Anda di halaman 1dari 2

Inisiasi 3 IPEM4429

Pelayanan Umum, Hak Dasar, Pemerataan dan Keadilan Sosial

Hak-Hak dasar ialah seperangkat hak yang melekat pada setiap orang sejak ia dilahirkan. Rumusan
hak-hak dasar tidak sama antara Negara satu dengan Negara lainnya, disebabkan adanya perbedaan
pengalaman, situasi dan kondisi dari Negara dan rakyat yang bersangkutan.
Di Indonesia, hak-hak dasar ini telah dituangkan secara filosofis pada Pancasila sebagai dasar dan
falsafah bangsa Indonesia,yang tercakup dalam sila II kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila V
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya manifestasi dari hak-hak dasar warga
Negara tersebut tertuang dalam UUD dan batang tubuh.

Dalam pasal 28 UUD 1945 merupakan hak yang sangat penting artinya bagi kehidupan sehari-hari,
karena mencakup empat macam hak kebebasan yaitu:
1. Kebebasan berserikat
2. Kebebasan berkumpul
3. kebebasan mengeluarkan pendapat secara lisan
4. Kebebasan mengeluarkan pendapat secara tertulis.

Penggunaan hak dasar oleh tiap warga negara ini, tidak bebas sama sekali tanpa kendali, melainkan
senantiasa dalam batas-batas yang disepakati secara umum dan ditetapkan oleh Negara. Batas
tersebut adalah: falsafah, norma sosial, etika dan budaya yang dianut oleh rakyat dan Negara yang
bersangkutan. Hak asasi manusia atau hak yang dimiliki setiap diri seseorang, telah dirumuskan oleh
PBB dan diumumkan pada tanggal 10 Desember 1948, terdiri atas 30 pasal, namun Di Indonesia
sendiri, pokok-pokok pikiran tentang hak asasi manusia ini sudah tercantum dalam UUD RI 1945.

Kegiatan pelayanan umum, menyangkut pemenuhan suatu hak. Karena itu, ia menjadi hak ikutan
yang juga melekat pada setiap individu. Artinya, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan yang
wajar, di samping ia harus pula melaksanakan kewajibannya sebab kita pahami Hak dan kewajiban
merupakan suatu kesatuan yang berlainan sisi seperti mata uang. Hak pelayanan umum berarti
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pemenuhan, kemudahan, percepatan layanan
secara adil.

Hak atas layanan ini sifatnya universal, berlaku terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak itu
dan oleh organisasi penyelenggara layanan . Pada dasarnya pelayanan yang didambakan masyarakat
adakah :
1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dan
tanpa hambatan
2. Memperoleh layanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran, atau kata-kata yang intinya
mengharapkan imbalan atas pelayanan yang diberikan
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama,
tertib dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya jika ada hambatan karena sesuatu masalah
yang tidak dapat dielakkan hendaknya diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu-
nunggu sesuatu yang tidak pasti.

Jika keempat hal di atas terwujud, masyarakat akan puas, dan akan memberi dampak sebagai
berikut:
1. Masyarakat akan menghargai kepada korps pegawai yang bertugas di bidang pelayanan
umum
2. Masyarakat terdorong memenuhi aturan dengan penuh kesadaran tanpa prasangka buruk,
sehingga lambat laun dapat terbentuk sistem pengendalian diri yang akan sangat efektif
dalam ketertiban berpemerintahan dan bernegara.
3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di bidang pelayanan umum,
meskipun di lain pihak ada yang merasa ruang geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi
mempermainkan mereka
4. Kelambatan-kelambatan yang bisa ditemui dapat dihindarkan dan ditiadakan. Sebaliknya
akan dapat ditimbulkan percepatan kegiatan masyarakat di semua bidang kegiatan baik
ekonomi, sosial maupun budaya
5. Karena adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, gairah usaha dan inisiatif masyarakat
akan meningkat yang akan meningkatkan pula usaha pengembangan ipoleksosbud
masyarakat ke arah tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Berkaitan dengan hak warga Negara untuk mendapatkan pelayanan yang wajar, maka pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah haruslah secara merata artinya menguntungkan semua golongan
dan dilandasi oleh keadilan sosial. Namun di Negara berkembang termasuk Indonesia ,
kesejahteraan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan mereka mendapat akses dan
kemampuan untuk dapat memperoleh pelayanan publik, namun karena permintaan akan pelayanan
jauh lebih melebihi kemampuan pemerintah untuk memenuhinya, maka timbullah situasi
“kekurangan” sehingga diperlukan penjatahan. Akhirnya yang mempunyai kekuatan ekonomi dan
politik akan cenderung untuk dilayani lebih dahulu. Di samping itu setiap anggota masyarakat
mempunyai pengetahuan dan akses yang tidak sama terhadap pelayanan yang terbatas tersebut.

Akses terhadap pelayanan publik ini dapat dipahami dalam konteks yang lebih holistik dan
mencakup tiga dimensi yakni :
1. Dimensi kognitif
2. Dimensi perilaku
3. Dimensi birokratif-administratif

Sumber: Modul 3 BMP IPEM4429

Selamat Belajar , Semoga sukses..

Anda mungkin juga menyukai