Anda di halaman 1dari 2

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

Prinsip-prinsip yang selayaknya diperhatikan oleh pemerintah dalam memungut pajak,


pembentukan suatu sistem perpajakan yang baik mendapat perhatian para sarjana pemikir, antara lain
Adam Smith (pada pembukaan abad XVIII), Keynes, E.R.A Seligman, dan Fritz Neumark (pembukaan
abad XX). Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip keadilan, kepastian hukum, convenience dan
efisiensieconomic.

Pada abad ke-18 , Adam Smith(1723-1790), seorang penulis dan filsuf yang dianggap sebagai
bapak aliran ekonomi klasik, dalam bukunya yang terkenal adalah An Inquiry in to the Nature and Causes
of the Wealth of Nation(kemakmuran bangsa-bangsa) yang ditulis pada tahun 1776 memberikan pedoman
bagi peraturan perpajakan, di mana pemungut pajak dalam memungut pajaknya harus membuat peraturan
dan mengikuti peraturan tersebut yang memenuhi rasa keadilan, yaitu dengan memenuhi prinsi Centainty,
Equality, Convenience dan Ekonomic (Efisiensi). Keempat prinsip tersebut disebut sebagai “The four
Canons of Adam Smith”.

1. Prinsip Keadilan dan Pemerataan (Equality)

Menurut Adam Smith Equalitymengandung arti bahwa keadaan yang sama atau orang
yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama.Equality atau kesamaan dalam
system perpajakan lazimnya disebut dalam keadaan yang sama akan diperlakukan sama dan dikenakan
paja yang sama besar. Tekanan pajak diantara subyek masing-masing pajak hendaknya dilakukan
seimbang dengan kemampuan yang seimbang dengan penghasilan yang dinikmati di bawah perlindungan
Negara. Sistem perpajakan yang adil adalah adanya pelakuan yang sama terhadap orang atau badan yang
berada dalam situasi level ekonomi yang sama,

2. Prinsip Kepastian Hukum (Certainty)

Dalam prinsip pemungutan pajak yang dikemukakan oleh Adam Smith, kaidah Certainty
dimaksudkan supaya pajak yang harus dibayar seseorang harus terang dan pasti tidak dapat dimulur-
mulur atau ditawar-tawar (not Arbitry).

Kepastian hukum adalah tujuan setiap undang-undang. Dalam membuat undang-undang dan
peraturan-peraturan yang mengikat umum. Harus diusahakan supaya ketentuan yang dimuat dalam
undang-undang adalah jelas,tegas dan tidak mengandung arti ganda atau memberikan peluang untuk
ditafsirkan lain.

3. Prinsip Convience
Adam Smith, mengungkapkan kaidah convience dimaksudkan supaya dalam memungut
pajak, pemerintah hendaknya memperhatikan saat-saat yang paling baik bagi si pembayar pajak.

Saat paling tepat diwujudkan dengan pemotongan atau pemungutan pajak pada sumbernya, artinya
setiap Wajib Pajak yang menerima penghasilan, maka pada saat itulah pemerintah melalui pemotong
pajak memotong pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak penerima penghasilan.

4. Prinsip Efisiensi Economic.

Adam Smith mengungkapkan kaidah efficiency dimaksudkan supaya pemungutan pajak


hendaknya dilaksanakan dengan sehemat-hematnya, jangan sampai biaya-biaya memungut justru menjadi
lebih tinggi daripada pajak yang dipungut.

Anda mungkin juga menyukai