Anda di halaman 1dari 6

TREMATODA USUS

1. Fasciolopsis Buski

Fasciolopsis buski adalah salah satu trematoda usus yang bersifat hermaprodit yang dapat menimbulkan
penyakit fasciolopsiasis. Hospes definitif parasit ini adalah manusia, babi, kadang-kadang anjing, hospes
intermedier 1 nya keong air, sedangkan hospes intermedier 2 nya adalah tumbuhan air.

Hospes

Manusia, babi, anjing dan kelinci

Siklus hidup

Telur menetas di air → keluar mirasidium → dimakan hospes perantara 1 (keong air dari genus
Segmentina, Hippeutis, Cyarulus) → dalam tubuh keong berkembang menjadi sporokista → redia →
serkaria dan keluar dari tubuh keong → hidup bebas di air → menempel di hospes perantara 2
(tumbuhan air seperti enceng gondok, teratai) dan berkembang biak menjadi metaserkaria dalam waktu
3 – 4 minggu → manusia terinfeksi jika makan tumbuhan air yang mengandung metaserkaria dalam kista
→ ekskistasi dalam duodenum → melekatkan diri pada mukosa usus halus dan berkembang menjadi
dewasa dalam waktu ± 1 bulan.

Gejala

-Peradangan akibat perlekatan cacing pada mukosa usus

-Ulserasi yang agak dalam pada luka

-Abses dengan sakit di daerah epigastrium


-Mual

-Diare ringan sampai berat

-Pada infeksi yang berat dapat terjadi oedem dan ascites

-Anemia ringan dengan lekositosis dan eosinofilia sampai 35%

Analisa Lab

Identifikasi Molekuler dengan PCR Sampel serkaria yang didapatkan dilakukan uji PCR dengan
menggunakan 3 macam primer. Primer pertama (3S-A28) digunakan sebagai kontrol kehadiran DNA
parasit trematoda pada setiap sampel. 16 Primer kedua dan ketiga merupakan primer spesifik F. buski
(3S-FbMRl) dan F. gigantica (3S-FgMRl), primer tersebut didesain dengan mengganti reverse primer dari
primer 3S-A28 dengan reverse primer spesifik masing-masing spesies. Reverse primer tersebut didesain
untuk daerah spesifik sekuens ITS2 dari setiap spesies. 16 Uji PCR sampel dengan primer 3S-A28
menunjukkan hasil positif pada sampel nomor 1,3, 5, 7, 8, 11,12, 14,15, 17 dan 18. Hasil positif ini
menandakan bahwa pada sampel terdapat DNA yang menegaskan sampel merupakan trematoda.
Diketahui sampel tersebut merupakan sampel Echinostome cercariae (serkaria ekor tunggal) dan
Forcocercous cercariae (serkaria ekor bercabang) yang berasal dari keong Lymnaea dan lndoplanorbis,
sehingga dapat dipastikan semua serkaria tersebut berasal dari kelas trematoda, sementara keong
Lymnaea dan lndoplanorbis merupakan hospes perantaranya. Uji PCR sampel dengan primer spesifik F.
buski menunjukkan hasil positif pada sampel nomor 1, 3, 5, 11, 12, 15 dan 17 dengan ukuran panjang
DNA sekitar 300 bp. Sampel tersebut merupakan sampel Echinostome cercariae dari keong Lymnaea dan
lndoplanorbis (kecuali sampel nomor 11 yang terdapat mix antara Echinostome cercariae dan
Forcocercous cercariae dalam 1 keong Lymnaea). Echinostome cercariae merupakan serkaria dari ordo
Echinostomida, demikian juga dalam taksonomi cacing F. buski termasuk dalam ordo Echinostomida 25
sehingga diduga kuat dan dibuktikan dengan hasil uji PCR bahwa serkaria tersebut merupakan bentuk
serkaria dari cacing F. buski. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan serkaria F. buski merupakan
Echinostome cercariae dengan hospes perantaranya adalah keong Lymnaea dan lndoplanorbis. Uji PCR
sampel dengan primer spesifik F. gigantica sebagai primer alternatif ternyata mendapatkan hasil positif
pada sampel dengan nomor 1, 12, 15, 17 dan 18 (ukuran panjang DNA sekitar 600 bp), sementara
sampel nomor 1, 12, 15 dan 17 juga menunjukkan hasil positif dengan primer spesifik F. buski. Hal
tersebut dapat terjadi karena kemungkinan: 1) adanya keong yang sebenarnya mengandung beberapa
jenis serkaria namun dalam pemeriksaan mikroskopis hanya satu jenis serkaria yang teramati oleh
pemeriksa, sementara jenis serkaria lainnya tidak.

Pengobatan & Pencegahan

Pencegahan fasciolopsiasis dapat dilakukan dengan cara memasak tumbuhan air sebelum dimakan, serta
jangan buang air besar sembarangan terutama di lokasi perairan yang ditumbuhi tumbuhan air.
Fasciolopsiasis dapat diobati dengan Praziquantel secara oral.

2. Echinostoma ilocanum
Echinostoma ilocanum adalah salah satu trematoda usus
yang bersifat hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit
echinotomiasis.

Hospes

Hospes definitif : tikus, burung, dan manusia

Hospes intermedier 1 :keong air

Hospes intermedier 2 : tumbuhan air dan ikan.

Siklus Hidup Echinostoma ilocanum

Telur keluar bersama tinja → berkembang di air → telur


menetas menjadi mirasidium dalam waktu ± 10 hari →
masuk ke hospes perantara 1 (keong air) → berkembang
menjadi sporokista → redia 1 → redia 2 → serkaria → keluar dari hospes perantara 1 masuk ke hospes
perantara 2 (tumbuhan air, ikan) → hospes definitif dapat terinfeksi jika memakan hospes perantara 2.

Gejala Klinis Echinostomiasis

- Lingkaran duri-duri di sekitar oral sucker dapat menimbulkan iritasi dan kerusakan ringan pada mukosa
usus

- Infeksi yang hebat dapat menimbulkan peradangan catarrhal, bahkan membentuk ulkus pada mukosa
usus
- Gejala usus tak nyata, berupa diare dan sakit perut.

Analisa Lab

Penelitian dikerjakan dengan metode deskriptif observasi menggunakan 100 sampel sekum dan rektum
itik Jawa. Pertama pengambilan sampel kemudian pemeriksaan dibawa ke laboratorium helmithologi
veteriner universitas Airlangga. Sampel yang positif organya disimpan dalam pot dengan pemberian
formalin 10 % untuk pembuatan preparat histopatologi dan diperiksa dibawah mikroskop pembesaran
100-400x untuk melihat perubahan yang terjadi.

Analisis data dengan program SPSS 11.5 menggunakan metode korelasi Spearman dan regresi
sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekum itik Jawa yang terinfeksi Echinostoma sp mengalami
degenerasi sel, nekrosis dan adanya hemorrhagi serta jumlah cacing mempengaruhi tingkat kerusakan
sekum.

Pencegahan & pengobatan

Pencegahan echinostomiasis dapat dilakukan dengan cara memasak tumbuhan air sebelum dimakan,
serta jangan buang air besar sembarangan terutama di lokasi perairan yang ditumbuhi tumbuhan air.
echinostomiasis dapat diobati dengan Praziquantel yang di berikan secara oral.

3. Heterophyes heterophyes

Heterophyes heterophyes (penyebab penyakit


heterofiasis) ditemukan bahwa siput yang paling
terinfeksi ditemukan di Delta Nil dibandingkan dengan pantai laut Merah dan perairan pedalaman Delta.
Penularan Heterophyes heterophyes dari, di Afrika Utara di laguna yang terhubung ke laut. Agar
penularan terjadi dari siput ke ikan.

Hospes
Pirenella conica, keong ke ikan yang hidup, manusia, burung, kucing, anjing, rubah, serigala, pelikan.

Siklus Hidup

Cacing dewasa hidup bersembunyi di antara vili usus


kecil inang. Hanya perlu sekitar 4 hingga 6 jam bagi H. heterophyes untuk mencapai usus kecil di inang
definitif dan bahkan lebih cepat di inang yang tidak disukainya. Telur-telur yang diletakkan mengandung
miracidium tetapi tidak menetas sampai mereka tertelan oleh siput Cerithideopsilla conicadi. Di dalam
usus siput, miracidium menjadi sporokista yang kemudian mulai menghasilkan rediae. Rediae
menghasilkan serkaria yang kemudian keluar dari siput, berenang ke permukaan air, dan perlahan-lahan
jatuh kembali. Dalam perjalanan mereka ke bawah, mereka menghubungi seekor ikan dan menembus ke
dalam epitel ikan. Di sini, serkaria encyst dalam jaringan otot. Inang perantara kedua meliputi ikan air
tawar: Mugil cephalus, Tilapia nilotica, Aphanius fasciatus, dan Acanthogobius sp. Inang definitif, seperti
manusia atau burung, memakan daging ikan yang kurang matang atau mentah dan menelan parasit.
Inang definitif alami adalah kucing, anjing, rubah, serigala, pelikan, dan manusia.

Gejala Klinis

Setiap cacing menyebabkan reaksi peradangan ringan di lokasi kontak dengan usus. Pada infeksi berat
yang biasa menyebabkan kerusakan pada mukosa dan menghasilkan sakit usus dan diare mukosa.
Kadang-kadang telur bisa masuk ke sistem pembuluh darah dan getah bening melalui mukosa masuk ke
situs ektopik dalam tubuh. Jantung dapat dipengaruhi oleh reaksi jaringan pada katup dan miokardium
yang menyebabkan gagal jantung. Telur juga bisa masuk ke otak atau sumsum tulang belakang dan
menyebabkan gangguan neurologis dan terkadang fatal. Deposit antigen dan kompleks imun yang
ditinggalkan oleh H. heterophyes di otak dan ginjal tikus membuktikan bahwa ada perubahan pada
jaringan yang terinfeksi ini.

Analisis Lab

Spesimen Heterophyes diperiksa dengan mikroskop untuk telur setelah prosedur sentrifugasi
menggunakan Metode Konsentrasi Formalin / Etil-Asetat. Metode konsentrasi memungkinkan untuk
mendeteksi sejumlah kecil organisme.

Pencegahan & pengobatan


Praziquantel, turunan kuinolon. Efek praziquantel pada H. heterophyes menyebabkan lesi dalam pada
tegumen mereka, dan ketika terpapar praziquantel selama periode waktu yang lebih lama mengarah
pada lesi yang lebih dalam.

Anda mungkin juga menyukai