Aromatik Alifatik T18
Aromatik Alifatik T18
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi syarat mengikuti perkuliahan di institute sains dan teknologi
Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam penulisan makalah tersebut.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam
menyusun makalah ini, karena ilmu pengetahuan yang penulis dapat belum maksimal.
Demikian akhir kata bukan pujian yang penulis harapkan, melainkan kritik dan saran
yang penulis harapkan guna memperbaiki makalah ini, akhirnya, penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing serta seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini. Penulis mengharapkan mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dalam kimia organik. Untuk pertama kalinya benzena diisolasi pada tahun 1825 oleh
Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London.
Sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain adalah
petroleum. Senyawa yang mengandung cincin benzena dan cincin heterosiklik aromatik
B. TUJUAN
Di samping untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Tiah Rachmatiah,
M.Si dan Ibu Dra. Herdini, M.Si selaku dosen mata kuliah Kimia Organik sebagai syarat
memperoleh nilai tugas semester, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar penyusun
dan pembaca dapat menambah wawasan dan memiliki pemahaman yang baik terhadap
senyawa aromatik-alifatik.
C. OBYEK GARAPAN
Obyek yang menjadi garapan dari makalah ini, meliputi senyawa alifatik dan
aromatik; struktur benzena; rumus molekul, jumlah isomer, dan struktur Kekule;
stabilitas cincin benzena dan reaksi benzena; resonansi struktur benzena; Representasi
Sumber : Organic Chemistry oleh Morrison and Boyd (chapter 10, halaman 318)
Meliputi :
3. Rumus molekul, jumlah isomer, dan struktur Kekule (Sub BAB 10.3, halaman 319-321)
4. Stabilitas cincin benzena dan reaksi benzena (Sub BAB 10.4, halaman 321-323)
Para ahli kimia menggolongkan senyawa organik menjadi dua bagian yaitu
senyawa alifatik dan senyawa aromatik. Senyawa alifatik merupakan senyawa dengan
rantai terbuka maupun senyawa siklik yang sifatnya menyerupai senyawa rantai terbuka.
Hingga saat ini diketahui bahwa alkana, alkena, alkina, dan analog sikliknya termasuk
Senyawa aromatik yaitu benzena dan senyawa lainnya yang memiliki sifat kimia
seperti benzena. Sifat aromatik merupakan sifat dari benzena yang membedakannya dari
struktur yang nampak berbeda sekali dari struktur benzena. Sebenarnya bagaimanapun
Hidrokarbon alifatik, seperti yang kita ketahui sebagian besar dapat mengalami
adisi, substitusi radikal bebas. Adisi terjadi pada ikatan rangkap dan substitusi radikal
bebas terjadi pada titik lainnya sepanjang rantai alifatik. Perbedaannya, kita dapat
untuk mengalami sustitusi ionik. Kita dapat menemukan perbedaan ini dalam kelompok
senyawa seperti asam amino, aldehida, dan lain-lain. Peranan hidrokarbon dalam
molekul yang mengalami reaksi digolongkan menjadi alifatik atau aromatik hidrokarbon.
B. STRUKTUR BENZENA
Benzena telah diketahui sejak tahun1825, sifat kimia dan fisikanya lebih baik
daripada senyawa organik lainnya. Walaupun begitu, struktur yang tidak memuaskan dari
benzena berlanjut hingga sekitar tahun1931, dan hal ini terjadi 10 – 15 tahun sebelum
dikarenakan batasan dari teori molekul yang sejauh ini berkembang. Semenjak
mengenai senyawa aromatik dan dalam penyampaian ilmu pengetahuan mengenai teori
struktur, kita dapat menguji dengan rinci beberapa fakta bagaimana struktur benzena ini
terbentuk.
dalam tahun 1825, diperlukan 40 tahun Kekulé mengusulkan struktur heksagonal untuk
benzena. Struktur yang mula-mula diusulkan tidak mengandung ikatan rangkap (karena
benzena tidak bereaksi dengan karakteristik alkena). Agar taat asa terhadap tetravalensi
karbon, Kekulé mengusulkan pada tahun 1872 bahwa benzene mengadung tiga ikatan
tunggal dan tiga ikatan rangkap yang berselang-seling. Untuk menerangkan adanya
hanya tiga (tiga lima) benzena terdisubstitusi, Kekulé menyarankan bahwa cincin
benzena berada dalam kesetimbangan yang cepat dengan struktur dimana ikatan rangkap
berada dalam posisi alternatifnya. Gagasan ini bertahan selama 50 tahun sebelum
Rumus-rumus Kekulé untuk benzena, yang menunjukan tiga ikatan rangkap dan
bukan lingkaran dalam cincin, tidak menjelaskan kestabilan yang unik dari cincin
banyaknya elektron pi dengan cepat. Sehubungan dengan teori resonansi formula ini
sangat berguna, oleh karena itu rumus Kekulé digunakan dalam membahas reaksi- reaksi
benzene.
H H
C C
H C C H
C C
H H
Benzen pada tahun 1865 Benzen pada tahun 1872 Benzen pada
tahun 1940
Perhatikan orbital molekul π benzena. Benzen mempunyai enam karbon sp² dalam
sebuah cincin. Cincin itu datar adan tiap atom karbon memiliki orbital p tegak lurus
enam orbital molekul π. Bila diperhatikan keenam orbital molekul yang mungkin bagi
benzene, akan nampak bahwa representasi awan pi aromatic sebagai suatu “donat
rangkap” barulah mewakili (menyatakan) satu, π1 dari enam orbital molekul itu. Dalam
orbital π1 ini, keenam orbital p dari benzena bersifar sefase (in phase) dan tumpang
tinduh secara sama. Orbital ini berenergi terendah karena tidak memiliki simpul (node)
inti-inti karbon. Kedua orbital bonding inibersifat berdegenerasi (berenergi sama) dan
energi itu lebih tinggi daripada energi orbital molekul π1. Benzena dengan enam elektron
p, mengisi orbital-orbital π1, π2, dan π3 masing-masing dengan sepasang elektron. Maka
Π6*
*
Π4 Π5* orbital antibonding
E Π2* Π3*
Π1* orbital bonding
π 4* ( 2 simpul ) π 4* ( 2 simpul )
π2 ( 1 simpul ) π3 (1 simpul)
π1 ( tidak simpul, keenam orbital p
tidak sefase )
bangun segi enam, “orbital p yang hilang dalam π 3 dan π 5 sisebabkan oleh simpul pada
posisi-posisi itu. ( tanda + dan – adalah tanda matematis untuk fase, bukan muatan
listrik).
Bersama dengan ketiga orbital ini, dalam benzene terdapat tiga orbital antibonding.
*
Dua dari orbital antibonding ini ( π 4 dan π 5* ) masing-masing memiliki dua simpul, dan
*
orbital berenergi tinggi ( π 6 ) memiliki tiga simpul. Ingat baha suatu simpul adalah
daerah dengan rapatan elektron sangat rendah. Sebuah orbital molekul dengan sebuah
simpul di antara inti-inti atom memiliki energi yang lebih tinggi daripada orbital molekul
yang tidak bersimpul diantara inti-inti. Perhatikan bahwa bila maju dari π 1 ke π 6*, maka
banyaknya sumpul akan bertambah; ini merupakan penjelasan mengapa energi yang
Jika benzene benar-benar memiliki tiga ikatan tunggal dan ikatan ganda,
seperti pada struktur Kekule, kita akan melihat tiga ikatan pendek (1.34 A) dan tiga
ikatan panjang (1.48 A, mungkin seperti pada 1.3 butadiene). Sebenarnya, studi
difraksi sinar z menunjukkan bahwa enam ikatan karbon-karbon pada benzene sama
dan memiliki panjang 1,39 A, dan merupakan intermediasi antara ikatan tunggal dan
ganda.
Benzena memiliki rumus molekul C6H6. Dilihat dari komposisi dasarnya dan berat
Pada tahun 1858, August Kekule (dari Universitas Bonn) mengemukakan bahwa
atom karbon dapat berikatan dengan atom lainnya membentuk suatu rantai. Kemudian,
pada tahun 1865, ia menawarkan jawaban untuk pertanyaan mengenai benzena di atas,
“ Saya telah menulis dalam buku pelajaran saya, tetapi pekerjaan tersebut tidak
memberikan perkembangan; ide saya berada di tempat lain. Saya memutar kursi saya dan
tertidur sejenak. Sekali lagi atom-atom berloncatan di depan mata saya. Saat ini
kelompok kecil yang sederhana berada dalam keadaan dasar. Mata batin saya,
menterjemahkan lebih tajam bayangan berulang macam ini, sekarang dapat terlihat
dengan jelas struktur yang lebih besar dari berbagai macan konformasi; baris panjang,
terkadang dengan lebih teliti mencocokkan satu sama lain.; semua berliku dan berputar
dalam jalurnya seperti pergerakan. Tetapi lihat! Apakah itu? Salah satu dari rantai berliku
berikatan dengan ekornya dan berputar-putar di depan mata saya. Seperti ketika ada
sorotan cahaya, saya terbangun; ... Saya menghabiskan waktu istirahat malam saya
dengan memikirkan konsekuensi dari hipotesis tersebut. Biarkan kami belajar untuk
bermimpi, menjadi gentlemen, dan barangkali kami akan belajar tentang kebenaran.”
Struktur Kekule dari benzena diwakilkan dengan gambar I. Struktur lainnya yang
tentu konsisten dengan rumus C6H6, sebagai contoh gambar II-V. Dari semua ini, struktur
Kekule telah disetujui sebagai struktur yang paling memuaskan; hal ini dikenal dengan
Hanya satu bromobenzena (C6H5Br) yang terbentuk ketika satu atom hirdogen (H)
tergantikan oleh atom brom (Br). Demikian pula hanya satu klorobenzena (C 6H5Cl) atau
satu nitrobenzena (C6H5NO2), dan lain sebagainya yang mungkin terbentuk. Kenyataan
ini menempati sebuah keterbatasan sederhana dari struktur benzena. Setiap atom
hidrogen harus benar-benar ekivalen dengan atom hidrogen lainnya, sehingga ketika
Struktur V pada gambar sebagai contoh yang harus ditolak, karena struktur tersebut
akan menghasilkan dua isomer derivatif monobromo yaitu senyawa 1-bromo dan 2-
bromo yang atom-atom hidrogennya tidak ekivalen. Alasan yang serupa tertuju pula
untuk struktur II dan III, begitu pula dengan ketidakpuasan strukturnya. Dari pertanyaan
berapa banyak produk monosubstitusi yang dapat dihasilkan dari setiap struktur?.
batas lebih lanjut dari pilihan kita akan struktur benzena. Sebagai contoh, gambar IV
haruus ditolak berdasarkan pertanyaan berapa banyak produk disubstitusi yang dapat
Dari awal, struktur I terlihat konsisten dengan fakta ini, kita mengira terdapat tiga
Ditemukan bahwa terdapat dua isomer dari 1,2-dibromo (gambar VI dan VII), perbedaan
yang dinamis: “... Bentuk yang berputar-putar di depan mata saya...”. August Kekule
menggambarkan hal itu dalam dua struktur yaitu struktur VIII dan IX, yang mewakili
Di sisi lain, dipercaya bahwa Kekule telah diantisipasi dengan intuisi oleh sekitar
75 tahun kehadiran konsep penempatan elektron dan dua gambar (VIII dan IX) sebagai
suatu gambaran sederhana bahwa tidak satu pun gambar yang menunjukan kepuasan.
Sudah sepantasnya, istilah “struktur Kekule” datang untuk menunjukan suatu hipotesis
Tetapi masih ada beberapa fakta yang belum dipenuhi oleh struktur ini. Sebagian besar
luar biasa pada cincin benzena. Yang paling mendasar bukti kestabilan ini ditemukan
Benzena lebih banyak mengalami proses substitusi daripada adisi. Struktu Kekule
sikloheksadiena dan sikloheksena, untuk mengalami reaksi adisi dengan mudah seperti
sifat khas struktur alkena. Sebagai contoh tabel dibawah, dibawah kondisi yang
menyebabkan alkena mengalami adisi dengan cepat, reaksi benzena berjalan sangat
lambat.
Sebagai pengganti reaksi adisi, benzena mengalami suatu reaksi yang baru,
Reaksi Benzena
Pada setiap reaksi diatas sebuah atau sekolompok atom mengalami reaksi subtitusi
untuk salah satu atom hidrogen dari benzena. Produk yang dapat dihasilkannya sendiri
merupakan subtitusi lanjutan dari jenis yang sama. Pada kenyataannya reaksi tersebut
menunjukan sifat dari benzena yang menandakan pula sifat dari struktur benzena.
Hal ini menunjukan bahwa benzen akan melawan reaksi subtitusi, dimana sistem
cincin benzen akan menghancurkan reaksi tersebut, sedangkan pada saat bersamaan
reaksi tersebut juga siap mengalami reaksi subtitusi dimana sistem cincin benzen tersebut
mengandung tiga ikatan rangkap yang berselang-seling dengan tiga ikatan tunggal, tanpa
delokalisasi elektron-pi apapun, diharapkan kalor hidrogenasinya akan sebesar 3 x 28,6 =
85,8 kkal/mol. Ternyata benzene hanya membebaskan 49,8 kkal/mol, bila dihirogenasi.
+ + H2 P2 + 28,6 kkal/mol
Sikloheksena Sikloheksana
+ 3 H2 P2 + 49,8 kkal/mol
225ºC, 33 atm
Benzena Sikloheksana
dengan hidrogenasi senyawa hipotesis, sikloheksatriena. Oleh sebb itu, benzena dengan
rangkap yang terisolasi. Selisih energi antara benzena dan sikloheksatriena adalah energi
resonansi benzena. Energi resonansi adalah energi yang hilang (kestabilan yang
diperoleh) dengan adanya delokalisasi penuh elektron-elektron sistem pi. Besaran ini
merupakan ukuran tambahan kestabilan aromatik itu bila dibandingkan dengan sistem
lokalisasi.
Energi resonansi benzena dalam arti reaktivitas kimia yaitu diperlukan lebih
banyak energi dalam suatu rekasi dimana akan hilang karakter aromatik dari cincin itu.
Salah satu contoh reaksi adalah hidrogenasi. Alkena dapat dihidrogenai pada temperature
kamar dan tekanan atmosfer, sedangkan benzena menuntuk temperature dan tekanan
tinggi. Benzena juga tidak menjalani kebanyakan reaksi yang khas untuk alkena.
Misalnya benzena tidak dapat diadisi oleh HX atau X2, merupakan dioksidasi oleh
larutan KMnO4.
E. RESONANSI STRUKTUR BENZENA
Struktur Kekule benzene, walau tidak memuaskan tetapi digunakan oleh para
ahli kimiawi sampai tahun 1945. Saat itu, struktur yang diterima tidak muncul dari
penemuan fakta baru tentang benzene, tetapi merupakan hasil dari perpanjangan
atau modifikasi teori struktural; perpanjangan ini adalah konsep resonansi (bagian
6.2.3).
Struktur Kekule I dan II, yang kita kenali segera, memenuhi kondisi resonansi;
struktur yang hanya berbeda dalam pengaturan elektron benzena adalah suatu hibrid
I dan II. Karena I dan II tepat ekuivalen, dan arena itu sama stabilitasnya, mereka
membuat kontribusi sama pada hibrid. Dan juga karena I dan II tepat ekuivalen,
panjang enam ikatan adalah sama karena enam ikatan adalah sama; mereka adalah
satu setengah ikatan dan panjangnya, 1.39 A, adalah intermediai antara panjang
sama, maka tidak ada lagi kesulitan dalam memperhitungkan jumlah produk isomer
disubstitusi. Adalah jelas bahwa sebaiknya hanya tiga, yang sesuai dengan
eksperimen.
Akhirnya, stabilitas yang tidak biasa dari benzena tidak biasa sama sekali: ini
adalah yang kita harapkan dari struktur ekuivalen hibrid, 36 kkal energi yang tidak
adalah 36 kkal energi resonansi yang bertanggung jawab untuk rangkaian sifat baru
Reaksi adisi mengubah suatu info alken menjadi senyawa jenuh yang lebih
produk itu ada pada 28.6 kkal lebih rendah daripada reaktan pada skala energi.
Tetapi adisi itu akan mengkonversi benzena ke dalam produk yang kurang
menurut gambar di atas tahapan pertama hidrogenasi benzena memerlukan 5.6 kkal
Konsekuensiny adalah mudah untuk reaksi benzena mengambil jalan yang sangat
berbeda, salah satunya dimana sistem ring yang dipertahankan adalah substitusi.
Untuk mudahkan, kami mewakili cincin benzen dengan segi enam teratur berisi
lingkaran. Hal ini dipahami bahwa setiap atom hidrogen digambarkan pada setiap sudut
segi enam kalau ada atom lain atau grup sebagai penanda.
Gambar I mewakili sebuah resonansi hibrid dari struktur kekule II dan III. Garis
tegak lurus untuk menggambarkan ikatan sigma yang bergabung dengan ikatan karbon.
sudut pandang lain, garis tegak lurus untuk ikatan tunggal dan cincin untuk mewakili
ikatan rangkap.
ekivalen dengan ikatan karbon lainnya. Kehadiran cincin tersebut untuk membedakan
cincin benzen dari cincin sikloheksana, dimana saat ini sering diwakili dengan segi enam
sederhana.
Tidak ada persetujuan yang lengkap diantara ahli kimia mengenai bagaimana cara
mewakili cincin benzen. Pelajar menganggap bahwa hal itu merupakan salah satu dari
struktur kekule.
Benzen merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa aromatik, yaitu
senyawa yang cukup distabilkan delokalisasi elektron-pi. Energi resonansi suatu senyawa
Cara yang paling mudah untuk menentukan apakah suatu senyawa itu aromatik
adalah dengan menentukan posisi absorbs dalam spectrum nmr oleh proton yang terkait
pada atom-atom cincin. Proton yang terikat kearah luar cincin aromatik sangat kurang
N
Benzena Piridina Naftalena
δ CH aromatik, ppm : 7,3 7,1 – 8,5 7,3 - 7,8
CH3 CH = CH CH3
Segi-segi struktur manakah yang penting agar sebuah molekul bersifat aromatik?
Dua criteria pertama adalah bahwa molekul itu harus siklik dan datar. Syarat ketiga, tiap
atom cincin-cincin harus memiliki orbital p tegak lurus pada bidang cincin. Jika suatu
sistem tidak memenuhi kriteria ini, maka tidak mungkin terjadi delokalisasi penuh
elektron pi. Rumus ikatan valensi dari suatu senyawa aromatik biasanya menunjukkan
suatu cincin dengan ikatan tunggal berselang-seling dengan ikatan rangkap. Namun
terdapat kasus-kasus senyawa organik siklik dengan ikatan tunggal dan rangkap
senyawa semacam itu. Siklooktatetraena Bereaksi adisi dengan hidrogen halida dan
dengan halogen. Reaksi-reaksi ini bersifat khas untuk alkena, tetapi tidak khas untuk
benzena dan senyawa aromatik lain. Siklooktatetraena tidak berbentuk datar, tetapi telah
H H
H H H H
H H
Siklooktatetraena
harus ditinjau kriterium keempat untuk aromatisitas, yang biasanya disebut aturan
hűckel.
1. Aturan Hűckel
Pada tahun 1931 seorang ahli kimia ( Jerman ) Erick Hűckel, mengusulkan bahwa
untuk menjadi aromatik, suatu senyawa yang datar, monosiklik ( satu cincin ) harus
aturan Hűckel, suatu cincin dengan elektron pi sebanyak 2, 6, 10 atau 14 dapat bersifat
aromatik, tetapi cincin dengan 8 atau 12 elektron pi tidak dapat bersifat aromatik.
aromatisitas.
(4n + 2) 4n
n=1 n=2
Aromatik Tak aromatic
Mengapa suatu senyawa monosiklik dengan enam atau sepuluh elektron pi bersifat
pada banyaknya elektron pi terhadap (versus) banyaknya orbital pi yang tersedia. Agar
bersifat aromatik, semua elektron pi-nya harus berpasangan. Sistem ini akan
tercapainya stabilisasi aromatik. Jika beberapa orbital pi tidak terisi (artinya, ada electron
yang tidak berpasangan), tumpang tindih belum maksimum dan senyawa itu tidak
aromatik.
Π8*
antibonding
Π6* Π7*
Π4* Π5* nonbonding
E
Π2* Π3*
Π1* bonding
2. Ion Siklopentadiena
Siklopentadiena adalah suatu diena konjugasi dan tidak aromatik. Alasan utama
mengapa tidak aromatik adalah bahwa satu atom karbonnya adalah sp3 tidak sp2. Karbon
sp3 ini tidak mempunyai orbital p untuk ikut berikatan pi. Tetapi bila diganti satu ion
hidrogen dari dalam siklopentadiena, maka hidrodisasi karbon tersebut akan berubah
menjadi sp2 dan akan memiliki orbital p yang berisi sepasang elektron.
– H+
H H H H
Siklopentadiena anion
Siklopentadienil
Semua atom karbon dari kation siklopentadiena juga akan bersifat sp2.
H H H+ karbon sp2
H H H H
– H:-
H H H H
Kation
Siklopentadienil
Apakah salah satu atau kedua ion ini bersifat aromatik? Masing-masing ion
Memiliki lima orbital molekul π (terbentuk dari lima orbital P, satu per karbon). Anion
siklopentadienil dengan enam electron pi (4n +), mengisi tiga orbitalnya dan semua
elektron pi ini berpasangan. Maka anion itu bersifat aromatik. Tetapi kation itu hanya
mempunyai empat elaktron pi (4n) yang harus mengisi tiga orbital. Maka elektron pi ini
tidak semua dapat berpasangan. Jadi kation itu tidak bersifat aromatik.
Duae-
tanpa e-
e e
- - e e
e e - -
- - e
-
e
e -
- e
-
Bersifat aromatik
Π4* Π5*
Π1*
+
Tidak bersifat aromatik
E
Π4* Π5*
Π1*
Siklopentadiena bersifat asam lebih kuat daripada kebanyakan hidrokarbon lain
karena anionnya bersifat aromatik dan karenanya tak terstabilkan secara resonansi.
Meskipun siklopentadiena tidak sekuat suatu asam karboksilat, diena ini bersifat donor
proton dalam kehadiran suatu basa kuat (pK a suatu siklopentadiena = 16, serupa dengan
pKa alkohol. Berbeda sekali dengan pKa siklopentana yang sebesar 50.
bersifat asam
H H H + CH3OH
+ CH3O-
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai senyawa benzena dan aromatisitas di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
H H
C C
H C C H
C C
H H
Benzen pada tahun 1865 Benzen pada tahun 1872 Benzen pada
tahun 1940
Struktur Kekule
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada benzena yaitu reaksi nitrasi, sulfonasi, halogenasi,
Ciri-ciri senyawa aromatik diantaranya yaitu memenuhi aturan Huckel dan memiliki salah
Fessenden & Fessenden. 1989. Kimia Organik. Jilid 1, edisi ketiga. Penerbit Erlangga :
Jakarta.
Morrison R.T. & Boyd R.M. 1986. Organic Chemistry 5 th edition. Allyn and Bacon Inc :
Boston.