangan dan daya listrik pada kamar operasi di rumah sakit.

– Sistem alarm kebakaran

– Proses industri dimana listrik tidak boleh padam.

– Alat komunikasi

– Dll

• Genset dapat di rancang mengganti daya listrik (cover) dari PLN sebesar: 100 %, 80%,
75%, 60%, 50%, dan seterusnya dari seluruh kebutuhan daya listrik.

59
1. Konstruksi/ struktur ruang Genset

– Terpisah dari gedung utama

– Tahan kerusakan, tahan api

Tidak ditembus oleh pipa-pipa (selain pipa kebakaran)

Ruang penunjang ruang Genset

–Ruang bahan bakar (solar)


–Tangki bahan bakar
–Ruang battery/ accu
–Ruang trasformator (Trafo)
–Ruang panel listrik (main distribution panel(MDP), dll).
–Ruang operator/ ruang jaga.
–Gudang, dll
Macam panel listrik selanjutnya ialah mail distribution panel (MDP). MDP memiliki line
pembagi MCCB yang digunakan untuk menerima suplai listrik dari LVMDP dan
mensuplainya lagi menuju panel selanjutnya. Panel MDP (Mail Distribution Panel) berguna
untuk membagi daya pada gedung utama setelah panel LVMDP. Adapun beberapa spesifikasi
panel MDP yaitu diantaranya:
 Memiliki Daya sekitar 450 KVA.
 Memiliki Phase Frekuensi sekitar 50 Hz.
 Memiliki 3 buah Phase.
 Memiliki tegangan keluar sebesar 415 Volt.
 Memiliki tegangan masuk sebesar 415 Volt.
Macam panel listrik ini memang memiliki beberapa spesifikasi panel MDP yang cukup
penting dipersiapkan sebelum mengoperasikannya. Panel ini digunakan untuk membaca arus
dan tegangan listrik sehingga kontrol sistemnya tidak terlalu banyak. Adapun cara
mengoperasikan MDP yaitu sebagai berikut:

 Cek panel LVMDP apakah satuan dayanya sudah siap.


 Pastikan MDP dalam keadaan ON power. Jika lampu indikator menyala maka power
utamanya hidup. Siapkan power MDP dalam mendistribusikan daya menuju arah selanjutnya
sesuai kebutuhan.

60
 Rencana Elektrikal Podium Lt 1

Terdapat 28 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 75 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 2 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 5 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

61
 Rencana Elektrikal Podium Lt. 2

Terdapat 28 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 71 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 4 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

62
 Rencana Elektrikal Podium Lt.3-5

Terdapat 18 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 83 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 3 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

63
 Rencana Elektrikal Podium Lt. 6-9

Terdapat 12 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 68 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 2 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

64
 Rencana Elektrikal Tower Lantai 10-17

Terdapat 12 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 52 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 2 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

65
 Rencana Elektrikal Tower Lantai 17-25

Terdapat 12 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 36 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 5 titik lampu Tanam 18 watt

Terdapat 7 titik lampu tanam 6 watt

Terdapat 2 Saklar 3 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 2 cabang

Terdapat 4 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

66
 Rencana Elektrikal Denah Atap

Terdapat 6 titik lampu TL 36 watt

Terdapat 15 titik lampu Tanam 25 watt

Terdapat 1 titik lampu Tanam 18 watt

Tidak Terdapat titik lampu tanam 6 watt

Tidak Terdapat saklar 3 cabang pada ruang ini

Tidak Terdapat saklar 2 cabang pada ruang ini

Terdapat 3 saklar 1 cabang

Terdapat 1 MDP (Main Distribution Panel)

67
C. MEKANIKAL

 AC

Merupakan perangkat yang bekerja mendinginkan ruangan dengan menggunakan


prinsip fisika sederhana. Campuran CFC (Cluorofluorokarbon) dengan HCFC
(Hidrocloroflourokarbon), hasil campuran dari senyawa tersebut mampu menciptakan
konversi

Pada bangunan bangunan besar AC bekerja berbeda dengan AC rumahan biasa, yang
menggunakan system Chilled-Water System, yang mana seluruh AC diletakkan di satu
ruangan

Cara kerja AC bangunan tinggi adalah sebagai berikut.

Diffuser 6”

Chilled water tank Diffuser 6”

SHIFT AC
Diffuser 6” Return Grill 600 x 800

Diffuser 6”

Cooling tower
Diffuser 6”

Exhaust Fan 6”

Keterangan:

Diffuser 6 : alat yang berfunsi sebagai keluaran dari udara dingin


Return grill : pompa yang membantu udara dingin memompa ke
tempat jauh
Exhaust fan : perangkat yang berfungsi sebagai penukar udara
Cooling tower :wadah pendingin
Chilled water tank :wadah penampung air
Shaft AC :Ruangan khusus untuk AC

68
Pendinginan udara dimulai dari coling tower yang berada dilantai paling atas,menuju
ke AC melalui saluran pipa chiller. Uddara yang sudah dingin tersebut dialirkan ke
diffuser 6” melalui pipa AC apabila jangkauan dari udara terbut jauh maka dipasanglah
Return Grill untuk menarik udara dingin.

69
Saluran AC dan saluran pipa Chiller
dihungkan satu garis vertical per tiap ruangan .
letak ruangan AHU (Air Handling Unit) tiap
lantai diatur sejajar sumbu y yang artinya AHU
di lantai basement hingga lantai 25 tapat berada
diatas.

Hal ini dimakdukan supaya


pendistribusianudara dingin dari colling tower
sejajar dan gampang pengelolaannya.

70
Pada tiap tiap lantai bangunan memiliki jalur pendistribusian AC, yang mana tiap
lantainya cara kerjanya sama.

71
72
Pendingin atau cooling Tower disengaja diletakkan pada bagian atasa bangunan,
dimaksudkan supaya pemompaan udara dingin lebih gampang dilakukan. Sejajar dengan
chilled water tank.

Setiap udara dingin yang masuk ke shaft ac, maka akan terjadi evaporasi refrigerant yang
bercampurnya udara dingin dengan senyawa CFC dan HCFC. Hal ini membuat udara
dingin dari chilled tower di konversi lagi menjadi udara segar di shft AC lalu dilirkanlah
ke tiap tiap titik.

73
 LIFT

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang
atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari
tiga atau empat lantai.

Lift merupakan sistem transportasi bangunan tinggi yang sangat penting dan
memerlukan perencanaan yang baik dalam proses perancangan bangunan tinggi.

Dewasa ini, terdapat dua jenis lift yang umum digunakan, yaitu jenis dengan motor
penggerak (traction lift) dan jenis dengan dongkrak hidrolik (hydraulic lift).

Lift dengan motor penggerak memiliki dua opsi peletakan mesin. Yang pertama
adalah berada di atas ruang luncur. Yang kedua adalah berada di basemen (di samping ruang
luncur). Untuk sistem dongkrak hidrolik juga memiliki 2 opsi peletakan piston, yaitu piston
tertanam dan piston di atas tanah.

Kecepatan lift hidrolik antara 0,30 sampai 0,90 m/s dengan kapasitas angkut
maksimum 10 ton (dgn tuas tunggal) dan dapat mengangkut sampai dengan beban 50 ton
(dengan tuas ganda).

Kecepatan lift dengan penggerak motor di atas adalah antara 2,5 – 9 m/s. Lantai kereta
lift mempunyai perbedaan sekitar 6 mm dengan permukaan lantai bangunan.

74
Lift dengan motor penggerak di bawah hanya dapat digunakan untuk melayani paling
banyak delapan lantai dengan kecepatan sekitar 1 m/s.

Tata Letak Lift

Ruang luncur lift ditentukan dari jumlah dan konfigurasi tata letak lift dengan jumlah
maksimal empat lift dalam satu deretan.

Tata Letak Lift

Untuk bangunan yang tingginya lebih dari 25 lantai menggunakan konsep zona lift, di
mana tiap zona dilayani oleh sejumlah lift tertentu.

Pembagian zona ini bertujuan supaya jumlah lift yang dibutuhkan untuk sebuah
bangunan tinggi tidak terlalu banyak. Dan penggunaan lift pun lebih efektif di mana beberapa
lantai mempunyai sejumlah lift tertentu.

Pada umumnya sebuah lift hanya melayani 12-15 lantai, agar tidak melampaui batas
tunggu dan jumlah waktu perjalanan yang diisyaratkan.

75
Lift dengan 2 zona

Kebutuhan Ruang Lift

a. Ruang Luncur Lift (Lift Shaft)

Secara umu kebutuhan luas ruang lift adalah :

 Luas ruang luncur, antara 0,30 – 0,36 m2/orang


 Luas kereta lift (car lift), antara 0,18 - 0,22 m2/orang

76
b. Ruang Lobby Lift

c. Dimensi Ruang Mesin Lift/Pit


Dimensi ruang perlu disediakan untuk motor penggerak traksi yang ditempatkan tepat
di atas ruang luncur lift, dan pit perlu disediakan di dasar ruang luncur untuk menahan
mendaratnya lift di lantai dasar.

Pada Gedung ini terdapat 2 jenis lift, yaitu lift barang, dan lift orang (lift penumpang).
Sistem lift adalah lift dengan motor penggerak (traction lift), di mana mesin penggerak
terletak di atas jalur lift.

Letak

Lift pada Gedung Medan Office Center terletak pada core bangunannya. Pada
bangunan ini area core memang diperuntukkan sebagai area utilitas bangunan. Di core
bangunan juga terdapat shaf sampah, panel listrik, ruang control, ruang AHU, dan tangga
darurat.

77
Zona Lift

Pada Gedung ini terdapat 2 zona lift penumpang, yaitu zona 1 dan zona 2. Lift pada
zona 1 melayani lantai basement 2 sampai lantai 17. Sementara zona lift 2 melayani lantai 17
sampai lantai 25 (rooftop).

Gedung ini sendiri berjumlah 25 lantai, hal ini adalah alas an mengapa Gedung ini
menggunakan konsep zona lift. Hal ini bertujuan agar lift tidak melampaui batas tunggu dan
jumlah waktu perjalanan yang diisyaratkan.

Zona 1

Zona 2

78
Dimensi Lift

Berikut adalah dimensi lift pada Gedung Medan Office Center

 Ukuran shaft lift penumpang : 2,70 m x 2,30 m


 Lebar lobby lift penumpang : 2,82 m
 Ukuran cabin lift penumpang : 2,10 m x 1,85 m
 Ukuran shaft lift barang : 2,98 m x 2,60 m
 Lebar lobby lift barang : 3,00 m
 Ukuran cabin lift barang : 2,20 m x 2,15 m

Jalur Lift

Jalur lift dapat dilihat dari gambar Potongan A-A.

Lift zona 1 melayani basement 2 sampai dengan lantai 17.

Kemudia lift zona 2 melayani lantai 17 sampai dengan lantai

25 (rooftop).

Pada bagian atas lift diberi ruang untuk tempat mesin

Penggerak lift.

Pada dasar lift juga diberi ruang kosong sebagai

tempat pit lift untuk keamanan. Bilamana lift bergerak sampai

ke dasar, maka akan diterima oleh pit lift sehingga lebih aman.

79
Mesin penggerak

Pit Lift.

Di basement 2

80
 SPRINKLER

Sprinkler merupakan sebuah instalasi pemadam kebakaran yang terpasang secara


permanen di dalam gedung atau bangunan yang dapat berfungsi untuk memadamkan
kebakaran secara otomatis dengan menyemburkan air di lokasi mula terjadinya kebakaran.

Beberapa prinsip kerja fire sprinkler saat terjadi kebakaran pada sebuah gedung :

• Fire Sprinkler akan bekerja ketika mendapatkan suhu dari panas api sekitar 68°C yang
akan terbuka dan air akan keluar pada kepala sprinkler.

• Clapper pada alarm valve akan terbuka dan menyebabkan seat pada alarm check valve
terbuka, kemudian air akan mengalir ke pipa alarm trim dan mengaktivasi alarm.

• Aliran air akan berhenti mengalir ke pressure switch, alarm gong dan juga ke fire
sprinkler.

Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya
kebakaran, yaitu :

1. Sistem bahaya kebakaran ringan

81
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum
yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara lain seperti bangunan
perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain.

2. Sistem bahaya kebakaran sedang

Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum


yang diperkirakan : 72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah
: industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keremik,
pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-lain.

3. Sistem bahaya kebakaran berat

Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5 mm/menit,
dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2, sedangkan bahaya pada
gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 – 30 mm/menit. Daerah kerja
maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2 dengan kepadatan pancaran yang direncanakan
untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang
disimpan, adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti :
pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain.

JENIS-JENIS SPRINKLER

1. Antifreeze Sprinkler System (a wet system)

Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pemipaan
yang mempunyai penyelesaian untuk mencegah pembekuan (antifreeze) dan terhubung
dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan dibuangnya
bersamaan dengan air saat sistem sprinkler bekerja setelah ada panas dari suatu kebakaran.

82
2. Circulating Closed – Loop Sprinkler System

Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai anti proteksi kebakaran yang sudah
terhubung ke sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (Close loop
piping arrangement) dengan tujuan untuk meningkatkan pemipaan sprinkler ke air yang ada
untuk pemanasan dan pendinginan dimana air terjebak atau tidak bisa dipindahkan atau
digunakan dari sistem tapi hanya disirkulasi melewati sistem pemipaan.

3. Combined Dry Pipe – Preaction Sprinkler System

Sistem sprinkler pipa basah yang dikendali dengan sistem sprinkler otomatis yang sudah
terhubung ke sistem pemipaan yang mempunyai udara di bawah tekanan dengan tambahan
sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan sistem sprinkler. Cara kerja dari
sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa kering terbuka secara tiba-
tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem, yang juga bisa terjadi dengan cara
memasang atau membuka katup udara buang di ujung dari umpan utama yang mana biasanya
pembukaan dari kepala sprinkler. Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire
alarms.

4. Deluge Sprinkler System

Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler sistem terbuka yang sudah terhubung
pemipaan dengan suplai air lewat katup yang dibuka oleh sistem deteksi yang terpasang pada
daerah yang sama dengan dengan sprinkler, ketika katup terbuka, air mengalir ke dalam
sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran.

5. Dry Pipe Sprinkler System

Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler otomatis yang sudah terhubung dengan

83
sistem pemipaan yang terdiri dari udara atau gas nitrogen dibawah tekanan, sprinkler akan
terbuka jika tekanan air ke katup terbuka yang diketahui melalui katup pipa kering lalu air
mengalir ke dalam sistem pemipaan dan keluar dari sprinkler yang terbuka.

6. Gridded Sprinkler System

Suatu sistem sprinkler yang mana mempunyai persilangan di pipa utama yang terhubung
ke banyak pipa cabang. Cara kerja sistem sprinkler akan menerima air dari kedua ujung pipa
cabang pada saat cabang lain membantu memindahkan air antara persilangan utama.

7. Looped Sprinkler System

Suatu sistem sprinkler yang mana percabangan utama yang banyak secara bersama-sama
untuk ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler yang bekerja
dan pipa cabang yang tidak terhubung bersama.

8. Preaction Sprinkler System

Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang
terdiri dari udara yang bertekanan dan tidak bertekanan dengan tambahan sistem deteksi yang
terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler.

9. Wet Pipe Sprinkler System

Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang
terdiri dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin dari
sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran.

• KOMPONEN SPRINKLER

84
1. PIPA PADA SPRINKLE

perhitungan harus dimulai dari pipa cabang yang terdekat pada katup kendali. Jika pipa
cabang atau kepala springkler tunggal disambung pada pipa pembagi dengan pipa tegak, maka
pipa tegak dianggap sebagai pipa pembagi. Titik desain adalah tempat dimana dimulai
perhitungan pipa pembagi dan pipa cabang. Dalam perhitungan ukuran pipa pada sistem
springkler, ukuran pipa hanya boleh mengecil sejalan dengan arah pengaliran air.

2. KEPALA SPRINKLER

Sifat-sifat aliran kepala springkler harus berupa penggunaan sebagai kepala springkler
pancaran atas, atau penggunaan sebagai kepala springkler pancaran bawah, atau penggunaan
sebagai kepala springkler dinding, bentuk-bentuk kepala springkler dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

3. SISTEM PENYEDIAAN AIR

Setiap sistem springkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu


jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup
serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik
bangunan atau diwakilkan penuh. Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau
bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya springkler, sambungan pada sistem jaringan
kota dapat diterima apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi serta tangki yang diletakkan
pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem
penyediaan air.

PERSYARATAN INSTALASI

Seluruh pemipaan sistem springkler harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
dikeringkan, sejauh memungkinkan seluruh pemipaan harus diatur untuk dapat dikeringkan

85
melalui katup pengering yang berukuran sekurang-kurangnya 50 mm untuk hunian bangunan
perkantoran dan semua katup yang disambungkan pada penyediaan air dan pipa penyediaan
sistem springkler harus dari jenis katup penunjuk yang menunjukkan keadaan katup terbuka
atau tertutup yang dibenarkan. Jarak maksimum antara gantungan tidak boleh lebih dari 3,5
mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 mm untuk pipa
berukuran 40 mm dan yang lebih besar (mengacu pada SNI 03-3989-2000), untuk pipa tegak
harus ditahan dengan pengikat langsung pada pipa tegaknya atau dengan gantungan yang
ditempatkan pada offset datar yang dekat pada pipa tegak, penahan pipa tegak harus
disediakan pada setiap lantai dan pemasangan klem penahan pipa pada bagian bangunan harus
kuat menahan pipa.

• Perencanaan splinker sebagai berikut:

S = Perencanaan penempatan kepala sprinkler pada pipa cabang.


D = jarak antara deretan kepala sprinkler.

Nilai S dan D :

1. Untuk bahaya kebakaran ringan, maksimum4,6 m


2. Untuk bahaya kebakaran sedang, maksimum4,0 m
3. Untuk bahaya kebakaran berat, maksimum 3,7 m

Perencanaan sprinkler :

1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler di letakkan pada atap ruangan.
2. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna Jingga pada suhu 53C.
3. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas(Q) = 80 liter/ menit.
4. Kepadatan pancaran = 2,25 mm/ menit.
5. Jarak maksimum antar titik sprinkler 4,6 meter.
6. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.
7. Daerah yg dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan tangga yang

86
diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran.
8. Sprinkler overlap ¼ bagian

• Contoh perhitungan sprinkler :

1. luas lantai yang direncanakan adalah 555


m2(luas total) –41 m2(luas toilet)= 514 m2
2. Satu buah sprinkler mampu mencakup area
sebesar 4,6 m x 4,6 m
3. Direncanakan antara satu sprinkler dengan
sprinkler yang lain terjadi overlapping sebesar ¼
area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak
terkena pancaran air.

Maka area jangkauan sprinkler dapat dihitung sebagai


berikut :
X = 4,6 m –(1/4 x 4,6 m)
= 4,6 m –1,15 m
= 3,45 m
Maka, L = 3,45 m x 3,45 m
= 11,9 m2
Jadi Jumlah Sprinkler yang dibutuhkan :
= 514 m2 /11,9 m2
= 37,64 atau 38 buah Sprinkler

• dan sebagai tambahan untuk Volume kebutuhan air sprinkler per gedung :
V=QxT
Dimana, V = Volume kebutuhan air (m3)
Q = Kapasitas air (dm3/menit)
Q = Q tiap sprinkler x Jumlah sprinkler yang pecah
= 80 dm3/menitx 12 sprinkler (1 zonaaktif)
= 960 dm3/menit
T = Waktu operasi sistem= 30 menit
V(kebutuhan air) = Q x T x 2 gedung

87
= 960 dm3/menitx 30 menitx 2 gedung
= 57600 dm3
= 57,6 m3

88
 JARINGAN TELEPON

Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan


pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi
dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan
pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

Telepon pada bangunan Hi-Rise tentu bukan telepon tunggal yang hanya 1 buah saja,
melainkan mamiliki banyak telepon. Dan seluruhnya terhubung dengan MDF,PABX,dan
CTBT.

Seluruh telepon terhubung pada 1 ruang CTBT sebagai server sementara telepon dan
kemudian tersambung ke MDF,lalu di PABX dan langsung ke Kabel Telkom.

89
 MDF (Main Distribution Frame)

MDF adalah sebuah tempat terminasi kabel yang menghubungkan kabel saluran
pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang menuju ke terminal pelanggan.
Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan, maka pada MDF-nya akan terdapat
1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot MDF-nya, dimana setiap pasang
kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan. Dan 1000 pasang kabel yeng
terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan 1000 pasang kable lain yang
berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat terminal pelanggan. Jadi bila
seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti dengan nomor lain, maka proses
perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah koneksi saluran
pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada satu gedung yang sama dengan
sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).

90
 PABX (Private Automatic Branch Exchange)

PABX adalah sistem hubungan telepon yang pengoperasiannya tanpa melalui


operator. Dengan adanya sistem ini, penelepon dapat melakukan panggilan telepon langsung
terhadap nomor telepon yang dituju yaitu dengan cara menekan nomor khusus untuk
memperoleh saluran keluar, kemudian menekan nomor telepon yang dituju.
Dengan adanya pesawat ini maka memungkinkan kita dapat berkomunikasi langsung
tanpa perlu harus menggunakan operator. Penelpon dapat berhungan langsung keluar dengan
cara memutar nomor khusus untuk memperoleh saluran keluar. kemudian penelpon baru
dapat memutar nomor telepon yang diinginkan. Penggunaan sistem telepon PABX ini sangat
berperan penting dalam menekan biaya operasional perusahaan. Pasalnya, penggunaan
antarnomor ekstensi tidak dikenakan biaya. Anda pun bisa lebih mudah jika ingin
membicarakan urusan pekerjaan.

Sistem telepon PABX juga memungkinkan Anda mengatur rekaman penerima pesan.
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan suara operator telepon yang meminta Anda memilih
menggunakan bahasa Inggris atau Indonesia, lalu mengarahkan Anda untuk menekan nomor
ekstensi atau bantuan resepsionis. Semakin canggih lagi karena sistem telepon PABX modern
pun bisa mengetahui detail penggunaan panggilan telepon setiap ekstensi jika diperlukan.

91
Pada Basement terdapat MDF dan PABX sebagai server utama telepon pada bangunan
tsb, sedangkan pada Lantai 1-25 pada tower di sambungkan ke dalam sebuah CTBT yang
terdapat pada ruangan Khusus yang berfungsi sebagai server sementara/ yang
menghubungkan semua telepon pada lantai tersebut.

Setiap ruang CTBT terletak pada tempat yang sama di setiap lantai, jadi terhubung
antar lantai yang kemudian di hubungkan kembali menuju MDF dan PABX.

92

Anda mungkin juga menyukai